Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PADA SISWA DAN PETUGAS


KEBERSIHAN TERHADAP KEPADATAN JENTIK DI SEKOLAH
DASAR WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG

Ayun Robi’atul Adawiyah, Martini, Retno Hestiningsih, Praba Ginanjar


Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
E-mail : ayunnayra@gmail.com

ABSTRACT
Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease which becomes one of the
most important public health problems in Indonesia. IR DBD Semarang in 2015
was 98.61 per 100,000 population. School is a potential place in the spread and
transmission of dengue disease. The objective of this study is to analyze the
effect of health education on students and janitors. This research is a quasi-
experimental design with pretest-posttest control group design. The samples
studied there were 6 primary schools, 3 samples the experimental group and 3
samples the control group. Data were analyzed using t test independent sample
and Mann Whitney. The results showed that there is significant differences
knowledge of students between control group and experimentation (p = <0.001).
So also with the attitude of students that there are significant differences between
the experimental and control groups, p = 0.013. On knowledge, attitude and
practice of janitors there is no significant difference between the control group
and the experimentation, the views of p = 0.184 and 0.317. The density of larvae,
there is significant difference Container Index (CI) between control group and
experimentation (p = 0,015). House Index (HI) has decreased, but above the
standard (> 5%) and Larvae Free Index (ABJ) has increased, but still below the
standard (<95%). The conclusion of this research, there is the effect of health
education on the knowledge and attitude of students, Container Index (CI) but
there isn’t effect on the knowledge, attitude and practice of primary school's
janitors..

Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever, Mosquito, Larva Index

PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue mendatangkan masalah bagi
(DBD) merupakan salah satu manusia. Peranannya sebagai
penyakit menular yang masih vektor pembawa penyakit dapat
menjadi prioritas masalah menimbulkan masalah yang
(2)
kesehatan. DBD sering serius.
menimbulkan Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan menyebabkan Demam Berdarah Dengue
kematian.(1) Terjadinya KLB DBD (DBD) adalah salah satu penyakit
disinyalir karena populasi vektor dengan vektor nyamuk. Jenis
yaitu nyamuk Aedes aegypti nyamuk penular DBD adalah Ae.
semakin meningkat. Nyamuk ini aegypti atau Aedes albopictus.
merupakan serangga yang selalu

319
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Ae.aegypti betina hidupnya di dalam Oleh karena itu, untuk


dan disekitar rumah sedangkan mencegah terjadinya penularan
Ae.albopictus yang jarang kontak penyakit DBD di lingkungan sekolah
dengan manusia karena sebagian maka sekolah perlu menciptakan
besar aktivitas manusia dilakukan di suasana lingkungan yang bersih dan
dalam rumah pada saat jam aktif aman dari segala penyakit.
penularan DBD nyamuk Ae. Kebersihan lingkungan sekolah
(3)
aegypti. merupakan tanggungjawab dari
semua warga sekolah baik itu guru,
IR DBD Kota Semarang dari murid, karyawan maupun petugas
Tahun 2006 sampai dengan Tahun kebersihan. Petugas kebersihan
2014 selalu jauh lebih tinggi dari IR mempunyai peranan yang lebih
DBD Jawa Tengah dan IR DBD besar dibandingkan dengan warga
Nasional. Tahun 2014 IR DBD Kota sekolah lainnya.
Semarang 3 kali lebih tinggi dari IR
DBD Jawa Tengah, yaitu 92,43 per Penelitian ini bertujuan untuk
100.000 penduduk. Sedangkan IR mengetahui menganalisis pengaruh
tahun 2015 adalah 98,61 per pendidikan kesehatan pada siswa
100.000 penduduk, Kecamatan dan petugas kebersihan terhadap
Tembalang tahun 2015 menduduki kepadatan jentik di sekolah dasar
peringkat IR DBD Kecamatan wilayah Kecamatan Tembalang.
Tertinggi Kota Semarang
194,04/100.000 penduduk.(4)(5) BAHAN DAN METODE

Sekolah merupakan tempat Jenis penelitian ini merupakan


yang potensial dalam penyebaran penelitian deskriptif analitik dengan
dan penularan penyakit DBD pada menggunakan observasional untuk
anak sekolah. Hal tersebut mengetahui gambaran kondisi jentik
dikarenakan nyamuk Ae.aegypti aktif sekolah. Rancangan yang
menggigit siang hari saat aktivitas digunakan dalam penelitian ini
sekolah berlangsung.(6) Walaupun adalah quasi experimental.
risiko penularan virus dengue tidak Populasi pada penelitian ini
hanya terjadi di sekolah, namun adalah semua sekolah dasar yang
hasil survei di Kota Depok pada berada di rumah Sekolah Dasar
tahun 2014 bahwa 30% penderita yang berada di Kecamatan
penyakit DBD adalah anak usia Tembalang. Sampel yang akan
sekolah.(7) Hasil studi Sujariyakul diambil dalam penelitian ini adalah
dkk, habitat perkembangbiakan ada 6 sekolah dasar. Sampel
nyamuk Ae.aegypti banyak terdapat diambil secara Purposive Sampling.
di sekolah.(8) Berdasarkan hasil Dari 6 sekolah tersebut akan
penelitian yang dilakukan di sekolah dibagi menjadi, 3 sampel kelompok
dasar Kecamatan Baturaja Timur eksperimen dan 3 sampel kelompok
Kabupaten Ogan Komeri Ulu kontrol. Pemilihan lokasi
terdapat tempat perkembangbiakan berdasarkan pertimbangan bahwa
jentik nyamuk dengan Container kecamatan ini merupakan daerah
Index (CI) sebesar 31% yang artinya endemis DBD. Populasi penelitian ini
berpotensi tinggi dalam penularan memiliki kategori daerah berbeda
penyakit DBD pada anak sekolah.(6) yaitu, pusat, dalam dan pinggir
kecamatan sehingga faktor
variabelitas perlu dipertimbangkan.

320
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Selama penelitian kelompok HASIL DAN PEMBAHASAN


eksperimen akan diberikan
pendidikan kesehatan tentang PSB Kelurahan Tembalang dan
DBD, sedangkan kelompok kontrol merupakan kelurahan dengan
tidak diberikan perlakuan. Masing- kasus DBD yang tinggi di Kota
masing kelompok akan dilakukan Semarang.
pretest dan posttest. Observasi
jentik dilakukan sebelum dan
sesudah perlakuan diberikan.

Tabel 1. Pengetahuan Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Tembalang


Kelompok n MeP sebelum MeP sesudah MeP(%) p
Eksperimen 89 13,00 15,00 15,38
<0,001
Kontrol 84 13,50 11,50 -14,81
Ket: MeP = Median pengetahuan Tanda(-) = Penurunan

Tabel 2. Pengetahuan Petugas Kebersihan Sekolah Dasar Kecamatan


Tembalang
Kelompok n MeP sebelum MeP sesudah MeP(%) p
Eksperimen 3 12,00 15,00 25,00
0,184
Kontrol 3 10,00 12,00 25,00
Ket: MeP = Median pengetahuan

Tabel 3. Sikap Siswa Sekolah Dasar Kecamatan Tembalang

Kelompok n MeS sebelum MeS sesudah MeS(%) p


Eksperimen 89 9,00 10,00 11,11
0,013
Kontrol 84 9,00 9,00 0
Ket: MeS = Median sikap

Tabel 4. Sikap Petugas Kebersihan Sekolah Dasar Kecamatan Tembalang

Kelompok N MeS sebelum MeS sesudah MeS(%) p


Eksperimen 3 10,00 10,00 0
0,317
Kontrol 3 10,00 10,00 0
Ket: MeS = Median sikap

WZTabel 5. Praktik Petugas Kebersihan Sekolah Dasar Kecamatan


Tembalang

Kelompok n MePR sebelum MePR sesudah MePR(%) p


Eksperimen 3 6,007 6,00 0
0,317
Kontrol 3 6,007 6,00 0
Ket: MePR = Median praktik

321
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 6. Angka Indikator Indeks Jentik Sekolah Dasar Kecamatan


Tembalang

Variabel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
S 3 3 3 3
S (+) 3 1 2 3
n 28 28 20 20
n (+) 6 1 5 6
HI(%) 100,00 33,33 66,67 100,00
CI(%) 21,43 3,57 25,00 30,00
ABJ(%) 0 66,67 33,33 0

Tabel 7. Angka Kontainer Indeks Sekolah Dasar Kecamatan Tembalang

Kelompok S ܺതCI sebelum ܺതCI sesudah ܺതCI(%) p

(Mean±SD) (Mean±SD)
Eksperimen 3 22,9167±3,60844 4,1667±7,21688 -81,81
0,033
Kontrol 3 24,0733±25,05147 28,8867±7,69608 19,99
Ket: ܺതCl = Rata-rata CI, Tanda(-) = Penurunan, S= Sekolah

Presentase peningkatan Hal ini juga didukung dalam


pengetahuan kelompok eksperimen penelitian Wati yang menunjukkan
adalah 15,38%. Hasil uji statistik adanya pengaruh pemberian
menunjukkan adanya perbedaan pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan siswa antara sebelum tingkat pengetahuan remaja putri.(11)
dan sesudah dinerikan pendidikan Selain itu juga sejalan dengan
kesehatan antara kelompok penelitian Nurhidayat bahwa setelah
eskperimen dan kontrol dilihat dari penyuluhan terdapat perbedaan
p= <0,001 (p<0,05). pengetahuan pada kelompok kontrol
dan intervensi.(12)
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rahmawati Sedangkan hasil penelitian pada
Mustamin yang menyebutkan bahwa petugas kebersihan menunjukkan
terdapat perbedaan tingkat bahwa ada peningkatan 25%
pengetahuan yang signifikan tingkat pengetahuan pada petugas
pengetahuan sebelum dan sesudah kebersihan kelompok eksperimen.
intervensi pada siswa.(9) Selain itu, Sedangkan berdasarkan uji beda
Penelitian Siti Aisah menghasilkan pada sesudah diberikan pendidikan
perbedaan signifikan rata-rata kesehatan pengetahuan petugas
pengetahuan sebelum dan setelah kebersihan tedapat perbedaan yang
intervensi edukasi kelompok sebaya, bermakna antara kelompok
demikian juga perbedaan signifikan eskperimen dan kontrol, dilihat dari
rata-rata pengetahuan antara p= 0,184(p>0,05).
kelompok perlakuan dan kontrol.(10)

322
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini sejalan dengan penelitian Hasil penelitian sikap petugas


Arie Kusumaningrum yang kebersihan pada sebelum dan
menunjukkan bahwa pengetahuan sesudah diberikan pendidikan
orang tua antara sebelum dan kesehatan menunjukkan bahwa
sesudah diberikan pendidikan tidak terdapat presentase
kesehatan tidak ada perbedaan peningkatan median sikap.
yang bermakna. Berdasarkan uji beda menunjukkan
bahwa tidak tedapat perbedaan
Perubahan perilaku seseorang yang bermakna sikap petugas
dapat terjadi melalui cara pendidikan kebersihan sebelum dan sesudah
atau promosi kesehatan. Ini diawali diberikan pendidikan kesehatan
dengan cara pemberian informasi- antara kelompok eksperimen dan
informasi kesehatan. Dengan kontrol, dilihat dari p= 0,317
memberikan informasi-informasi (p>0,05).
tentang cara mencegah penyakit,
cara pemeliharaan kesehatan dan Hal ini sejalan dengan penelitian
sebagainya akan meningkatkan Basuki Hardjojo menunjukkan
pengetahuan masyarakat tentang kegiatan intervensi penyuluhan
hal tersebut. Pendidikan kesehatan jantung koroner tidak berhasil
akan menghasilkan perubahan yang merubah pengetahuan dan sikap
efektif bila dilakukan melalui metode secara serentak.
tertentu.(13) Namun hal ini relevan
dengan yang dilakukan peneilti Sikap yang positif akan
karena petugas kebersihan tidak terwujud apabila pengetahuan yang
memahami sepenuhnya apa yang dimiliki petugas kebersihan baik.
telah dijelaskan peneliti. Hal ini Namun apabila pengetahuan tidak
dapat disebabkan karena intensitas baik maka sikap yang terbentuk
waktu yang terbatas dan juga adalah negatif. Selain itu, faktor
pemberian pendidikan kesehatan pendidikan petugas kebersihan yang
hanya dilakukan sekali. berpendidikan SMA mempengaruhi
sikap petugas kebersihan tersebut
Sikap siswa tentang DBD dalam mempersepsikan informasi
mengalami peningkatan median yang telah diterima.(14)
sikap responden sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan Praktik pencegahan penyakit
kesehatan sebesar 11,11%. Hasil uji DBD yang dilakukan oleh petugas
statistik dengan uji beda kebersihan antara sebelum dan
menunjukkan tidak adanya sesudah diberikan pendidikan
perbedaan yang bermakna antara kesehatan tidak menunjukkan
kelompok eksperimen dan kontrol, adanya perbedaan yang bermakna.
dilihat dari p= 0,013 (p<0,05). Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji
beda Mann Whitney diperoleh nilai
Penelitian ini sejalan dengan p= 0,317 (p>0,05) pada taraf
penelitian yang dilakukan oleh kesalahan 5%.
Rumondang Pulungan yang
menjelaskan bahwa ada Penelitian ini sejalan dengan
peningkatan sikap dokter kecil yang penelitian Siti Munadziroh bahwa
signifikan tentang PSN-DBD setelah tidak ada perbedaan yang bermakna
diberi penyuluhan dengan metode praktek petugas kebersihan sebelum
ceramah dan film. dan sesudah dilakukan penyuluhan.

323
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Hal ini dikarenakan kesadaran Hasil penelitian diperoleh bahwa


responden masih kurang tentang CI menurun setelah dilakukan
manfaat mereka melakukan PSN intervensi. CI menurun menjadi
dengan benar serta penyuluhan kurang dari 5%. Namun, HI
hanya dilakukan sekali.(15) mengalami penurunan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan.
Hal ini selaras dengan penelitian Penurunan HI berada lebih dari 5%
Arie Kusumaningrum yang yang berarti bahwa sekolah dasar
menunjukkan bahwa tindakan orang tersebut masih memiliki risiko tinggi
tua antara sebelum dan sesudah terjadinya DBD.
diberikan pendidikan kesehatan
tidak ada perbedaan yang CI yang kurang dari 5% , HI
bermakna. Berdasarkan analisa lebih dari 5% dan ABJ berada
bahwa jika pengetahuan yang bawah 95% menunjukkan bahwa
dimiliki oleh petugas kebersihan belum maksimalnya pemberantasan
tidak baik maka semakin rendah jentik ini sehingga masih
pula tindakan dalam menerapkan ditemukannya jentik dapat
sesuatu. Perilaku yang baik didasari disebabkan karena belum seluruh
oleh pendidikan dan sikap positif.(14) anggota masyarakat sekolah
Selain itu, kemungkinan hal ini melakukan tindakan positif dalam
diakibatkan rentang waktu upaya 3M. Tidak menutup
pengukuran yang sempit untuk kemungkinan adanya migrasi
melihat adanya perubahan nyamuk dari daerah tetangga
perilaku.(16) sekolah yang masyarakatnya belum
menerapkan upaya pemberantasan
Nilai rerata CI saat sebelum demam berdarah secara sungguh-
diberikan pendidikan kesehatan sungguh. Selain itu juga ada
adalah sebesar 22,9167 dan pada beberapa hal yang kurang
saat sesudah diberikan pendidikan mendukung seperti pengetahuan
kesehatan menurun menjadi 4,1667. dan sikap siswa yang sudah baik
Berdasarkan uji statistik tapi pengetahuan, sikap dan praktik
menggunakan independent sample petugas kebersihan yang kurang
t-test diperoleh bahwa p=0,015 baik.
(p>0,05). Oleh karena itu Ho ditolak,
yang berarti ada perbedaan KESIMPULAN
signifikan kontainer indeks antara
kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan pengetahuan
Hal ini didukung dengan dan sikap siswa namun tidak ada
penelitian yang dilakukan oleh perbedaan pengetahuan, sikap dan
Rahmawati Mustamin bahwa praktik petugas kebersihan. HI
Container Indeks (CI) menunjukkan masih dibawah 5% dan ABJ masih
terjadi penurunan kepadatan larva dibawah 95%. Namun ada
setelah penyuluhan dan terdapat perbedaan pada kontainer indeks
perbedaan yang signifikan terhadap sebelum dan sesudah diberikan
Container Indeks (CI) pada kontainer pendidikan kesehatan antara
di rumah siswa SD Negeri Minasa kelompok eksperimen dan kelompok
Upa sebelum dan sesudah kontrol.
intervensi.(9)

324
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

UCAPAN TERIMAKASIH 9. Mustamin R, Ibrahim E, Mallongi


A. Studi Keberadaan Larva
Peneliti mengucapkan Aedes aegypti Pada Rumah
terimaksih kepada Dinas Kesehatan Siswa SD Sebelum dan Sesudah
Kota Semarang yang telah Intervensi. 2014;
memberikan data yang peneliti
butuhkan. 10. Aisah S, Sahar J, Hastono SP.
Pengaruh Edukasi Kelompok
DAFTAR PUSTAKA Sebaya Terhadap Perubahan
Perilaku Pencegahan Anemia
1. Depkes RI. Penemuan dan Tata Gizi Besi Pada Wanita Usia
Laksana Penderita Demam Subur Di Kota Semarang. 2008;
Berdarah Dengue. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 2010. 11. Wati S. Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Hygiene
2. Suharmiati, Handayani L. saat Menstruasi terhadap
Tanaman Obat pencegah Tingkat Pengetahuan Siswi
Demam Berdarah Dengue. Remaja Putri Kelas VIII di SMP
Jakarta: Agro Media Pustaka; Negeri 3 Gamping Sleman
2007. Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Muhamadiyah; 2010.
Kesehatan Indonesia Tahun
2014. Jakarta; 2015. 194 p. 12. Nurhidayat O. Perbandingan
Media Power Point dengan Flip
4. Dinas Kesehatan Kota Chart dalam Meningkatkan
Semarang. Profil Keseahatan Pengetahuan Kesehatan Gigi
Kota Semarang 2014. 2015; dan Mulut. Jurnal of Public
Health. 2012;1:31–5.
5. Dinas Kesehatan Kota
Semarang. Data Kasus Demam 13. Notoadmojo S. Ilmu Perilaku
Berdarah Dengue Tahun 2006- Kesehatan. Jakarta: Rineka
2015. Semarang: Dinas Cipta; 2010.
Kesehatan Kota Semarang; 2015.
14. Kusumaningrum A, Natosba J,
6. Budiyanto A. Perbedaan Warna Julia EL. Pengaruh Pendidikan
Kontainer Berkaitan dengan Kesehatan Terhadap Perilaku
Keberadaan Jentik Aedes aegypti Orang Tua Dalam Toilet
di Sekolah Dasar. 2012;63–71. Training Toddler. 2011;

7. Krianto T. Tidak Semua Anak 15. Munadziroh S. Perbedaan


Sekolah Mengerti Demam Pegetahuan dan Praktik
Berdarah. 2009;13(2):99–103. Petugas Kebersihan Sekolah
Dasar Sebelum Dan Sesudah
8. Sujariyakul A, Prateepko S, Penyuluhan Pemberantasan
Chongsuvivatwong V, Sarang Nyamuk Demam
Thammapalo S. Transmission of Berdarah Dengue Di Kecamatan
dengue haemorrhagic fever: at Tembalang Kota Semarang.
home or school? 2005;29. Semarang: Universitas
Diponegoro; 2011.

325
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

16. Lubis DS, Wati NKE, Berdarah Di Kelurahan Sesetan


G.Purnama S, Adhi KT, Suariani Denpasar 2012. 2012;12(1):41-
P. Pemberdayaan Siswa SD II 4.
Sesetan Dalam Mengurangi
Kasus Penyakit Demam

326

You might also like