Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
1 SM
1, JULI 2015
Sri Sangkawati
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang
E-mail: srisangkawati@gmail.com
Abstract
The flood disaster is one of the natural phenomena that are difficult to avoid. The risk of flood losses that
occur in urban areas is generally greater than that occur in the countryside, which it is more due to the
differences in the level of public welfare facilities and population density factors The increase in population
and the high cost of residential land in urban areas, the greater the pressure of land use for settlement
penetrated even in areas that have the potential to floodwaters. To avoid big losses due to flooding and loss
of life, it is necessary to disaster management which includes the establishment of alternative evacuation
routes, the storage location of refugee. This study will analyze and choose the path of evacuation of the
population that are effective and safe as a result of flood-based Geographic Information System (GIS). Stages
study began with an analysis of the magnitude of flooding, inundation extents, data collection and analysis of
population, density and location of concentrations of residential quarters, global topography and the existing
road network system. The study used a case in West Semarang Regency, with a fairly dense population and
prone to flooding. Results of this study are expected to be applied to the area of research and can be used as
a model for the evacuation of residents due to floods elsewhere.
Abstrak
Bencana banjir adalah salah satu fenomena alam yang sulit dihindari. Resiko kerugian banjir yang terjadi di
perkotaan pada umumnya lebih besar dari pada yang terjadi di pedesaan, yang hal ini lebih dikeranakan
pada perbedaan tingkat fasilitas kesejahteraan masyarakat dan faktor kepadatan penduduk. Bertambahnya
penduduk dan mahalnya lahan hunian di perkotaan, maka makin besar tekanan pemanfaatan lahan untuk
pemukiman bahkan merambah pada areal yang berpotensi/riskan terhadap genangan banjir. Untuk
menghindari kerugian yang besar akibat banjir dan korban jiwa, maka perlu pengelolaan bencana yang
antara lain meliputi penetapan alternatif arah jalur evakuasi, lokasi tampungan pengungsi. Penelitian ini
akan menganalisis dan memilih jalur evakuasi penduduk yang efektif dan aman akibat bencana banjir
berbasis Sistem Informasi Geografis (GIS). Tahapan penelitian dimulai dengan analisis besarnya banjir,
luasan genangan banjir, pendataan dan analisis jumlah penduduk, kepadatan dan lokasi konsentrasi tempat
tinggal penduduk, kondisi topografi global dan sistem jaringan jalan yang ada. Penelitian menggunakan
kasus di Kecamatan Semarang barat, dengan penduduk yang cukup padat dan rawan banjir. Hasil penelitian
ini diharapkan akan dapat diaplikasikan pada daerah penelitian dan dapat digunakan sebagai model
evakuasi penduduk akibat bencana banjir ditempat lain.
23
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
Raising public
Local social awareness
Institutional structure Land Use
strengthening strengthening Regulation
Disaster
management plan
Flood
Institutional forecasting & Alternative plans
strengthening warning
Food proofing
Evacuation
plan
24
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015
Pemilihan jalur evakuasi yang tepat, pemilihan 3. Belum adanya jalur evakuasi akibat bencana
lokasi pengungsian (tampungan) yang memenuhi banjir yang disepakati bersama dan dapat
syarat, sangat membantu mengurangi kerugian dan digunakan oleh setiap stakeholder.
khususnya penyelamatan jiwa. Pada penelitian ini,
dipilih Kecamatan Semarang Barat sebagai study Metode Penelitian
kasus karena sering terjadi banjir, penduduknya
padat, dan mewakili wilayah perkotaan. Penelitian Metode penelitian yang dilakukan disajikan di
dimaksudkan guna menjawab pertanyaan: dalam bagan alir pada Gambar 2. Data hujan yang
digunakan adalah dari 4 stasiun hujan yaitu Sta.42
1. Bagaimana analisis banjir yang terjadi dan Simongan, Sta. 44 Mijen, Sta. 65 Ungaran dan Sta.
penyediaan peta rawan bencana banjir di 41 Tugu, dengan panjang data hujan 23 tahun
Kecamatan Semarang Barat. dimulai dari 1991 – 2013. Pada lokasi penelitian
2. Bagaimana memilih lokasi tempat evakuasi terdapat 3 (tiga) daerah aliran sungai (DAS), yaitu
yang aman dari genangan banjir. DAS Silandak, DAS Siangker, dan DAS Garang.
Mulai
Peta DAS
Data hujan
Analisis Hidrologi
Metode Poligon Thiessen
Peta administrasi
Kec. Semarang Barat
Ya
Selesai
25
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
Hasil dan Pembahasan DAS adalah Log Normal. Curah hujan rencana
periode ulang 100 tahun untuk masing-masing
Analisis debit banjir DAS adalah sebagai berikut:
Luas pengaruh keempat stasiun hujan pada 1. DAS Silandak adalah 322 mm.
masing-masing daerah aliran sungai disajikan pada 2. DAS Siangker adalah 560 mm.
Gambar 3, Gambar 4, dan Gambar 5. Sedangkan 3. DAS Garang adalah 401 mm.
jenis distribusi yang paling mendekati untuk semua
26
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015
27
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
Analisis debit banjir dilakukan dengan menggunakan periode ulang 100 tahun. Model
menggunakan software HEC-HMS. Sehingga basin untuk masing-masing daerah aliran sungai
output yang dihasilkan adalah debit banjir rencana seperti terlihat pada Gambar 6, Gambar 7, dan
(grafik dan tabel). Curah hujan rencana yang Gambar 8.
digunakan sebagai input direncanakan
Gambar 6. Basin Model DAS Gambar 7. Basin Model DAS Gambar 8. Basin Model DAS
Silandak Siangker Garang
28
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015
Gambar 9. Luas genangan Gambar 10. Luas genangan banjir Gambar 11. Luas genangan
banjir Sungai Silandak Sungai Siangker banjir Kanal Banjir Barat
Hasil running HEC-HMS menunjukkan debit Hasil analisis dengan HEC-RAS dan RAS Mapper
puncak untuk DAS Silandak sebesar 258,5 m3/s. menghasilkan peta genangan banjir yang terdiri
Debit puncak untuk DAS Siangker sebesar 285,2 dari dua jenis yaitu kedalaman dan kecepatan
m3/s. Debit puncak DAS Garang sebesar 3.591,9 banjir. Ploting kedua jenis peta tersebut ke dalam
m3/s. peta administrasi dengan 4 skenario adalah sebagai
berikut :
1. Analisis Hidrolika a. Skenario A: Peta genangan banjir didasarkan
pada meluapnya Sungai Silandak saja seperti
Analisis profil muka air sungai (hidrolika) terlihat pada Gambar 12 dan Gambar 13.
menggunakan software HEC-RAS, dan dengan b. Skenario B: Peta genangan banjir didasarkan
bantuan HEC-RAS dan RAS Mapper, penelitian pada meluapnya Sungai Siangker saja seperti
ini mampu mengetahui berapa luas genangan terlihat pada Gambar 14 dan Gambar 15.
banjir yang meluap di masing-masing sungai. c. Skenario C: Peta genangan banjir didasarkan
pada meluapnya Kanal Banjir Barat saja seperti
Batas (luasan) genangan yang terjadi berdasarkan terlihat pada Gambar 16 dan Gambar 17.
hasil running HES-RAS ditampilkan dengan RAS d. Skenario D: Peta genangan banjir didasarkan
Mapper dan disajikan pada Gambar 9, Gambar 10, pada meluapnya ketiga sungai (keseluruhan)
dan Gambar 11.Peta Genangan Banjir seperti terlihat pada Gambar 18 dan Gambar
19.
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
INSET
9220000
Kecamatan Tugu
9210000
9210000
SKALA
SUMBER
29
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
9240000
9240000
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
Kecepatan banjir :
0,00 - 0,50 m/s
Kecamatan 0,51 - 1,00 m/s
Semarang Barat 1,01 - 1,50 m/s
1,51 - 2,00 m/s
> 2.00 m/s
9220000
INSET
9220000
Kecamatan Tugu
9210000
9210000
SKALA
SUMBER
9240000
9240000
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
INSET
9220000
Kecamatan
Tugu
Kecamatan
9210000
9210000
SKALA
Semarang Barat 0 200 400 600 Meters
SUMBER
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
Kecepatan banjir :
0,00 - 0,50 m/s
0,51 - 1,00 m/s
1,01 - 1,50 m/s
1,51 - 2,00 m/s
> 2.00 m/s
9220000
INSET
9220000
Kecamatan
Tugu
Kecamatan
9210000
9210000
SKALA
Semarang Barat
0 200 400 600 Meters
SUMBER
30
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015
9240000
9240000
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
Kedalaman genangan banjir :
Kecamatan 0,00 - 0,30 meter
Semarang 0,31 - 0,60 meter
Utara 0,61 - 1,00 meter
1,01 - 1,25 meter
1,26 - 1,40 meter
> 1,40 meter
9220000
INSET
9220000
Kecamatan
Semarang Barat
9210000
9210000
SKALA
SUMBER
9240000
9240000
S
KETERANGAN
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
Kecepatan banjir :
Kecamatan 0,00 - 0,50 m/s
Semarang 0,51 - 1,00 m/s
Utara 1,01 - 1,50 m/s
1,51 - 2,00 m/s
> 2.00 m/s
9220000
INSET
9220000
Kecamatan
Semarang Barat
9210000
9210000
SKALA
SUMBER
S
KETERANGAN
LAUT JAWA
Batas kecamatan
Jalan
Sungai
Kec. Semarang Barat
Kec. lainnya
9230000
9230000
INSET
9220000
Kecamatan
Tugu
9210000
9210000
SKALA
Kecamatan SUMBER
Semarang Barat
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
420000 430000 440000 450000
31
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
9240000
9240000
S
KETERANGAN
9230000
9230000
Kecepatan banjir :
0,00 - 0,50 m/s
0,51 - 1,00 m/s
1,01 - 1,50 m/s
1,51 - 2,00 m/s
> 2.00 m/s
9220000
INSET
9220000
Kecamatan
Tugu
9210000
9210000
SKALA
Kecamatan
SUMBER
Semarang Barat
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
420000 430000 440000 450000
Banjir mulai datang adalah pada saat air sungai Banjir mulai datang pada jam 01:49 saat debit
meluap melewati tanggul Sungai Silandak yaitu mencapai 170 m3/detik sedangkan debit
209 m3/detik dan terjadi pada jam 03:26 maksimalnya sebesar 285,20 m3/detik dan
(dengan cara coba-coba memasukkan debit terjadi pada jam 03:00. Maka waktu
kemudian di-running dengan HEC-RAS) evakuasinya adalah selisih antara jam 03:00
sedangkan debit maksimalnya sebesar 258,50 dengan jam 01:49 yaitu 71 menit.
m3/detik dan terjadi pada jam 04:00. Maka
32
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 21, NO. 1, JULI 2015
9240000
9240000
S
KETERANGAN
b Titik acuan
c Tempat Evakuasi
Jalur 1
Jalur 2
Jalur 3
9230000
9230000
Batas Kecamatan
Jalan Raya
Kecamatan Kecamatan Semarang Barat
Semarang Barat Kecamatan Lainnya
Genangan banjir
9220000
INSET
9220000
Ja la n G i sik d ro n o
b
b
b bb
b
cc b
c ccc
cc c
Kecamatan Tugu
Jl. St
asiu
9210000
9210000
SKALA
n Je
raka
0 200 400 600 Meters
h
c S DN Ta m b a kh a r jo
Ma s jid N u ru l Fa la h
B an d a r a A h ma d Y a n i
b
cc
SUMBER
K an to r L u ra h Ta m b a kh a r jo
Gambar 20. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario A
b PRPP
N
PETA JALUR EVAKUASI
W E
Jl. Madukoro SKENARIO B (2)
9240000
9240000
S
KETERANGAN
Jl. Puri Anjasmoro
b Titik acuan
c Tempat Evakuasi
Jalur 1
Jalan di Gisikdrono Jalur 2
9230000
Jalur 3
9230000
b
9220000
INSET
9220000
Jl. RE Martadinata
b
Jl. Ro ngg
b bb
Bandara Ahmad Yani b
cc b
c ccc
SMPN 30
b cc c
ola we
c
Jl.
Ba
Pasar Karangayu
ar
Jl. Jembawan
aA
c
9210000
9210000
c
cc
ad
Ya
wan gi
c Museum Ronggowarsito c SUMBER
Jl. Sili
c Kantor Lurah SalamanMulyo
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
Kantor Lurah Kalibanteng
420000 K 430000 440000 450000
Gambar 21. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario B
S
KETERANGAN
b Titik acuan
c Tempat Evakuasi
Jalur 1
Jalur 2
SPBU Puri Anjasmoro Jalur 3
9230000
9230000
Jl. Wiroto 1
Jl. Cokrokemba
b
b bb
gu R
c
ng
Pasar Karangayu
9210000
9210000
SKALA
Kantor Kecamatan SmgBarat
c c
cc
Polsek Semarang Barat 0 200 400 600 Meters
Masjid Baitul Atiq
Gambar 22. Beberapa jalur tercepat menuju tempat evakuasi pada Skenario C
3) Skenario C (Kanal Banjir Barat banjir). C dapat dilihat pada Gambar 22. Banjir mulai
datang pada jam 07:15 saat debit mencapai
Pada skenario C, ditentukan 6 lokasi untuk 3000 m3/detik sedangkan debit maksimalnya
tempat evakuasi. Jalur evakuasi pada Skenario sebesar 3717,60 m3/detik dan terjadi pada jam
33
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Pranoto Samto Atmodjo, Sri Sangkawati, Arief Bayu Setiaji
Analisis Efektivitas Jalur Evakuasi Bencana Banjir
2. Areal yang tergenang meliputi pemukiman dan Engelberg, Miriam, 1990. Understanding GIS: The
ArcInfo Method, CA: Environmental System
areal lain seluas 10,80 Km2.
Research Institute, Redlands, USA.
3. Berdasarkan genangan ketiga sungai
ESRI, 2008. Geographic Information Systems:
bersamaan, ada 12 lokasi tempat penampungan
yang aman. Providing the Platform for Comprehensive
Emergency Management, Redlands, USA.
4. Dari lokasi yang tergenang menuju lokasi
Kurniawan, L., Yunus, R., Amri, M. R., dan
tampungan ada 18 alternatif jalur evakuasi.
Narwawi Pramudiarta, 2011. Indeks Rawan
5. Ada 3 jalur evakuasi yang memerlukan waktu Bencana Indonesia, BNPB, Jakarta.
lebih besar dari waktu evakuasi ijin, yaitu dari
Prahasta, E., 2009. Sistem Informasi Geografis:
areal PRPP dengan asumsi Jalan Kaki. Tetapi
bila dengan menggunakan sepeda motor, semua Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan
jalur aman. Geomatika), Informatika Bandung, Bandung.
34
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL