Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 12
KONTRAK DALAM KITAB UNDANG - UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM ISLAM (Suatu Kajian dalam Perspektif Asas — Asas Hukum) Dwi Ratna Indri Hapsari ‘Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Konsentrasi Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Tr, Soetami 36A Kentingan Surakarta Indri3009@gmail.com 081 221 111 820 Abstract ‘Common law system adopted by Indonesia affect contract law in Indonesia as well as the principle - principle. The principle - the principle of contract law in Indonesia is regulated inthe Civil Code codification. In addition, Islamic law also applies in Indonesia has a legal agreement with the principle - the principle of a separate agreement, Based on the principle of freedom of contract are contained in the Civil Code as well as Islamic Jaw every person has the right to contract freely, but there are limits. The principle - the principle of agreement in the Civil Code mupun in Islamic law has some similarities and differences. The parties to implement the agreement should be agreed before the contract is to be carried understand the principle - the principle of the contract in order to avoid it~ itis not desirable as long as the contract lasts. Keywords : principles of contract law, the Civil Code, the Law of Islam Abstrak Sistem hukum common law yang dianut Indonesia mempengaruhi hukum perjanjian di Indonesia serta asas — asasnya, Asas—asas hukum perjanjian di Indonesia diatur dalam kodilfikasi KUHPerdata, Selain itu Hukum Islam juga berlaku di Indonesia memiliki hukum perjanjian dengan asas — asas perjanjian tersendiri, Berdasar pada asas kebebasan betkontrak yang terdapat dalam KUHPerdata maupun Hukum Islam setiap orang berhak ‘melakukan kontrak dengan bebas namun ada batasannya, Asas — asas perjanjian dalam KUHPerdata mupun dalam Hukum Islam memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan, Para pihak dalam melaksanakan perjanjian hendaknya scbelum sepakat atas kontrak yang hendak dilaksanakan memahami asas — asas dalam kontrak tersebut agar tidak terjadi hal — hal yang tidak diinginkan selama kontrak berlangsung, Kata kunci : asas hukum perjanjian, KUHPerdata, Hukum Islam A. Pendahuluan dan sistem hukum Islam, Selain itu Indonesia juga, ‘memiliki sub sistem hukum adat yang masih diakui ‘Asas yang berlaku dalam hukum perjanjian secara _namun dalam penulisan artikel ilmiah ini penulis uumum dipengaruhi oleh dua sistem hukum yang hanya akan membandingkan asas perjanjian dalam berpengaruh di dunia yaitu sistem hukum civil sub sistem hukum islam dan sub sistem hukum barat Jaw dan sistem hukum common law. Indonesia dengan ciri khas Kodifikasi peraturan perundang sendiri sangat dipengarubi oleh sistem hukum civil — undangan seperti KUHPerdata yang memuat law yang merupakan peninggalan Belanda selama — mengenai asas — asas hukum perjanjian, Hukum ‘menjajah Indonesia kurang lebih 3,5 abad. Indonesia di negara dengan sistem civil law pada umumnya ‘memiliki sub sistem hukum yaitu sistem hukum barat ditujukan untuk menetapkan suatu kaidah atau norma 83 Jurmal Repertorium, ISSN:2355-2646, Edisi 1 Janwari- Juni 2014 yang berada dalam suatu lingkungan masyarakat untuk diikuti serta dipatuhi oleh masyarakat itu sendiri, Sistem hukum civil law bertumpupada tujuan hukum keadilan, maka asas yang lebih dominan dalam hukum perjanjian adalah asas itikad baik dan kesepakatan (Damang, 2013) Perjanjian merupakan bagian dari hukum perdata. Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua hukum materiil yaitu hukum yang mengatur kepentingan perorangan. Hukum perdata yang ‘mengatur mengenai hubungan antar sesama manusia ‘merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda. Pedoman politik bagi Pemerintah Hindia Belanda terhadap hukum di Indonesia dituliskan dalam pasal 131 Indische staatsregeling atau biasa disingkat dengan IS (Subekti, 1994:11), Bangsa Eropa menganut perundang — undangan yang berlaku di Negara Belanda (asas konkordasi). Golongan pribumi atau Indonesia asli dan Timur Asing (Tiong Hoa, Arab, India dan sebagainya), jika temyata “kebutuhan kemasyarakatan” mereka ‘menghendakinya, dapatlah peraturan-peraturan untuk bbangsa Eropa dinyatakan berlaku bagi mereka, baik seutuhnya maupun dengan perubahan-peruiahan dan juga diperbolehkan membuat suatu peraturan baru bersama, untuk selainnya harus diindahkan aturan-aturan yang berlaku di kalangan mereka, dan boleh diadakan penyimpanagn jika diminta oleh kepentingan umum atau kebutuhan masyarakat ‘mereka (Pasal 131 ayat (2) IS) (Subekti, 199412), Orang Indonesia asli dan Timur Asing, sepanjang ‘mereka belum ditundukkan dibawah suatu peraturan bersama dengan bangsa Eropa, diperbolehkan “menundukkan diri” pada hukum yang berlaku untuk bangsa eropa, Penundukan ini boleh dilakukan baik secara umum maupun secara hanya mengenai suatu perbuatan tertentu saja (Pasal 131 ayat (4) 1S), Sebelum hukun untuk bangsa Indonesia ditulis didalam undang-undang, bagi mereka itu akan tetap berlaku hukum yang sckarang berlaku bagi mercka, yaitu“Hukum Adat” (Pasal 131 ayat (6) IS) Subekti, 1994:12). Penumdukan diri secara diam — diam pada Hukum Eropa mengandung maksud apabila orang Indonesia asli melakukan suatu perbuatan hhukum yang tidak dikenal dalam hukumnya sendiri (hukum adat) maka ia secara diam — diam dianggap ‘menundukkan diri pada Hukum Eropa, Hasil kodifikasi atas hukum perdata yang berupa KUHPerdata sampai saat ini masih berlaku sebagai pedoman hukum materiil di Indonesia. Dasar hukum 84 berlakunya KUHPerdata adalah Pasal 1 Aturan Peralihan Undang - Undang Dasar Negara Republik. Indonesia 1945 (UUD NRI 1945) yang menyatakan ‘bahwa“ segala peraturan perundang—undangan yang, ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang ‘baru menurut Undang - Undang Dasar Ini”. Sub sistem hukum di Indonesia selain hukum barat tersebut adalah hukum Islam, Berlakunya hukum Islam di Indonesia telah mengalami pasang surut seiring dengan politik hukum yang diterapkan oleh kekuasaan negara. Bahkan di balik semua itu, berakar pada kekuatan sosial budaya yang berinteraksi dalam proses pengambilan keputusan politik. Namun demikian, hukum Islam telah ‘menga] ami perkembangan secara berkesinambungan baik melalui jalur infrastruktur politik maupun suprastruktur politik dengan dukungan kekuatan sosial budaya itu (Didi Kusnadi). Sampai saat ini, kedudukan hukum Islam dalam sistem hukum di Indonesia semakin memperoleh pengakuan yuridis. Perkembangan Ekonomi Islam sendiri di Indonesia mulai mendapatkan momentum yang berarti sejak didirikannya Bank Muamalat Berbeda dengan KUHPerdata, hukum perjanjian dalam sistem hukum Islam memiliki asas tersendiri yang mempengaruii hukum perjanjiannya, Suatu perjanjian dalam hukum Islam harus dilandasi adanya kebebasan berkehendak dan kesukarelaan dari ‘masing-masing pihak yang mengadakan transaksi sebagaimana firman Ailah SWT: “Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu” (QS, An- Nisa:29), Sistem hukum Islam di Indonesia mulai berkembang pesat ketika sistem perbankan Islam memperoleh dasar hukum secara formal dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 192 tentang Perbankan, sebagaimana telah direvisi dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan dilengkapi oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun, 1999 tentang Bank Indonesia (Wahyu Wityono, 2006), Kontribusi industri keuangan syariah memang masih kecil dibanding dominasi konvensional. Namun, tak bisa dipungkiri tingkat pertumbuhannya amat pesat, dan terbukti tetap eksis meskipun kemudian muncul kkrisis moneter, beberapa tahun ke belakang. Dati sebuah riset yang dilakukan oleh Karim Business Consulting, diproycksikan bahwa total asset bank Dwi Ratna Indri Hapsari. Kontrak dalam Kitab Undang-Undang Hukum syariah di Indonesia akan tumbuh scbesar 2850 % selama 8 tahun, atau rata-rata tumbuh 356.25 % tiap tabunnya (Adiwarman Karim, 2003:29), ‘Semakin Iuas dan beragamnya pola bisnis berbasis perekonomian syariah, maka aspek perlindungan hhukum dan penerapan asas perjanjian dalam akad atau kontrak di Lembage Keuangan Syati’ah ‘menjadi penting diupayakan implementasinya di Indonesia, Ketika suatu perjanjian tidak dilaksanakan bberdasarkan asas — asasnya maka mungkin sekali dapat menimbulkan suatuperselisihan atau sengketa. Sistem hukum barat yang melahirkan KUHPerdata yang memuat asas perjanjian serta asas perjanjian dalam sistem hukum Islam sama — sama berlaku di Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka dalam penulisan ini membahas mengenai persamaan dan petbedaan asas~ asas hukum perjanjian di Indonesia, yang diatur dalam KUHPerdata serta dalam perspektif Hukum Islam. B. Hukum Perjanjian dalam KUHPerdata 1, Pengertian perjanjian dalam KUHPerdata Istilah hukum perjanjian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu contract law, sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah overeenscomsrecht (Salim H.S., 2004:3). Suatuperjanjian adalah suatupperistiwa

You might also like