Pengaruh Latihan Slowdeep Breathing

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.

1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

PENGARUH LATIHAN SLOWDEEP BREATHING TERHADAP RESPIRATION RATE PADA


PASIEN ISPA
(The Effect of Slowdeep Breathing Training on Respiration Rate in Ispa Patients)

Tika Sari Dewy


Email : Tika.Ners@yahoo.co.id

ABSTRACT

Upper respiratory tract infections (ARI) are infections caused by viruses or bacteria. This
infection is acute which causes an increase in respiration rate. One of the non-pharmacological
therapies that can be applied to sufferers of ISPA is slow deep breathing exercises.
The purpose of this study was to determine the effect of Slowdeep breathing exercise on
respiration rate in ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah Bumbu
Regency in 2019. This type of research is a quantitative study using Quasy Experimetal with a Pre-
Test and Post-Test Nonequivalent Control Group research design. The sample in this study was 30
people using purposive sampling technique. This type of research is a quantitative study using
Quasy Experimetal with a Pre-Test and Post-Test Nonequivalent Control Group research design.
The sample in this study was 30 people using purposive sampling technique.
The results showed that the respiration rate in the intervention group was given deep
breathing exercises almost entirely (87%) experienced a normal respiration rate. Then in the
control group only given breath in the ordinary most (67%) experienced a moderate respiration
rate. The results of statistical tests using the man whitney test showed a P-value of 0,000 <(0.05).
The conclusion of this study is that there is an effect of slow-breathing breathing exercises
on respiration rate in ARI patients in Manunggal Village, Karang Bintang Subdistrict, Tanah
Bumbu District. It is recommended that the provision of slow deep breathing exercises can be used
as an alternative therapy that can be done to reduce tightness in ARI patients.

Keywords: Upper Respiratory Infection (ARI), SlowDeep Breathing Exercise, Respiration Rate.

PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut yang hemofilius, bordetella dan korinebakterium
lebih dikenal dengan ISPA biasanya dan virus dari golongan mikrovirus
disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini (termasuk didalamnya virus pada influenza
diawali dengan atau tanpa demam yang dan virus campak), adenoverius, koronavirus,
disertai dengan salah satu atau beberapa pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh
gejala berikut ini, diantaranya sakit manusia melalui partikel udara (droplet
tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan infection) Kuman ini akan melekat pada sel
batuk baik kering ataupun berdahak. Infeksi epitel hidung dengan mengikuti proses
ini bersifat akut, yang artinya proses infeksi pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk
ini dapat berlangsung hingga 14 hari. Infeksi ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan,
ini menyerang salah satu bagian/lebih dari yang mengakibatkan demam, batuk, pilek,
saluran napas mulai hidung sampai alveoli sakit kepala dan sebagainya (Marni, 2014)
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga Gejala umum yang biasanya diawali
tengah, pleura). (Gagarani, 2015). dengan demam, batuk, hidung tersumbat,
Proses terjadinya ISPA diawali sakit tenggorokan, muntah adanya suara
dengan masuknya beberapa bakteri dari geus tambahan: wheezing, ronki, krakles,
streptokokus, stafilokous, pnemokokus, (Hartono, 2015).Penyakit ISPA apabila tidak
70
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

diobati dan jika disertai dengan malnutrisi, Group.Sampel dalam penelitian ini yang
maka penyakit tersebut akan menjadi berat mengalami ISPA yang akan diberikan
dan akan menyebabkan terjadinya bronchitis, perlakuanlatihan slowdeep breathingdengan
pneumonia, otitis media, sinusitis, gagal teknik pengambilan sampel Purposive
napas, cardiac arrest, syok dan samplingsejumlah 30 sampel, kemudian
sebagainya.Masalah yang sering muncul dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu berjumlah
pada penyakit ISPA ini adalah pola napas 15 orang kelompok intervensi dan 15 orang
tidak efektif, bersihan jalan napas tidak kelompok kontrol. Analis bivariate dengan
efektif, takut atau cemas, nyeri, intoleransi uji Wilcoxon dan uji man whitney.
aktivitas, resiko tinggi infeksi dan perubahan
proses keluarga. Intervensi dilakukan untuk
HASIL PENELITIAN
mempertahankan kepatenan jalan napas, anak
Tabel 1. Karakteristik Responden
bisa bernapas spontan tanpa kesulitan, nyeri Berdasarkan umur pada pasien ISPA
berkurang dan kebutuhan oksigen
terpenuhi.(Hartono, 2015)
No Usia Intervensi Kontrol
Upaya yang di lakukan untuk
menangani masalah gangguan pernapasan F % F %
pada pasien ISPA yaitu latihan napas dalam
1 12 – 25 8 53 9 60
(Slow Deep brething) dengan tahun
perlahanmenggunakan diafragma, sehingga 2 26 – 45 6 40 5 33
memungkinkan abdomen terangkat perlahan tahun
2 46 – 65 1 7 1 7
dan mengembang penuh. Tujuan pemberian tahun
nafas dalam dapat meningkatkan alveoli, Total 15 100 15 100
memelihara pertukaran gas, mencegah
atelektasi paru, merileksasikan tegangan otot, Berdasarkan tabel 1 diatas,
didapatkan bahwa usia responden yang
meningkatkan efesiensi batuk sehingga
diberikan perlakuan pada pasien ISPA pada
melancarkan pernapasan. kelompok intervensi sebagian besar (53%)
Berdasarkan hasil uji validitas yang berusia 12 – 25 tahun, hampir setengah
dilakukan peneliti di Desa Maduretno, (40%) berusia 26 – 45 tahun, dan hanya (7%)
didapatkan bahwa dari 10 orang yang berusia 46 - 65 tahun. Dan pada kelompok
mengalami penyakit ISPA, 7 diantaranya kontrol setengah (60%) berusia 12 - 25
mengalami pernafasan normal dan 3 orang tahun, hampir setengah (33%) berusia 26 –
45 tahun, dan hanya (7%) berusia 46 – 65
mengalami pernafasan tidak normal.
tahun.
Berdasarkan fenomena inilah yang
membuat penulis tertarik untuk meneliti Tabel 2. Karakteristik Responden
pengaruh latihanSlowdeep breathing Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
terhadap respiration rate pada pasien ISPA Penyakit ISPA
di Desa Manunggal Kecamatan Karang Jenis
Intervensi Kontrol
No
Bintang Kabupaten Tanah Bumbu. Kelamin
F % F %

METODE PENELITIAN 1 Perempuan 6 40 6 40


Jenis penelitian ini adalah penelitian 2 Laki-laki 9 60 9 60
kuantitatif dengan menggunakan Quasy
Total 15 100 15 100
Experimetal dengan rancangan penelitian Pre
Test and Post Test Nonequivalent Control
71
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

Berdasarkan tabel 2 diatas, intervensi hampir seluruhnya (80%)


didapatkan bahwa usia yang mengalami mengalami Respiration rate sedang dan pada
ISPA pada kelompok intervensisebagian kelompok kontrol sebagian besar (67%)
besar (60%) berjenis kelamin laki-laki dan mengalami Respiration rate sedang.
hampir setengah (40%) berjenis kelamin Tabel 4. Distribusi frekuensi kejadian infeksi
perempuan Pada kelompok kontrol sebagian saluran pernapasan atas (ISPA)
besar (60%) berjenis kelamin laki-laki dan pada kelompok intervensi dan
kontrol sebelum diberikan
sebagian besar (40%) berjenis kelamin
perlakuan latihan slowdeep
perempuan. breathing di Desa Manunggal
Kecamatan Karang Bintang
Tabel 3. Distribusi Frekuensi kejadian Kabupaten Tanah Bumbu tahun
infeksi saluran pernapasan atas 2019.
(ISPA) di Desa Manunggal Berdasarkan table 4. diatas diketahui bahwa
dari 30 responden pada kelompok intervensi
Intervensi Kontrol hampir seluruhnya (80%) mengalami
Klasifikasi Respiration rate sedang dan pada kelompok
No. Posttest
RR Posttest
Intervensi Kontrol
F % F % Klasifikasi
No.
RR
Normal 0 F % F %
0 0 0
Ringan 27 Normal 0
1 7 4 0 0 0

Sedang 67 Ringan 27
12 80 10 1 7 4

Berat 7 Sedang 12 80 10 67
2 13 1
TOTAL Berat 7
2 13 1
15 100 15 100
TOTAL
15 100 15 100
Kecamatan Karang Bintang
Kabupaten Tanah Bumbu tahun
kontrol sebagian besar (67%) mengalami
2019.
Respiration rate sedang.
Intervensi
Tabel 5. Distribusi frekuensi kejadian infeksi
Kontrol
saluran pernapasan atas (ISPA)
Klasifikasi pada kelompok intervensi dan
No. Pre
RR Pre
kontrol sesudah diberikan perlakuan
F % F % latihan slowdeep breathing di Desa
Manunggal Kecamatan Karang
Normal 0 Bintang Kabupaten Tanah Bumbu
0 0 0
Ringan 27
tahun 2019.
1 7 4 Berdasarkan table 5 diatas, diketahui bahwa
Sedang 67 dari 30 responden pada kelompok intervensi
12 80 10
hampir seluruhnya (87%) mengalami
Berat 7 Respiration rate normal dan pada kelompok
2 13 1
kontrol sebagian besar (67%) mengalami
TOTAL
15 100 15
Respiration rate sedang.
100

Berdasarkan tabel 3 diatas,diketahui Tabel 6. Distribusi frekuensi analisis


pengaruh latihan Slowdeep breathing
bahwa dari 30 responden pada kelompok
pada pasien ISPA.
72
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

P– rumah rerata adalah perokok dan


Mean
No. Kelompok N Value kepadatan hunian di dalam rumah juga
Rank
mempengaruhi kejadian ISPA.
1. Pre Hasil penelitian yang dilakukan oleh
15 0,00
peneliti dapat disimpulkan bahwa kejadian
2. Post 0,000
15 8,00 ISPA di Desa Manunggal dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara
Total 30
nya dari paparan asap rokok dan kondisi
fisik rumah serta keadaan lingkungan
P– disekitar. Adapun pekerjaan dari
Mean
No. Kelompok N Value responden yang mengatakan bahwa sering
Rank
terpapar dari lingkungan berdebu dan
1. Intervensi
15 22,67 kondisi suhu yang berubah – ubah di area
2. Kontrol
kerja.
15 8,33 0,000
2. Mengidentifikasi Respiration Rate
sebelum diberikan latihan SlowDeep
Total 30
breathing pada pasien ISPA.
Berdasarkan tabel 6 diatas, Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
didapatkan hasil dengan menggunakan uji dari 30 responden pada kelompok
Wilcoxon didapatkan hasil pada kelompok intervensi hampir seluruhnya (80%)
intervensi 0,00 dan kelompok kontrol 8,00.
mengalami Respiration rate sedang dan
Pada uji Man-whitney bahwa mean pada
kelompok intervensi 22,67 dan kelompok pada kelompok kontrol sebagian besar
kontrol 8,33.Hasil uji statistik dengan (67%) mengalami Respiration rate
menggunakan uji Wilcoxon dan uji Man- sedang.
whitney didapatkan nilai p = 0,000 (<0,05) Slow deep breathing merupakan salah
yang artinya Ho ditolak dan H1 diterima, satu bagian dari latihan relaksasi dengan
terlihat ada perbedaan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol dilihat dari teknik latihan pernapasan yang dilakukan
nilai rata-rata (mean), sehingga dapat secara sadar, untuk mengatur pernapasan
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan secara dalam dan lambat. Napas dalam
Slowdeep breathing di Desa Manunggal lambat dapat menstimulasi respons saraf
Kecamatan Karang Bintang Kabupaten otonom, yaitu dengan menurunkan
Tanah Bumbu tahun 2019. respons saraf simpatis dan meningkatkan
PEMBAHASAN respons parasimpatis.(Putu R,2015).
1. Mengidentifikasi kejadian ISPA di Desa Berdasarkan hasil penelitian yang
Manunggal dilakukan oleh peneliti bahwa sebelum
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diberikan perlakuan Slow deep
oleh Aisyah (2017) mengenai kejadian Breathingdidapatkan hasil bahwa
ISPA di Desa Tinombo bahwa yang responden yang mengalami ISPA terdapat
menderita ISPA ringan (26,3%) pada respiration rate yang tidak normal karena
orang dewasa dan responden yang responden mengalami pernapasan yang
menderita ISPA berat remaja (76,2%) dan tidak normal akibat kurang nya suplai O2
yang mederita ISPA ringan anak balita yang masuk ke paru – paru akibat dari
(73,3%) yang disebabkan oleh paparan gejala ISPA yang dialami oleh pasien
asap rokok karena sebagian besar didalam ISPA.
73
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

Berdasarkan penelitian dari Utami melakukan nafas dalam, lambat (menahan


(2017) mengenai pengaruh deep breathing inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
exercise terhadap nilai arus puncak menghembuskan nafas secara perlahan,
ekspirasi pada penderita asma bronchial dengan melibatkan gerakan sadar
bahwa sebelum diberikan perlakuan abdomen bagian bawah/daerah perut.
latihan deep breathing tidak adanya Teknik ini dapat meningkatkan oksigenasi
perubahan terhadap ekspirasi dalam dalam darah dan untuk meningkatkan
pernapasan, hal tersebut disebabkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran
karena Penyempitan saluran napas gas.
menyebabkan udara sulit melewati, maka Berdasarkan hasil penelitian yang
responden akan cenderung melakukan dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan
pernapasan pada volume paru yang tinggi bahwa sesudah diberikan perlakuan latihan
dan membutuhkan kerja keras dari otot- Slow deep breathing juga dapat memberikan
efek pada respiration rate pada pasien ISPA
otot pernapasan.
karena dengan kondisi rileks dan melakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang
napas dalam dengan cara menahan napas
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan selama 1-2 detik selama 15 menit dapat
bahwa sebelum diberikan latihanSlowdeep mengoptimalkan nilai respiration rate pada
breathing responden mengalami pasien ISPA sehingga memudahkan pasien
respiration rate tidak normal karena dalam bernapas.
pasien pada ISPA saat mengalami sesak 4. Analisis Pengaruh latihanSlowdeep
karena tidak dapat mengontrol penuh breathing terhadap respiration rate pada
respirasi yang dialami, yaitu karena pasien ISPA.
kurangnya pengetahuan dan apabila tidak Berdasarkan tabel 6 diatas,
segera ditangani pasien akan kesulitan didapatkan hasil dengan menggunakan uji
untuk bernapas dan mengeluh karena Wilcoxon didapatkan hasil pada kelompok
tidak dapat bernapas dengan baik. intervensi 0,00 dan kelompok kontrol
3. Mengidentifikasi Respiration rate setelah 8,00. Pada uji Man-whitney bahwa mean
diberikan latihanSlowdeep breathing pada pada kelompok intervensi 22,67 dan
pasien ISPA. kelompok kontrol 8,33.Hasil uji statistik
Berdasarkan tabel 5, diketahuibahwa dengan menggunakan uji Wilcoxon dan uji
dari 30 responden pada kelompok Man-whitney didapatkan nilai p = 0,000
intervensi hampir seluruhnya (87%) (<0,05) yang artinya Ho ditolak dan H1
mengalami Respiration rate normal dan diterima, terlihat ada perbedaan antara
pada kelompok kontrol sebagian besar kelompok intervensi dan kelompok
(67%) mengalami Respiration rate kontrol dilihat dari nilai rata-rata (mean),
sedang. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh latihan Slowdeep breathing di
Berdasarkan penelitian yang Desa Manunggal Kecamatan Karang
dilakukan oleh Wulandari (2016) Bintang Kabupaten Tanah Bumbu tahun
mengenai latihan deep breathing terhadap 2019.
penurunan sesak napas pasien asmabahwa Berdasarkan penelitian yang
sesudah perlakuan latihandeep dilakukan oleh peneliti bahwa pengaruh
breathingpada daerah dada dan perut latihan Slowdeep breathing terhadap
dalam keadaan rileks, membuat efek yang respiration rate pada pasien ISPA
menenangkan pada seluruh tubuh didapatkan adanya pengaruh yang kuat
74
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

karena sebelum dan sesudah diberikan dan aktivitas elektromiografi (Nurisma,


perlakuan didapatkan hasil yang 2019).
siginifikan. Yaitu dengan perlakuan
latihanSlowdeep breathing dengan KESIMPULAN
menahan napas dalam selama 1-2 detik LatihanSlowdeep breathingsangat
selama 15 menit dalam jangka waktu 6 berpengaruh terhadap perubahan respiration
hari yang dilakukan secara berturut turut. rate pada pasien ISPA.
Dari hasil nilai respiration rate sebelum
diberikan dan sesudah diberikan perlakuan IMPLIKASI
terdapat pengaruh besar untuk Segala yang terdapat dari penelitian
mengoptimalkan nilai respiration rate ini dapat dimanfaatkan dengan baik, seperti
pada pasien ISPA. penanganan ISPA untuk mengurangi sesak
sehingga penderita ISPA pada saat terjadi
Relaksasi slow deep breathing merupakan sesak secara tiba tiba dapat menerapkan
suatu bentuk asuhan keperawatan, dalam latihan Slowdeep breathing sehingga
hal ini perawat mengajarkan kepada klien respirasi dalam keadaan normal kembali.Bagi
bagaimana cara melakukan napas dalam, petugas kesehatan dapat dijadikan sebagai
napas lambat (menahan inspirasi secara bahan promosi kesehatan sehingga pasien
maksimal) dan bagaimana
yang menderita ISPA atau penyakit
menghembuskan napas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, pernapasan lainnnya dapat diterapkan untuk
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meminimalisir kekambuhan pada pasien
meningkatkan ventilasi paru dan sesak.
meningkatkan oksigenasi darah (Apriana,
2018). SARAN
Penelitian ini dapat dijadikan masukan
Berdasarkan penelitian yang
untuk memperluas wawasan tentang pengaruh
dilakukan oleh Mertha (2018) mengenai
latihan Slowdeep brethingserta dapat dijadikan
pengaruh pemberiandeep
terapi non farmakologi untuk mengurangi sesak
breathingexercise terhadap saturasi
yang diderita pada penderita ISPA.
oksigen pada pasien PPOK menjelaskan
bahwa didapatkan adanya pengaruh yang
DAFTAR PUSTAKA
signifikan pada pemberian deep breathing Aisyah. (2017). Kejadian ISPA Di Desa
exercise kepada pasien PPOK untuk Tinombo Dengan Penyakit ISPA Desa
meningkatkan saturasi oksigen yang Tinombo Kecamatan Tinombo
dialami pada pasien PPOK. Kabupaten Moutong. Skripsi. Palu:
Slow deep breathing dapat Universitas Muhammadiyah Palu,
memengaruhi peningkatan volume tidal dari http://jurnal.unismuhpalu.ac.id
sehingga mengaktifkan heuring-breurer Aprina. (2018). Latihan Slow Deep Breathing
reflex yang berdampak pada penurunan Dan Aromaterapi Lavender
aktivitas kemorefleks, peningkatan Terhadap Intensitas Nyeri Pada
sensitivitas barorefleks, menurunkan Klien Post Seksio Sesaria
aktivitas 14 saraf simpatis, dan http://ejurnal.-
menurunkan tekanan darah slow deep poltekkestjk.ac.id/index.php/JK/artic
breathing meningkatkan aktivitas saraf le/view/982.
parasimpatis dan meningkatkan suhu kulit Anisa,D.dkk (2018) Pengaruh Perubahan
perifer sehingga memengaruhi penurunan Posisi Terhadap Pola Nafas Pada
frekuensi denyut jantung, frekuensi napas Pasien Gangguan Pernafasan.

75
Jurnal Darul Azhar Vol 9, No.1 Februari 2020 – Juli 2020 : 70 - 76

Skripsi. Riau: Universitas Riau. Penurunan Kadar Gula Darah Pada


Diakses pada tanggal 24 April Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
2019, dari Studi Dilakukan Di Wilayah Kerja
https://jom.unri.ac.id/index.php/JO Puskesmas Ubudi
MPSIK/article/ https://sinta.unud.ac.id/uploads/wis
download/19175/18534. uda110210605COVER%20LENG
Hartono, R dan Rahmawati, D (2012). Ispa KAP.pdf.
gangguan pernafasan pada anak. Sukesi. (2018). Pengaruh Slow Deep
Yogyakarta: Nuha Medika. Breathing/Terhadap Penurunan
Gagarani, Y. (2015). Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Pre Operasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Sectio Caesarea (Effect of Slow Deep
Pengelolaan Awal Infeksi Saluran Breathing to Decrease Rate
Pernapasan Akut Pada Anak. Leather Patients Pre Operations
Skripsi. Denpasar. Universitas Sectio
Udayana. Diakses pada tanggal 15 Caesarehttp://journal.wima.ac.id/ind
Januari 2019, ex.php/NERS/article/view/1 793.
darihttps://media.neliti.com/media/ Utami. (2017). Pengaruh Deep Breathing
publications/138928-ID-hubungan- Exercise Terhadap Nilai Arus Puncak
antaratingkat-pengetahuan-ibu.pdf. Ekspirasi Pada Penderita Asma
Ismonah. (2018). “Pengaruh Latihan Slow Bronkhial. Skripsi. Surakarta:
Deep Breathing Terhadap Universitas Muhammadiyah
IntensitasNyeri Kepala Akut Surakarta. Diakses tanggal 2 oktober
PadaPasien Cedera-Kepala 2019 dari http://eprints.ums.ac.id
Ringan.http://lib.ui.ac.id/file?fili Wulandari,(2016).latihan deep breathing
gital/20280088T%20%20TARW
terhadap penurunan sesak napas
ANRO.pdf.
Marni, S. (2014). Asuhan Keperawatan pada pasien asma. Skripsi. Semarang:
Anak dengan Gangguan Stikes Telogorejo Semarang. Diakses
Pernapasan.Skripsi. Yogyakarta: pada tanggal 2 oktober 2019 dari
Gosyen Publising. Diakses pada http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id
tanggal 14 agustus 2019, dari
http://eprints.umc.ac.id
Mertha, (2018), Pengaruh pemberian deep
breathingexercise terhadap saturasi
oksigen pada pasien PPOK.
Skripsi. Denpasar: Poltekes
Denpasar. Diakses pada tanggal 14
agustus 2019 dari
http://ejournal.poltekes-
denpasar.ac.id
Nurisma Pramudiana. (2019). Pengaruh
Pemberian Brisk Walking Exercise
Dan Slow Deep Breathing
Exercise Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Penderita
Hipertensihttp://eprints.ums.ac.id/7
1384/13/Naspub%20awal%20-
bab%20di%20kiri.pdf.
Putu Risna Adriani. (2015). Pengaruh
Latihan Slow
DeepBreathingTerhadap
76

You might also like