Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 28

Business Continuity

in New Normal

Live Seminar
InCore-Tax

Moh Lutfi Handayani, MM., MBA.


Pemimpin Redaksi Top Business

Juni 2020
Curriculum Vitae

M. Lutfi Handayani, MM., MBA.


1994 – 1999 Surabaya, Sepuluh Nopember Institute of Technology
(ITS Surabaya)
Bachelor of Industrial Engineering – S1

2008 – 2010 Master of Business Administration - Swiss German University


MBA – S2 (Post Graduate)

EMPLOYMENT

2017 – Now Chief Editor of Top Business, It Works, & Madani magazines
2017 – Now President Director PT Madani Solusi Internasional (MSI Group)
2018 – Now President Director PT Solusi Kinerja Bisnis (SKB)
2020 – Now Director PT Indonesia Gelora Gemilang
2020 – Now Commissioner PT Prakarsa Indonesia Maju

ORGANIZATION

Feb 2020 – Now Committee of LKN (Lembaga Kajian Nawacita)


Dec 2014- Now Advisor & also one of the founder IPEMI
(Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia)
Outline

1. Dampak COVID-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional


2. Dampak COVID-19 terhadap Korporasi (Case Study- Industri Alas Kaki)
3. Persiapan Skenario Business Continuity in New Normal
4. CheckList Business Continuity in New Normal
5

Pertumbuhan Ekonomi Global Turun Signifikan (dalam %)


Perlambatan ekonomi telah
6.79 6
tercermin pada pertumbuhan 4.97
3.82
2.97 2.3
PDB Q1 2020 dan data PMI 1 1.3 1 1.8
0.1 0.3
Manufaktur April yang berada di
zona kontraksi dan di bawah -3 -2.2 -2.7 -3.3 -4.1
ekspektasi pasar. -6.8
-4.8
-8.9 Q4 2019 Q1 2020
Indonesia Vietnam China Hong Kong Singapore EU Euro Area Spanyol Italia US

PMI Manufaktur Jepang PMI Manufaktur AS Composite PMI: Flash May


60 70 ISM Markit Manufacturing Services Composite
55 60

50 50
Countries
45 40
Apr May Apr May Apr May
30
40
41.9 20
36.1
35
10
US 36.1 39.8 26.7 36.9 27 36.4
30
0
Nov-17
May-17
Jul-17
Sep-17

Jan-18
Mar-18
May-18
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Jan-19
Mar-19
May-19
Jul-19
Sep-19
Nov-19
Jan-20
Mar-20
Apr-20

Apr-20
May-17

Nov-17

May-18

Nov-18

May-19

Nov-19

Feb-20
Feb-19
Feb-18
Aug-17

Aug-18

Aug-19
Euro Zone 33.4 39.5 12 28.7 13.6 30.5

PMI Manufaktur Tiongkok Germany 34.5 36.8 16.2 31.4 17.4 31.4
PMI Manufaktur Inggris
56.00 PMI Manufaktur NBS PMI Manufaktur Caixin France 31.5 40.3 10.2 29.4 11.1 30.5
54.00 55

52.00 50 50.8 Japan 41.9 38.4 21.5 25.3 25.8 27.4


50.00
45 49.4
48.00
46.00 47.80 40 UK 32.6 40.6 13.4 27.8 13.8 28.9
44.00 35
42.00
30
Mar-20
Apr-20
Jan-20
Jan-18
Mar-18
May-18
Jul-18
Sep-18
Nov-18
Jan-19
Mar-19
May-19
Jul-19
Sep-19
Nov-19

Mar-20
Apr-20
Jul-18
May-17
Jul-17
Sep-17
Nov-17
Jan-18
Mar-18
May-18

Sep-18
Nov-18
Jan-19
Mar-19
May-19
Jul-19
Sep-19
Nov-19
Jan-20

Sumber: Bloomberg, Reuters


6

Beberapa negara telah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi di Q1-2020,


namun mayoritas masih akan mengalami kontraksi pada kuartal selanjutnya…

Real C onsumer Prices Pertumbuhan PDB Indonesia saat ini telah lebih rendah dibandingkan GFC 2008/09 namun
GDP trajectory ke depan masih belum dapat diprediksi dan sangat bergantung kepada pemulihan
Covid-19 itu sendiri...
QoQ Projections Ytd Projections
2019 Q1-20 2020 2019 Apr-20 2020 Krismon 1998 GFC 2008/09 Covid-19
15
Advanced Economies
10
United States 2.3 (4.8) (5.9) 1.8 (1.0) 0.6
5 4.14
Euro Area 1.2 (3.8) (7.5) 1.2 0.0 0.2 2.97
-
Germany 0.6 (2.2) (7.0) 1.3 0.2 0.3 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8
(5)
France 1.3 (5.8) (7.2) 1.3 (0.4) 0.3
(10)
Italy 0.3 (4.7) (9.1) 0.6 0.3 0.2
(15) Note:
Spain 2.0 (5.2) (8.0) 0.7 (0.5) (0.3) - t merupakan waktu dimana pertumbuhan
(18.26)
(20) ekonomi berada di titik terendah
Japan 1.2 (0.9) (4.5) 0.7 (0.4) 0.5 - +1 dan -1 perbedaan tiap triwulan
Sumber: CEIC (diolah)
United Kingdom 1.4 (2.0) (6.5) 1.8 0.1 1.2

Emerging Markets Prediksi IMF:perekonomian global akan terkontraksi 3%


6.1 (9.8) 1.2 2.9 (1.1) 3.0 yoy, sedangkan untuk Indonesia PDB hanya akan tumbuh
China
0,5% … 7.6 9.2 7.4 7.8 8.2
4.2 3.2 1.9 4.5 (1.2) 3.3 6.1 7
India 5.8 4.7
4.5
ASEAN-5 3 1.9 2.7
1.2 0.5
5.0 (2.4) 0.5 2.8 0.8 2.9 0
Indonesia
Thailand 2.4 (2.2) (6.7) 0.7 (2.8) (1.1) -0.6
4.3 (2.0) (1.7) 0.7 (3.8) 0.1 -3
Malaysia -5.2
-5.9 -6.6 -6.7
5.9 (5.1) 0.6 2.5 0.2 1.7

2021
2020
2021
2020
2021

2020
2020

2021
2020
2021

2021

2020
2021

2020
2021

2020
2021

2020

2020
2021
2020
2021
Philippines
Vietnam 7.0 6.9 2.7 2.8 (1.2) 3.2
Source: IMF and various sources world AS Eropa Asia China Jepang India ASEAN-5IndonesiaThailandVietnam
1 2 3
Memberikan relaksasi bagi industri jasa keuangan melalui tidak
Memberi nafas bagi sektor riil Mendukung program penyediaan ruang
dibebaninya tambahan cadangan kerugian kredit bermasalah dengan:
dan informal untuk dapat likuiditas yang memadai untuk menopang
bertahan di masa pandemic kebutuhan Likuiditas dalam menjalankan
covid-19 melalui relaksasi penetapan kualitas relaksasi penetapan kualitas
relaksasi kebijakan pemberian stimulus bagi sektor riil
kredit/pembiayaan terdampak kredit/pembiayaan langsung
restrukturisasi kredit/
Covid-19 didasarkan hanya faktor menjadi lancar untuk debitur yang bersama Pemerintah dan Bank Indonesia.
pembiayaan.
ketepatan membayar. direstrukturisasi akibat Covid-19.

4
Mendukung program
pemberian subsidi bunga bagi
UMKM dan Sektor Informal
8 Dampak Negatif Perekonomian
& Sektor Industri
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dalam
menyampaikan delapan dampak utama dari virus keterangannya mengatakan sektor industri yang
corona atau Covid-19 terhadap perekonomian mengalami hard hit terdampak Covid-19
nasional. (As of 30 April 2020) diantaranya adalah sebagai berikut :

1. SEBANYAK 1,5 JUTA PHK 1) Industri otomotif;


2. PMI Manufacturing Indonesia mengalami 2) Industri besi baja;
kontraksi atau turun hingga 45,3 pada Maret 3) Industri pesawat terbang dan MRO, kereta
api dan galangan kapal;
2020
4) Industri semen, keramik, kaca, industri
3. Impor pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-
regulator, peralatan listrik, dan kabel;
to-date (ytd)
5) Industri elektronika dan peralatan
4. Inflasi Maret 2020 mencapai 2,96 persen year-on- telekomunikasi;
year (yoy) 6) Industri tekstil;
5. 12.703 penerbangan di 15 bandara dibatalkan 7) Industri mesin dan alat berat; serta
sepanjang Januari-Maret 2020 8) Industri meubel dan kerajinan.
6. Kunjungan turis turun hingga 6.800 per hari,
khususnya turis dari China Kementerian Perindustrian menelusuri kondisi
7. Angka kehilangan pendapatan di sektor layanan sektor industri mana saja yang terdampak Covid-
udara mencapai Rp 207 miliar 19. Secara umum, hampir semua sektor industri
8. Penurunan okupansi pada 6 ribu hotel turun terkena dampak penyebaran Covid-19 sehinga
hingga 50 persen. perlu diberi perhatian lebih.
Dampak Jangka Panjang terhadap
Sektor Industri
1. Para peneliti memperdebatkan efek jangka panjang dari Covid-19 yang diinduksi resesi
pada anggaran R&D (kemungkinan resesi yang akan datang dapat menyebabkan
penekanan pada anggaran R&D dan menurunkan selera untuk kolaborasi Internasional)
[Florin Zubascu, EU – Apr 2020]
2. Kerentanan CyberSecurity : Inovasi Teknologi di bidang Industri perlu memerhatikan
tingkat keamanan dan ada pendidikan khusus terkait ini, terutama saat industri tertuntut
menjalankan metode : remote working & remote business.
3. New Era of Global (e)Commerce dimana setiap negara/wilayah dituntut untuk bisa lebih
mempersiapkan diri dalam memenuhi demand & supply (pangan (+alat kesehatan),
sandang, dan papan) secara terpadu : pengolahan SDA & pembangunan SDM dengan
pemetaan teknologi (IR 2.0/ IR 3.0/ IR 4.0/ Society 5.0) tergantung pada kebutuhan dan
kesesuaian wilayah tersebut.
4. Diversifikasi dan Inovasi produk, servis termasuk proses industri perlu dipetakan sejak
awal
5. Capital injection/ stimulus/ reserve terhadap industri perlu dianalisa secara jangka
panjang
Dampak COVID-19
Rumah Tangga UMKM

1. Ancaman gangguan kesehatan karena terinfeksi 1. UMKM tidak dapat melakukan kegiatan
Covid-19 bahkan ancaman jiwa; puluhan ribu usahanya sehingga terganggu kemampuan
jiwa berpotensi tertular memenuhi kewajiban kredit.
2. Ancaman kehilangan pendapatan, tidak dapat 2. NPL Kredit Perbankan untuk UMKM dapat
bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup meningkat secara signifikan, yang berpotensi
minimalnya – terutama rumah tangga miskin dan semakin memperburuk kondisi perekonomian.
rentan serta sektor informal
3. Penurunan daya beli masyarakat dan konsumsi

Korporasi Sektor Keuangan

▪ Sektor Korporasi terganggu aktivitas ▪ Memburuknya aktivitas ekonomi dan dunia


ekonominya, yang paling rentan: manufaktur, usaha akan merembet ke Sektor Keuangan.
perdagangan, transportasi dan akomodasi ▪ Perbankan dan perusahaan pembiayaan
(restoran dan perhotelan). berpotensi mengalami persoalan likuiditas dan
▪ Gangguan aktivitas bisnis akan menurunkan insolvency.
kinerja bisnis, melakukan pemutusan hubungan ▪ Depresiasi rupiah, volatilitas pasar keuangan dan
kerja dan bahkan mengalami ancaman capital flight
kebangkrutan.
Dampak COVID-19 (hingga April 2020)

1. Kapasitas Produksi (Utilitas)

Kapasitas produksi masih bisa bertahan hingga mencapai 41%


Tidak karena tertolong oleh utilitas industri orientasi ekspor (industri
Terpakai Terpakai
41% besar) yang utilitasnya rerata masih sebesar 72%
59%

Industri orientasi pasar ekspor


hanya menyelesaikan sisa order

2. Pengurangan Karyawan

Pegawai Pegawai Tetap Sebanyak 13% perusahaan menyatakan sudah melakukan


Kontrak Tidak Dirumahkan Tanpa
Tunjangan & Gaji
pengurangan karyawan.
Diperpanjang 6%
6% Sejumlah 87 % karyawan di Industri alas kaki pada periode
Pegawai April masih dalam status bekerja.
Masih Dirumahkan
Bekerja Dengan
87% tunjangan
1%
Dampak COVID-19 (hingga April 2020)

3. Daya Tahan Industri


Lebih dari 6 Rata-rata industri hanya dapat bertahan tidak lebih
bulan, 13% 1 sd 3 dari 3 bulan. Kondisi daya tahan industri belum
Bulan 62% dikurangkan dengan beban untuk membayarkan
4 sd 6
Bulan tunjangan hariraya Lebaran.
25%

4. Bahan baku masih menjadi kendala

Tidak Sejumlah permasalahan bahan baku:


Bermasalah Bermasalah
30% 70% 1. Industri di China belum sepenuhnya pulih;
2. Pelemahan mata uang IDR;
3. Sejumlah supplier bahan baku lokal izinnya
adalah usaha perdagangan, sehingga selama
masa PSBB tidak bisa beroperasi
Dampak COVID-19 (hingga Mei 2020)

1. Kapasitas
Sebanyak 18% Industri alas kaki sudah tidak beroperasi atau
Kapasitas meliburkan kegiatan usahanya. Kapasitas (utilitas) masih ditopang
Terpakai
Kapasitas
33%
oleh industri orientasi ekspor yang mulai mengalami penyusutan
Tidak pada bulan Mei 2020.
Terpakai
67%

2. Tenaga kerja
Dirumahkan Pada pertengahan Mei 2020 sejumlah industri besar dengan orientasi
Masih bekerja dengan tetap pasar ekspor mulai melakukan PHK sebagai akibat belum ada
dengan gaji digaji kepastian dan mulai berkurangnya demand untuk pasar ekspor.
Dirumahkan
dipotong 5% tanpa gaji 2%
10%
75% tenaga kerja kontrak dan trainee sudah tidak diperpanjang lagi.
PHK
2%
Masih bekerja
dengan digaji
normal
81%
Dampak COVID-19 (hingga Mei 2020)

3. Bahan baku menjadi lebih mahal


Sejumlah industri telah mengalami kesulitan bahan baku,
Mengalami Tidak diantaranya karena bahan baku mengalami kenaikan
Kerugian Mengalami hingga mencapai 15%.
56% Kerugian
44%

4. Logistik menjadi lebih mahal

Mengalami Tidak Sejumlah industri mengalami kerugian akibat


kenaikan Naik adanya kenaikan biaya logistik selama pandemi.
56% 44%
Rata2 kenaikan biaya logistik mencapai 15%.

5. Mengalami kerugian akibat cancel order


Tidak
Cancel Order
Sejumlah industri mengalami kerugian akibat
Mengalami
Cancel Order 22% adanya cancel order dari buyer. Rerata kerugian
78% cancel order mencapai 54,3%.
6. Sejumlah industri memiliki hutang bank
Saat ini sejumlah 54% responden industri anggota
Bank Asing APRISINDO telah mengalami keterlambatan pembayaran
17%
utang Bank. Diantaranya untuk membayar cicilan sudah
Bank Swasta dilakukan dengan menjual aset dan atau harus meminjam
Bank
Nasional
BUMN ke pihak ketiga.
67%
16%

7. Terjadi keterlambatan pembayaran tagihan oleh buyer

Tidak ada Dari sejumlah perusahaan yang mengalami


Terjadi Keterlambatan keterlambatan pembayaran tagihan oleh buyer,
Keterlambatan 36%
64%
nilainya mencapai 70% dari total tagihan.

8. Mengalami kesulitan dalam membayar tagihan ke supplier (pihak ke tiga)

Dari sejumlah perusahaan yang mengalami


Tidak ada
Mengalmi keterlamb keterlambatan pembayaran tagihan ke supplier,
keterlambaatan atan nilainya mencapai 54% dari total tagihan.
pembayaran 27%
73%
Persiapan Skenario

Business Continuity
in New Normal Era
RENCANA AKSI & PENANGGUNG JAWAB
UNTUK MEMPERSIAPKAN FASE NORMAL YANG BARU

Fungsi Organisasi Penanggung Jawab Apa yang harus dilakukan?

• Mengorganisir Perencanaan Manajemen Krisis dalam aktivitas


• Direktur Utama Business As Usual (BAU);
• Melakukan pengkinian atas buku pedoman krisis untuk
Command Center merefleksikanpelajaran yang dipetik dari COVID-19;
• Membuat desain organisasi untuk ketahanan dan fleksibilitas;
• Melakukan penilaian kerentanan secara berkala.

• Mengatur ulang mekanisme kerja untuk mendukung fase normal


• Direktur Utama
yang baru;
• Direktur SDM
• Direktur Strategi • Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang Manajemen Krisis;
SDM dan Strategi
• Mempertimbangkan bentuk model bisnis dan ekosistem masa
datang;
• Mempertimbangkan analisa skenario kedalam pengambilan
keputusan strategis.

• Direktur Keuangan • Melakukan perkiraan (forecast) keuangan dan skenario yang matang
• Direktur Operasional secara berkelanjutan;
• Direktur Manajemen Risiko
Kontinuitas Bisnis (Business • Melakukan stress test model terhadap bisnis dan struktur modal;
• Direktur Teknologi
Continuity) dan Keuangan • Membangun resiliensi dalam operasional dan keuangan.

08
RENCANA AKSI & PENANGGUNG JAWAB
UNTUK MEMPERSIAPKAN FASE NORMAL YANG BARU

Fungsi Organisasi Penanggung Jawab Apa yang harus dilakukan?

• Membangun pusat Informasi untuk memprediksi, merasakan (sensing),


• Direktur Operasional dan memformulasikan respons risiko;
Rantai Pasok
• Direktur Teknologi • Merestrukturisasi rantai pasok untuk meningkatkan ketahanan;
(Supply Chain)
• Menerapkan solusi Industry 4.0 dan Digital Supply Network (DSN) untuk
meningkatkan visibilitas, sinkronisasi, optimisasi, dan kegesitan.

• Membangun saluran komunikasi yang terbuka dengan pelanggan;


• Direktur Pemasaran /
• Mengevaluasi kapasitas / insentif untuk memberikan dukungan
Pelanggan Pengembangan Bisnis
(Customer Engagement) keuangan;
• Mengembangkan rencana darurat untuk disrupsi keuangan;
• Meninjau kembali model operasional untuk memperkuat keterlibatan
pelanggan.

• Direktur Pemasaran / • Menerapkan mekanisme kerja masa depan yang berbasis digital
Transformasi Digital Pengembangan Bisnis untuk proses bisnis dan fungsi back-office;
• Direktur Informasi /Teknologi • Merefleksikan pelajaran yang dipetik dan belajar dari praktik
• Direktur Keuangan terkemuka.
• Direktur SDM
KLASIFIKASI PEKERJA

KRITERIA DEFINISI SYARAT PEMBERLAKUAN


Pekerja yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan • Sehat (kondisi fit)
Rantai Pasok/Operasional Bisnis Perusahaan dan hanya • Tidak menggunakan transportasi umum massal
dapat dilakukan di lokasi kerja
WFO WAJIB

Pekerja yang pekerjaannya berhubungan/tidak


• Sehat (kondisi fit)
berhubungan langsung dengan Rantai Pasok/Operasional
• Tidak menggunakan transportasi umum massal
Bisnis Perusahaan, dengan kondisi:
• Lebih optimal dilakukan di lokasi kerja;
WFO • Secara berkala harus dilakukan di lokasi kerja;
FLEKSIBEL • Sewaktu – waktu datang ke lokasi kerja saat dibutuhkan

Pekerja dengan kondisi khusus dimungkinkan WFO • Memiliki riwayat penyakit dengan risiko tinggi
setelah situasi COVID-19 dinyatakan membaik oleh sesuai penetapan Dokter Perusahaan
pemerintah • Sedang hamil, menyusui dengan bayi usia < 2
tahun
WFH WAJIB • Berstatus ODP, OTG, PDP atau Positif Covid
KLASIFIKASI FUNGSI KERJA
BERDASARKAN KRITERIA

Kriteria : WFO Wajib (dengan pengaturan Shift dan Non Shift)


Berlaku bagi fungsi yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan Rantai Pasok/Operasional Bisnis
Perusahaan dan hanya dapat dilakukan di lokasi kerja.

Kriteria : WFO Fleksibel


Berlaku bagi fungsi yang pekerjaannya berhubungan/tidak berhubungan langsung dengan Rantai
Pasok/Operasional Bisnis Perusahaan, yang memenuhi setidaknya salahsatu kondisi di bawah ini :
•Lebih optimal dilakukan di lokasi kerja;
•Secara berkala harus dilakukan di lokasi kerja;
•Sewaktu – waktu datang ke lokasi kerja saat dibutuhkan

Catatan :
1.Pekerja WFO dilarang menggunakan transportasi umum massal ke lokasi kerja.
2.Untuk pekerja diluar WFO Wajib dengan setidaknya salah satu kondisi khusus dibawah ini :
• Memiliki riwayat penyakit dengan risiko tinggi sesuai penetapan Dokter Perusahaan,
• Sedang hamil, menyusui dengan bayi usia < 2 tahun,
• Berstatus OTG, ODP, PDP atau Positif Covid,
3. Diwajibkan WFH dan baru dimungkinkan WFO setelah situasi COVID-19 dinyatakan membaik oleh Pemerintah
KLASIFIKASI FUNGSI KERJA
PER SATUANKERJA
Contoh (Hanya Ilustrasi):
Satuan Kerja Divisi / Dept WFO Wajib WFO Fleksibel

Jumlah Pekerja
selevel Kadiv, Sr.
No Jumlah Pekerja Jumlah Advisor, Jumlah Total Jumlah Total Pekerja
Satuan Kerja (orang) Divisi / Dept Pekerja Sr.Specialist, Fungsi Pelaksana Pekerja Pekerja Fungsi Pelaksana Pekerja (orang)
(orang) Kadept, Advisor, (orang) (orang) (orang)
Specialist (orang)

1 HCM 42 HCBP & Services 15 3 Tidak Ada 0 HC Operation 3


Payroll 1
0 HCIS 2 12
HCBP 3
Group Synergy & Alignment 3
2 BU Infrastructure 110 GDMR 1 38 4 O & M Management Regional 8 Energy Management GDMR 6
GSOT GDMR 6
Reliability Management GDMR 4
8 26
HSSE GDMR 6
Planning & Performance Management
GDMR 4

Petunjuk Pengisian:
a. Definisi Satuan Kerja: Unit Kerja yang melapor langsung ke Direksi
b. Definisi Divisi/Dept: Fungsi Kerja tertinggi (Struktural maupun Spesialis) di bawah Kepala Satuan Kerja
c. Pekerja selevel Kadiv, Sr. Advisor, Sr.Specialist, Kadept, Advisor, Specialist di Divisi/Dept termasuk dalam kategori WFO Fleksibel
d. Definisi Fungsi Pelaksana: Fungsi yang dijalankan oleh pekerja dengan level dibawah Kadept/Advisor/Specialist. Merupakan fungsi
terendah (Struktural maupun Spesialis) di Satuan Kerja yang tergambar dalam SK Struktur Organisasi.
e. Jumlah Pekerja diisi dengan jumlah pekerja di Satuan Kerja / Divisi / Dept / Fungsi Pelaksana tersebut
f. Total Pekerja adalah jumlah total pekerja fungsi pelaksana yang WFO Wajib dan WFO Fleksibel di Satuan Kerja
g. Kategorisasi agar dilakukan dengan :
 Merujuk ke tugas dari fungsi berdasarkan SK Tata Kerja
 Memperhatikan karakteristik dari tiap pekerjaan di fungsi tersebut dan evaluasi efektifitas pelaksanaan WFH yang sedang berjalan.
CheckList

Business Continuity
in New Normal Era
Management Keuangan
(Checklist Keberlangsungan Bisnis)

No TINDAKAN AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN


1  Analisis Laporan Keuangan & buat 1. Identifikasi potensi masalah atas dasar laporan keuangan sebelumnya
proyeksinya: dan proyeksi laporan keuangan, untuk pengambilan tindakan korektif.
• Laporan Laba Rugi 2. Hitung rasio-rasio kunci dari keuangan, seperti rasio modal kerja dan
• Laporan Neraca rasio perputaran persediaan
• Laporan Arus Kas
2  Proyeksi Arus Kas 3, 6, dan 12 1. Perbarui perkiraan arus kas secara teratur untuk mencerminkan
bulan menggunakan skenario peristiwa aktual dan memantau posisi kas yang sedang berlangsung
kasus terbaik, terburuk dan yang 2. Mengatasi kekurangan uang tunai di masa depan, misalnya, biaya apa
diharapkan yang dapat dikurangi, seperti perjalanan, operasi mana yang dapat
 Tingkatkan posisi likuiditas dijeda sementara
3. Selidiki berapa lama bisnis dapat berlanjut sebelum arus kas masa
depan menjadi negatif
4. Pertimbangkan langkah-langkah untuk meningkatkan kas yang masuk
ke bisnis, lebih fokus pada lini produk/layanan yang paling laku
5. Akses sumber keuangan eksternal
3  Identifikasi, apakah bisnis kita 1. Pelajari persyaratan kelayakan hibah/subsidi/pinjaman yang tersedia
mendapat fasilitas atau subsidi
COVID-19 dari pemerintah
4  Analisis sensitivitas dengan 1. Jika penjualan turun lebih lanjut mis. 15 atau 20 persen
perubahan asumsi untuk 2. Dampak dari kehilangan pelanggan utama
menyiapkan ramalan/proyeksi 3. Jika pemasok utama tidak dapat mengirim
4. Berapa lama bisnis bisa bertahan terhadap kerugian?
5. Skenario terbaik dan terburuk untuk posisi operasional dan keuangan
dalam 3, 6 atau 12 bulan ke depan
Management Keuangan
(Checklist Keberlangsungan Bisnis)

No TINDAKAN AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN

5  Tinjau modal kerja, termasuk: 1. Penjualan yang lebih sedikit, berarti nilai persediaan diminimalkan
• Stok / saldo persediaan atau perlu dihapuskan
• Uang tunai di bank 2. Pelajari kemungkinan penjualan dalam kondisi khusus, untuk
mengurangi proyeksi kerugian persediaan
3. Tinjau ulang pembelian untuk persediaan

6  Meninjau saldo piutang / buku 1. Identifikasi pelanggan dengan utang besar dan tindak lanjut -
besar debitur rencana pembayaran dapat dinegosiasikan, mis. debet langsung
 Meninjau pesanan ke depan untuk melunasi saldo lama (dan kumpulkan yang baru)
dan ketentuan pembayaran 2. Buat faktur dan invoice segera setelah layanan atau produk dikirim
pelanggan 3. Tinjau pesanan ke depan untuk merencanakan kebutuhan jangka
pendek atau membuat kontrak bisnis, mis. apakah pelanggan
meningkatkan atau membatalkan pesanan dan apa risiko kreditnya?
4. Pertimbangkan pemeriksaan dan batasan kredit untuk pelanggan
baru / lama
5. Proses baru dapat menggunakan pembayaran online
6. Pertimbangkan tanpa piutang untuk mendapatkan uang tunai
7 Tinjau penilaian pasar atas aset 1. Libatkan akuntan atau jasa penilai, sesuai kebutuhan
tertentu 2. Pertimbangkan aset yang bisa dijual untuk mendapatkan uang tunai
3. Mempertimbangkan kembali atau menunda pengeluaran modal
atau investasi yang tidak signifikan
Management Keuangan
(Checklist Keberlangsungan Bisnis)

No TINDAKAN AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN


8  Tinjau saldo buku besar kreditur / hutang 1. Pelajari opsi untuk menunda atau menegosiasikan
kembali pembayaran keuangan, mis. cicilan lebih
 Tinjau kontrak pemasok atau ketentuan
kecil, diskon pembayaran, jangka waktu
pembayaran
pembayaran diperpanjang
2. Cari pemasok alternatif untuk barang-barang
penting
3. Pelajari kontrak untuk memahami kewajiban
kontrak dan pesanan dapat diubah tergantung
pada kebutuhan (mis. Dibatalkan, dikurangi atau
ditingkatkan)
4. Jelajahi penundaan pembayaran yang ditawarkan
oleh regulator
5. Menyelidiki klausul kontrak force majeure
9  Tinjau pinjaman bank, sewa, kartu kredit atau 1. Memahami kewajiban jangka pendek
keuangan lainnya: 2. Pelajari opsi mencari keuangan eksternal atau
• Periksa jadwal pembayaran dan menegosiasikan pembayaran dengan komitmen
persyaratan likuiditas pinjaman (atau tingkat bunga) dan mencari
rencana restrukturisasi utang
• Periksa kepatuhan dengan perjanjian utang
3. Diskusikan persyaratan sewa dan opsi
 Tinjau komitmen keuangan, seperti sewa pembayaran sewa dengan pemiliknya
kantor dan peralatan
4. Pertimbangkan opsi istirahat sewa
 Periksa aset mana yang merupakan jaminan
5. Negosiasikan konsesi untuk sewa kantor dan
untuk pinjaman itu
peralatan
Manajemen Strategik
Strategic Management Tasks
(Checklist Keberlangsungan Bisnis)
It is important to review the business strategy, plan and operational procedures, especially if there have been
significant changes.

No TINDAKAN AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN


1  Memastikan Kesehatan dan 1. Mengijinkan remote operations
keselamatan karyawan 2. Menyediakan sarana TI untuk staf yang WFH/WFA
 Membuka kesempatan 3. Mengijinkan fleksibilitas keseimbangan kehidupan dan pekerjaan
remote working (WFH/WFA) 4. Menyediakan sarana pelindungan diri bagi staf
5. Mengelola produktivitas: jadwal kerja dan perjalanan yang aman
6. Menekankan pada target dan isu-isu utama ketengakerjaan seperti
kebijakan libur dan sakit
7. Menyiapkan tempat kerja yang tak terkokontaminasi, bersih dan sehat
2  Komunikasi kepemimpinan 1. Pertimbangkan cara untuk menjaga moral, produktivitas, dan
yang jelas enggagement
2. Mendorong kreativitas, inovasi dan pengambilan keputusan di
berbagai level
3. Transparan terkait rencana operasional kedepan
4. Meminta staf untuk mengeluarkan ide agar bisnis tetap bertahan dan
berjalan
5. Virtual social event

3  Reviu ketentuan dan 1. Cek ketentuan deadline transaksi keuangan dan laporan pajak
peraturan 2. Pelajari apa keuntungan jika memenuhi lebih awal
3. Pertimbangkan pesyaratan baru di masa COVID-19
Manajemen Strategik
Strategic Management Tasks
(Checklist Keberlangsungan Bisnis)
It is important to review the business strategy, plan and operational procedures, especially if there have been
significant changes.

No TINDAKAN AKTIVITAS YANG DAPAT DILAKUKAN


4  Update Rencana Strategic 1. Update business continuity plans dan risiko yang muncul
 Lakukan SWOT Analysis 2. Tentukan produk / jasa yang penting dan menghasilkan cashflow
3. Fokus pada oder paling besar– maks volume dan profitabilitasnya
4. Re-alokasi sumber daya untuk memastikan operasional berjalan
5. Pelajari peluang pendapatan baru atau alternatif pasar, termasuk
memenuhi kebutuhan karena perubahan perilaku konsumen.
6. Cari cara baru untuk menjalankan bisnis & penyediaan ke konsumen
7. Sentralisasi pengambilan keputusan melalui staf inti
8. Pertimbangkan perubahan struktur dan dampak jangka panjangnya.
– pahami bahwa hal ini adalah transisi menuju New Normal

5  Ciptakan atau tingkatkan 1. Karena customer WFH dan belanja online, transaksi bisnis dapat
kehadiran bisnis secara dilakukan online, baik melalui website, aplikasi, dan media sosial
online/ digital 2. Jika penjualan online, perhatikan cara terbaik untuk pengirimannya
ke konsumen

6  Jaga kedekatan dengna 1. Prioritaskan customer engagement – secara regular kontak dengan
konsumen –bisnis respon key customer tentang layanan dan operasional bisnis masih tersedia
adalah hal kritis untuk 2. Tawarkan untuk membantu konsumen, menjaga customer
menjaga loyalitas jangka relationship tanpa mencari keuntungan
panjang dan turunnya risiko
reputasi 3. Maksimalkan data dan sistem Customer Relationship Management
4. Me-maintain layanan pelanggan dengan cara yang berbeda
Strategic Management Tasks

No TINDAKAN AKTIVITAS
It is important to review the business strategy, plan and operational YANG
procedures, especially DAPAT
if there DILAKUKAN
have been
significant changes.

7  Penetapan update/reviu dalam 1. Reviu pengendalian internal untuk mengamankan aset, seperti:
Kebijakan Manual:  Approval transaksi
• Otoritas pengeluaran biaya  Level otorisasi pembayaran, penerimaan, kontrak order
 Re-negosiasi kontrak
• Antisipasi Fraud Risk
 Akses sistem keamanan online
• Informasikan dan edukasi 2. Untuk risiko fraud yang tinggi, kerjasama dengan staf untuk
kebijakan perusahaan pencegahan, identifikasi prosedur dan kebijakan yang perlu dilakukan.
8  Reviu dan update sistem TI 1. Perkuat cyber security, jika ada dana investasi
• Lisensi software 2. Identifikasi kemungkinan cybercrime, scam emails
• Kemampuan digital dan protocol 3. Update current version
cyber security 4. Test Bandwith, Infrastruktur TI
• Backup data 5. Test restore back up
6. Pelatihan virtual meeting
• Disaster Recovery Plan

9 Reviu perlindungan bisnis 1. Kaji perlindungan asuransinya, baik asuransi kerugian, kesehatan, jiwa
(asuransi), polis, coverage Ketika ada permsalahan bisnis (business interruption)
 Mengurangi sumberdaya: 1. Reviu staf, dan tentukan siapa yang dapat menjalankan operasional
• Kebutuhan staf penting, kurangi jam kerja, kurangi kompensasi
2. Pengurangan deviden
• Kebutuhan energi, listrik, gas
3. Identifikasi pengurangan biaya (mis. Travel cost)
• Penggunaan supplier local
• Hilangkan proses yang tidak
produktif
Moh Lutfi Handayani, MM., MBA.
Pemimpin Redaksi Top Business

You might also like