Kepmenpan 195 Jabfung PKP

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 46
t EAHA <0 APAR AGRA Ta fi PENPAY ieee ICP ASE, KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA ~ NOMOR : KEP/195 /M.PAN/12/2004 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS KESELAMATAN PELAYARAN. DAN ANGKA KREDITNYA. MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang —:a. _bahwa dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dipandang perlu meninjau kembali Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 46/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Pelayaran; b. bahwa sesuai dengan perkembangan ruang lingkup kerja Teknisi Pelayaran, maka nama Jabatan Teknisi Pelayaran dipandang tidak sesuai lagi dan perlu diganti dengan Jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran; ©. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, dipandang perlu menetapkan Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran dan Angka Kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara; Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003 ; Mengingat 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; 6, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 7, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2004; 10. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2003; Memperhatikan : 1. Usul Menteri Perhubungan dengan surat Nomor KP.303/1/ 8A.PHB- 2003 tanggal 8 Desember 2003; 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan Surat Nomor K.26-14/V.103-9/87 tanggal 24 Nopember 2004 MEMUTUSKAN: Menetapkan :_KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS KESELAMATAN PELAYARAN DAN ANGKA KREDITNYA, BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan 1. Pengawas Keselamatan Pelayaran, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan tugas/kegiatan pengawasan kkeselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut. 2. Perencanaan pengawasan keselamatan pelayaran, adalah proses mempersiapkan kegiatan untuk melaksanakan pengamatan, analisa dan evaluasi dalam rangka mewujudkan keselamatan pelayaran dan kkelancaran lalu lintas angkutan laut, 3. Kenavigasian, adalah bagian dari kegiatan keselamatan pelayaran yang meliputi kegiatan penyelenggaraan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (BNP), penetapan alur pelayaran dan kegiatan telekomunikasi pelayaran. 4, Pemeriksaan kelaiklautan kapal dan manajemen keselamatan kapal, adalah pemeriksaan terhadap kondisi kapal yang berkaitan dengan kkeselamatan kapal, pencegahan pencemaran dan manajemen keselamatan kapal, pengukuran, kebangsaan, pendaftaran kapal, pengawakan dan pemuatan. 2 5. Pemanduan, adalah bagian cari kegiatan keselamatan pelayaran yang ‘meliputi kegiatan pemberian petunjuk dan penaschat (adviser) olah gerak kapal kepada Nakhoda baik di perairan wajib pandu dan atau diperairan pandu luar biasa. 6. Penegakan hukum di laut dan penyelamatan, adalah kegiatan untuk menegakkan peraturan keselamatan pelayaran untuk kelancaran lalu lintas angkutan laut, patroli di pelabuhan dan di perairan, pemberian pertolongan terhadap musibah kecelakaan «li perairan (SAR laut), salvage dan pekerjaan bawah air serta penanggulangan pencemaran akibat tumpahan minyak di laut 7. Kesyahbandaran, adalah kegiatan pengawasan terhadap pemenuhan pertaturan-peraturan untuk menjaga ketertiban dan kelancaran lalu lintas kapal di pelabuhan dan pengeluaran SIB setelah memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal. 8. Kelancaran lalu lintas angkutan laut, adalah kegiatan yang meliputi stevedoring, cargodoring dan delivery (bongkar/muat barang dari dan ke kapal), kelancaran angkutan laut antar pulau dan kelancaran angkutan laut dari dan ke luar negeri 9. Pengawas Keselamatan Pelayaran ~Terampil, adalah Pengawas Keselamatan Pelayaran yang mempunyai kualifikasi teknis atau penunjang profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan pengetahuan teknis di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut. 10. Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli, adalah Pengawas Keselamatan Pelayaran yang mempunyai kualifikasi profesional yang pelaksanaan tugas dan fungsinya mensyaratkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran Jalu lintas angkutan laut. 11. Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran, adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Pengawas Keselamatan Pelayaran. 12, Angka kredit, adalah nilai dari tiap butir kegiatan dan atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Pengawas Keselamatan Pelayaran dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan pangkat/ jabatan. BABIL RUMPUN JABATAN, INSTANSI PEMBINA, KEDUDUKAN, DAN TUGAS POKOK Pasal 2 (1) _Jabatan fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran termasuk dalam Rumpun Teknisi dan Pengontrol Kapal dan Pesawat. 2) _Instansi Pembina Jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran adalah Departemen Perhubungan. 3 Pasal 3 (1) Pengawas Keselamatan Pelayaran, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu_ lintas angkutan laut pada Departemen Perhubungan. (2) Jabatan Pengawas Kesclamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil Pasal 4 Lingkup tugas_pokok Pengawas Keselamatan Pelayaran, adalah Perencanaan pengawasan keselamatan pelayaran, —_kenavigasian, pemeriksaan kelaiklautan kapal dan manajemen keselamatan kapal, pemanduan, penegakan hukum di laut dan penyelamatan, kesyahbandaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut. BAB III UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal 5 Unsur dan sub unsur kegiatan Pengawas Keselamatan Pelayaran yang dapat dinilai angka kreditnya, adalah : 1. Pendidikan, meliputi a, Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/ gelar; b, Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP). c. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan serta memperoleh sertifikat. 2. Pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan Jaut, meliputi : a. Perencanaan pengawasan keselamatan pelayaran; b. Kenavigasian; ©. Pemeriksaan kelaiklautan kapal dan’ manajemen keselamatan kapal; d. Pemanduan; ¢. Penegakan hukum di laut dan penyelamatan; {. Kesyahbandaran; &- Kelancaran lalu lintas dan angkutan laut. 3. Pengembangan profesi Pengawas Keselamatan Pelayaran, meliputi : a. Perolehan Licence; b. Pembuatan karya tulis dan atau karya tulis ilmiah di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan Kelancaran lal lintas angkutan laut; ©. Penerjemahan/penyaduran buku atau karya ilmiah di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan Kelancaran lalu lintas angkutan laut; d. Pengembangan teknologi tepat guna di bidang keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutran laut; ¢. Perekayasaan standar sarana/prasarana keselamatan pelayaran; f. Penyusunan pedoman petunjuk teknis di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; & Konsultasi di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut, 4. Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas, meliputi : a. Peningkatan usaha keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; b. Pengajar dan atau Pelatih di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; c. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi/konggres; d. Keanggotaan dalam organisasi profesi/ ilmiah di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; e. Keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran; £. Perolehan penghargaan/tanda jasa; g Keanggotaan dalam delegasi ilmiah di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; h. Perolehan jjazah lainnya BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 6 (2) Jenjang jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah : a. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula; b. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana; ©. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Lanjutan; d. Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia, (2) Jenjang pangkat Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan jenjang jabatan, adalah a. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a; b, Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana 1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang Il/ b; 2. Pengatur, golongan ruang II/c; 3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang U/d. ©. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Lanjutan : 1. Penata Muda, golongan ruang III/a; 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IlI/ b. d. Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia : 1. Penata, golongan ruang IlI/c; 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. (9) Jenjang jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, adalah : a. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama; b. Pengawas Keselamatan Pelayaran Muda; cc. Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya. (4) Jenjang pangkat Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (3) sesuai jenjang jabatan, adalah : a. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama 1. Penata Muda, golongan ruang IlI/a; 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang IlI/b b. Pengawas Keselamatan Pelayaran Muda 1. Penata Muda, golongan ruang III/c; 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya : 1. Pembina, golongan ruang IV/a; 2, Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, (8) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (4) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing: masing jenjang jabatan (6) Penetapan jenjang jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah angka Kredit yang dimiliki berdasarkan penetapan pejabat yang berwenang, menetapkan angka kredit schingga dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dan ayat (4), BAB V RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI Pasal 7 (1) Rincian kegiatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut: a, Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula 1. Merawat/ memelihara peralatan survey; 2. Melaksanakan perawatan/pemeliharaan SBNP_ sebagai anggota; 3. Memasang SBNP dilokasi sebagai anggota; 4, Menyusun laporan kegiatan usaha kuasa pethitungan jasa; 5. Memeriksa naskah biaya telepon, telegram, radio dari/ke SROK; 6. Menyusun tagihan biaya jasa Telkompel dengan AAIC dalam dan luar negeri; 7. Membuat laporan bulanan pelayaran kapal, pemeliharaan kapal, pemakai BBM, minyak lumas dan airtawar, daftar nominative awak kapal, konsep tata cara pemberian bantuan kapal, dan surat pengalaman berlayar awak kapal; 8 Melaksanakan tugas jaga untuk pengamanan dan penanggulangan musibah dilaut sebagai anggota; 9. Memberkas kecelakaan kapal untuk diajukan ke Ditjen Hubla GT. 7 s/d GT. 35; 10. Ikut serta dalam patroli untuk keamanan dan ketertiban di pelabuhan sebagai anggota; b, Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana 1 2. 3. yen ags 10. 1 12, 13, 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 22. 23. 24, Mengevaluasi tenaga TMS/PMS; Merakit SBNP; Melakukan tugas kirim dan terima berita telekomunikasi pelayaran berita fixed service; Melakukan tugas jaga pada pesawat pemancar sesuai kebutuhan frekuwensi pada stasiun radio penerima; Merawat sarana prasarana telekomunikasi pelayaran; Mengadministrasi berita telekomunikasi pelayaran; Mengolah naskah berita/telegram radio pelayaran; Memantau penggunaan frekuwensi kapal; Mengevaluasi laporan bulanan__pelayaran_kapal, pemeliharaan kapal, pemakaian BBM, nominatif awak kapal, surat kawat non posision kapal; Memelihara, memperbaiki peralatan - listrik/mekanik/ elektronik; Mengoperasikan peralatan mesin dibengkel; Mengawasi pendistribusian bahan bakar gas untuk pelampung suar dan rambu suar; Mengesahkan gambar kapal untuk jenis kapal layar motor (KLM); Mengawasi pembangunan kapal untuk jenis KLM; ‘Memeriksa fisik untuk persyaratan lambung timbul untuk jenis KLM; Menghitung besaran lambung timbul untuk penerbitan sertifikat jenis KLM; Melaksanakan uji stabilitas kapal dengan jenis KLM; Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran ‘apal KLM; ‘Mengawasi uji berlayar kapal KLM; Mengukur kapal dengan metode dalam negeri; Mengawasi pemasangan tanda selar dan tanda pendaftaran; Memandu kapal di laut untuk perairan wajib pandu klas III; Melakukan tugas siaga kepanduan; Melaksanakan tugas jaga untuk pengamanan dan penanggulangan musibah dilaut sebagai ketua; 2. 26. 27. 28. 29, 30. 31, 32. 33, Memberkas kecelakaan kapal untuk diajukan ke Ditjen Hubla GT.35 s/d GT. 75; Melakukan pemeriksaan konstruksi bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam SCUBA sebagai penyelam siaga; Melakukan pemeriksaan konstruksi bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam SCUBA sebagai penyelam; Melakukan pemeriksaan konstruksi bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam SSBA. sebagai penyelam siaga; Melakukan pemeriksaan konstruksi bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam SSBA sebagai penyelam; Melakukan pemeriksaan konstruksi bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam Mix Gas Diving sebagai penyelan siaga; Melakukan pemeriksaan konstruksi. bawah air dan pekerjaan selvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan sistem selam Mix Gas Diving sebagai penyelam; Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam SCUBA sebagai : a. Penyelam Siaga; b. Penyelam; Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam SSBA sebagai : a. Penyelam Siaga; b. Penyelam; Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam Mix Gas Diving sebagai : a. Penyelam Siaga; b. Penyelam; |. Melakukan pemeriksaan bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam SCUBA sebagai : a. Penyelam Siaga; b. Penyelam; 35. Melakukan pemeriksaan bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam SSBA sebagai a, Penyelam Siaga; b. Penyelam; 36. Melakukan pemeriksaan bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam Mix Gas Diving sebagai a. Penyelam Siaga; b. Penyelam; 37. Ikut serta dalam kegiatan patroli untuk keamanan dan ketertiban di pelabuhan sebagai anggota; 38, Memeriksa kapal scbelum diberikan surat ijin berlayar; 39. Mengawasi kegiatan olah gerak kapal pindah tempat (chipting), sandar dan berangkat dari pelabuhan; 40. Mengawasi kegiatan jasa maritim (salvage, floating reapair, leaning) di DLKR dan DLKP; 41. Memeriksa kelengkapan dokumen pengoperasian kapal milik/charter/keagenan; 42, Mengawasi pelaksanaan kegiatan receiving; 43. Mengawasi embarkasi dan debarkasi_ penumpang di pelabuhan; Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Lanjutan : 1. Melakukan survey alur pelayaran; 2. Membuat peta alur; 3. Memasang SBNP di lokasi sebagai ketua; = Melaksanakan perawatan/pemeliharaan SBNP sebagai ketua; 5, Melaksanakan tugas jaga dengar keselamatan pelayaran pada stasiun radio pantai; 6. Melakukan tugas kirim dan terima berita telekomunikasi pelayaran, meliputi berita public service (kapal niaga, perusahaan pelayaran); 7. Memantau penggunaan frekuwensi stasiun radio pantai dari pihak lain; 8. Mengevaluasi laporan alat keselamatan/kelengkapan kapal; 10 9. Mengevaluasi kegiatan bengkel kenavigasian; 10. Mengesahkan gambar kapal barang /tongkang; 11, Mengawasi pembangunan kapal barang/tongkang; 12, Melaksanakan uji stabilitas kapal dengan jenis kapal barang/tongkang; 13. Memeriksa fisik kapal untuk penggantian bendera Indonesia kapal barang/tongkang; 14, Menguji peralatan pencegahan pencemaran; 15. Memeriksa persyaratan perusahaan tank cleaning kapal; 16. Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebarakan kapal barang; 17, Mengawasi uji berlayar kapal barang; 18. Mengukur kapal dengan metode Suez atau Panama; 19. Meneliti dokumen sistem manajemen keselamatan pada perusahaan dan kapal; 20, Memandu kapal di laut pada perairan wajib pandu Klas Il; 21, Melakukan tugas siaga kepanduan; 22. Memberkas Kecelakaan kapal untuk diajukan ke Ditjen Hubla GT. 76 keatas; 23. Melakukan pemeriksaan kontruksi bawah air dan pekerjaan salvage (dokumentasi dan pemeriksaan bawah air) dengan menggunakan peralatan a. Sistem selam SCUBA sebagai Pengawas/supervise penyelam. b. Sistem selam SSBA sebagai Pengawas/supervise penyelam. ©. Sistem selam Mix Gas Diving _ sebagai Pengawas/supervise penyelam. 24. Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam = SCUBA __ sebagai Pengawas/supervise. 25. Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam SSBA sebagai Pengawas/supervise. 26, Membuat dokumentasi bawah air dengan menggunakan peralatan sistem selam Mix Gas Diving sebagai Pengawas/ supervise un 27. Melakukan pemeriksaan bawah air, dengan menggunakan peralatan Sistem selam SCUBA sebagai Pengawas/supervise penyelam. 28. Melakukan pemeriksaan bawah air, dengan menggunakan peralatan Sistem selam SSBA sebagai Pengawas/ supervise penyelam. 29, Melakukan pemeriksaan bawah air, dengan menggunakan peralatan Sistem selam = Mix Gas._—_—Diving sebagaiPengawas/ supervise penyelam. 30. Melakukan pemeriksaan/pemasangan/ pengamanan instalasi di laut; 31. Tkut serta dalam kegiatan patroli untuk keamanan dan ketertiban di pelabuhan sebagai anggota; 32, Ikut serta dalam kegiatan patroli untuk keamanan dan ketertiban di pelabuhan sebagai ketua; 33. Melaksanakan pengawasan kelaiklautan kapal, diberikan pada awak kapal akan berangkat dari pelabuhan untuk menerbitkan surat ijin berlayar; 34. Mengawasi kegiatan bongkar muat dan penyimpanan bahan/ barang berbahaya; 35, Mengawasi kelancaran lalu lintas gerakan kapal di DLKR dan DLKP; 36. Mengumpulkan dan mengolah data operasional angkutan laut dalam negeri, khusus, pelayaran rakyat dan perintis; 37. Mengawasi pelaksanaan kegiatan cargodoring; 38. Memeriksa dan meneliti dokumen muatan kedatangan dan kebarangkatan kapal di pelabuhan; 39. Mendeteksi dengan menggunakan perangkat RDF untuk membantu kapal dalam menentukan posisinya Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia : 1. Mengawasi pembangunan/rehabilitasi SBNP; 2. Mengevaluasi tingkat keandalan SBNP; 3. Melakukan tugas kirim dan terima berita marabahaya/ musibah di laut; 4. Memantau pengoperasian sarana/prasarana telekomunikasi pelayaran; 5. Membuat komponen dan rekayasa pada _bengkel kenavigasian; 6. Memilih standar sarana/ prasarana keselamatan pelayaran; 12 10. oh 12. 13, 14. 15. 16. 17. 18. 19, 20. a. 22. 24. 26. 27. Mengesahkan gambar kapal ikan; ‘Mengawasi pembangunan kapal ikan; Memeriksa fisik untuk persyaratan lambung timbul garis muat dalam negeri; Menghitung besaran lambung timbul untuk penerbitan sertifikat garis muat dalam negeri; Melaksanakan uji stabilitas kapal dengan jenis kapal ikan; Memeriksa fisik kapal untuk penggantian bendera Indonesia kapal ikan; Memeriksa kapal untuk perpanjangan sertifikat; Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran; Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran kapal ikan; ‘Mengawasi uji berlayar kapal ikan; Mengukur kapal dengan metode internasional; Memandu kapal di laut pada perairan wajib pandu klas |; Memandu kapal di pelabuhan (bandar) pada perairan wajib pandu klas It; Melakukan tugas siaga kepanduan; Mengawasi kegiatan pengadaan dan atau perbaikan kapal patroli/SAR; Melaksanakan pekerjaan PSCO kapal asing dan kapal Indonesia yang keluar negeri; . Memeriksa kelengkapan persyaratan dokumen untuk rekomendasi penggunaan tenaga kerja asing; ‘Mengawasi pelaksanaan trayek liner dan tramper dalam dan luar negeri, . Mengawasi keagenan kapal asing dari dan ke luar negeri (PKKA); ‘Mengawasi pelaksanaan tarif angkutan laut dan perusahaan penunjang angkutan laut; Mengawasi pelaksanaan Kegiatan stevadoring (bongkar muat di pelabuhan); 28. Mengevaluasi hasil koordinasi dengan instansi. 2) Rincian kegiatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Abli sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut : a. Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama : 13 see en 10. 11 12, 13, 14 15. 16. 7. 18. 19. 21. 22. Mengidentifikasi alur pelayaran dan penempatan SBNP; Mengolah data survey; Melaksanakan pengawasan docking kapal; Melakukan rancang bangun fasilitas keselamatan pelayaran; Mengevaluasi telegram/surat/berita kespel; Membuat mapel kapal-kapal yang masuk/keluar dalam AAIC dalam negeri maupun luar negeri; Melaksanakan korespondensi hutang piutang dengan AAIC dalam negeri dan huar negeri. Mengevaluasi berita pertolongan dari instansi berwenang. dan meneruskan kepada semua stasiun kapal dan instansi terkait yang menanganinya, serta meneruskan ke kapal- kapal yang memancarkan berita marabahaya atau segera bahwa kapan pertolongan dapat diberikan; Mengesahkan gambar kapal tanker; ‘Mengawasi pembangunan kapal tanker; |. Melaksanakan uji stabilitas kapal tanker; Memeriksa fisik kapal untuk penggantian bendera Indonesia kapal tanker; Mengawasi uji berlayar bagi kapal baru/perombakan kapal; Mengawasi pelaksanaan tank cleaning di kapal; Memeriksa persyaratan fasilitas perbaikan _peralatan instalasi radio komunikasi, alat navigasi kapal dan alat penolong keselamatan; ‘Memverifikasi sistem manajemen perusahaan atau kapal; Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran kapal tangker; Mengawasi uji berlayar kapal tanker; Memandu kapal di pelabuhan (bandar) pada perairan wajib pandu klas I; |. Melakukan tugas siaga kepanduan; Memberkas kecelakaan kapal untuk diajukan ke Mahkamah Pelayaran GT. 7 5/d GT 35; ‘Mengevaluasi hasil pemeriksaan, pengawasan, pemasangan, dan pengamanan instalasi di laut dan pekerjaan jasa maritim; . Menguji peralatan selam agar laik selam yang meliputi alat selan SCUBA; “4 24. Menguji ketrampilan penyelam untuk menggunakan peralatan sebagai penyelam SCUBA; 25. Mengevaluasi pengujian peralatan selam, kecakapan dan keterampilan penyelam serta laporan hasil penyelaman, konstruksi bawah air dan pekerjaan salvage; 26. Mengevaluasi kegiatan pengadaan dan atau perbaikan kapal patroli/SAR; 27. Mengumpulkan dan mengolah data operasional angkutan laut luar negeri; 28. Mengevaluasi laporan operasional angkutan laut dalam negeri, khusus, pelayaran rakyat dan perintis; 29. Mengawasi kapal-kapal wisata laut yang beroperasi di dalam negeri; 30. Memeriksa dan meneliti pemberitahuan RPT, PPKA dan PKKA; 31. Mengevaluasi pola trayek armada nasional; 32. Mengevaluasi fasilitas gudang, alat bongkar muat, dermaga dan TKBN 33. Menyelidiki tindak pidana pelayaran; 34, Menyidik tindak pidana pelayaran. Pengawas Keselamatan Pelayaran Muda 1. Mengkaji dan mengevaluasi kinerja pelayanan operasional pelabuhan umum dan pelabuhan khusus tingkat kesulitan I; 2. Mengkaji dan mengevaluasi atas penggunaan tanah/ lahan dan perairan tingkat kesulitan I; 3. Mengesahkan gambar kapal penumpang; 4, Mengawasi pembangunan kapal penumpang; 5. Memeriksa fisik untuk persyaratan garis muat internasional; 6. Menghitung besaran lambung timbul untuk penerbitan sertifikat garis muat internasional; 7. Mengawasi pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan Kapal Kenavigasian; 8. Melaksanakan uji stabilitas kapal penumpang; 9. Memeriksa fisik kapal penumpang untuk penggantian bendera Indonesia; 10. Menguji alat-alat penolong; 11, Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran kapal penumpang; 15, 12, 13, 14. 15, 16. 17. 18. 19. 20. 21. 2. 24, 25. 26. Mengawasi uji berlayar kapal penumpang; Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran kapal tanker; Memandu kapal di pelabuhan (bandar) pada perairan wajib pandu klas I; Melakukan tugas siaga kepanduan; Memberkas kecelakaan kapal untuk diajukan ke Mahkamah Pelayaran GT 35 s.d. GT. 75; Memberkas kecelakaan kapal untuk diajukan ke Mahkamah Pelayaran GT. 76 ke atas; Menguji peralatan selam agar laik selam yang meliputi alat selam SSBA; Menguji peralatan selam agar laik selam yang meliputi alat selam Max Gas Diving; Menguji ketrampilan penyelam untuk menggunakan alat selam SSBA; Menguji ketrampilan penyelam untuk menggunakan alat selam Mix Gas Diving; Menilai/mengevaluasi laporan kegiatan operasional kapal patroli/SAR; Mengevaluasi laporan operasional angkutan laut luar negeri; Mengevaluasi kebutuhan dan penempatan armada niaga nasional; Menyelidiki tindak pidana pelayaran; Menyidik tindak pidana pelayaran; . Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya : 1 Mengkaji dan mengevaluasi kinerja pelayanan operasional pelabuhan umum dan pelabuhan khusus tingkat kesulitan I; Mengkaji dan mengevaluasi atas penggunaan tanah/ lahan dan perairan tingkat kesulitan II; Menganalisa dan mengevaluasi data keselamatan pelayaran; Menera dan memilih standar sarana/prasarana keselamatan pelayaran; ‘Mengesahkan gambar kapal cepat; Mengawasi pembangunan kapal cepat; ‘Melaksanakan uji stabilitas kapal cepat; 16 8. Memeriksa fisik kapal untuk penggantian bendera Indonesia kapal cepat; 9. Menguji peralatan deteksi dan sistem pemadam kebakaran kapal cepat; 10. Mengawasi uji berlayar kapal cepat; 11. Melaksanakan tugas siaga kepanduan; 12. Menganalisa dan mengevaluasi_ data _operasional perusahaan pelayaran berdasarkan voyage report/ manifest; 13. Menganalisis dan mengevaluasi kegiatan bongkar/muat dari laporan perusahaan bongkar muat (PBM); 14, Menganalisis dan mengevaluasi kegiatan masuk/keluar barang ke/ dari gudang pelabuhan; 15. Mengkafi dan menganalisis masalah perselisihan di antara perusahaan pelayaran sehubungan dengan penetapan pola trayek; 16. Menyelidiki tindak pidana pelayaran; 17. Menyidik tindak pidana pelayaran. (3) Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi dan penunjang tugas Pengawas Keselamatan Pelayaran diberikan nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil dan Lampiran I bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli. Pasal 8 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat jenjang jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2), Pengawas Keselamatan Pelayaran yang satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatan dapat melakukan tugas tersebut berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan. Pasal 9 Penilaian angka kredit Pengawas Keselamatan Pelayaran yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, ditetapkan sebagai berikut 1. Pengawas Keselamatan Pelayaran yang melaksanakan tugas di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1. 7 Pengawas Keselamatan Pelayaran yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran IL. Pasal 10 (1) Unsur kegiatan Pengawas Keselamatan Pelayaran yang dinilai dalam pemberian angka kredit, terdiri dari : a. Unsur utama; dan b. Unsur penunjang. 2) Unsur utama terdiri dari a. Pendidikan. b. Pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut. c. Pengembangan profesi Pengawas Keselamatan Pelayaran, (3) Unsur penunjang adalah pendukung kegiatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 angka 4. (4) Rincian kegiatan jabatan fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran dan angka kredit dari masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sebagai berikut : a. Lampiran I bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil; b. Lampiran I bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Abii Pasal 11 (1) Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV, dengan ketentuan: a, Sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal dari unsur utama. b. Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh persen) angka Kredit berasal dari unsur penunjang, (2) Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat J, golongan ruang IV/b. dan menjadi Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c dari angka kredit kumulatif yang disyaratkan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) harus berasal dari unsur pengembangan profesi. 18 (3) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/ Pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut dipethitungkan untuk kenaikan jabatan/ pangkat berikutnya, (4) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang memperolch angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya wajib mengumpulkan sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) angka kredit dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk Kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut dan/atau pengembangan profesi. (5) Apabila kelebihan jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud ayat (3) memenuhi jumlah angka kredit untuk kenaikan jabatan dua tingkat atau lebih dari jabatan terakhir yang diduduki, maka Pengawas Keselamatan Pelayaran yang bersangkutan’ dapat diangkat dalam jenjang jabatan sesuai dengan jumlah angka kredit yang dimiliki, dengan ketentuan a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam jabatan; b. Setiap unsur penilaian dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (6) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang naik jabatan sebagaimana dimaksud ayat (6), setiap Kali kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi disyaratkan mengumpulkan 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi tersebut, yang berasal dari kegiatan pengawasan kesclamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut dan/atau pengembangan profesi; (7) Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia, pangkat Penata Tingkat L golongan ruang Ul/d, setiap tahun sejak menduduki pangkat/jabatannya wajib mengumpulkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka Kredit dari kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut dan/atau pengembangan profesi; (8) Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun sejak menduduki jabatan/ pangkatnya wajib mengumpulkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut dan/atau pengembangan profesi Pasal 12 (1) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang secara bersama-sama membuat arya tulis/karya ilmiah di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut, diberikan angka kredit dengan ketentuan sebagai berikut : 19 a. 60% (enam puluh persen) bagi penulis utama; dan b. 40% (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu. 2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b adalah scbanyak-banyaknya 3 (tiga) orang. BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 13 (1) Untuk Kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Pengawas Keselamatan Pelayaran diwajibkan mencatat atau menginventarisir seluruh kegiatan yang dilakukan. (2) Apabila basil catatan atau inventarisasi_seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk —kenaikan jabatan/pangkat, secara hirarkhi Pengawas Keselamatan Pelayaran dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit, 8) Penilaian dan penetapan angka kredit Pengawas Keselamatan Pelayaran dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu setiap 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil. Pasal 14 (2) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah: 2. Menteri Perhubungan atau pejabat eselon I yang ditunjuk, bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya b. Direktur Jenderal Perhubungan Laut atau pejabat eselon Il yang membidangi pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran alu lintas angkutan laut, bagi Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula sampai dengan Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia dan’ Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama dan Pengawas Keselamatan Pelayaran Muda. 2) Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat _sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibantu oleh : a. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran Departemen Perhubungan, bagi Menteri Perhubungan atau pejabat eselon I yang ditunjuk, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Departemen. b. Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, bagi Direktur Jenderal Perhubungan Laut atau pejabat eselon II yang membidangi pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut, yang selanjutnya disebut Tim Penilai Direktorat Jenderal. 20 Pasal 15 (1) Anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran, adalah Pengawas Keselamatan Pelayaran dengan susunan sebagai berikut a, Seorang Ketua merangkap anggota. b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota. c. Seorang Sekretaris merangkap anggota, dd. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang anggota (2) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran adalah a. Jabatan/pangkat —serendah-rendahnya sama_—_dengan jabatan/pangkat Pengawas Keselamatan Pelayaran yang dinilai. b. _Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Pengawas Keselamatan Pelayaran; dan ¢. Dapat aktif melakukan penilaian. (3) Apabila jumlah anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat dipenuhi dari Pengawas Keselamatan Pelayaran, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Pengawas Keselamatan Pelayaran. (4) Pembentukan dan susunan keanggotaan Tim Penilai Departemen dan Tim Penilai Direktur Jenderal, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. (8) Masa jabatan Tim Penilai, adalah 3 (tiga) tahun. Pasal 16 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan. (2) Apabila terdapat anggota Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran ikut dinilai maka Ketua Tim Penilai wajib mengangkat anggota Tim Penilai Pengganti. Pasal 17 Tata Kerja dan tata cara penilaian angka kredit Pengawas Keselamatan Pelayaran, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan’selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengawas Keselamatan Pelayaran 2 Pasal 18 Usul Penetapan angka kredit diajukan oleh a. Pejabat eselon Il yang membidangi kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran alu lintas angkutan laut kepada Menteri Perhubungan atau pejabat eselon 1 yang ditunjuk untuk angka kredit Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya; b. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon Ill) pada unit kerja pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut pada Departemen Perhubungan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut atau pejabat eselon Il yang membidangi Pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut, untuk angka kredit Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula sampai dengan Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia dan Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama dan Pengawas Keselamatan Pelayaran Muda di lingkungan masing- masing. Pasal 19 (1) Angka Kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, digunakan untuk pertimbangan _kenaikan pangkat/jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. @) Tethadap Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat diajukan keberatan oleh Pengawas Keselamatan Pelayaran yang bersangkutan. BAB VII PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI JABATAN PENGAWAS KESELAMATAN PELAYARAN Pasal 20 Pejabat yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran adalah Menteri Perhubungan atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 21 (2) Persyaratan untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil, adalah : a. Serendah-rendahnya berijazah SMU/SMK sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a; ¢ Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang Pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; dan 22 4d. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (DP-3), sekurang-kurangnya bernilai baik dalam tahun terakhir, (2) Persyaratan untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli, adalah a. Serendah-rendahnya berijazah Sarjana (S1)/Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Penata Muda, golongan ruang Ill/a; © Lulus | pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut; dan, 4. Setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan (OP-3), sekurang-kurangnya bernilai baik dalam — tahun terakhir. (3) Pengangkatan dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2), adalah pengangkatan yang dilakukan melalui proses pengangkatan CPNS untuk mengisi Towongan formasi jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran. (4) Kualifikasi pendidikan untuk jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Perhubungan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran. Pasal 22 Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 21, pengangkatan dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran, harus pula : a. Sesuai dengan formasi jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara berdasarkan usulan Menteri Perhubungan, selelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; dan b. Memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditetapkan untuk jenjang jabatan/pangkatnya. Pasal 23 (1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam rangka perpindahan dari jabatan lain ke dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) atau Pasal 22; b. Memiliki pengalaman di bidang pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut sekurang- kkurangnya 2 (dua) tahun; dan ©. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang didudukinya. 2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sama dengan pangkat yang dimiliki dan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, Pasal 24 Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil yang memperoleh ijazah Sarjana (61)/Diploma IV dapat diangkat dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli apabila a. Ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli; b. __Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan untuk jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli; dan © Sekurang-kurangnya memenuhi jumlah angka kredit minimal yang ditentukan untuk jabatan/pangkat yang didudukinya. BAB VII PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal 25 (1) Pengawas Keselamatan Pelayaran Pelaksana Pemula, pangkat Pengatur Muda, golongan ruang Il/a sampai dengan Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang Ul/e dan Pengawas Keselamatan Pelayaran Pertama, pangkat Penata Muda, golongan ruang IlI/a sampai dengan Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya, pangkat Pembina Tingkat 1, golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. (2) Pengawas Keselamatan Pelayaran Penyelia, pangkat Penata Tingkat 1, golongan ruang IlI/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) angka kredit dari kegiatan unsur utama, (3) Pengawas Keselamatan Pelayaran Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya tidak dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) angka kredit dari unsur utama. (4) Disamping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2), Pengawas Keselamatan Pelayaran dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila: 24 a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat; b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran; d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau e. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan Pasal 26 (1) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dapat diangkat kembali dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran. (2) Pengangkatan Kembali dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki dan dari prestasi pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut yang diperoleh selama dibebaskan sementara dari jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran setelah ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Pasal 27 Pengawas Keselamatan Pelayaran diberhentikan dari jabatannya, apabila 1. Dalam jangka waktw 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; 2, Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) dan ayat @), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau 3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai Kekuatan hukum yang tetap, Kecuali hukuman disiplin penurunan pangkat, Pasal 28 Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian dari jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud Pasal 25, Pasal 26, dan Pasal 27 ditetapkan oleh Menteri Perhubungan selaku ejabat pembina kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya. BABIX KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 29 Untuk kepentingan dinas dan/atau dalam rangka _menambah engetahuan, pengalaman, dan pengembangan karier, Pengawas Keselamatan Pelayaran dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau Jabatan fungsional lain, sepanjang memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan BABX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Keputusan pejabat_ yang berwenang mengangkat, memindahkan, membebaskan sementara, dan membethentikan dalam dan dari jabatan Teknisi Pelayaran yang ditetapkan sebelum Keputusan ini ditetapkan dinyatakan tetap berlaku. Pasal 31 Prestasi Kerja Teknisi Pelayaran yang telah dilakukan sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan Keputusan ini masih dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 46/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Pelayaran, Pasal 32 (1) Dengan berlakunya Keputusan ini, maka nama dan jenjang jabatan Teknisi Pelayaran yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur_ Negara. Nomor 46/MENPAN/1988 disesuaikan dengan nama dan jenjang jabatan menurut Keputusan ini. (2) Penyesuaian jenjang jabatan menurut Keputusan ini didasarkan kepada hasil penetapan angka kredit yang terakhir. Pasal 33, (1) Teknisi Pelayaran yang pada saat berlakunya Keputusan ini memiliki jazah SLTA/D.1/D.II/D.II dan telah menduduki pangkat Pembina golongan ruang IV/a ke atas dapat diangkat dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Abli dengan ketentuan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli harus lulus diklat penyetaraan kompetensi jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Ahli, (2) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pengawas Keselamatan Pelayaran yang bersangkutan tidak lulus diklat penyetaraan maka yang bersangkutan diberhentikan dari jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Abli, dan dapat dipertimbangkan kembali untuk diangkat dalam jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran Terampil dalam jenjang Penyelia (3) Diklat penyetaraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Menteri Perhubungan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Pengawas Keselamatan Pelayaran, (4) Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang telah ulus diklat penyetaraan dan tidak dapat ‘memperoleh ijazah Sarjana (S1)/ Diploma IV (D.IV) maka : a. Yang bersangkutan tidak dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi; dan b. Kepadanya setiap tahun diwajibkan mengumpulkan angka Kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dari kegiatan pengawasan keselamatan pelayaran dan kelancaran lalu lintas angkutan laut dan/atau pengembangan profesi, (8) Pengawas Keselamatan Pelayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) : a Dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit sebagaimana dimaksud dalam ayat (4). b. Diberhentikan dari jabatannya apabila dalam jangka waktu 1 (atu) tahun sejak dibebaskan sementara _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan. BAB XI PENUTUP Pasal 34 Apabila ada perubahan mendasar dalam pelaksanaan tugas pokok Pengawas Keselamatan Pelayaran sehingga ketentuan dalam Keputusan ini tidak sesuai lagi, maka Keputusan ini dapat ditinjau kembali. Pasal 35, Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 46/MENPAN/1988 tentang Angka Kredit Bagi Jabatan Teknisi Pelayaran dinyatakan tidak berlaku. 7 Pasal 36 Petunjuk Pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Perhubungan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara, Pasal 37 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :10 Desember 2004 Shs tool ~_eueeeed dia inwad CURSHEF2d dN oyna g BURST SE einai BSE Be ah O1VY eBoy oun wf ef en aan 9 lureseyuowiad jedey uezekejad ueuejng uesode renquioyy 7 fag uereeuIad tau ny wep Suefuay onwag Bueluay enaias YNWSNVTad ‘Buster ening] Suciar enming TURES wage VHONY asvH NYALYS Bux seyay nye] wexeoueTey ‘ep ursedejed wevewe] 960 Baepia sp reuoysBon _egnered uxp wexpipued a) _awsinws + | Ca ue _eameasiia 7 SOOT/UNVAWIS6IAIM | 007 saquiassg OL: Je88uey, 40W0N, “eae30N amesedy ureundeceptiag Hawa wesmndoyy VANLIGSU VIONV NVO NAVEL NVUVAV dd NVLVIAVTASTH SVMVONAd TYNOISONNA NVLVAVE NVLVIOTM NVIONTE Pp ueaydunery sepayqezely yoto.sduour aep ueiones aextptpued “V) P HERSHELA T OVI NVLYHONY) 8 Urijesed ExeUYaUIALAE RISA f weiseBiaeuy a] SVLNITATYI NYUVONVTDY| 800 NYG NYUVAVTAd) 00 vented onewspny | NVIVAVTESDH [i009 euesuoy luereAejad uniewejosay ueye85y eursuos unensuay weseawSuad useueouaiod "y| _NVSVMVONAd| II wereqeleid Suetuag enaiag st reyes, fe1g uoyueiad wep vexrprpuag| uegurrad aep uenprpag “>| Suetuor enaag 2 ‘wel 08 Drs o¢ eXuewey “9 ‘Suslua eng ploueduour eas ane} wen, o ieoaey 1a ied — wie ~aeiode a ce weitaiag, “ang venlueTriDoRd da eursye od dd Im LAO “OL uNGS RAW 6 suesytida did ee yO | Weesxnaiaad “ro a 7 fe . rndey ueuntuequied emeRuoy 72 TTD un fede, ode waedey - ‘aueysuaFunieg fdas] | waitin eee oe _ + tedey veunBusqued seauoyy “21 vnilieTeiesrpd da [0 | ERT ilo | foemg fede ampipa— toot — fs que uryyessBuoN 1 | sumed bid [000 | eee it 3 edinseuid emu “OT “dex ‘ReN wee SPOR - [| ee cxf fede mou 6 ede EAS an eseyeqoy wepeaiod waa wasaREE 8 ade yedey sequied ueyyesaBuay “Z susstied dd |” Shoo | NAN” Di today) slap redex sequed ueyesaBuoy4 “1 ede oereurees=y, Uuep uouewo8uad yun vaeF sem uexeuesyeIayy 2% MUN ou UEEE WIE NAT wereurepadueg wep eer ~ ee eae eee weierT rede itu sme] waynp weedanag “a wenpuewed “ql ee dey ~aei0dr| was ede werd ~ a [ seintuey eursyeieg axa oussieiba Daa suneeIod ae ‘wmcde] | ieiod waaay | eodey wide unioder] dF ‘waiod] RT ‘weedy ‘Uaiss eeqeunBBiout webu (are yoaeg ueesyoud uep sesuauinyop) aBeajes uretiaxed ep ae Yeon isynaiuoy ueesyLiowod UMA Lt SHEX9L IO IaH wohug 29 ueyAteyp yun pede ermenoneueRton ot | lwequuctoy uxp usuruieay yr eBeqas Suisia #80 x4 eyeurdBuow ued re8egee Vass unio wi luryounB2uour ueBuap se yemeg wee usyounsuaw reBoqas Surata #95 xi eysundB uous ueSup sae uakieg rsfiegas Vass wnjes worsis ueBuap unread [bfrunBuau wesuap ae yerneg ISeUSLUTOP EMAAR OL im yey urging ede ueundutqual ERISA ATG Uep xrIC WP TuieaD ‘Seaies) winew eset eee ee wen euvsyeied dd 3000 | i ~ - mesepacayessoy “a eyekuag dad [29 ~weiod] - {VS Hioed ~ rndey ueyreqiod neve uep urepeSuad uereiSoy isemeBuyy 6 wenfuey wud ad [Hd fume | emiay ogee ueyngnisd 1p] : one lusqnssiey usp ueweweay UWeEp ms my gz werner BiBSRBY NTP F00 ‘weedy aoe woKRGNEE TP a me ae . eqnieey uep uourueoy yruun oueg ummep mA28 sO LZ eamriea da [tro | nae ware | . inet Pisenau | denog ‘veurunBuadueuesrundueesquauiod unymymaNy 92 Teusyeied dd | zc00 vwesode, wojhuod wiaodns semetiag inBeqae Suva sep xy ueepeiod [veyeunSuow ueBuop se yemeg ueesquouiod UEIOHEIAW SZ ei Ree ° "ui iad saad Pzeneuag cei RaRSRRE Da 20 | sefegos vase Wr us wed lrunt3uou webip uit yeneg washed WEEN $2 a a or Ubi arts json ssSeos vanos ws med unyeunBuou uBio se yong VeSfusued WARN £2 * iad nis een] mnfueamanesa dea {taro | aed — Id S05 A ueiyesed - leyeundSuous weBuop ‘ue yeaegiseIvaWNyOp HeNGUIDHY Zz weedy] — ‘akiod isiciodns seeing] sefoqas Yass ums ueqeod fur Twueted did | 200 ueinfuey wats Dd | B00 weiniury euesaeeg da | 9 | aed] pkusd iaisdrs/aemeeg 2 seBeqas Suing sep xy uoyefeiad ueyeunS uous ueBuop (are yeneg uresyusud upp ieiuaumop) afeayes weld alae | imp a yeneg seynauoy ueRsUaWiod MENDING] woman wats a DIT | FO aT Gj sktod miaisdns semen sefoqos yas wees ways unejiod weyeunBBow veBuap (a yemeg ueesyusuiad vep iseuauingop) af0aje ueetioyad up sy yea Isynv0y UeEE{uoWied LEAMIMEW B1

You might also like