Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Julick Ferlis Difu Jorie. M. Ruru Alden Laloma

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Julick Ferlis Difu

Jorie. M. Ruru

Alden Laloma

Abstract
This thesis aims to determine the contribution of local tax revenue to PAD who performed the
Department of Finance and Asset Management District South Halmahera during the three fiscal years
(2010-2012) , as well as enabling and inhibiting factors in increasing revenue ( PAD ) in taxes area in
South Halmahera . The results showed that the contribution of local taxes to large revenue
contribution. This is reflected in the amount of local tax contributions increased from year to year and
a source of revenue ( PAD ) District. South Halmahera where we see of the total revenue of Rp .
11,735,130,069.82 in 2010 , local taxes accounted for Rp 1,223,577,233.00 or 10.51 % and then in 2011
of the total revenue of Rp.32.296.618.479,35, local taxes accounted for Rp 2,333,993,323.00 or 29.93 % ,
and in 2012 of the total revenue of Rp.43,965,874,804.28 local taxes accounted for Rp 3,368,905,822.00
or 40.59 % .
The factors affecting the increase in revenue ( PAD ) of the local tax sector enabling and
inhibiting factors . Supporting factors include the organization and management , facilities and
infrastructure as well as the intensification and extension were carried Dpkad Kab . South Halmahera
, while the limiting factor is the participation of the community in paying taxes , data collection or
complicated test , and quality personnel inadequate marked with the level of education that do not
comply with the ability to manage local taxes .

Keywords : Local Taxes , Local Revenue

Pendahuluan harus mulai mencari sumber lain yang


ada di wilayahnya untuk diandalkan
Pelaksanaan otonomi daerah
sebagai tulang punggung Pendapatan Asli
memberikan kewenangan kepada daerah
daerah (PAD).
untuk mengatur dan mengelola daerah
Dalam rangka menjalankan fungsi
masing-masing. Sebagai administrator
dan kewenangan pemerintah daerah
penuh, masing-masing daerah harus
dalam bentuk pelaksanaan kewenangan
bertindak efektif dan efisien agar
fiskal, setiap daerah harus dapat
pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan
mengenali potensi dan mengidentifikasi
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
sumber-sumber daya yang dimilikinya.
Kesalahan persepsi yang menjadikan
Pemerintah daerah diharapkan lebih
sumber daya alam sebagai sandaran
mampu menggali sumber-sumber
utama sumber pendapatan daerah harus
keuangan, khususnya untuk memenuhi
segera diubah karena suatu saat kekayaan
kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan
alam akan habis. Pemerintah daerah
pembangunan di daerahnya melalui keuangan yang dimiliki daerah, maka
Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tuntutan semakin tinggi peranan Pendapatan Asli
peningkatan Pendapatan Asli Daerah Daerah (PAD) dalam struktur keuangan
(PAD) semakin besar seiring dengan daerah, begitu pula sebaliknya.
semakin banyaknya kewenangan Salah satu pos Pendapatan Asli
pemerintahan yang dilimpahkan kepada Daerah (PAD) dalam Anggaran
daerah disertai pengalihan personil, Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
peralatan, pembiayaan dan dokumentasi adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah
(P3D) ke daerah. iuran wajib yang dibayarkan oleh orang
Menurut Mahmudi (2010 : 16), pribadi atau suatu badan ke pemerintah
jika dibandingkan dengan sektor bisnis, daerah tanpa imbalan langsung, yang
sumber pendapatan pemerintah daerah nantinya iuran tersebut digunakan untuk
relatif terprediksi dan lebih stabil, sebab membiayai pelaksanaan pemerintahan
pendapatan tersebut diatur oleh peraturan dan pembangunan daerah, sebagaimana
perundang-undangan daerah yang bersifat yang diutarakan Prakosa (2005 : 2),
mengikat dan dapat dipaksakan. bahwa pajak daerah adalah pungutan
Sedangkan pada sektor bisnis sangat wajib atas orang pribadi atau badan yang
dipengaruhi oleh pasar yang penuh dilakukan oleh pemerintah daerah tanpa
ketidakpastian dan turbulensi, sehingga imbalan langsung yang seimbang, yang
pendapatan pada sektor bisnis bersifat dapat dipaksakan berdasarkan peraturan
fluktuatif. perundang-undangan yang berlaku, yang
Untuk meningkatkan akuntabilitas digunakan untuk membiayai
dan keleluasaan dalam pembelanjaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
Anggaran Pendapatan dan Belanja dan pembangunan daerah.
Daerah (APBD), sumber-sumber Pemungutan pajak merupakan
penerimaan daerah yang potensial harus alternatif yang paling potensial dalam
digali secara maksimal di dalam koridor meningkatkan pendapatan negara. Hal ini
peraturan perundang-undangan yang dikarenakan pajak memiliki jumlah yang
berlaku, termasuk diantaranya adalah relatif stabil. Selain itu pajak daerah
pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan cerminan partisipasi aktif
sudah sejak lama menjadi salah satu masyarakat dalam membiayai
unsur Pendapatan Asli Daerah (PAD) pelaksanaan pemerintahan daearh. Jenis
yang utama. Semakin tinggi kewenangan pemungutan pajak di Indonesia terdiri
dari pajak negara (pajak pusat), pajak Pajak Daerah yang dimaksudkan
daerah, retribusi daerah, bea dan cukai, adalah pajak yang berasal dari pajak negara
dan penerimaan negara bukan pajak. yang diserahkan kepada daerah sebagai
Salah satu usaha untuk meningkatkan pajak daerah, penyerahan dilakukan
kemampuan dalam bidang pendanaan berdasarkan undang-undang. Pajak daerah
pelaksanaan pemerintah daerah untuk adalah pungutan wajib atas orang pribadi
pembangunan adalah meningkatkan dan atau badan yang dilakukan oleh
menggali setiap potensi yang ada di pemerintah daerah tanpa imbalan
masing-masing daerah melalui pajak langsung yang seimbang, yang dapat
daerah. Usaha tersebut telah dilakukan dipaksakan berdasarkan peraturan
oleh Pemerintah Kabupaten Halmahera perundang-undangan yang berlaku, yang
Selatan dengan senantiasa berusaha digunakan untuk membiayai
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah penyelenggaraan pemerintahan daerah
(PAD) melalui pajak daerah. Pendapatan dan pembangunan daerah.
Asli Daerah (PAD) terdiri dari jenisjenis
Variabel ini diamati dari jumlah
penerimaan pajak daerah, retribusi
nominal penerimaan pajak daerah per
daerah, hasil pengelolaan kekayaan
tahun selang tiga tahun anggaran (dalam
daerah yang disahkan dan lain-lain
rupiah).
pendapatan asli daerah (PAD) yang sah.
Metode Penelitian 2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

A. Variabel Penelitian dan Defenisi Pendapatan Asli Daerah yang dimaksudkan


Penelitian adalah penerimaan daerah yang diperoleh
dari sektor pajak daerah, retribusi daerah,
Variabel yang diteliti terdiri dari dua
hasil perusahaan milik daerah, hasil
variable pokok, yaitu : penerimaan pajak
pengeloalaan kekayaan daerah yang
daerah sebagai variabel bebas dan
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli
pendapatan asli daerah (PAD) sebagai
daerah yang sah.
variabel terikat.
Variabel ini diamati dari jumlah nominal
Adapun definisi operasional dari kedua
penerimaan pendapatan asli daerah per
variabel tersebut data di kemukakan
tahun selang lima tahun anggaran (dalam
sebagai berikut :
rupiah).
1. Pajak Daerah
B. Jenis dan Sumber Data Halmahera Selatan. Selanjutnya
menggunakan analisis table (persentase)
Data yang dikumpulkan yaitu data primer
untuk mengukur seberapa besar pengaruh
dan data sekunder yang bersifat kualitatif
kontribusi penerimaan pajak daerah (X)
atau kuantitatif. Data primer dalam
terhadap pendapatan asli daerah (Y)
penelitian ini yang bersifat kuantitatif,
Kabupaten Halmahera Selatan.
yaitu data penerimaan pajak daerah dan
pendapatan asli asli daerah, sedangkan 2. Analisis Time Series
data sekunder berupa gambaran umum
Teknik analisis time series
tentang obyek/lokasi penelitian
digunakan untuk mengetahui rata-rata
bersumber dari instansi terkait, seperti
kecendurungan perkembangan/
dinas pendapatan daerah Kabupaten
pertumbuhan, baik pajak daerah maupun
Halmahera Selatan.
pendapatan asli daerah kabupaten
C. Teknik Pengumpulan Data Halmahera Selatan selang (3) tahun
terakhir dengan menerapkan metode least
Data yang dipakai adalah data sekunder
square, yaitu metode untuk mencari titik
dalam bentuk angka, maka cara
trend dalam analisis time series
pengumpulan data yang digunakan dalam
(Syamsi,1998).
penelitian ini adalah documenter, yakni
dengan mendatangi langsung ke instansi Hasil Penelitian dan Pembahasan
terkait untuk mencatat dan mengcopy
Pada bab ini akan dibahas tentang
data yang diperlukan dalam penelitian
Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak
ini.
Daerah Terhadap Pendapatan Asli
D. Teknik Analisa Data Daerah (PAD) Kabupaten Halmahera
Selatan. Masalah yang di angkat dalam
Teknik analisa data yang digunakan
penelitian ini yaitu Seberapa besar
dalam peneitian ini yang terdiri dari:
Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak
1. Analisis Deskriptif
Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Teknik analisa ini digunakan untuk Daerah (PAD) Kabupaten Halmahera
memberikan gambaran atau Selatan.
mendeskripsikan data tentang
perkembangan pajak daerah dan
pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
5.1. Kontribusi Pajak Daerah 5.2.1. Realisasi Penerimaan Pajak
Daerah Kabupaten Halmahera
5.1.2. Potensi Pajak Daerah
Selatan.
Setiap daerah memiliki potensi pajaknya Penerimaan Pajak Daerah
masing-masing, begitupun dengan Kabupaten Halmahera Selatan sebanyak
Kabupaten Halmahera Selatan. Adapun 6 komponen yakni, Pajak Hotel, Pajak
potensi pajak daerah yang dimiliki Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Kabupaten Halmahera Selatan adalah Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Pajak Hotel (Villa, Hotel,Wisma dan Pengambilan dan Pengolahan Bahan Gol.
Penginapan), Pajak Restoran (Rumah c, Penerimaan Pajak Daerah. di bawah ini
Makan, Warung Nasi, Warung Coto, dan terlihat bahwa anggaran tersebut
Rumah Kopi), Pajak Hiburan (TV Kabel mengalami peningkatan dari Tahun ke
dan Pegelaran Kesenian seperti musik, Tahun terlihat bahwa Pajak Restoran
tarian dan busana), Pajak Relame memberikan penerimaan tertinggi yaitu
(Baliho, Spanduk, Iklan), Pajak Rp 525.200.839,00 yaitu pada Tahun
Penerangan Jalan (Lampu Jalan yang ada 2010 dan di susul pajak Penerangan Jalan
di Kabupaten Halmahera Selatan), (PPJ) yaitu Rp 401.767.890,00, Pada
Pajak Pengambilan dan pengolahan Tahun 2010, dan pajak yang terendah
Bahan Galian Gol c (Batu, Pasir , dan adalah Pajak Hiburan sebesar Rp
tambang-tambang galian golongan C). 2000.000,00, pada Tahun 2010, pajak
Hotel Mengalami kenaikan dari Tahun
5.2. Kontribui Pajak Daerah
2010 dan 2012 namun Tahun 2011
Pada bab ini akan dibahas tentang menurun , Hal ini di sebabkan karena
Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak kurang efektifnya pelaksanaan dalam
Daerah Terhadap Pendapatan Asli rangka pencapaian penerimaan pajak dan
Daerah (PAD) Kabupaten Halmahera juga karena tidak ada keseriusan dari
Selatan. Masalah yang di angkat dalam pemerintah mengoptimalkan pungutan
penelitian ini yaitu Seberapa besar pajak yang ada di Kabupaten Halmahera
Pengaruh Kontribusi Penerimaan Pajak Selatan.
Daerah Terhadap Pendapatan Asli
Pajak Hotel Mengalami kenaikan dari
Daerah (PAD) Kabupaten Halmahera
Tahun 2010 dan 2012 namun Tahun 2011
Selatan.
menurun , Hal ini di sebabkan karena
kurang efektifnya pelaksanaan dalam
rangka pencapaian penerimaan pajak dan daerah yang meningkat dari tahun ke
juga karena tidak ada keseriusan dari tahun dan menjadi sumber pendapatan
pemerintah mengoptimalkan pungutan asli daerah Kabupaten Halmahera
pajak yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan, dimana kita melihat dari total
Selatan. PAD sebesar Rp.11.735.130.069,82 pada
tahun 2010, pajak daerah menyumbang
5.3. Kontribusi Pajak Daerah
Terhadap PAD sebesar Rp.1.223.577.233,00 dan atau
5.3.1. Kontribusi Penerimaan Pajak 10,51% dan selanjutnya pada tahun 2011
Daerah Terhadap PAD
dari total PAD sebesar
Pengelolaan sumber-sumber pendapatan
Rp.32.296.618.479,35 pajak daerah
asli daerah yang dilakukan oleh
menyumbang sebesar Rp.
pemerintah Daerah dalam hal ini Dpkad
2.333.993.323,00 atau 29,93% dan pada
sebagai unsur pelaksana memperlihatkan
tahun 2012 dari total PAD sebesar Rp.
target dan realisasi penerimaan
43.965.874.804,28 pajak daerah
pendapatan asli daerah dimana kita
menyumbang sebesar Rp.
melihat total PAD sebesar Rp
3.368.905.822,00 atau 81,07%. Besarnya
11.735.130.069,82 pada Tahun 2010,
kontribusi pajak daerah terhadap pad
sedangkan pajak daerah menyumbang
rata-rata 162,01%. Hal ini menunjukkan
sebesar Rp 1.223.557.223,00 atau 2,39%
bahwa pajak daerah mempunyai
dan selanjutnya pada tahun 2011 dari
pengaruh kontribusi yang besar terhadap
total PAD sebesar Rp 32.296.618.479,35
penyelenggaraan pemerintahan dan
pajak daerah menyumbang Rp
pembangunan daerah di Kabupaten
2.333.993.323,00 dan atau 17,89 %
Halmahera Selatan.
selanjutnya pada Tahun 2012 Total PAD
sebesar Rp 43.965.874.804,28, dan pajak Kesimpulan
daerah menyumbang sebesar Rp
Dari pembahasan yang telah diuraikan di
3.368.905.822,00 atau 30,97 %.
atas, dapat diperoleh kesimpulan sebagai

5.3.2.Pengaruh Kontribusi Pajak berikut:

Daerah Terhadap Pendapatan


1. Tingkat pencapaian Realisasi
Asli Daerah (PAD)
Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten
Untuk melihat seberapa besar Halmahera Selatan tahun 2010
pengaruh kontribusi penerimaan pajak sebesar 134,54% dan tahun 2011
sebesar 97,27% dan tahun 2012
sebesar 51,79%. Rasio efektivitas 3. Tingkat pencapaian realisasi
pada tahun 2010 ke tahun 2011 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
mengalami penurunan sebesar Kabupaten Halmahera Selatan tahun
37,27% dan 2011 ke 2012 2010 sebesar 57,51% sedangkan tahun
mengalami kenaikan sebesar 2011 sebesar 58,27% dan 2012
51,79%.. sebesar 62,40% Target realisasi
penerimaan Pendapatan Asli Daerah
2. Kontribusi Pajak Daerah terhadap
(PAD) Kabupaten Halmahera Selatan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah
pada tahun 2010,2011 dan 2012 belum
di Kabupaten Halmahera Selatan
mencapai 100%, sehingga kinerja
tahun 2010, 2011 dan 2012 secara
Pemerintah Daerah Kabupaten
ringkas dapat disimpulkan sebagai
Halmahera Selatan dalam
berikut:
merealisasikan penerimaan
a. total Kontribusi Penerimaan Pajak Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat
Daerah Terhadap PAD Kabupaten dikatakan belum efektif. Meskipun
Halmahera Selatan di mana kita lihat pada tahun 2010 penerimaan
Total PAD sebesar Rp Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum
11.735.130.069,82 pada tahun 2010, mencapai 100% target yang
dan pajak daerah sebesar Rp ditetapkan, namun pada tahun 2010,
1.223.577.233,00 atau 10,51% dan 2011, dan 2012 penerimaan
tahun 2011 dari total PAD sebesar Rp Pendapatan Asli Daerah (PAD)
32.296.618.479,00, dan pajak daerah Kabupaten Halmahera Selatan
sebesar Rp 2.333.993.323.00 dan atau mengalami peningkatan walaupun
29,93%, dan pada Tahun 2012 Total tidak mencapai target pendapatan asli
PAD sebesar Rp 43.965.874.804.28 daerah.
dan pajak daerah sebesar
Saran
3.368.905.822,00 atau 40,59%.
Berdasarkan pada penelitian yang
b. total rata-rata besarnya kontribusi
dilakukan dan hasil kesimpulan yang
pajak daerah terhadap pad, total pajak
telah diperoleh, maka penulis
daerah sebesar Rp.6.926.476.378,
memberikan saran sebagai berikut:
dan PAD sebesar Rp 87.997.623.352
atau 162,01% 1. Pemerintah Daerah sebaiknya
melakukan penyuluhan atau
pemberitahuan tentang pentingnya Jhingan, ML. 1994. Ekonomi
membayar Pajak Daerah dan Pembangunan dan Perencanaan.
melakukan penyederhanaan prosedur PT. Raja Garafindo Persada
administrasi untuk memberi Jakarta.
kemudahan bagi wajib pajak,
Prakosa, K. B., 2005. Pajak dan Retribusi
sehingga diharapkan dengan adanya
Daerah, Yogyakarta: ULL Press.
hal tersebut dapat meningkatkan
kepatuhan membayar pajak. Davey, K. J., 1998, Pembiayaan
Pemerintah Daerah, Praktek-
2. Pemerintah Daerah sebaiknya
praktek Internasional dan
melakukan pemeriksaan di setiap
Relevansinya bagi Dunia Ketiga,
kecamatan yang sekiranya memiliki
diterjemahkan oleh Amanullah,
potensi sebagai sumber penerimaan
Jakarta : UI Press
Pajak Daerah namun belum terdata
dan terdaftar sebagai wajib pajak Mahmudi, 2005, Manajemen Kinerja
serta melakukan evaluasi di setiap Sektor Publik. Yogyakarta. UPP
kecamatan yang sekiranya telah AMP YKPN.
terdata dan terdaftar sebagai wajib
Miyasto, 1991. Pajak Penjualan dan
pajak namun belum atau bahkan
Pajak pertambahan Nilai, Study
tidak melaksanakan tanggung
Mengenai Dampak Terhadap
jawabnya sebagai wajib pajak.
Harga, Penerimaan dan Struktur,
3. Memberikan sanksi yang tegas dan Yogyakarta BPFW- UGM
nyata kepada wajib pajak yang tidak
Mangkoesoebroto, Guritno, 1998.
membayar pajak, sehingga akan
Ekonomi Publik, Edisi Kedua,
menumbuhkan kepatuhan
Yogyakarta: BPFE-UGM`
masyarakat sebagai wajib pajak
dalam membayar pajak. Siagian, S.P., 1985, Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta:
Daftar Pustaka
Bumi Aksara.
Brotodihardjo, S., 1993. Pengantar Ilmu
Hukum Pajak. PT. Grafindo Sugiyono. (2008). Metode Penelitian
Persada, Jakarta. Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Kaho, J. R, 1995, Prospek Otonomi
Daerah di Negara Republik
Indonesia, Jakarta : Raja Grafindo
Persada

Sumber lain :

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 34 Tahun 2000 Tentang
Pajak Dearah dan Retribusi
Daerah.

You might also like