Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan J.

Co Donuts & Coffee Di Plaza


Mulia Samarinda

Antonio Nalau
Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Dr. Hj. Syarifah Hudayah, SE., M.Si


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Muhammad Wasil, SE., M.Si


Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Abstrac

Antonio Nalau 2012, Brand Image on Customer Loyalty


J.CO Donuts & Coffee in Plaza Mulia Samarinda. This research
specifically examines the elements of brand image. The purpose of
this study is analyze the influence elements of brand image on
loyalty consumer of J.CO Donuts & Coffee in Plaza Mulia
Samarinda.
Data used in this research were obtained from questionnaires
(primary). Analysis technique used is linear regression using
hypothesis tests, namely R² test, F test and t test.
From this research, the result based on a statistical test that
the variables of brand image which are favorability of brand
association, strength of brand association and uniqueness of brand
association altogether (simultaneous F test) have a significant
influence towards on customer loyalty. The result based on t test,
favorability of brand association and uniqueness of brand association
have a positive and significant result towards on customer loyalty,
strength of brand association has a negative and not significant result
toward of customer loyalty. Adjusted R Square value is 0,053.
Which mean that 5,3% of consumer loyalty could be explain by the
independent variables brand image (favorability of brand
association, strength of brand association and uniqueness of brand
association), while the remaining amount 94,7% is explained by the
other variables outside of this research.
Keywords: Brand Image, Favorability of Brand Association,
Strength of Brand Association, Uniqueness of Brand Association,
Consumer Loyalty
2

Abstrak

Antonio Nalau 2012, Brand Image terhadap Loyalitas


Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
Spesifikasi penelitian ini menganalisis bagian-bagian dari brand
image. Tujuannya adalah untuk menganalisis pengaruh dari bagian-
bagian brand image pada loyalitas pelanggan dari J.CO Donuts &
Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
Data yang digunakan dalam penelitian berasal dari kuesioner
(data primer). Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier
yang menggunakan test hipotesis yaitu, R² test, F test and t test.
Dari penelitian ini, hasil yang berdasarkan test statistic bahwa
semua variabel dari brand image yaitu favorability of brand
association, strength of brand association and uniqueness of brand
association (Uji F) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. berdasarkan hasil Uji t , favorability of brand
association and uniqueness of brand association memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, sedangkan
strenght of brand association memiliki pengaruh yang negative dan
tidak signifikan pada loyalitas pelanggan. nilai dari Uji R square
penelitian ini adalah 0,053. Dimana bahwa hanya 5,3 % dari
loyalitas pelanggan dapat di jelaskan oleh variabel-variabel brand
image, sedangkan sisanya yaitu 94,7% dijelaskan oleh variabel-
variaqbel lainnya di luar penelitian ini.
Kata Kunci: Brand Image, Favorability of Brand Association,
Strength of Brand Association, Uniqueness of Brand Association,
Loyalitas Pelanggan

I. Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG

Pada persaingan pasar global belakangan ini banyak sekali barang dan
jasa yang bermunculan di pasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai
produk barang dan jasa untuk memikat konsumen. Dalam sebuah pasar global
tentu saja terjadi persaingan antara produsen dengan merek masing-masing untuk
memikat konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007: 256) persaingan pasar
global adalah situasi dimana banyak bermunculan para produsen sedangkan
konsumen sangat kritis dan pintar dalam memilih produk. Konsumen akan
membeli merek atau produk apapun asalkan produk tersebut bagus, berkualitas

2
3

dan harganya terjangkau. Pemasaran adalah salah satu jalan untuk


memperkenalkan produk kepada konsumen. Menurut Kotler dalam Kartajaya
(2000) sejak dulu pemasaran dikenal memiliki 9 elemen yaitu: segmentasi,
targetting, possitioning, diferensiasi, marketing mix, selling, brand, service, and
process. Dan dapat disimpulkan bahwa produk, merek atau sebuah perusahaan
akan memiliki keunggulan bersaing yang bagus kalau ia ,mampu membangun
kesembilan elemen tersebut dengan baik. Salah satu dari elemen tersebut adalah
brand atau merek. Merek sendiri memegang peranan penting karena konsumen
akan mengingat merek dari produk yang mereka suka bahkan rela berlangganan
merek tersebut.
Merek pada hakikatnya adalah merupakan suatu janji penjual kepada
konsumen untuk secara konsisten memberi seperangkat, atribut, manfaat dan
pelayanan. Produk dengan kualitas dan model dari kemasan yang relatif sama
saat ini dapat memiliki kinerja dan kualitas yang berbeda-beda di pasar karena
adanya perbedaan persepsi konsumen terhadap merek produk tersebut. Dalam
membangun persepsi dapat dilakukan oleh para pengusaha melalui jalur merek.
Merek sangat bernilai mampu mempengaruhi pilihan atau preferensi konsumen
yang dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.
Sehingga pada akhirnya mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Selain memliki identitas yang jelas, sebuah merek haruslah memiliki
brand equity yang kuat sehingga merek tersebut pasti memiliki citra yang kuat
pula didalam benak pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2001; 225) brand
image atau citra suatu merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai
merek tertentu. Brand image yang kuat di benak pelanggan dibentuk dari 3 unsur
yang terdapat pada Badan Pemegang merek (Keller, 1993), yaitu; keungulan
asosiasi merek (Favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek
(strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand
association). Semakin kuat Brand image di benak pelanggan maka semakin kuat
pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk
yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat mengantar sebuah perusahaan untuk
tetap mendapatkan keuntungan dari waktu kewaktu. Persaingan semakin

3
4

meningkat diantara merek-merek yang beroperasi dipasar. Hanya produk yang


memiliki brand image yang kuat yang tetap mampu bersaing dan mampu
menguasai pasar.
Pada masa sekarang ini, salah satu bisnis waralaba lokal yang tidak kalah
bersaing dengan waralaba asing adalah J.CO Donuts & Coffee. J.CO Donuts &
Coffee pada saat sekarang menjadi trendsetter di semua kalangan pecinta donat.
J.CO Donuts & Coffee adalah produk dalam negeri dengan menggunakan konsep
dari luar negeri yang lalu disempurnakan dengan moderenisasi dan kualitas
terbaik. Produk yang paling diunggulkan dari waralaba ini adalah makanannya
yaitu donat dengan berbagai macam variasi. Selain donat tersedia juga berbagai
macam coffee dengan berbagai macam sajian dan variasi. Dalam bidang
mengolah donat, J.CO Donuts & Coffee harus bisa bersaing dengan waralaba
cepat saji lainnya yang merupakan kompetitor J.CO Donuts & Coffee seperti,
Dunkin Donuts, Krispy Crème Doughnuts dan Double Dipps Donuts & Coffee.
Kesadaran konsumen terhadap merek dibangun secara terus-menerus
sepanjang daur hidup produk itu berlangsung. Persepsi kualitas dari badan
pemegang merek terbentuk saat itu juga, dengan komitmen yang teguh dan tekat
untuk menjadikan merek sebagai brand yang memiliki masa depan. Apabila
ketiga elemen brand image sudah di bentuk maka loyalitas pelanggan terhadap
merek akan menjadi tinggi yaitu commited buyer dimana pelanggan yang setia
mempunyai kebanggaan menjadi pelanggan dari merek tersebut. Pada tingkat ini
salah satu ciri loyalitas konsumen ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan
dan mempromosikan merek kepada orang lain. (refrinal.blogspot.com, 2012).
Melalui loyalitas pelanggan, bagaimana suatu merek dapat bertahan di dalam
benak pelanggan agar pelanggan dapat setia terhadap merek yang akan di konsumsinya.
disini brand image yang kuat akan mempengaruhi pelanggan untuk setia terhadap
produk yang akan mereka konsumsi. Maka dari itu, elemen-elemen brand image yaitu
keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi merek
(strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand
association) perlu di evaluasi agar dapat diketahui yang mana yang mempengaruhi
loyalitas pelanggan.

4
5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang menjadi
perumusan masalah dalam penelititan ini adalah :
1. apakah Citra Merek (Brand Image) melalui variable-variabel keunggulan
asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi
merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek
(uniqueness of brand association) berpengaruh secara positif terhadap
Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda ?
2. variabel Citra Merek (Brand Image) manakah yang dominan berpengaruh
terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia
Samarinda ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Citra Merek (Brand Image) melalui variabel
keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan
asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan asosiasi
merek (uniqueness of brand association) terhadap Loyalitas Pelanggan
J.CO Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
2. Untuk mengetahui variabel Citra Merek (Brand Image) yang mana yang
dominan mempengaruhi Loyalitas Pelanggan J.CO Donuts & Coffee di
Plaza Mulia Samarinda.

II. Tinjauan Pustaka


A. DASAR TEORI
Citra Merek (Brand Image)
Menurut Setiadi (2003:180) dalam penelitian terdahulu, Citra Merek (Brand
image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk
dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek
berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek.

5
6

Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian.
Menurut Tjiptono (2011:112), brand image atau brand description yakni
deskrispi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah
teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantuk mengungkap
presepsi dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multi-
dimensional scaling, projection techniques, dan sebagainya.
Brand image itu sendiri diartikan “the set of beliefs consumers hold about a
particular brand” (Kotler et al., 1999:770 dalam penelitian terdahulu). Maksudnya,
brand image adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan
merek. Pelanggan mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan merek mengenai
di mana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Kepercayaan merek itu
yang membentuk citra merek atau brand image. Setiap pelanggan memiliki kesan
tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah calon pelanggan melihat,
mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek tersebu, baik melalui TV, radio,
maupun media cetak. brand image adalah persepsi pelanggan terhadap suatu merek yang
digambarkan melalui asosiasi merek yang ada di dalam ingatan pelanggan, sebagaimana
yang dikatakan Keller (1993:3), “brand image is perceptions about brand as reflected by
the brand association held in consumen memory.”
Bagi Aaker (1995:45) Perusahaan dalam menerapkan brand image harus didasari
oleh kualitas dari merek tersebut, loyalitas konsumen terhadap merek dan asosiasi yang
diterapkan pada merek tersebut.
Brand Image yang positif dapat diukur melalui tanggapan konsumen tentang
asosiasi merek tersebut, yang meliputi “keunggulan asosiasi merek (favorability of brand
association), kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association) dan keunikan
asosiasi merek (uniqueness of brand association)” (Keller, 1993:8). Ketiga pengukuran
brand image tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association)
Keunggulan asosiasi merek dapat membuat konsumen percaya bahwa atribut
dan manfaat yang diberikan oleh suatu merek dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen sehingga menciptakan sikap yang positif terhadap
merek tersebut. Tujuan akhir dari setiap konsumsi yang dilakukan oleh
konsumen adalah mendapatkan kepuasan akan kebutuhan dan keinginan

6
7

mereka. Adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri konsumen melahirkan


harapan, di mana harapan tersebut yang diusahakan oleh konsumen untuk
dipenuhi melalui kinerja produk dan merek yang dikonsumsinya. Apabila
kinerja produk atau merek melebihi harapan, maka konsumen akan puas, dan
demikian juga sebaliknya. Dapat disimpulkan bahwa keunggulan asosiasi
merek terdapat pada manfaat produk, tersedianya banyak pilihan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan, harga yang ditawarkan bersaing, dan
kemudahan mendapatkan produk yang dibutuhkan serta nama prusahaan
yang bonafit juga mampu menjadi pendukung merek tersebut.
2. Kekuatan asosiasi merek (strenght of brand association)
Kekuatan asosiasi merek, tergantung pada bagaimana informasi masuk dalam
ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dikelola oleh data
sensoris di otak sebagai bagian dari brand image. Ketika konsumen secara
aktif memikirkan dan menguraikan arti informasi pada suatu produk atau jasa
maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat pada ingatan konsumen.
Konsumen memandang suatu objek stimuli melalui sensasi-sensasi yang
mengalir lewat kelima indera: mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah. Namun
demikian, setiap konsumen mengikuti, mengatur, dan mengiterprestasikan
data sensoris ini menurut cara masing-masing. Persepsi tidak hanya
tergantung pada stimulasi fisik tetapi juga pada stimulasi yang berhubungan
dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut. Perbedaan
pandangan pelanggan atas sesuatu objek (merek) akan menciptakan proses
persepsi dalam prilaku pembelian yang berbeda.
3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)
Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut memiliki
ciri khas dan sulit untuk ditiru oleh para produsen pesaing. Melalui keunikan
suatu produk maka akan memberi kesan yang cukup membekas terhadap
ingatan pelanggan akan keunikan brand atau merek produk tersebut yang
membedakannya dengan produk sejenis lainnya.
Sebuah merek yang memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan
pelanggan mengetahui lebih jauh dimensi merek yang terkandung

7
8

didalamnya. Merek hendaknya mampu menciptakan motivasi pelanggan


untuk mulai mengkonsumsi produk bermerek tersebut. Merek juga
hendaknya mampu menciptakan kesan yang baik bagi pelanggan yang
mengkonsumsi produk dengan merek tersebut. Nama perusahaan yang
bonafit juga mampu menjadi pendukung ciri khas suatu merek.

Loyalitas Pelanggan
Dalam Hasan (2009:81) isitilah loyalitas sudah sering di perdengarkan
oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang
tampak mudah dibicarakan dalam konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit
ketika dianalisis maknanya. Dalam banyak literature mengemukakan definisi
loyalitas sebagai berikut :
1. Sebagai konsep generik, loyalitas ,menujukkan kecendrungan konsumen
untuk membeli sebuah merek tertentu dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
2. Sebagai konsep perilaku, pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan
loyalitas merek (brand loyalty). Perbedaanya, bila loyalitas merek
mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, prilaku
pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama berulang kali.
3. Pembelian ulang merupakan hasil dominasi perusahaan (1) berhasil membuat
produknya menjadi satu-satunya alternative yang tersedia, (2) yang terus-
menerus melakukan promosi untuk memikat dan membujuk pelanggan
membeli kembali merek yang sama (Hasan, 2009:81).
Griffin (2005:5) berpendapat bahwa sesorang pelanggan dikatakan setia atau
loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau
terdapat sesuatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali
dalam selang waktu tertentu. Upaya memberikan kepuasan pelanggan dilakukan untuk
mempengaruhi sikap pelanggan, sedangkan konsep loyalitas pelanggan lebih berkaitan
dengan perilaku pelanggan daripada sikap dari pelanggan.
Boulding (1993) dalam Hasan (2009:83) mengemukakan bahwa terjadinya
loyalitas merek pada konsumen itu terjadi karena adanya pengaruh kepuasan-
ketidakpuasan dengan merek tersebut yang terakumulasikan secara terus-menerus di
samping adanya persepsi tentang kualitas produk.

8
9

Loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai orang yang membeli, khususnya yang


membeli secara teratur dan berulang-ulang. Pelanggan merupakan seseorang yang secara
terus-menerus dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan
keinginannya dengan memiliki suatu produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar
produk atau jasa tersebut.
Menurut Gremler dan Brown (1997) dalam Hasan (2009:83) bahwa loyalitas
pelanggan adalah pelanggan yang tidak hanya membeli ulang barang dan jasa, tetapi
juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya
dengan merekomendasikan orang lain untuk membeli. Definisi ini menempatkan
loyalitas sebagai sebuah komitmen sikap menghasilkan empat kemungkinan loyalitas
yaitu loyal, loyalitas palsu atau pura-pura, loyal yang tersembunyi, dan tidak loyal.

Menurut Engel, Blackwell, Miniard (1995) dalam Hasan (2009:84) loyalitas


pelanggan merupakan kebiasaan perilaku pengulangan pembelian, keterkaitan dan
keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan pencarian informasi
eksternal dan evaluasi aternatif.

Untuk menjadi pelanggan yang loyal seorang pelanggan harus melalui beberapa
tahapan. Proses ini berlangsung lama, dengan penekanan dan perhatian yang berbeda-
beda untuk masing-masing tahapan, karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang
berbeda. Dengan memperhatikan masing-masing tahapan dan memenuhi kebutuhan
dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk
membentuk calon pembeli menjadi konsumen yang loyal dan klien perusahaan.

Berbeda dari kepuasan, loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan prilaku


membeli. Menurut Griffin (2005:31) pelanggan yang loyal merupakan orang
yang:
1. Melakukan pembelian ulang secara teratur
2. Membeli antarlini produk dan jasa
3. Mereferensikan kepada orang lain
4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

B. Kerangka Konsep

9
10

Kerangka konsep dalam model penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut ini :

Keunggulan Asosiasi Merek


(Favorability of brand
association) (X1)

Kekuatan dari Asosiasi Merek


(strenght of brand Loyalitas Pelanggan (Y)
association) (X2)

Keunikan Dari Asosiasi Merek


(Uniqueness of brand
association) (X3)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

C. Pengembangan Hipotesis
Hubungan antar variabel dalam penelitian ini memiliki hipotesis sebagai

berikut :

1. Diduga Citra Merek (Brand Image) melalui variable-variabel keunggulan


asosiasi merek (favorability of brand association) kekuatan asosiasi merek
(strenght of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of
brand association) berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO
Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
2. Diduga keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association) adalah
variabel yang berpengaruh dominan terhadap Loyalitas Pelanggan J.CO
Donuts & Coffee di Plaza Mulia Samarinda.

III. Metode Penelitian


Populasi dan Sampel

10
11

Populasi dari penelitian ini adalah pelanggan J.CO Donuts & Coffee di
Plaza Mulia Samarinda. Dimana populasi dari penelitian ini jumlahnya tidak
diketahui atau tidak terhingga.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling dimana kriteria responden telah ditentukan dan disesuaikan dengan
masalah yang akan diteliti. Lalu responden yang diambil dalam penelitian adalah
sebanyak 100 responden.

Metode Analisis
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Regresi linier berganda disini digunakan untuk melihat pengaruh-
pengaruh dari citra merek melalui keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi
merek dan keunikan asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan J.CO Donuts &
Coffee di Plaza Mulia Samarinda. Rumus dari regresi linier berganda ini adalah
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝑒 dimana Y merupakan loyalitas konsumen, α
merupakan konstanta, X1 merupakan keunggulan asosiasi merek, X2 merupakan
kekuatan asosiasi merek dan X3 merupakan keunikan asosiasi merek sedangkan e
adalah error.

IV. Analisis dan Pembahasan


Analisis dan pembahasan Regresi Linier Berganda
𝑌 = 8.585𝛼 + 0,311𝑋1 −0,151𝑋2 + 0,233𝑋3
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut :

1. Koefisien regresi (β) 𝑋1 sebesar 0,311 memberikan arti bahwa keunggulan


asosiasi merek (𝑋1 ) berpengaruh secara positif terhadap loyalitas
pelanggan J.CO Donut & Coffee (Y). hal ini menunjukkan bahwa dengan
penambahan satu satuan keunggulan asosiasi merek, maka akan terjadi
peningkatan loyalitas pelanggan sebesar 0,311 dan begitu pula sebaliknya.
2. Koefisien regresi (β) 𝑋2 sebesar -0,151 memberikan arti bahwa kekuatan
asosiasi merek (𝑋2 ) berpengaruh negatif terhadap loyalitas pelanggan

11
12

J.CO Donuts & Coffee (Y). hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya
penambahan satu satuan kekuatan asosiasi merek akan terjadi penurunan
loyalitas konsumen sebesar -0,151 dan begitu pula sebaliknya.
3. Koefisien regresi (β) 𝑋3 sebesar 0,233 memberikan arti bahwa keunikan
dari asosiasi merek (𝑋3 ) berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan
J.CO Donuts & Coffee (Y). hal ini menunjukkan bahwa bahwa dengan
adanya penambahan satu satuan keunikan asosiasi merek akan terjadi
kenaikan loyalitas pelanggan sebesar 0,233 dan begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling


berpengaruh adalah variabel keunggulan asosiasi merek dengan koefisien 0,311 dan yang
berpengaruh paling rendah adalah kekuatan asosiasi merek dengan koefisien -0,151.

Koefisien Determinasi (R²)


Dari hasil perhitungan menggunakan dengan menggunakan program SPSS 17
dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R Square) yang diperoleh sebesar
0,053. Hal ini berarti 5,3% loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel keunggulan
asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek sedangkan sisanya
yaitu 94,7% loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak
diteliti oleh peneliti.

Uji Serempak (Uji F)


Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa secara variabel independen secara
bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan tehadap variabel dependen. Hal ini
dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2.846 dan F tabel sebesar 2.70 (taraf
signifikansi 5%) yang didapat dari:

Uji Parsial (Uji t)


Pengaruh dari masing-masing variabel keunggulan asosiasi merek, keunikan
asosiasi merek dan kekuatan asosiasi merek terhadap loyalitas pelanggan dapat dilihat
dari arah tanda dan tingkat signifikansi (probabilitas). Variabel keunggulan asosiasi
merek dan keunikan asosiasi merek memiliki arah yang positif sedangkan variabel
kekuatan asosiasi merek menunjukkan arah yang negative. Variabel keunggulan asosiasi
merek dan keunikan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen
karena nilai signifikan < 0,05, sedangkan variabel kekuatan asosiasi merek berpengaruh

12
13

tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan karena nilai signifikan > 0,05. Pengujian ini
juga dapat ditentukan dengan t tabel dengan kriteria t hitung > t tabel. Nilai t tabelnya
adalah: db = n-1; db = 100-1 = 99 sehingga nilai t tabelnya adalah 1.660.

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel Keunggulan Asosiasi


Merek (𝑋1 ) dan Keunikan Asosiasi Merek (𝑋3 ) memiliki pengaruh yang positif dengan
tingkat signifikan dibawah 0,05 terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y) dan Kekuatan
Asosiasi Merek 𝑋2 memiliki pengaruh yang negative terhadap variabel Loyalitas
Pelanggan (Y).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bagian
sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Melalui pengujian secara serempak/simultan (Uji F) dapat disimpulkan


bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi
merek (favorability of brand associaton), kekuatan asosiasi merek
(strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness
of brand association) secara simultan mempunyai pengaruh yang
signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas
pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek melalu indikator
keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi
merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan J.CO Donuts &
Coffee di Plaza Mulia Samarinda.
2. Berdasarkan pengujian secara parsial (Uji t), ternyata hasil penelitian
membuktikan bahwa tidak semua indikator dari variabel independen citra
merek (brand image), yaitu keunggulan asosiasi merek (favorability of
brand associaton), kekuatan asosiasi merek (strength of brand
association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand
association) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependen loyalitas pelanggan J.CO Donuts & Cofee di Plaza Mulia
Samarinda. Variabel keunggulan asosiasi merek disini terbukti
berpengaruh secara dominan positif dan signifikan terhadap loyalitas

13
14

pelanggan sehingga dapat dikatakan bahwa keunggulan asosiasi merek


berpengaruh dominan dan positif terhadap loyalitas pelanggan. lalu
keunikan asosiasi merek disini juga terbukti berpengaruh secara positif
tetapi tidak dominan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan sehingga
dapat dikatakan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh positif
terhadap loyalitas pelanggan. sedangkan kekuatan asosiasi merek disini
terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap loyalitas
pelanggan atau dapat dikatakan keunggulan asosiasi merek tidak
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

SARAN-SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut:

1. Untuk perusahaan harus mampu mempertahankan atau bahkan


meningkatkan citra merek yang telah dibentuk untuk para pelanggan J.CO
Donuts & Coffee, misalnya melalui penambahan efektifitas pelayan,
peningkatan kualitas produk dan penambahan fitur pelayanan agar
pelanggan dapat lebih loyal melalui beberapa program pemasaran atau
mencari tahu apa yang diharapkan dan diingikan oleh pelanggan terhadap
produk-produk J.CO Donuts & Coffee, sehingga perusahaan dapat
memproduksi varian produk yang lebih baik dan dapat memenuhi
harapan-harapan pelanggan. perlu diketahui bahwa untuk mempertahankan
pelanggan jauh lebih baik dibandingkan dengan mencari konsumen baru
untuk dijadikan pelanggan, oleh karenanya perusahaan perlu untuk lebih
memperhatikan layanan terhadap pelanggan. lalu berkaitan dengan hasil
penelitian yang memberikan informasi bahwa ternyata keunggulan
asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek
secara bersamaan mempengaruhi loyalitas pelanggan J.CO Donut &
Coffee secara signifikan dan positif maka diharapkan agar pihak
manajemen secara terus menerus berusaha mempertahankan dan
mengoptimalkan hal-hal yang terkait dengan faktor-faktor tersebut.

14
15

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat meneliti dengan variabel-


variabel lain diluar variabel yang telah diteliti ini agar dapat memperoleh
hasil yang lebih bervariatif yang dapat berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1995. Building Strong Brands. The Free Press Publisher. New
York.
Agungdsp. Brand Product Coice 2007.
http://agungdsp.wordpress.com/2008/03/19/product-choices-2007-2/.
Diakses tanggal, 5 Mei 2012.
Ariprabowo, Tri. 2007. Analisis Brand Image Handphone Nokia terhadap
Loyalitas Pelanggan Di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Jurnal
Logos 5 (1) Juli.
Arista, Elisabeth Putri. 2011. Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust Dan Brand
Image Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy Di Kota Semarang.
Semarang. Universitas Diponegoro.
Griffin, Jill. 2005. Costumer Loyalty : How To Earn It, How To Keep It. Yahya,
Dwi Kartini. (Terjemahan). Costumer Loyalty : Menumbuhkan dan
Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Hasan, Ali. 2009. Marketing. Media Pressindo. Yogyakarta.
Indonesia, Franchise. www.franchise-indonesia.com, diakses tanggal 5 Mei 2012.
Irawati, Nisrul dan Rina Primadha. 2008. Pengaruh Kualitas Pelayanan tehadap
Brand Image pada Unit Rawat Jalan Poliklinik Penyakit dalam RSU Dr.
Pirngadi di Medan, Jurnal Manajemen Bisnis 1 (2) Mei: 78-88.
J.CO Donuts & Coffee Profile. http://www.jcodonuts.com/. Diakses tanggal 5 Mei
2012.
Keller, Kevin Lane. 1993. Conceptualizing, Measuring and Managing Customer-
Based Brand Equity. Journal of Marketing (57) Jan: 1-22.

15
16

Kartajaya, Hermawan. 2000. Marketing Plus 2000 : Siasat Memenangkan


Persaingan Global. Erlangga. Jakarta
Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2001. Dasar – Dasar Pemasaran. Penerbit
Intermedia. Jakarta
__________________________. 2001. Principles of Marketing. Sihombing,
Damos. (Terjemahan) Prinsip-prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12
Jilid. Indeks-Prentice Hall. Jakarta.
Kotler, Philip. 1998. Marketing Management Ninth Edition. Anggawijaya, Agus
Hasan Pura. (Terjemahan). Manajemen Pemasaran. Ikrar Mandiriabadi.
Jakarta.
-----------------. 2000. Marketing Management Millenium Edition, Tenth Edition.
Pearson Custom Publishing. Boston.
Malhotra, Naresh K. 1999. Marketing Research : an applied orientation. Prentice
Hall Publisher. New Jersey.
Nicolino, Patricia F. 2007. The Complete Ideal’s Guide: Brand Management.
Prenada Media Group. Jakarta.
Pradipta, Dyah Ayu Anisha . 2012. Pengaruh Citra Merek (Brand Image)
Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli Pelumas PT Pertamina (Pesero)
Enduro 4T Di Makassar. Makassar. Universitas Hasanuddin.
Rangkuti, Freddy. 2007. Riset Pemasaran. Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Refrinal. Brand Management & Strategy Consistensy.
http://refrinal.blogspot.com/search/label/Business%20Strategy%20and%20
Marketing%20Management. Diakses tanggal 5 Mei 2012.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Salemba Empat.
Jakarta.
Setyabudi, Yeffri dan Franky Johannes. 2004. Pengaruh Brand Image Terhadap
Loyalitas Pelanggan Sedan dan Non Sedan Mobil Honda di Surabaya.
Surabaya. Universitas Kristen Petra.

16
17

Simamora, bilson. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Simamora, Henry. 2001. Pemasaran Produk dan Jasa. Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sunyoto, Danang. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Penerbit CAPS.
Yogyakarta.
Susanto, A.B dan Himawan Wijarnako. 2004. Power Branding: Membangun
Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnnya. Penerbit Quantum Bisnis &
Manajemen (Mizan Publika). Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2011. Seri Manajemen Merek 01 – Manajemen & Strategi
Merek. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

17

You might also like