Professional Documents
Culture Documents
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Berbasis Budaya Lokal
Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Industri Kreatif Dalam Meningkatkan Industri Pariwisata Berbasis Budaya Lokal
Article Info
Submitted: 9 October 2018 | Reviewed: 6 January 2019 | Accepted: 28 January 2019
Abstract
The creative industry as one of the pillars of the future economy has a very strategic role
in overcoming the problems faced by the community along with the government,
especially in the field of employment, business fields, and as a source of state revenue
(GDP). Therefore, creative industry entrepreneurs must be protected by their intellectual
rights so that all copyrighted works are legally protected by their existence and not
arbitrarily anyone can steal, trade, multiply without the permission of the owner. However
apparently only 17% of the 16.7 million creative industry players registered the results of
their creativity. This shows that the protection of Intellectual Property Rights towards the
creative industry is still very weak due to several factors, namely; Lack of public
awareness / creative industry players to register their creativity businesses; Lack / lack of
understanding of the community / industry players regarding the protection of Intellectual
Property Rights (IPR); The presumption of some people / creative industry players for the
management of registration of Intellectual Property Rights requires quite a large fee; The
registration process takes a long time and is complicated.
Abstrak
Industri kreatif sebagai salah satu pilar ekonomi masa depan memiliki peran yang sangat
strategis dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bersama
pemerintah, terutama di bidang ketenagakerjaan, bidang usaha, dan sebagai sumber
penerimaan negara (PDB) . Oleh karena itu, pengusaha industri kreatif harus dilindungi
oleh hak intelektual mereka sehingga semua karya cipta dilindungi secara hukum oleh
keberadaan mereka dan tidak sewenang-wenang siapa pun dapat mencuri, berdagang,
berkembang biak tanpa izin dari pemiliknya. Namun ternyata hanya 17% dari 16,7 juta
pelaku industri kreatif yang mendaftarkan hasil kreativitas mereka. Ini menunjukkan
bahwa perlindungan Hak Kekayaan Intelektual terhadap industri kreatif masih sangat
lemah karena beberapa faktor, yaitu; Kurangnya kesadaran publik / pelaku industri kreatif
untuk mendaftarkan bisnis kreativitas mereka; Kurangnya / kurangnya pemahaman
tentang komunitas / pemain industri mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI); Anggapan sebagian orang / pelaku industri kreatif untuk pengelolaan pendaftaran
Hak Kekayaan Intelektual membutuhkan biaya yang cukup besar; Proses pendaftaran
memakan waktu lama dan rumit.
1 Fakultas Hukum, Universitas Bengkulu, Jln. W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu,
Indonesia, email: ganefii88@gmail.com, Telp. /fax. 073621170.
88
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
90
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
91
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
92
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
Hal yang terpenting dari setiap bagian pada nama baik, kemampuan, dan
hak milik intlektual ini adalah adanya integritas pencipta.11
suatu hasil ciptaan tertentu. Ciptaan Hak Kekayaan Intelektual di
ini mungkin dalam bidang kesenian, Indonesia Menurut Djamal dalam
tetapi mungkin juga di dalam bidang tulisannya yang berjudul “
industri atau pengetahuan. Mungkin Pemberlakuan hukum kekayaan
pula suatu kombinasi dalam ketiga Intelektual Dalam Praktek Di
bidang tersebut, yang masing-masing Indonesia “ ( Dilihat dari berbagai
mempunyai istilah tertentu.9 kasus ), bahwa : efektifitas
Konsep kepemilikan Hak pemberlakuan Hukum Kekayaan
Kekayaan Intlektual lahir dari Intelektual diIndonesia dipengaruhi
pemikiran John Locke, Filsuf Inggris oleh 3 ( tiga ) faktor, yaitu kualitas
abad ke -16 tentang pemikiran hak perundang undangan, aparat penegak
milik. Menurut Locke hak milik adalah hukum, dan pemahaman
12
satu dari tiga hal yang tidak dapat masyarakat.
dipisahkan dari manusia. Manusia
B. Tinjauan tentang Industri Kreatif
lahir “ tabula rasa “ artinya dalam
Industri Kreatif dapat diartikan
keadaan bebas dan setara dibawah
sebagai kumpulan aktivitas ekonomi
hukum kodrat. Hukum kodrat
yang terkait dengan penciptaan atau
melarang siapapun merusak,
penggunaan pengetahuan dan
menghilangkan: 1) kehidupan; 2)
informasi. Industri kreatif juga dikenal
kebebasan; dan 3) hak milik. Ketiga
dengan nama lain Industri Budaya
hal ini menurut John locke tidak dapat
(terutama di Eropa) atau juga
dilepaskan dari diri manusia karena
Ekonomi Kreatif. Kementerian
datangnya dari Yang Maha Kuasa. 10,
Perdagangan Indonesia menyatakan
sedangkan hak moral merupakan hak
bahwa Industri kreatif adalah
eksklusif pencipta yang berisi
industri yang berasal dari
larangan bagi pihak lain untuk
pemanfaatan kreativitas, keterampilan
mengadakan perubahan atas
serta bakat individu untuk
kreativitasnya. Hak moral ini tidak bisa
menciptakan kesejahteraan serta
dialihkan kepada siapa pun karena
hak ini bersifat pribadi. Sifat pribadi 11Muhamad Djumhana dan Djubaedillah. 2014.
Hak Milik Intlektual. Bandung: PT. Citra
dalam hak moral ini lebih cendrung Aditya Bakti, hlm. 26.
12 Djamal. 2017. Pemberlakuan Hukum
Kekayaan Intelektual Dalam Praktik Di
9 Kholis Roisah. 2015. Konsep Hukum Hak Indonesia. Faculty of Law, University of
Kekayan Intelektual. Malang: Setara Press, Mataram in cooperation with Association of
hlm. 9. Intelectual Property Lecturer of Indonesia,,
10 Op.cit, hlm 13.
hlm. 324.
93
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
94
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
95
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
96
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
97
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
98
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
99
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
21 Agus 22
Sarjono, dalam Perlindungan Budaya Tjetjep Suparman, Perlindungan Budaya
Indonesia Lemah, Kompas.com., diakses 31 Indonesia Lemah, Kompas. com, diakses 31
Agustus 2009. Agustus 2009.
100
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
101
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
102
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
beban biaya dalam pengurusan Intelektual. Saat ini hanya sekitar 17%
pendaftaran, faktor lainnya adalah dari 16,7 juta pelaku industri kreatif
jarak antara tempat tinggal pelaku saja yang melakukan pendaftaran hak
industri kreatif dengan instansi yang kekayaan intelektualnya. Kondisi ini
mengurusi pendaftaran hak kekayaan disebabkan oleh rendahnya
intelektual cukup jauh sehingga kesadaran masyarakat/pelaku industri
membutuhkan waktu tempuh yang kreatif untuk melakukan pendaftaraan
lama. kekayaan intelektualnya akibat
minimnya pengetahuan mereka
III. Penutup
tentang perlindungan atas Hak
Industri kreatif dewasa ini
Kekayaan Intelektual (HKI) serta
mengalami kemajuan sangat pesat,
adanya anggapan bahwa setiap
seiring dengan kemajuan industri
pengurusan yang berhubungan
pariwisata yang dapat diandalkan
dengan birokrasi memerlukan biaya
bukan saja sebagai pembukaan
yang tidak sedikit.
lapangan usaha, lapangan pekerjaan
Di samping itu juga rendahnya
dan sebagai sumber pendapatan
pendaftaran hak kekayaan intelektual
negara bahkan lebih jauh lagi, industri
dipengaruhi oleh sistem birokrasi yang
kreatif dan industri pariwisata
berbelit/bertele-tele sehingga
merupakan aset nasional yang
membutuhkan waktu sangat lama.
senantiasa terbarukan/tergantikan
Kemudian kendala lain adalah letak
seiring dengan perubahan dan
instansi yang berwenang mengurusi
kemajuan peradaban manusia. Oleh
pendaftaran Hak Kekayaan intelektual
karena itu, segala bentuk usaha
biasanya berada di ibukota
industri kreatif apabila memiliki nilai
Kabupaten/Kotamadia atau Propinsi,
seni dan nilai ekonomi tinggi perlu
sedangkan tempat-tempat industri
dilindungi Hak Kekayaan
kreatif tersebar disegala pelosok
Intelektualnya agar para pelaku usaha
daerah sehingga setiap pengurusan
industri kreatif akan merasa terjamin
harus menempuh jarak puluhan
akan hak-hak kepemilikannya dari
bahkan ratusan kilometer, sebagai
aksi-aksi pencurian, peniruan dan
konsekwensinya pasti biaya dan
pengakuan/klaim atas hasil
waktu akan banyak terkuras.
kreativitasnya.
Kemajuan dan perkembangan Bibliografi
industri kreatif dan pariwisata, Buku:
ternyata tidak sejalan dengan Candra Irawan. 2011. Politik Hukum
perlindungan Hak Kekayaan Hak Kekayaan Intlektual
103
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
104
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019
105