Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH

Ely Zainudin
Universitas Islam nahdlatul Ulama Jepara
pasca@unisnu.ac.id

Abstract
This research describes the development of Islam during the Umayyah period. The focus
of this research is to find out the history of the establishment of the Umayyah, Islamic
civilization during the Umayyah era, and the causes of the decline and destruction of the
Umayyah. The result was that the Umayyah dynasty was taken from the name Umayyah
Ibn 'Abdi Syams Ibn' Abdi Manaf, this dynasty was actually initiated since the leadership
of the khalifah Utsman bin Affan but only then was successfully declared and gained
recognition of sovereignty by all the people after khalifah Ali was killed and Hasan ibn
Ali who appointed by the Muslims in Iraq to hand over power to Muawiyah after
conducting negotiations and agreements. The unity of the Muslim ummah in one
leadership at that time was called the year of the jama'ah ('Am al Jama'ah) in 41 H (661
AD). And the decline and destruction of the Umayyah dynasty was caused by many
factors, including: the struggle for power between the royal family, prolonged conflict
with the Shi'a and Khawarij opposition groups, ethnic conflict between North Arab and
South Arab tribes, the inadequacy of the khalifah in leading the government and their
tendency to live in luxury, the overthrow of the Bani Abbas who were fully supported by
the Bani Hashim, the Shi'ah, and the Mawali group.
Keywords: Islam development, Umayyah Era

Abstrak:
Penelitian ini mendeskripsikan Perkembangan Islam Pada Masa Bani Umayyah.
Fokus penelitian ini untuk mengetahui sejarah berdirinya Bani Umayyah,
peradaban islam pada masa Bani Umayyah, dan sebab kemunduran dan
keruntuhan Bani Umayyah. Hasilnya adalah Dinasti umayyah diambil dari nama
Umayyah Ibn ‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis
semenjak masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan namun baru kemudian
berhasil dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan kedaulatan oleh seluruh
rakyat setelah khalifah Ali terbunuh dan Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum
muslimin di Irak menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan
perundingan dan perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan
pada masa itu disebut dengan tahun jama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661
M). Dan kemunduran dan kehancuran Dinasti Bani Umayyah disebabkan oleh
banyak faktor, dinataranya adalah: perebutan kekuasaan antara keluarga kerajaan,
konflik berkepanjagan dengan golongan oposisi Syi’ah dan Khawarij,
pertentangan etnis suku Arab Utara dan suku Arab Selatan, ketidak cakapan para
khalifah dalam memimpin pemerintahan dan kecenderungan mereka yang hidup
mewah, penggulingan oleh Bani Abbas yang didukung penuh oleh Bani Hasyim,
kaum Syi’ah, dan golongan Mawali.
Kata kunci: Perkembangan Islam, Masa Bani Umayyah.

A. Latar Belakang umat islam. Pada periode Ali dan


Dengan berakhirnya Khalifah sebelumnya, pola
kekuasaan khalifah Ali bin Abi kepemimpinan masih mengikuti
Thalib, maka lahirlah kekuasan bani keteladanan Nabi. Para khalifah
Umayyah sebagai penerus pemimpin dipilih melalui proses musyawarah

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 28


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

dan kesepakatan bersama. Ketika pemerintahan Bani Umayyah, maka


mereka menghadapi kesulitan- pada kesempatan kali ini pemakalah
kesulitan, maka mereka mengambil akan membahas sekelumit tentang
kebijakan langsung melalui Dinasti Umayyah.
musyawarah dengan para pembesar
yang lainnya. B. Sejarah Berdirinya Bani Umayyah.
Berbeda dengan pemerintahan Nama Dinasti Bani Umayah
Khulafaur Rasyidin, bentuk diambil dari Umayah bin Abd Al-
pemerintahan bani Umayyah adalah Syam, kakek Abu Sufyan. Umayah
berbentuk kerajaan, kekuasaan segenerasi dengan Abdul Muthalib,
bersifat feudal (penguasaan kakek Nabi Muhammad Saw dan Ali
tanah/daerah/wilayah, atau turun bin Abi Thalib. Dengan demikian, Ali
menurun). Untuk mempertahankan bin Abi Thalib segenerasi pula
kekuasaan, khilafah berani bersikap dengan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
otoriter, adanya unsur kekerasan, Ali bin Abi Thalib berasal dari
diplomasi yang diiringi dengan tipu keturunan Bani Hasyim sedangkan
daya, serta hilangnya musyawarah Mu’awiyah berasal dari keturunan
dalam pemilihan khilafah. Bani Umayah. Kedua keturunan ini
Dinasti bani Umayyah merupakan orang-orang yang
merupakan kerajaan Islam pertama berpengaruh dalam suku Quraisy.1
yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Cikal bakal berdirinya dinasti
Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini Umayyah dimulai ketika masa
dilakukannya dengan cara menolak khalifah Ali. Pada saat itu Mu’awiyah
pembai’atan terhadap khalifah Ali bin yang menjabat sebagai gubernur di
Abi Thalib, kemudian ia memilih Damaskus yang juga masih kerabat
berperang dan melakukan perdamaian Utsman menuntut atas kematian
dengan pihak Ali dengan strategi Ustman.
politik yang sangat menguntungkan Dengan taktik dan
baginya. kecerdikannya, ia mempermainkan
Terlepas dari persoalan sistim emosi umat islam. mu’awiyah tidak
pemerintahan yang diterapkan, mau menghormati ali, dan
sejarah telah mencatat bahwa Dinasti menyudutkannya pada sebuah dilema:
Umayyah adalah Dinasti Arab menyerahkan para pembunuh
pertama yang telah memainkan Utsman, atau menerima status sebagi
perang penting dalam perluasan orang yang bertanggung jawab atas
wilayah, ketinggian peeradaban dan pembunuhan itu, sehingga ia harus
menyebarkan agama Islam keseluruh diturunkan dari jabatan khalifah.2
penjuru dunia, khususnya eropa,
1
sampai akhirnya dinasti ini menjadi Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah
Peradaban Islam, (Padang IAIN-IB Press, jilid
adikuasa. 1, Cet ke-2, 2002) hal. 83.
2
Melihat pentingnya Philip K. Hitti, History Of The Arabs,
pembelajaran mengenai corak (Jakarta :Serambi Ilmu Semesta, 2013) hal. 224-
225.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 29


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

Dari perselisihan tersebut Kedudukan Ali sebagai


terjadilah peperangan antara Ali dan khalifah kemudian dijabat oleh
Mu’awiyah. Peperangan tersebut anaknya Hasan selama beberapa
dikenal sebagai perang Siffin, karena bulan. Namun, karena Hasan ternyata
terjadi di daerah bernama Siffin. lemah, sementara Mu’awiyah
Dalam pertempuran itu semakin kuat, maka Hasan membuat
hampir-hampir pasukan Muawiyyah perjanjian damai. Perjanjian ini dapat
dikalahkan pasukan Ali, tapi berkat mempersatukan umat islam kembali
siasat penasehat Muawiyyah yaitu dalam satu kepemimpinan politik, di
Amr bin 'Ash, agar pasukannya bawah Mu’awiyah ibn Sufyan.5
mengangkat mushaf-mushaf Al Dengan meninggalnya Ali
Qur'an di ujung lembing mereka, (661), pemerintahan yang dapat kita
pertanda seruan untuk damai dan sebut sebagai periode ke khalifahan
melakukan perdamaian (tahkim) republic-dimulai sejak ke khalifahan
dengan pihak Ali dengan strategi abu Bakar (623)-telah berakhir.
politik yang sangat menguntungkan Empat khalifah pada masa ini dikenal
Mu’awiyah.3 oleh para sejarawan Arab sebagai al-
Bukan saja perang itu berakhir Rasyidin. Pendiri khalifah kedua,
dengan Tahkim Shiffin yang tidak Mua’awiyah dari keluarga Umayyah,
menguntungkan Ali, tapi akibat itu menunjuk putranya sendiri, Yazid,
pula kubu Ali sendiri menjadi sebagai penerusnya sehingga ia
terpecah dua yaitu yang tetap setia menjadi seorang pendiri sebuah
kepada Ali disebut Syiah dan yang dinasti. Dengan demikian, konsep
keluar disebut Khawarij. Sejak pewarisan kekuasaan mulai
peristiwa itu, Ali tidak lagi diperkenalkan dalam suksesi
menggerakkan pasukannya untuk kekhalifahan, dan sejak itu tidak
menundukkan Muawiyyah tapi pernah sepenuhnya ditinggalkan.
menggempur habis orang-orang Kekhalifahan Umayyah adalah
Khawarij, yang terakhir terjadi dinastu (Mulk) pertama dalam sejarah
peristiwa Nahrawan pada 09 Shafar islam.6
38 H, dimana dari 1800 orang Berikut nama-nama ke 14
Khawarij hanya 8 orang yang selamat khalifah Dinasti Bani Umayyah yang
jiwanya sehingga dari delapan orang berkuasa:
itu menyebar ke Amman, Kannan, 1. Muawiyah bin Abi Sufyan (41-60
Yaman, Sajisman dan ke Jazirah H/661-680 M)
Arab.4 Pada Ali terbunuh oleh 2. Yazid bin Muawiyah (60-64
seorang anggota khawarij. H/680-683 M)

3 5
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hal. 103. Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet-16,
4
Ahmad al-Usairi, Sejarah Islam Sejak 2004) hal. 40.
6
Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta: Philip K. Hitti, History Of The Arabs.
Akbar Media Sarana, 2003) hal.176. hal. 229.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 30


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

3. Muawiyah bin Yazid (64-65 perubahan-perubahan lain di bidang


H/683-684 M) sosial politik, keagamaan, intelektual
4. Marwan bin Hakam (65-66 dan peradaban.8
H/684-685 M) Pemindahan ibukota dari
5. Abdul Malik bin Marwan (66-86 Madinah ke Damaskus
H/685-705 M) melambangkan zaman imperium baru
6. Walid bin Abdul Malik (86-97 dengan menggesernya untuk selama-
H/705-715 M) lamanya dari pusat Arabia, yakni
7. Sulaiman bin Abdul Malik (97- Madinah yang merupakan pusat
99 H/715-717 M) agama dan politik kepada sebuah kota
8. Umar bin Abdul Aziz (99-101 yang kosmopolitan. Dari kota inilah
H/717-720 M) daulat Umayyah melanjutkan
9. Yazid bin Abdul Malik (101-105 ekspansi kekuasaan Islam dan
H/720-724) mengembangkan pemerintahan
10. Hisyam bin Abdul Malik (105- sentral yang kuat, yaitu sebuah
125 H/724-743 M) imperium Arab.9
11. Walid bin Yazid (125-126 Ekspansi yang terhenti pada
H/743-744 M) masa khalifah Usman dan Ali,
12. Yazid bin Walid (126-127 dilanjutkan kembali oleh dinasti ini.
H/744-745 M) Di zaman Muawiyah,Tuniasia dapat
13. Ibrahim bin Walid (127-127 ditaklukan. Disebelah timur,
H/745-745 M) Muawiyah dapat menguasai daerah
14. Marwan bin Muhammad (127- Khurasan sampai ke sungai oxus dan
132 H/745-750 M)7 Afghanistan sampai ke Kabul.
Angkatan lautnya melakukan
C. Peradaban Islam Pada Masa Bani serangan-serangan ke Ibukota
Umayyah Binzantium, Konstantinopel.ekspansi
Terbentuknya Dinasti ke timur yang dilakukan Muawiyah
Umayyah merupakan gambaran awal kemudian dilanjutkan oleh khalifah
bahwa umat Islam ketika itu telah Abd al-Malik. Ia mengirim tentara
kembali mendapatkan identitasnya menyebrangi sungai Oxus dan dapat
sebagai negara yang berdaulat, juga berhasil menundukkan Balkh,
merupakan fase ketiga kekuasaan Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan
Islam yang berlangsung selama lebih Markhand. Tentaranya bahkan sampai
kurang satu abad (661 - 750 M). ke India dan dapat menguasai
Perubahan yang dilakukan, tidak
hanya sistem kekuasaan Islam dari
8
masa sebelumnya (masa Nabi dan Siti Maryam (Ed), Sejarah Peradaban
Khulafaurrasyidin) tapi juga Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern,
(Yogyakarta: SPI Adab IAIN Sunan Kalijaga,
2002) hal.79.
7 9
Istian Aby Bakar, Sejarah Peradaban Harun Nasution, Islam ditinjau dari
Islam untuk perguruan tinggi islam dan umum, berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Press, jilid 1,
(UIN malang pres, Cet-1 2008) hlm.49 Cet. Ke 5, 1985) hal. 61.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 31


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

Balukhistan, Sind dan daerah Punjab Ia mulai menyerang Bordeau,


sampai ke Maltan.10 Poitiers. Dari sana ia menyerang
Ekspansi ke barat secara Tours. Namun dalam peperangan di
besar-besaran dilanjutkan di zaman luar kota Tours, al-Qhafii terbunuh,
Walid ibn Abdul Malik. Masa dan tentaranya mundur kembali ke
pemerintahan Walid adalah masa Spanyol. Disamping daerah-daerah
ketentraman, kemakmuran, dan tersebut pulau-pulau yang terdapat di
ketertiban. Umat Islam mersa hidup Laut Tengah juga jatuh ke tangan
bahagia. Pada masa pemerintahannya Islam pada zaman Bani Umayyah
yang berjalan kurang lebih sepuluh ini.11
tahun itu tercatat suatu ekspedisi Selain keberhasilan bani
militer dari Afrika Utara menuju Umayyah dalam ekspansi wilayah,
wilayah barat daya, benua Eropa, bani Umayyah juga menorehkan
yaitu pada tahun 711 M. setelah al- prestasi dalam bidang pembangunan
Jajair dan Marokko dapat ditaklukan, fisik. Pembangunan fisik tersebut
Tariq bin ziyad, pemimpin pasukan adalah:
Islam,menyeberangi selat yang 1. Membangun pos-pos serta
memisahkan antara Marokko dengan menyediakan kelengkapan
benua Eropa, dan mendapat di suatu peralatannya.
tempat yang sekarang dikenal dengan 2. Membangun jalan raya.
nama Gibraltar (Jabal Tariq). 3. Mencetak mata uang.
Tentara Spanyol dapat 4. Membangun panti asuhan.
ditaklukkan. Dengan demikian 5. Membangun gedung
Spanyol menjadi sasaran ekspansi pemerintahan.
selanjutnya. Ibu kota Spanyol, 6. Membangun mesjid.
Kordova, dengan cepat dikuasai. 7. Membangun rumah sakit.
Menyusul kota-kota lain seperti 8. Membangun sekolah studi
12
Seville, Elvira dan Toledo yang kedokteran.
dijadikan ibu kota Spanyol yang baru
setelah jatuhnya Kordova. Pada saat D. Kemunduran dan Runtuhnya Bani
itu, pasukan Islam memperoleh Umayyah
kemenangan dengan mudah karena Dinasti Bani Umayyah
mendapat dukungan dari rakyat mengalami masa kemunduran,
setempat yang sejak lama menderita ditandai dengan melemahnya sistem
akibat kekejaman penguasa. politik dan kekuasaan karena banyak
Di zaman Umar bin Abdul persoalan yang dihadapi para
Aziz, serangan dilakukan ke Prancis penguasa dinasti ini. Diantaranya
melalui pegunungan Piranee.
Serangan ini dipimpin oleh
Abdurahman ibn Abdullah al-Ghafiqi. 11
Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Islam.hal.44.
10 12
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Jousouf Souyb, Sejarah Umayyah,
Islam.hal.43. (Jakarta: Bulan Bintang, , 1977) hal.236.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 32


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

adalah masalah polotik, ekonomi, dan 4. Banyaknya gerakan


sebagainya.13 pemberontakan selama masa-masa
Adapun sebab-sebab pertengahan hingga akhir
kemunduran dinasti Bani Umayyah pemerintahan Bani Umayyah.
adalah sebagai berikut: Usaha penumpasan para
1. Khalifah memiliki kekuasaan yang pemberontak menghabiskan daya
absolute. Khalifah tidak mengenal dan dana yang tidak sedikit,
kompromi. Menentang khalifah sehingga kekuatan Bani Umayyah
berarti mati. Contohnya adalah mengendur.
peristiwa pembunuhan Husein dan 5. Pertentangan antara Arab Utara
para pengikutnya di Karbala. (Arab Mudhariyah) dan Arab
Peritiwa ini menyimpan dendam Selatan (Arab Himariyah) semakin
dikalangan para penentang Bani meruncing, sehingga para
Umayyah. Sehingga selama masa- penguasa Bani Umayah
masa kekhalifahan Bani Umayyah mengalami kesulitan untuk
terjadi pergolakan politik yang mempertahankan kesatuan dan
menyebabkan situasi dan kondisi persatuan serta keutuhan Negara.
dalam negeri dan pemerintahan 6. Banyaknya tokoh agama yang
terganggu. kecewa dengan kebijaksanaan para
2. Gaya hidup mewah para khalifah. penguasa Bani Umayah, karena
Kebiasaan pesta dan berfoya-foya tidak didasari dengan syari’at
dikalangan istana, menjadi faktor Islam.14
penyebab rendahnya moralitas Akhirnya pada tahun 750 M,
mereka, disamping mengganggu daulat Umayyah digulingkan Bani
keuangan Negara. Contohnya, Abbasiyah yang bersekutu dengan
Khalifah Abdul Malik bin Marwan Abu Muslim Al-Khurasani. Marwan
dikenal sebagai seorang khalifah bin Muhammad, khalifah terakhir
yang suka berfoya-foya dan Bani Umayyah, melarikan diri ke
memboroskan uang Negara. Sifat- Mesir, ditangkap dan dibunuh di
sifat inilah yang tidak disukai sana.15
masyarakat, sehingga lambat laun Pada akhirnya daulat Bani
mereka melakukan gerakan Umayyah runtuh dan keruntuhannya
pemberontakan untuk menjadi pelajaran bagi kaum
menggulingkan kekuasaan dinasti muslimin. Barangkali di antara sebab-
Bani Umayyah. sebabnya yang terpenting ialah
3. Tidak adanya ketentuan yang tegas dampak pembunuhan yang dilakukan
mengenai sistem pengangkatan oleh Yazid ibn Muawiyyah terhadap
khalifah. Hal ini berujung pada al-Husein, cucu Rasulullah.
perebutan kekuasaan diantara para
calon khalifah. 14
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam.
hal. 27-28.
13 15
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Badri Yatim, Sejarah Peradaban
(Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2009) hal. 26. Islam. hal.48.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 33


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

Bahwa situasi sosial politik Bersatunya ummat muslim dalam


pada masa Ali ibn Abi Thalib dan satu kepemimpinan pada masa itu
Muawiyyah tidak jauh berbeda. disebut dengan tahun jama’ah
Karena pada masa kepemimpinan (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661
mereka terjadi pemberontakan. Meski M).
pemberontakan Muawiyyah tidak Sistem pemerintahan
sebanyak pada masa Ali. Yang Dinasti Bani Umayyah diadopsi
membedakan antara keduanya adalah dari kerangka pemerintahan Persia
system pemerintahannya, di mana dan Bizantium, dimana ia
khalifah Ali menggunakan system menghapus sistem tradisional yang
demokrasi dan Muawiyyah cenderung pada kesukuan.
menggunakan system kerajaan. Pemilihan khalifah dilakukan
Bahwa pemberontakan- dengan sistem turun temurun atau
pemberontakan yang terjadi kerajaan, hal ini dimulai oleh
disebabkan karena keinginan untuk Umayyah ketika menunjuk
memperoleh kekuasaan dalam anaknya Yazid untuk meneruskan
pemerintahan. Baik itu pada masa pemerintahan yang dipimpinnya
khalifah Ali maupun bani Umayyah. pada tahun 679 M.
Selain itu juga kurangnya persatuan Selain semakin luasnya
antara umat islam itu dalam ukhuwah kekuasaan islam, pada masa
islamiyah.16 kekuasaan Umayyah yang hampir
satu abad itu juga mencapai
E. Penutup banyak kemajuan lainnya.
1. Kesimpulan Dintaranya adalah:
Dinasti umayyah diambil a. Membangun pos-pos serta
dari nama Umayyah Ibn ‘Abdi menyediakan kelengkapan
Syams Ibn ‘Abdi Manaf, Dinasti peralatannya.
ini sebenarnya mulai dirintis b. Membangun jalan raya.
semenjak masa kepemimpinan c. Mencetak mata uang.
khalifah Utsman bin Affan namun d. Membangun panti asuhan.
baru kemudian berhasil e. Membangun gedung
dideklarasikan dan mendapatkan pemerintahan.
pengakuan kedaulatan oleh seluruh f. Membangun mesjid.
rakyat setelah khalifah Ali g. Membangun rumah sakit.
terbunuh dan Hasan ibn Ali yang h. Membangun sekolah studi
diangkat oleh kaum muslimin di kedokteran.
Irak menyerahkan kekuasaanya Kemunduran dan
pada Muawiyah setelah melakukan kehancuran Dinasti Bani Umayyah
perundingan dan perjanjian. disebabkan oleh banyak faktor,
dinataranya adalah: perebutan
16
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban kekuasaan antara keluarga
Islam, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002) hal. kerajaan, konflik berkepanjagan
78.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 34


Perkembangan Islam pada Masa Bani Umayyah (Ely Zainudin)

dengan golongan oposisi Syi’ah Philip K. Hitti, History Of The Arabs,


dan Khawarij, pertentangan etnis Jakarta: Serambi Ilmu
suku Arab Utara dan suku Arab Semesta, 2013
Selatan, ketidak cakapan para Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban
khalifah dalam memimpin Islam, Bandung: Pustaka
pemerintahan dan kecenderungan Setia, 2008.
mereka yang hidup mewah, Ahmad al-Usairi, Sejarah Islam
penggulingan oleh Bani Abbas Sejak Zaman Nabi Adam
yang didukung penuh oleh Bani Hingga Abad XX, Jakarta:
Hasyim, kaum Syi’ah, dan Akbar Media Sarana, 2003.
golongan Mawali. Badri Yatim, Sejarah Peradaban
Selain itu pembunuhan Islam, Jakarta: Raja Grafindo
yang dilakukan oleh Yazid ibn Persada, Cet-16, 2004.
Muawiyyah terhadap al-Husein, Istian Aby Bakar, Sejarah Peradaban
cucu Rasulullah juga di anggap Islam untuk perguruan tinggi
menjadi salah satu foktor penyebab islam dan umum, UIN
keruntuhan dinasti Bani Umayyah. malang pres, 2008, Cet-1.
Akhirnya pada tahun 750 Siti Maryam (Ed), Sejarah
M, daulat Umayyah digulingkan Peradaban Islam Dari Masa
Bani Abbasiyah yang bersekutu Klasik Hingga Modern,
dengan Abu Muslim Al-Khurasani. Yogyakarta: SPI Adab IAIN
Marwan bin Muhammad, khalifah Sunan Kalijaga, 2002.
terakhir Bani Umayyah, melarikan Harun Nasution, Islam ditinjau dari
diri ke Mesir, ditangkap dan berbagai aspeknya, Jakarta:
dibunuh di sana. Dan dengan UI Press, jilid 1, Cet. Ke 5,
terbunuhnya Marwan bin 1985,
Muhammad maka berakhirlah Jousouf Souyb, Sejarah Umayyah,
masa kekhalifahan dinasti bani Jakarta: Bulan Bintang,
Umayyah. 1977.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam,
Semarang: PT. Karya Toha
DAFTAR PUSTAKA Putra, 2009
Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Fatah Syukur, Sejarah Peradaban
Peradaban Islam, IAIN-IB Islam, Semarang: Pustaka
Press, Padang, jilid 1, Cet Rizki Putra, 2002.
ke-2, 2002.

Jurnal Intelegensia – Vol. 03 No. 2 Juli-Desember 2015 | 35

You might also like