Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan
Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan
Analisis Pengembangan Kawasan Agropolitan Berbasis Tanaman Pangan
ABSTRACT
Malaka Regency is included in the development region for export-oriented food production
at the bordering region due to its potential food crop agriculture. The purpose of the research is to
identify strategic food crop commodities and potential farming to be developed, and to identify
potential areas for agropolitan development based on the availability of facilities and
infrastructure. Data collection is carried out through surveys and interviews to relevant agencies.
The study employed Location Quotient and Shift Share analysis to find out food crops which have
comparative and competitive advantages. Furthermore, Scalogram analysis method was employed
to identify the area for agropolitan development based on the availability of facilities and
infrastructures. Results of the analysis show that the main commodity for food crops production is
corn and potential center for corn agribusiness development area is at Wewiku District, which is
supported by the availability of facilities and infrastructures compared to others. Findings of this
research are expected to further strengthen Malaka Regency as a corn production center in the
bordering region.
Keywords: agropolitan area, corn agribusiness, food crops, main comodity.
ABSTRAK
172
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan)
Oktober 2019, 3 (3): 172-179
Hasil temuan penelitian ini diharapkan semakin memperkuat Kabupaten Malaka sebagai sentra
produksi jagung di wilayah perbatasan.
Kata kunci: agribisnis jagung, kawasan agropolitan, komoditas unggulan, tanaman pangan.
tinggi bila dibandingkan komoditas lainnya sekunder. Data sekunder dikumpulkan melalui
(Laeli & Diartho, 2018). Kabupaten Malaka studi pustaka dan diperoleh dari Dinas atau
pula termasuk dalam salah satu kabupaten di instansi seperti Dinas Tanaman Pangan,
wilayah perbatasan yang untuk pengembangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten
lumbung pangan berorintasi ekspor sebagai Malaka, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
kabupaten sentra komoditas jagung Malaka, Badan Perencanaan Pembangunan
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pengembangan dan Penelitian Daerah
Pertanian No. 215/Kpts/OT.050/3/2017 Kabupaten Malaka dan Badan Pusat Statistik
sehingga diharapkan dapat mengekspor hasil Kabupaten Malaka.
pertanian ke negara tetangga. Berdasarkan data
Dinas Pertanian tahun 2018 dalam selang waktu Analisis Sebaran Komoditas Unggulan
2014–2018 pertanian tanaman pangan memiliki Teknik analisis yang digunakan untuk
luas panen dan produksi yang terbesar di antara mengidentifikasi sebaran komoditas unggulan
tanaman lainnya (sayuran dan buah-buahan). yaitu Analisis Location Quotient (LQ) dan
Salah satu pendekatan terhadap analisis Shift Share (SSA). Data yang
permasalahan pangan di wilayah perbatasan digunakan adalah nilai produksi komoditas
Kabupaten Malaka adalah melalui kebijakan tanaman pangan tahun 2018 yang telah
pemerintah daerah pada pembangunaan dikalikan dengan harga komoditas tanaman
pertanian. Pertanian selain sebagai dasar pangan tahun 2018. Rumus dari perhitungan
stabilitas nasional juga menjadi dasar LQ adalah sebagai berikut:
pembangunan ekonomi dan sosial, sehingga
fokus pengembangan pemerintah adalah untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi dan
mempercepat kesejahteraan masyarakat petani
(Raydais & Damayanti, 2018) maka program Keterangan:
pembangunaan pertanian dengan perwujudan Xij : Produksi komoditas tanaman pangan
kawasan agropolitan merupakan salah satu pada tingkat kecamatan
kebijakan yang dianggap relevan untuk Xi : Produksi komoditas tanaman pangan
dikembangkan di Kabupaten Malaka. total kecamatan
Adapun salah satu rencana program yang X.j : Produksi komoditas tanaman pangan
akan dikembangkan oleh pemerintah adalah pada tingkat kabupaten
pengembangan kawasan pertanian dengan X.. : Produksi komoditas tanaman pangan
perwujudan kawasan agropolitan yang terdapat total kabupaten
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan
Malaka tahun 2017–2037. Oleh karena itu pada persamaan di atas, maka ada tiga
diperlukan identifikasi sebaran komoditas kemungkinan nilai LQ yang dapat ditemukan
unggulan dan wilayah pengembangan kawasan yaitu:
agropolitan berdasarkan ketersediaan sarana 1. Jika nilai LQ > 1 maka mengindikasikan
dan prasarana serta mengidentifikasi komoditas basis artinya komoditas tersebut
karakteristik usaha taninya. telah memenuhi kebutuhan wilayahnya
sendiri dan mampu memenuhi kebutuhan
METODOLOGI wilayah lain atau mampu diekspor
2. Jika nilai LQ = 1 maka mengindikasikan
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten komoditas tersebut seimbang dengan
Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang pangsa total atau non ekpor yaitu hanya
mencakup 12 kecamatan. Peta Lokasi penelitian mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya
dapat dilihat pada Gambar 1. Data yang sendiri, belum mampu dieskspor
digunakan dalam penelitian ini berupa data
dalam SSA adalah pada nilai differential shift Menurut (Rustiadi & Dardak 2008)
(DS) yang menunjukan pergeseran suatu Kriteria pusat pertumbuhan suatu wilayah
komoditas tertentu di suatu wilayah tertentu. adalah sebagai daerah yang cepat tumbuh,
Dalam analisis suatu pertumbuhan wilayah mempunyai interaksi yang kuat dengan wilayah
komponen nilai DS lebih penting untuk belakangnya dan memiliki sektor unggulan.
dibandingkan komponen regional share Unit wilayah yang mempunyai jenis dan
(Keratorob et al., 2016) hal ini dikarenakan jumlah fasilitas umum yang relatif paling
komponen nilai differential shift digunakan lengkap akan menjadi pusat atau termasuk
untuk melihat kompetisi perubahan hierarki pertama dibandingkan dengan wilayah
pertumbuhan dari suatu kegiatan ekonomi yang lainnya. Sebaliknya, jika suatu wilayah
wilayah. mempunyai jumlah fasilitas yang rendah maka
Identifikasi sebaran komoditas unggulan wilayah tersebut merupakan hinterland atau
dengan SSA berdasarkan nilai DS > 0 wilayah belakang dari unit wilayah yang
menunjukkan perkembangan ataupun laju menjadi pusat pertumbuhan. Berdasarkan hasil
pertumbuhaan produksi suatu komoditas analisis skalogram yang dilakukan pada
pertanian yang bernilai positif. Nilai LQ > 1 wilayah sentra komoditas unggulan dimana
dan nilai DS > 0 menunjukan bahwa komoditas jumlah penduduk, jenis fasilitas, dan jumlah
pertanian dalam suatu wilayah tersebut unit fasilitas menjadi variabel penentu hierarki
memiliki keunggulan komparatif dan wilayah melalui proses skalogram diperoleh
keunggulan kompetitif (Rustiadi et al., 2011). bahwa hasil wilayah pengembangan agropolitan
Hasil analisis sebaran komoditas unggulan pada adalah Kecamatan Wewiku.
Tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
5 kecamatan yang memiliki nilai LQ > 1 dan Tabel 3. Hasil analisis skalogram
Nama Jumlah
nilai DS + pada komoditas unggulan jagung No IPW Hierarki
Kecamatan Jenis
yaitu Kecamattan Wewiku, Kecamatan Rinhat, 1 Wewiku 31.92 19 Hierarki 1
Kecamatan Botin Leobele, Kecamatan Malaka 2 Rinhat 24.68 15 Hierarki 2
Timur dan Kecamatan Kobalima Timur. Kobalima
3 21.259 13 Hierarki 3
Timur
Malaka
Identifikasi Pengembangan Kawasan 4
Timur
16.07 13 Hierarki 3
Agropolitan Berdasarkan Ketersediaan Botin
5 13.02 8 Hierarki 3
Sarana dan Prasarana di Wilayah Leobele
Sentra Komoditas Jagung
KESIMPULAN
Salah satu analisis terhadap pemusatan di
suatu wilayah adalah dengan menggunakan
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa
metode skalogram. Dengan mengidentifikasi sebaran komoditas unggulan jagung terdapat di
fasilitas-fasilitas yang relevan dalam suatu 6 kecamatan dan hasil analisis wilayah
wilayah sehingga dapat ditentukan hierarki
pengembangan agropolitan menunjukan bahwa
pusat-pusat pertumbuhan. Infrastruktur menjadi Kecamatan Wewiku merupakan pusat
variabel utama karena wilayah layanan agropolitan dengan dukungan ketersediaan
infrastruktur menjadi awal berkembangnya sarana dan prasarana paling lengkap
lokasi pusat pertumbuhan. Fasilitas atau
dibandingkan kecamatan yang menjadi sentra
infrastruktur berperan penting dalam akselerasi jagung. Oleh karena itu, kondisi ini diharapkan
pembangunan wilayah maupun perekonomian semakin menguatkan Kabupaten Malaka
masyarakat, dan juga berpengaruh terhadap
sebagai wilayah sentra komoditas jagung di
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
wilayah perbatasan.
mengurangi kesenjangan antar wilayah (Priyadi
& Atmadji, 2017).