Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.

1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

INJEKSI INTRAVITREAL BEVACIZUMAB DAN LASER


FOTOKOAGULASI PADA BRANCH RETINAL
VEIN OCCLUCION

Ranny Laidasuri1), Weni Helvinda2)


1,2
Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP DR.M.Djamil Padang
e-mail: rannylaidasuri@gmail.com1, helvindawenispm@gmail.com2

Submitted: 28-08-2020, Reviewer: 24-01-2021, Accepted: 29-01-2021

ABSTRACT
Introduction: Branch retinal vein occlusion (BRVO), occurs at a retinal arteriovenous intersection, is
a common cause of retinal vascular disease. The risk factors such as hypertension, arteriosclerosis,
diabetes, smoking, hyperlipidemia, and glaucoma. BRVO affects males and females equally and occurs
most frequently between the ages of 50 and 70. Vision loss from BRVO is typically due to macular
ischemia, macular edema, or complications from neovascular disease Method: Reported a case of
BRVO in a man, 50years-old with 10 years hypertension history, came to M.Djamil Hospital) with
decreased vision of right eye since one month ago. Visual acuity right eye was 6/18 and visual acuity
left eye was 6/6. aa:vv was 1:3,av crossing and venous tortuosity in superotemporal quadran. There
was flame shape hemorrages and cotton-wool spot in same area. Foveal reflex was decreased. Central
macular thickness was 466 µm on OCT. The management was injection bevacizumab intravitreal and
then argon laser photocoagulation 3 weeks later. Result: After 3weeks, macular edema is decreased
(234µm) and visual acuity improve up to +3lines of snellen chart (6/6). Conclusion: Combination of
bevacizumab intravitreal injection as anti VEGF and laser photocoagulation on leakage area was
effective in reducing of macular edema and visual acuity improvement.

Keywords: Branch retinal vein occlusion, macular edema, hypertension, bevacizumab intravitreal,
argon laser photocoagulation.

ABSTRAK
Branch retinal vein occlusion (BRVO), oklusi yang terjadi pada persilangan arteriovena retina,
merupakan penyebab yang sering pada penyakit pembuluh darah retina. Faktor resiko pada penyakit ini
seperti hipertensi, diabetes, merokok, hiperlipidemia, dan glaucoma. BRVO dapat mengenai laki-laki
dan perempuan sama banyak dan terjadi pada usia 50-70 tahun. Kehilangan penglihatan biasanya
dihubungkan dengan iskemik makula, edema makula, atau komplikasi dari penyakit neovaskular.
Metode yang digunakan yaitu dilaporkan sebuah kasus BRVO, seorang laki-laki berusia 50 tahun
dengan riwayat hipertensi selama 10 tahun datang ke RS M.Djamil dengan penurunan penglihatan mata
kanan sejak 1 bulan yang lalu. Visus mata kanan 6/18 dan mata kiri 6/6. aa:vv=1:3, av crossing dan
tortositas vena meningkat, terdapat perdarahan dot, blot, flame shape dan eksudat cotton wool spot di
kuadran superotemporal.Refleks fovea menurun dengan central macular thickness 466 µm. Pasien
diterapi dengan injeksi intravitreal bevacizumab dan setelah minggu ketiga dilakukan argon laser
fotokoagulasi. Hasil: Setelah terapi didapatkan hasil edema makula berkurang (234µm) dan visus
membaik senilai 3 baris Snellen chart (6/6). Kesimpulan: Kombinasi injeksi intravitreal bevacizumab
sebagai anti VEGF dan laser fotokoagulasi tampak efektif menurunkan edema makula dan
meningkatkan tajam penglihatan.

Kata Kunci: Branch retinal vein occlusion, edema makula, hipertensi, intravitreal bevacizumab, argon
laser fotokoagulasi.

45
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

timbulnya komplikasi. The collaborative


PENDAHULUAN Branch Vein Occlusion Study (BVOS)
Retinal vein occlusion (RVO) memperlihatkan bahwa tindakan laser
merupakan kelainan pembuluh darah retina fotokoagulasi disertai pemberian anti-
yang sering terjadi dan sering vascular endothelial growth factor
menyebabkan kebutaan. RVO merupakan (VEGF), seperti bevacizumab efektif dalam
kondisi dengan patogenesis yang meningkatkan ketajaman penglihatan dan
multifaktorial dengan patofisiologi yang menurunkan edema makula.2,4,6
masih belum diketetahui.1 RVO dibagi
menjadi central retinal vein occlusion METODE PENELITIAN
(CRVO) dan branch retinal vein occlusion Melaporkan seorang pasien laki-laki
(BRVO). CRVO terjadi bila sumbatan usia 50 tahun yang datang ke RS M.Djamil
yang mengenai pembuluh darah vena dengan keluhan penurunan penglihatan
sentral dan BRVO terjadi bila sumbatan mata kanan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
mengenai cabang pembuluh darah vena kemudian dilakukan pemeriksaan
retina. Keduanya memiliki bentuk iskemik oftalmogis secara umum, foto fundus dan
dan non iskemik.2 optical coherence tomography (OCT).
BRVO atau sumbatan cabang Setelah diterapi dengan kombinasi injeksi
pembuluh darah vena retina lebih sering intravitreal bevacizumab dan laser
sering terjadi. Penelitian Beaver Dam fotokoagulasi, dilakukan kembali
melaporkan insidensi kumulatif RVO pemeriksaan ulangan untuk menilai
selama 15 tahun sebanyak 2,3% populasi, efektivitas terapi.
dengan mayoritasnya (78%) adalah
BRVO.1 Sedangkan Insidensi BRVO dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
5 tahun didapatkan sebanyak 0,6%.1,2
Seorang pasien laki-laki, umur 50
BRVO dapat mengenai laki-laki dan
tahun datang ke poliklinik mata RS. M.
perempuan sama banyak dan paling sering
Djamil Padang dengan keluhan utama
di antara usia 50-70 tahun.3,4,5 Pada
penglihatan mata kanan kabur sejak 1 bulan
population based study di Israel selama 4
yang lalu. Penglihatan kabur dirasakan
tahun didapatkan perkiraan angka kejadian
mendadak tidak disertai nyeri dan tidak
2 per 1000 orang pada usia di atas 40 tahun
disertai mata merah. Riwayat menderita
dan meningkat 5 per 1000 orang pada usia
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, kontrol
di atas 65 tahun.1
tidak teratur. Riwayat menderita Diabetes
Gangguan patologis dari aliran vena
melitus tidak ada. Riwayat memakai
pada mata hampir selalu terjadi pada
kacamata sejak 4 tahun yang lalu.
persilangan arterivena retina, di mana arteri
Pada pemeriksaan status
retina melintas di atas vena retina. Penyakit
oftalmologi didapatkan visus mata kanan
vaskular sistemik seperti hipertensi dan
6/18, segmen anterior mata dalam batas
arteriosklerosis merupakan faktor resiko
normal, funduskopi ditemukan arteri
BRVO. Faktor resiko lain termasuk
banding retina (aa:vv) berukuran 1:3,
diabetes melitus, merokok dan
terdapat arteriovena crossing (av crossing),
hiperlipidemia.1,2,5,6
tortositas vena meningkat pada kuadran
Pada BRVO dapat terjadi
superotemporal. Pada retina terdapat
penurunan tajam penglihatan yang
perdarahan dot,blot, flame shape dan
disebabkan oleh munculnya edema makula,
eksudat berupa cotton wool spot di kuadran
iskemik makula atau neovaskularisasi
superotemporal dengan reflek fovea yang
sekuele.2,4,6 Tujuan utama penatalaksanaan
menurun pada makula(Gambar 1).
BRVO adalah mempertahankan tajam
penglihatan yang masih baik agar tidak
menurun secara progresif dan mencegah

46
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

a b

Gambar 3. a.Pemeriksaan OCT tampak


Makula Mata Kanan Kembali Normal b.
Central macular thickness senilai 234 µm.
Gambar 1. Foto Fundus yang
memperlihatkan Retina Mata Kanan
Pasien. PEMBAHASAN
BRVO sering muncul pada
a b persilangan arterivena.4,5 Pada 99% dari
106 mata dengan BRVO, ditemukan arteri
yang menyilang di anterior dari vena yang
obstruksi.3,6 Secara histopatologi, pada area
persilangan arterivena, arteri dan vena
retina memiliki tunika adventitia yang
Gambar 2. a. Tampak Edema Makula sama, dan pada beberapa kasus dapat
Mata Kanan pada pemeriksaan OCT b. sampai ke tunika media.7 Lumen dari vena
Didapatkan Hasil Central Macular bisa tertekan hingga 33% pada area
Thickness Sebesar 466 µm. persilangan. Penebalan dinding arteri akan
menekan vena dan menyebakan turbulensi
Pada pemeriksaan OCT didapatkan aliran, kerusakan sel endotel, dan oklusi
central macular thickness sebesar 466 µm, trombus. Obstruksi vena menghasilkan
tampak edema cystoid dan penumpukan peningkatan tekanan vena yang
cairan subretina (Gambar 2). memperberat kapasitas drainase, vena
Pasien didiagnosa dengan BRVO berdilatasi dan tortositas meningkat, hingga
mata kanan dan terdapat retinopati dapat mengakibatkan pecahnya dinding
hipertensi Keith-Wagener (KW) II. Pasien pembuluh darah dengan perdarahan
kemudian dilakukan injeksi intravitreal intraretina dan menyebabkan edema dan
Bevacizumab 1,25mg. Pada follow-up iskemik makula yang mekanismenya masih
minggu ketiga visus mata kanan pasien dalam penelitian. Kehilangan penglihatan
membaik menjadi 6/15 kemudian terapi biasanya dihubungkan dengan iskemik
dilanjutkan dengan argon laser makula, edema makula, atau komplikasi
fotokoagulasi segmental dengan durasi 0,1 dari penyakit neovaskular.3,4,8
detik, ukuran diameter spot 100-µm dan BRVO khasnya muncul pada
power 300 watt. Satu minggu setelah dekade 5 kehidupan.4,6 Penyakit sistemik
dilakukan laser visus mata kanan kembali seperti hipertensi sering berhubungan
normal, 6/6. Pada funduskopi tidak dengan BRVO.6,7 Studi kasus kontrol
ditemukan lagi perdarahan retina, namun penyakit mata mengidentifikasi faktor
eksudat masih ada, sedangkan reflek fovea resiko terjadinya BRVO berupa riwayat
makula sudah baik(Gambar 3). hipertensi, penyakit kardiovaskular,
peningkatan indeks massa tubuh saat usia
20 tahun, dan hiperlipidemia. Diabetes
melitus bukanlah faktor resiko utama yang
independen.1,3,5 Pada kasus ini pasien
berusia 50 tahun dan terdapat faktor resiko
pasien riwayat menderita hipertensi sejak

47
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

10 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur, oklusi tampak dilatasi dan tortositas
pada funduskopi tampak gambaran meningkat (panah).
retinopati hipertensi ditandai dengan klinis
aa:vv=1:3 dan gambaran av crossing.4
Sesuai dengan gejala klinisnya,
pasien pada kasus ini datang dengan
kehilangan tajam penglihatan yang
mendadak dan tidak nyeri sejak 1 bulan
sebelum berobat ke RS dr.M.Djamil
Padang. Pada kasus yang jarang, pasien
dengan BRVO dapat datang karena floaters
dari perdarahan vitreous jika oklusi vena
awal tidak dikenali dan telah terjadi Gambar 4. BRVO Akut pada
neovaskularisasi retina. BRVO dibagi Kuadran Superotemporal 4
menjadi tipe iskemik dan noniskemik.3,4,9
Khasnya bila oklusinya perfusi Seringnya pasien datang dengan
(noniskemik) tampak perdarahan perdarahan intraretina yang banyak dan
intraretina yang sedikit dan pada nonperfusi semakin luas dari minggu ke bulan. Ini
(iskemik) perdarahannya lebih banyak. The menandakan oklusi yang sebelumnya
Branch Vein Occlusion Study Group parsial menjadi oklusi total. Seiring waktu
mendefinisikan BRVO iskemik sebagai perdarahan intraretina bisa diserap
daerah nonperfusi yang lebih luas dari 5 sempurna. Tanpa perdarahan segmental
diameter diskus pada angiografi. Bila intraretina yang khas, diagnosa mungkin
oklusi terjadi pada vena perifer dari vena- akan lebih sulit, namun distribusi vaskular
vena makula mungkin tidak akan ada abnormal yang segmental yang terjadi
keterlibatan makula dan tidak terjadi selama fase akut mungkin akan bertahan
penurunan tajam penglihatan.3,6,9 dan terlihat pada angiografi fluorescein.
Pada pemeriksaan funduskopi Pada fase kronik setelah perdarahan
pasien BRVO dapat ditemukan perdarahan intraretina diserap, diagnosa BRVO
superfisial, edema retina, dan seringnya tergantung pada deteksi distribusi vaskular
cotton wool spot (infark nerve fiber layer) abnormal termasuk kapiler nonperfusi,
pada area retina yang diperdarahi oleh vena dilatasi kapiler, mikroaneurisma, pembuluh
yang terserang.5,6,8,10 Pada funduskopi darah teleangiektasis dan pembentukan
pasien ini tampak tortositas vena pembuluh kollateral.4
meningkat, perdarahan dot, blot, flame Komplikasi yang mempengaruhi
shape, dan eksudat cotton wool spot pada tajam penglihatan pada pasien BRVO
kuadran superotemporal sesuai dengan berupa edema makula, iskemik makula dan
lokasi yang paling sering terjadi pada neovaskularisasi sekuele.4,11,12 Walaupun
BRVO yaitu kuadran superotemporal, sulit untuk menilai prognosa pada fase akut,
52,3% dari angka kejadian BRVO, sekitar 1/3-1/2 visus pasien BRVO
kemungkinan penyebabnya adalah karena ditemukan kembali menjadi 20/40 atau
banyaknya jumlah persilangan arterivena lebih baik meskipun tanpa terapi.
pada daerah ini.1,3,4,5 Gambar 4 Neovaskularisasi iris dan retina, perdarahan
memperlihatkan klinis BRVO akut yang vitreus, ablasio retina traksional, dan
khas pada kuadran superotemporal mata glaukoma neovaskular adalah komplikasi
kanan. Sebuah cabang vena retina yang karena kondisi iskemik pada fase kronik.
menyempit lewat di bawah arteri retina, Komplikasi ini sebagian besar dapat diobati
terkadang bisa diidentifikasi di proksimal atau dicegah, kecuali bila sudah terdapat
perdarahan (kepala panah). Vena yang iskemik makula. The Branch Vein
Occlusion Study Group melaporkan 31-

48
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

41% pasien dengan BRVO iskemik Pada kasus ini, pada funduskopi di
berkembang menjadi neovaskularisasi dan awal kedatangan pasien ditemukan refleks
perdarahan vitreus, dibandingkan dengan fovea menurun. Edema makula pada
BRVO non iskemik hanya berjumlah 11%. BRVO ditandai dengan akumulasi cairan
4,10
pada lapisan retina dalam yang bila keadaan
Untuk membantu diagnosa dan semakin berat sering membentuk ruang
mengevaluasi komplikasi, angiografi kistik hingga cairan subretina. Edema
flourescein harus dilakukan untuk makula memiliki patofisiologi yang
menggambarkan keadaan pembuluh darah kompleks. Peningkatan tekanan hidrostatik
retina, kebocoran dan edema makula, menyebabkan kerusakan tight junction dari
iskemik makula, segmen kapiler nonperfusi endotel kapiler, sehingga terjadi kebocoran
dan neovaskular.5,8,12 cairan dan protein pembuluh darah.
a b Hipoksia yang terjadi meningkatkan
peningkatan VEGF yang berkontribusi
pada kerusakan blood-retinal barrier.
Keadaan tersebut memicu akumulasi pada
makula.2,10,13
Optical coherence tomography
Gambar 5. Angiografi Fluorescein pada (OCT) merupakan modalitas pencitraan
BRVO.a. Tampak Blok Fluorescein pada yang paling penting dalam pengobatan
Fase akut karena Perdarahan b.Setelah pasien dengan BRVO dan edema makula.
beberapa Bulan Darah diserap Tampak OCT dapat digunakan untuk memantau
Area Nonperfusi.4 keberhasilan pengobatan pada edema
makula. Berbeda dengan angiografi
Pada gambar 5a tampak blok flourescein, perdarahan intraretina hanya
flourescein dari perdarahan intraretina pada memiliki efek minimal dalam interpretasi,
fase akut BRVO. Perdarahan menutupi area bahkan dengan kondisi perdarahan foveal
kapiler yang non perfusi dan edema. akut. Temuan BRVO pada OCT dapat
Setelah beberapa bulan perdarahan diserap, berupa edema cystoid, hiperrefleksitas
terlihat area nonperfusi dan edema makula intraretina dari perdarahan, dan terkadang
pada gambar 5b. Sehingga disarankan cairan subretina (Gambar 6).4 Pada
untuk melakukan pemeriksaan angiografi pemeriksaan OCT makula di awal
florescein hanya setelah perdarahan kedatangan pasien didapatkan central
intraretina diserap. Angiografi flourescein macular thickness sebesar 466 µm, dimana
dapat diulang 2-4 bulan setelah dilakukan normalnya central macular thickness tidak
pengobatan.4 lebih dari 252 µm, tampak edema cystoid
dan penumpukan cairan subretina.4
Edema makula muncul disebabkan
peningkatan permeabelitas vaskular yang
dimediasi oleh peningkatan VEGF akibat
respon retina iskemik. Sehingga
penghambatan VEGF merupakan
pengobatan pada edema makula pada
BRVO.2,6,11,12 Terdapat beberapa agen anti-
VEGF yang dapat digunakan pada BRVO
seperti ranibizumab (Lucentis),
bevacizumab (Avastin), pegaptanib
Gambar 6. OCT pada Pasien BRVO (Macugen), and aflibercept (Eylea).2,4
memperlihatkan Edema Makula Cystoid. 4 Terapi anti-VEGF dengan atau tanpa laser

49
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

harus sedini mungkin pada pasien dengan neovaskularisasi segmen posterior.4,6 The
edema makula tanpa perbaikan spontan.4 collaborative Branch Vein Occlusion Study
Pada pasien ini dilakukan injeksi (BVOS) melaporkan bahwa fotokoagulasi
intravitreal bevacizumab (Avastin) 1,25 mg argon dapat mengurangi penurunan tajam
pada mata yang sakit pada 2 minggu awal penglihatan dari edema makula. Pada
kedatangan pasien. Telah banyak dilakukan BVOS argon laser fotokoagulasi dilakukan
studi prospektif dan beberapa kasus serial dengan pola grid pada area kebocoran yang
untuk mengevaluasi bevacizumab pada ditunjukkan angiografi flourescein. Penting
pengobatan edema makula BRVO. Semua sekali untuk mengetahui posisi fovea.
studi memperlihatkan bahwa bevacizumab Fotokoagulasi tidak boleh lebih dekat ke
efektif dalam meningkatkan ketajaman fovea, bila makula tertutup dan sulit
penglihatan dan menurunkan edema diidentifikasi maka lebih efektif dan aman
makula yang diukur dengan OCT. Setelah untuk melakukan fotokoagulasi di perifer
4 minggu post injeksi dilakukan kembali dari zona avaskular.
OCT pada pasien ini, didapatkan edema Laser dapat diulangi kembali setelah media
makula telah berkurang, central macular lebih bersih dan dilakukan lebih dekat pada
thickness dalam batas normal, 234 µm.4,14 pinggir zona avaskular. Melakukan metode
Pada studi retrospektif laser berulang lebih aman dan tampak lebih
dibandingkan 2 dosis berbeda dari injeksi efekif dibandingkan dengan tindakan
intravitreal bevacizumab, 1,25 mg dan tunggal. Parameter laser yang dianjurkan
2,5mg pada empat puluh lima pasien adalah dengan durasi 0,1 detik, ukuran
dengan rata-rata 35,2 minggu follow-up. diameter spot 100-µm dan 200-µm, dan
Tidak terdapat perbedaan fungsional dan kekuatan yang cukup untuk menghasilkan
anatomis antara kedua dosis, dan keduanya medium white burn. Pada pasien ini
membutuhkan jumlah injeksi yang sama. dilakukan laser fotokoagulasi setelah
Pada bulan ke-6 terdapat peningkatan rata- injeksi intravitreal bevacizumab dengan
rata tajam penglihatan +5,1 baris pada parameter durasi 0,1 detik, ukuran diameter
kelompok 1,25 mg dan +4,8 baris pada spot 100-µm, dan kekuatan 300 watt. 4,5
kelompok 2,5mg. Penurunan central
macular thickness -184 µm pada kelompok
1,25mg dan -145 µm pada kelompok
2,5mg. Pada pasien ini terdapat penurunan
central macular thickness yang signifikan
setelah 4 minggu injeksi intravitreal
bevacizumab (Avastin) 1,25 mg pada mata
kanan sebesar -232 µm dan peningkatan
tajam penglihatan sebanyak +3 baris
snellen.3,4 Meskipun tidak terdapat studi Gambar 7. Foto Fundus memperlihatkan
langsung untuk membandingkan efektifitas Pola Fotokoagulasi Scatter Perifer. 4
bevacizumab dan anti-VEGF lain atau laser
grid makula, namun hasil beberapa studi Penyerapan laser fotokoagulasi
menunjukkan hasil yang hampir setara, terjadi pada tingkat pigmen epitelium,
sehingga bevacizumab disebutkan efektif fotokoagulasi tidak diterapkan untuk
sebagai alternatif edema makula BRVO.4,12 langsung menutup kebocoran dan dilatasi
Pengobatan pada BRVO pembuluh darah kapiler segera. Meskipun
diutamakan pada manajemen komplikasi mekanisme pengurangan edema oleh laser
yang mempengaruhi tajam penglihatan. belum diketahui, namun pada penelitian
Terdapat 2 komplikasi utama yaitu edema eksperimental ditemukan penurunan
makula kronik pada mata dengan perfusi diameter kapiler saat laser digunakan. Efek
kapiler retina perifovea yang intak dan fotokoagulasi pola grid menghasilkan

50
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

penipisan retina (khususnya retina luar), bulan pertama setelah oklusi.4,5,7 Namun
mengurangi konsumsi oksigen dan bila dilakukan laser fotokoagulasi
meningkatkan penghantaran oksigen profilaksis, insiden neovaskularisasi
koroid ke retina dalam, menghasilkan berkurang dari 40% menjadi 20%. BVOS
autoregulasi kontraksi pembuluh darah juga memperlihatkan dengan fotokoagulasi
retina pada area kebocoran, sehingga dapat menurunkan resiko perdarahan
menurunkan edema.4 vitreus dari 60% menjadi 30% pada mata
Perbaikan tajam penglihatan dapat BRVO yang telah mengalami
4,13
dinilai dengan adanya peningkatan tajam neovaskularisasi.
penglihatan dua baris Snellen atau lebih
pada dua kunjungan berturut-turut. SIMPULAN
Perbaikan tajam penglihatan pada mata Branch retinal vein occlusion
yang diterapi lebih sering diperoleh dari (BRVO) sering disertai penyakit vaskular
pada mata yang tidak diterapi. Menurut sistemik sebagai faktor resikonya, pada
BVOS setelah follow up 3 tahun, tajam kasus ini ditemukan pasien berusia 50 tahun
penglihatan mata yang diterapi dapat 20/40 dengan riwayat hipertensi sebagai faktor
atau lebih baik, dapat maju dua baris resiko. Ditemukan tortositas vena yang
Snellen atau lebih dari sebelumnya meningkat, perdarahan dot, blot, flame
sebanyak 63%, sedangkan mata yang tidak shape, dan eksudat cotton wool spot pada
diobati hanya sebanyak 36%. Rata-rata kuadran superotemporal sesuai dengan
tajam penglihatan pada kelompok yang lokasi yang paling sering terjadi pada
diobati sekitar 20/40-20/50 sedangkan BRVO.Penurunan tajam penglihatan
kelompok yang tidak diobati sekitar 20/70. BRVO biasanya dihubungkan dengan
4.
iskemik makula, edema makula, atau
Pada BRVO dengan tajam komplikasi dari penyakit neovaskular. Pada
penglihatan 20/40 atau lebih buruk OCT pasien ini didapatkan penebalan
direkomendasikan untuk pertimbangan central macular thickness sebesar 466 µm,
laser setelah 3-6 bulan untuk menunggu tampak edema cystoid dan penumpukan
penyerapan spontan perdarahan retina dan cairan subretina. Pada kasus BRVO ini
edema makula serta evaluasi iskemik dilakukan penatalaksaan dengan kombinasi
makula yang muncul.4,5,8 Jika tajam anti-VEGF dan laser fotokoagulasi, dan
penglihatan tetap 20/40 atau lebih buruk didapatkan hasil yang efektif dalam
tanpa adanya perbaikan, maka mengurangi edema makula dan
dipertimbangkan fotokoagulasi grid, mengembalikan tajam penglihatan.
disertai dengan pemberian anti-VEGF.
Namun bila terdapat iskemik makula, maka UCAPAN TERIMAKASIH
laser tidak dipertimbangkan untuk Terima kasih kepada Bagian Ilmu
peningkatan tajam penglihatan.4 Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
BVOS menunjukkan laser Universitas Andalas/ RSUP DR.M.Djamil
fotokoagulasi profilaksis dapat mengurangi Padang yang telah membantu dalam
kemungkinan neovaskular dan bila telah pelaksanaan dan penulisan laporan kasus
terjadi neovaskular, laser fotokoagulasi ini.
dapat mengurangi kemungkinan
4,6
perdarahan vitreus. Hanya mata dengan REFERENSI
jenis BRVO dengan daerah nonperfusi 1. Klein R, Barbara EK, Klein, Moss SE.
kapiler retina luas (>5 diameter diskus) The Epidemiology of Retinal Vein
yang memiliki resiko neovakularisasi Occlusion: The Beaver Dam Eye
sebesar 40%, dan sekitar 60% Study.Tr Am Ophth Soc.
neovaskularisasi tanpa pengobatan akan 2000;98:p.133-43.
mengalami perdarahan vitreus pada 6-12

51
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 45-52 Jurnal Human Care

2. Handa S, Agarwal A, Ram J. New 8. Quillen DA, Blodi BA. Retinal


Concepts in the Management of Retinal Vascular Disease. In: Clinical Retina.
Vein Occlusions. Adv Ophthalmol Vis United States of America: American
Syst. 2017;6(6):p.1-2. Medical Association Press; 2002:
3. Hariprasad SM. Management of p.118-9.
Retinal Vein Occlusion Current 9. Zhou XX, Song YP, Zhao YX, WU JG.
Concepts. Chicago : Slack Induction of Branch Retinal Vein
Incorporated. 2014. Occlusion in a Rabbit Model.
4. Ryan SJ. Retinal Vascular Disease- Advances in Ophthalmology. In
Branch Vein Occlusion. In: Retina. Tech.2008: p.399-408.
Fifth Edition. Los Angeles: Elsevier 10. Zhang SX, Ma JX. Retinal
Saunders; 2013: p.1029-37. Neovascularization. In: Ocular
5. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Retina Neovascularization. Oklahoma :
and Vitreous. Basic and Clinical Elsevier; 2007: p.7-10.
Science Course. Section 12. San 11. Joussen AM, Gardner TW, Kirchhof B,
Francisco : American Academy of Ryan SJ. Retinal Hypoxia and Vascular
Ophthalmology; 2017: p.100-2. Occlusive Disease. In: Retinal Vascular
6. Hayreh SS. Branch Retinal Vein Disease. New York. : Springer; 2007:
Occlusion. In: Ocular Vascular p.131-2.
Occusive Disorders. USA: Springer; 12. Tink JT, Barnstable CJ. Branch and
2015: p.771-814. Central Retinal Venous Occlusions. In:
7. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS.. In: Ocular Angiogenesis. Totowa:
Ophthalmic Pathology and Intraocular Humana Press; 2006: p.319-23.
Tumors. Basic and Clinical Science 13. Penn JS. Neovascularization in Models
Course. Section 12. San Francisco : of Branch Retinal Vein Occlusion. In:
American Academy of Retinal and Choroidal Angiogenesis.
Ophthalmology; 2017: p.142. Netherland: Springer; 2008: p.103-8.

52

You might also like