Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Bahu Manado

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

PENGARUH TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI
DI PUSKESMAS BAHU
MANADO
Gresty N. M. Masi
Julia V. Rottie
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email : ns.grestymasi@gmail.com

Abstract: Hypertension is systolic blood pressure greater than 140 mmHg and diastolic
over 90 mmHg. In addition to pharmacological therapy, treatment of hypertension can
use nonpharmacological therapy, is one foot soak therapy warm water. The aim to
determine the effect of foot soak therapy with warm water to decrease blood pressure
in patients with hypertension at Bahu Public Health Center Manado. The samples are
patients with hypertension at Bahu Public Health Center met the inclusion criteria,
using non-random sampling technique was purposive sampling method got 17 samples.
The design using quasi experiment designs with one group time series design,
observations pretest and then treatment (foot soak therapy warm water) and posttest
observations three times. The research results based on the Friedman test showed that
P-value = 0.689 > α = 0.05, there is no difference between the systolic blood pressure
after foot soak therapy with warm water O2, O3, O4. Based on Wilcoxon test, there are
significant before and after foot soak therapy with warm water to decrease blood
pressure (P-value = 0.000). The conclusion, foot soak therapy with warm water
ineffective to decrease blood pressure in patients with hypertension at Bahu Public
Health Center Manado.
Keywords: warm water foot bath, blood pressure, hypertension, patients

Abstrak: Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik
lebih dari 90 mmHg. Selain terapi farmakologi, penatalaksanaan hipertensi dapat
menggunakan terapi nonfarmakologi salah satunya terapi rendam kaki air hangat.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan tekanan darah pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Manado.
Sampel adalah penderita hipertensi di Puskesmas Bahu yang memenuhi kriteria inklusi,
menggunakan teknik non random sampling dengan metode purposive sampling
didapatkan 17 orang. Desain penelitian menggunakan metode penelitian quasi
eksperiment designs dengan rancangan one group time series, dilakukan observasi
pretest kemudian perlakuan (terapi rendam kaki air hangat) dan observasi posttest
sebanyak tiga kali. Hasil Penelitian berdasarkan uji Friedman didapatkan bahwa P-
value = 0,689 > (α = 0,05), maka tidak terdapat perbedaan antara hasil tekanan darah
sistolik setelah terapi rendam kaki dengan air hangat O2, O3, O4. Berdasarkan uji
Wilcoxon, terdapat pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan terapi rendam kaki dengan
air hangat terhadap penurunan tekanan darah (P-value = 0,000). Kesimpulan dari
penelitian ini, terapi rendam kaki dengan air hangat tidak efektif menurunkan tekanan
darah pada pasien dengan hipertensi di Puskesmas Bahu Manado.
Kata kunci : rendam kaki air hangat, tekanan darah, hipertensi, pasien
PENDAHULUAN merupakan gaya yang diberikan
Hipertensi adalah tekanan oleh darah terhadap dinding
darah sistolik lebih dari 140 pembuluh darah akibat kontraksi
mmHg dan tekanan diastolik lebih jantung dan dipengaruhi oleh
dari 90 mmHg. Tekanan darah elastisitas dinding pembuluh
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

(Tortora & Derrickson, 2009).


Penatalaksanaan hipertensi pengaruh terapi rendam kaki
terbagi dua yaitu, terapi dengan air hangat terhadap
farmakologis dan non penurunan tekanan darah pada
farmakologis. Pengobatan pasien dengan hipertensi di
hipertensi secara non-farmakologis Puskesmas Bahu.
dapat dilakukan dengan mengubah METODE PENELITIAN
gaya hidup yang lebih sehat, salah Penelitian ini menggunakan
satunya terapi merendam kaki metode penelitian quasi
dengan air hangat yang eksperiment designs dengan
bertemperatur 39 - 40⁰C. Secara rancangan one group time series
ilmiah air hangat mempunyai (pretest one post test) (Dharma,
dampak fisiologis bagi tubuh, 2011). Dalam rancangan ini
pertama berdampak pada dilakukan observasi pertama
pembuluh darah dimana hangatnya (pretest) kemudian perlakuan
air membuat sirkulasi darah (terapi rendam kaki dengan air
menjadi lancar, menstabilkan hangat) dan observasi posttest
aliran darah dan kerja jantung serta sebanyak tiga kali. Penelitian ini
faktor pembebanan didalam air dilakukan di Puskesmas Bahu pada
yang akan menguatkan otot-otot bulan November 2016. Dalam
dan ligament yang mempengaruhi penelitian ini populasinya adalah
sendi tubuh (Lalage, 2015). seluruh penderita hipertensi di
Survey yang dilakukan peneliti Puskesmas Bahu yang berjumlah
di Puskesmas Bahu Manado 129 orang. Sampel dalam
didapatkan data pasien dengan penelitian ini adalah penderita
hipertensi cukup tinggi, dari bulan hipertensi di Puskesmas Bahu yang
Januari 2016 – September 2016 memenuhi kriteria inklusi. Dalam
terdapat 1.271 pasien dengan penelitian ini teknik pengambilan
hipertensi, diantaranya 1085 pasien sampel menggunakan teknik non
dengan hipertensi essensial, 77 random sampling dengan metode
pasien dengan hipertensi heart purposive sampling. Dalam
disease (HDH) dan 109 hipertensi penelitian ini, pengambilan sampel
lain. Sedangkan angka hipertensi yaitu menggunakan rumus
pada bulan september 2016 eksperimen berjumlah 17 orang.
mencapai 129 pasien, diantaranya Instrumen dalam penelitian ini
laki – laki 53 pasien dan yaitu pemeriksaan tekanan darah
perempuan 76 pasien. dilakukan menggunakan
Berdasarkan latar belakang sphygmomanometer dan stetoskop
ini, peneliti tertarik untuk sesuai dengan SOP, kemudian
melakukan penelitian mengenai lembar observasi yang berisi
nomor responden, nama (inisial),
umur, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, tekanan darah pre test,
kriteria hipertensi dan tekanan
darah post test.
Prosedur penelitian ini terdiri
dari tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap akhir.
Sebelum masuk ke tahap
pelaksanaan, peneliti menyediakan
alat dan bahan untuk pelaksanaan termometer air, timer, handuk kecil
intervensi terapi rendam kaki pemeriksaan tekanan darah,
dengan air hangat, seperti baskom sphygmo-manometer dan
besar, air hangat 39 - 40⁰ C, stetoskop serta SOP pemeriksaan
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

tekanan darah dan terapi rendam hangat dan pemeriksaan tekanan


kaki dengan air hangat, lembar darah (post test) dilakukan
penjelasan penelitian, surat sebanyak 3x dengan waktu yang
persetujuan menjadi responden dan sama.
lembar observasi penelitian. Pengolahan data melalui
Prosedur dari penelitian yang tahap editing, koding, dan tabulasi
dilakukan oleh peneliti setelah data dan data dianalisis melalui
mendapat rekomendasi dari analisis univariat dan analisis
Koordinator Program Studi Ilmu bivariat dengan menggunakan uji
Keperawatan Fakultas Kedokteran korelasi non parametrik uji
Universitas Sam Ratulangi Friedman untuk melihat
Manado. Langkah selanjutnya perbandingan 3 mean tekanan
peneliti menyampaikan surat darah setelah perlakuan rendam
permohonan penelitian di kaki dengan air hangat (post test)
Puskesmas Bahu sebagai tempat selama 3 kali dan menggunakan uji
penelitian. Setelah mendapat wilcoxon untuk melihat pretest dan
persetujuan kemudian mengidenti- posttest setelah terapi rendam kaki
fikasi responden penelitian sesuai dengan air hangat dengan tingkat
kriteria inklusi. Selanjutnya kemaknaan 95% (α 0,05). Etika
menjelaskan pada calon responden dalam penelitian ini yaitu peneliti
tentang tujuan dan manfaat melakukan beberapa hal yang
penelitian dan meminta berhubungan dengan informed
kesediannya untuk menjadi consent, menghormati privasi
responden. Jika calon setuju, maka responden dan kerahasiaan
responden menandatangani lembar responden.
persetujuan menjadi responden, HASIL dan PEMBAHASAN
sebelum dilakukan intevensi, Hasil Penelitian
dilakukan pengukuran tekanan Tabel 1. Distribusi frekuensi
darah disertakan pengisian hasil berdasarkan umur responden
pemeriksaan tekanan darah pre test dengan hipertensi di Puskesmas
pada lembar observasi, peneliti Bahu Manado
melakukan intervensi terapi Umur N %
rendam kaki dengan air hangat,
dengan air hangat bersuhu 39 - 40⁰ 40 – 50 tahun 2 11,8
C menggunakkan termometer air 51 – 60 tahun 7 41,2
dalam baskom dengan banyak air
setinggi 15 cm, selama 15 menit. >60 tahun 8 47,1
Setelah dilakukan intervensi,
Total 17 100
responden dilakukan pemeriksaan
tekanan darah (post test) disertai Sumber : data primer 2016
pengisian di lembar observasi.
Intervensi rendam kaki dengan air
Tabel 2. Distribusi frekuensi Tabel 3. Distribusi frekuensi
berdasarkan jenis kelamin berdasarkan pekerjaan responden
responden dengan hipertensi di dengan hipertensi di Puskesmas
Puskesmas Bahu Manado Bahu Manado
Jenis Kelamin N % Pekerjaan N %
Laki – Laki 7 41,2 Guru 1 5,9
Perempuan 10 58,8 IRT 4 23,5

Total 17 100 Pendeta 1 5,9

Sumber : data primer 2016 Pensiunan 6 35,3


PNS 3 17,6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

Swasta 1 5,9 Tabel 5. Distribusi frekuensi


berdasarkan kriteria hipertensi
Wiraswasta 1 5,9
responden dengan hipertensi di
Total 17 100 Puskesmas Bahu Manado
Kriteria N %
Sumber : data primer 2016 Hipertensi
Hipertensi 15 88,2
Tabel 4. Distribusi frekuensi
Derajat 1
berdasarkan tekanan darah sistolik
Hipertensi 2 11,8
pretest responden dengan
Derajat 2
hipertensi di Puskesmas Bahu
Manado Total 17 100
Tekanan Darah N % Sumber : data primer 2016
Sistolik Pretest
(O1) Tabel 6. Distribusi frekuensi
140 mmHg 8 47,1 berdasarkan tekanan darah sistolik
posttest (O2) responden dengan
150 mmHg 7 41,2
hipertensi di Puskesmas Bahu
160 mmHg 1 5,9 Manado
Tekanan Darah N %
170 mmHg 1 5,9
Sistolik Posttest
Total 17 100 (O2)
Sumber : data primer 2016 120 mmHg 1 5,9
130 mmHg 9 52,9
140 mmHg 4 23,5
150 mmHg 2 11,8
170 mmHg 1 5,9
Total 17 100
Sumber : data primer 2016

Tabel 7. Distribusi frekuensi


berdasarkan tekanan darah sistolik
posttest (O3) responden dengan
hipertensi di Puskesmas Bahu
Manado
Tekanan N %
Darah Sistolik
Posttest (O3)
130 mmHg 9 52,9
140 mmHg 6 35,3
150 mmHg 1 5,9
160 mmHg 1 5,9
Total 17 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 8. Distribusi frekuensi Manado
berdasarkan tekanan darah sistolik Tekanan Darah N %
posttest (O4) responden dengan Sistolik Posttest
hipertensi di Puskesmas Bahu (O4)
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

120 mmHg 5 29,4 Tabel 10. Pengaruh Terapi


130 mmHg 4 23,5 Rendam Kaki Dengan Air Hangat
Terhadap Penurunan Tekanan
140 mmHg 5 29,4 Darah Pada Pasien Dengan
150 mmHg 2 11,8 Hipertensi Di Puskesmas Bahu
Manado
160 mmHg 1 5,9 Variabel N Mean SD Sig.
p
Total 17 100
Tekanan
Sumber : data primer 2016
Darah
Sistolik 17 147,0 8,48
Tabel 9. Distribusi frekuensi Sebelum 6 9
berdasarkan perbandingan 3 mean Dilakuka
tekanan darah sistolik posttest (O2, n Terapi
Rendam
O3, O4) reponden dengan
Kaki
hipertensi di Puskesmas Bahu Dengan
Manado Air
Variabel N Mean SD Sig. Hangat
p (Pretest)
Tekanan 0,000
Tekanan Darah
Darah Sistolik 17 135,6 9,55
Sistolik 17 136,47 11,6 Sesudah 9 7
Posttest 95 Dilakuka
(O2) n Terapi
Tekanan Rendam
Darah 0,689 Kaki
Sistolik 17 136,47 8,61 Dengan
Posttest 8 Air
(O3) Hangat
Tekanan (Posttest)
Darah PEMBAHASAN
Sistolik 17 134,12 12,2
Posttest 77
Hasil penelitian yang
(O3) dilakukan di Puskesmas Bahu
Sumber : data primer 2016 Manado, didapatkan 17 responden
menderita hipertensi. Kelompok
umur terbanyak yaitu umur >60
tahun sebanyak 8 responden
(47,1%). Menurut Triyanto 2014),
faktor usia sangat berpengaruh
terhadap hipertensi karena dengan
bertambahnya umur maka semakin
tinggi mendapatkan risiko
hipertensi. Insiden hipertensi
makin meningkat dengan
meningkatnya usia. Ini sering
disebabkan oleh perubahan
alamiah di dalam tubuh yang
mempengaruhi jantung, pembuluh
darah dan hormon.
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan di Puskesmas Bahu
Manado didapatkan jumlah sebanyak 10 orang. Menurut
responden tertinggi yaitu berjenis Anggraini, dkk (2009), dalam jurnal
kelamin perempuan. Responden penelitiannya tentang Faktor
berjenis kelamin perempuan – Faktor Yang Berhubungan
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pontianak yang menunjukkan


Pasien Yang Berobat di Poliklinik sebelum dilakukan terapi rendam
Dewasa Puskesmas Bungkinang kaki air hangat didapatkan 9 orang
Periode Januari Sampai Juni 2008, lansia mengalami hipertensi
wanita terlindung dari penyakit derajat I dan 7 orang lansia
kardiovaskuler sebelum mengalami hipertensi derajat II.
menopause. Wanita yang belum Gejala yang umumnya diderita
mengalami menopause dilindungi penderita hipertensi yaitu pusing,
oleh hormon estrogen yang muka merah, sakit kepala, keluaran
berperan dalam meningkatkan darah dari hidung secara tiba –tiba,
kadar (HDL). Proses ini terus tengkuk terasa pegal dan berbagai
berlanjut dimana hormon estrogen faktor seperti kecemasan dan
tersebut berubah kuantitasnya ketakutan dapat mempengaruhi
sesuai dengan umur wanita secara respon pembuluh darah terhadap
alami, yang umumnya mulai rangsangan vasokonstriksi.
terjadi pada wanita umur 45-55 (Pardila, 2013). Peneliti juga
tahun. sependapat dimana hipertensi
Hasil analisis tekanan darah derajat 1 dan hipertensi derajat 2
sebelum diberikan terapi rendam juga dipengaruhi oleh beberapa
kaki dengan air hangat (pretest), faktor pemicu, tergantung pada
terdapat 8 responden (47,1%) yang individu itu sendiri, dengan
memiliki tekanan darah sistolik berbagai gejala yang timbul.
140 mmHg, 7 responden (41,2%) Setelah dilakukan terapi
yang memiliki tekanan darah rendam kaki dengan air hangat 3
sistolik 150 mmHg, 1 responden kali perlakuan (posttest O2, O3,
(5,9%) yang memiliki tekanan O4) pada pasien dengan hipertensi
darah sistolik 160 mmHg, dan 1 di Puskesmas Bahu Manado
responden (5,9%) yang memiliki dilakukan perbandingan 3 mean
tekanan darah sistolik 170 mmHg. tekanan darah sistolik posttest
Dari data tersebut, sehingga menggunakan uji korelasi non
didapatkan 15 responden (88,2%) parametrik uji Friedman
mengalami hipertensi derajat 1 dan didapatkan rata – rata tekanan
2 responden (11,8%) mengalami darah sistolik pada posttest O2
hipertensi derajat 2. Hasil ini sebesar 136,47 mmHg dengan
sejalan dengan penelitian yang standar deviasi 11, 695, pada
dilakukan oleh Santoso (2015) posttest O3 sebesar 136,47 mmHg
dengan judul Pengaruh Terapi dengan standar deviasi 8,618, dan
Rendam Kaki Air Hangat pada posttest O4 sebesar 134,12
Terhadap Penurunan Tekanan mmHg dengan standar deviasi
Darah Pada Lansia Penderita 12,277. Pada uji Friedman
Hipertensi Di Wilayah Kerja Upk didapatkan P-value = 0,689 > (α =
Puskesmas Khatulistiwa Kota 0,05), maka tidak terdapat
perbedaan antara hasil tekanan
darah sistolik setelah terapi rendam
kaki dengan air hangat pertama,
kedua dan ketiga (posttest O2, O3,
O4). Penelitian ini senada dengan
Damayanti (2014) dalam jurnal
penelitiannya tentang perbedaan
tekanan darah sebelum dan
sesudah dilakukan hidroterapi semarang, yaitu hasil penelitian
rendam hangat pada penderita sesudah dilakukan hidroterapi
hipertensi di desa kebondalem rendam hangat tekanan darah
kecamatan jambu kabupaten sistolik paling rendah sebesar 110
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

mmHg dan paling tinggi sebesar pada pasien dengan hipertensi.


160 mmHg dengan rata-rata Analisis menggunakan uji statistik
sebesar 133,7 mmHg. Penelitian uji Wilcoxon (Signed Ranks Test)
yang telah dilakukan didapatkan dengan tingkat kemaknaan (α =
jumlah penurunan tekanan darah 0,05) yang menunjukkan hasil Sig.
responden ada yang penurunannya (2-tailed) atau P-value = 0,000.
banyak dan ada juga yang Dengan P-value = 0,000 < α =
penurunannya sedikit. Hal ini 0,05 maka H0 ditolak dan Ha
dikarenakan setiap individu diterima. Berdasarkan hasil
memiliki respon tubuh yang analisis tersebut menunjukkan
berbeda-beda terhadap hidroterapi bahwa terdapat pengaruh yang
rendam hangat. Air hangat akan signifikan terapi rendam kaki
merangsang dilatasi atau pelebaran dengan air hangat terhadap
pembuluh darah sehingga penurunan tekanan darah pada
peredaran darah menjadi lancar pasien dengan hipertensi di
yang akan mempengaruhi tekanan Puskesmas Bahu Manado.
dalam ventrikel. Aliran darah Hasil ini juga didukung
menjadi lancar sehingga darah penelitian sebelumnya oleh Putri,
dapat terdorong ke dalam jantung dkk (2015) dalam jurnal
dan dapat menurunkan tekanan penelitiannya yang berjudul
sistolik. Saat ventrikel berelaksasi, Efektifitas Terapi Rendam Kaki
tekanan dalam ventrikel turun Menggunakan Air Hangat Dan
drastis, akibat aliran darah yang Senam Lansia Terhadap Tekanan
lancar sehingga menurunkan Darah Di Unit Rehabilitasi Sosial
tekanan diastolik (Perry & Potter, (Uresos) Pucang Gading Unit
2006). Semarang II, yang menyatakan
Hasil uji statistik uji bahwa rata-rata tekanan darah
Wilcoxon (Signed Ranks Test). sistole sebelum diberikan terapi
Nilai rata – rata tekanan darah rendam kaki menggunakan air
sistolik sebelum diberikan terapi hangat dan senam lansia adalah
rendam kaki dengan air hangat 145 mmHg. Tekanan darah sistole
147,06 mmHg, lebih tinggi dari setelah diberikan terapi rendam
nilai rata – rata tekanan darah kaki menggunakan air hangat dan
sistolik sesudah dilakukan terapi senam lansia adalah 132,27 mmHg
rendam kaki dengan air hangat dengan hasil p-value 0,000 < α =
yaitu 135,69 mmHg, yang berarti (0,005) artinya ada perbedaan
nilai rata – rata tekanan darah tekanan darah sistole sebelum dan
sistolik mengalami penurunan, setelah dilakukan terapi rendam
dimana hal ini menunjukkan kaki menggunakan air hangat dan
adanya penurunan tekanan darah senam lansia pada kelompok
sistolik setelah dilakukan terapi intervensi.
rendam kaki dengan air hangat Menurut Asia Traditional
Chinese Medicine (2013), rendam
kaki dengan air panas setiap hari
untuk meningkatkan sirkulasi
darah Terapi rendam kaki dengan
air panas mencapai serangkaian
perawatan kesehatan yang efisien
melalui tindakan pemanasan,
tindakan mekanis dan tindakan
kimia air serta efek penyembuhan Tekanan darah sistolik pasien
dari uap obat dan medis dengan hipertensi di Puskesmas
pengasapan. Bahu Manado sebelum diberikan
SIMPULAN terapi rendam kaki dengan air
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, 10 Februari 2017

hangat didpatkan rata – rata Puskesmas Bungkinang


sebesar 147,06 mmHg. Tekanan Periode Januari Sampai Juni
darah sistolik pasien dengan 2008. Diakses tanggal 24
hipertensi di Puskesmas Bahu Oktober 2016.
Manado sesudah diberikan terapi Padila. (2013).
rendam kaki dengan air hangat Asuhan Keperawatan
didapatkan rata – rata tekanan Penyakit. Yogyakarta
darah sistolik pada (O2) sebesar : Nuha Medika.
136,47 mmHg, pada (O3) sebesar Santoso, A. Dwi. (2015).
136,47 mmHg dan pada (O4) Pengaruh Terapi Rendam
sebesar 134,12 mmHg. Rata – rata Kaki Air Hangat Terhadap
tekanan darah sistolik (O2, O3, Penurunan Tekanan Darah
O4) sebesar 135,69 mmHg. Terapi Pada Lansia Penderita
rendam kaki dengan air hangat Hipertensi Di Wilayah Kerja
tidak efektif menurunkan tekanan Upk Puskesmas Khatulistiwa
darah pada pasien dengan Kota Pontianak. Diakses
hipertensi di Puskesmas Bahu tanggal 15 September 2016.
Manado Potter & Perry. (2010).
DAFTAR PUSTAKA Fundamental Keperawatan
Tortora G. Derrickson, (2009). Edisi 7 Buku 2. Jakarta:
Principles of Anatomy and Salemba Medika.
Physiology: Maintenance Damayanti, Destia (2014).
and Continuity of the Human Perbedaan Tekanan Darah
Body, Twelfth Edition, Sebelum Dan Sesudah
Volume 2. Hoboken: John Dilakukan Hidroterapi
Wiley & Sons. Rendam Hangat Pada
Lalage, Zerlina. (2015). Penderita Hipertensi Di
Hidup Sehat Desa
Dengan Terapi
Air.Yogyakarta: Abata Press. Kebondalem Kecamatan
Dharma, Kelana. (2011). Metode Jambu
PenelitianKeperawatan. Kabupaten Semarang. Jurnal
Jakarta : Trans Info Media Keperawatan. Diakses
Triyanto, Endang. (2014). tanggal 15 September 2016.
Pelayanan Keperawatan Putri, dkk (2015). Efektifitas
bagi Penderita Hipertensi Terapi Rendam Kaki
Secara Terpadu. Yogyakarta Menggunakan Air Hangat
: Graha Ilmu. Dan Senam Lansia Terhadap
Anggraini, dkk (2009). Faktor – Tekanan Darah Di Unit
Faktor Yang Berhubungan Rehabilitasi Sosial (Uresos)
Dengan Kejadian Hipertensi Pucang Gading Unit
Pada Pasien Yang Berobat Semarang II. Diakses
di Poliklinik Dewasa tanggal 15 September 2016
Asia Traditional Chinese Medicine
(TCM). (2013). Rendam kaki
dengan air panas
mempercepatkan peredaran
darah.
http://id.asiatcm.com/content
/rendam-kaki-dengan-air-
panas-mempercepatkan-
peredaran-darah. Diakses
tanggal 15 September 2016.

You might also like