Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Tanjungpura Law Journal, Vol.

3, Issue 1, January 2019: 88 - 105


ISSN Print: 2541-0482 | ISSN Online: 2541-0490
Open Access at: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/tlj

Article Info
Submitted: 9 October 2018 | Reviewed: 6 January 2019 | Accepted: 28 January 2019

PERLINDUNGAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


TERHADAP INDUSTRI KREATIF DALAM
MENINGKATKAN INDUSTRI PARIWISATA BERBASIS
BUDAYA LOKAL
Ganefi1

Abstract
The creative industry as one of the pillars of the future economy has a very strategic role
in overcoming the problems faced by the community along with the government,
especially in the field of employment, business fields, and as a source of state revenue
(GDP). Therefore, creative industry entrepreneurs must be protected by their intellectual
rights so that all copyrighted works are legally protected by their existence and not
arbitrarily anyone can steal, trade, multiply without the permission of the owner. However
apparently only 17% of the 16.7 million creative industry players registered the results of
their creativity. This shows that the protection of Intellectual Property Rights towards the
creative industry is still very weak due to several factors, namely; Lack of public
awareness / creative industry players to register their creativity businesses; Lack / lack of
understanding of the community / industry players regarding the protection of Intellectual
Property Rights (IPR); The presumption of some people / creative industry players for the
management of registration of Intellectual Property Rights requires quite a large fee; The
registration process takes a long time and is complicated.

Keywords: creative industry; intellectual property rights protection; tourism


industry

Abstrak
Industri kreatif sebagai salah satu pilar ekonomi masa depan memiliki peran yang sangat
strategis dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat bersama
pemerintah, terutama di bidang ketenagakerjaan, bidang usaha, dan sebagai sumber
penerimaan negara (PDB) . Oleh karena itu, pengusaha industri kreatif harus dilindungi
oleh hak intelektual mereka sehingga semua karya cipta dilindungi secara hukum oleh
keberadaan mereka dan tidak sewenang-wenang siapa pun dapat mencuri, berdagang,
berkembang biak tanpa izin dari pemiliknya. Namun ternyata hanya 17% dari 16,7 juta
pelaku industri kreatif yang mendaftarkan hasil kreativitas mereka. Ini menunjukkan
bahwa perlindungan Hak Kekayaan Intelektual terhadap industri kreatif masih sangat
lemah karena beberapa faktor, yaitu; Kurangnya kesadaran publik / pelaku industri kreatif
untuk mendaftarkan bisnis kreativitas mereka; Kurangnya / kurangnya pemahaman
tentang komunitas / pemain industri mengenai perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI); Anggapan sebagian orang / pelaku industri kreatif untuk pengelolaan pendaftaran
Hak Kekayaan Intelektual membutuhkan biaya yang cukup besar; Proses pendaftaran
memakan waktu lama dan rumit.

Kata Kunci: industri kreatif; industri pariwisata; perlindungan hak kekayaan


intelektual

1 Fakultas Hukum, Universitas Bengkulu, Jln. W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu,
Indonesia, email: ganefii88@gmail.com, Telp. /fax. 073621170.

88
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

I. Pendahuluan lapangan usaha, ekspor dan lain


Kondisi perekonomian nasional sebagainya”. 3
dewasa ini, Pemerintah bersama- Pemikiran di atas menunjukkan
sama dengan Pelaku usaha dan bahwa industri kreatif bukan hanya
masyarakat, secara sinergis harus sebatas hasil kreasi produk industri,
berusaha mencari terobosan- akan tetapi industri melingkupi
terobosan baru untuk lebih berbagai aspek yang mampu
meningkatkan dan memberdayakan menggantikan sumber-sumber daya
industri-industri kreatif sebagai salah alam yang kian hari semakin
satu pilar dalam pembangunan sedikit/habis, sedangkan industri
ekonomi, sebagaimana dikemukakan kreatif semakin hari semakin besar
oleh . Miftakul Fauzannah bahwa ; dan berkembang selaras dengan
“Ekonomi kreatif di Indonesia tumbuh perkembangan dan kemajuan zaman.
dan berkembang menjadi sektor Hal ini sejalan dengan yang
ekonomi yang memiliki peranan dikemukakan oleh Kepala Badan
strategis bagi perekonomian, meski Ekonomi Kreatif (Bekraf), Tri Munaf
terjadi pelemahan pertumbuhan bahwa “ ekonomi kreatif secara
ekonomi sejak awal tahun, ditengah perlahan akan menggantikan peran
lemahnya kinerja ekspor yang komoditas dan sumber daya alam
berbasis komoditas sumber daya sebagai penyokong perekonomian
alam, sektor ekonomi kreatif Indonesia, dan gagasan kreatif tak
menyimpan potensi industri yang akan pernah habis sehingga
sangat besar , sebab berbasis diharapkan dapat menjadi tulang
kreativitas dan inovasi “2. Lebih lanjut, punggung ekonomi nasional” 4
.
Drewya Cinantyan prasasya Dengan demikian sumber pendapatan
mengemukakan bahwa “ Ekonomi negara selama ini sebagian besar
kreatif merupakan konsep ekonomi berasal dari pajak dan sumber-
yang penting untuk perekonomian sumber daya alam yang tidak dapat
Indonesia karena berkontribusi terbarukan lambat laun akan bergeser
terhadap perekonomian nasional kepada hasil produk-produk industri
melalui Produk Domestik Bruto (PDB), kreatif.
ketenagakerjaan, penciptaan

3 www. Kompasiana. Com, diakses 30 April


2018.
2 http/infobanknews.com/ekonomi –kreatif 4 Amp.katadata.co.id, Bekraf targetkan
berfotensi jadi 5 besar penggerak ekonomi, industri kreatif sumbang PDB 1.000
diakses tanggal 25 juli 2018. Trilliun, diakses 26 februari 2018.

90
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Menyadari akan arti pentingnya Bahkan sinergitas tersebut


industri kreatif dalam pembangunan bukan hanya semata-mata difokuskan
ekonomi nasional, tentu diperlukan upaya promosi dan strategi
langkah-langkah dan strategi, baik pemasaran, akan tetapi sinergitas
dalam pengembangan hasil industri, tersebut berlaku untuk semua elemen
maupun penemuan-penemuan aneka yang terkait di dalammya, baik antara
produk baru yang berasal dari Departemen Perdagangan dengan
tangan-tangan dan pemikiran genius Kementerian Kepariwisataan, antara
para kreator melahirkan ide-ide Pemerintah Pusat dengan Pemerintah
kreatif yang memiliki nilai jual tinggi, Daerah, antara Pemerintah dengan
sehingga mampu menggugah setiap Pelaku Usaha maupun antar sesama
orang untuk memilikinya. serta satu Pelaku Usaha yang berkecimpung di
hal yang diperlukan adalah upaya dalam bisnis Industri kreatif dengan
pengenalan kepada konsumen industri pariwisata.
terhadap produk yang dihasilkan Industri kreatif sebagaimana
industri kreatif. dijelaskan di atas, merupakan salah
Industri kreatif dalam satu sektor yang diharapkan
perkembangannya sangat dipengaruhi pemerintah dalam pembangunan
oleh industri pariwisata, bahkan ekonomi terutama pembukaan
hubungan antara industri kreatif lapangan usaha, penyerapan tenaga
dengan industri pariwisata bisa kerja serta sebagai sumber Produck
diibaratkan sebagai dua sisi mata Domestik Bruto (PDB). Upaya
uang yang tidak dapat dipisahkan. Pemerintah dalam mendukung sektor
Keduanya saling mempengaruhi dan Industri Kreatif dilakukan pula melalui
saling mendukung dan jika salah penerbitan Peraturan Pemerintah No.
satunya tidak ada, maka mata uang 14 Tahun 2015 tentang Rencana
tersebut tidak akan memiliki nilai beli Induk Pembangunan Industri Nasional
sama sekali. Oleh karena itu korelasi Tahun 2015 – 2035 (RIPIN). 5 Dalam
antara industri kreatif dengan perumusan RIPIN, pengembangan
pariwisata harus benar- benar dan pemanfaatan kreativitas dan
sinergis, disatu sisi industri kreatif inovasi dalam rangka pengembangan
sebagai daya tarik bagi dunia industri kreatif menjadi salah satu poin
kepariwisataan, dan disisi lain industri prioritas pemerintah.
pariwisata sebagai media untuk
mempromosikan produk industri 5 Pusat Komunikasi Publik Kementerian
kreatif. Perindustrian, Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional 2015 – 2035, Juni 2015.

91
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Akan tetapi kondisi industri Hak Kekayaan Intelektual terhadap


kreatif pada saat ini justru banyak industri kreatif, dan faktor-faktor apa
menghadapi masalah terutama dalam saja yang menyebabkan rendahnya
hal pendaftaran Hak Kekayaan animo para pelaku industri kreatif
Intelektual sebagaimana dikemukakan untuk mendaftarkan hasil kreativitas
Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, industri pariwisata yang berbasis
Ricky J.Pesik “masalah pendaftaran budaya daerah.
hak atas kekayaan intelektual (HKI)
II. Pembahasan
memang cukup berat, sampai saat
A. Tinjauan tentang Hak
ini, baru sekitar 17 persen dari 16,7
Kekayaan Intelektual
juta pelaku ekonomi kreatif di
Hak kekayaan Intlektual (HKI)
Indonesia yang sudah mendaftar HKI.
atau istilah dalam bahasa Inggris
Jadi masih banyak PR kita karena ada
Intellectual Property Rights adalah
sekitar 83 persen yang belum
salah satu hak yang timbul atau lahir
mendaftarkan, padahal manfaat dari
karena kemampuan intlektual
HKI itu besar”.6
manusia. Hak Kekayan Intlektual
Menurut Absari Krisdianti, “di
merupakan hak kebendaan, hak atas
Indonesia sendiri, dikalangan
sesuatu benda yang bersumber dari
masyarakat pentingnya akan hak
hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil
paten masih rendah, hal ini karena
dari pekerjaan rasio manusia yang
rendahnya kesadaran dari
menalar. Hasil kerjanya itu berupa
masyarakat beserta minimnya
benda immateril. Benda tidak
pengetahuan menjadi salah satu
berwujud .8
faktor penyebabnya. Selain itu adanya
Hak Kekayaan Inteletual adalah
anggapan bahwa hak paten
suatu hak eksklusif yang berada
membutuhkan biaya yang lumayan
dalam ruang lingkup kehidupan
serta waktu yang lama dan berbelit”.7
teknologi, ilmu pengetahuan, ataupun
Berdasarkan uraian yang
seni dan sastra. Kepemilikannya
dikemukakan di atas, maka dapat
bukan terhadap barangnya melainkan
dirumuskan masalahnya, sebagai
terhadap hasil kemampuan dan
berikut: ‘Bagaimanakah Perlindungan
kreatifitas intlektual manusianya, yaitu
diantaranya berupa ide atau gagasan.
6JPNN. com, Ricky J. Pesik, Pendaftaran HKI
Industri Kreatif Masih Minim, diakses 2 Juli
2018.
7 8
Absari Krisdanti, Rendahnya Kesadaran OK. Saidin. 1995. Aspek hukum Hak
Masyarakat Akan Pentingnya Hak Paten, Kekayaan Intlektual (Intellectual Property
www. Kompasiana.com, diakses 15 Rights), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Desember 2016. hlm. 9.

92
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Hal yang terpenting dari setiap bagian pada nama baik, kemampuan, dan
hak milik intlektual ini adalah adanya integritas pencipta.11
suatu hasil ciptaan tertentu. Ciptaan Hak Kekayaan Intelektual di
ini mungkin dalam bidang kesenian, Indonesia Menurut Djamal dalam
tetapi mungkin juga di dalam bidang tulisannya yang berjudul “
industri atau pengetahuan. Mungkin Pemberlakuan hukum kekayaan
pula suatu kombinasi dalam ketiga Intelektual Dalam Praktek Di
bidang tersebut, yang masing-masing Indonesia “ ( Dilihat dari berbagai
mempunyai istilah tertentu.9 kasus ), bahwa : efektifitas
Konsep kepemilikan Hak pemberlakuan Hukum Kekayaan
Kekayaan Intlektual lahir dari Intelektual diIndonesia dipengaruhi
pemikiran John Locke, Filsuf Inggris oleh 3 ( tiga ) faktor, yaitu kualitas
abad ke -16 tentang pemikiran hak perundang undangan, aparat penegak
milik. Menurut Locke hak milik adalah hukum, dan pemahaman
12
satu dari tiga hal yang tidak dapat masyarakat.
dipisahkan dari manusia. Manusia
B. Tinjauan tentang Industri Kreatif
lahir “ tabula rasa “ artinya dalam
Industri Kreatif dapat diartikan
keadaan bebas dan setara dibawah
sebagai kumpulan aktivitas ekonomi
hukum kodrat. Hukum kodrat
yang terkait dengan penciptaan atau
melarang siapapun merusak,
penggunaan pengetahuan dan
menghilangkan: 1) kehidupan; 2)
informasi. Industri kreatif juga dikenal
kebebasan; dan 3) hak milik. Ketiga
dengan nama lain Industri Budaya
hal ini menurut John locke tidak dapat
(terutama di Eropa) atau juga
dilepaskan dari diri manusia karena
Ekonomi Kreatif. Kementerian
datangnya dari Yang Maha Kuasa. 10,
Perdagangan Indonesia menyatakan
sedangkan hak moral merupakan hak
bahwa Industri kreatif adalah
eksklusif pencipta yang berisi
industri yang berasal dari
larangan bagi pihak lain untuk
pemanfaatan kreativitas, keterampilan
mengadakan perubahan atas
serta bakat individu untuk
kreativitasnya. Hak moral ini tidak bisa
menciptakan kesejahteraan serta
dialihkan kepada siapa pun karena
hak ini bersifat pribadi. Sifat pribadi 11Muhamad Djumhana dan Djubaedillah. 2014.
Hak Milik Intlektual. Bandung: PT. Citra
dalam hak moral ini lebih cendrung Aditya Bakti, hlm. 26.
12 Djamal. 2017. Pemberlakuan Hukum
Kekayaan Intelektual Dalam Praktik Di
9 Kholis Roisah. 2015. Konsep Hukum Hak Indonesia. Faculty of Law, University of
Kekayan Intelektual. Malang: Setara Press, Mataram in cooperation with Association of
hlm. 9. Intelectual Property Lecturer of Indonesia,,
10 Op.cit, hlm 13.
hlm. 324.

93
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

lapangan pekerjaan dengan interior, desain produk,


desain industri
menghasilkan dan mengeksploitasi
6) Fesyen: kegiatan kreatif
daya kreasi dan daya cipta individu yang terkait dengan kreasi
desain pakaian, desain alas
tersebut.13
kaki, dan desain aksesoris
Adapun sub-sektor yang mode lainnya
7) Video, Film dan Fotografi:
merupakan industri berbasis
kegiatan kreatif yang terkait
kreativitas di Indonesia berdasarkan dengan kreasi produksi
video, film, dan jasa
pemetaan industri kreatif yang telah
fotografi, serta distribusi
dilakukan oleh Departemen rekaman video dan film.
8) Permainan Interaktif:
Perdagangan Republik Indonesia
kegiatan kreatif yang
adalah: berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi
1) Periklanan: kegiatan kreatif
permainan komputer dan
yang berkaitan jasa
video yang bersifat hiburan,
periklanan (komunikasi satu
ketangkasan, dan edukasi
arah dengan menggunakan
9) Musik: kegiatan kreatif yang
medium tertentu), yang
berkaitan dengan
meliputi proses kreasi,
kreasi/komposisi,
produksi dan distribusi dari
pertunjukan, reproduksi,
iklan yang dihasilkan
dan distribusi dari rekaman
2) Arsitektur: kegiatan kreatif
suara.
yang berkaitan dengan jasa
10) Seni Pertunjukan: kegiatan
desain bangunan,
kreatif yang berkaitan
perencanaan biaya
dengan usaha
konstruksi, konservasi
pengembangan konten,
bangunan warisan,
produksi pertunjukan
pengawasan konstruksi
11) Penerbitan dan Percetakan:
3) Pasar Barang Seni:
kegiatan kreatif yang terkait
kegiatan kreatif yang
dengan penulisan konten
berkaitan dengan
dan penerbitan buku, jurnal,
perdagangan barang-
koran, majalah, tabloid, dan
barang asli, unik dan langka
konten digital serta kegiatan
serta memiliki nilai estetika
kantor berita dan pencari
seni yang tinggi.
berita.
4) Kerajinan: kegiatan kreatif
12) Layanan Komputer dan
yang berkaitan dengan
Peranti Lunak: kegiatan
kreasi, produksi dan
kreatif yang terkait dengan
distribusi produk yang
pengembangan teknologi
dibuat dihasilkan oleh
informasi termasuk jasa
tenaga pengrajin yang
layanan komputer,
berawal dari desain awal
pengolahan data
sampai dengan proses
13) Televisi dan Radio:
penyelesaian produknya
kegiatan kreatif yang
5) Desain: kegiatan kreatif
berkaitan dengan usaha
yang terkait dengan kreasi
kreasi, produksi dan
desain grafis, desain
pengemasan acara televisi .
14) Riset dan Pengembangan:
13 https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif, kegiatan kreatif yang terkait
diakses 10 Juli 2018. dengan usaha inovatif yang
menawarkan penemuan

94
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

ilmu dan teknologi dan yang terbentang dari Sabang sampai


penerapan ilmu dan
Merauke serta memiliki jumlah
pengetahuan .
15) Kuliner: kegiatan kreatif ini penduduk 259.940.857 jiwa. Selain
termasuk baru, kedepan
daripada itu pulau-pulau kecil yang
direncanakan dalam sektor
industri kreatif dengan merentang sepanjang 6.400 km dari
melakukan sebuah studi
Barat ke Timur dan sekitar 3000 km
terhadap pemetaan produk
makanan olahan khas dari Utara dan Selatan dan oleh
Indonesia..
sebab itu, secara alamiah
Dalam konsideran Undang- memberikan keanekaragaman.
Undang UMKM huruf c, sebagaimana Dengan potensi yang dimiliki oleh
14
yang dikutif oleh Mukti Fajar , Indonesia jika dibanding dengan
bahwa: Pemberdayaan Usaha Mikro, Malaysia. Luas wilayah Malaysia
Kecil, dan Menengah perlu 329.750 km² dan memiliki jumlah
diselenggarakan secara menyeluruh, pulau sejumlah 878 dengan total
optimal, dan berkesinambungan penduduk 26.160.356 jiwa. Selain
melalui pengembangan iklim yang wilayah yang sangat luas, Indonesia
kondusif, pemberian kesempatan didukung oleh sumber pariwisata yang
berusaha, dukungan, perlindungan, sangat beragam. Dimana wisata di
dan pengembangan usaha seluas- Indonesia memiliki beranekaragam
luasnya, sehingga mampu kriteria aspek aspek kepariwisataan.
meningkatkan kedudukan, peran, dan Keanekaragaman ini ditopang oleh
potensi Usaha Mikro, Kecil, dan faktor alam, budaya/kultur, sosial dan
Menengah dalam mewujudkan ekonomi setempat.
pertumbuhan ekonomi, pemerataan Di Indonesia masalah
dan peningkatan pendapatan rakyat, kepariwisataan menjadi perhatian
penciptaan lapangan kerja,dan semua orang terutama orang-orang
pengentasan kemiskinan. yang memang gemar menikmati
keindahan alam, hampir setiap daerah
C. Tinjauan tentang Kepariwisataan
memiliki tempat wisata yang indah
Indonesia merupakan negara
serta memiliki keunikan tersendiri
kepulauan serta memiliki potensi
yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
pariwisata yang sangat beragam.
Selain itu banyak terdapat tempat-
Indonesia memiliki luas 1.910.931,32
tempat wisata yang terkenal karena
km² dan memiliki sekitar 17.000 pulau
mencerminkan ciri khas budaya
14Mukti
daerahnya seperti : makanan daerah,
Fajar ND. 2016. UMKM Di Indonesia
Perspektif Hukum Ekonomi. Yogyakarta: kesenian, batik , produk tanaman, dan
Pustaka Pelajar, hlm. 255.
lain-lain. Oleh sebab itu maka setiap

95
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

tempat wisata harus dijaga dan Kegiatan kepariwisataan


dirawat serta perlu dilestarikan tersebut dituntut harus memenuhi
keberadaannya tanpa terkecuali. kebutuhan serta harmoni dengan
Sehubungan dengan pariwisata interaksi antara pemerintah,
tersebut perlu ada kesepahaman pengusaha industri kepariwisataan,
persepsi semua pihak dalam rangka karyawan, wisatawan, serta yang
menunjang kegiatan kepariwisataan. tidak kalah pentingnya masyarakat
Untuk itu akhirnya pemerintah setempat, yang berorientasi tidak
mengeluarkan peraturan tentang hanya pada masa sekarang, namun
kepariwisataan yaitu Undang-Undang juga generasi masa datang terkait
Nomor 10 Tahun 2009 tentang pertumbuhan ekonomi, sosial,
Kepariwisataan sebagai landasan lingkungan yang senantiasa dilihat
hukumnya. dari kebutuhan wisatawan, industri
Menurut Pasal 1 angka 4 kepariwisataan maupun masyarakat
Undang-Undang Nomor 10 Tahun setempat (host communit ).15
2009 tentang Kepariwisataan Pemerintah melalui
dijelaskan bahwa Kepariwisataan kementerian budaya dan pariwisata,
adalah keseluruhan kegiatan yang melakukan kerja sama dengan
terkait dengan pariwisata dan bersifat kementerian yang terkait dalam
multidimensi serta multidisiplin yang kaitannya memajukan pembangunan
muncul sebagai wujud kebutuhan pariwisata di dalam negeri. Karena di
setiap orang dan negara serta dalam menjalankan industri pariwisata
interaksi antara wisatawan dan ada beberapa prinsip yang dapat
masyarakat setempat, sesama menjadikan dasar. Adapun beberapa
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah prinsip diantaranya adalah : 16
Daerah dan pengusaha. Berdasarkan 1) Menjunjung tinggi norma
agama dan nilai budaya
pengertian Kepariwisataan adalah
sebagai pengejawantahan
merupakan industri yang mencakup dan konsep hidup dalam
keseimbangan hubungan
berbagai aspek mulai dari jasa
antara manusia dan Tuhan
transportasi, akomodasi perhotelan, Yang Maha Esa, hubungan
antara manusia dan sesama
panorama alam termasuk alam
manusia dan hubungan
pegunungan maupun pantai, aktivitas
entertainments seperti berbagai 15 Ni Ketut Supasti Dharmawan, dkk. 2017.
Kepariwisataan Berbasis Budaya Kuliner
kesenian termasuk dalam Dalam Perspektif Hukum kekayaan
perkembangan akhir- akhir ini wisata Intlektual. Prosiding, Lombok, hlm. 5.
16 Harits Dwi Wiratma. 2015. “Perbandingan

budaya kuliner. Industri Pariwisata Indonesia dan Malaysia”,


LANTIP, 5 (1): 59.

96
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

antara manusia dan sangat besar terhadap upaya


lingkungan.
peningkatan industri kreatif di masing-
2) Menjunjung tinggi hak asasi
manusia, keragaman budaya, masing daerah dan apabila
dan kearifan lokal.
diupayakan secara maksimal akan
3) Memberi manfaat untuk
kesejahteraan rakyat, berdampak bukan saja terhadap
keadilan, kesetaraan dan
pembukaan lapangan usaha,
proporsionalitas.
4) Memelihara keletarian alam penyerapan tenaga kerja dan
dan lingkungan hidup
peningkatan ekonomi masyarakat,
5) Memberdayakan masyarakat
setempat. juga sebagai potensi terhadap
6) Menjamin keterpaduan
pendapat asli daerah sekaligus
antarsektor, antar daerah,
antara pusat dan daerah sebagai penyumbang Product
yang merupakan satu
Domestik Bruto (PDB) secara
kesatuan sistemik dalam
keranga otonomi daerah nasional.
serta keterpaduan antar
Dengan perkembangan industri
pemangku kepentingan.
7) Mematuhi kode etik kreatif yang mengalami tren
kepariwisataan dunia dan
peningkatan dari tahun ketahun,
kesepakatan internasional
dalam bidang pariwisata. sebagaimana dirilis oleh Kepala
8) Memperkukuh keutuhan
Badan Ekonomi Kreatif. Triawan
negara kesatuan.
Munaf, “bahwa pada tahun 2015,
D. Perlindungan Hak Kekayaan
kontribusi industri kreatif terhadap
Intelektual Terhadap Industri
kreatif dan Industri Pariwisata PDB tercatat sebesar 852 trilliun. Saat
Berbasis Budaya Lokal
itu industri ini menyerap 13,9%
Indonesia sebagai negara tenaga kerja dan menyumbang US$
yang memiliki berbagai keunikan 19,4 milliar terhadap ekspor nasional.
tersendiri yang tidak dimiliki oleh Selanjutnya, kontribusi industri kreatif
negara-negara manapun didunia, tercatat meningkat menjadi 922,6
tentu menyimpan potensi demikian trilliun di 2016. Tahun ini Bekraf
besar khususnya dalam dunia industri menargetkan kontribusi ekonomi
kepariwisataan. Dengan jumlah pulau kreatif mencapai 1,041 trilliun. Industri
sekitar 17 ribu dan dihiasi oleh kreatif diharapkan menyerap 18,2%
keindahan panorama yang tenaga kerja dan menyubang US$
mempesonan serta didiami oleh 23,7 milliar ekspor nasional,
ribuan suku bangsa dengan adat dan sedangkan di 2019, kontribusinya
budaya berbeda-beda menjadi daya ditargetkan senilai Rp. 1.123 trilliun
tarik tersendiri bagi wisatawan
mancanegara untuk berkunjung.
Potensi ini merupakan peluang yang

97
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

terhadap PDB dan menyumbang banyaknya keunikan-keunikan seni


ekspor US$ 25,1 milliar”.17 budaya tradisional daerah yang
Peningkatan kontribusi industri memiliki nilai seni tinggi dicuri/diklaim
kreatif yang menunjukkan kenaikan oleh negara lain sebagaimana
signifikan dari tahun ketahun, ternyata dikemukanan sebagai berikut:
tidak dibarengi oleh upaya “Beberapa kebudayaan
Indonesia yang diduga dicuri,
perlindungan hak kekayaan intelektual
dipatenkan, diklaim, dan/atau
(HKI). Hal ini terlihat dari dieksploitasi secara komersial
oleh korporasi asing, oknum
perbandingan antara pelaku ekomoni
warga negara asing, ataupun
kreatif yang jumlahnya mencapai 16,7 negara lain : Batik dari Jawa
oleh Adidas, Naskah kuno dari
juta, hanya 17 persen atau sekitar
Riau oleh Pemerintah Malaysia,
2,84 juta saja yang mendaftarkan Hak Naskah kuno dari Sumatera
Barat oleh Pemerintah Malaysia,
Kekayaan Intelektualnya. Fakta ini
Naskah kuno dari Sulawesi
sangat berbanding terbalik dengan Selatan Pemerintah Malaysia,
Naskah kuno dari sulawesi
pendaftaran paten khususnya untuk
Tenggara oleh Pemerintah
negara-negara asia tenggara. Malaysia, Rendang dari
Sumatera Barat oleh oknum WN
“Sungguhpun Indonesia pada tahun
Malaysia, Sambal Bajak dari
1997 telah meratifikasi PCT, melalui Jawa Tengah oleh Oknum WN
Belanda, Sambal Petai dari Riau
Kepres No. 6, ternyata Indonesia
oleh Oknum WN Belanda,
sangat tertinggal jauh jika Sambal Nanas dari Riau oleh
Oknum WN belanda, Tempe
dibandingkan dengan Singapura
dari jawa oleh Beberapa
memasukkan 837 paten, kemudian Perusahaan asing, Lagu Rasa
Sayang-Sayange dari Maluku
Malaysia memasukkan 310 paten,
oleh Pemerintah Malaysia, Tari
disusul Thailand dengan 72 paten, Reok Ponorogo dari Jawa timur
oleh Pemerintah Malaysia, Lagu
Filipina 32 paten, Vietnam 17 paten,
Soleram dari Riau oleh
sedangkan Indonesia hanya Pemerintah Malaysia, Lagu Injit-
Injit Semut dari Jambi oleh
mendaftarkan paten sebanyak 13
Pemerintah Malyasia, Alat
pengajuan.”18 Musik Gamelan dari Jawa oleh
Pemerintah Malaysia, Tari Kuda
Rendahnya perlindungan Hak
Lumping dari Jawa Timur oleh
Kekayaan Intelektual di Indonesia, Pemerintah Malaysia, Tari Piring
dari Sumatera Barat oleh
ternyata membawa dampak terhadap
Pemerintah Malaysia, Lagu
Kakak Tua dari Maluku oleh
17 Desy Setyowati dan Metta Dharmasaputra, Pemerintah Malaysia, Lagu
Bekraf Targetkan Industri Kreatif Sumbang Anak Kambing Saya dari Nusa
PDB Rp. 1.000 trillun, D. Katadata.co.id,
diakses 26 Februari 2018. Tenggara oleh Pemerintah
18 M. Taufikul Basari, 10 Negara Dengan Malaysia, Kursi Taman Dengan
Aplikasi Paten Terbanyak, Indonesia Nomor Ornamen Ukir Khas Jepara dari
Berapa, M. Bisnis. Com, diakses 02 Juni Jawa Tengah oleh Oknum WN
2014.
Perancis, Pigura dengan

98
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Ornamen Ukir Khas Jawa kelangsungan pembangunan


Tengah oleh WN Inggris, Motif
nasional.
Batik Parang dari Jogyakarta
oleh Pemerintah Malaysia, Keprihatinan terhadap
Desin Kerajinan Perak Desak
pencurian seni budaya tradisional dari
Suarti dari Bali oleh Oknum WN
Amerika, Produk berbahan berbagai daerah di tanah air terutama
Rempah – Rempah dan
oleh negara Malaysia beberapa waktu
Tanaman Obat Asli Indonesia
oleh Shiseido Co Lld, Badik lalu, apabila tidak segera disikapi
Tumbuk Lada oleh pemerintah
secara bijak, bukan tidak mungkin
Malaysia, Kopi Gayoh dari Aceh
oleh Perusahaan Multinasional dikemudian hari bisa ratusan bahkan
(MNC) Belanda, Kopi Toraja
ribuan kekayaan asli Indonesia
dari Sulawesi Selatan oleh
Perusahaan Jepang, Musik menjadi milik negara lain. Menurut
Indang Sungai dari Sumatera
guru besar emeritus Fakultas Hukum
Barat oleh Malaysia, Kain Ulos
oleh Malaysia, Alat Musik Universitas Padjadjaran Bandung,
Angklung oleh Pemerintah
Eddy Damian, “ Akibat berbagai
Malaysia, Lagu Jali-Jali oleh
Pemerintah Malaysia, dan Tari kelemahan, seni budaya Indonesia
Pendet dari Bali oleh
sering diklaim negara lain, karena
Pemerintah Malaysia.19
datanya lemah, Indonesia tidak
Klaim/pencurian seni dan
berdaya. Padahal jika memiliki daftar
budaya tradisional diberbagai daerah
kekayaan intelektual, termasuk seni
sebagai warisan leluhur sebagai
budaya, daftar itu bisa disampaikan
kekayaan intelektual tentu sangat
kepada organisasi Hak Kekayaan
merugikan bagi bangsa Indonesia,
Intelektual dunia di Geneva untuk
terlebih lagi pemerintah saat ini
mendapatkan pengakuan
sedang giat-giatnya membangun
internasional. Namun hal itu belum
sektor pariwiata yang diharapkan
dilakukan Indonesia”. 20 Lebih lanjut
sebagai salah satu sumber
Eddy Damian mengemukakan :
pendapatan negara di samping
“Meski inventarisasi seni budaya
pembukaan lapangan usaha dan belum dilakukan, Pemerintah
bisa lebih proaktif untuk
lapangan kerja, juga sebagai sumber
melindungi seni budaya bangsa.
devisa negara terutama pendapatan Berdasarkan Undang Undang
Nomor 19 tahun 2002 tentang
negara diluar sektor pajak demi
Hak Cipta, pasal 10 ayat 2
disebutkan, negara memegang
hak cipta atas folklor dan hasil
kebudayaan rakyat yang jadi
19 Candra Irawan. 2011. Politik Hukum Hak milik bersama , diantaranya
Kekayaan Intlektual Indonesia, Kritik
Terhadap WTO//TRIPS, Agreement dan
Upaya Membangun Hukum Kekayaan 20 Eddy Damian, Perlindungan Budaya
Intelektual Demi Kepentingan Nasional, Indonesia Lemah, Kompas.com, diakses 31
Mandar Maju, hlm. 252. Agustus 2009.

99
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

cerita, hikayat, dongeng, istimewa (DI) Yokyakarta yang


legenda, tarian, koreografi, melakukan inventarisasi seni
kaligrafi, dan karya seni budaya mereka. Hasilnya,
lainnya”. 21
terdapat sekitar 600 seni
budaya yang ada diketiga
Berdasarkan kewenangan propinsi tersebut. Sampai saat
ini tidak ada sanksi bagi daerah
sebagaimana tertuang dalam Undang
yang tidak melakukan
Undang Nomor 19 tahun 2002 inventarisasi seni budaya
lokal” 22
sebagaimana diubah menjadi
Undang-Undang Nomor 28 Tahun Menyimak pemikian di atas,
2014 tentang Hak Cipta tersebut, menunjukkan bahwa ketidakpedulian
seharusnya pemerintah dapat pemerintah daerah terhadap seni
melakukan berbagai upaya publikasi budaya di daerahnya yang
secara masif keberbagai negara, baik menyebabkan tidak terinventarisnya
melalui media massa, buku-buku, berbagai aneka seni budaya yang
maupun melalui ajang-ajang pameran telah lama tumbuh dan berkembang di
kepariwisataan. Hal ini sejalan dengan tengah-tengah masyarakat yang
yang dikemukakan pakar folklor dan diwariskan leluhur kepada anak cucu
staf pengajar Hukum Dagang dan Hak untuk dijaga dan dilestarikan, justeru
Kekayaan Intelektual Fakultas Hukum diklaim oleh negara lain sebagai milik
Universitas Indonesia, Agus Sarjono: mereka. Bahkan oleh negara yang
“Melalui publikasi dan penyajian data bersangkutan diproklamirkan sebagai
yang baik di Lembaga internasional, identitas bangsa. Seperti misalnya tari
klaim pihak asing terhadap seni reog Ponorogo dijadikan ikonnya
budaya Indonesia bisa dihindarkan”. tahun pariwisata negara malaysia
Menyadari akan arti pentingnya dengan slogan “Trully of Asia”.
inventarisasi kekayaan seni budaya
E. Faktor-Faktor Penyebab
bangsa, Direktur Jendral Nilai Budaya, Rendahnya Perlindungan Hak
Seni dan Budaya, Tjetjep Suparman Kekayaan Intelektual Terhadap
Industri Kreatif dan Industri
mengemukakan, sebagai berikut : “ Pariwisata Berbasis Budaya
Pemerintah menghimbau Lokal.
pemerintah daerah agar
menginventarisasi seni budaya Bertolak dari rendahnya
lokal yang ada di daerahnya. pendaftaran Hak kekayaan Intelektual
Namun, dari 33 propinsi yang
ada di tanah air, baru tiga yang hanya sebesar 17 persen dari
propinsi , yakni, Bali, Nusa total 16,7 juta pelaku industri kreatif,
Tenggara Barat dan Daerah

21 Agus 22
Sarjono, dalam Perlindungan Budaya Tjetjep Suparman, Perlindungan Budaya
Indonesia Lemah, Kompas.com., diakses 31 Indonesia Lemah, Kompas. com, diakses 31
Agustus 2009. Agustus 2009.

100
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

telah memberikan gambaran betapa berkompeten dalam pembangunan


perlindungan hak kekayaan intelektual industri kreatif.
sangat memprihatinkan di tengah- Optimisme seperti yang
tengah gencarnya upaya pemerintah diharapkan pemerintahan Joko
membangun sektor industri kreatif Widodo yang memasuki usia 4 tahun,
sebagai salah satu andalan di masa akan tercipta industri kreatif terutama
depan untuk pembukaan lapangan yang berkenaan dengan
usaha, penyerapan tenaga kerja dan perlindungan hak kekayaan intelektual
sebagai sumber penerimaan negara tidak sepenuhnya berhasil. Bahkan
di luar penerimaan pajak, perikanan, boleh dibilang keadaannya sama
dan pertambangan. Oleh karena itulah seperti pemerintahan-pemerintahan
dimasa pemerintahan Joko Widodo, sebelumnya. Dengan persentase 17%
arah dan kebijakan pembangunan saja pelaku industri kreatif yang
industri kreatif dikelola sendiri oleh mendaftarkan hak kekayaan
suatu lembaga diluar struktur intelektualnya merupakan sebuah
pemerintahan/non departemen yang bukti betapa perlindungan Hak
disebut Badan Ekonomi Kreatif Kekayaan Intelektual menjadi
(BEKRAF). masalah serius bagi perkembangan
Pembentukan Bekraf dan kemajuan industri kreatif di masa
diharapkan bukan saja sebagai yang akan datang. Hal ini diakui oleh
falisitator bagi pelaku industri kreatif Kepala Badan Ekonomi Keatif, Ricky
dalam mengembangkan dan J. Pesik, bahwa saat ini masalah
memasarkan produk-produk Perlindungan Hak Kekayaan
kreativitasnya, juga ditujukan sebagai Intelektual menghadapi masalah yang
jembatan penghubung beberapa sangat berat, dan masih jadi PR kita,
lembaga yang berkaitan dengan padahal manfaat HKI sangat besar.
industri kreatif, seperti, Departemen Jika mengutif yang dikemukakan oleh,
Perindustrian, perdagangan, Absari Krisdianti, Faktor-faktor
Kepariwisataan dan Departemen penyebab rendahnya pendaftaran Hak
Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kekayaan Intelektual meliputi :
khususnya yang berkaita dengan Hak 1) Rendahnya Kesadaran
Masyarakat untuk
Kekayaan intelektual, sehingga
mendaftarkan hak
hambatan yang menyebabkan kurang intelektualnya.
2) Minimnya pengetahuan
atau tidak berkembangannya industri
masyarakat tentang Hak
kreatif dapat diatasi dengan Kekayaan Intelektual
3) adanya anggapan bahwa
kerjasama antar lembaga yang
pengurusan Hak Kekayaan

101
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Intelektual membutuhkan namanya perizinan, masyarakat selalu


biaya yang lumayan.
dikenakan biaya tambahan di luar
4) Waktu pengurusan
membutuhkan waktu lama biaya resmi yang ditetapkan
dan berbelit.
pemerintah, berupa pungutan-
Rendahnya kesadaran pungutan liar (Pungli) sebagai uang
masyarakat untuk mendaftarkan hak “pelicin” dan apabila tidak diberikan,
intelektual, terjadi akibat kurang maka segala urusannya akan
pemahaman akan arti pentingnya dipersulit.
hasil kreativitas mereka untuk Bahkan yang lebih ironi lagi
dilindungi secara hukum dan jika justru “uang pelicin” jauh lebih besar
terjadi pencurian hasil karyanya yang nilainya dibanding biaya resmi yang
bersangkutan dapat melakukan upaya harus dibayar masyarakat. Keadaan
hukum terhadap pihak-pihak yang ini diperparah lagi dengan sistem
melakukan pencurian tersebut. birokrasi yang tidak tertata dengan
Sedangkan minimnya pengetahuan baik, terkadang untuk mendapatkan
masyarakat tentang Hak Kekayaan satu tanda tangan/rekomendasi
Intelektual, terjadi akibat kurang pejabat yang berkompeten saja,
tersosialisanya hal-hal yang dibutuhkan waktu berhari-hari, maka
berhubungan dengan aspek-aspek tidak mengherankan jika aparatur
kekayaan intelektual. Keadaan ini negara yang seharusnya datang lebih
menyebabkan sebagian besar pelaku awal, siap menunggu untuk melayani
industri kreatif sama sekali tidak tahu masyarakat, justru terbalik,
manfaat dari hak kekayaan intelektual, masyarakat harus siap menunggu
bahkan istilah HKI itu sendiri masih aparatur negara sampai kapanpun
asing ditelinga mereka. yang bersangkutan berkenan untuk
Adapun bagi sebagian dari membubuhkan tanda tangan di
pelaku industri kreatif yang dokumennya. Reformasi birokrasi
mengetahui tentang perlindungan hak yang seharusnya bertujuan untuk
kekayaan intelektual, merasa enggan penyederhanaan sistem pelayanan
untuk mendaftarkan hasil kreativitas masyarakat, justru oleh sebagian
mereka, karena menganggap dalam oknum dibuat berbelit-belit dengan
pengurusannya memerlukan biaya tujuan uang “pelicin” dijadikan acuan
lumayan tinggi. Pengalaman masa dalam setiap proses pengurusan
lalu dan mungkin sampai saat ini surat-menyurat dan perizinan. Di
masih terjadi disebagian birokrasi samping kurangnya kesadaran
walaupun secara sembunyi-sembunyi, masyarakat, minimnya pengetahuan
setiapkali berhubungan dengan yang tentang hak kekayaan intelektual,

102
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

beban biaya dalam pengurusan Intelektual. Saat ini hanya sekitar 17%
pendaftaran, faktor lainnya adalah dari 16,7 juta pelaku industri kreatif
jarak antara tempat tinggal pelaku saja yang melakukan pendaftaran hak
industri kreatif dengan instansi yang kekayaan intelektualnya. Kondisi ini
mengurusi pendaftaran hak kekayaan disebabkan oleh rendahnya
intelektual cukup jauh sehingga kesadaran masyarakat/pelaku industri
membutuhkan waktu tempuh yang kreatif untuk melakukan pendaftaraan
lama. kekayaan intelektualnya akibat
minimnya pengetahuan mereka
III. Penutup
tentang perlindungan atas Hak
Industri kreatif dewasa ini
Kekayaan Intelektual (HKI) serta
mengalami kemajuan sangat pesat,
adanya anggapan bahwa setiap
seiring dengan kemajuan industri
pengurusan yang berhubungan
pariwisata yang dapat diandalkan
dengan birokrasi memerlukan biaya
bukan saja sebagai pembukaan
yang tidak sedikit.
lapangan usaha, lapangan pekerjaan
Di samping itu juga rendahnya
dan sebagai sumber pendapatan
pendaftaran hak kekayaan intelektual
negara bahkan lebih jauh lagi, industri
dipengaruhi oleh sistem birokrasi yang
kreatif dan industri pariwisata
berbelit/bertele-tele sehingga
merupakan aset nasional yang
membutuhkan waktu sangat lama.
senantiasa terbarukan/tergantikan
Kemudian kendala lain adalah letak
seiring dengan perubahan dan
instansi yang berwenang mengurusi
kemajuan peradaban manusia. Oleh
pendaftaran Hak Kekayaan intelektual
karena itu, segala bentuk usaha
biasanya berada di ibukota
industri kreatif apabila memiliki nilai
Kabupaten/Kotamadia atau Propinsi,
seni dan nilai ekonomi tinggi perlu
sedangkan tempat-tempat industri
dilindungi Hak Kekayaan
kreatif tersebar disegala pelosok
Intelektualnya agar para pelaku usaha
daerah sehingga setiap pengurusan
industri kreatif akan merasa terjamin
harus menempuh jarak puluhan
akan hak-hak kepemilikannya dari
bahkan ratusan kilometer, sebagai
aksi-aksi pencurian, peniruan dan
konsekwensinya pasti biaya dan
pengakuan/klaim atas hasil
waktu akan banyak terkuras.
kreativitasnya.
Kemajuan dan perkembangan Bibliografi
industri kreatif dan pariwisata, Buku:
ternyata tidak sejalan dengan Candra Irawan. 2011. Politik Hukum
perlindungan Hak Kekayaan Hak Kekayaan Intlektual

103
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

Indonesia, Kritik Terhadap Jurnal:


WTO//TRIPS, Agreement dan Harits Dwi Wiratma. 2015.
Upaya Membangun Hukum “Perbandingan Industri
Kekayaan Intelektual Demi Pariwisata Indonesia Dan
Kepentingan Nasional. Mandar Malaysia”, LANTIP, 5 (1).
Maju.
Internet:
Djamal. 2017. Pemberlakuan hukum
Absari Krisdanti, Rendahnya
kekayaan Intelektual Dalam
Kesadaran Masyarakat Akan
Praktik Di Indonesia. Faculty of
Pentingnya Hak Paten, www.
Law, University of Mataram in
Kompasiana.com., diakses 15
coroperation with Association of
Desember 2016.
Intelectual Property Lecturer of
Agus Sarjono, dalam Perlindungan
Indonesia.
Budaya Indonesia Lemah,
Kholis Roisah. 2015. Konsep Hukum
Kompas.com., diakses 31
Hak Kekayan Intelektual.
Agustus 2009.
Malang: Setara Press.
Amp.katadata.co.id, Bekraf targetkan
Muhamad Djumhana dan
industri kreatif sumbang PDB
Djubaedillah, 2014. Hak Milik
1.000 Trilliun, diakses 26
Intlektual. Bandung: PT. Citra
Februari 2018.
Aditya Bakti.
Desy Setyowati dan Metta
Mukti Fajar ND. 2016. UMKM Di
Dharmasaputra, Bekraf
Indonesia Perspektif hukum
Targetkan Industri Kreatif
Ekonomi. Yogyakrta: Pustaka
Sumbang PDB Rp. 1.000 trillun,
Pelajar.
D. Katadata.co.id, diakses 26
Ni Ketut Supasti Dharmawan, dkk.
Februari 2018.
2017. Kepariwisataan Berbasis
Eddy Damian, Perlindungan Budaya
Budaya Kuliner Dalam
Indonesia Lemah,
Perspektif Hukum kekayaan
Kompas.com., diakses 31
Intlektual. Prosiding APHKI,
Agustus 2009.
Lombok.
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kr
OK. Saidin. 1995. Aspek hukum Hak
eatif, diakses 10 Juli 2018.
Kekayaan Intlektual ( Intellectual
http/infobanknews.com/ekonomi –
Property Rights). Jakarta: PT.
kreatif berfotensi jadi 5 besar
Raja Grafindo Persada.
penggerak ekonomi., diakses
25 juli 2018.

104
Tanjungpura Law Journal Vol. 3, Issue 1, January 2019

JPNN. com, Ricky J. Pesik,


Pendaftaran HAKI Industri
Kreatif Masih Minim, diakses 2
Juli 2018.
M. Taufikul Basari, 10 Negara dengan
Aplikasi Paten Terbanyak
Indonesia Nomor Berapa, M.
Bisnis.Com, diakses 2 Juni
2014.
Tjetjep Suparman, Perlindungan
Budaya Indonesia Lemah,
Kompas.com., diakses 31
Agustus 2009.

105

You might also like