Keywords: Accountability, Village Government, Management of The Village Budget (Apbdes), Village Fund Allocation (Add)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Indrian Supheni 190

AKUNTABILITAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA DALAM


PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DESA (APBDes)
(Studi Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2015
Di Desa Kerepkidul Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk)

abstract
This research describes and analyzes accountability in managing
Budget management of the village (APBDes) in the village government
of Kerepkidul Bagor districts Nganjuk regency for Village Fund
Allocation (ADD). The research method used is qualitative research,
including the type critical. The sources of this study consisted of the
headman of Kerepkidul, village secretary, village treasurer, event
organizer, and also the chief of BPD and the members of BPD. The
collecting data technics used are interview, observation, and document.
The data analysis is done with collecting the data, reducing data,
interpretation, and taking a conclusion, verification and reflection.
The results of this study indicate KerepKidul Village Government
Bagor districts Nganjuk regency has implemented the application of
the principle of accountability in the management of APBDes fiscal
year 2015. The village government of Kerepkidul has proven its
commitment or responsibility with how to obey and follow the stages as
well as the applicable provisions in accordance with regulations issued
by the Nganjuk regency. But in implementing there still found it the
problem is for the exceed percentage. But in practicing they found the
problem that the large percentage amount which is a little more than is
specified. It is expected for future implementation, the village
government of Kerepkidul Bagor districts Nganjuk regency can
implement the management of Village Fund Allocation (ADD) based on
existing regulations as a whole.
Keywords: Accountability, Village government, management of the
village budget (APBDes), Village Fund Allocation (ADD)

abstrak
Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis akuntabilitas dalam
Writer: pengelolaan APBDes di pemerintahan Desa Kerepkidul Kecamatan
Indrian Supheni Bagor Kabupaten Nganjuk pada Alokasi Dana Desa (ADD). Metode
Penelitian yang diggunakan adalah penelitian kualitatif yang termasuk
Correspondence: dalam jenis Critical. Adapun narasumber penelitian ini terdiri dari
an.indri@yahoo.com Kepala Desa Kerepkidul, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Pelaksana
Kegiatan, serta Ketua BPD dan Anggota BPD. Teknik pengumpulan
Institution: data yang digunakan berupa wawancara, observasi, serta dokumen.
Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
interpretasi, dan penarikan simpulan, verifikasi, dan refleksi.
(STIE) Nganjuk Hasil penelitian ini menunjukkan Pemerintah Desa Kerepkidul
Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk sudah melaksanakan penerapan
prinsip-prinsip akuntabilitas pada pengelolaan APBDes tahun anggaran
EKSIS 2015. Pemerintah Desa Kerepkidul telah membuktikan komitmennya
Vol XI No 2, 2016 atau tanggungjawabnya dengan cara mematuhi dan mengikuti tahapan
serta ketentuan yang berlaku sesuai dengan Peraturan yang telah
ISSN: dikeluarkan oleh Bupati Nganjuk. Namun dalam penerapannya masih
1907-7513 ditemukan permasalahan yakni pada besar jumlah persentase yang
sedikit melebihi dari yang ditetapkan. Diharapkan untuk pelaksanaan
kedepannya, pemerintah Desa Kerepkidul Kecamatan Bagor
http://ejournal.stiedewantara.ac.id/
Kabupaten Nganjuk bisa melaksanakan pengelolaan ADD berdasarkan
peraturan yang ada secara keseluruhan.
Kata Kunci: Akuntabilitas, Pemerintah Desa, APBDes, ADD.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 191

A. PENDAHULUAN penerimaan pajak daerah, bagi hasil


Akuntansi pemerintah merupakan penerimaan retribusi daerah, dan bagian
salah satu bidang ilmu akuntansi yang dana perimbangan keuangan pemerintah
berkembang dengan sangat cepat seiring pusat dan daerah yang diterima
dengan perkembangan jaman. Hal ini Pemerintah Kabupaten kecuali Alokasi
disebabkan adanya tuntutan akuntabilitas Dana Khusus. Besarnya bagi hasil pajak
publik atas dana-dana masyarakat yang daerah sebagaimana yang dimaksud yang
dikelola pemerintah memunculkan diperuntukan bagi desa paling sedikit
kebutuhan atas penggunaan akuntansi adalah 10% dari penerimaan pajak daerah
dalam mencatat dan melaporkan kinerja per tahun, dengan memperhatikan aspek
pemerintah. Terselenggarakannya pemerataan dan potensi desa yang
pemerintahan yang baik (good bersangkutan. Untuk besarnya bagi hasil
governance) menjadi persyaratan utama retribusi daerah yang diperuntukan bagi
untuk mewujudkan aspirasi masyarakat. desa adalah paling sedikit 10% dari
Akuntansi pemerintahan tidak hanya penerimaan retribusi daerah pertahun
diterapkan di tingkat pemerintahan pusat, dengan memperhatikan aspek
namun juga di tingkat daerah sampai di keterlibatan desa dalm penyediaan
wilayah pedesaan, yang semuanya itu pelayanan.
membutuhkan pertanggungjawaban Penggunaan Alokasi Dana Desa ini
disetiap anggaran dan kegiatan yang rawan terhadap penyelewengan dana oleh
dilaksanakan. pihak yang seharusnya bisa dipercaya
Namun masih ada pihak-pihak oleh masyarakat dalam membangun desa
terkait pembuatan laporan menjadi lebih maju dan berkembang.
pertanggungjawaban masih belum Pentingnya peranan masyarakat sebagai
memahami akuntasi pemerintahan secara pengawas langsung dan tidak lepas dari
benar, khususnya untuk daerah pedesaan. peran pemerintah kabupaten selaku
Desa memiliki wewenang untuk pemberi dana untuk selalu memonitor
mengatur sendiri kawasannya sesuai jalannya pembangunan di desa. Hal ini
dengan kemampuan dan potensi yang dikarenakan sebesar 70% dari Alokasi
dimiliki masyarakatnya agar tercapai Dana Desa diperuntukkan bagi
kesejahteraan dan pemerataan pemberdayaan masyarakat dan 30%
kemampuan ekonomi. Pembangunan di diperuntukkan untuk Belanja Aparatur
setiap desa juga memerlukan perncanaan, dan Operasional Pemerintahan Desa.
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban. Pemerintah Desa Kerepkidul
Pelaksanaan pembangunan desa harus Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk
sesuai dengan apa yang telah merupakan instansi pemerintahan level
direncanakan dalam proses perencanaan desa yang mendukung terwujudnya good
dan masyarakat berhak untuk mengetahui governance khususnya akuntabilitas.
dan melakukan pengawasan terhadap Akuntabilitas tersebut salah satunya
kegiatan pembangunan desa. terdapat pada pengelolaan Anggaran
Dalam kegiatan pembangunan desa Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
diperlukan biaya yang tidak sedikit. Di yang menjadi anggaran tahunan untuk
setiap desa di Indonesia di berikan melaksanakan program dan kegiatan
Alokasi Dana Desa (ADD) setiap desa.
tahunnya dengan jumlah tertentu untuk Berdasarkan uraian tujuan
pembangunan desa tersebut. Alokasi penelitian ini adalah untuk
dana oleh Pemerintah Kabupaten untuk menginvestigasi penerapan sistem
desa bersumber dari bagi hasil akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 192

Desa Tahun Anggaran 2015 dalam langsung dari sumbernya dengan cara
pertanggungjawaban di Desa Kerepkidul observasi dan wawancara yang sesuai
Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. dengan fokus penelitian. Sedangkan
Sumber sekunder merupakan data yang
B. METODE PENELITIAN diperoleh dari pihak ketiga atau data
Paradigma penelitian ini yang diperoleh atau dikumpulkan dari
menggunakan metode penelitian sumber-sumber yang telah ada seperti
kualitatif yang termasuk dalam jenis dokumen, buku ilmiah, Undang-undang,
Critical. Critical (kritis) adalah proses media elektronik dan hasil penelitian
kritis penyelidikan yang melampaui ilusi terdahulu.
permukaan untuk mengungkap struktur Teknik Pengumpulan Data yang
nyata di dunia material untuk membantu digunakan dalam penelitian ini meliputi:
perubahan kondisi orang lain dan 1. Interview ( wawancara). Wawancara
membangun dunia yang lebih baik bagi ialah proses komunikasi atau interaksi
diri mereka sendiri. Tujuan dari riset untuk mengumpulkan informasi
Critical (kritis) adalah senantiasa dengan cara tanya jawab antara
mencoba menghasilkan sesuatu yang peneliti dengan informan atau subjek
lebih baik, atau minimal ada perubahan penelitian. Dengan kemajuan
dari situasi tertentu, dan bukan teknologi informasi seperti saat ini,
menjustifikasi suatu permasalahan. wawancara bisa saja dilakukan tanpa
Sedangkan metode kualitatif menurut tatap muka, yakni melalui media
Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) telekomunikasi.
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif 2. Dokumen. Telaah catatan arsip
adalah salah satu prosedur penelitian organisasi dilalukan untuk
yang menghasilkan data deskriptif berupa mendapatkan bukti yang sumber
ucapan atau tulisan dan perilaku orang- datanya dapat berupa catatan
orang yang diamati. adminsitrasi, surat-menyurat, memo,
Penelitian ini mengambil lokasi di agenda dan lain yang relevan, untuk
Desa Kerepkidul Kecamatan Bagor mendukung data dari observasi dan
Kabupaten Nganjuk. Jenis data yang interview di mana telaah terhadap
digunakan dalam penelitian ini adalah catatan organisasi dapat memberikan
data kuantitatif dan kualitatif. Data data tentang konteks historis setting
Kuantitatif merupakan data yang organisasi diteliti.
disajikan dalam bentuk angka-angka dan Teknik Analisa Data yang
tabel yang diperoleh dari penjumlahan digunakan pada penelitian ini dilakukan
atau pengukuran. Data kuantitatif yang pada saat maupun segera setelah
diperlukan oleh peneliti adalah SPJ Dana pengumpulan data melalui tiga langkah
Transfer Alokasi Dana Desa Tahun analisis yaitu Reduksi Data Data,
Anggaran 2015, LKPJ ADD Tahun 2015 Interpretasi, Penarikan simpulan,
Desa Kerepkidul. Sedangakan data verifikasi, dan refleksi. Dimana penulis
kualitatif merupakan data yang disajikan menganalisis jawaban yang telah dibuat
secara deskriptif atau yang diperoleh dari dari hasil wawancara dan dokumen-
rekaman, pengamatan, wawancara, atau dokumen yang didapat. Dari hasil
bahan tertulis berbentuk uraian. Sumber analisis tersebut akan ditarik suatu
data yang digunakan dalam penelitian ini kesimpulan. Analisis data dimulai dengan
adalah sumber primer dan sumber mengumpulkan data primer yang
sekunder. Sumber primer adalah sumber diperoleh dari wawancara kepada pihak
data yang diperoleh atau dikumpulkan yang terkait dalam penelitian ini.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 193

Kemudian dikembangkan dan dianalisis pengelolaan ADD ini merupakan sarana


berdasarkan data sekunder yang yang tepat sebagai perwujudan
mendukung dalam penelitian ini. pemerintahan yang baik (good
Dalam penelitian ini, untuk governance). Menerapkan prinsip
mengecek kredibilitas data digunakan akuntabilitas pada pengelolaan ADD
metode triangulation artinya tepat, sebab dapat digunakan sebagai
menggunakan berbagai pendekatan acuan kinerja penerintah desa dalam
dalam melakukan penelitian. Artinya, menjalankan tugasnya khususnya dalam
dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat pengelolaan keuangan. Oleh karena itu
menggunakan Berbagai sumber data, dalam menggambarkan sistem
teori, metode dan investigator agar akuntabilitas pengelolaan ADD, akan
informasi yang disajikan konsisten, diuraikan lebih lanjut berdasarkan data
misalnya data hasil wawancara dengan dan informasi, sejauhmana indikator
Bendahara Desa yang berkaitan dengan tersebut dijalankan di wilayah penelitian.
perencanaan, pelaksanaan, dan Sebagaimana seperti instansi
pertanggungjawaban ADD dilakukan pemerintahan yang lain, prinsip-prinsip
pengecekan dengan data RPJMDes serta akuntabilitas juga di terapkan oleh
membandingkan hasil wawancara antara Pemerintah Desa Kerepkidul dalam
informan satu dengan informan yang pengelolaan ADD yang meliputi tahap
lain. Disconfirming Evidence, prosedur perencanaan, pelaksanaan dan
ini dilakukan dengan cara mencari tema pengawasan. Berikut ini adalah uraian
dan kategori yang konsisten dan setiap prinsip-prinsip akuntabilitas yang
menerapkan proses tertentu untuk akan dijabarkan dalam setiap tahap
membuktikan ketidakbenaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
(disconfirm) temuan tersebut. Member pengawasan sebagai berikut:
checking dilakukan dengan cara kembali Perencanaan ADD di Desa Kerepkidul
ke research setting untuk memverifikasi Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk
kredibilitas informasi. Peer Debriefing, Alokasi Dana Desa merupakan
kredibilitas hasil penelitian dapat juga salah satu sumber pendapatan desa yang
ditingkatkan dengan cara melakukan penggunaannya terintegrasi dengan
review atas data dan kegiatan penelitian Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
berdasarkan pada familiarity peneliti atas (APBDes). Karena itu perencanaan
fenomena yang diteliti. program dan kegiatannya disusun melalui
forum Musyawarah Desa (MusDes).
C. HASIL PENELITIAN DAN Musyawarah Desa merupakan forum
PEMBAHASAN pembahasan usulan rencana kegiatan
Analisis Data pembangunan di tingkat desa yang
Desa Kerepkidul merupakan salah mengharuskan keterlibatan masyarakat
satu desa di Kabupaten Nganjuk yang dalam penggambilan keputusan dan
mendapatkan dana bantuan berupa menentukan rencana program dan
Alokasi dana desa (ADD), maka dari itu kegiatan pemerintah desa apa saja yang
berkewajiban untuk mengelola ADD menggunakan ADD tahun 2015,
sesuai peraturan yang berlaku. Sebab sehingga benar-benar dapat merespon
pengelolaan keuangan khususnya kebutuhan atau aspirasi masyarakat.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 194

Kepala Desa dan BPD Musrenbangdes dihadiri oleh BPD,


mengadakan Pra-MusDes seluruh lembaga kemasyarakatan, tokoh
untuk membahas ADD masyarakat, serta tim kecamatan

Rancanagan ADD disepakati dalam


Tim pelaksana ADD menyampaikan rencana
Musrenbangdes dan menjadi salah
penggunaan ADD berdasarkan prioritas
satu bahan penyusunan APBDes
Musrenbangdes

Gambar 1: Mekanisme Perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Kerepkidul


Mekanisme perencanaan ADD secara cita-cita good governance. Pelaksanaan
kronologis dapat dijabarkan sebagai musyawarah tersebut bertujuan untuk
berikut: membahas rencana penggunaan dana atau
1. Kepala Desa selaku lebih dikenal dengan sebutan (RPD).
penanggungjawab ADD mengadakan Tahun 2015 Dana Alokasi Desa yang
musrenbangdes. Salah satu proses diterima oleh Pemerintah Desa
yang harus dilakukan sebelum Kerepkidul sebesar Rp. 350.638.000
melaksanakan Musrenbangdes adalah yang rencana penggunaannya terdiri dari
dengan mengadakan praMusDes. Rp. 151.770.918 digunakan sebagai biaya
Tahap perencanaan ditandai dengan aparatur dan operasional Pemerintah
adanya Musyawarah Rencana Desa dan Rp. 198.867.082 digunakan
Pembangunan Desa (Musrenbangdes) sebagai pemberdayaan masyarakat.
yang dilaksanakan pada bulan Januari Namun dalam perhitungan tersebut
2015. ditemukan penggunaan sasaran sedikit
2. Musyawarah desa dihadiri oleh melebihi dari yang telah ditetapkan
Pemerintah Desa, BPD, seluruh sebelumnya dalam peraturan pemerintah
lembaga desa serta dengan komponen yakni untuk biaya aparatur dan
masyarakat, serta wajib dihadiri oleh operasional pemerintah desa yaitu
Tim Fasilitasi Kecamatan. Seluruh sebesar 43% dari 30% yang telah
peserta dalam Musrenbangdes berhak ditetapkan dalam peraturan. Perihal ini
untuk usul dan mengajukan kritik serta menjadikan jumlah persentase (%) untuk
saran terhadap rencana sasaran ADD pemberdayaan masyarakat berkurang
maupun APBDes. 14% yakni menjadi 56% yang harusnya
3. Tim Pelaksana Desa menyampaikan 70%.
rancangan penggunaan ADD secara Hal ini tidak sesuai dengan dimensi
keseluruhan kepada peserta Akuntabilitas (Menurut Syahrudin Rasul,
musyawarah. Rancangan penggunaan 2002:11) Akuntabilitas hukum terkait
ADD didasarkan padaskala prioritas dengan dilakukannya kepatuhan terhadap
hasil musrenbangdes tahun hukum dan peraturan lain yang
sebelumnya. disyaratkan dalam organisasi, Penyebab
4. Rancangan penggunaan ADD yang dari penyimpangan ini adalah terbatasnya
disepakati dalam musyawarah desa, Alokasi Dana Desa. Dana bantuan yang
dituangkan dalam Rencana di berikan tidaklah terlalu besar
penggunaan ADD yang merupakan jumlahnya sehingga tidak dapat
salah satu bahan penyusunan APBDes. digunakan untuk membiayai program
Kondisi ini sesuai dengan prinsip atau kegiatan secara penuh sedangkan
partisipasi masyarakat sesuai dengan program yang diajukan juga banyak,

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 195

dengan dana yang terbatas tersebut program yang ditetapkan dalam rangka
akibatnya biaya untuk program pembangunan desa.
pemberdayaan masyarakat desa menjadi Pemberian informasi dilaksanakan
berkurang karena digunakan untuk secara terbuka terhadap pendapat
program Belanja Aparatur dan masyarakat dilihat sebagai partisipasi
Operasional Pemerintah Desa. masyarakat untuk melakukan perbaikan.
Jika dilihat dari sisi akuntabilitas Hal ini menunjukkan adanya penerapan
tahap perencanaan ADD di Desa transparansi yang mengacu pada
Kerepkidul sudah melakukan dengan kejujuran pemerintah Desa Kerepkidul
cukup baik. Hal tersebut diketahui dalam perencanaan ADD yang dapat di
berdasarkan komitmen pemerintah Desa ketahui oleh masyarakat Desa Kerepkidul
Kerepkidul khususnya Kepala Desa dan secara khusus dan masyarakat luas secara
Tim Pelaksana ADD. Dukungan tersebut umum.
terlihat dari pelaksanaan Musrenbangdes Pelaksanaan ADD di Desa Kerepkidul
terus berjalan setiap tahun dan warga Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk
desa juga berpartisipasi untuk Pelaksanaan menjadi bagian
menghadirinya. Penerapan prinsip terpenting dalam suatu kegiatan atau
akuntabilitas di Desa Kerepkidul dalam pelaksanaan program, di Desa
tahap perencanaan sudah baik. Hal ini Kerepkidul dalam pengelolaan ADD
sesuai dengan konsep Partisipasi dibentuk sebuah tim yang bertugas untuk
masyarakat (Menurut Suskasmanto, melaksanakan serta mengelola kegiatan
2004:73), Partisipasi masyarakat yang dibiayai oleh ADD. Pengelola
menyangkut kemampuan pemerintah terkait dengan ADD ini dikelola oleh tim
desa untuk membuka peluang seluruh pelaksana atau PTPKD dan Bendahara
komponen masyarakat untuk terlibat dan yang diketuai oleh Kepala Desa sendiri.
berperan serta dalam proses Baik PTPKD dan Bendahara dipilih
pembangunan desa. Hal ini sesuai dengan langsung oleh Kepala Desa. PTPKD
prinsip otonomi daerah yang memiliki tugas dilapangan sedangkan
menitikberatkan pada peran serta untuk bendahara bertugas mengerjakan
masyarakat. urusan bidang administrasi.
Dari sisi transparansi perencanaan, Guna mendukung keterbukaan dan
pemerintah Desa Kerepkidul telah penyampaian informasi secara jelas
memberikan informasi kepada kepada masyarakat, maka di setiap
masyarakat tentang kegiatan apa yang kegiatan fisik wajib dilengkapi dengan
akan dilaksanakan yang bersumber dari papan informasi kegiatan yang dipasang
ADD. Hal tersebut telah menunjukkan dilokasi kegiatan. Papan informasi
bahwa perencanaan ADD di Desa tersebut sekurang-kurangnya memuat
Kerepkidul juga telah melaksanakan nama kegiatan, volume kegiatan, besaran
penerapan bertahap prinsip transparansi anggaran dari ADD maupun swadaya
dan akuntabilitas walaupun belum masyarakat, dan waktu pelaksanaan
sepenuhnya baik. Namun hal ini kegiatan.
merupakan pembelajaran bersama untuk Selain papan nama kegiatan,
melaksanakan tata pemerintahan yang informasi tentang seluruh program ADD
baik. Hal ini sesuai konsep transparansi wajib disajikan di kantor desa yang dapat
(Menurut Suskasmanto, 2004:73), diakses oleh masyarakat desa. Kedua hal
Transparansi menyangkut keterbukaan tersebut dilakukan dalam rangka
pemerintah desa kepada masyarakat melaksanakan prinsip transparansi
mengenai berbagai kebijkan atau pembangunan desa, sehingga masyarakat

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 196

secara bebas dapat mengetahui tentang mampertanggungjawabkan kegiatan yang


program ADD maupun memberikan dilaksanakan, dalam kaitannya dengan
kritik dan saran kepada Tim Pelaksana masalah pembangunan dan pemerintahan
Desa demi kesempurnaan pengelolaan desa. Pertanggungjawaban yang
ADD. Bahwa prinsip partisipatif dimaksud terutama menyangkut masalah
pembangunan masyarakat desa benar- finansial atau keuangan. Maka
benar di tumbuhkembangkan yang juga pelaksanaan ADD di Desa Kerepkidul
diikuti tranparansi mulai dari sudah mengarah pada implementasi
perencanaan penggunaan dana. Demikian prinsip tersebut walaupun belum
pula dalam hal pelaksanaan program sepenuhnya sempurna.
ADD di Desa Kerepkidul juga Pelaporan ADD di Desa Kerepkidul
menjunjung tinggi prinsip partisipatif Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk
dalam pengambilan keputusan dan Pelaporan merupakan salah satu
tranparansi, Hal tersebut sesuai dengan bentuk pertanggungjawaban yang
konsep transparansi Suskasmanto dilakukan pemerintah desa khususnya
(2004:73) yaitu keterbukaan pemerintah dalam pengelolaan ADD ini. Di Desa
desa kepada masyarakat mengenai Kerepkidul sistem pelaporannya
berbagai kebijakan atau program yang dilakukan secara normative, pemerintah
ditetapkan dalam rangka pembangunan desa berkewajiban melaporkan setiap
desa. kegiatan atau program yang dibiayai oleh
Dari sisi penerapan prinsip ADD dengan membuat sebuah laporan
akuntabilitas pelaksanaan ADD ditempuh SPJ kepada Bupati melalui Bapemas
melalui sistem pelaporan yaitu laporan pemdes dengan persetujuan dan melewati
bulanan dan laporan masing-masing Kecamatan.
tahapan kegiatan. Hal tersebut Dalam laporan tersebut berisi daftar
menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perencanaan program atau kegiatan yang
ADD senantiasa dilaporkan dibiayai oleh ADD hingga bukti-bukti
perkembangan pelaksanaan kegiatan oleh dokumentasi dan apapun yang
pengelola tingkat desa, terutama berhubungan dengan program yang
perkembangan kegiatan fisik dan dibiayai ADD. Dimensi akuntabilitas
penyerapan dana, dengan demikian dapat yang pertama adalah hukum dan
diketahui bahwa tanggungjawab kejujuran (accountability for probity and
pengelola ADD tingkat desa sudah legality). Aturan tentang pengelolaan
memenuhi ketentuan pembuatan laporan ADD belum sesuai dengan Peraturan
bulanan dan laporan akhir kegiatan. Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Pertanggungjawaban pelaksanaan tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
program ADD kepada pemerintah tingkat Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
atasnya dilakukan melalui sistem Desa yang seharusnya 30% dan 70%
pelaporan yang dilakukan secara untuk pembagian dananya.
periodik. Laporan pelaksanaan ADD Dimensi akuntabilitas yang kedua
terdiri dari laporan pendahuluan, laporan adalah Akuntabilitas Manajerial,
masing-masing tahap kegiatan, laporan berdasarkan pengawasan BPD dan
bulanan, dan laporan akhir kegiatan yang Perangkat Desa, SPJ ADD Desa
disusun secara komprehensip. Apabila Kerepkidul sudah sesuai dengan
dilakukan verifikasi dengan teori ketentuan yang ada, berupa penyusunan
Akuntabilitas (Suskasmanto 2004:73) SPJ tepat waktu yang dilampiri dengan
adalah menyangkut kemampuan kwitansi, nota, bon, buku bank, buku kas
pemerintah desa

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 197

umum, buku pajak serta laporan penata Terkait dengan kemudahan akses
usahaan. masyarakat untuk mendapatkan
Dimensi akuntabilitas yang ketiga informasi. Diwujudkan dengan
adalah Akuntabilitas Program, penempelan hasil Musrenbangdes di
pencapaian visi, misi, dan tujuan papan informasi desa di balai desa, Selain
organisasi sudah sesuai dengan program itu secara administratif transparansi
yang ada di Desa Kerepkidul misalnya pengelolaan ADD terlihat dalam
seperti Posyandu (Balita dan Lansia), pemberian SPJ yang sesuai dengan
Polindes, Pos Kesehatan Desa dan PKK. RAPBD.
Karena visi dan misi berfokus pada Faktor penghambat serta pendukung
peningkatan kesehatan masyarakat, yang mempengaruhi pengelolaan ADD
kemandirian, dan kesejahteraan a) Faktor Penghambat
masyarakat. Pencapaian hasil terbagi 1. Kemampuan Sumberdaya.
menjadi dua yaitu hasil secara Aparatur Kemampuan sumberdaya
administratif dan hasil secara teknis. disini berkaitan dengan
Secara administratif hasilnya sudah baik penyelesaian administrasi.
karena SPJ yang ada sudah tertib secara Diketahui bahwa dalam
administratif. Secara teknis program pengelolaan keuangan desa
sudah optimal khususnya Posyandu khususnya pengelolaan ADD
Lansia dan Posyandu Balita. Selanjutnya memiliki prosedur mulai dari
adalah manfaat seluruh program yang ada perencanaan hingga pelaporannya
pada ADD maupun APBDes akan tidak terhindarkan dari
bermanfaat bagi masyarakat Desa penyelesaian urusan administrasi.
Kerepkidul. Hal ini karena seluruh Untuk itu sangat diperlukan
program yang ada berorientasi pada aparatur yang memiliki
masyarakat dan untuk kemajuan serta berkemampuan.
kesejahteraan masyarakat Desa 2. Terbatasnya Dana ADD. Dana
Kerepkidul. bantuan ADD yang diberikan tidak
Dimensi akuntabilitas yang terlalu besar jumlahnya sehingga
keempat adalah akuntabilitas kebijakan, tidak dapat digunakan untuk
tujuan dari kebijakan yang tertuang membiayai program atau kegiatan
dalam Rencana Pembangunan Jangka secara penuh sedangkan program
Menengah Desa (RPJMD) adalah untuk yang diajukan juga banyak, dengan
kepentingan dan kesejahteraan dana yang terbatas tersebut
masyarakat Desa Kerepkidul sesuai program atau kegiatan tidak dapat
dengan strategi dan arah kebijakan desa. semuanya dibiayai oleh ADD.
Dimensi akuntabilitas yang b) Faktor Pendukung
kelima adalah akuntabilitas financial, 1. Komunikasi. Komunikasi dalam
berdasarkan pengawasan BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan
pengelolaan ADD sudah sesuai dengan sangatlah penting. Dengan adanya
rencana dan terbukti dengan adanya Surat komunikasi yang lancar akan
Pertanggungjawaban (SPJ) yang sesuai menciptakan hubungan yang
dengan Rincian Anggaran Pendapatan solid dan harmonis. Di desa
dan Belanja Desa (RAPBD). Kerepkidul komunikasi yang
Akuntabilitas ini mengharuskan lembaga- terjalin antara pemeintah desa
lembaga publik untuk membuat laporan dan masyarakat berjalan dengan
keuangan untuk meggambarkan kinerja lancar terbukti setiap pemerintah
financial organisasi kepada pihak luar. desa mengadakan kegiatan selalu

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 198

mendapat respon positif dari Pelaksanaan program Alokasi Dana Desa


masyarakat. (ADD) di Desa Kerepkidul telah
2. Sarana dan Prasarana. Sarana dan menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas
prasarana ini sangat bermanfaat berupa komitmen, sistem aturan, tujuan
dalam pelaksanaan tugas sasaran, visi misi, hasil, serta sasaran,
pemerintah desa dengan adanya kejujuran, objektifitas, transparansi, dan
pelengkapan kantor yang inovasi. Walaupun penerapan prinsip
memadai pengelolaan keuangan akuntabilitas pada tahap ini masih
khususnya pengelolaan ADD terbatas pada pertanggungjawaban fisik
menjadi mudah dan selain itu dan administratif, sedangkan secara
adanya ruang atau tempat yang teknis masih belum sepenuhnya
digunakan untuk musyawarah yang sempurna. Pelaporan yang dilakukan oleh
memadai juga menjadi pendukung Pemerintah Desa dalam Alokasi Dana
dalam terlaksananya program Desa di Desa Kerepkidul secara
atau kegiatan khususnya program administratif sudah baik. Terbukti dari
ADD. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
D. PENUTUP Negeri Republik Indonesia Nomor 114
Berdasarkan hasil pembahasan Tahun 2014. SPJ yang sudah baik dan
tentang Akuntabilitas Pemerintah Desa lengkap menjadi acuan dalam perolehan
dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan ADD tahun berikutnya.
dan Belanja Desa (APBDes), Pada Dari simpulan diatas, disarankan
Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun agar Perencanaan program Alokasi Dana
Anggaran 2015 di Desa Kerepkidul Desa (ADD) di Desa Kerepkidul.
Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk Pemerintah Desa Kerepkidul mampu
dapat disimpulkan bahwa: Perencanaan mempertahankan penerapan prinsip-
program Alokasi Dana Desa (ADD) di prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan
Desa Kerepkidul secara bertahap telah ADD untuk tahun anggaran mendatang
melaksanakan prinsip-prinsip serta menerapkan Peraturan Daerah
akuntabilitas dengan baik. Hal ini Nganjuk tentang Alokasi Dana Desa
dibuktikan dengan adanya Musyawarah dengan lebih baik lagi. Pemerintah Desa
Rencana Pembangunan Desa Kerepkidul diharapkan mampu
(Musrenbangdes) yang merupakan wujud meningkatkan alokasi biaya
partisipasi masyarakat hingga tingkat pemberdayaan masyarakat sebesar 70%
desa. Didukung dengan adanya sesuai dengan Peraturan yang ada.
komitmen yang kuat dari pemerintah Pemerintah Desa Kerepkidul diharapkan
Desa Kerepkidul dalam pelaksanaannya. dapat melakukan sosialisasi kepada
Tetapi Peraturan Pemerintah Nomor 43 masyarakat untuk lebih berpartisipasi
Tahun 2014 tentang Peraturan secara aktif memberikan kritik dan saran
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 terhadap kinerja mereka. Selain itu,
Tahun 2014 tentang Desa yang menjadi disarankan agar Pemerintah Desa
acuan dalam perencanaan ADD belum Kerepkidul berbenah diri dalam hal
diterapkan dengan baik. Terkait dengan inovasi yang akan berguna bagi
pembagian alokasi dana sebesar 30% kepentingan dan kesejahteraan
untuk Belanja Aparatur dan Operasional masyarakat umum dengan membentuk
Pemerintah Desa dan 70% untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
pemberdayaan masyarakat desa. seperti koperasi atau usaha yang
Penelitian juga telah menunjukkan bahwa disesuaikan dengan potensi yang dimiliki

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016


Indrian Supheni 199

desa yang dapat meningkatkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


perekonomian dan kesejahteraan 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
masyarakat Desa Kerepkidul untuk Umum Tata Cara Pelaporan Dan
mengatasi masalah kekurangan dana. Pertanggungjawaban
Tentang BUMDes ini diatur dalam UU Penyelenggaraan Pemerintah Desa.
No 06 Tahun 2014 tentang Desa. 2007. Jakarta: Menteri Dalam
Pemerintah Desa Kerepkidul diharapkan Negeri Republik Indonesia.
juga dapat terus membangun dan Peraturan Bupati Kabupaten Nganjuk
memajukan desa dengan pembangunan Nomor 06 Tahun 2015 tentang Tata
sarana dan prasarana yang berguna bagi Cara Pengalokasian Alokasi Dana
masyarakat serta dapat mecapai tujuan Desa.
berdasarkan visi dan misi yang telah Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2015
direncanakan dan ditetapkan. tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa Tahun Anggaran
DAFTAR PUSTAKA 2015.
Putri, A. Pengertian Akuntansi
Fajri, R. Setyowati, E.& Siswidiyanto, Pemerintah Menurut Para Ahli,
2014. Akuntabilitas Pemerintah (Online),
Desa Pada Pengelolaan Alokasi (Specialpengetahuan.blogspot.com/
Dana Desa (Studi pada Kantor 2015/09/pengertian-akuntansi-
Desa Ketindang, Kecamatan pemerintah-menurut.html?m=1,
Lawang, Kabupaten Malang). diakses 15 September 2016)
Malang: Program Pasca Sarjana Riadi, M. “Teori Akuntabilitas”.
Studi Administrasi Publik, Pengertian Akuntabilita, (Online),
Universitas Brawijaya. (www.kajianpustaka.com/2012/12t
Humas. 24 Juli 2015. “Evaluasi eori-akuntabilitas.html?m=1,
Polhukam”. Pengertian Monitoring diakses 15 September 2016)
dan Evaluasi Kebjakan Pemerintah, Sumpeno, Wahjudin. 2011. Perencanaan
(Online), setkab.go.id/pengertian- Desa Terpadu. Banda Aceh: Read.
monitoring-dan-evaluasi-kebijakan- Surakhmad, W. 1994. Metode dan
pemerintah/) Tekhnik Akuntabilitas. Bandung:
Manopo, Delviyanti C. 2014. Tarsito
Pelaksanaan Akuntabilitas Dalam Syarif, D. 07 Desember 2015. “Keuangan
Penyelenggaraan Pemerintah Desa Daerah”. Akuntabilitas, (Online),
(Studi Di Desa Waris, Kecamatan (theorykeuangandaerah.blogspot.co
Talawaan, Kabupaten Minahasa .id/2015/12/akuntabilitas.html?m=,
Utara). diakses 18 September 2016)
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun Tamtama, Derro M. 2014. Akuntabilitas
2014 tentang Peraturan Pengelolaan ADD (Alokasi Dana
Pelaksanaan Undang-Undang Desa) di Kabupaten Madiun Tahun
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. 2013 (Studi Kasus pada Kecamatan
2014. Jakarta: : Pemerintah Negara Kare). Jember: Program Pasca
Republik Indonesia. Sarjana Studi Akuntansi,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Universitas Jember.
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Undang-undang Republik Indonesia
Pembangunan Desa. 2014. Jakarta: Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Menteri Dalam Negeri Republik 2014. Jakarta: Pemerintah
Indonesia. Negara Republik Indonesia.

EKSIS Volume XI No 2, Oktober 2016

You might also like