Professional Documents
Culture Documents
Bab Iii Pembahasan: 3.1. Profil Penelitian 3.1.1. Judul Penelitian
Bab Iii Pembahasan: 3.1. Profil Penelitian 3.1.1. Judul Penelitian
PEMBAHASAN
3.1.5. Abstrak :
Background :
Pain is one of the common problems encountered by patients with burns, which
increases after each dressing. This study aimed to investigate the effect of inhalation
aromatherapy with damask rose essence on the pain of patients with burns that is
caused after dressing.
A randomized clinical trial was conducted on 50 patients with second- and third-
degree burn wounds. The baseline pain of the patients was assessed 30 min before
they entered into the dressing room on the first and second days of intervention. The
patients in the experimental group inhaled five drops of damask rose essence 40% in
distilled water, while those in the control group inhaled five drops of distilled water
as placebo. The pain intensity was assessed using Visual Analogue Scale at 15 and
30 min after the patients exited from the dressing room. Data were analyzed by SPSS
(version 18) using descriptive and inferential statistics.
Results :
18
There was significant difference between the mean of pain intensity before and after
intervention at 15 and 30 min after dressing (P < 0.001). Moreover, there was
significant difference in reduction of pain intensity before and after aromatherapy in
the experimental group (P < 0.05). Also, there was a significant reduction in severity
of pain after dressing in the experimental group compared with the control group
(P < 0.05).
Conclusions :
Inhalation aromatherapy with damask rose could be effective for relieving the pain
caused after dressing in patients with burns. Therefore, it could be suggested as a
complementary therapy in burn patients for pain relief.
19
Purpose :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi
inhalasi dengan damask rose essence pada nyeri pasien luka bakar
yang disebabkan setelah berpakaian.
Population :
Percobaan klinis acak dilakukan pada 50 pasien dengan luka bakar
tingkat dua dan tiga.
Intervensi Pengumpulan data
Pengambilan sampel dilakukan pada 50 pasien dalam dua kelompok
eksperimen dan kontrol di bangsal pembakaran Therat Therapeutic
and Educational Center di Hamadan, Ilmu Kesehatan, Hamadan, Iran,
dari bulan Mei sampai Oktober 2013.
Alat pengumpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama dari kuesioner mencakup pertanyaan tentang usia,
jenis kelamin, penyebab utama luka bakar, dan kedalaman dan luas
luka bakar. Bagian kedua kuesioner mengevaluasi intensitas nyeri
menggunakan skala analog visual (VAS). VAS untuk intensitas nyeri
didasarkan pada penilaian subjektif pasien. Nilainya ditentukan pada
sumbu longitudinal yang digradasi dari 0 sampai 10, dengan 0 tidak
ada rasa sakit, dan 1-3 menunjukkan nyeri ringan, 4-6 menunjukkan
intensitas nyeri sedang, dan 7-10 menunjukkan nyeri yang parah.
Implementasi
Intervensi dilakukan selama 2 hari. Selama 20 menit, pasien dalam
kelompok intervensi menghirup lima tetes 40% esensi Damask Rose
dalam air suling. Pada kelompok kontrol, pasien menghirup lima tetes
air suling sebagai plasebo melalui prosedur yang sama. Dengan
menggunakan pipet, minyak esensial esensi mawar atau air suling
diteteskan pada kain kasa 10 x 10 cm yang ditempelkan pada kerah
kemeja pasien, sekitar 20 cm dari hidung mereka.
Setelah 20 menit, kain kasa dilepas dari kemeja pasien dan pasien
dikirim ke ruang ganti luka. Intensitas nyeri pasien diukur oleh peneliti
15 dan 30 menit setelah mereka meninggalkan ruang ganti
menggunakan VAS. Aroma aromaterapi inhalasi dilakukan dengan
menggunakan esensi mawar pada dua hari berturut-turut saat shift
20
pagi. Pasien dalam kelompok eksperimen menerima aromaterapi di
ruang terpisah.
Comparator Perbandingan intensitas nyeri rata-rata pasien dengan luka bakar pada
kelompok eksperimen dan kontrol pada intervensi pertama
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara
statistik antara skor nyeri rata-rata pada 15 menit dan 30 menit setelah
intervensi. Selanjutnya, perbandingan intensitas nyeri rata-rata pasien
dengan luka bakar pada kelompok eksperimen dan kontrol pada
intervensi kedua menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara skor nyeri rata-rata pada 15 menit dan 30 menit
setelah intervensi. Selain itu, intensitas nyeri rata-rata pasien dengan
luka bakar pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum dan
sesudah intervensi pertama dan kedua menunjukkan bahwa nyeri pada
kelompok eksperimen memiliki peningkatan yang lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol setelah dressing luka.
21
Penilaian intensitas nyeri sebelum intervensi kedua pada kelompok
aromaterapi menunjukkan bahwa 96% pasien mengalami nyeri
sedang. Tingkat ini berkurang menjadi 72% dan 52% mengalami nyeri
parah pada 15 menit dan 30 menit setelah intervensi kedua. Sedangkan
intensitas nyeri pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa 100%
pasien mengalami nyeri sedang sebelum intervensi kedua. Tingkat ini
ditemukan 96% pasien yang mengalami nyeri parah pada 15 menit
setelah intervensi kedua dan 96% mengalami nyeri parah pada 30
menit setelah intervensi kedua.
3.2.4. Diskusi :
Rasa sakit akibat luka bakar adalah tantangan unik dan kompleks bagi semua petugas
layanan kesehatan dan pasien. Terlepas dari kemajuan dalam pengobatan luka bakar,
rasa sakit akibat luka bakar umumnya tidak diobati secara memadai. Rasa sakit yang
tidak terkontrol akibat luka bakar dikaitkan dengan depresi, sakit kronis, dan
keinginan untuk bunuh diri. Sebagian besar pasien mengeluhkan rasa sakit sebelum
melakukan intervensi dan mengungkapkan bahwa prosedur perawatan sehari-hari
seperti pengangkatan dressing, pembersihan, debridement, dan luka bakar itu sendiri
adalah alasan utama untuk rasa sakit mereka. Dengan demikian, peningkatan rasa sakit
setelah berpakaian tidak dapat diduga.
Han et al. mempelajari efek aromaterapi dengan minyak esensial lavender, rose, dan
sage pada nyeri dismenore pada wanita dan menemukan bahwa nilai keparahan nyeri
rata-rata pada kelompok aromaterapi secara signifikan lebih rendah daripada
kelompok tanpa intervensi. Temuan ini konsisten dengan hasil penelitian ini mengenai
22
pengurangan lebih lanjut skor intensitas nyeri kelompok aromaterapi dibandingkan
kelompok kontrol.
Alasan yang memungkinkan hasil ini ditemui adalah memori, yang merupakan faktor
yang terkait dengan dampak aroma. Aroma memicu kenangan dan memungkinkan
orang tersebut untuk meninjau rincian peristiwa dan emosi. Aroma R. damascena
menyebabkan kurangnya fokus pada rasa sakit dan mencegah peningkatan persepsi
nyeri pada pasien dalam kelompok eksperimen, seperti yang dilaporkan oleh Seifi dkk.
ingatan positif atau negatif dapat mempengaruhi intensitas rasa sakit yang dirasakan.
3.2.5.2. Kekurangan :
Dalam penelitian ini memiliki kekurangan, yaitu perlunya studi lebih lanjut
mengenai efek aromaterapi menggunakan R. damascena dan minyak esensial
lainnya dan teknik pengobatan komplementer lainnya dapat dilakukan pada
stres, kecemasan, dan rasa sakit.
3.2.6. Manfaat :
3.2.6.1. Manfaat praktis :
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan intervensi pada
gangguan rasa nyaman nyeri pada praktik keperawatan.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan :
Temuan menunjukkan penurunan tingkat nyeri yang signifikan pada kelompok
eksperimen dibandingkan kelompok kontrol. Distribusi rata-rata skor nyeri sebelum
dan sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dan kontrol dievaluasi
menggunakan uji t independen. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan pada
15 dan 30 menit setelah intervensi pada hari pertama dan kedua intervensi. Uji statistik
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara tingkat keparahan nyeri pada kedua
kelompok pada 15 menit dan 30 menit setelah perawatan pada hari pertama dan kedua.
Oleh karena itu, aromaterapi inhalasi menggunakan saripati mawar memiliki efek pada
pengurangan nyeri pada penderita luka bakar setelah pembalut luka.
4.2. Saran :
Sebagai calon perawat hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi
lanjutan untuk mengetahui efek aromaterapi terhadap gangguan rasa nyaman nyeri
pada pasien.
24
DAFTAR PUSTAKA
Bikmoradi, A., Harorani, M., Roshanaei, G., Moradkhani, S., & Falahina, G.H. (2016). The
Effect of Inhalation Aromatherapy with Damask Rose (Rosa Damascena) Essence on
The Pain Intensity After Dressing in Patients with Burns: A Clinical Randomized
Trial. Iranian Journals of Nursing and Midwifery Research, Vol 21 (3) : 247-254.
Pasalar, M., Mohammadi, A.A., Rajaeefard, A.R., Neghab, M., Tolidie, H.R., & Mehrabani,
D. (2013). Epidemiology of Burns During Pregnancy in Southern Iran : Effect on
Maternal and Fetal Outcomes. World Appl Sci J, Vol 28 : 153-8.
Koltzenburg, M., Traccey, I., & Turk, D. (2013). Wall and Melzack’s Textbook of Pain. Edisi
6. London: Elsevier Limited, Oxford. Hal 1184.
Fayazi, S., Babashahi, M., & Rezaei, M. (2011). The Effect of Inhalation Aromatherapy on
Anxiety Level of Patients in Preoperative Period. Iranian Journals of Nursing and
Midwifery Research, Vol 16 : 278-83.
25
LEMBAR KONSULTASI ANALISIS JURNAL
BLOK ILMU DASAR KEPERAWATAN 2
NAMA :
MUHAMMAD MARIADI FIRDAUS
201610420311010
JUDUL JURNAL :
THE EFFECT OF INHALATION AROMATHERAPY WITH DAMASK ROSE (ROSA
DAMASCENA) ESSENCE ON THE PAIN INTENSITY AFTER DRESSING IN PATIENTS
WITH BURNS: A CLINICAL RANDOMIZED TRIAL
26