Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP BIOLOGI DAN KETERAMPILAN BERPIKIR


KRITIS SISWA TENTANG EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN
DI KELAS X SMA NEGERI 1 SIGI
Rahmad Kono1, Hartono D. Mamu dan Lilies N. Tangge2
rahmad_kono@yahoo.com
1
(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)
2
(Dosen Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The research aimed at investigating the effect of model of problem based learning (PBL) on
the concept comprehension and critical thinking skill about ecosystem and environment of class X
students’ of biology at SMA Negeri 1 Sigi. The method used is quasi-experimental pretest-posttest 2
x 2. The research sample is determined with random sampling. The class selected as the research
sample was class X A and X B. The data was collected by using the concept comprehension test in
form of multiple and the critical thinking skill test in form of essay test. Data obtained was the
primary data which directly analyzed descriptively and analysis of covariance. Resuts of the data
analysis at significance level α = 0,05 is at follow: (1) the learning outcomes (the concept
comprehension) of student that were learned by the model of problem based learning (PBL)
(mean=72,86) was higher than the cognitive learning outcomes of studens that were learned with
the conventional learning (mean=58,93) with a significance value of 0,003. (2) the learning
outcomes (critical thinking skill) of student that were learned by the model of problem based
learning (PBL) (mean=74,12) was higher than the cognitive learning outcomes of studens that were
learned with the conventional learning (mean=57,45) with a significance value of 0,018. Based on
the result of this research, it can be concluded that: there are the effect of model of problem based
learning (PBL) on the concept comprehension and critical thinking skill about ecosystem and
environment of class X students’ of biology at SMA Negeri 1 Sigi.
Keywords: Problem based learning(PBL), Concept comprehension, Critical thinking skill

Pada abad 21 sekarang ini, pendidikan di Berdasarkan paradigma pendidikan


Indonesia dihadapkan pada era pengetahuan nasional abad 21 terdapat beberapa kompetensi
dan tehnologi yang membutuhkan berbagai dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh
keterampilan berpikir yang wajib dimiliki oleh siswa/sumber daya manusia abad 21, yaitu: (1)
guru dan siswa. Alasan yang mendasar kemampaun berpikir kritis dan pemecahan
Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat masalah (critical thinking and problem solving
Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan skills), mampu berpikir secara kritis, lateral, dan
menjadi Kurikulum 2013 didasari atas sistemik, terutama dalam konteks pemecahan
pemikiran tentang tantangan masa depan, masalah; (2) kemampuan berkomunikasi dan
persepsi masyarakat, perkembangan bekerjasama (communication and collaboration
pengetahuan dan pedagogik, kompetensi masa skills) mampu berkomunikasi dan berkolaborasi
depan, dan fenomena negatif yang mengemuka, secara efektif dengan berbagai pihak; (3)
serta penyempurnaan pola pikir (Tim kemampuan mencipta dan membaharui
Pengembang, 2013). Berbagai tantangan (creativity and innovation skills) mampu
tersebut menjadi pendorong untuk melakukan mengembangkan kreativitas yang dimilikinya
perbaikan-perbaikan dibidang pendidikan. untuk menghasilkan berbagai terobosan yang
inovatif; (4) literasi teknologi informasi dan

28
29 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 28-38 ISSN: 2089-8630

komunikasi (information and communications disebabkan oleh banyak faktor antara lain: (1)
technology literacy) mampu memanfaatkan siswa belum maksimal dalam belajar, (2)
teknologi informasi dan komunikasi untuk fasilitas yang digunakan dalam kegiatan belajar
meningkatkan kinerja dan aktivitas sehari-hari; mengajar masih terbatas, (3) strategi
(5) kemampuan belajar kontekstual (contextual pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang
learning skills) mampu menjalani aktivitas melibatkan siswa belajar sacara kooperatif dan
pembelajaran mandiri yang kontekstual sebagai masih didominasi oleh pembelajaran
bagian dari pengembangan pribadi; (6) konvensional dimana guru masih sangat
kemampuan informasi dan literasi media dominan dalam proses pembelajaran, (4) siswa
(information and media literacy skills) mampu masih kurang memberdayakan kemampuannya
memahami dan menggunakan berbagai media dalam hal melakukan keterampilan berpikir
komunikasi untuk menyampaikan beragam kritis saat pembelajaran.
gagasan dan melaksanakan aktivitas kolaborasi Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu
serta interaksi dengan beragam pihak (Moeloek dirancang pembelajaran yang dapat
dkk., 2010). meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses
Untuk mencapai beberapa kompetensi pembelajaran biologi, sehingga mampu
dan/ atau keahlian yang harus dimiliki oleh menumbuhkembangkan keterampilan berpikir
siswa atau sumber daya manusia abad 21 yaitu kritis disatu pihak dan pemahaman konsep
dengan meningkatkan mutu pembelajaran siswa dipihak lain. PBL merupakan salah satu
diantaranya adalah perbaikan sistem pengajaran model pembelajaran pembelajaran yang
serta meningkatkan kualitas kemampuan guru. menuntut aktivitas mental siswa untuk
Banyak hal yang dapat ditempuh untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui
mencapai tujuan tersebut seperti menciptakan situasi dan masalah yang disajikan pada awal
suasana belajar siswa yang aktif, inovatif, pembelajaran dengan tujuan untuk melatih
kreatif dan menyenangkan agar mereka siswa menyelesaikan masalah dengan
bergairah dan berkembang sepenuhnya selama menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
proses pembelajaran. Pemecahan masalah ber-hubungan dengan
Penerapan pembelajaran konven-sional kemampuan berpikir kritis karena berpikir kritis
selama ini dianggap belum mampu merupakan suatu proses yang digunakan ketika
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini mendatangkan (memunculkan) suatu ide baru
terbukti dari hasil evaluasi atau ulangan dengan menggabungkan ide-ide yang
semester siswa, khususnya matapelajaran sebelumnya dilakukan (Muslich, 2007).
biologi di SMAN 1 Sigi yang hasilnya masih Proses pembelajaran Biologi menekankan
dibawah kriteri ketuntasan minimal (KKM) 75 pada pemberian pengalaman langsung untuk
%, dan ketuntasan klasikal masih dibawah 80%. mengembangkan kompetensi agar menjelajahi
Adapun data nilai rata-rata evaluasi ulangan dan memahami alam sekitar secara ilmiah dan
tengah semester dan ulangan semester ganjil dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific
siswa kelas X pada tahun pelajaran 2014/2015 inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
nilai rata-rata ulangan tengah semester 65,57 % berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
(tuntas klasikal 66,28%) dan ujian semester mengomunikasikannya sebagai aspek penting
ganjil 67,20% (tuntas klasikal 64,80%), (Buku kecakapan hidup. Dalam rangka mewujudkan
Analisis Daftar Nilai SMAN 1 Sigi, 2014). tujuan pembelajaran Biologi tersebut, maka
Rendahnya pemahaman konsep menumbuhkan keterampilan berpikir siswa
merupakan salah satu masalah dalam terutama kemampuan berpikir kritis sangat
pembelajaran matapelajaran Biologi di SMA diperlukan sehingga penguasaan suatu konsep
Negeri 1 Sigi kelas X yang berimplikasi pada oleh siswa tidak hanya berupa hafalan dari
rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini diduga sejumlah konsep yang telah dipelajarinya, tetapi
Rahmad Kono, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Pemahaman Konsep ………………30

mereka juga mampu menerapkan konsep yang dkk., (2010), hasil penelitian ini adalah diperolehnya
dimilikinya pada aspek yang lain. Untuk kompetensi Measuring dan diperolehnya media
mewujudkan hal itu, maka sekolah dan guru pembelajaran berbantuan komputer dalam
sebagai komponen utama pendidikan perlu mendukung pembelajaran PBL-PBK yang teruji dan
mengelola pembelajaran sesuai dengan prinsip- layak untuk diterapkan dalam pembelajaran. Media
berbantuan komputer yang disusun telah memenuhi
prinsip kegiatan belajar mengajar antara lain:
aspek kelayakan baik dari segi teoritis maupun dari
(1) kegiatan berpusat pada siswa, (2) belajar segi empiris. Lain halnya yang dikemukakan oleh
melalui berbuat, (3) belajar mandiri dan belajar Juliawan, (2012), bahwa PBL dapat meningkatkan
bekerja sama sehingga pembelajaran diharapkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains
tidak terfokus pada guru, tetapi bagaimana cara siswa pada pembelajaran biologi. Hal yang senada
mengaktifkan siswa dalam belajarnya (student juga dikemukakan oleh Sari dan Afridewi P,
active learning) (Muslich, 2007). (2012), hasil penelitian disimpulkan bahwa PBL
Mengacu pada implementasi kurikulum 2013 selalu lebih unggul dari pembelajaran konvensionel
salah satu model pembelajaran yang harus karena PBL dapat meningkatkan pemahaman
diterapkan oleh guru dalam mengajar di kelas adalah konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa.
model PBL. PBL merupakan model pembelajaran Berdasarkan berbagai uraian di atas,
yang secara teoritis mampu mengembangkan maka peneliti merasa perlu untuk melakukan
berbagai aspek kompetensi siswa guna penelitian yang bertujuan untuk menguji
meningkatkan hasil belajar dan prestasi belajarnya, pengaruh model PBL terhadap pemahaman
namun model ini belum diterapkan secara konsisten konsep biologi dan keterampilan berpikir kritis
oleh sebagian besar guru yang berada di wilayah siswa pada materi ekosistem dan lingkungan di
Kabupaten Sigi. Adapun fakta empirik keberhasilan
kelas X SMA Negeri 1 Sigi.
model PBL: (1) dengan PBL akan terjadi
pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar
memecahkan suatu masalah mereka akan METODE
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mencari/mengetahui pengetahuan yang Penelitian ini merupakan penelitian
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan eksperimen semu (quasi eksperimental design).
dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini
situasi dimana konsep diterapkan, (2) dalam situasi adalah rancangan preetest-posttest non-
PBL, siswa mengintegrasikan pengetahuan dan equivalent control groupn design dengan pola
ketrampilan secara simultan dan faktorial 2x2. Variabel bebas dalam penelitian
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan; ini yaitu model PBL dan pembelajaran
dan, (3) PBL dapat meningkatkan kemampuan
konvensional sedangkan variabel terikatnya
berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat adalah pemahaman konsep biologi dan
mengembangkan hubungan interpersonal dalam keterampilan berpikir kritis. Penelitian
bekerja kelompok (Tim Pengembang, 2014). dilaksanakan pada dua kelas berbeda yaitu satu
PBL merupakan salah satu model kelas eksperimen mendapat pembelajaran PBL
pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dan satu kelas kontrol mendapat pembelajaran
diyakini para ahli mampu menyiapkan siswa konvensional. Penelitian dilakukan di SMA
untuk menghadapi dunia kerja di abad ke-21 Negeri 1 Sigi. Alamat Jalan Ki Hajar Dewantara
(Ali, 1998). PBL telah terbukti efektif dalam No. 127 Lolu Kecamatan Sigi Biromaru Kode
membangun keterampilan berpikir yang Pos 94364, sedangkan waktu penelitian
diperlukan dan menumbuhkan kualitas pribadi dilakukan pada bulan April – Juni 2015.
yang diharapkan (Huang, 2005). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas
Berdasarkan keunggulan-keunggulan model X berjumlah 143 orang yang tersebar pada lima
PBL seperti yang dikemukakan diatas dan kelas pada semester genap tahun pelajaran
dibuktikan dengan hasil penelitian dibeberapa 2014/2015.
tempat diantaranya disampaikan oleh Wagiran,
31 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 28-38 ISSN: 2089-8630

Jenis data adalah data kuantitatif. Data bentuk pilihan ganda yang dipakai untuk
kuantitatif adalah data pretest dan posttest mengukur hasil belajar siswa pada pemahaman
penilaian hasil belajar pemahaman konsep dan konsep dan tes hasil belajar siswa bentuk essay
keterampilan berpikir kritis. Sumber data terdiri untuk mengukur hasil belajar siswa pada
dari siswa kelas X A dan X B yang akan keterampilan berpikir kritis. Sebelum instrumen
dikelompokkan berdasarkan undian menjadi penelitian digunakan dalam penelitian, terlebih
kelas eksperimen dan pada kelas kontrol. Data dahulu instrumen tersebut dilakukan uji
keterampilan berpikir kritis diperoleh dari tes validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran butir
berpikir kritis yang didasarkan pada kebenaran soal, dan uji daya beda tes.
jawaban yang diberikan dengan berpatokan
pada rubrik penilaian. Data tersebut meliputi HASIL DAN PEMBAHASAN
keterampilan berpikir kritis siswa dalam hal:
(1) menginterpretasi, (2) menganalisis, (3) Hasil
menginferensi, (4) mengevaluasi, (5) Hasil validasi butir soal pemahaman
menjelaskan, dan (6) melakukan self-regulation. konsep menggunakan program SPSS 20
Sedangkan data pemahaman konsep merupakan diperoleh data 30 soal yang memenuhi kriteria
data kemampuan siswa dalam dimensi proses valid sedangkan 10 soal tidak memenuhi
kognitif meliputi: (1) mengingat (C1), (2) kriteria yaitu tidak valid, sedangkan pada hasil
memahami (C2), mengaplikasikan, (3) validasi butir soal keterampilan berpikir kritis
menganalis (C4), (5) mengevaluasi (C5), dan diperoleh 26 soal yang memenuhi kriteria valid
(6) mencipta (C6) Preettest dan posttest sedangkan 6 soal tidak memenuhi kriteria yaitu
pemahaman konsep digunakan untuk tidak valid.
memperoleh data hasil pemahaman konsep. Hasil realibilitas butir soal pemahaman
Data pelaksanaan model PBL diperoleh konsep diperoleh r hitung 0.887 sedangkan r
dari kegiatan siswa (siswa kelas eksperimen dan tabel df = (N-2) diperoleh df = 38 = 0.320,
kontrol) selama pembelajaran. Pembelajaran Kemudian pada realibilitas butir soal
dilakukan selama enam kali pertemuan pada keterampilan berpikir kritis diperoleh r hitung
pokok bahasan ekosistem dan lingkungan. Data 0.867 sedangkan r tabel df = (N-2) diperoleh
pemahaman konsep biologi dan keterampilan df=38 = 0.320. Perbandingan antara r hitung
berpikir kritis siswa yang dikumpulkan dengan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5%
menggunakan tes. Tes pemahaman konsep diperoleh hasil r hitung > r tabel, maka
biologi terdiri dari 30 item tes pilihan ganda instrumen tersebut dinyatakan reliabel.
dikembangkan dalam penelitian ini berdasarkan Hasil uji daya pembeda dan tingkat
ranah kognitif taksonomi Bloom yang telah kesukaran butir soal pemahaman konsep
direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2010). diperoleh 30 soal yang memenuhi kriteria yang
Tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari 16 telah disesuaikan dengan hasil validasi. Hasil
item tes berbentuk tes uraian dengan skor perhitungan 30 soal tersebut diperoleh daya
item 0 – 5. Tes uraian dipilih dengan asumsi pembeda yang memenuhi kriteria yaitu 5 butir
bahwa dengan menjawab tes uraian, soal daya pembeda cukup, 7 butir soal baik dan
keterampilan berpikir kritis siswa lebih mudah 18 butir soal baik sekali. sedangkan untuk
diamati dibandingkan dengan menjawab tes tingkat kesukaran soal yang memenuhi kriteria
obyektif. Penggunaan tes uraian ini dapat yaitu 16 butir soal kriteria mudah, 10 butir soal
diupayakan menumbuhkan kemampuan berpikir kriteria sedang, dan 4 soal kriteria sukar.
siswa. Selanjutnya hasil observasi dan tes hasil Hasil uji daya pembeda dan tingkat
belajar akan dianalisa dan diinterpretasi. kesukaran butir soal ke-terampilan berpikir
Instrumen yang digunakan pada penelitian kritis diperoleh 26 soal yang memenuhi kriteria
ini adalah instrumen berupa tes hasil belajar yang telah disesuaikan dengan hasil validasi.
Rahmad Kono, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Pemahaman Konsep ………………33

Hasil perhitungan 26 soal tersebut diperoleh siswa yang mendapat perlakukan dengan
daya pembeda yang memenuhi kriteria yaitu 14 model pem-belajaran PBL maupun siswa yang
butir soal daya pembeda cukup, dan 12 butir mendapat perlakuan dengan pem-belajaran
soal baik, sedang tingkat kesukaran soal yang konvensional. Dalam pengujian normalitas ini
memenuhi kriteria yaitu 4 butir soal kriteria yang diuji adalah hasil pretest dan posttest kelas
mudah, dan 22 butir soal kriteria sedang. eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas
Uji prasyarat dilakukan terhadap data data dilakukan dengan menggunakan uji one-
hasil belajar siswa sebelum dan setelah sample Kolmogorov-Smirnov pada taraf
perlakuan, baik pada kelompok eksperimen signifikansi α = 0,05. Kriteria pengujian adalah
maupun pada kelompok kontrol. Sebelum jika diperoleh nilai signifikan p ˃ 0,05 maka
melakukan uji hipotesis terlebih dahulu data dikatakan berdistribusi normal.
dilakukan dua macam uji terhadap data hasil Berdasarkan data hasil belajar pretest -
penelitian, yakni uji normalitas dan uji posttest yang diolah dan dianalisis
homogenitas. menggunakan bantuan SPSS versi 20, maka
Uji normalitas data dilakukan dapat dikemukakan normalitas data seperti pada
terhadap data skor hasil belajar siswa, baik Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 56
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 9.40629520
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .098
Negative -.117
Kolmogorov-Smirnov Z .879
Asymp. Sig. (2-tailed) .422

Hasil analisis pada Tabel 1 diperoleh nilai ada perbedaan varians hasil belajar antara kelas
normalitas yaitu 0,422 lebih besar dari 0,05 eksperimen dengan kelas kontrol. Berdasarkan
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang data hasil penelitian yang diolah dan
signifikan antara data yang diuji dengan data dianalisis menggunakan uji levene’s test of
normal baku, sehingga disimpulkan bahwa data equality of error variance, hasil uji
pada pengujian ini terdistribusi secara normal. homogenitas data hasil penelitian terlihat pada
Kaidah pengujian homogenitas sebagai berikut. Tabel 2.
Jika p 0,05, maka Ho diterima berarti tidak

Tabel 2 Hasil Uji Homogenita


Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.028 8 42 .431
33 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 28-38 ISSN: 2089-8630

Hasil analisis pada Tabel 2, diperoleh Hasil uji hipotesis pertama dengan
nilai Homogenitas yaitu 0,431 lebih besar dari Anakova terhadap hasil belajar siswa
0,05 maka signifikan data yang diuji berasal (pemahaman konsep) pada ranah kognitif, dapat
dari populasi yang bervariansi homogen. dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil perhitungan Anakova hipotesis pertama.


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Model_Pembelajaran
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 7.153a 15 ,477 2,785 ,005
Intercept 4,492 1 4,492 26,243 ,000
Test_Awal_PK ,031 1 ,031 ,182 ,672
Test_PK 7,141 14 ,510 2,979 ,003
Error 6,847 40 ,171
Total 140,000 56
Corrected Total 14,000 55
a. R Squared = .511 (Adjusted R Squared = .327)

Hasil uji hipotesis pada tabel 3 menyatakan “Ada pengaruh model PBL
menunjukkan nilai signifikansi (sig.) atau p terhadap pemahaman konsep biologi siswa
untuk model pembelajaran = 0,003. Nilai tentang ekosistem dan lingkungan di kelas X
signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai α 0,05, SMA Negeri 1 Sigi.” diterima.
sehingga H0 yang menyatakan “tidak ada Hasil uji hipotesis kedua dengan
pengaruh model PBL terhadap pemahaman Anakova terhadap hasil belajar siswa
konsep biologi siswa tentang ekosistem dan (keterampilan berpikir kritis) pada ranah
lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Sigi.” kognitif, dapat dilihat pada Tabel 4.
ditolak. Jadi hipotesis penelitian yang

Tabel 4 Hasil perhitungan Anakova hipotesis kedua


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: Model_Pembelajaran
Type III Sum of
Source df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 8.278a 22 ,376 2,170 ,021
Intercept 1,747 1 1,747 10,076 ,003
Test_Awal_BK ,001 1 ,001 ,004 ,953
Test_BK 8,208 21 ,391 2,254 ,018
Error 5,722 33 ,173
Total 140,000 56
Corrected Total 14,000 55
a. R Squared = .591 (Adjusted R Squared = .319)

Hasil uji hipotesis pada Tabel 4 pengaruh model PBL terhadap keterampilan
menunjukkan nilai signifikansi (sig.) atau p berpikir kritis siswa tentang ekosistem dan
untuk model pembelajaran = 0,018. Nilai lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Sigi.”
signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai α 0,05, ditolak. Jadi hipotesis penelitian H1 yang
sehingga H0 yang menyatakan “tidak ada menyatakan “ada pengaruh model PBL terhadap
Rahmad Kono, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Pemahaman Konsep ………………34

keterampilan berpikir kritis siswa tentang konsep siswa tentang biologi kelas X SMAN 1
ekosistem dan lingkungan di kelas X SMA Sigi. Sementara pada kelas kontrol yang
Negeri 1 Sigi.” diterima. diberikan pembelajaran konvensional hanya
meningkat 58,62%.
Pembahasan Rangsangan pertanyaan dalam model PBL
adalah kunci utama yang memudahkan siswa
Pengaruh Model Problem Based Learning
menemukan jawaban pertanyaan untuk
(PBL) terhadap Pemahaman Konsep
merangkai pemahaman terhadap materi ajar
Biologi.
sehingga siswa yang memiliki pemahaman
Hasil penelitian model PBL menunjukkan
konsep yang rendahpun secara perlahan akan
bahwa variabel tersebut memberikan pengaruh
menemukan kata kunci permasalahan yang ada.
signifikan terhadap peningkatan pemahaman
Hal ini disebabkan karena pada sintaks ketiga
konsep siswa tentang biologi dengan diperoleh
pada model PBL terjadi pembelajaran
nilai signifikan untuk hasil tes pemahaman
kolaboratif.
konsep sebesar 0.003 lebih kecil dari 0.05.
Kenyataan di atas sesuai dengan asumsi
Konstribusi ini menunjukkan bahwa penerapan
dasar yang ada dalam hipotesis penelitian yaitu
model PBL dapat meningkatkan pemahaman
ada pengaruh model pembelajaran PBL
konsep siswa tentang biologi kelas X SMAN 1
terhadap penguasaan konsep siswa tentang
Sigi, dengan demikian terjadi peningkatan
biologi. Adanya pengaruh ini terjadi karena
pemahaman konsep siswa tentang biologi
dalam penyajiannya PBL menitik beratkan pada
setelah diterapkan model pembelajaran PBL.
kemandirian siswa dalam mengeksplorasi
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
pengetahuan mereka saat memecahkan masalah
dilakukan oleh Kartika, dkk (2014) yang
yang telah dirumuskan sehingga siswa dapat
menyatakan bahwa model PBL mampu
menemukan sendiri jawaban setiap masalahnya.
meningkatkan keterampilan siswa sekaligus
Hal yang penting diperoleh dari model ini
meningkatkan penguasaan konsep belajar siswa.
adalah setiap siswa dapat memahami materi ajar
Hal yang senada juga dikemukakan oleh
secara lebih bermakna, karena untuk menjawab
Juliawan (2012) bahwa PBL dapat
pertanyaan dari masalah yang ada mereka harus
meningkatkan pemahaman konsep dan
menyusun kerangka pengetahuannya menjadi
keterampilan proses sains siswa pada
sebuah jawaban yang utuh, melalui tilikan
pembelajaran biologi. Hal yang senada juga
pertanyaan yang sinambung menuju jawaban
dikemukakan oleh Karmana (2010) bahwa
pokok. Oleh karena itu model pembelajaran
pengaruh model PBL lebih tinggi 22,21%
berbasis masalah dapat memberikan pengaruh
daripada metode konvensional terhadap hasil
pada hasil belajar siswa dalam hal ini
belajar kognitif biologi.
pemahaman konsep siswa tentang biologi.
Data di atas menunjukkan bahwa
Penerapan model PBL di kelas X B
penerapan model PBL yang dilakukan dengan
sebagai kelas eksperimen mem-berikan
memperhitungkan aspek ketrampilan berpikir
kesempatan kepada siswa untuk menelusuri
kritis siswa tetap memberikan pengaruh
kunci-kunci jawaban setiap masalah. Setiap
terhadap penguasaan konsep siswa tentang
pertanyaan mendekatkan siswa kepada jawaban
biologi. Secara keseluruhan terdapat
permasalahan sehingga pertanyaan itu
peningkatan hasil belajar siswa jika model PBL
merupakan anak tangga kepuncak pemahaman
diterapkan seperti yang ditunjukkan oleh jumlah
siswa untuk setiap persoalan. Anak tangga ini
total pengaruh penerapan model ini terhadap
bukanlah kereta tumpangan yang membawa
penguasaan konsep siswa tentang biologi yakni
siswa ke tujuan ahkir pembelajaran, tetapi
terjadi peningkatan rata-rata 98,06%, artinya
piranti siswa dalam mencari jalan menuju
penerapan model PBL tetap akan memberikan
tujuan pembelajaran. Siswa tidak dibantu untuk
pengaruh dalam meningkatkan penguasaan
35 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 28-38 ISSN: 2089-8630

mendapatkan konsep, namun siswa dibantu pertanyaan bersusun. Arahan pertanyaan ini
untuk menemukan sendiri konsep serta pula merupakan jembatan pengetahuan kearah
memahaminya dengan penemuannya sendiri jawaban yang lebih pasti. Ketiga, pembelajaran
melalui bantuan pertanyaan. Pengertian dilakukan secara bersama-sama sehingga siswa
ekosistem dan lingkungan dicapai melalui secara penuh terlibat kedalam semua proses
beberapa tuntunan pertanyaan yang pembelajaran termasuk proses penemuan
mengantarkan siswa kejawaban kunci. Hal ini jawaban atas permasalahan yang ada.
merupakan kelebihan dari model PBL.
Tuntunan pertanyaan secara runut membangun Pengaruh model Problem Based Learning
pemahaman siswa terhadap materi ekosistem (PBL) terhadap Ketrampilan Berpikir Kritis.
dan lingkungan melalui jawaban yang diberikan Berdasarkan hasil anakova, diperoleh
berdasarkan pendekatan kontekstual, yakni kesimpulan bahwa model PBL memberikan
siswa melakukan pengamatan langsung pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan
terhadap ekosistem dan lingkungan yang keterampilan berpikir kritis siswa tentang
diperoleh dari lingkungan sekitar sekolah. Hal biologi. Hasil penelitian model PBL
ini akan sangat berbeda jika konsep ekosistem menunjukkan bahwa variabel tersebut
dan lingkungan yang abstrak dibelajarkan memberikan pengaruh signifikan terhadap
melalui penjelasan belaka tanpa perlakuan yang peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
lebih bermakna. tentang biologi sebesar 0.018 lebih kecil dari
Penerapan model PBL menyajikan kepada 0.05. Konstribusi ini menunjukkan bahwa
siswa situasi/masalah yang otentik dan penerapan model PBL dapat meningkatkan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan keterampilan berpikir kritis siswa tentang
kepada mereka untuk melakukan penyelidikan biologi kelas X SMAN 1 Sigi, dengan demikian
dan inkuiri. Fokus permasalahan yang diajukan terjadi peningkatan keterampilan berpikir kritis
dalam model PBL lebih nyata, maka siswa tentang biologi setelah diterapkan model
pemecahannyapun akan lebih mudah. pembelajaran PBL.
Seterusnya untuk menyusun jawaban dari Secara keseluruhan terdapat peningkatan
persoalan yang diberikan dilakukan secara hasil belajar keterampilan berpikir kritis siswa
kelompok dan dituntun dengan pertanyaan- jika model PBL diterapkan seperti yang
pertanyaan yang menggiring siswa kejawaban ditunjukkan oleh jumlah total pengaruh
utama sehingga siswa dapat memecahkan penerapan model ini terhadap keterampilan
masalah tersebut juga dengan lebih mudah dan berpiir kritis siswa tentang biologi yakni terjadi
bermakna olehnya akan berpengaruh pada peningkatan 91,51%, artinya penerapan model
penguasaan konsep siswa tentang biologi. PBL akan memberikan pengaruh dalam
Penerapan model PBL memberikan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa
kepada siswa beberapa kemudahan dalam tentang biologi kelas X SMAN 1 Sigi.
menyelesaikan tugasnya antara lain: pertama, Sementara pada kelas kontrol yang diberikan
jawaban diperoleh secara bersama melalui pembelajaran konvensional hanya meningkat
kolaborasi sesama teman dalam kelompok. 66,70%.
Kerjasama ini akan memunculkan beragam Rangsangan pertanyaan dalam model PBL
jawaban masing-masing dari tiap siswa, adalah kunci utama yang memudahkan siswa
sehingga setiap siswa dapat menyusun jawaban menemukan jawaban pertanyaan untuk
yang lebih tepat untuk tiap persoalan. Kedua, merangkai pemahaman terhadap materi ajar
petunjuk jawaban telah diarahkan melalui sehingga siswa yang memiliki keterampilan
tuntunan pertanyaan dalam Lembar Kerja Siswa berpikir kritis yang rendahpun secara perlahan
(LKS), sehingga siswa lebih mudah akan menemukan kata kunci permasalahan yang
menemukan kunci jawaban melalui rangsangan ada.
Rahmad Kono, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Pemahaman Konsep ………………36

Terjadinya pengaruh model PBL pada Temuan penelitian ini sejalan dengan
variabel yang diteliti merupakan suatu temuan pendapat Kauchak dan Enggen dalam
yang memperlihatkan kelebihan dari model Muhiddin (2012) bahwa proses berpikir kritis
pembelajaran tersebut. Hasil yang diperoleh itu sangat dipengaruhi oleh pengetahuan konten
dari model pembelajaran PBL tersebut oleh atau pemahaman terhadap topik-topik tertentu,
Arends (2008). Lebih lanjut, menurur Arends penguasaan terhadap prosedur-prosedur atau
(2008) bahwa hasil yang diperoleh dari model proses berpikir yang dapat melahirkan rumusan-
pembelajaran PBL adalah membantu rumusan pemikiran, sikap, dan kecenderungan
mengembangkan keterampilan berpikir, metakognisi dimana antara komponen yang
keterampilan menyelesaikan masalah, satu dengan komponen lainnya ada keterkaitan.
keterampilan intelektual, mempelajarari peran- Pengaruh modal PBL terhadap
peran orang dewasa dengan mengalaminya keterampilan berpikir kritis siswa tidak lepas
berbagai situasi rill atau situasi disimulasikan, dari keunggulan model PBL itu sendiri.
dan menjadi pebelajar mandiri dan otonom. Keunggulan tersebut telah dikemukakakan oleh
Adapun fakta empirik keberhasilan model Ackay (2009) mengemukakan bahwa model
PBL : (1) dengan PBL akan terjadi PBL dapat mengembangkan keterampilan
pembelajaran bermakna. Siswa yang belajar pemecahan masalah, membantu siswa
memecahkan suatu masalah maka mereka akan memperoleh pengetahuan, dan keterampilan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau yang diperlukan. Keunggulan lainnya adalah
berusaha mengetahui pengetahuan yang PBL dapat mengembangkan dan meningkatkan
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna keterampilan berpikir kritis (Yuan dkk, 2008)
dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan Pengaruh model pembelajaran PBL terhadap
dengan situasi dimana konsep diterapkan, (2) pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis,
dalam situasi PBL, siswa mengintegrasikan disebabkan karena karakteristik sintaks
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan pembelajaran yang menuntut adanya saling
dan mengaplikasikannya dalam konteks yang ketergantungan tanggung jawab individu, tatap
muka, dan komunikasi dalam proses mencari
relevan; dan, (3) PBL dapat meningkatkan
penyelesaian masalah dan pertanyaan-pertanyaan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan yang tercantum dalam LKS. Adanya tanggung
inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal jawab individu yang terbentuk pada diri siswa
untuk belajar, dan dapat mengembangkan disebabkan karena pada model pembelajaran PBL
hubungan interpersonal dalam bekerja memiliki tujuan yaitu mengembangkan
kelompok (Tim Pengembang, 2014). PBL pembelajaran yang self-directed (mengatur diri
merupakan salah satu model pembelajaran yang sendiri atau belajar sendiri) sehingga siswa dapat
berpusat pada siswa yang diyakini para ahli bertanggung jawab untuk mengatur dan mengontrol
mampu menyiapkan siswa untuk menghadapi pembelajarannya sendiri. Oleh karena itu model
dunia kerja di abad ke-21 (Ali, 1998). pembelajaran PBL berpeluang untuk
Berdasarkan keunggulan model PBL seperti memberdayakan keterampilan berpikir kritis yang
yang dikemukakan diatas dan dibuktikan dengan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar
hasil penelitian dibeberapa tempat diantaranya siswa. Hal tersebut menurut pendapat Wang (2008)
disampaikan oleh Wagiran, dkk., (2010), hasil bahwa PBL erat sekali hubungannya dengan
penelitian ini adalah diperolehnya kompetensi kemampuan berpikir kritis.
Measuring dan diperolehnya media pembelajaran Pengaruh model pembelajaran PBL juga
berbantuan komputer dalam mendukung disebabkan oleh adanya sintaks keempat yaitu
pembelajaran PBL-PBK yang teruji dan layak untuk adanya kegiatan membimbing penyelidikan
diterapkan dalam pembelajaran. Media berbantuan individual atau kelompok untuk bekerja dan
komputer yang disusun telah memenuhi aspek belajar. Pada sintaks ini siswa melakukan kerja
kelayakan baik dari segi teoritis maupun dari segi sama untuk mencari penyelesaian masalah antar
empiris. sesama anggota kelompok. Aktivitas siswa pada
37 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 1, Januari 2016 hlm 28-38 ISSN: 2089-8630

sintaks tersebut menujukkan adanya learning KESIMPULAN


by doing and learning by together. Dengan
demikian maka informasi yang diterma siswa Berdasarkan hasil analisis data dan
bukan hanya berasal dari penyampaian atau pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
penjelasan guru, akan tetapi berasal dari berikut: ada pengaruh Model Problem Based
kegiatan belajarnya sendiri dan bekerja sama Learning (PBL) terhadap pemahaman konsep
dengan teman-teman sesama anggota siswa pada materi ekosistem dan lingkungan di
kelompok. Hal in sejalan dengan pendapat kelas X SMA Negeri 1 Sigi Tahun Pelajaran
Konfusius dalam Siberman (2006) yang 2014/2015. Ada pengaruh Model Problem
menyatakan bahwa “apa yang saya dengar, saya Based Learning (PBL) terhadap keterampilan
lupa”, “apa yang saya lihat, saya ingat” dan berpikir kritis siswa pada materi ekosistem dan
“apa yang saya lakukan, saya pahami”. lingkungan di kelas X SMA Negeri 1 Sigi
Selanjutnya Siberman memodifikasi pernyataan Tahun Pelajaran 2014/2015.
di atas sesuai dengan pengembangannya
menjadi “apa yang saya dengar, saya lupa”, apa UCAPAN TERIMA KASIH
yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat”,
“apa yang saya dengar, lihat, dan diskusikan Dengan segala kerendahan dan keiklasan
dengan orang lain, saya mulai pahami”, “dan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada
apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, bahas, Bapak Hartono D Mamu dan Ibu Lilies N.
dan terapkan saya dapatkan pengetahuan dan Tangge yang telah begitu banyak memberi
keterampilan”, “apa yang saya ajarkan kepada masukan dan bimbingan kepada penulis, sejak
orang lain, saya kuasai. Artinya siswa yang awal pembimbingan sampai penyusunan artikel
dibelajarkan dengan model pembelajaran PBL ini untuk layak dipublikasikan.
tidak hanya melibatkan indera pendengaran
akan tetapi melibatkan lebih dari satu panca DAFTAR PUSTAKA
indera sehingga hasil belajar dapat tersimpan
dalam jangka waktu yang lama. Hal yang sama Akcay, B. 2009. Problem Based Leraning in
juga dikemukakan oleh Dahar (2006) bahwa Science Education. Journal of Turkish
jika informasi yang dipelajari secara bermakna Science Education. Vol 6 (1): 26-36.
maka informasi tersebut lebih lama diingat Ali, W. W. Z. (1998). The concept of teaching
daripada informasi yang dipelajari secara and learning in the 21st century:
hapalan. a discussion. Masalah Pendidikan, 21.
Siswa yang memiliki cara berpikir kritis (24-2-2014).
lebih terampil dalam memecahkan sebuah Anderson, L.W. and Krathwohl, D.R., 2010.
masalah. Siswa yang kritis dalam berpikir dapat A Taksonomy for Learning, Teaching,
memberikan bermacam-macam kemungkinan and Assessing ( A Revision of Bloom’s
jawaban. Pehkonen (1997) mengemukakan Taksonomi of Education Objective )
bahwa ketika seseorang menerapkan berpikir Terjemahan oleh Agung Prihantono.
kritis dalam suatu praktek pemecahan masalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
maka timbul pemikiran divergen yang dapat Arends, R.I. 2008. Learning To Teach.
menghasilkan banyak ide yang berguna dalam Terjemahan oleh Helly P. Soetjipto dan
menyelesaikan masalah. Selanjutnya bahwa Sri Mulyantini S. Yogyakarta: Pustaka
dalam pemecahan masalah, siswa yang Pelajar.
memiliki ketrampilan berpikir kritis yang baik Dahar, R. W. 2006. Teori-teori belajar.
akan menghasilkan banyak ide-ide yang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
berguna dalam menemukan penyelesaian Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan
masalah. Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan. Jakarta.
Rahmad Kono, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Pemahaman Konsep ………………38

Huang, R. (2005). Chinese International Pehkonen, E.1997. The State-of-Art in Mate-


Students’ Perceptions of the Problem- matical Creativity. http://www. fiz.
Based Learning Experience. Journal of karlsruhe.de/fiz/publications/zdm ZDM
Hospitality, Leisure, Sport and Tourism Volum 29 (June 1997) Number 3.
Education . 4 (2). ( 22-2-2014) Electronic Edition ISSN 1615-679X. Di
Juliawan, D. 2012. Pengaruh Model akses 8 Agustus 2010.
Pembelajaran Berbasis Masalah Sadia, I. W. 2006. Pengembangan kemampuan
Terhadap Pemahaman Konsep dan berpikir formal siswa SMA melalui
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas penerapan model pembelajaran “problem
XI IPA SMA Negeri 2 Kuta Tahun based learning” dan “cycle learning”
Pelajaran 2011/2012. dalam pembelajaran fisika. Journal
Karmana, I. W. 2010. Pengaruh Strategi PBL Pendidikan dan Pengajaran Undiksha.
dan Integrasinya dengan STAD Terhadap 40(1). 1-20. (10-12-2014)
Kemampuan Pemecahan Masalah, Sari, M dan Afridewi P. 2012. Pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kritis, Kesadaran Berbasis Masalah (Problem Based
Metakognitf dan Hasil Belajar Kognitif Learning) Untuk Pemahaman Konsep
Biologi pada siswa SMA Negeri 4 Ekosistem Di SMA Budhi Luhur
Mataram. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pekanbaru. Jurnal Lektura. 03, (02). (10-
PPS Universitas Negeri Malang. 12-2014)
Kartika, D., Santyasa W., dan Warpala W. Silberman, M. 2006. Active Learning, 101 Cara
2014. Pengaruh Model Pembelajaran Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa
Berbasis Masalah Terhadap Pemahaman Media.
Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Tim Pengembang. 2013. Modul Materi
Kritis Siswa. e-Journal Program Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
Pascasarjana Universitas Pendidik-an 2013 Matapelajaran IPA SMP. Jakarta:
Ganesha Program Studi Teknologi Pusbangprodik.
Pembelajaran. (4). (07-12-2014). Tim Pengembang. 2014. Modul Materi
Moeloek, A. F., Moehammad Aman Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
Wirakartakusumah., Gunawan 2013 Matapelajaran Biologi SMA/SMK.
Indrayanto., Johannes Gunawan, S.H., Jakarta: Pusbangprodik.
Richardus Eko Indrajit., Jamaris Jamna, Wagiran, Edy Purnomo, Apri Nuryanto. (2010).
dan Weinata Sairin. 2010. Paradigma Pengembangan Pembelajaran Model
Pendidikan Nasional Abad XXI. Jakarta: Problem Based Learning Dengan Media
BNSP. Pembelajaran Berbantuan Komputer
Muhiddin. 2012. Pengaruh Integrasi Problem dalam Matadiklat Measuring Bagi Peserta
Based Learning Dengan Pembelajaran didik SMK (Hibah Bersaing Perguruan
Kooporatif Jigsaw dan Kemampuan Tinggi): Fakultas Teknik Universitas
Akademik Terhadap Metakognisi, Negeri Yogyakarta.
Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Yuan. H., Wipada Kunaviktikul, Areewan
Retensi Mahasiswa Pada Perkuliahan Klunklin and Beverly A.Williams. 2008.
Biologi Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Promoting Critical Thingking Skills
Malang: Program Pascasarjana Trough Problem-Based Learning. Journal
Universitas Negeri Malang. of Sosial Science and Humanities. 2(2):
Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis 85-100. (18-12-2014).
Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:
Bumi Aksara.

You might also like