Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Sikap Remaja Pria Tentang Merokok Di SMK 2 Yogyakarta
Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Sikap Remaja Pria Tentang Merokok Di SMK 2 Yogyakarta
ABSTRACT
Background: The age for the initiation of smoking tends to be younger every year. The result of a study shows
that the initiation of smoking tends to be less than 20 years of age. Whereas according to another study in four
of Senior high schools of Yogyakarta randomly chosen, the proportion of male smokers (trial and active
smokers) is equal, i.e. 28.3%. There are factors which cause teenagers to smoke, one of which is personality
factor. This study observes the relationship between types of personality (extrovert, introvert and ambivert)
and attitude about smoking among male teenagers.
Objective: To identify the relationship between types of personality and attitude of male teenagers about
smoking at SMK 2 of Yogyakarta.
Method: This was a survey with cross sectional design. There were as many as 59 respondents consisted of
30 respondents of grade I and 29 respondents of grade II chosen using proportionate stratified random sampling
technique. Instruments of the study were questionnaires and data analysis used chi square at deviation=2.
Result: There were 31 students of ambivert personality (52.5 %). The majority of respondents had positive
attitude about smoking, i.e. 33 respondents (55.9%). Students of introvert personality tended to have positive
attitude as many as 14.625 times higher than those of extrovert personality. The result of data analysis showed
that X2=9.323 and p=0.009with N=59, deviation=2. W hen p<0.05 CI95%, HO was denied. Therefore since
p=0.009 and p<0.05, HO was denied. Accordingly it could be concluded that there was relationship between
types of personality and attitude of male teenagers about smoking.
Conclusion: There was relationship between types of personality and attitude of male teenagers about
smoking at SMK 2 of Yogyakarta.
adalah faktor kepribadian. Faktor kepribadian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri 2 Yogyakarta yang berjumlah 1980 siswa. Teknik
seseorang, yang berpengaruh besar dalam sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menentukan seseorang dalam mencoba dan proportionate stratified random sampling. Jumlah
mengkonsumsi rokok. Faktor tersebut berupa alasan sampel ditentukan dengan menggunakan nomogram
ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa Harry King.22 Sampel diambil sebanyak 59 orang
serta ingin membebaskan diri dari kebosanan. 8 yang berasal dari kelas I sebanyak 30 orang dan
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau kelas II sebanyak 29 orang. Sampel dalam penelitian
gaya atau sifat-sifat yang khas dikaitkan dengan diri ini adalah remaja pria yang berusia 15-18 tahun.
seseorang.9 Jung C.G. membagi tipe kepribadian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tipe
menjadi ekstrovert dan introvert. Orang dengan tipe kepribadian untuk membedakan tipe kepribadian
kepribadian ekstrovert memiliki beberapa ciri antara responden dan kuesioner sikap untuk mengetahui
lain mereka mengungkapkan perasaan- sikap responden terhadap merokok. Instrumen telah
perasaannya, ideal-idealnya; perasaannya dapat diujicobakan pada 25 siswa SMK 2 Yogyakarta.
berubah dari satu situasi ke situasi lain dan dari satu Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan
orang ke orang lain; serta berbuat sedikit sekali untuk kuesioner. Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti
dirinya. Ekstrovert terpacu karena keberadaan orang terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang
lain, dan menjadi ‘layu’ atau ‘pudar’ bila sendirian. maksud dan tujuan penelitian serta cara pengisian
Orang dengan tipe kepribadian introvert, memiliki ciri- kuesioner kemudian peneliti membagikan kuesioner.
ciri antara lain menjauhkan diri dan tidak mudah Data-data dari kuesioner dianalisis
bergabung dengan orang lain, rasional, dapat menggunakan teknik statistik chi square untuk
mengontrol tindakannya dan tidak mampu menguji hipotesis ada tidaknya hubungan antara tipe
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. 10 kepribadian dengan sikap remaja tentang merokok.
SMK 2 Yogyakarta terletak di tengah Kota Peneliti melakukan kegiatan pengolahan data dengan
Yogyakarta tepatnya di Jalan A.M Sangaji. Lokasi bantuan komputer yaitu melakukan skoring,
sekolah yang strategis memungkinkan para menyusun data dalam bentuk tabel, kemudian
siswanya mendapatkan informasi yang memadai menghitung data dalam jumlah dan
mengenai berbagai bidang ilmu. Dari hasil studi mengklasifikasikan responden berdasarkan skor
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 yang dimiliki kemudian peneliti membuat
Agustus 2007 diketahui bahwa setiap tahun kesimpulannya.
diadakan pendidikan tentang kesehatan terutama
mengenai reproduksi, rokok dan narkoba. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyuluhan kesehatan biasanya diberikan pada 1. Karakteristik responden
Masa Orientasi Siswa (MOS). Penyuluhan Siswa SMK 2 Yogyakarta yang mengisi kuesioner
kesehatan biasanya dikaitkan dengan penjelasan untuk penelitian ini adalah 59 orang, yang terdiri dari
tentang tata tertib sekolah. Instansi tertentu seperti 30 orang kelas I dan 29 orang siswa kelas II.
dari pihak kepolisian juga turut memberikan
Tabel 1. Gambaran karakteristik responden
penyuluhan kesehatan pada perwakilan siswa. Pihak berdasarkan kelas
sekolah telah menetapkan larangan untuk merokok Karakteristik Jumlah Persentase (%)
bagi para siswa di sekolah dan menetapkan hukuman Kelas I 30 50,85
Kelas II 29 49,15
bagi siswa yang melanggar. Hukuman yang diberikan Total 59 100
seperti membersihkan kamar mandi sekolah hingga
pemanggilan orang tua ke sekolah.
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang
BAHAN DAN CARA PENELITIAN berasal dari siswa kelas I jumlahnya hampir sama
Penelitian ini menggunakan metode non dengan responden yang berasal dari kelas II. Seluruh
eksperimen yaitu dengan rancangan cross sectional. responden merupakan siswa pria, karena dari hasil
Jenis penelitiannya adalah survei dengan pendekatan penelitian menunjukkan bahwa jumlah perokok lebih
kuantitatif. banyak laki-laki daripada perempuan. 3,4,5
Kemungkinan penyebabnya adalah sikap negatif laki- Tabel 3. Gambaran tipe kepribadian responden
laki terhadap merokok yang cenderung lebih kuat Tipe Kepribadian Jumlah Persentase (%)
Ekstrovert 13 22,1
dibandingkan perempuan.11 Sikap positif merupakan Introvert 15 25,4
sikap individu yang cenderung menghindari, Ambivert 31 52,5
membenci, dan tidak mendukung merokok, Total 59 100
yang menyebutkan bahwa wanita cenderung 4. Hubungan ripe kepribadian ekstrovert dan
memiliki tipe perasaan introvert. Mereka cenderung introvert dengan sikap remaja tentang
untuk menjadi sangat pendiam, dan seringkali merokok
menyimpan perasaannya dalam ketidaksadaran Tabulasi silang antara variabel tipe kepribadian
kolektif, sedangkan pria cenderung memiliki tipe ekstrovert dan introvert dengan sikap terhadap
sensasi ekstrovert. Mereka lebih berorientasi pada merokok dapat dilihat pada Tabel 5.
realitas dan menghindari pemikiran serta Tabel 5. Crosstabs tipe kepribadian dengan sikap
perenungan.10 terhadap merokok
Sikap Jumlah
Tipe
3. Gambaran sikap responden terhadap Kepribadian
Positif Negatif
f %
merokok f % f %
Ekstrovert 4 6,8 9 15,3 13 22,1
Sikap responden terhadap merokok diukur Introvert 13 22,0 2 3,4 15 25,4
menggunakan kuesioner sikap dengan menghitung Ambivert 16 27,1 15 25,4 31 52,5
Jumlah 33 55,9 26 44,1 59 100
skor responden (X) yang diubah menjadi skor T. Dari
analisis data diperoleh nilai mean sebesar 130,57 Sumber: data primer
dan standar deviasi sebesar 165,93. Setelah nilai
mean dan standar deviasi diketahui, maka skor Berdasarkan analisis data menggunakan tes chi
masing-masing responden dapat dihitung. Mengubah square untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya
skor X menjadi skor T menyebabkan skor tersebut hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert dan
mengikuti suatu distribusi skor yang mempunyai introvert dengan sikap remaja terhadap merokok
mean sebesar T = 50 dan deviasi standar ST = 10. diperoleh harga sebesar 9,323 dan p sebesar 0,009
Berdasarkan perolehan skor T, sikap individu dapat dengan N=59 , db = 2. Menurut ketentuan statistik
dikategorikan menjadi sikap positif dan sikap negatif. apabila nilai p<0,05 dengan tingkat kepercayaan
Individu yang memiliki skor T lebih tinggi dari atau 95% maka Ho ditolak. Nilai p=0,009 dan p<0,05
sama dengan 50 dikategorikan sebagai individu yang mengindikasikan Ho ditolak. Berdasarkan hasil
mempunyai sikap positif, sedangkan individu yang analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
memiliki skor T kurang dari 50 dikategorikan sebagai hubungan antara tipe kepribadian dengan sikap
individu yang memiliki sikap negatif. Sikap positif remaja terhadap merokok.
adalah sikap individu yang cenderung untuk tidak Dalam penelitian ini, mayoritas responden
menyukai, menghindari atau membenci rokok atau memiliki sikap positif terhadap merokok. Berbeda
merokok. Sikap negatif adalah sikap individu yang dengan hasil penelitian yang menyebutkan bahwa
cenderung menyenangi, mendekati, dan mendukung mayoritas responden pria memiliki sikap negatif
merokok. terhadap merokok.11 Kemungkinan, adanya perbedaan
hasil tersebut disebabkan karena responden dalam
Tabel 4. Gambaran sikap responden
penelitian tersebut sangat kurang mendapat
terhadap merokok
Sikap merokok Jumlah Persentase
pendidikan kesehatan tentang merokok dan prevalensi
Positif 33 55,9 merokok dikalangan siswa sangat tinggi.
Negatif 26 44,1 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
Total 59 100
bahwa responden yang memiliki tipe kepribadian
Sumber: data primer ekstrovert sebagian besar memiliki sikap negatif
terhadap merokok. Sebaliknya responden yang
Berdasarkan Tabel 4 responden yang memiliki memiliki tipe kepribadian introvert sebagian besar
sikap positif terhadap merokok lebih banyak daripada memiliki sikap positif terhadap merokok. Sesuai
responden yang memiliki sikap positif terhadap dengan pendapat Sunaryo bahwa kepribadian
merokok. Kemungkinan hasil tersebut disebabkan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
oleh karena terdapat perbedaan tipe kepribadian seseorang.15 Terdapat beberapa faktor yang menjadi
responden karena sif at kepribadian akan alasan remaja merokok, salah satunya adalah faktor
mempengaruhi sikap seseorang. 15 kepribadian. Faktor kepribadian merupakan faktor
yang berasal dari dalam diri seseorang, yang positif terhadap merokok.21 Responden dengan tipe
berpengaruh besar dalam menentukan seseorang kepribadian ambivert yang memiliki sikap positif dan
dalam mencoba dan mengkonsumsi rokok. 8 responden dengan tipe kepribadian ambivert dengan
sikap negatif jumlahnya sebanding dalam penelitian
Tabel 6. Estimasi risiko tipe kepribadian
terhadap sikap merokok
ini. Kemungkinan karena individu dengan tipe
Odds 95% Convidence kepribadian ambivert memiliki karakteristik tipe
Variabel P
ratio interval kepribadian ekstrovert dan introvert secara seimbang.
Tipe Kepribadian 14,625 2,91- 97,612 0,003 Perubahan sikap seseorang ditentukan salah
Introvert
Ekstrovert satunya oleh atribut tertentu pada orang yang memiliki
sikap. Penentu perubahan sikap yang utama adalah
ciri-ciri sikap, kepribadian individu dan afiliasi
Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa kelompok. Individu cenderung menerima sikap-sikap
responden dengan tipe kepribadian introvert akan yang senada dengan kepribadiannya untuk menjadi
mempunyai risiko untuk memiliki sikap positif miliknya. Ciri-ciri sikap antara lain: ekstrem tidaknya
terhadap merokok 14,625 kali lebih besar daripada sikap, multi kompleksitas sikap, konsistensi sikap,
responden yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert. antar kaitan, konsonansi kelompok sikap, kuatnya
Salah satu ciri orang-orang dengan tipe kepribadian keinginan dan jumlah keinginan yang terpenuhi, dan
introvert adalah cenderung bertindak hati-hati dan terpusatnya nilai-nilai yang berkaitan.18 Bagi seorang
penuh perhitungan. Dalam menentukan sikap remaja, persetujuan atau kesesuaian sikap sendiri
terhadap merokok orang-orang dengan tipe dengan sikap kelompok sebaya adalah sangat
kepribadian introvert tentunya akan cenderung untuk penting untuk menjaga status afiliasinya dengan
lebih berhati-hati dan penuh perhitungan dengan teman-teman, untuk menjaga agar ia tidak dianggap
mempertimbangkan dampak yang dimiliki. Adapun “asing” dan lalu dikucilkan, sekalipun diasumsikan
orang-orang dengan tipe kepribadian ekstrovert sikap merupakan presdisposisi evaluatif yang banyak
memiliki kecenderungan untuk berspekulasi dengan menentukan bagaimana individu bertindak, akan tetapi
sembrono pada situasi yang belum dikenal dan sikap dan tindakan nyata seringkali jauh berbeda.
mereka cenderung untuk cepat melakukan tindakan Penyebabnya adalah tindakan nyata tidak hanya
tanpa pertimbangan yang matang.17 Sesuai dengan ditentukan oleh sikap semata, akan tetapi oleh
ciri-ciri tersebut ketika menentukan sikap terhadap berbagai faktor eksternal lainnya.19 Seperti halnya
merokok orang-orang dengan tipe kepribadian dengan sikap merokok dalam penelitian ini.
ekstrovert cenderung untuk sembrono dan tidak Responden penelitian ini adalah remaja berusia 15-
mempertimbangkannya dengan matang terlebih 18 tahun dan berdasarkan hasil penelitian, jumlah
dahulu. Karakteristik lain yang dimiliki oleh orang- responden yang memiliki sikap positif terhadap
orang dengan tipe kepribadian ekstrovert adalah merokok lebih banyak daripada jumlah responden
pikiran, perasaan dan tindakannya ditentukan oleh yang memiliki sikap negatif. Berdasarkan hasil
lingkungan sosial maupun non sosial di luar dirinya, tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah responden
serta mudah bergaul dan hubungan dengan orang yang tidak mendukung perilaku merokok lebih banyak
lain lancar, sedangkan orang-orang dengan tipe dibanding jumlah responden yang mendukung perilaku
kepribadian introvert memiliki karakteristik pikiran, merokok. Hasil penelitian yang lain menyebutkan
perasaan dan tindakannya ditentukan oleh faktor bahwa persentase usia dimulainya perilaku merokok
subjektif, adaptasi dengan dunia luar kurang baik, paling besar terdapat pada usia 15-19 tahun.3
jiwanya tertutup, sukar bergaul, dan sulit Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi
berhubungan dengan orang lain. Penelitian yang lain yang pengetahuan dan pengalaman diolah dalam
menyebutkan bahwa faktor paling dominan yang alam pikiran menjadi suatu ide yang sudah berbentuk
mempengaruhi sikap merokok pada remaja adalah namun belum dicetuskan dalam bentuk tindakan.
teman sebaya, kemungkinan menjadi penyebab lebih Sikap anak mengenai merokok masih dapat berubah
banyak responden dengan tipe kepribadian ekstrovert bila dia mendapatkan masukan-masukan,
yang memiliki sikap negatif daripada responden pengalaman, atau perilaku lingkungan yang positif
dengan tipe kepribadian ekstrovert dengan sikap yang tidak mendukung perilaku merokok. 20
18. Krech, D., Crutchfield, R. S., Ballachey, E. L. 20. Wawolumaya, C. Studi Pengetahuan, Sikap dan
Sikap Sosial. Pusat Pembinaan & Perilaku Merokok Pada Anak Sekolah Dasar
Pengembangan Bahasa. Jakarta. 1996. Negeri Kelas V dan VI di Dua Sekolah Dasar
19. Azwar, S. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Negeri Wilayah Jakarta Pusat 1994-1995.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2007. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia.
1996;XXVI(3):184-97.