Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Latihan Slowdeep Breathing
Pengaruh Latihan Slowdeep Breathing
Pengaruh Latihan Slowdeep Breathing
ABSTRACT
Upper respiratory tract infections (ARI) are infections caused by viruses or bacteria. This
infection is acute which causes an increase in respiration rate. One of the non-pharmacological
therapies that can be applied to sufferers of ISPA is slow deep breathing exercises.
The purpose of this study was to determine the effect of Slowdeep breathing exercise on
respiration rate in ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah Bumbu
Regency in 2019. This type of research is a quantitative study using Quasy Experimetal with a Pre-
Test and Post-Test Nonequivalent Control Group research design. The sample in this study was 30
people using purposive sampling technique. This type of research is a quantitative study using
Quasy Experimetal with a Pre-Test and Post-Test Nonequivalent Control Group research design.
The sample in this study was 30 people using purposive sampling technique.
The results showed that the respiration rate in the intervention group was given deep
breathing exercises almost entirely (87%) experienced a normal respiration rate. Then in the
control group only given breath in the ordinary most (67%) experienced a moderate respiration
rate. The results of statistical tests using the man whitney test showed a P-value of 0,000 <(0.05).
The conclusion of this study is that there is an effect of slow-breathing breathing exercises
on respiration rate in ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah
Bumbu District. It is recommended that the provision of slow deep breathing exercises can be used
as an alternative therapy that can be done to reduce tightness in ARI patients.
Keywords: Upper Respiratory Infection (ARI), SlowDeep Breathing Exercise, Respiration Rate.
PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut yang hemofilius, bordetella dan korinebakterium
lebih dikenal dengan ISPA biasanya dan virus dari golongan mikrovirus
disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini (termasuk didalamnya virus pada influenza
diawali dengan atau tanpa demam yang dan virus campak), adenoverius, koronavirus,
disertai dengan salah satu atau beberapa pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh
gejala berikut ini, diantaranya sakit manusia melalui partikel udara (droplet
tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan infection) Kuman ini akan melekat pada sel
batuk baik kering ataupun berdahak. Infeksi epitel hidung dengan mengikuti proses
ini bersifat akut, yang artinya proses infeksi pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk
ini dapat berlangsung hingga 14 hari. Infeksi ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan,
ini menyerang salah satu bagian/lebih dari yang mengakibatkan demam, batuk, pilek,
saluran napas mulai hidung sampai alveoli sakit kepala dan sebagainya (Marni, 2014)
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga Gejala umum yang biasanya diawali
tengah, pleura). (Gagarani, 2015). dengan demam, batuk, hidung tersumbat,
Proses terjadinya ISPA diawali sakit tenggorokan, muntah adanya suara
dengan masuknya beberapa bakteri dari geus tambahan: wheezing, ronki, krakles,
streptokokus, stafilokous, pnemokokus, (Hartono, 2015).Penyakit ISPA apabila tidak
70
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76
diobati dan jika disertai dengan malnutrisi, Group.Sampel dalam penelitian ini yang
maka penyakit tersebut akan menjadi berat mengalami ISPA yang akan diberikan
dan akan menyebabkan terjadinya bronchitis, perlakuanlatihan slowdeep breathingdengan
pneumonia, otitis media, sinusitis, gagal teknik pengambilan sampel Purposive
napas, cardiac arrest, syok dan samplingsejumlah 30 sampel, kemudian
sebagainya.Masalah yang sering muncul dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu berjumlah
pada penyakit ISPA ini adalah pola napas 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang
tidak efektif, bersihan jalan napas tidak kelompok kontrol. Analis bivariate dengan
efektif, takut atau cemas, nyeri, intoleransi uji Wilcoxon dan uji man whitney.
aktivitas, resiko tinggi infeksi dan perubahan
proses keluarga. Intervensi dilakukan untuk
HASIL PENELITIAN
mempertahankan kepatenan jalan napas, anak
Tabel 1. Karakteristik Responden
bisa bernapas spontan tanpa kesulitan, nyeri Berdasarkan umur pada pasien ISPA
berkurang dan kebutuhan oksigen
terpenuhi.(Hartono, 2015)
No Usia Intervensi Kontrol
Upaya yang di lakukan untuk
menangani masalah gangguan pernapasan F % F %
pada pasien ISPA yaitu latihan napas dalam
1 12 – 25 8 53 9 60
(Slow Deep brething) dengan tahun
perlahanmenggunakan diafragma, sehingga 2 26 – 45 6 40 5 33
memungkinkan abdomen terangkat perlahan tahun
2 46 – 65 1 7 1 7
dan mengembang penuh. Tujuan pemberian tahun
nafas dalam dapat meningkatkan alveoli, Total 15 100 15 100
memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, merileksasikan tegangan otot, Berdasarkan tabel 1 diatas,
didapatkan bahwa usia responden yang
meningkatkan efesiensi batuk sehingga
diberikan perlakuan pada pasien ISPA pada
melancarkan pernapasan. kelompok intervensi sebagian besar (53%)
Berdasarkan hasil uji validitas yang berusia 12 – 25 tahun, hampir setengah
dilakukan peneliti di Desa Maduretno, (40%) berusia 26 – 45 tahun, dan hanya (7%)
didapatkan bahwa dari 10 orang yang berusia 46 - 65 tahun. Dan pada kelompok
mengalami penyakit ISPA, 7 diantaranya kontrol setengah (60%) berusia 12 - 25
mengalami pernafasan normal dan 3 orang tahun, hampir setengah (33%) berusia 26 –
45 tahun, dan hanya (7%) berusia 46 – 65
mengalami pernafasan tidak normal.
tahun.
Berdasarkan fenomena inilah yang
membuat penulis tertarik untuk meneliti Tabel 2. Karakteristik Responden
pengaruh latihanSlowdeep breathing Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
terhadap respiration rate pada pasien ISPA Penyakit ISPA
di Desa Manunggal Kecamatan Karang Jenis
Intervensi Kontrol
No
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu. Kelamin
F % F %
Sedang 67 Ringan 27
12 80 10 1 7 4
Berat 7 Sedang 12 80 10 67
2 13 1
TOTAL Berat 7
2 13 1
15 100 15 100
TOTAL
15 100 15 100
Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu tahun
kontrol sebagian besar (67%) mengalami
2019.
Respiration rate sedang.
Intervensi
Tabel 5. Distribusi frekuensi kejadian infeksi
Kontrol
saluran pernapasan atas (ISPA)
Klasifikasi pada kelompok intervensi dan
No. Pre
RR Pre
kontrol sesudah diberikan perlakuan
F % F % latihan slowdeep breathing di Desa
Manunggal Kecamatan Karang
Normal 0 Bintang Kabupaten Tanah Bumbu
0 0 0
Ringan 27
tahun 2019.
1 7 4 Berdasarkan table 5 diatas, diketahui bahwa
Sedang 67 dari 30 responden pada kelompok intervensi
12 80 10
hampir seluruhnya (87%) mengalami
Berat 7 Respiration rate normal dan pada kelompok
2 13 1
kontrol sebagian besar (67%) mengalami
TOTAL
15 100 15
Respiration rate sedang.
100
75
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76