Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

JURNAL ILMIAH ILMU AGAMA DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Komunikasi Efektif pada Anak Usia Dini


dalam Pengenalan Ajaran Agama Hindu
Anggara Putu Dharma Putra 1, Dewa Putu Tagel 2
Fakultas Dharma Duta
Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Abstract The process of communication can occur anywhere such as home, office,
hospital, and school. Effective communication is the flow of information or
messages in two directions between the communicator and the
communicant as well as the information is equally addressed in accordance
with the expectations of both actors (communicator and communicant).
From the description above, the writer wants to conduct research on
“Effective Communication In Early childhood In the Introduction of the
Hindu Religion”. Based on the description of the background din above, the
writer can formulate the following problem formulation: 1) How personal
communication in the introduction of the teachings of Hinduism? 2) How
Effective Communication In Early Childhood In The Introduction Of The
Teachings Of Hinduism? 3) How the impact of Effective Communication
caused in early childhood in the introduction of the Teachings of the
Teachings of Hinduism?
To dissect the problems in this study used 3 kinds of theories,
namely 1) the Theory of interaction patterns of the relationship to
determine the personal communication in the introduction of the teachings
of Hinduism, 2) Theory of Effective Communication to determine the
effectiveness of communication in early childhood in the introduction of
the teachings of the Hindu Religion, 3) the Theory of Expectation Value to
determine the impact of the introduction of the teachings of Hinduism in
early childhood.
After getting the accurate data, followed by analyzing the data
obtained using the technique of data analysis, inter-personal
communication is a form of communication between teachers and
students, students with fellow students, teachers with parents of students
as well as students with parents that happens to the equation of perception
in penyemapian knowledge. Effective communication gives an overview of
the objectives and results to be achieved by the school maupaun teaching
teachers in the classroom Impact the internal is the ability to understand

1
angga.lecturer007@gmail.com
2
dewa_tagel@ihdn.ac.id

48
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
themselves and responsible for his own life. External impact is the result of
the processing of the knowledge process in each individual that arises
through the action.

Keywords inter-personal Communication; The Role of Effective Communication; The


Impact of Effective Communication

PENDAHULUAN dan murid di kelas. Di Taman Kanak-


Usia dini merupakan usia Kanak penyampaian pelajaran
keemasan untuk mendapaTaman Kanak- menggunakan bahasa yang sederhana
Kanakan suatu pengetahuan, yang mudah dimengerti oleh murid dan
keterampilan dan nilai-nilai moral yang menggunakan beberapa metode seperti,
nantinya akan dapat membentuk metode diskusi, tanyajawab dan
karakter bagi anak usia dini sendiri. demontrasi.
Dalam hal ini pemerintah ikut serta Interaksi sosial merupakan
membantu masyarakat dengan proses orang-orang berkomunikasi yang
mengeluarkan peraturan pemerintah dapat saling mempengaruhi dalam
No. 27/1990 tentang pendidikan pikiran dan tindakan. Interaksi juga
Prasekolah yang diartikan hubungan sosial yang dinamis
menyatakan:“Pendidikan prasekolah menyangkut hubungan antara orang
adalah pendidikan untuk membantu perorangan, antara kelompok-kelompok
pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun antara orang
jasmani dan rohani anak didik perorangan dengan kelompok manusia.
dilingkungan keluarga dalam memasuki Pengalaman anak-anak di Taman
pendidikan dasar yang diselenggarakan Kanak-Kanak merupakan jembatan
dijalur pendidikan prasekolah atau antara rumah dan sekolah. Taman
dijalur pendidikan luar sekolah” serta Kanak-Kanak mengemban misi untuk
memberikan bantuan dengan menciptakan pengalaman antara dunia
mendirikan sekolah khusus untuk anak -anak dalam keluarga dengan
mendidik anak yang usianya masih tuntutan kehidupan dan tututan belajar
prasekolah yaitu Taman Kanak-Kanak. di jenjang pendidikan selanjutnya. Dasar-
Ajaran-ajaran Agama Hindu di dasar keterampilan, pengetahuan, dan
Taman Kanak-Kanak disampaikan sikap yang diletakkan pada pendidikan
melalui komunikasi yang efektif dan prasekolah atau usia dini termasuk
sederhana, baik itu dengan komunikasi pendidikan yang dilakukan di Taman
verbal maupun nonverbal. Komunikasi Kanak-Kanak bukan hanya berpengaruh
efektif adalah aliran informasi atau pada kehidupan sekolah atau sementara
pesan dua arah antara komunikator dan saja, melainkan mempengaruhi
komunikan serta informasi tersebut kehidupan selanjutnya dan sepanjang
sama-sama direspon sesuai dengan hayat. Pemahaman agama Hindu di
harapan kedua pelaku (komunikator dan Taman Kanak-Kanak juga mengandung
komunikan). Penyampaian tentang tujuan untuk membantu perkembangan
pengenalan ajaran Agama Hindu sebagai anak sejak usia dini agar dapat tumbuh
suatu bentuk komunikasi antara guru dan berkembang secara wajar dan

49
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
seimbang sebagai anak dalam aspek- dalam pemikiran mengenai hubungan
aspek fisik, keterampilan, pengetahuan, dalam ilmu komunikasi khususnya pada
sikap, perilaku sosial dan pengertian tahun-tahun awalan berkembangnya
tentang agama sebagai pondasi dasar studi mengenai komunikasi
dalam menjalani kehidupan selanjutnya interpersonal. Kedua teoretisi ini
bersama sejumlah sarjana lainnya
Metode Penelitian dikenal juga dengan sebut Paolo Alto
Menurut Kamus Besar Bahasa Group, karena mereka kemudian
Indonesia (1989 : 932) landasan Teori mebangun lembaga bernama Mental
adalah suatu pendapat yang Research Institute di Paolo Alto,
dikemukakan sebagai keterangan suatu California. Tiga orang dari kelompok
peristiwa. Landasan teori dapat Paolo Altoini kemudian menuangkan
dikatakan suatu kebijakan dalam gagasan mereka ke dalam buku yang saat
penelitian berdasarkan pendapat yang ini sudah menjadi klasik berjudul
dikemukakan sebagai keterangan Pragmatics of humanCommunications.
dengan data yang terkumpul. Jadi Paolo Alto menyatakan ada dua
landasan teori merupakan teori-teori jenis pola hubungan yang penting yaitu
yang akan digunakan sebagai alat atau “hubungan simetris” dan “hubungan
landasan untuk menjawab permasalahan komplementer”. Hubungan simetris
yang akan diajukan, sehingga jawaban terjadi jika dua orang saling memberikan
yang dihasilkan merupakan jawaban tanggapan dengan cara yang sama. Jika
yang teoristis dan sistematis. Teori seseorang menyatakan bahwa ia yang
merupakan informasi ilmiah yang berwenang terhadap sesuatu (memiliki
diperoleh dengan cara meningkaTaman kontrol), tetapi sebaliknya orang lain
Kanak-Kanakan abstraksi pengertian- menyatakan ia yang memegang kontrol
pengertian maupun hubungan- terhadap sesuatu maka kondisi ini
hubungan pada proposisi (Triguna dkk, merupakan hubungan simetris. Contoh
1987:12). Selain itu teori juga dapat hubungan simetris ini adalah dalam hal
berfungsi untuk penjelasan, prediksi dan perebutan wewenang atau kekuasaan.
kontrol sosial. (Zamoni, 1992:4-5) serta Namun demikian hubungan simetris
mencapai hasil yang maksimal digunakan tidak selalu dalam bentuk perebutan
suatu teori sesuai dengan topik yang kekuasaan secara terbuka tetapi dapat
akan penulis bahas “Komunikasi Efektif dilakukan dengan cara yang lebih halus,
Pada Anak usia dini Dalam Pengenalan misalnya memberi respons secara pasif,
Ajaran Agama Hindu”. atau bahkan kedua belah pihak
Sehubungan dengan hal tersebut, maka berperilaku seolah-olah saling
ada beberapa teori yang digunakan oleh mendukung.
penulis sebagai landasan atau pedoman Berdasarkan teori Pola Interaksi
agar dapat mengarahkan peneliti dalam Hubungan tersebut penulis berharap
memahami persoalan yang sedang dikaji, dapat menyelesaikan dan menunjang
yaitu : rumusan masalah yang pertama, hingga
1) Teori Pola Interaksi Hubungan terjawab nilai yang diharapkan terhadap
Gagasan yang dikemukakan Gregory anak didik, sehingga jelas komunikasi
Batseon dan Paul watzlawick antar personal yang dapat terjadi dalam
memberikan pengaruh sangat besar

50
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
pengenalan ajaran Agama Hindu di sebaliknya yang mampu
Taman Kanak-Kanak. mengamalkannya lebih sedikit berarti
2) Teori Komunikasi Efektif nilai harapan belum dapat tercapai dan
Setiap hari tanpa kita sadari kita telah perlu pengulangan.
melakukan komunikasi dengan orang- Berdasarkan teori Nilai Harapan
orang disekitar kita. Karena pada tersebut penulis berharap dapat
dasarnya komunikasi merupakan sebuah menyelesaikan dan menunjang rumusan
kebutuhan dari setiap manusia yang masalah yang ke tiga, hingga terjawab
disebut sebagai makhluk sosial. Untuk nilai yang diharapkan terhadap anak
tercapainya tujuan atau harapkan dari didik. Sehingga jelas dampak yang
sebuah informasi yang disampaikan oleh ditimbulkan dalam pengenalan ajaran
seseorang atau beberapa orang kepada Agama Hindu.
orang lain tentunya harus terjalin sebuah
komunikasi yang efektif. Menurut
Widjaja (2009: 49) menyatakan bahwa PEMBAHASAN
komunikasi merupakan kegiatan Komunikasi Antar Personal dalam
pengirirman dan penerimaan lambang pengenalan ajaran Agama Hindu
ataupun keinginan untuk mengubah Dean Barlund menjabarkan komunikasi
pendapat orang lain yang merupakan antar personal sebagai “perilaku orang-
suatu usaha untuk mengadakan orang pada pertemuan tatap muka
hubungan sosial. dalam situasi sosial informal dan
Berdasarkan teori Komunikasi melakukan interaksi terfokus lewat
Efektif tersebut penulis berharap dapat pertukaran syarat verbal dan nonverbal
menyelesaikan dan menunjang rumusan yang saling berbalasan”. Jadi bila ada
masalah yang kedua, hingga terjawab proses komunikasi yang tidak
nilai yang diharapkan terhadap anak menimbulkan pertukaran isyarat verbal
didik, sehingga jelas efektifitas dan nonverbal, maka kegiatan tersebut
komunikasi pada anak usia dini dalam tidak bisa disebut proses komunikasi.
pengenalan ajaran Agama Hindu. Komunikasi antar personal merupakan
3) Teori Nilai Harapan pertemuan dari paling sedikit dua orang
Teori Nilai Harapan ini adalah teori yang yang bertujuan untuk memberikan
menegaskan harapan untuk pesan dan informasi secara langsung
mendapaTaman Kanak-Kanakan suatu dalam situasi sosial informal yang
nilai seperti yang diharapkan. Seperti melakukan interaksi terfokus melalui
halnya di Taman Kanak-Kanak, pertukaran isyarat verbal dan nonverbal.
sejauhmana pengenalan ajaran Agama Komunikasi antar personal merupakan
Hindu akan mempengaruhi sikap mental proses pertukaran informasi yang
dan tingkahlaku anak dan seberapa dianggap paling efektif dan proseswnya
banyakkah siswa yang dapat dapat dilakukan dengan cara sangat
mengamalkan ajaran-ajaran yang telah sederhana. Selain efektif komunikasi
disampaikan oleh guru disekolah. Jika antar personal merupakan proses
anak lebih banyak yang mampu pertukaran informasi yang dianggap
mengamalkan ajaran-ajaran yang penting dan menjadi keharusan bagi
disampaikan, berarti nilai harapan yang setiap insan,baik dalan organisasi formal
diharapkan dapat tercapai. Tetapi jika maupun nonformal. Setiap orang

51
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
senantiasa membutuhkan dan berusaha bahasa kita, sehingga tidak terjadi
membuka serta menjalin komunikasi kesalahpahaman dalam memahami
dengan orang lain. Adanya sejumlah cerita anak.
kebutuhan di dalam setiap diri individu d. Bantu anak mengungkapkan
hanya dapat dipuaskan melalui kegiatan perasaannya dengan bertanya. Jika anak
komunikasi antar sesamanya. masih bingung tentang apa yang
dirasakannya, apa yang membuatnya
Komunikasi efektif pada anak usia dini sedih atau gembira, maka dengan
dalam pengenalan ajaran Agama Hindu meminta ia bercerita akan membuatnya
Berkomunikasi dengan anak usia dini merasa diperhatikan.
berbeda dari berkomunikasi dengan e. Bimbing anak untuk memutuskan
remaja maupun orang dewasa. sesuatu yang tepat. Jelaskan akibat apa
Pemikiran anak cenderung lebih yang akan terjadi jika ia mengambil suatu
Sederhana, konkret (nyata), penuh keputusan, jelaskan sebab dan akibat
khayal, kreatif, ekspresif, aktif, dan selalu dari keputusan itu secara sederhana agar
berkembang. Untuk itu Para Guru dan mudah dimengerti olehnya.
Orang tua harus dapat menyesuaikan f. Emosi anak yang masih belum
cara berkomunikasinya dengan anak- stabil membuat ia mudah marah. Tunggu
anak (bukan anak-anak yang harus sampai ia tenang, baru dekati dan
menyesuaikan dengan Para Guru dan tanyakan apa yang mengesalkan hatinya.
Orang tua). Dalam bahasa lain, kita Jangan sampai membuat anak merasa
menerapkan komunikasi demokratis sedang diabaikan atau tak diacuhkan.
atau yang saling menghargai. Untuk g. Saat berkomunikasi dengan anak
membuat anak usia dini merasa nyaman usia dini, ibu dan ayah tak perlu malu,
saat berkomunikasi dengan Para Guru misalnya harus berperan sebagai badut
dan Orang tua, upayakanlah di depan anak, jika dengan cara itu anak
menerapkan hal-hal berikut: akan lebih bisa memahami dan mengerti
a. Dengarkan apa yang diceritakan apa yang para Guru dan Orang tua
anak dan pancing untuk lebih banyak maksudkan.
bercerita. Ia senang sekali menceritakan Komunikasi dengan anak yang
pengalaman-pengalaman yang baru dijalin sejak dini dapat memudahkan
dilaluinya dan ia akan bersemangat dalam mendidik dan mengarahkan anak
bercerita, jika para Guru dan Orang tua usia dini. Yang Boleh dan Tidak Boleh
mendengarkan dan tertarik dengan apa Dilakukan Para Guru dan Orang tua
yang diceritakannya. Ketika Berkomunikasi dengan Anak
b. Saat anak sedang menceritakan
sesuatu, fokuskan perhatian pada I. Yang tidak boleh dilakukan:
ceritanya. Hentikan sejenak kegiatan A. 12 gaya berkomunikasi berikut ini:
yang para Guru dan Orang tua lakukan, 1. Memerintah
ajak ia mendekat dan dengarkan dengan 2. Menyalahkan
saksama. Jika perlu, beri sedikit 3. Meremehkan
tanggapan. 4. Menasehati
c. Ulangi cerita anak untuk 5. Membandingkan
menyamakan pengertian, karena 6. Membohongi
mungkin bahasa anak berbeda dengan 7. Memberi julukan negative

52
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
8. Menghibur Contoh, ”Ibu khawatir kalau kamu
9. Mengancam berlari-larian seperti itu, nanti kamu bisa
10. Mengkritik terjatuh, Nak. Pesan Ibu, berjalan pelan
11. Menyindir saja ya Nak” Atau, “Ayah sayang kamu,
12. Menyelidik Nak. Karena itu Ayah sedih kalau kamu
Bila salah satu gaya itu dilakukan, maka suka memukul temanmu, Pesan ayah,
anak usia dini akan tidak percaya pada sayangi temanmu ya Nak. ”
perasaannya sendiri dan Anak usia dini E. Menggunakan kata motivasi
tidak percaya diri. Kemampuan anak usia Gunakan kata ”ayo”, ”coba”, ”mari”,
dini menangkap pesan masih terbatas. ”silakan” untuk menggantikan kata
Tidak memberi kesempatan pada anak ”jangan” dan ”tidak”. Catatlah berapa
usia dini untuk memahami pesan. Bila kali dalam sehari Para Guru dan Orang
hal tersebut dilakukan, maka anak usia tua menggunakan kata ”tidak”, ”sudah”,
dini tidak memahami pesan. Terjadi ”berhenti”, ”jangan”, ”tunggu”,
banyak kesalahan dalam proses ”ayah/ibu bilang apa”. Gantilah kata-
pengasuhan, akhirnya Para Guru dan kata tersebut dengan kata-kata positif
Orang tua jadi sering marah. dalam komunikasi:
Untuk memberikan motivasi dan
II. Yang boleh dilakukan: dukungan, kata ”ayo”, ”coba”, ”mari”,
A. Membaca bahasa isyarat tubuh ”silakan” dapat membantu anak usia dini
(perilaku anak). Karena bahasa tubuh mencoba melakukan. Sedangkan kata
atau perilaku anak lebih mudah dilihat ”jangan” dan ”tidak boleh” kadang
dan tidak pernah berbohong. Bahasa malah dapat mendorong anak
tubuh lebih nyata dibandingkan dengan melakukan perlawanan, penolakan atau
bahasa lisan. Bila hal tersebut tidak ingin mencoba. Contoh kalimat larangan,
dilakukan, maka kita tidak akan ”Jangan naik pohon, nanti jatuh!” Dapat
memahami anak. Anak usia dini lebih diganti dengan kalimat ajakan, “Ayo, kita
mudah emosi/marah. bermain di bawah pohon saja, pasti lebih
B. Mendengarkan ungkapan perasaan menyenangkan.” Untuk menggantikan
anak. Dengan kita mendengarkan kalimat larangan harus diberikan pilihan
ungkapan perasaan anak berarti yang dapat dipilih anak. Misalnya,
mengurangi emosi anak dan seorang anak bernama Ade, meloncat-
merangsang kemampuan berbicara. loncat di atas kursi, maka kalimat yang
C. Mendengarkan aktif. kita gunakan, misalnya, “Ade boleh
Untuk membangun anak dalam duduk di atas kursi atau boleh meloncat
hubungan sosialnya dan kepercayaan di atas karpet ini.”
dirinya. Caranyad engarkan dengan F. Menggunakan kalimat dan kata-
sungguh-sungguh sepenuh perasaan. kata positif.
Wajah ibu-ayah menghadap langsung ke Mengajak dengan menggunakan kalimat
wajah anak, dengan pandangan mata positif dan melarang dengan alasan yang
sejajar. bisa dipahami anak. Contoh, anak mau
D. Menggunakan “pesan saya….”. naik pohon yang basah karena hujan.
Untuk melatih anak memahami perasaan Kalimat yang biasa digunakan adalah,
orang lain. Caranya: Ungkapkan ”Kamu jangan naik pohon, nanti jatuh.”
perasaan (positif) ibu-ayah kepada anak. Sebaiknya ganti dengan kalimat, ”Nak,

53
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
coba lihat, pohon ini licin karena hujan Untuk melatih anak memiliki
semalam, kamu bisa terpeleset dan pengetahuan tentang tata bahasa yang
jatuh kalau naik pohon ini.” Atau, ”Pohon benar, kita tidak dibenarkan mengikuti
ini licin karena hujan semalam, kamu bisa atau menirukan kata-kata anak yang
terpeleset dan jatuh kalau memanjatnya, masih belum jelas, atau pemenggalan
jadi sebaiknya kamu tidak naik pohon kata yang tidak utuh. Contoh: kata
ini.” Anak berjalan dengan menyeret ”mam-mam” untuk ”makan”, ”embin”
selimutnya. atau ”obin” untuk ”mobil”, dan
Kalimat yang biasa digunakan, sebagainya.
”Selimutnya jangan diseret-seret begitu, Jadi, kita harus mengucapkan kata
nanti jadi kotor.” Gantilah dengan dengan istilah yang sebenarnya dan
kalimat positif berikut, ”Maaf, Nak, jelas. Contoh, kita mau meminta anak
selimutnya sebaiknya tidak diseret-seret usia dini menirukan kata ”makan”.
begitu, nanti jadi kotor.” Atau, ”Maaf, Jangan katakan, ”Nak, agar kamu jadi
Nak, angkat selimutnya supaya tetap kuat dan sehat, kamu harus ma....”
bersih.” (mengharap anak melanjutnya dengan
G. Membiasakan mengucapkan kata suku kata ”kan”). Seharusnya kita
“terima kasih”, “permisi”, ”maaf” dan mengatakan, ”Nak, agar kamu jadi kuat
”minta dan sehat, kamu harus makan. Harus
tolong” pada anak sesuai dengan apa, Nak?”, dengan harapan anak akan
kejadiannya. Contoh: mengatakan ”makan”. Jadi, gunakan
“Terima kasih ya, Nak, Bunda dibantu kata yang utuh.
merapikan mainan.” J. Memberikan contoh perbuatan dari
“Permisi ya, Nak, Ibu ke dapur sebentar.” Para Guru dan Orang tua.
“Maaf, Nak, kita bermainnya sudah Apa yang dilihat anak akan dilakukan,
cukup dulu, sekarang waktunya mandi.” karena anak lebih percaya pada apa yang
“Nak, Ayah minta tolong, sampahnya dilihat daripada didengar. Jadi, sebaiknya
dibuang di tempat sampah, ya.” Para Guru dan Orang tua memberikan
H. Mengembangkan pertanyaan contoh perbuatan secara langsung pada
terbuka. anak. Antara lain, Pembiasaan
Untuk melatih berpikir kritis dan menggosok gigi saat anak telah tumbuh
kecerdasan anak usia dini. Caranya: giginya. Ibu dan ayah menggosok gigi di
- Ajari anak membedakan perbuatan baik dekat anak, anak diberikan sikat gigi yang
dan buruk. sesuai dan dapat memotivasinya untuk
Contoh, ketika anak menonton film mencoba, semisal sikat gigi dengan
kartun Tom and Jerry, tanyakan bentuk dan gambar-gambar lucu.
kepadanya, ”Nak, menurutmu, Pembiasaan membuang sampah di
perbuatan Tom dan Jerry yang selalu tempat sampah. Para Guru dan Orang
berkelahi itu, baik apa tidak ya? tua menunjukkan sambil berkata, ”Kalau
Sebaiknya bagaimana, ya?” Ajari anak membuang sampah harus di tempat
membedakan benar dan salah. Contoh, sampah.” Para Guru dan Orang tua
”Nak, sebaiknya kita membuang sampah memberikan contoh merapikan mainan,
di mana, ya?” lalu anak diminta melanjutkan sampai
I. Menggunakan kata-kata yang tuntas. Atau, Para Guru dan Orang tua
benar. mengajak dan anak merapikan mainan

54
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
bersama-sama, ”Nak, ayo kita simpan Menurut Mulyana dalam
kembali mobil-mobilan ini di kotak (Harahap, 2014 : 26) menyatakan;
mainannya.” Para Guru dan Orang tua “bahasa dapat juga dianggap sebagai
seringlah membaca buku, majalah, atau sistim kode etik verbal. Bahasa dapat
koran di dekat anak. Sediakan buku didefinisikan sebagai seperangkat simbol
cerita bergambar yang sesuai dengan dengan aturan untuk mengkombinasikan
usia anak untuk merangsang anak simbol-simbol yang digunakan dan
tertarik dengan buku dan akhirnya jadi dipahami suatu komunitas. Namun
gemar membaca. sebagai alat komunikasi bahasa juga
Pakar komunikasi lain, Joseph A memiliki keterbatasan. Keterbatasan
Devito mengemukakan komunikasi bahasa itu meliputi: 1) keterbatasan
sebagai transaksi. Transaksi yang jumlah kata yang tersedia untuk
dimaksudkannya bahwa komunikasi mewakili objek, 2) kata bersifat ambigu
merupakan suatu proses dimana dan kontekstual, dan 3) kata-kata
komponen-komponennya saling terkait mengandung bias budaya”.
dan bahwa para komunikatornya beraksi
dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan Komunikasi Nonverbal
keseluruhan. Dalam setiap proses Komunikasi nonverbal adalah
transaksi, setiap elemen berkaitan penyampaian pesan tanpa kata-kata dan
secara integral dengan elemen lain komunikasi nonverbal memberikan arti
(Suprapto, 2006 : 5). Agar apa yang pada komunikasi verbal. Yang termasuk
disamapaikan oleh komunikator kepada komunikasi nonverbal adalah: 1) Ekspresi
komunikan mampu dipahami dengan Wajah merupakan sumber yang kaya
baik oleh komunikan perlu terjalin dengan komunikasi, karena ekspresi
sebuah komunikasi yang efektif. Dalam wajah cerminan suasana emosi
pembahasan ini khususnya komunikasi seseorang. 2) Kontak mata, merupakan
efektif pada anak usia dini dalam sinyal alamiah untuk berkomunikasi.
pengenalan agama Hindu di Taman Melalui kontak mata juga memberikan
Kanak-Kanak. kesempatan pada orang lain untuk
mengobservasi yang lainnya. 3)
Komunikasi Verbal Sentuhan adalah bentuk komunikasi
Komunikasi Verbal adalah personall mengingat sentuhan lebih
komunikasi yang mempergunakan kata- bersifat spontan dari pada komunikasi
kata, lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal. 4) Postur tubuh dan gaya
ini paling banyak dipergunakan dalam berjalan.
hubungan antar kehidupan. Melalui Menurut Johnson dalam Harahap
kata-kata, mengungkapkan perasaan, (2014 : 109) menyatakan, perilaku
emosi, pemikiran gagasan atau maksud, nonverbal memiliki karateristik sebagai
menyampaikan fakta, data dan informasi berikut: 1) merupakan kebiasaan maka
serta menjelaskannya, saling perasaan bersifat otomtis dan jarang disadari. 2)
dan pemikiran, saling berdebat dan Berfungsi mengungkapkan perasaan-
bertengkar. Komunikasi verbal bahasa perasaan yang sebenarnya, kendati
sangat memegang peran yang sangat demikian kata-kata seseorang dapat
penting (Harjana, 2003:22). menyembunyikannya. 3) komunikasi
nonverbal merupakan sarana utama

55
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
untuk mengungkapkan emosi. Agar merupakan seuah ujian bagi para calon
benar-benar memahami pembicaraan ayah. Banyak para calon ayah yang sering
seseorang, maka bagian nonverbal dan tidak memperhatikan istri hamil yang
komunikasinya harus sungguh-sungguh sedang dalam masa ngidam, dan itu
dicermati. 4) Memiliki makna yang merupakan salah satu pendidikan yang
berlainan pada bagaian lingkungan salah. Karena sesungguhnya saat itu
budaya yang berbeda. 5) memiliki makna calon bayi sedang menguji keteguhan
yang berbeda dari orang ke orang atau sang calon ayahuntuk membuktikan
pada orang yang sama namum berlainan bahwa dia adalah seorang yang pantas
waktu. dan bertanggung jawab untuk dijadikan
Dalam konsep Hindu, mendidik orang tua. Jika sampai ada calon ayah
seorang anak dimulai semenjak dalam yang mengabaikan istri pada saat hamil,
kandungan. Hal ini termuat dalam maka akan lahir seorang anak yang
Semara Reka dan Angastya Prana. Untuk berani kepada orang tua, hal ini seperti
dapat mendidik anak agar menjadi termuat dalam Lontar Semara Reka dan
seorang yang Suputra, maka terlebih Angastya Prana. Masa kehamilan adalah
dahulu orang tualah yang harus merubah masa yang penting untuk mendidik si
dirinya menjadi orang tua yang baik. calon bayi. Maka dari itu tidak
Karena itu dianjurkan dalam sastra agar diperbolehkan memarahi wanita hamil,
seorang ibu mengandung setelah proses menipu atau bahkan mengagetkan
upacara perkawinan. Disamping wanita hamil. Seperti termuat dalam
menghindari pengaruh beban psikis jika tattwa cerita tentang Ida Bhatara Dewi
hamil sebelum melangsungkan upacara Uma yang pada waktu beliau hamil
perkawinan, setelah melalui upacara sempat dikagetkan oleh gajah sehingga
perkawinan maka Sanghyang Kama Ratih saat melahirkan maka lahirlah putera
dalam diri orang tua telah disucikan beliau sang Ganesha yang berkepala
sebelum bertemu dan menjadi benih dan Gajah. Cerita ini sesungguhnya
lading harus dibersihkan dan disucikan menjelaskan kepada kita bahwa
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil seberapa pun beratnya kondisi, rasa
yang baik. Mendidik anak semasih di emosi dan perasaan yang tidak baik
dalam kandungan atau yang diistilahkan lainnya, maka semua itu harus
Prenatal, dimulai dari pembenahan pola dikendalikan karena masa kehamilan
fikir dan sikap kedua orang tua. Saat adalah masa beryoga bagi kedua orang
mengandung maka kedua orang tua tua.
sesungguhnya sedang beryoga untuk Setelah pendidikan dalam
mampu mengekang dan menghindari kandungan, maka ada pendidikan
segala sesuatu yang tidak baik agar tidak setelah bayi lahir atau yang diistilahkan
berpengaruh pada janin. Wanita hamil Pascaanatal. Dalam konsep ajaran Hindu
diharuskan untuk terhindar dari seorang anak yang baru lahir hingga
perasaan yang kuat, misalnya marah, berusia enam tahun tak ubahnya seperti
sedih, terlalu bergembira, terlebih lagi seorang dewa maka perlakukanlah dia
sampai bertengkar saat hamil karena seperti seorang dewa. Tidak
perasaan tersebut akan mempengaruhi diperbolehkan melakukan kekerasan
perkembangan dan karakteristik si bayi. terhadap anak usia tersebut baik berupa
Masa-masa ngidam bagi wanita hamil kekerasan kata-kata maupun fisik.

56
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
Pendidikan seorang anak dalam fase yang tepat untuk menjalankan fungsi di
seperti dewa telah diterapkan oleh atas.
leluhur kita sejak lampau, oleh karena itu Setelah anak berusia diatas tujuh
jika kita lihat implementasinya di belas tahun maka orang tua harus bisa
masyarakat, misalnya tidak ada aka nada memposisikan diri sebagai seorang
orang yang marah jika ada anak kecil sahabat bagi anak-anaknya. Saat dewasa
mempermainkan kepala kakeknya, atau seorang anak sudah mulai mengikuti
anak kecil bermain diatas bantal tempat kata hatinya, sehingga orang tua harus
tidur. mampu memahami kondisi tersebut.
Ketika si anak sudah menginjak Dengan bersikap seperti sahabat bagi si
usia enam sampai dua belas tahun maka anak, maka aka nada keterbukaan antara
seorang anak tidak ubahnya seperti orang tua dan anak sehingga orang tua
seorang raja, dia sudah mulai meminta akan lebih mudah mengontrol dan
ini dan itu. Sebisa mungkin orang tua menasehati si anak. Sudah tidak lagi
harus menuruti, tentunya dalam batas- dalam usia tersebut untuk memarahi dan
batas yang wajar. Jika anak agak nakal mengekang anak seperti memarahi anak
maka harus dinasehati dengan sabar dan kecil. Hal tersebut justru akan membuat
dengan kasih saying seperti menasehati anak semakin jauh dan tertutup dengan
seorang raja, karena dalam masa ini orang tua.
seorang anak sedang mengembangkan
kemampuan otaknya sehingga memiliki Dampak pengenalan ajaran Agama
rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hindu pada anak usia dini
Saat anak sudah berusia dua 1) Dampak internal
belas tahun hingga tujuh belas tahun Dampak Internal merupakan dampak
maka seorang anak harus mulai diajarkan yang terjadi dalam diri individu
disiplin. Seorang anak harus mulai diberi khususnya anak-anak di Taman Kanak-
tugas dan tanggung jawab. Ajari anak Kanak dalam rangka menerima
untuk melakukan tugasnya dengan pengetahun yang diproses dalam diri.
bertanggung jawab. Misalnya diberi Hal ini dapat dilihat dari perubahan sikap
tugas menyapu, mengepel, membanten dan tingkah laku anak setiap harinya.
dan sebaginya. Dalam masa ini orang tua Menurut Momas dalam Goldburg dan
harus bisa menerapkan ajaran Catur Larson, (1985:56), ada 3 unsur dalam
Naya Sandhi yaitu sama, beda, dhana suatu kelompok yaitu kegiatan interaksi
dan danda. Kapan orang tua harus dan perasaan terdiri dari tindakan-
berposisi sama sejajar dengan anak tindakan anggota kelompok yang
(sama), kapan harus memposisikan diri berhubungan dengan tugas kelompok.
berbeda dengan anak yaitu sebagai Dalam melakukan tindakan-tindakan
seorang guru dan pendidik sekaligus tersebut mereka terlibat dalam suatu
pengawas (beda), kapan saatnya orang interaksi yaitu mereka memperlihatkan
tua harus memberikan hadiah kepada saling ketergantungan dan saling
anak sebagai motivasi bagi si anak menanggapi dalam bertingkahlaku.
(dhana) dan kapan saatnya kita Meskipun definisi Hotmans tentang
memberikan hukuman kepada elemen ini tidak hanya mencakup aspek
anak(danda) harus dipahami saat-saat komunikasi tetapi sebagaian besar

57
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
interaksi tersebut melibaTaman Kanak- dini bersifat egosentrisme, dalam
Kanakan komunikasi anatar pribadi. kelompoknya anak-anak saling berbicara
Dampak internal dari pendikan tanpa mengharapkan saling mendengar
agama Hindu pada anak usia dini di atau saling menjawab.
Taman Kanak-Kanak adalah mereka
menjadi lebih rajin bersembahyang dan PENUTUP
dapat melakukan Mantram Gayatri Komunikasi antar personal merupakan
sendiri, yang dulunya mereka tidak dapat proses pertukaran informasi yang
melakukan sendiri”. Hal ini dianggap paling efektif dan proseswnya
memperlihatkan di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan dengan cara sangat
seorang anak di dalam dirinya memiliki sederhana. Selain efektif komunikasi
pemahaman terhadap pengenalan yang antar personal merupakan proses
diberikan sehingga mau melakukannya. pertukaran informasi yang dianggap
Adanya komunikasi efektif akan penting dan menjadi keharusan bagi
mempengaruhi eksternal dan internal setiap insan, baik dalan organisasi formal
setiap individu di Taman Kanak-Kanak . maupun nonformal. pengenalan ajaran
Sehingga hal ini akan memunculkan agama Hindu pada anak usia dini di
dampak eksternal dan internal yang pada Taman Kanak-Kanak membutuhkan
masing-masing individu. Dampak yang komunikasi antar personal untuk
dimunculkan bereda-beda tergantung memberikan pemahaman dan
tingkat pemahaman serta pengolahan pertukaran informasi baik antar siswa,
informasi terhadap pelajaran khususnya antar siswa dan guru, guru dengan guru,
pelajaran agama yang diberikan. siswa dan orang tua maupun antar orang
Sehingga dalam proses interaksi saat tua siswa dan guru.
pelajaran di kelas dan interaksi saat Komunikasi efektif sangat berperan
bermain bersama ada anak-anak yang dalam meningkatkan pemahaman dan
aktif dan kreatif tetapi ada juga anak - pengertian dalam pemahaman ajaran
anak yang pendiam bahkan tidak mau Agama Hindu. Komunikasi efektif
berbuat apapun. memberikan gambaran terhadap tujuan
2) Dampak Eksternal dari dan hasil yang hendak dicapai oleh
Pengenalan Agama Hindu di Taman sekolah maupaun pengajaran guru di
Kanak-Kanak kelas. Komunikasi efektif dapat dibagi
Dampak eksternal adalah hasil dari menjadi dua , yaitu komunikasi verbal
pengolahan proses pengetahuan di dan komunikasi nonverbal.
dalam diri setiap individu yang Ada dua dampak yang dipengaruhi dari
dimunculkan melalui tindakan. Secara pengenalan ajaran Agama Hindu pada
teoritis sistem internal tumbuh dari anak usia dini di Taman Kanak-Kanak .
sistemeksternal tetapi kedua-duanya Dampak ini dilihat dari segi Eksternal dan
berlangsung secara bersamaan dalam Internal siswa. Dampak Internal
kelompok. Kemampuan eksternal merupakan dampak yang terjadi dalam
berhubungan dengan kepekaan diri individu khususnya anak-anak di
seseorang untuk berinteraksi dengan Taman Kanak-Kanak dalam rangka
orang lain atau kelompok. Anak usia dini menerima pengetahun yang diproses
mengalami kesulitan menerima dalam diri. Dampak eksternal adalah
pendapat orang lain karena anak usia hasil dari pengolahan proses

58
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019
pengetahuan di dalam diri setiap individu Yogyakarta: Media Pressindo,
yang dimunculkan melalui tindakan. 2006.
Syaiful, Rohim., 2009. Teori Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA Perspektif, Ragam, dan Aplikasi.
Jakarta : Rineka Cipta.
Ahmad,Djauzak, 1995/1996. Himpunan Winda Gunarti, 2008. Metode
Peraturan tentang Sekolah Dasar, Pengembangan Perilaku Dan
Jakarta. Kemampuan Dasar Anak usia dini,
Adi, I Gusti Made. 2007. Efektifitas Jakarta : Universitas Terbuka.
Komunikasi Sosial Dalam
Melestarikan Subak Sebagai
Warisan Budaya di Subak Uma
Mambal ( Skripsi). Denpasar
Universitas Dwijendra.
Anna Poedjiadi, 2007. Filsafat Ilmu,
Jakarta Universitas Terbuka.
Bungin, Burhan, 2006. Metodelogi
Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT.
Raja Grafindo.
Gullo, W., 2002. Metode Penelitian,
Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Harahap, Edi. 2014. Komunikasi Antar
Pribadi, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Iqbal, Hasan, 2002, Pokok-Pokok Materi
Metodelogi Penelitian dan
Aplikasinya, Jakarta : Ghalia
Indonesia.
Koentjaraningrat, 1958. Kebudayaan
Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
Moleong, 2004. Metodelogi Penelitian
Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Nurlaila, N.Q Mei Tientje, 2004.
Pendidikan Anak usia dini Untuk
Mengembangkan Multipel
Intelegensi. Dharma Graha Group.
Shadily, Hasan., 1984. Ensiklopedi .
Yogyakarta : Yayasan Kanisius.
Soegeng Santoso, 2004. Pendidikan Anak
usia dini. Jakarta : Citra Pendidikan
Indonesia.
Suprapto, Tommy. Pengantar Teori
Komunikasi. Cetakan Ke-1.

59
WIDYA DUTA | VOL. 14, NO. 1 |2019

You might also like