Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

28 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN


DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK
UNTUK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Aliangga Kusumam, Mukhidin, Bachtiar Hasan
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia
Email: mukhidin@upi.edu

ABSTRACT

This study is aimed to develop teaching materials of basic electrical and electrical measurement, and to
find out the feasibility of the teaching materials that have been developed in SMK Negeri 1 Koba Bangka. This
study used the method of Research and Development (R & D) that begins with the preliminary study followed by
the development phase and the product assessment. The subjects that consisted of three experts and 28 students
of the Department of Electrical Installation Engineering were determined using purposive sampling technique.
The data collection technique used documentation, interviews and questionnaires. The procedure of this study is
the process of preparing the teaching materials through the following stages: (a) A preliminary study, by
conducting interviews with the head of the program and the teachers. The analysis of the syllabus and core
competencies. (b) Collecting learning resources and literature as well as the main points of the materials. (c)
Preparing the draft of the materials. (d) The limited trial of the products (e) The extensive product testing. (f)
The data analysis and evaluation. The results were the development of the teaching materials was based on the
curriculum of 2013 and the syllabus of basic electrical and electrical measurement. The teaching materials were
developed starting from the materials of electric current and electron current, electrical materials, passive
elements, active elements, direct current resistive circuits, two poles theorem, power and efforts, switching
circuits, the system of units of measurement, measuring instruments and electrical measurements, and the types
of measuring devices.

Keywords: electrical measurements, teaching materials development

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar dasar dan pengukuran listrik, dan mengetahui
kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan menurut expert judgment dan peserta didik di SMKN I Koba
Bangka. Metode penelitian ini menggunakan Research and Development (R & D) yang diawali dengan studi
pendahuluan dilanjutkan tahap pengembangan dan penilaian produk. Subjek penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari tiga orang expert judgement dan 28 orang peserta
didik teknik instalasi pemanfaatan tenaga listrik. Pengumpulan data dengan teknik studi dokumentasi,
wawancara dan kuesioner berupa angket. Prosedur penelitian ini adalah proses penyusunan bahan ajar dasar dan
pengukuran listrik melalui tahap-tahap sebagai berikut: (a) Studi pendahuluan, dengan melakukan wawancara
terhadap ketua program dan guru. Studi analisis silabus dan menganalisa kompetensi dasar dalam penyusunan
bahan ajar (b) Mengumpulkan sumber belajar dan literatur serta pokok-pokok materi yang akan disusun. (c)
Penyusunan draft bahan ajar dasar dan pengukuran listrik. (d) Uji coba terbatas produk. (e) Uji coba lebih luas
produk. (f) Pengolahan data dan evaluasi. Kesimpulan penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar mata
pelajaran dasar dan pengukuran listrik yaitu bahan dikembangkan dari kurikulum 2013 dan silabus mata
pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Materi bahan ajar dikembangkan mulai dari materi arus listrik dan arus
elektron, bahanbahan listrik, elemen pasif, elemen aktif, rangkaian resistif arus searah, teorema dua kutub, daya
dan usaha, peralihan rangkaian, sistem satuan pengukuran, alat ukur dan pengukuran listrik, dan jenis alat ukur.

Kata Kunci: pengembangan bahan ajar, pengukuran listrik


dddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
PENDAHULUAN berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap
mutu pendidikan tersebut menjadi syarat
Mutu pendidikan merupakan konsekuensi terpenting untuk dapat menjawab tantangan
langsung dari satu perubahan dan perkembangan perubahan dan perkembangan itu. Hal itu
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 29

diperlukan untuk mendukung terwujudnya seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan berisikan materi pembelajaran, metode, dalam
yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu
mampu bersaing secara terbuka di era global. mencapai kompetensi atau subkompetensi
Untuk itu, pembenahan dan penyempurnaan dengan segala kompleksitas. Pengembangan
kinerja pendidikan menjadi hal yang pokok. bahan pembelajaran atau bahan ajar disusun
Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk untuk menjadi salah satu referensi yang akan
membentuk peserta didik agar menjadi warga mendukung perkembangan peserta didik agar
negara Indonesia guna mencapai bangsa ada keseimbangan antara kebutuhan jasmani
Indonesia yang bermartabat. dan rohani. Alat bantu belajar termasuk salah
Kurikulum merupakan alat pendidikan. satu unsur dinamis dalam belajar. Kedudukan
Fungsi kurikulum adalah menentukan lulusan alat bantu memiliki peranan yang penting
agar dapat menentukan perubahan perilaku karena dapat membantu proses belajar siswa.
setelah siswa tersebut mengikuti proses belajar Hamalik dalam Harjanto (2008: 220)
mengajar. Kurikulum berkembang di Indonesia mengatakan bahwa di dalam pengembangan
sejak jaman kemerdekan hingga sekarang ini bahan ajar berbagai aspek-aspek yang dapat jadi
yang berlaku kurikulum 2006 dan 2013. Antara patokan, antara lain: (1) Konsep adalah suatu
keduanya ada perbedaan terutama dalam jumlah ide atau gagasan. (2) Prinsip adalah suatu
materi dan sistem penilaian. Implementasi kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk
kurikulum diterapkan dengan baik tergantung berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk
dari guru dan peserta didik. Kesiapan dan berbuat atau melaksanakan suatu. (3) Fakta
kemampuan peserta didik sebagai subyek adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang telah
sekaligus penerima layanan pendidikan dalam dikerjakan atau dialami. (4) Proses adalah
menyerap pendidikan yang bermutu juga serangkaian dari perubahan, gerakan-gerakan
bergantung pada guru sebagai fasilitor belajar. perkembangan. (5) Nilai adalah suatu pola,
Guru memegang peran sentral terhadap proses ukuran atau merupakan suatu tipe atau model.
dan hasil pedidikan karena guru merupakan (6) Keterampilan adalah kemampuan berbuat
subyek yang diharapkan mampu menterjemahkan sesuatu yang baik. Manfaat tersebut dibedakan
kurikulum menjadi lebih operasional dalam menjadi dua macam, yaitu manfaat bagi guru
bentuk silabus maupun bahan ajar. Peran guru dan siswa (Prastowo, 2012: 301). Manfaat yang
di masing-masing sekolah memiliki kewenangan diperoleh oleh guru yaitu bahan ajar sesuai
dan tanggung jawab untuk merumuskan dengan tuntutan kurikulum, tidak tergantung
kompetensi lulusannya serta menyusun bahan dengan buku teks dan buku paket bantuan
ajar bagi peserta didik. pemerintah, sedangkan manfaat yang diperoleh
Perubahan kurikulum 2013 berorientasi peserta didik yaitu, menciptakan pembelajaran
pada penguatan proses pembelajaran yang menarik, menumbuhkan motivasi, mengurangi
memicu peserta didik mampu berpikir kritis dan ketergantungan dan mendapatkan kemudahan
memiliki kemampuan seimbang pada aspek dalam mempelajari setiap indikator yang
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal terdapat pada perangkat pembelajaran yang
tersebut menuntut kreativitas guru dalam disusun oleh guru.
menjalankan atau melaksanakan proses belajar
mengajar. Guru diharapkan mampu untuk METODE
merancang ataupun menyusun bahan ajar yang
berperan dalam menentukan keberhasilan Penelitian ini menggunakan metode
proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah penelitian dan pengembangan (Research and
bahan ajar. Widodo dan Jasmadi (2008: 40) Development) yang diawali dengan studi
menyatakan bahwa bahan ajar adalah pendahuluan dan sampai tahap uji produk
30 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

dengan batasan uji produk terbatas. Penelitian Kejuruan. Tahap pengembangan terdiri dari
pengembangan berdasarkan Sugiono (2012: kegiatan mengumpulkan sumber-sumber bahan
497) adalah metode penelitian yang digunakan ajar atau literatur, menentukan materi pokok
untuk menghasilkan produk tertentu dan yang akan dibahas berdasarkan silabus,
menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian membuat kerangka materi yang dijadikan bahan,
pengembangan bukan merupakan penelitian penentuan urutan pembelajaran, menyiapkan
yang dimaksudkan untuk menghasilkan teori materi pembelajaran, penyusunan dan desain
melainkan untuk menghasilkan produk tertentu. draft bahan ajar, melakukan uji coba terhadap
Metode penelitian dan pengembangan produk kepada expert judgement, melakukan
dilaksanakan melalui beberapa langkah. Ada revisi produk, melakukan uji coba terbatas dan
beberapa metode digunakan dalam pelaksanaan uji coba lebih luas kepada peserta didik.
penelitian dan pengembangan, yaitu: deskriptif, Tahap evaluasi merupakan tahap analisa
evaluatif, dan eksperimental. Metode evaluatif pengolahan data yang sudah didapatkan untuk
digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba mengetahui kelayakan bahan ajar dasar dan
pengembangan suatu produk. Penelitian dan pengukuran listrik. Penyempurnaan produk dan
pengembangan pada dasarnya memiliki dua penarikan kesimpulan. Uji coba produk meliputi
tujuan utama, yaitu mengembangkan produk evaluasi tahap pertama yang merupakan tinjauan
dan menguji keefektifan produk dalam guru dan ahli, bertujuan untuk menggali
mencapai tujuan. Langkah-langkah penelitian komentar dan saran, baik secara tertulis maupun
pada metode riset dan pengembangan digunakan lisan, dangan cara melakukan diskusi dan
dalam penelitian ini karena penelitian ini menyerahkan rancangan buku ajar untuk tinjau
menggunakan pengembangan suatu produk. atau review dengan acuan instrumen evaluasi
Langkah-langkah pengembangan instrumen isi, bahasa, dan kegrafikan. Pengujian dilakukan
adalah sebagai berikut: studi pendahuluan yang oleh beberapa orang guru dan ahli di bidang
meliputi studi literatur, studi lapangan, studi dasar dan pengukuran listrik. Proses uji
wawancara, pengumpulan materi, penyususnan oleh guru dan ahli untuk menilai materi yang
draft produk awal, uji coba produk atau uji disajikan sudah sesuai dengan silabus dan dapat
terbatas, revisi dan perbaikan produk, ujicoba digunakan dalam pembelajaran dasar dan
lebih luas atau revisi produk. pengukuran listrik, serta untuk menilai aspek
Studi pendahuluan merupakan tahap kelayakan isi, bahasa dan kegrafikan, yaitu:
pertama. Kegiatan yang dilakukan adalah studi (a) review pada evaluasi isi bertujuan untuk
lapangan yang dilakukan di SMK Negeri 1 mengevaluasi isi buku ajar, dan isi materi
Koba Kabupaten Bangka Tengah Propinsi (b) review pada evaluasi bahasa bertujuan
Bangka Belitung. Pada studi awal, data-data untuk mengevaluasi bahasa yang digunakan,
awal dan informasi dikumpulkan. Hasil studi keruntutan dan kesesuaian materi buku ajar, dan
pendahuluan ini digunakan sebagai identifikasi (c) review pada evaluasi kegrafikan bertujuan
kebutuhan untuk mengembangkan bahan ajar untuk mengevaluasi kualitas fisik buku ajar,
dasar dan pengukuran listrik untuk Sekolah ukuran buku, desain isi buku.
Menengah Kejuruan. Studi dokumentasi, yaitu Evaluasi peserta didik dilakukan dengan
pencarian kurikulum, silabus mengenai mata uji coba materi pada peserta didik untuk
pelajaran dasar dan pengukuran listrik. Analisis mengetahui komentar dan saran penilaian buku
kompetensi inti dan kompetensi dasar pada ajar dengan acuan instrumen evaluasi pada
mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik. aspek tampilan, aspek penyajian materi dan
Peneliti kemudian menentukan kompetensi aspek manfaat. Uji coba dilakukan pada
dasar dan urutan materi yang dibutuhkan pengujian terbatas dan lebih luas terhadap
dalam pengembangan bahan ajar dasar dan peserta didik. Penilaian pertama dilakukan oleh
pengukuran listrik untuk Sekolah Menengah kelompok terbatas peserta didik. Hasil data dari
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 31

peserta didik dianalisis untuk digunakan Data-data tersebut digunakan untuk


sebagai pijakan merevisi buku ajar. Penelitian merevisi produk yang akan dikembangkan.
ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Angket penilaian bahan ajar untuk ahli terdiri
Negeri 1 Koba, Bangka Tengah. Teknik dari beberapa komponen, yaitu kelayakan isi,
pengambilan subjek penelitian menggunakan kelayakan bahasa dan kelayakan kegrafikan.
metode purposive sampling. Subjek penelitian Indikator-indikator kualitas pengembangan
adalah peserta didik kelas X Sekolah Menengah bahan ajar dari aspek isi bahan ajar terdiri dari
Kejuruan Negeri 1 Koba. Adapun pertimbangan relevansi materi, bobot materi dan tata bahasa,
pengambilan sampel karena peserta didik kelas dan desain bahan ajar terdiri dari tata letak dan
X sedang mengikuti pembelajaran mata tulisan atau bahasa, kelengkapan penyajian,
pelajaran dasar dan pengukuran listrik. kelengkapan unsur tata letak, perpaduan warna
Instrumen yang digunakan pada penelitian serta ilustrasi dan gambar. Angket penilaian
pengembangan ini sesuai dengan tahap responden, disusun dengan menggunakan
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah kriteria penilaian skala likert. Pada skala likert,
mengembangkan dan mewujudkan bahan ajar awalnya skor tertinggi tiap butir 5 dan rendah 1.
dasar dan pengukuran listrik yang layak untuk Ketika pengukuran sering terjadi kecenderungan
pembelajaran. Instrumen penelitian yang responden memilih dalam kategori 3, untuk
digunakan terdiri dari studi dokumentasi, menghindari hal itu skala likert dimodifikasi
pedoman wawancara, instrumen angket expert dengan hanya menggunakan pilihan 4 pilihan
judgement dan peserta didik tentang buku ajar yaitu 4 (Sangat baik); 3k(Baik); 2 (Cukup);
dasar dan pengukuran listrik yang digunakan. 1o(Kurang) (Direktorat Pembinaan SMK 2008:
Teknik pengumpulan data yang digunakan 13). Teknik analisis data dalam penelitian ini
dalam penelitian ini untuk mendapatkan data- menggunakan analisis deskriptif persentase
data yang sesuai dengan tujuan penelitian melalui pemaparan data atau simpulan data
adalah: (a) Studi dokumentasi yang digunakan yang diolah menggunakan teknik presentase
untuk mengetahui dokumen-dokumen penting yang dibagi menjadi lima kategori dengan
yang berhubungan dengan pelaksanaan rumus sebagai berikut:
pembelajaran dasar dan pengukuran listrik.
Teknik penelitian kajian dokumentasi guna P= Σx100% (1)
memperoleh informasi yang berhubungan n
dengan masalah penelitian. (b) Wawancara
yang digunakan untuk mewawancarai guru, Keterangan: P = Persentase nilai yang dicapai
expert judgement, dan sumber lain yang terkait Σ = Jumlah
di lingkungan SMK. Teknik wawancara yang n = Jumlah seluruh responden
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tidak terstruktur. Sesuai dengan Sebagai ketentuan dalam memberikan
bentuk wawancara, maka peneliti tidak terikat makna dan pengambilan keputusan, maka
secara ketat pada pedoman wawancara. digunakan ketetapan dalam Tabel 1 sebagai
(c) Angket yang digunakan untuk mengukur berikut.
efektivitas produk. Instrumen kuisioner disusun Tabel 1. Kriteria Tingkat Ketercapaian
dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas Tingkat Pencapaian Keterangan
bahan ajar sehingga produk tersebut layak Kualifikasi
untuk digunakan. Data yang diperoleh dari 90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi
75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi
serangkaian uji coba berupa data penilaian, 65% - 74% Cukup Direvisi
tanggapan, saran-saran yang diperoleh dari uji 55% - 64% Kurang Direvisi
coba lapangan, dan dari guru mata pelajaran 0 - 54% Kurang Direvisi
dasar dan pengukuran listrik.
32 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

Produk dinyatakan baik, layak, dan dan materi mata pelajaran dasar dan
menarik apabila hasil observasi berada pada pengukuran listrik. Dalam hal ini guru menilai
kualifikasi minimal baik. Sehingga produk atau dengan mengisi angket yang diberikan.
bahan ajar mata pelajaran dasar dan pengukuran Penilaian ini meliputi aspek kelayakan isi,
listrik tidak perlu direvisi lagi. kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan.
Proses uji kelayakan dilakukan untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui apakah materi yang disajikan pada
bahan ajar sudah sesuai dengan silabus, bahasa
Sebagai pengembangan tahap awal bahan yang digunakan sudah sesuai dan kegrafikan
ajar berupa buku teks ini harus melalui tahap uji sudah sesuai dengan materi pelajaran. Berikut
ahli untuk menilai kelayakan bahan ajar ini. ini merupakan data hasil penilaian expert
Penilaian komponen bahan ajar melibatkan ahli jugment pada bahan ajar dasar dan pengukuran
dari jurusan listrik terdiri dari tiga orang guru listrik secara rinci dijelaskan dalam Tabel 2,
yang memiliki pengalaman dalam pembelajaran Tabel 3 dan Tabel 4.
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 33
34 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 35

Tabel 2 menjelaskan bahwa dalam aspek buku yang mencakup kategori ukuran. Indikator
kelayakan isi terdapat dua indikator yang kedua adalah desain kulit buku yang mencakup
dinilai. Indikator pertama adalah kelayakan isi kategori tata letak, tifografi dan ilustrasi.
yang mencakup kategori kesesuaian uraian Indikator ketiga adalah desain isi buku yang
materi dengan KI dan KD, keakuratan materi, mencakup kategori tata letak tifografi. Nilai
dan materi pendukung pembelajaran. Indikator persentase ratarata yang diperoleh dalam
kedua adalah kelayakan penyajian yang kategori aspek kelayakan kegrafikan adalah
mencakup kategori teknik penyajian, penyajian 75,24% yang termasuk dalam kategori sangat
pembelajaran, dan kelengkapan penyajian. Nilai baik. Saran yang diberikan oleh expert
persentase rata-rata yang diperoleh dalam judgement adalah tampilan dan tata letak
kategori aspek kelayakan isi adalah 75,42% gambar diharapkan proporsional dengan ukuran
yang termasuk dalam kategori sangat baik. buku serta sudut pandang gambar harus
Bahan ajar sudah cukup memberi penjelasan menarik.
dan gambaran materi pembelajaran pada peserta Sebagai pengembangan tahap awal bahan
didik. Saran yang diberikan oleh expert ajar berupa buku teks ini harus melalui uji coba
judgment adalah pada awal buku lebih baik terbatas untuk menilai kelayakan buku ini. Uji
dilengkapi dengan kompetensi inti dan coba terbatas ini dilaksanakan oleh peserta
kompetensi dasar, pembelajaran pada pokok didik. Dalam hal ini peserta didik memberikan
bahasan tertentu perlu tambahan materi, penilaian dengan mengisi angket yang
kekinian ilmu perlu ditingkatkan dan pada bab diberikan. Penilaian tersebut meliputi aspek
peralihan rangkaian ditambahkan contoh latihan tampilan, penyajian materi dan manfaat. Hasil
serta perhitungannya. penilaian dijadikan sebagai salah satu masukan
Tabel 3 menjelaskan bahwa dalam aspek untuk merevisi bahan ajar.
kelayakan bahasa terdapat dua indikator yang Tabel 5 berikut ini menguraikan data
dinilai. Indikator pertama adalah kelayakan hasil penilaian peserta didik mata pelajaran
bahasa yang mencakup kategori kesesuaian dasar dan pengukuran listrik. Data tersebut
dengan tingkat perkembangan peserta didik dan menjelaskan bahwa terdapat 30 poin penilaian
komunikatif. Indikator kedua adalah kelayakan yang mencakup aspek kelayakan isi, aspek
penyajian yang mencakup kategori teknik penyajian materi, dan aspek manfaat yang
penyajian, penyajian pembelajaran, kelengkapan diujikan terhadap bahan ajar dasar dan
penyajian. Nilai persentase rata-rata yang pengukuran listrik yang peneliti kembangkan.
diperoleh dalam kategori aspek kelayakan Persentase rata-rata total dari ke 30 poin
bahasa adalah 78,33% yang termasuk dalam tersebut adalah sebesar 77.05% yang termasuk
kategori sangat baik. Saran yang diberikan oleh dalam kategori baik, yang artinya tidak
expert judgement adalah penyajian bahasa memerlukan adanya revisi kembali. Beberapa
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik saran yang diberikan siswa antara lain
kelas X dan dengan bahasa yang sederhana dan mengenai beberapa gambar atau ilustrasi yang
lugas. tidak terlalu jelas, tampilan bahasa yang jelas
Tabel 4 memaparkan dalam aspek dan mudah dimengerti, peserta didik agar dapat
kelayakan kegrafikan terdapat tiga indikator belajar dengan terarah dan lebih rajin, dan
yang dinilai. Indikator pertama adalah ukuran terdapat beberapa ejaan yang salah tulis.
36 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 37

Uji coba lebih luas melibatkan 28 orang uji coba lebih luas untuk menilai kelayakan
peserta didik untuk melakukan penilaian buku ini. Uji coba lebih luas dilaksanakan oleh
kelayakan bahan ajar dasar dan pengukuran peserta didik SMK Negeri 1 Koba. Dalam hal
listrik. Uji coba dilakukan untuk mengetahui ini peserta didik memberikan penilaian dengan
bagaimana penilaian bahan ajar memenuhi mengisi angket yang diberikan. Dalam Tabel 6
aspek kelayakan bahasa, kelayakan isi, berikut ini merupakan data hasil penilaian
kelayakan kegrafikan, aspek penyajian materi peserta didik mata pelajaran dasar dan
dan aspek manfaat. Sebagai pengembangan pengukuran listrik pada uji coba lebih luas.
tahap berikutnya buku teks harus melalui tahap

Tabel 6. Hasil Angket Peserta Didik pada Uji Coba Lebih Luas
38 Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 23, Nomor 1, Mei 2016

Tabel 6 menyatakan bahwa terdapat 30 pandang gambar harus menarik. Perbaikan yang
poin penilaian yang mencakup aspek kelayakan dilakukan adalah pada awal buku ditulis
isi, aspek penyajian materi, dan aspek manfaat kompetensi inti dan kompetensi dasar,
yang diujikan terhadap bahan ajar dasar dan menambahkan materi pada beberapa bab dan
pengukuran listrik yang peneliti kembangkan. contoh latihan, menggunakan bahasa yang lugas
Pada aspek kelayakan isi, aspek penyajian dan penyajian bahasa yang sesuai dengan
materi, dan aspek manfaat terhadap buku ajar peserta didik, memperbaiki tampilan gambar
dasar dan pengukuran listrik termasuk dalam agar sesuai dengan ukuran buku, tata letak dan
kategori baik. Persentase rata-rata total dari sudut pandang gambar harus menarik. Hasil uji
ketiga puluh poin tersebut adalah sebesar menyatakan bahwa bahan ajar dasar dan
80,24% yang termasuk dalam kategori baik, pengukuran listrik dinilai baik dan layak
yang artinya tidak memerlukan adanya revisi digunakan sebagai bahan ajar. Pada tahap uji
kembali. coba lebih luas, penilaian dilakukan oleh 28
Pada tahap uji coba terbatas, penilaian orang peserta didik. Hasil uji coba ini untuk
dilakukan oleh tiga orang expert judgement dan melihat bagaimana grafik peningkatan produk
13 orang peserta didik. Setelah melakukan setelah di revisi. Berdasarkan hasil uji coba
pengujian, hasil uji secara umum dinyatakan terbatas dan hasil uji coba lebih luas yang
baik. Terdapat beberapa bagian pada bab yaitu dilaksanakan oleh peserta didik maka grafik
kedalaman materi dan contoh-contoh latihan, persentase hasil penilaian peserta didik terhadap
penyajian bahasa yang sederhana dan lugas, kelayakan buku ajar yang meliputi aspek
tampilan dan tata letak gambar diharapkan lebih kelayakan isi, aspek penyajian materi, dan
proporsional dengan ukuran buku serta sudut aspek manfaat dapat dilihat pada Gambar 1.

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
Uji Coba Terbatas Uji Coba Lebih Luas

Persentase

Gambar 1. Grafik Persentase Hasil Uji Kelayakan Peserta Didik

Pada Gambar 1 terlihat persentase rata- disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar
rata pada uji coba terbatas mencapai 77,05% dasar dan pengukuran listrik ini terdapat
dengan kategori baik, kemudian persentase peningkatan 3,19% dari uji coba terbatas ke uji
ratarata pada uji coba lebih luas mencapai coba lebih luas.
80,24% d engan kategori baik. Maka dapat
Aliangga Kusumam dkk, Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan 39

SIMPULAN DAFTAR RUJUKAN

Hasil analisis data penelitian dan Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran.


pengembangan buku ajar dasar dan pengukuran Jakarta: Rineka Cipta
listrik, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut: (1) Pengembangan bahan ajar dasar dan Prastowo, A. 2012. Panduan Kreatif Membuat
pengukuran listrik yakni bahan dikembangkan Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva
dari kurikulum 2013 dan silabus. Materi Press
pelajaran dasar dan pengukuran listik bahannya
dikembangkan mulai dari bahan arus listrik dan Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
arus elektron, bahan-bahan listrik, elemen pasif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
elemen aktif, rangkaian resistif arus searah,
teorema dua kutub, daya dan usaha, peralihan Tim Penyusun Direktorat Pembinaan Sekolah
rangkaian, sistem satuan pengukuran, alat ukur Menegah atas Dirjen Manajemen
dan pengukuran listrik, serta jenis alat ukur. Pendidikan Dasar dan Menengah Atas.
(2) Kelayakan bahan ajar dasar dan pengukuran 2008. Panduan Pengembangan Bahan
listrik divalidasi dan dinilai oleh expert Ajar. Jakarta: Depdiknas
judgement dari aspek kelayakan isi, aspek
bahasa, aspek kegrafikan, sedangkan untuk Widodo, C. dan Jasmadi. 2008. Buku Panduan
keterbacaan dan keterpakaian bahan ajar dasar Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: PT Elex
dan pengukuran listrik di uji cobakan pada Media Komputindo
sejumlah siswa dengan hasil yang termasuk
dalam kategori baik.

You might also like