KEPUTUSAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2761 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN _RAUDHATHUL ATHFALKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2761 TAHUN 2019 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL Menimbang Mengingat DENGAN RAHMATT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, bahwa untuk mewujudkan pengalaman_ belajar anak yang bermutu pada Raudlatul Athial diperlukan pedoman Penyusunan —Kurikulum ‘Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal; bahwa berdasarkan pertimbangan scbagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kurileulum ‘Tingkat Satuan Pendidikan Ratdhatul Athfal; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak scbagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 23° Tahun 2002 _ tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2014 Nomor 297, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 5606) ; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4301); Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah teralchir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 45, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 5670}; Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan __Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republi Indonesia Nomar 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentangMenetapkan KESATU KEDUA Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang —Pengelolaan dan. Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157}; 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 146}; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa; 7, Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyclenggaraan Pendidikan Madrasah sebagaimana telah beberapa kali diubah. teralchir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah; 8, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini; 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini; 10, Peraturan Menteri Agama’ Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; 11, Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL _PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM —TINGKAT SATUAN. PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL. Menetapkan Petunjuk Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal schagaimana tercantum dalam Lampiran yang ‘merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan Petunjuk Teknis Teknis Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaranditingkat —satuan pendidikan Raudhatul AthfalKETIGA Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 2019 DIREKTUR JE PENDIDIKAN ISLAM, nd KAMARUDDIN AMINLAMPIRAN T KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 2761 TAHUN 2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN _ KURIKULUM ‘TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN RAUDHATUL ATHFAL BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 10 pasal 36 ayat 2 memberikan amanah bahwa secara operasional kewenangan menyusun dan menyepakati pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan adalah lembaga satuan pendidikan itu sendiri, Pemerintah memiliki tanggung jawab dalam penyusunan Standar Nasional Pendidikan dan kurikulum makro sebagai rujukan bagi Satuan Pendidikan, Satuan pendidikan dapat menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum operasional sesuai dengan visi, ‘isi, tujuan dan berbagai kebutuhan serta kondisi yang dihadapi dan Gimiliki oleh satuan pendidikan, Upaya pendelegasian kewenangan dalam = menyusun dan ‘menggunakan kurikulum tersebut merupakan pelaksanaan prinsip pendidikan nasional mengacu pada prinsip keragaman. Pemberian ‘kewenangan pada satuan pendidikan untuk menyusun dan menyepak ‘kurikulum operasional di tingkat satuan pendidikan menjadikan terwujudnya Keragaman konsep dan implementasi kurikulum pada berbagai satuan pendidikan di wilayah Repul Satuan Pendidikan Raudhatul Athfal (RA) adalah satuan pendidikan anak usia dini yang terdapat pada jalur Pendidikan formal. Lembaga RA ‘merupakan satuan PAUD yang memiliki kelehasan keagamaan Islam dan berada di bawah Kementerian Agama. Sebagai satuan pendidikan, RA ‘memilili kewenangan untuk menyusun dan mengembangkan kekhasan Indonesia, keagamaan Islam dalam kurikulum operasional yang akan dilaksanakan.Sebagai acuan satuan RA untuk menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP}, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 ‘Tahun 2014 tentang Standar PAUD, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD dan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. Ketiga peraturan tersebut dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan KTSP RA. Berdasarkan hal tersebut di atas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama RI menyusun petunjuk teknis pengembangan K?SP pada Satuan Pendidikan RA. B.Tujuan 1. Memberikan acuan penyusunan dan pengembangan KTSP RA; 2.Memberikan langkah penyusunan dokumen KTSP RA termasuk dalam menampilkan kekhasan keagamaan Islam RA, ©. Ruang Lingkup Ruag lingkup petunjuk teknis penyusunaan KTSP ini meliputi Pemahaman konsep KTSP, Penyusunan dokumen I dan Il KTSP. D. Sasaran Pengguna Sasaran petunjuk telmis ini adalah pelakeana, penyelenggara, dan pemangku kepentingan dalam penyclenggaraan RABABII PEMAHAMAN KONSEP KTSP A, Pengertian dan Tujuan KTSP 1. Pengertian Undang-Undang No, 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 angka 19 menyatakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapal tujuan pendidikan tertentu, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang dibuat dan dikembangkan sesuai dengan karakteristik RA. Penyusunan KTSP disesuaikan dengan karakteristik satuan RA, potensi lingkungan, peserta didik, pendidik, pengembangan pembelajaran PAI, perkembangan zaman, nilai-nilai dan kearifan lokal di lingkungan RA. 2. Tujuan KTSP Penyusunan KTSP dilakukan dengan tujuan: a. Meningkatkan mutu pendidikan RA. 1b, Meningkatkan kepedulian lembaga dan masyarakat, c. Meningkatkan daya saing RA dalam mewujudkan mutu pembelajaran. 4. Menyiapkan peserta didik yang memiliki kekhasan keagamaan Islam, B. Lingkup Penyusunan Dokumen KTSP Dalam menyusun dokumen KTSP, tim penyusun kurikulum perl memahami konsep pengembangan yang mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP). Tahapan penyusunan Dokumen KTSP adalah sebagai berikut:Gambar 2.1 Bagan Komponen Dokumen KTSP RA 1. Penyusunan Dokumen | KTSP Dokumen I disebut dengan dokumen induk, terdiri dari dua bagian: a. Bagian pertama, berisi Profil Lembaga RA , Bagian kedua, berisi Struktur Kurikulum RA 2, Penyusunan Dokumen II KTSP Dokumen I disebut dengan dokumen program, terdiri dar 1, Program Semester; . Program Mingguan; . Program Harian; 4d. Penilaian Perkembangan Anak. . Prinsip Penyusunan KTSP Dalam menyusun KTSP Raudhatul Athfal, hendaknya menganut prinsip- prinsip sebagai berikut; 1. Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak Pengembangan Kurikulum berpegang pada pembentukan sikap spiritual dan sosial yaitu perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu ‘menyesuaikan diri, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru di lingkungan rumah, tempat bermain, dan satuan RA, 2.Mempertimbangkan fitrah, tahapan tumbuh kembang anak, potensi, Dakat, minat dan karakteristie anak. Pengembangan kurikulum RA mempertimbangkan fitrah anak yang ‘erdiri dari fitrah keimanan (nilai agama dan moral), fitrah jasmani (fisik ‘motorik) fitrah belajar dan bernalar (kogniti), fitrah berkomunikasi (bahasa), fitrah seksualitas dan individualitas (nilai sosial emosional), dan fitrah estetika (seni)Selain itu sesuai dengan konsep DAP (Developmentally Appropriate Practice) dimana kurikulum disusun berdasarkan pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak, tingkat usia anak (age appropriateness), keunikan, potensi, minat, bakat dan karakteristik anak sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual appropriateness), dan membangun pembelajaran yang bermakna berlandaskan pada konteke lingkungan sosial budaya anak. Holistik-Integratit| Pengembangan kurikulum RA memiliki prinsip (holistik) yaita memperhatikan keseluruhan ranah perkembangan anak sesuai Kompetensi Dasar yang dimuat dalam Panduan Kurikulum 2013, Pendidikan Anak Usia Dini. Pengembangan kurikulum RA juga memiliki prinsip Integratif yaitu segala_upaya yang dilakukan dalam mengembangkan kuriluulum RA menggunakan langkah terpadu, bail pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, kesehatan, _gizi, bereksplorasi maupun layanan perlindungan dari kekerasan fisike dan psikologis. Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak terutama pada stimulasi perkembangan kognitif, _psilcomotorik dan sosial-emosional. Layanan Kesehatan dan gizi difokuskan pada upaya membantu pertumbuhan anak dan kemampuan bereksplorasi Layanan perlindungan dilakukan dengan cara dukungan kendisi dan lingkungan yang nyaman (safety) serta aman (security), atau terbebas dari kecemasan, tekanan dan rasa takut sehingga tumbuh kembang anak lebih optimal roses belajar dilaksanakan melalui bermain Pengembangan Kurikulum RA berprinsip pada pemberian ‘kesempatan belajar kepada anak untuk membangun pengalamannya dalam proses transmisi, transaksi, dan transformasi pengetahuan, keterampilan, nilai- nilai, dan akchlak di bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan Kurikulum RA bersifat aktif bermain yaitu anak terlibat langsung dalam kkegiatan bermain yang menyenangkan, dan menggunakan ide-ide bara yang diperoleh dari pengalaman belajar, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sederhana, ‘Mempertimbangkan hak anak yang berkebutuhan khusus Pengembangan Kurikulum RA bersifat inklusif dengan mengakomodir kebutuhan dan perbedaan anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial,re budaya, agama, fisik, maupun psikis. Dengan demikian semua anak dapat terfasilitasi sesuai dengan fitrah dan potensi masing-masing tanpa ada diskriminasi aspek apapun. Pendidikan inklusi merupakan respon dari kebutuban belajar yang Tuas agar terdapat kesetaraan dalam pemerolehan Pendidikan yang berkualitas. Perkembagan anak berkesinambungan atau kontinum dari usia lahir hringga 6 tahun Pengambangan Kurikulum RA memperhatikan Kesinambungan secara vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan pembelajaran), dan kesinambungan horizontal yaitu kesinnambungan tahap perkembangan anak: dari bayi, batita, alta, dan pra sckolah Prinsip ini menekankan bahwa tahap pertumbuhan dan perkembangan anak diperhatikan delam mencapai tujuan pendidikan baile secara ‘umum maupun khusus. Memperhatikan Perkembangan Timu Pengetahuan dan Teknologi Pengembangan kurilulum RA mengadopsi dan memanfaatkan perkembangan keilmuan dan teknologi. Dalam kegiatan pembelajaran, ‘imu pengetahuan dan teknologi selalu diselaraskan dengan nilai-nilai ‘agama Islam, tahapan perkembangan anak, nilai moral yang ingin Gibangun, serta kearifan lokal Indonesia. timu pengetahuan dan teknologi menjadi rangkaian media sekaligus konten yang mewarnai Pendidikan anak usia dini di RA. Memperhatikan Sosial Budaya Pengembangan Kurikulum RA memasuldkan linglungan fisike dan budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun kesestsian entara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman bara ‘untuk membentuk konsep baru tentang lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya. Lingkungan so JI dan budaya berperan tidak sebagai obyek dalam kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak RA.BABII PENYUSUNAN DOKUMEN KTSP RA A, Prosedur Penyusunan KTSP RA Secara umum terdapat tiga langkah dalam penyusunan KTSP Raudhatul Athfal yaitu: Gambar 2.2 ‘Tahapan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) RA o-="e 1. Analisis Konteke Sebelum melakukan analisis konteks, lembaga RA membentuk Tim Pengembang Kurilculum RA (TPK RA). Tim pengembang Kurikulum terdiri atas: kepala RA, pendidik, ketua yayasan, pengawas, dan komite. Tugas TPK RA adalah melakukan analisis konteks mempelajari, dan ‘menganalisis dokumen perundang-undangan, kondisi, peluang, dan tantangan yang sesuai analisis strength, weekness, opportunity, treathy (SWOT terkait dengan 8 Standar Nasional Pendidikan, Hasil dari kegiatan analisis konteks diharapkan membantu RA ‘menemukan kerakteristik, kekhasan dan potensi RA yang akan diwujudkan dalam visi, misi serta tujuan RA. 2. Penyusunan dokumen KTSP RA Gambar 2.3 Proses Mekanisme Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) RA HASIL. DOKUMEN KTSPMekanisme penyusunan dokumen KTSP RA sebagai berilut a. Kepala RA menyusun dan menetapkan SK TPK , TPK melakukan analisis konteks . TPK menyusun draf kurikulum berdasarkan hasil analisis, konteks, 4. TPK melakukan pembahasan untuk menelaah kembali kesesuaian ‘kurikulum dengan perundangan dan berdasarkan pada visi, mist serta tujuan lembaga fe. TPK melakukan review dan perbaikan hasil terhadap draf ‘kurikulur, Kepala RA menetapkan dokumen KTSP dengan Surat Keputusan. g. Kepala RA mengajukan pengesahan dokumen KTSP kepada Kepala Kantor Kementerian Agama setempat setelah melalui validasi pengawas, h, Dokumen KTSP selanjutnya disosialisasikan kepada seluruh pemangku kepentingan, i, "TPK melakukan pendampingan pelaksanaan KTSP RA 3. Pengesahan dokumen KTSP RA Gambar 2.4 Pengesahan Dokumen KTSP pada Setiap RA Pengajuan Dokumen Implementast KTSP kepada Kemenag KISP RA oleh Kabupaten/Kotasetelah pendidik dan divaldasi Pengawas nome. pendiikan 1, Sebelum KTSP disahkan harus divalidasi oleh Pengawas untuk melihat kesesuaian dokumen KTSP dengan dokumen fisik yang dimiliki oleh lembaga RA. 2, Dokumen KTSP RA yang telah disusun dan ditetapkan oleh kepala RA harus disahkan oleh pejabat yang berwenang. 3. Dokumen KTSP RA yang sudah disahkan —_segera Giimplementasikan di lembaga oleh para pendidik dan tenaga ‘kependidikan.- 9. 4, Kepala RA harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan dokumen KTSP RA. B. Komponen-komponen KTSP RA Komponen-komponen yang termuat dalam KTSP RA mencakup dua dokumen, yaitu : Dokumen Idan Dolmen Il, Dalam Petunjule telenis ini dokumen I disebut dokumen induk sedang dokumen II disebut dokumen program. 1, Dokumen I KTSP RA Bagian 1 a. Sejarah singkat berdirinya RA , Bagan struktur kepengurusan lembaga. . Alamat dan peta lokasi lembaga RA 4, Status satuan lembaga RA (negeri/swasta/ijin operasional/ NSM/NPSN/Yayasan/ status akreditasi, dll) 2, Dokumen I KTSP RA Bagian Il . Pendahuluan 1) Latar belakang pentingnya penyusunan KTSP RA 2) Landasan Filosofis (AI-Quran dan Hadis), landasan Sosiologis, Landasan Psiko-Pedagogis dan dasar operasional penyusunan KTSPRA 3) Tujuan penyusunan KTSP RA ». Visi, Indikator visi, Misi dan Tujuan Lembaga RA 1) Visi lembaga RA Merupakan cita-cita yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Visi sebailnya dibuat tidak lebih dari 20 kata dengan ‘memliki unsur-unsur antisipatif dan terukur 2) Indikator Visi Menjelaskan kata-} 8) Misi lembaga RA igkat, padat_, realistik, visioner, fata Iuunci visi dan ciri fri pencapaiannya Misi merupakan upaya strategis untuk mencapai visi sebagia acuan untuk menyusun program. Misi yang baik adalah relevan, realistik, konsisten, dan terukur 4) Tujuan Lembaga RA Menerjemahkan lebih lanjut capaian konkrit dari rumusan mist dalam bentuk tujuan jangka panjang, menengah dan pendek.- 10 - c. Karakteristik Lembaga RA 1) Berlandaskcan nila 2) Memperhatikan aspek perkembangan anak 3)Memperhatikan nilai dasar hidup berbangsa dan bernegara Islami Indonesia 4) Membangun akidah dan akhlak karimah 5) Memunculkan kekhasan lembaga d. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak mengacu pada KMA Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. c. Indikator Pencapaian Perkembangan perkelompok usia sesuai KMA Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. Program Pengembangan dan muatan pembelajaran Lembaga RA diharapkan dapat mengembangkan materi pembelajaran yang diturunkan dari kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai sesuai dengan KMA Nomor 792 Tahun 2018 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal. Materi pembelajaran tersebut dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing RA. g. Beban Belajar di Raudhatul Athfal 1) Beban belajar RA merupakan keseluruhan pengalaman belajar yang hharus dilleuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun, 2) Beban belajar untuk anak usia 4-6 tahun dilakukan melalui tatap muka per minggu paling sedikit 900 menit. 3) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 ming 4) Satu jam tatap muka (satu jam pelajaran) adalah 30 menit, ‘5}Jam belajar efelaif per hari adalah 2,5 jam (150 menit), berarti 5 jam pelajaran, 6)Jam belajar per minggu 15 jam (900 menit), berarti 30 jam pelajaran dan pertahun 510 jam (30.600 menit) 7) Perencanaan pembelajaran untuk satu hari terdiri dari a) Pertemuan pagi 30 menit ) Kegiatan inti 60 menit 6) Istirahat/makan 30 menit 4) Pertemuan siang, 30 menit-u ‘¢) Alokasi waktu untuk pengembangan ekspresi dan potensi diri ditambah 30 menit, 1h, Program Tahunan Program-program yang disusun oleh setiap RA untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan dari awal sampai akhir tahun pelajaran, i, Kalender Pendidikan RA Pengaturan waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, walt belajar cfektif, minggu efektif belajar, dan hari libur yang dilaksanakan oleh RA, Kalender pendidikan RA disusun dengan mengacu pada kalender pendidikan dari Kementerian Agama, baik Kementerian Agama RI maupun Kanwil Kementerian Agama masing-masing provinsi dan Program Tahunan yang dibuat oleh masing-masing RA. Kalender pendidikan disusun dengan maksud: 1) Sebagai acuan bagi pendidik dan pengelola menyusun kegiatan pembelajaran dalam setahun, 2) Sebagai informasi bagi orang tua tentang berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dan diikuti peserta didik dalam kurun waktu setahun, 3) Agar terdapat kesesuaian dengan waktu pelaksenaan pendidikan yang ditetapkan di wilayahnya, Kalender pendidikan dapat juga dijadikan sebagai program tahunan. Kalender pendidikan disusun oleh Pendidik dan tenaga kependidikan pada lembaga RAdisesuaikan dengan karakteristik dan kkondisi setiap lembaga, serta disosialisasikan kepada seluruh semua ‘wali murid diawal tahun pelajaran, Macam-macam kegiatan yang dicantumkan pada kalender pendidikan antara lain: 1) Kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum: a) Permulaan tahun pelajaran by Kegiatan puncak tema ©) Kegiatan yang sifatnya kunjungan: kunjungan dokter, psikolog, dll 4), Hari-hari libur ¢) Waktu belajar efektif 1) Tanggal penerimaan Laporan Perkembangan2 fg) Akhir Tahun Pelajaran 2) Kegiatan khusus: a) Kegiatan yang mendatangkan narasumber b) Mengunjungi tempat yang terkait dengan tema ©) Kegiatan bazar anak 4) Pentas seni anak: @) Perayaan hari-hari besar 4) Kegiatan lainnya 3) Kegiatan pendukung: a) Pertemuan orangtua b) Cooking class ©) Hari keluarga, dan sebagainya. J. Standar Operasional Prosedur (SOP) lembaga RA Kegiatan-kegiatan yang bersifat rutinitas dan dilakukan melalui pembiasaan dituangkan dalam SOP. KTSP RA dengan mengacu pada Kurikulum 2013 PAUD memuat 16 sikap yang diharapkan menjadi kompetensi anak, yakni: (1) ‘mempercayai adanya Tuhan, (2) menghargai diri sendiri, orang lain, dan. lingkungan, (8) perilaku hidup sehat, (4) sikap ingin tahu, (6) kreatif, (6) estetis, (7) percaya diri, (8) disipilin, (9) sabar, (10) mandiri, (11) peduli, (12) toleran, (13) jujur, (14) tanggung jawab, (15) menyesuaikan diri, (16) rendah hati dan santun, ‘Sesuai dengan cara belajar anak yang peniru, maka pembentukan sikap harus dimulai dari pendidik RA sebagai model perilaku. Keajegan perilaku pendidik dalam membentuk sikap membantu anak memahami lebih mudah apa dan bagaimana berperilaku sesuai dengan sikap yang. diharapkan, 3, KTSP DOKUMEN IL a. Program Semester Reneana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian Penilaian Perkembangan 4, Lampiran, terdiri dari: a. Lembar Validasi yang sudah ditanda tangani oleh Pengawaspreeene ~ ia- Kalender Pendidikan Standar Operasional Prosedur Program Tahunan Program Semester Program Mingguan Contoh RPPH Contoh PenilaianBAB IV PENUTUP KTSP RA merupakan dokumen resmi satuan pendidikan RA yang berupa kurilculum operasional sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan di RA, Penyusunan KTSP melibatkan semua pemangku kepentingan RA antara lain Yayasan, Pengelola dan pendidik, serta orang tua yang tergabung dalam Komite Petunjuk Juknis ini agar dipedomani oleh semua pihak dalam menyusun KT'SP/Ikurikulum operasional RA. DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Td KAMARUDDIN AMINuzy (nn BUEN sIMseUT BUEK G wEAMGAKUEW “Z| —_UBBUDP HeHERIOq yopuod uoaqicouneuney uexdeonSuay -9| — vop-op [pe weANIUIN, “s or ep ‘st wey-eyos uednpryy | reuaq Sues weynan ueBusp “21 81 Ay uber SO lusuap wenrexjog sjopuad vop-vop usxdeonBuoW -¢| ye]Os uByRINT UENTUTION “+ swuog2ues wenn ueuop TeIOs ueNBIAR MINOT “> weysjunyny jeussuoy “¢ | ‘ce wAYeAqUYI SO) lagispemmMs WepNgeKUW “¢ wou uray eusHUON *Z uoMTUMAAML 9 UESANGDKUOW “Z ust avuow xva busnHIewsy Of euTUNE uesNgdusW “1 | jEMSVOT feUTUTE euDBUOW “LT vavov Ivan “1 NQHV4 9-svisn NQHVL ¢ - bisa uVONVE — -wamuga { MVNV NVONVEWaMNG NVIVAVONGd LYMONIL anyONIT NOQHV4 9-b VISA XOdWOTEM INV NVONVEINGYAGE NVIVEVONGA LVHONIL BVCNVIS "¥ dS1M NVM AVL. ‘WaHLW TOLWHaNval NVMICIGNad NvAvS AWMONIL WOTNIRINM NVNASAANSA SINYSL NOCNALSA DNVLNGL 610¢ NNHVL vote HOWON WISI NVMIGIONSd TWESGNSe HALNSMIC NVENEATH INVENTamuse Nee HELE) ueTAIUOUE UIElEp foredax(-uediney pes -yeuesfes08 ISeUTpIOON LEARN -% asp weqeouroyuep “uesuequaasa scmmrquj9y yeu 3INIUN ISeUIPIOSION wxEIOs upnauog ‘ereys weNesn8 “yNgM ENR MEET“ ‘yey eeidio wee anys eps rellngos wsuesioqos top Sumqion yesesod “uidure dno} uoyod ‘Sueyeurg ‘nyprun Somys wees AMBION “T siuely, ues eyeunsic esey THON “V MRIOLOW MISIATI sepuodiwins-19ins weNTEFHOW “bE -ueiueso puree ueBuop ((sues973) REMLOUBUOW “ET ‘wureByresoq eH eUSBUOW L wads /mroqoyetiodiog weseseIquisyt "TT uesuropienquep usp ueypsiogax| uweseIQUIOd LEMIOW ‘OT ‘youobs wep uexpe UEMTEEH '6 sexrereyy wureu or uENGDMUON “8 sepuadyeins gene pepey UMMAH “eT uepessepequiou: wep wees ueydeonBuoW “ZI ynanqundneut wedos /1q nyjeqtiod jeuoBuow “TT uedunxsuruep Hap weysioqay reua8uaNy “OT ueuobrep uvzpe wrens [puotuayy “6 EEN pureu QT eusBuoy “g yuzy min pURN ¢ [eUSBUON “L yeqskeqpremrres, Teper wena -9 prey-ueyas wednpray"oures-euresi9q (ex enp weBuap yerepusw UI ¢ (SBuN redUIO|AIN suearey yp yehuedp sig Bued urureur wep woyod yefueuoUr ‘eAHEE PAPUA ema] Buvk ,urey UeEsEPUDN, {9 ueSum ues trepurysizou ‘uofod 1p yoPq ‘ENP wxeaIad ‘ueBuop vpozeq ueureu umPRUSBuOW UEP yMAEBUO e104 eymueurou wep Suepusuur ‘raduojour ‘dexsueuay, sem sue8 eped pjey nies weSuap tre eB neve enp redwopayy [euorspen ueuroued neve ueureuod wje ueyeunBBusu: Baek Joop ino wae wped ueMIIE yereraperesos rapnsos pjoq Suepususur ueyisenstoNApuOA (ueprueded ip ‘uofeliog) ueBunqusjasay /ysedisneeureseso8 eee, (ore ono ‘uetueyono “8 5508 ‘Bez uepetiog, upp Burpuysiusur Syesueour “degerour “moun yediot syedwojou edu yp weer eye] Lep epu9g anBunurour yum yoxSuobog appre sng MIELE BPH saeiium uoes8 pea 04, exfueuau wep Buepuousyy ueiiurequsr9soy, mmyqerod unynarEayy pug nyens: deysueuour ump redo nin ue8uap (iaseiso) swurprostioy exeoes EmLDqUED yedwojour ueyess8 uesnstoW uppouseg wevseq weBu9p or-6 : genuine 1y SO ort qorbed 1v SO emesqeciy HH) « PPM ‘puew yoserd)inp ueqisioqay EeHoy uEMMPPW “| TeIMUUNP uABUSP (AepPABUDU ‘Suni@unuour wep ueyesdoy mens Sumue@iusmueyerss — | Sueusioq ‘yeuewout eyRDfeTOUE MIETeP UD wep UEUEY UeBUED HEDEIORBUAN “E pnw -% nunqeue 3yeuewares Uuep ‘uerey /yapj Busqur “uoU|/uy BunyBUdT ‘PrruOZOY ‘qeypsoa sue® swsep uvfuap requres yenquiow roqureuoutrespoi98 wayojour ep wesssasdss BUSH yedauesuop zequres roduouoyy eng ueduop ndie8-jopuas ueyeunSBuou ueBuop weHE jodyensos eumyiopos ymuaq Huoiowsu /BupURBBUIN ousqueuop UEeUE ITE uEATSUNEBUY ways /jeuny, yens3s yh requis] mnyePeuE IIUMUENs TE wp qure wi8ue Suny “jeudey rang SAVIN, unpry Snquies wsssaq ‘Bue sequressuaW (yowoo rensas sequiesiuou ‘uezespuy syei0% requrEsiuus) ure BIO YoIO HeUEHEP yedep wep syeu eq neq Bees nyensas sequeEsUOyy eduuey yENSUOY eUTEKE EP ugar neve sor8q />7eI0% Q] BUNS wreHoM UMBUEqLION vjod yensas Sununssuous “yenquioyy uysdex wep seu0g uestap feq umyurouesuaus ‘naedos trey yeBuoK Top TeALUIOWY + ‘syedatiuour yoqoouou ‘seyo8uour indumfucut) sopy 1010 ueqeunsBuow Sues use) ueyeIO# neopEOIY ‘ypaur reBequog wejeunsBuous rasedrey9q myeiout up jsardsy uepinfunuout uwiuap yoruoouayy pout yeBequiog Uueyeuniiuser weBusp nu9q ins uesyseysusuyMUN “mmemyrerwus eespeso8 eNATUON seyjiures ning equres nara eisnueur requires lujep ueiBeq ¢ wesyequreuat ep “eum Bos edu rezesiiuy wep ‘wee (Py Buy SuropBuoy ‘peruozts04 epson sue? summuoy eof np wep wef ngy exer 261199 ‘ueBuap ysuod BureBourayy 1 sp bey Iv ‘09 yerbea 1 sO, snpen aHOIOW “a,‘yeyosuep isioq dnpmy ureyeurous uep royeriediog “1 dnpry repequed wea ‘wep WEyEYDSON “O oypsn sunus ump ENNIO BUM yesOBIOG Oe, Fueusg wrorep (poy nde TUMBLE FexPTESOIN GT ‘pueysopas BuweUg “rein ‘omy sSunduzoy pep nyensos neTe epudg ANU ‘ST (sewossur‘unyarous “nuyouou ‘syedoStuour‘pjoouout ‘enpaBuaw ndumfuow) snpey 1030, Luoqeunsiuow: Buek ueduR UEyEOB UEsENsuOUOPUAR LT itp ‘ume weyeg ‘snp ‘vorod ures ‘se2q ueER, repuepduresoqan) wypou waeqoq ueyeuNBBusUE ase srextioq uetuop Ip uNNysaIdsySBUDN-OT (uyspseide ueBuop uyeutioq) ‘eipour yeSequog wayEUNABUOW! UeBLEP yMIUDG TENS ueqyseySuoun(run jNEMYTTOU WEIS MEATOAEION ST (02 wep 97e198 -yestun) yume Baws wesqero8 umMMyEToUE sqegun uediue1 wep ETeUE MERTSeUTPIOONSEDIN “PE nm usdersipyepnes dues yng aerdfuows “requTEBBUON ET soja rent 1p uourounod ree ueSeEEUIN, yenusod ensos nusyi9q uep HELIO, reuaq weBuap wTpUDs ur[2o “nfeq ‘riedos resyeuroW ef ueureuned mqersur reurof ueyero8 exes98 ‘weopeumsuou /mmey eq pnap@uour (ref meses suoY “eRuueRERNSSH BUTE, ueBuap rupyst estren94 sequied-requies arena ‘epaquog umeynuniod wedunduiour Sure epuaq-epuag sped eqEIoN vwisnrexsun yonsos wepeq 188un ansmnBuoW “asraeyfaun rensos twepeq 1194 SumquIEN (seuosou‘ujuan ‘spuyooura 4 Hueniuout weresen re depedioy naeq ueureyesuod RIES UEAMUIDUOWY *S ——— ueuwoowoa geen noaaon ose ep jiseuioq yepn eunniod ep xeferoa “Vv resoposuuyoq Buvk swe ypaquuas wEATESoTOSUON “> * ceivo won img wse>-v89 ‘uoyppesutiod roensdepeysal jreusoye |snfos jHBUINpE weyNUSUTW “Ee npepuredeg /qeoveurueop perEN-UV "SO unjues wep uefepdip Sued euroy auriodsyssg “E (qns uefuap uerexiog mymaytp uisur Bowes peq-Te mymoxtp wer Sued Tey Tey {g wma-tv sO depeysn H 1 wep m4 ¢ weBu2p ekueog uetIaqey -z | AEPEHID eAurELIOG UOHEIOGIT “C eepaqiod eduserpfos wun +91 sqeaebea-1v Sd uep ueewesiod ueuop ueaojaifues wseunopiy | 1edepuoy Buk xmuog reseqsOq uvououirep epeysed ynuad weBuop meureBuoHN “1 ‘epuog mien eusHUoW “T snratox" ttt usBuyquing weap Burute UCL“ ‘eaeyoqogsurs yes ue urvsotepuag-epusg Hep tanp unpunous eum nan auesade aot unpurew e2esos Suyuren yoyo, “p | “eraduvso yeu nmBUON “¢ | — SuBA YeKE YequERID rpuexedoyequioa Buvs maensos rpqetea ump rifioq | (gp zeae nq v's petion mrgede esemap Sueso nugmESAUIDUE NeTe LEP soyos “ypszoqgueds uwueNEE tpdunpurour ueBuap eseyeq isedienue uous wedea °C sumstoyfaous BEEIIAL, “Z ueyeureosoH esoquep veys “ypsioq SUVs WOU YUN Z seyastnp uIss04q mooredSimatmn pawosd snag FWBeqiag FUREY BUI ETN, sypquoy epuag mnperow (gp “Banger ‘qnonuay ‘sngns)) Isuaupe enawoss sImUDq TeUAsUA ‘upeuuiog mreppur o¢-Tepudg yeruRNe BuraMNsUO ‘no/ureuni9g mperour oz ~ 1 ueBuerg dosuoy eus8u9yy “ekusqegas neve ses9q Bure 95 19H Suyed usp uemsmueyzeseprog opuog UespRansuoyy ssxordeuorenot Buek dosuoy yowuos-qoruos umpngakuay, curemsey Suefued mmynuour ymaun En yoreq weyeUNsBuoUL jes nogeq Buek anojn yepe-aeTe wep wespNusd ume wey. wey UNyeUNBRUIU WEP HTL ‘umnyesox mresuerep wisnueu uEVENG new yeny weed epuog yerumnt uexingaduoyy, >qoumyepeanl ueBuap sans] YoREN! uesUVseMIONE Tesiprepusg 398 enpuesiiempuequiom ymyuN ‘ern jeBeqos mis oy nies uMBungny WeyCUNsIIoR, fémm-eyng “unsey-sp0u, ‘qmsear senyo% “93-0829 ) euequapos dasuoy reussusy -reSep Pures g [eUOBUON, sst/owryoauep ‘uoredsno9) “eure 299, “amsxoy Syruueg “wean, ‘este uesusp usfiungny9q Auek uediurpueqied erer-erey eeu ONY Sumnmyiuowmyefour pny weed ‘epuog yequnt yeuasUaIN redwoup /Sunundypuese ied pg sop ‘wuipsaq smsy ueBuop Buns ‘ey19s0q io] UesffueseurouE resp uot Bues wpuog 195 wped bpuag as nies unyueseUON 61g suerebegrty ‘sO yeLTeLVav sO. ep anqequy Iv "SO. Tanyiv sO, Teruonurty sO che ‘uerebe Et SO s8o7 sprys0a “a ‘urewog mrefour ereferadp sSfeOTUNETe SeUAME MENS urmjep nurequyes| wso% NEE nung yseuniojut uoydesou9y“yojoxee Ip wpe Buel wpsq-eptiag UPBUDP ‘yous Ip epe 8ues wpuoq-vptiog weNurpueqUIO und yoio umperduresyp «rojar Bums wyu9> BuepABUSW UND /seHluapyp Sued wureysOpes wnt ‘sToqSHpIOKL sey regs soHURTE uvduapreunyp Sued wpusy-epuey UEsEEsLOW poy -yeyos senunns uevergoy mens wenn runeyeCroy cnoqeq eppuEREs ueBuap yopuariun ‘usu: ye.9q ‘sopuad-Suehised ‘pypos-spesumng “Tooxy-resoq dosuoy, weySumpuequioy sppquON, BpHI9g / HeLa ‘Rod: jest] tnaUES ymUsquENEIdrouoUL ot et a (ap Seva rodas eéusqeog GePAP Burquiyjeq) yeue wesunysury uweBuap wnumsyepn wep tumuin Buk yow0sd syoatioquog Sues wptiog-PPLIDG ‘erenre wedungny 9EseUSHN ZT pemapo8 agrog repOqIIONN “TT ures fuk ey wrote eure9q wpuag e/¢ Suemsuen /yeBuFusW"OT (ip Beeg Buus ‘worwfeP Feresoy Bue) warm syepn ump wu Berek USHER ‘emp mating seqiog peussuoyy seyeuniog mrepoe OF -repuaq ypu Surarysuoy -e not ereusiog mrpjoar OF -rueBunyg dasuoy feusBuayy “1 ‘ouremnere wenn erueeuny| uexesep9q puog UBpRINsUIH “9‘mumysepas ‘undmySuojaduep vere wesyeunsfuour urepe eanstiod -emnstiad depeyioy vunysapas ureqooiod weyNAEIOW ‘eAwrqedurep ‘uvp [esos ‘ume Bmnstiod-emnstssd umspngasuoyy cures Ip ropepoq Buek wee Hoy SUSU LEP UTEYEUIOW suiunoySuyy weBuop Ep ‘ereiue umqymanquiaw Burpes opeyad wepINTUNOH qgasioiueeliaxed ureqep ueynA(EIIP Buwé sose-semy wep inquTe /wedeyBuopiod esuurepEP ip ymseuney uveLiosjeduep wesod-uesod raneyeUrayy ‘ehcreeuny@ayy ypope Burvs wre] Sues yeduioy unfusp yeduion mes exe uesBungnysuaN ‘Sun& wimp wpuoq-Ppusq iopurpoued uefeunssuout uvsuap neuresiuayy cuoumye eussu9y sundurogSruesusp psnueur uedungny [eus8UIIN -reypjastp wpesired Aurwso.Stres0 weelioyad uue8uop weBuqnH94 Bus nquye /uedexuaysod mys oBuour wep peussu2y cupepaed yeduin ay yedurmy mens Hep Isisod wep yeze mreYEUTOW Tere Ty SO er sueaiser-y “sO oci/eav-w SO WoroutoL up wreTy TeS0s weSuny(3uyT wepeuesued‘o ‘youn yp epe Buck ‘epung-epuog weEMNGaKUOW “FT “exuurefiued puog ueduop nyes 3ueA ‘epuog ezeyue “yepuas “un ‘ueBun-qe1aq ‘sjopued-Buelired ‘oppes syedtreg ‘To2>t-res9q, dostioy ueBupueauow “CL‘BuRk isynsuOUENGAS unuequiour nee reuremoyy “6 “sredrepug ‘exuuvdiunsuy tp wedepio Sues uueypsenupsordarout yyssodsued nyensos (pjemout Bues tssynnsuoyyengas aynaum yngma texe338 unfuequiour nere sequiel ideyuoyous /sequieaBuoW “¢ -ueyeso8 neye nuBasuod gnqpsionreetioyad wepep UesETP ‘ppuog-epuoq weyeUNSHUOW “p Suek seBrn-seBm twp inqute /uedessuoprod wxuuETED ‘yousp ip ynseuioy ueefieyed uep uesed-uesod rureywaroy “p | merous yeToHas yseyOT /yPIONDS ‘yours wep YyeTOyas eyo] Kad HuIEYLUIOW, *E xp SueneSuens peussuW “E “sajoud /esequa3y ssojord /oBequa] Ont MLVAV SO. enqos uxBuop Zuvque] wexBunqnyBuey “Z| SuequrE,-Buequret reusBuW “Z oquits roquas myeyour smroqus: Infejurezens wep mMY weysHNUSU! ‘uesANGekuaW “1 rene wep juny peussusy “1 apndieg-a vexuuesunoySus] 1p yedupuay Buek yseursojur tuep WBojouyar reuaBuayy “Z -ekaryourns ‘uop yoronas “ure9q qemefsunssueri9q cuvsuns(fuq ep rpetin Huek Uuup sure exeos wAutsBuny rensosfBoIouy91 eisos euourousy eUaBION “9 wopfeUNBAuoU ueBUOp MEW UEP “L ‘eAuuresuroyBun| rp redepsor‘uveseioduep api uexjsordsxoiiuour ymun, sopajdurongiqer Sues yeunTeR TEMS UENEUNSTCON, ‘qsp eétem Sue10 WePtisyad “exureBEN OH ‘wio8Sue ‘ekuyeumu jeweTe uEsINqedusu née, z aymaunferey 9-<) Buekised yq>] us youn uoyounsuoy, ‘ewer Sue10 1 yese yorebeay SO vseqed uvy-deysunsuen'a, uso weTsP ope Sues emnsuod-venstiod UqUay HERELIOUON, {yexsurepenp ep UE nfurad pnsystuou tep eIeqHIOW eretropas eseyeg dasuoy rune yeuioy samqeies- nies, ueyeydiouou syenun 1hunq-6ung ueiuop ureusiog “epex-eveN WETEP ‘yosidioy Sues Kung. (Sung BuejnBuour wep eB uOpCON, >yefes urepep yeun[ex /eres-eres| meINGaKeroyy ° ‘ekupp vuree inqacuou ndureyy wansod cemqsuod/e weep epe fuk yoxor jeuaitayy usfluepenp anfumad jpnaSuaur wep eusuoW appep uesipeduresip Sues neq uengmaiuad weBuop wene%9q, Bues wey wsom ueAING: ‘wrens peeqiag reustuoN unsuynsuodesess upp fetes reusiuoW onsos wey WSO PUSTUIN, Tbeyely sO eseura, yureqeuroi “V eseqve‘At ecuoaUTD yedepio Bue aytsodssin yensos spyesourereiue 1p ueBungny-uedungny yHeuou wep UIE BES ney feu-tey ymsmuniay eitsoo YEnqos yeqwAy HTEUOOUNAN “Z) —“WeuIIq PBPPU ueUOSTON, woureuniod ueiuap wey EXE! “O upp fexjoa grumy TeUBUOWN “e cmexrep juny syNUOW “S| ‘nrensasurexseysuout sjoptiad youre “erEPEOECKESTY “| est, ‘eye ypofuous puma yefussour rey “g)——_EUEUHyEBeqBLE an ummm ssqnupuep weydeorup Sued ney denos mgeiuy “Z| uenyRIsBuod uepMnfunUaN Z| S-1 7eAe DEVE SD “yous” BsEMP Berek nang-nying depeyser BuwuOS wSes LEAD 1] Sues wedusp ring weUNOW “1 uperessv9x “O seueq urs yum wesusp yoqnsor ‘yousres uexdeonsuoy *L Bopp wewysues ‘urepep uwuia reyuoUOH, ‘yoqudoa yeuntey, nae aReLEMIONY “L, -aeyurouoy, uodsou0H “9, Soqerpunsuequsu urepepusurtget ymqun wedsseosod senyoduow newe/usp sperstuiag “9 | feueywunou ymun eKueOE “S urppepuoumgrgay Sued uequods uefusp weecuerzod Ip usureqewiod ypjoredurour run deyeriog wrens -umekurmiad qemeliow “> syojduioy Ste ueekumsod-uersumied ueynfesuayy “¢| —exuDTERP Bees wergeastiod sepf uep jouueiuap weecuepod-ueekumried qemeluaN “p op yensos wsueHOE “e. HT wep MS weBuop UeEsered IeNqUIOW “E rseyiunusosog | pT sour 2v “SO.Tnyuequisuresiq sjepn BueA Buse Hire10 ueSuapniunquiour yedup Sues (nan “ueuio) “eAENH ‘eio8iuy) esemap Buezo amue Umepoqied MyBO -L ‘ureuiog ueBuroiauy, Uuep yours 1p “yPTOyDS rp UeINTELOd tuREyoUIOIK “9 eauureuiy ueelioyad >yertoowou yepp sei ueypessroduour ‘ueyehiosUaY “¢ eAureuaqas Bue poy Tey uNNpeAINWSBUON dure “>| ‘eAuysBuny yonsas yeaison unex weydeonsuIN “e| umunag ‘refeppq wrepep qeael SunB8ue1 ‘qnior “udIsIp SeBueuios ueduap ueynfunnp Suck mops BSE -% uepseiquiod tpefau yepns wep ‘seyunns wep Tempel ueyeqrusd-ueyeqniod nnysuoW, “LT ppou wep seleoqnnauns petegas wewns wep wniBuEI0 upp nun desea eure wep rum “enn Sis0 neMOYBUOW eu9q ‘wp seq Burw8 des ueBuap ypqstor youre, wesATEO seu proqiiuow yeBuew9s uesuap angndseses ueyynfunUoyy ‘ueeyseyunns ueprenpet HG werepesom "Vv (ce ve /sN SO (eer (¢) wosut -1v "s0) Teuoysour-TeIS0S"A suvsodueyreduresusus anqun SMU “8 ‘wuanstiod-emnsiied “peumea wroyep 1p epe Buek [grumy-ummy exusnsnepy eUaHD ues mumysrny sy uvsodusypeduresuaus gedepiues sypauour yun, ‘erm wpe Bmyeg TUNEYEUION, jaanesfrequre, ‘upp sauny Mung uexp{oD0U9N samappesreg, mureuou wep reussusyy_mnisod #uv4 wep four wexpreugsodwsayy ue IRSOHUTEPEP Ip wpe ainay{oqeied ‘uespyuid “isowa) utp wjojeBuous yedeq, syequemngaiod usury unui93, sere uerexfuaaduepuryguou mun (St2}2p) ueueyeLod “ueylqepusBuoUr UEEPUR KEOTEPOWN deueuoqereses exuumeseied yrojeuaw ndureyy Gsmdux yepn yReToe) exerG ‘Suopos Sued wus; ‘runs ‘om BuBs0 wexreBUSpUsy uexynanquiots Heed urey sexo Buojouou Surouss wep wes nBzuUNUOU ‘Beqieg SuELOS ame ey ‘ure Beso eureu /rereg sesnsour yep ‘ey9s “urpuos sym ueureUE wep Buereq yemerou up uesyneysodurowy % ‘wewnsay weep Ip epesoq pinoy ueiunqung ueBu9p (eofequod ‘uexpqud “isouro) np spojeSusu yedep ret ‘ysausiensyes9q ‘pds jequan exea9s Ip ueurSuroyuep ueqrangor, sof) ueiuop uesdesBunsuoy ‘ehuqeqastisd uepurpuss ip uepseiod ueysepfuou ndurey ‘uesyeBuopuamn Sueuas ‘uoani@ n88unuour wep 1Beqioq Buvuas, ure Suexo wreyuep epesog wig Bueu9g snssodiuea er 3asp ‘9p! ueyesnasuous “yedepuad eBuopuour mre ‘sjoduioyoy wreyep isnaysIPLOG searopas yororsdarour yrun wae, sojey were ramtyeurow wep nnoyBu9yN ssejxunpasoud enfin tueqeuraur wep nntBUa, “sepoyuosunoyS ueereyjousddepeyin qeampiunasuwy yquresuow PION eyes Sued wesunsuN uejeydjouow wrerep wxoxour WeUeLed wep LIPUOS np Suojousw wendurewioy edudunued mmeyeUsoWY ‘eAuselim texsepefuow ndurow uep esemopaues0 uomitegedun svary ueyresofoduour UMP UELUESSTEPWY ‘uyouniog weary “ekuspianos wary TereqeUIIIN bkeqas weUD ueuop ureuiioq Bueusg, unaurquing uduop seppy ueme pny@uour wep raeyewoN ‘uvBu0x0p vduvisejoy snpasosd ppnyBuous wep mueyEMIOW ‘paused ‘oped uespeunzipueyan Sue ureunog Toe MELTEqUIDBO uesesup duet sofiny-seim urepep soredsoq wep iIpUDS qpBuojousns wepduren ay -ueydurenay uospounssuoyy ‘espmopBuei0 uemuequedusp wfiesq ue& sory uesOSaTOAUOIN por smn ny SO urer BueI0, wep ENpUSS HTC smnqum queer Bunssuey ver “afepooutoee amp sours srut499 /eIs0s oye] Woops remsos sous ees pepUSRUOW, (uofou urepep synpoud wyur9) puss vofireqndzey sey umqrunsauow Supuos wep yeusUOW, ‘exes amnqyp uednprya, ump eAepng [0-1 eUDBUDp caeyesedoeoy, redeousunmun isrypsip sasoud wxerep TeqNIAI, yedepuod ‘eureSe ‘mains uwepoqiod HeuoysUoWN éuesos wep urepe weBunySuy TAPIA pedura noyequed wespmguneay uexuminqnere uexuiiiur ups] Bumzo Sues ede poUSBUON, ‘urepjeue mes ueBuoprp{pos Suyed wewewoued uesungny exeyHoUION 1 Buvso wéroy wesseYBUOH “OT 6| 8 does yeduiay yedepm peussuayy Aurpjasuednprysy, ussurogian, 1p Béepng wio-u peusuoyy ueyyMNqusUrEBa eSemaP Sureso wergueg HesuoMTeBUap ueqppeseuad sere ysnqos jpemoyye umyoquisu: nduroy uemaqueruEod depeysor uodsar (eiegas ureproue umyepsisduour ‘yop ueureur equog naduys noqeppiod unspynfemnuoy veuims Sued sens depeqiaa epoqiagsures umenod pyyguiou upyauns ‘snupur estpeg wesepessy, uneyBunued uospynfimnuayy, ‘jneradoosezeaoe ureanraquep yodwoqa3 mens pinsewou 5ymun ip ueypensosuow ndurey ot seming Te sd) 290 “19% syeebea-e SO Tersosoza maqerned “Oo‘enp wesuap DUred! UeiuSp UEysIOB UEDASOIdS OBEN, ‘puspopensos vuorod nyens umepep urepep Bopeyp wesqeunissuoy ‘euosopaseuresp ureuL9g nuuspoingey neve euresr MENS lupsyruquow yagum sEsnUr ere Feequog uEyEUNBUSH sodwojayuesuop (Kuwsusog xousqSued dens unfuop roxmnstp Bues nByy uosAereuoyy ueeyecusquep seiuy) Uered uexepaquIe; uesodmens wrepep ueesesod ueyurunoouout symaun iseuyfeur uepeUnss LOY UnpuosiMurecusog 1 re'oe: (re) wun sO. ser 2 (g) wea ny SO. yuas weyeYTox, weduopyreyo'e ueqepr-op ueypaquowuesusp ure, yeu oS whey wBTEYBUON sqouesenanvany ueBup Tensastuss eres op! reBequag uexunqesB Uap ‘upepBueso uexseurp umpledaumtyseyip 3408 ue. wep 52198 neta opener uae : sya) eXusmyarMany rensos tos wérey yeNqUOW € z 1 (gnwow wep uel) yndoviog weap: srr} ys whey reRTEYBUON exuynspopqerey jueunyeueiusp ronsasurvitesoq ure syoere gay 9s SeuaNope UESNDTLON ‘urefBueso neye yeueuedop 1p wueysopas tude wre Insquow ueBuop uexpsoudsx SUNY @ © 9 ) sna sO. ¢) UeEINT SO wrens /nBer weunyereseqiog euryyuour ndureur speuy -V rues A | | synquag/je1s08 nofey YeBUN ensas tsoura uesewsoudsysBU9ye ypjoes “eau,péuiseurfour rensos requied sear sey sere uesepsfuod Hoquow ndureyy wxueueseiofuad aquiour up requIEs urepep wUTEM IeANUA ‘erouep ueyeq TSvgi9g UeSUOp requresBuW Iseueasoqauesisordsy2 uniuop nyensos ueyisd4sjsopuow. (poreg ‘isnserd ‘serso9) ueqeg reseq 9G, ueBuapeduynssunsas muoq niodas wares yeNqUIOW, ureferoqSued ymuiog weseUr reBeqIog TeqUIEBBUOW uigamere tseuten zt 1 ot 6 éuiseufourt penso rmquiel omonphuoyy pxtrourem uoRyNSay unBuop amquie reureaow sequresfusu wy PUTEN reBequag unsisvuiqwoxtuo, (rauayogruns usp eB ussuop yetel umpmpsouau seu :Youu09) urstq ued woud uesusp —Buereuq —ados) nyensos umytsuysapuony fenyeuen ‘usnseld uesuap ‘eaurestey) eAureyrE sue sjeKgo wosiresypiog AMUDQUION. [edurernyosip saKqo requresiuoy seuearogsued vues ueBuap uma uexsoudsyoiuony ‘wgoniensos umyeresousUE ‘urepep javeur eequaq wep roqerpied Borerp ueyeunssuaycuomuree0% Yoon “epeg! yeduioy ‘vurefe sesoq w2e4-my yeusdiuous “fer BueL0 enpox anim vop “npn unsiueg wep umIoqDs Wop “trENEUE YEPNsoS ep umyaqas vop ‘xelejoq yupnsas trop wINIaqos Lop) BOP-wOC « ‘ueunqum Ueiluap Hey-HEyIS yspequog UEveTBay HERON T' ey-treyas yepegtiog uerwisoy USHUON Te ‘ekuuewiay nee np ueyiqa(oy mopeBuaw uep ‘umeyedosox{ neye wesme rensos hyensas weynoyepour Fueuse eur Sues} snaps “UE_EHE|P vypteq ePH Hep Yara tueyng Hues wpusg uespequusBuots “une eBrey-Buour “Suoyoqiog 5epn ‘weeNgied UEP ueEEKIOd urepep Bueno yepn ‘wnyey Tensas wrHTIGDG BSEIGIOL < nin dees ueyurumeouour | Sued noqeniod meMNMON E'% ‘uweseysad Buen ped yeaxioy ‘(yoo yorosuour yepn) tema eRe “ueLIO iq ‘ueureuey yemesou uep waefuau “em BuE0 wep runs ‘RoW Up NOyesUOUE AEN “AIP UEUSIEqaH YeMEIOU WSEIAIAL < wean, | ‘pedox snynas wee relloqos reypyas ueduny(Bu wep “Ure Sueso “umpuas wp relireuUONE'T ueyny ueEidis depeysa und Teorey voxdeonBuou ueesequiou: “weyry, weed -uenydi2 jeusduow “widpusd egos uEyN WIS INYELABUON < Audi mpereur ueyRy wkuepe rexeorodUFONT'T Terow, uup wureSy TerIN, NVaVeVTaEWad RELY Ivavold ONVA ISNaLaaWOH voxvanaonsa wvuooua | uvrefefoquiog ovEW uop UNBUequOSUDE ureTOrd “a(hag “deseiou “uepoq “ueyetion, ‘qpouojaur “Jeduro} ur“ ‘qenfuerour ure] mamue ssn] yo}oU Mey AMUN UHR "yngry Iseupsooy ‘resMUA|OM sreyeouray ‘um uequnasoy ‘weEqUIse “UeyERDAOX “reIMLA|OH, ‘urejep rose Liou yRe|aur MUN weyeI08 reseqiIg ‘spqoe deo ynqm wiofue rpefuour mun we_TANG=Xt ‘quaesaur ezeo “yngm mossue IsBuny “yNqM) HORE eure spequd nn ump uyour yepe weyssagos| eefuow! "weBuNDN LEP ofepaq yeduon ueussoga>} Sedupestur ueBunoyBex eNEsI0qo% ‘eBefuou ‘qys19q uepeyediog “Ipueu (BS yososuow “wee ronouaw ‘iuequiias jing UeUReUr UENeUE yeUE UEESEIGEY an nar ceeiioney] | ssnyeq soiour wep _resey spojour uesuequiaB ud aynqun esuesess8 ep “1sBuny synqmy wio88ue eussuaNE'e yeyps dnpry ueyunmouout Bund noqequad pa 1% HOON HSK ‘oun wep ens Sues ‘uvusoy Buoqouou “wereediog, ‘eave wie} “ikejes Uoquiour wxe> Brey “uEyeUE ese wre “BOPIOG, tesuyestus eatreumee ensos yepeqrisg wopsog BES CIES, ‘uenyueg umpedepuous quiaes yises PUIG, Uy CETEdumEstoUE ‘ino ‘uenytieg BRUTMuaUE Baw “en BuwI0 NeMa|oUE uvpefiog reo ‘umes wivoas vaeo{qu9g wie eTE “redworS yepe wep wuree ueduap uesrensosrp uMIUES WEP a1eq NapeTLIO « cogna opps weuNELD9 eBeqos mus nyersied uespIMfUNUON Zh ‘enur erupre EUAN eegas seq rojensod reussuow z'e | ‘wsemap Stres0‘womaung eduey seus ueBuop 19110) uopeunsuU BED ‘eAer wepel yp zeus uearepuay “eprsused “ps ‘nEStE -esupestu eSeyequeg pusq-wpuog Hep Lp epuryBuoU BED ‘(qeuostp 3yepn /urse Buer0 depeysar epedsem sued ‘epep ‘nyu : Suezeys03 Bue yngre wiossue ‘Gunpurjous) uesesoyox esOYEG HEP HIP wes zepUIUBUOW Be] “yoyps dean ee ynqny uRynradip Sues weueyeur "yeyas Bue ueuNUTL ep ueuesour Wyma “fyssiog nfeq reyeUoU umes xq sue ‘eBerqpyo Bunpry ‘eBuyor “Input BIS yemesou ‘rote ronouow sfesrt) Ip weKSsoqax TeMELOUT TED yeyps dnpry yun Enpuos 1p Suopouou nde p> syeype dnpre wrwo nyEIsUINO'E ‘uninye uviuap snrey neve Fesey suo.ou WeuTeULIEg Hp wesyeur ‘qpdursuowr ‘requresusus “mados yeuaur ‘neq wexsuroueBuoM ‘oyefuoner ‘Bupunsauour ‘aouosow “indumfuow ‘seurarous suet exenue umeioy myejour “ueBUR, He eh HEAMUOpON up unernjey “UeBUE) UMBUEaBiod uEIMNUDToN “UES WEP eyeur jseeipzooy yNvja yRQUN snpeY LOIOUE HeNUKEZ=IIy (ap ‘euospen umumeuuied ‘ueEm weussepuog WEES UEYNTOUE estes) smyeioy Sues uexeso# yeBequog WesTUTUOUE UTEP ‘yeoury wep Sumquass jonuos|sn ereoas UNE ueyeUNaBIOUT ueBuap Suynitiog “Buepuauaur ‘uwsunguETDBsog “yelueULOUE sney wep se5e% syuojou ueiuequissuadyrun“pynnuaq-reanogn -puren Symuaq-wemain “uesnsgn-wuures Sirquoq-euTeA iSBuINy edurpuaygp BueA 2eyPF9S 1p ‘puag-epusq eupuneBeq wep cumamyn ‘sqrquog ‘eure uBs{ReSypIOg) UNPIodwOVBueg ¢ | _vdu BueUDy uNsroduEKUOW oy “(qepuor -88uy ‘snpey-seoy,equrey-aedao) waens'(yeuny-ses9y ‘SNE (euurey wpo-119 wep -reses)) amsyor “(weynynd “uenqes) wes rary soyUDqas ‘asBuny “amssjor “erens “eps ueftuu-ae1ag ‘Toay-ze89q yopusd-Bueled) uemmyn ‘Bunge, | “vod ‘weanayn ymatag “euTEM, “seu Sjoreq ‘snqny) rsuoup Wn smIUDq YereseUE YserEBUaUE ‘wureu|mneaay ere998 LEK, syqun ereo rellequog uediuap ume uRyESo[eKuayy 4] —LreYDS YsTEseUT UEsrEsoFORUOWS > pose sereBuou wey < yereseur qeqaxuad mywoiuow vey < yppeseur — “yoresew eustuou wey <| uexyeoouiow wie mamasueN °C Jawosy ereoes hay uEyesEIqua, <| joNa days ueuULIOSUOM jpvany Sueyuoy weureyeuiod Sunk rogetuiod pemMAN €°% ueqemet uepedepuou ere) < nw esueyog ere <) —uBur dots ueyuaoUoKE smeiordya ueeseIaMON < Suvk vopequod WOW ZZ anion, (Buerequios wefel ‘ureyeur ane nyeyon aMpa “ey denos wet | wep yIqe| owes ureM NETe ‘AL wowou ‘uouued) LepuIYIp Stuy BURA sung UBESEGON(Bueseyas wep “ninyep ysepodsuen, ‘erepn ‘ure erep ysepodsuen) sevodsuen stuol weeqiog < ssp ‘qeuruaroy “stjod soquey ‘sod sowuey, ‘resed “ysjoyos) unum yeduror-reduroy, “hsp ‘xeumqeur ‘uote ‘uerexed Swepe yes|201 ueeAesed) exepng [pun “yrung “tweed) uvefioned ‘hsp ‘uey a1os /fed 1p) Serwso-Fuwso worerBoy “(erox1/uwBumunad /yewued /ueesapod) syei8o98 ueBuno{sury “Qep jeBaun yeduray ‘wommsay “p-149 ‘SurEU) UeMO, < “psp ‘ueunamy sued ‘uveselqoy ‘ered “eBsenfox werep uesuNgne) wBrENION < yeduioy “eadun yeduoy “uw ‘ealzenja) pesos uesturoysu usuop ueBunqneieg Sure Arey yeRequog wesyLeAUON Lp (seuodsuen ‘exepng ‘yepeqs yeduoy “e880 yeduioy ‘wou “eBren}2%) esos uesumsfuny eusBuaN Le using Burequrey yodwo.a 2 yodusoyoy‘yeKug ay nIes “ny uve equi! ueduop ueBuEra HuequrE, WEA>AOIOSUOW < 24 myes wefunany, itp “oquins s8ury ‘ewsen “ung ‘uesrom rauog ‘eure umeUN MeN eSEPIOATOAY ‘oay-oay od ‘(resoq Buyped -re80q yaar 2599-129 91 ‘giqo| 009 228008) SEEDS g URyZESEpIOG wpLIAR UEERMBIIN < (1esoq Buvpos-tfooy)yeetios umsesEpiog ypLOG WeNNBUOW < (u1/Suyed, ‘wep Suey — ue ugar, ueanomn umsesepiog epudg UEYUIPUEAUION ~ “ohsey sey reBequog myerour (esuUTET EP-UP wep ‘1sBuny uMasyET ormns “yeps “ojod urea. ‘Samquag ‘eusem ‘eure‘umieqerad /epuog fuyseur -Suiseun eep tsBitmy “eptiog Ueeg-teeg ‘epu9g wUFeU-eLTEN « Bojouyan uyeUNBAUON Gy up ‘weBtreymsod ‘uereyeiod ‘ureusog uereperod “wBuey yours wereresad) uqLopes ojouryar eusBUON BE , sp ‘uerpeldy, eqDTe quqos'nieg “youR “sp Tes: Sunpusur ‘wepeur Sues “eownoy) “uelhy “uiiue) wpe epeFoD ‘sp ‘weurewer vemwsow Bre “funep/etp proquiou /ajeuerog /soyBue> /sjors /:fq) seq BueqUIo%.941 “(2eqe umeovuag Wop unVp BUEN UEP xrIUuEG UOeALIOR ‘fueunye /wrsnuaes ‘néer/sert/qeng ‘Bueyeq /npsod ‘ape /resep ueureu) stuf ueBu9p Ueyfeuosp WeUTELTEL ‘(oeng /umexeqnod /youim ‘wemay) Teepe UE|sPSMPIOg HEMT yodUIO|I, fosoaruse9 “axoaruuro ‘axoxqq204) teuexeUr WexiesepNg WeNaY NodwOTPY ynitiag “to-to ‘wureu) sifeuyestur ‘uemoy, samy exit ep ratios | ‘aus ‘requ yea | reo tnp“cenoq-m30q “ae you “een “aroun “kai ip aaa uwstuop wtunanog Buk bres phased wefan redou Surequiey ywReqiag ynqn 2238 wep “uupdusag “w9919q ‘requres yrauag urerep (seuiodsuen ‘exepna ‘qepeat‘yf mquequiour newt wep “oom reSequog eamrep wuteLHO) LED Np URRUeURONE we un now turn vped uemueg uexreMeuoK Re <| _Inpad dexps KeNTUREISOUDUE yopeaows wniamumony Stuck roytsod PaoW 6°C “uiluop neve rnueqyp snuey dues miensos weATOPLE Mey sofoyoq rau vista pymsons “roe “emyeuRDUDION Ie pun myuiog «| uoupumeioy eguRueDoUoU capers Sumquon umuTeyeUIOL Suck noqeuod pATUIOW 87 | woanre rensos sepa epunog wg UI teRpERUOAE EID <) | pea sud | uoundeipex yavpour mau | nore reapef yenquiow exupesus puss xp ameBuou wie) <] ueyMYsS ueumye dope | anva wemes ip ueimay <| ae dexys uexuru2ouour ueuiog uemay « Suck noyeod pmTaTOW 6°2 tumues wesuap tn “ekuure pisos ueBunsur wep joy umsgedunesuot Bae ‘omy Buexo ‘nuns ‘uewin uedap tp dure mag yun ese Sreuay nee nun eped urepes toquio exe) dogs uesunatsotous ues nopeqaad PENUIOW eZ Teuoysourg reIs0s | | | | | seyed seyoq Buereq-ureseq, | saan uneend iy sumed "Bue our ead myoote rgd wna 3p pete Brel rr asp sen ving abn uinow wey WED ‘ueBuwyntiod weyepeaad auiog umperezod “eBHue qoums umppesod) eduueyerBox, ‘up evliny uespesoyakusur ymin eueys0pes“qouop 2yeph Bus Suvs0 wepeusiusu exe ‘uUp Ip yours jeussUN EVE sp ‘rexeur aepe ueydeyiuour muequiou snuey uidumurad reseqos 29H ‘edupestun) eduse8ry pel Hues ueredton meyerepefuoUr HueLOS “uespesump snurey ypseut res eyas umdnepen wedeioup ein Sues weanye NATUR “seumy eBBury menses uEELABUOHK ‘einuios yedwio1 oped weurour ueysosoquims/umsgidesous 82) “yew murat wefuop umypresoy yest new) qumef BunBBRUrreq BIRD, qumel Sunssreiz0q eéubuLO qomel SunBure Sueran woumyEusoM “Woe IsIpUOM Wep PaBND UEBLDp LIP UEAFENSaKtaM BIE paqiag semis 1éepousuour exe) Syststren meyeHBONL ‘ouoyp Buek ueMUEG SME YISEH wUI}IOLIOG wre ‘wou wedapuad seqes unusp ueypresuopuout ‘@eqioq nur “ueusm Teduptiod resser{stiour ee ‘uewiay eArey pesey Buus w1eD “eka ueiusp ueuioy uepoqied euniouoU SUeA TeUEE MOREL AAA ala a ala a a qumofiunssue dogs uexqurunasuou | Buk noqeod DUO 21°C | ee | redep Buek noyertiad PEON 11% puresefioy, doa uequruoouou Sued nofeysiod DEMUION OLE ‘uoureu neve uwuRsjeu eqrog SuEUIS | eduuemnireg wireeiureuepip yopns Tues vdv yequioy weeEI9UIN <| ‘ymuuod ederoqoq weBuap BUTE BULA rensos HEATON <| rund ueeougep Sues rnynq nepe wy[290 zeBuapuour wes yeday ueBuDp uodsosoU eID ceguesp Binoy redo} ueiusp qemefuou EES (eoequiou wep sqounduow) jndosar eswyeqiog enduron uesn(lanuoyy OF [rovquiour wep syeunsuoc) sndasas wseyeg mareyeUION OVE unuaes uBp HEY YEpuDs MELE YoUED ey yepuon desys ueureyeurod | A ‘edueisn ony wiqy] BuEK Sumo wep weuo; reBreysuoUr ‘uNAUES wIEODS BrBOIGIOq IED ~ ‘uur, uep ‘prpued “era Buvio epedoy umes wep ney yepuar dexs wexurunssouout ued napeqod peo ee vsouea ‘ekuueseBef ueBusp rensas vxrey yenquION <| ‘oxupqmanyp Sued uesee8 uvBuap fensos uneUr IeTe uesjeungiuow “weyMngoy rensas ueUEeU YqurEBuoM UNIO «| ‘gago nuad qruad ayes ‘weswuedsy ‘uouefhyoy yepn 1eHe Sunsed quod eiiuoy nfeq weynpowou weUBuIpoy EyeUL Guy sede) eXumeyesenp Buek vde uedeyBunBuow wD «| sedan Bares res weap np rue usp weuisurDy suwqrangey usydeySunBuow b1-y np wun wep ‘ueuuroM, ‘umynangoy eusBuow FTE -elem vwo9s Sour URyFTepuSHuSU BueUDS UEse eAUUEUTOT nyuequiow vy expt “yeseur ueNe wxuURUID] NBBUEBUSUE wt ‘exif riaBuaur noe “exos0y “enguis® “yereur “yIpas qeqaiuod <| cof wa098 Ip sows Isyeas uepINfURUON ET ure Bur8s0“ecuuye] 19s yMqUO NeW eI08 “eyed “UESEAN ‘nequiel ymitiog werep afeq Brey [Sey TeBIEYBUOW wre sap weqideroy wBefuow ere sparse dss uesjuntusoouou Bud noqeyuiod BITRUANN Hz. Twos uuiueng wep wee ueseungnH unpuos woequIOW, gauny ehsBuo ey90 ro eped vduesim Stropn-Buejnyp Buyos Buws wer weydwansusyy umy ueuap [Kung uesiongney ‘dexBuoy aepn neve prea qiseur edagruny undnejen exutremBpd MEAS ‘eAwy rag TeseGL0q uroyep reme wRETeS3{29>} uenduneuray empInfunaN Ze puny -pomy ueysrmusus “ekueureu wped pene joung TEMES ‘gram ad funn qoquiss wowquiaw ‘sequie eoequoN ‘urwaniag mnpeyout Teie uvpresspeon| reusBuDW ZTE umeriox rellequeg yun nying wExeUNsAUO ‘yedian exeo28 enyeg mrejour uPsuop eMursouID UEeseiod UEyCeNsuNsUaY casiuresnopep Yopns Buek ede BueyUay wLADIg yequisy, uesqesqssquew “PSuUeUUIDS UEC sUNBUN (teqias wou wep teqioa exE598 veseqeg usydexfiunsuom) psordaxyo veeyeqi9g uendureuioy umpINtinEoN Tb (peqion wou wep feqran wxe995 eseyeg ueyde(@unauou) saudsojo wseyeq TUEYEUION TEyuas earey psey umdUTEUS ‘eduure] uup weluR wAIoN SSN (tas “eIENS HOS ‘SDN vp requied uss SHANE UEP LIED} YSEY YeBEGIOG TeNGWOW | eypeur retequog weqeunsBuau uefuap russ seuaNe upp vary wepinfunuayy Sty ups sonar luvp wArey yeBeq.og reusBUOW STE “exurpequd quar neve ueueUr eptiog weynanoy wepueytssoqoy “ueyLdesay YeMeIIUT BIeDyeduisqes yepe wep puree ueiuap wexyensoeyp UNIUES Hep yTEq MBfeTHAd PINION < aiegas umjues ue syreq nojerpiod reuasuopy ve uvrerdoy qupnsos ump wmyoqas ¥.0p-Z.0P TeIPH < uopeg! uexRy(wlaur Up uedeon AION "eseNop Bue10 weunguny Weep ey-i2eyas Yepequod, oreo UENO 'p “wey denies yepequaq ume eussuoy ve ecugoy weNG, epting uesjqoquissuous /urey Buwio weadon wALEYBUON «| stat dys uequrunsouout ues royens9d BINION E'S “ums eny womdi deperion ammnds wees ueydeonsiusu eseIqiol, «| ‘ure Sueso wurde ((sues(ey) NeULOYBUON «| UE ndurew syour wespinfunuoM Bus MBI UEATOTEION ‘qeout uep yonuox IE SuEqUIIS ues snfeq wep seSeH yLOIOU UETEKRDY wBEqIOg LEAL < ‘uvdunyurt wep up exeyoUoU wsEIGIOL < Sunquias prfiog UBUBSTRUI URYEUE BSBIGIAL, ~ ‘sney wep 292% syyorour ueBrequisBuod syn yagm wioBue ueyeuNsuayy Eb “snyeq uO.oUL vp sesexpquoiout uodirequiosed rau ‘eduueses08 wep “isBuny synges eioBBue peUBBUOW €'E eyes Snpey woquyansousut Buns ngpquod pIMIUDW 7 ‘MRIOLOW MISE ysruniod Wop qseqeunin Buojos'yeeus wy UeydeonBuDLE PSIG, « ‘er eT upuruns99 refieqas umpues oqersiad umspanfaruo 2b “oyu supe weUUEI2Bunang pusdos emnd-eind ureutiog wip] axe, yoo “ueureuLed YOM uefep EISTUF MEPMTUNUON < ‘ureq ueurepeBued neve uenyeeBued ueydesousur esviq 27epn Sued vseo ner ueesEIqoN LENE “uESEEIES ‘opr uexeunsiuow YereseU UExTeso[oAuOW UreTEP JEAN < ‘uespedepuou 3rqun nyenses uesrojerour nere eqoousur ‘esuEL9g jIDps = Hiodes spHeMuoK ‘uop jpesordsyo yeysiog Sue sme UePIATuNUOLE esEIQIOL, « ‘nea doxys uequruussousut ues romeo pina Ee ne usuy deojsueyunasoouons Buek ropeqtiad PANUON Zz ALLINDOX, ‘uenyueg eds 190) ERSUNABUOW vailiaq wep "reYDS “ISH0q Suv weumutus wep weuRsjeur Isumsuorifusur esq IN jensopas uesesoyaq yRseULIN] UESEIOyOy HEP BuNpUTOU ‘reo wep Bunpunyp sney Suek ynqm werseq eUSBLoU ndureur youre uespnfimnuou Suek wereHBOy TOTTI, A eyes uep ysi0q dnpry eseIqoN Te, A ‘yeypsdnpry symnunepuos ip Suofous ndazeyy $4 yeyes npry ereo mereroBuaN be ‘2ouoLOUE : [esTW “ToRUOHIE Tuek snpey woxero8 uexrofeppur mun wopeq woRBue umgeunsRuou neuen fous uepINfiNUoN Buk MLV HOOT ‘uvBuens JUNI Wep UrHTep Ip UEUTEMAd Jere UEMBEFELISU ndureus your uespgnfimuous Sure wey INRA + ‘yeresoy wieo9s vjog BuepusuoM“uesurpurequut mnyepour yepuos- Bun “uesuLeI9q fopuad-Suetied ‘opupasspesueg “To03-res9q dosuoy feuasuo ndurey umspjodwopsBuou ueyoy MyeTU urea wep “uemsm Syniu9q UespreSepsog jeusBuoM NATE -3oS9q00) -joos}i0) Suvfiredion Suk yedures ayppusdioy Bues wep wenn, ‘uepesepiog epuog uesRunBuoUr Wesuap epuDg reUIDELOA “ekuuefiuesed ueauap vpuog umisueseusus ueBuDp vpuisg [eusBUIL ndueus sore uespinfunuoU Buek WERE LONEN (ueiuy ye10q ‘sid regan ‘yopuad Supfured ‘po2y zesaq : esas) wea weRTESEPIOg epuiog eeqiog uvspyoduojeSusur ueSusp wptiog reusBuTU ndueus sour uespinfunuow Sues ETE HOON yosa[os yodures ueyerBOs, UENO ‘esemap BuBs0 yoro raLteqIP idepoup Sues wuwqsopas yeresour ues yeooUION dure ‘res sey TeBEAION apepour (eure ap upp ‘Buy ase) ‘erons ‘ ‘eod ues ‘spmuog eure, ‘waren esurpUERED Suv smppesIp wpuTg -epuag euetpeReg ep ede Suu ueseduresuoyy 9°y ‘eau Lao-4u9 wep “sary “amsyat ‘erens ‘pes "Bod ‘ue yin yrau9q oxezom Soareu) wkureE|O8 {P wptoq-eptig [eUDBUAN 9'e avaxyesooes Loy eGDS ypqeseur uqresopocuayy Sy PON rojequoding wep tey-treyos yppeseur uexyeoourou saan mypmoluow 6°‘ureye ueBunsifuy 1p ‘wpe Suef wpusq-epusg usBuop ueBunqneyiog StreA wUYZOpOS reoos wstenayp Sek ware ESEY UE|deyBUNBUON « "ureye epuag-eptiag UPEUTBO Hep wares HEAPINTUNUIN < iP ‘aoryeg-moeq ‘are “you seoeno ‘ueuremey “trey were ueuns(Suy TeUsBUOWN BE sumpeyoso%, weep epeiog eueunp (esos uMBuMPUN MAMIE NMS < “eKUIRIDIAS |p epe Sues Sueso Hres0 uwefioyad uesuop weBuNgny9q, Suee inquie/uedeyfuspiod myeissuour wep ToANgeKuDH “(urounieg eure “resed) YROF yga! BuBA sruper | vped Wunfuroup Suuos Sued yeduio oy ere MENANGEKUOW < ecuuviunulp yeduion nqasuoW — “ex NOU UTCERDH, syuaf wep ‘wow “ure eBzenp>y wiOBBuE eure NgeKUON < (ekepnq “epeqy yeduoy pean, yeduiay ‘ueuroy ‘eBsenyox) pesosuEBuNDASUNL Bumun esau wep “YAGI yero8 “hunedusaq'ens2910q srequed synntiog urepep exurecrex, eeqiog ueyesuow 2° (seuodsuen ‘exepng “yepege yeduroy “Teun, yeduroy ‘ueura “eBreNOH) reisos ueSunsiuy eussuoW Le‘pueysopos Bojouya oenquiod ueyEq-uEyeG YeUSBUIIN A sjopues “8 rex!s ‘nesid ‘BunuNs pwsyur eueysapes ojouyjan epusq-epuog UeeUNsuod vies ueoUNAUAY 4 “ekuurereisaquep sem unypesopesuou symun eke] uup “ueBumyrod ueyeperod “uremraq, umppend ‘eifue youn uerererod)eueqsopos Pojouya ueeUNBBUIW 6 ‘eauuserei80%, vp sein uexpesojekuou symnun psuurey wep ‘ueueyeyied uerepeiod suyounieg ‘ue, yours wereresod) ‘wumqsopas ojoura: wexeunssuow “TeussUOW 6'E (oreres ‘ares ‘ndnsy-ndiny : yeste) dpa ronpeur wexrwrqsiurequiosiiod sosoud uEpINMUNUA aye uve Bt sour up “yngen e108 “ore susoqe29199 ‘sequin mug wrepep BAe, reliequog ues feauoy #9‘purmunp ‘eueuredeq ‘ededuour “ede : nsodos eum mes ENP Lp HINeT METEUNEM LeBUOp wAUELTOR < ‘ueyRangey UeBUap fensas BI821qI9e A ‘nang wepep pe BueK roqurel wee yESOUSW — ‘upp yeystp Baws wae wesjeresuars yawn esemop Bue NEE yous-sjeue tsyyeso1utiog smun yepuod rewTey uEEENsRLOW. egies ‘uou wep pequoa vrBoas eseueg ueside(funiuiou) ysordsya wsvquqiog wendureuroy umpmiinusy Te ‘equaa wow wep fequ9a ‘wevuog uwsicdeyunsiuon) sondsys vsvueg MIOURUIOW Le fouresioq ueyeur uemnge [esten) uesedurestp ued uemye ueBuap yensos wuEMsapes YoIUEd URTEURSTLTON, ~selluoprp Bued ede ryequioy WEEN, feoequious up syourtstiou) indosareseyeq9g endure umpinfinuay ore “(eoequiaur ‘uwp >yeunsuiou) srctosoa epyeg FuTeYEHIOW OTE ‘unques ‘up inquis] unBuop undeders wdexuour Younes ws¥IQaay, < “wow uepyupipued “eniiues0 depeysoy umes dens ueyuysaouout Bev noqeqod PION 61% —‘pieoes uvfionad uajroyereIm uep uesTandoy qUNsUINN — Suk roqe od PUTO 8° ‘uusesaxoy UMBUSp SefeqUIOUI Nee HDyeAUoUAEPN EyESNIE < “esungy wep Yesidiog yes SiBuRUDUE EPL “ereoiqieq ure] Sueso eye um[TEBUapUOM TeqES — ‘wou epunuou redep wed “yereus sexo] yep Burcu desig -regpe dexs| uequuuoonounnyepsod PqEECUOWN 2% ‘wou nEAuNUOW Up UME FeNsAS LUBLIN seo uemae wep uereion NEEL « eAuspoy UES UBL, < ‘ueuydistpay Ysera ep roy egos ueane eped yen deyis ueyunuszousur Buvs nojeqod HNWON O°% ~eArey psey wespmnfunuoM wBWEE < ‘pan’ uesemwuad UPauP = eAutanfoqas Teuayyp wihjoq Burs Bireso welluap iseHNMMONIO < qedepuod neve UoUTUID UEyEAAUIBUOLE BI ‘actual [Iso upaunyuy wep ‘enaBuero ‘uous, uedop 1p dune ruBI9G ~ utp eéeorad doops uequyunsouout Bunk noqenued pO Sz ‘Ivxorsowa nya 1vIsos Orr weBuETG, Buroquey ueduop yanjBuox epuog-epuog uETuNgNYsUOW ~ cueydexfiunyp 8ued esey2q, weRuap wesym wues yepH UNdneTEM HN [SE MEYEIOUNN < ‘hajuow wivo ueuap UEYoIUOONp BueK umMy-FRUNY SHU ‘eke rung e8eqz9q LUrerep TemorEETESSHHO wendure4 uepnfnoy Zt “uymanieg mnyepoU [eme uwesesyeos] TeUSBUOW ZTE‘ussfeipasip 8uek wpuog /uereiioy rwHeqeg LEP TIES YETI < ‘unjeed wep ‘umueseu “amare + estar ‘wipasiay Sues ueyrnd e-g Lrep weseW Mes YEN < ‘ueBuop Ip eur wep ‘wousupsy ‘ueyangox ueydeysunsuoN pT°b up yeusuuep “ueusButoy, ‘aoynangay meuasuoN $T'e ‘pinwos yedwisy eped wee ueysaxeqUaN NeW WENN < ‘yee wyUIMIOW WeBuop UeYeresoy YyERUOME NEW < ‘efeluostp yepn undnew pfeiuss exeoas seq yenquodip Sued weySpUA SHE IeQDTE (Suvk uereBoy uexUETefuo BueuDS qemof Sundae oss ueyuruasoouour Sek noqertod PANNA 21°C, repfupfoqsod qesnd sp ‘nuieyoqiens BAupesra | snureg teens ueBuap neq edu sens ueBuap uesjpensoGuour yqun pip uenduremwoy umspeyyoduoN, < aperog ees Bvt deve, <| “uIp umyensasuounedep Buwk noqeysiod oO 112 ‘euresoLioy "exunyadas nqueaip nee muegip sruey edurey Mensos UERDFETOU ewe sfejoq rau jvIStUT PTUTOUT YITUIONE “TETSU < purus (wom weuop | dexys weyurunszouowBues ‘Buu wep “ueuesfeur ‘ueureUr ‘ieseBEB) eqiog BuLUOS < nxpruad panmawor'e ‘SeIuMy eBBUIY eAuUESEBET UEYTeSSIOAUOW ssouapesetsy ueyuruussouour“ure Sue1o ney yous uedap ip vuoULOpas jus PAIN UENTUEHON <| (ifnuiou uep untiueyyndayiog : jess) ueBUIQUIA, | uvduap Urey eur rues erey wopdurbuod eBreysuoHN «| ‘pour uesjeunssuour us8uopuss seAne uuep vases usspynfunuon gT"+ | sos swilanope ep wAr0% peeqiag uestsoyuo wep reussuow ste “esurpoqurd rs neTe eure eptiog pu ION up ‘uPEIEIOGoN ‘ueyLdWsON YwOesOIN ‘ump ueursiogax wep ueyrdesoy eM, “snes deysuequmsoousut Suns mopeyeod puma $7 qed, Bue e129(qpuqeu Tess) uspureioay, ‘yoxon ‘yepeg] eduroy ‘eumee zesaq LeE-eY UeINGaKUIW < ‘esemap (eeoieg tepn ‘Buoyoq sep = resus) | Sunso weurguny weAUp ‘eine Sues were wesefe uesuap rensos royeyadiog ~<| Bu-EKRS YOPEGLIG sanyo ue weOREIOW 1°b eso[98 uep femuzow wnjoqos vop : Teskte) eat Puree ueU9p sq-uoqos uopequog rensos Yopeg! wenofe}au ‘ey-treys wop-wop uEXEUNERUON ~ _unreion mau Ve ania eaopeU uesINg BK ox requrunroouot ping umspequisuour / upey Buezo unsyutoday wReyUaW «| Rud maPO pyEIOW EL'z “Lins wey wpedax amas cums ens etingoeanip(n yon uendig depeqioy mynie vse: ueydeonduou vseiqioy <| wedlnnBuuep ure BueI0 ye Saeso wud (euBiN}) HoUOYALON <| —"wIpUOS up waNYBUOW Z°1 | “LMS } weny condig depron ueing wuRey weydeoNRuoN wseGIEL, <] ——_-BAN-HOEIELD INETEEE EaoR eet midiouag resieqas Lig YENTY HUN IMgaKuONE wREICIOL <) YeITY wsIEPE RMeOLEdMIOW TT) VNWOIVIN| “T x wouvatant ‘uvsva swaiaawox | vonvawaonaa | on MyaDoud Uungey, 9-8 BISA UeFurquioxieg UU;edvourd 10EyIPUL UEP UNFULqWOSUEg UITOIE(uesjeur yore ueqeunasuow Sm9q ruquous ‘eed ‘Bununsauo “jeduousus ‘sequre®Susu ‘reas euow: ‘nfeg uexuroueBuaur: rose) seHANDTe meeq.Oq, lurpjep umepep U0 WeP Wey wee weyEUTBBOM pdurEOL cueanye ueSuap sy weUTEMLIOM HELEN, {uewey wep ureuas: yest) nye ured uepero8 reeqiog nuruou UHETEP festpIoOyI21 BIeIOS ‘redox, ‘ppes “utr ‘eyeur uexRsa UREA CEATOTCIOW “your wep Suequns ‘jonuoxion ezeoos euspio0% io, UexBI08 TeBEqIN UENAAEION AursBury wep yNaTa wiosBUE TeUSBUON, « ssnyey wep ese spoiou ueBumquioduad pT yeauin “yng ole unyeunBauay ET ssnyerpioyour uep rest, sporowmueduequisusd amaun ‘eduuesperodiuwp isBuny ynqna woBBue yeusBuOW ee ‘uviuny(Suay uep utp uBysiogas| Breau PSIG, Suoquies yaifioq ueuEyo wseIqIO, « seyas een) eXumposoid unBuap Tenses vbioy sasoud URINE Menceritakan kembali apa yangdidengar dengan kosakata yang lebih banyale > Melaksanakan peri See erence a fb ienping inane mc Stccnahasd mac yngaamasrae entire ero | scar peal | | Mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapat dengan | valimat sederhana dengan berkomunikasi dengan anak atau | orang dewasa | | > Senang membaca buku-buku bergambar | Mengungkapkan perasaan, ide dengan pilihan kata yang, sesuai ketika berkomunikasi | p> Menjewab pertamyean yang lebih komples | > Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama | i ‘Membuat cerita dengan merangkilean gambar berseri | 3.12 Mengenal keakaraan awal melalui bermain [> Menanjakkan Bentukcbentuic smibol (pra menulis | > Mengenal suara huruf awal| (Suequeey hung wexdeonsuou) ofan Benguet woneui oe wu woRNGaKON | eknengrp ‘Sued vArey [SPY UEYZPSepag LIpuas FIED UeysINUD, an yey ea cmgegrand mse pa mp ung ned ug pomeseeeoe oon mp oH | rman entunae ep ney se Bue | eres Be tome | (hung ppmau Buek requres yodwojay uexnqecuayy | ee sung / Brens rensas jruny Suequiel-duequie] UepNgacuayy Arey smaH9q weBeqieq wofep Teme useressqeoy, uendureuioy cmprnfunuay 21°nyuegip nee nyuEgIp sraey edu NyENsos UEYROFEIOU NEE sfejoq mun jIStUL PEON * ypMOW “HeeEEOUDION, peur wrmoes uvelioyad ueyeoyeyour wep wesminday gUIVBUON uoumpueuroy ueyuguioouous Buek nxeyod pHMION 8z ‘uBSBI93{9q HEBD SUTEqUIOU NEE AP{EAUSU! EPA HESTIDEL edung? ueBuop yesidiog qees sumuou yep avo|qaq Urey BuBIO wy UesLeTapUE reqeS ours epunuow jedep wep yeseur sexo] epn BuwuoN deEsIoE eqs dooys umsyurumsoouour BuRK ropersied PARMA. LZ wen nBBunuow ‘wen pensos enuEBUTyR (wemne ‘wewiox) sepoy wee NeeEON ane OE NBL uurdisepox, peat argu erey, -eyps unsme depeqin yer desis uequrueouout Buek rqequied pUNUION 9°Z ‘eArex psey ueepn(tanuous eBBuMg, und ussemeiod weap ‘eAuumnjoqas feuaNP umoq Sues Sures0 UeBUAp SEHrEMUTONIOGL yedepuod wep euro, weseynarsdiuour tues9g, “eAuure] [esos “ueBunagsUN, ep ‘ery Bueso ‘nan ‘nu ‘eure, uedaprp dure ruEi9g, np Aeoxad eas uesqurusoouour Buek reed pM Sz ‘awxorsowa avisos |SunSBueuou nee suanxasuoy PUISUOM yMUN wIPIsI9g uegeur ape ueydeyiuour muequiow sraey und udumurod reeqas 19x eSupesqur) eSusvsiny ypofu Sues umyeroy ueuErefuous SurBHAg qumetiunsiue, deaysueyususoouau Sues nypyuad STM Zz nuieq Rin ueBusp nUIDLEg “ueefeppqied iesndyp wpeisg ‘nureuog yeas wkupestE neq 7 eens ueBuop nzvq eduioyp eperoq yess Buour deiay rsems weBu9p umyensacuois ymuN Ip uendwemoy ueMeYTIOAUOW ssenpsuesiuop umyensacuow yedep Sued ropusd SUMMON LEZ ‘ecure;pj9s 1p UeBUNyBUN depeysar aquioK dongs ump ueepoqiod wumuousur des eduepe wespeyyioduout wimqio deyis mun wp uendurewoy we purnsetion, doxys: ueyuqaisousu Buee ropeuad BUNUN Oe ecuuewa eras wpeday jrusod 1s3e010q sseyunmesiog ymUN exuuEUIA yeleTusKE BuEUAg <| xuueieq hun new wewer vped uemueq uesempuow Sueuag 4) eyunup exif muequiow umm Bue10 wérey / wedepuod / yey BEGUN «| nour wep ympad fom wawa9s dos uequruaouou uodsaiou uep eAULeWO) ISIPuOy UEP UeeSE Led mysBUEN <| BuEK ropeTEEd MTOM BC se1um ea uTY PAuUESEBES UEyTESSOAUOW paumpiodasedurpequdyy neve ‘weureur epusg ueyninay wep UeYISIaqey “HEYICeIOH TEMEION ump unqyssaqoy ‘ueyideroy, wBefaayy « nowodesjotmsqujuusouout Suek oqeTed PANO. PZ (reo nusd snuod yes “ueseuday ‘uouetngo3, ‘Tepn see Buned nod e8tq nfeq mepnoutour weUBUTP OH “ceyour uur rede) eSruRESe Sues ueydeisunsuoyy pe Sues rey edesoqoq ep ueMANAE Sues ueduop rensos Surped Sues wpuog / ueyerRay YUAN yedoBunieres weBusp tp yeu wep sueuiBursy ‘ueuMaAGEy cuweydeyaunsuayy bry peut uep “etry _‘weurangon_soustiuan pre cweuredu ure] Sumo wenquiou Buek noyepuodiog (qsp sesryue — uypas —Sueuos ) eps Buek ssypuoy, ueBuop renses Bus sours UEyIsardsyaAUIIK oie ‘emoas utp ueyyfepua#uaKt Wep wep LP uu euDFUONN 4 fom wrwo0s Is01H9 rsojear wespnfunUON EL wom wawoas ure] Buss ep wppisouro reusBuaw EL | umes wep inquis| ueusp undedeis edexuou youre eSeIQIOL, uewiss Syprpuad “emaBuesoepedoy rauesdespsunyuranzousu Sued rojenied pHMON 1% pinuos jeduiay eped weureu ueyseroquious/uedeioy jorur enous uvfuop uByypesay mopeuoM NeW feBuserp sepa undneur vfeluas ereoes nreq wenquodip Buek ueepuN sere IeAPIE nNfy exoypnoy seyprpuiod DBDquiay woyLIPID 2008 ump, vyDUL “AVS VEIN UDroYdss—y SoD Wop ‘URApIPUad IsOMUNS LEP umYRsD uRyRYaUU YasoU BuOAE UNAS S-b DIsn youn yofuo oumuyp umyouniod Yoflopmyp siaynas Buh yoI2) ump ‘Inqosies unbumuaday Ewubuopy -umrpoqudey os0p-osop weynsuaquied yomo poli: yon doy oped babu ‘Euxyuod yobs you dopoyios jmp yofos unouquiad byou spxyoryog Bul fppiaquns ypofiow ynsuq vonBunquad wopsoysoqey wdoouau ump Buyuod ybwos Guoh bisnubw oftep soquns woysdniow Buofi ns6ieq sbumonlied opo-oy> suomiad uoyodniow Bunfi siaued Goqas yop YoU LVHONIS HVAVEaS HOLNOD ‘3 erpaus ump ueysieqoy uep ueyEde9% peBeqroqueqeunsfuow ‘eiefuoyy smnuog feleq.og urETeP srmq RATEY SEY BTEYTUOWY A eBuapseuane amwog PRoaHOG Ep HR KHOR RA HERE UNTdMEOpE <) ep wAamH eMDIMHUNEO ST rensoe Sues vere wexeunsiuocr | pos seHARHe ump RAE | unBuap wduarennoog Bu0K yn wep mes08 Tonsia | yeROGIog emoqESREYFoRE “spor yas water wer sara Fens9s (os WAND, YENAUON ep _reusiiaw sremrad viasad ceamyepuog, coed LV IVES esnng emi, VIIVNOSwad NVC ISVSINVDHO WALHNALS “ivane ag is eau, 3S s0u10N sseuparqeiay eMpany WSN Nsan unges /uq /18 3s [essary semypuod th serge eng oye etiam, sunny fue By: revoqsesodo et nye, sseiodo rer wosesek a unygiuiaday emEig wwodope cu youre, S201 gon x cur went sem csuinoig“wioy, /usvednqny “ueyeurwooyy “UNGER ON“ ON™ ALA" UEEP ex eerey val staquioy wae seupange snes /uesedex /NSAN/ ISN /TeuoIseiodo uth /eysems /uadeu ) ya eBequIE! WeNIES STIEIS VOVAWGT NVALVS SA.LVIS HOLNOO 'H essere val e407 Beg ysutsoud vii9s wox/uarednqer wep “umyeaRDDy “weYRMIDH “ouOU ‘MAI/ A ‘wepel wuTeH rey deyBUON VAL UIST Suen: seo Suen yer, Val 1sex0] vied wep youre ISVHOT Vdd LYRVTY HOLNOO “D“sa jeuOWeN TexTpIptiag worsIs BuMUN COO UAYEL, Og LOWON TeUOISEN UENEPIPUDY wINISIS SuupUN-BuepUN a ‘oh6l 1eseq Buwpun Huepun weeynqudd SIGRINA NVSVGNV1 HOLNOO *¥ uvslenueuioy weurepeBuad now yemfos weep ueynynap qedep usp eisnueur sefeurp yedep Sued yeNINU ueLeToqay yedepioy wuaTEY WEIS] wexEpEPUDd saquins eBeqos ueydeoup wn ‘ya wanoNTEENY yosoTy wesepUET URYedruaE BAIN soqUINS FEHEgIS SEPSH we UeINd-TV syosoma uesepueT SI4OSOTI NVSVANVI HOLNOO '¢ Tempy meupney uenes eyBuy ummmMy! UeNAUEqucKuoU yMIEN Had FuepueUIoME ILD BreUUEag Yel PALE ‘gnqasior isrpuoy rueoUIayY “Buequigy20g Bue eopng vUDs BojowIN wep UENYEISBuOd num weYegNIod “FeuR uEFUEquiOyIod ueyneyseduom unuap eMRSYes exes BueouENp srey reNAY mIEYPNEY anyel ep|d Gnvd WEEK] My wUAIEY YOIO “BuEEp uve Burd wseus ip seriqenspiog Sues visnuPur eAep 1oqUINS uedeHMuod eq ese peuoM! TaPAEAIP TIP BISA YeUE UEEpIPUA ‘ONVHVIGE UVLVI HOLNOD Ivysuog wep yeyas dapry nsppruodiog unsesmquioy lures] BAepng wep jHas SyruIopErT BuepIQ Ip wesefojaquiad uespeyBUIUIH, unquvs uep uedos nyeioding umyesEq MON mila Yepnsos trMp uMIEqas vOpIIG HHsTESMALIAH pty uemdig Buedesuou UN eure weyBUEqUIDY UNqUIAUO A Uns] euRBy uesypIPUIE HEP UELETeTOquIDd HENNA “| ‘var eBequioy isi ISIN HOLNOO “1 rarest eXepng wep russ Syurspeye ueprq yp ueRTENioy yedepUOW °¢ uniues uep uedos nopepidi9g uvyeiBoy Yepnsos uep uINIogas LopINg HESfESEIqUION, yen weeds Buekesuayy eéyueeydys eyiosog YeTy eUreU HeANGaKUOW yeoqriog eSeqos yupepe seye Ip Js1a LEP sorEIPUT YoHUED 181A sO UT “T | Tueyoy ump fuemisep rey9g “daresay, “seps99 “IN ARPReOG ‘wAbwag Auk wISNyW Isws9UIH wkUPHIra>y ISIA HOLVHIGNI NVG ISIA HOLNOD “1urowog qutes sefeyaq Sueuos yeue EEBUIES siFooaped e1LO98 UPUIE UEP SEqDq ESLIOW! YOUR Awe UEUEALAd HOIOGUION ‘eduuedurequiosjiod yexSun ueduap yensos pIUTHTe Breoes yeuE uenduEUIOy UEyUEqUIOBUON, ‘eAursuoiod wuss eAuequiayied yex8un uefusp jensos Suequioyioq wep ieyss YNquIM yeuR URyUDuNUDUE Sues URTUIqUIGuIDd UEP UeyMSeBUAd UeALOqUION, jotre ueypursuioy ymuaquiour yun dapry weEduTENOy 9 syreq up 2(efos wayueerdia feusduaw wep YoY eXuepe BUEN yeuE uped ueypeUasua gurour see youre wexdorcuoW vjod rpnq wep deoqs “fexow requ pyrwous 1eBe yeuw weyderAuayy, VoVvaWaT NVArAL HOLNOO ‘N‘{WYISI NVMIGIONSA avagaNar sau —_ a seusoysnd wep disse mun 5 aq euodey uienquy “b {doopseu wep kdooyos wai0d ace wiv | (remy) | . 4 ‘ag uemniuag wep uesmequatuad “e sin Buea“ ‘my, SunI0 wenuioreg UMBC ISH ISIA ISPSTTEISOS “7 | ‘ym Fueio uvBuap nan ee ests Bea (remny meaner — | Gs sor gy ) ‘tun ueSuep emsis sue joreeL “TL oreey, BSP ) VEVLVIN WepeBoy “TL stoc unr 1] weBueso10y1 weve wma [on | va wounyeL uresiosg youl cuesefeed une anpye w8dury Ueselerod uN eae LU UBTEULSETP UEsE Sues * sofeiuour sefejoq wevwiBoy Bunsynpusut Bue ueyerBoy wueouas BuEyUR, IsHI9q BBequID] YoTO UNsnsIp WoUNKTE) wresBo%d NVNAHVL WYYDOYd HOLNOD ‘0