Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Kerja 1 - Editakhir
Jurnal Kerja 1 - Editakhir
PEMBAHASAN
3.1.5. Abstrak :
The aim of this study was to explore the existence of moral distress among nurses in
Lilongwe District of Malawi. Qualitative research was conducted in selected health
institutions of Lilongwe District in Malawi to assess knowledge and causes of moral
distress among nurses and coping mechanisms and sources of support that are used
by morally distressed nurses. Data were collected from a purposive sample of 20
nurses through in-depth interviews using a semi-structured interview guide. Thematic
analysis of qualitative data was used. The results show that nurses, irrespective of
age, work experience and tribe, experienced moral distress relatedtopatient/nursing
care.Themajor distressingfactorswere inadequateresourcesand lack of respect from
patients, guardians, peers and bosses. Nurses desire teamwork and ethics committees
in their health institutions as a means of controlling and preventing moral distress.
There is a need for creation of awareness for nurses to recognize and manage moral
distress, thus optimizing their ability to provide quality and uncompromised nursing
care.
3.1.6. Tanggal Publikasi :
2012
Purpose :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan perawat
tentang tekanan moral; Mengidentifikasi penyebabnya;
Mengidentifikasi sumber dukungan bagi perawat bila mengalami
tekanan moral; Dan mengidentifikasi mekanisme penanganan untuk
perawat yang tertekan.
Population :
Dua puluh perawat wanita Malawian dari berbagai rangkaian layanan
kesehatan berpartisipasi dalam penelitian ini.
Intervensi Pengumpulan data
Pengambilan data dikumpulkan dengan menggunakan panduan
wawancara semi terstruktur. Tanggapan peserta direkam dan ditulis di
notes.
Analisis data
Analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
Wawancara individu ditranskripsikan dari perekam suara digital pada
akhir setiap hari, seperti yang direkomendasikan oleh Polit et al.
Audiotape ditranskripsi secara kata demi kata dan setiap transkrip
diketik diperiksa terhadap kaset rekaman begitu setiap wawancara
17
terjadi. Transkrip tertulis dari setiap wawancara dibaca kemudian
selama analisis dan kata-kata kunci dan pernyataan penting disorot
sepanjang naskah. Tema yang teridentifikasi yang muncul dari setiap
wawancara ditinjau dan tema serupa yang muncul dikelompokkan
bersama dan dilaporkan sebagai hasil. Peserta diberi nomor kode dari
001 sampai 020. Tanggapan langsung dikutip dalam kata-kata peserta
sendiri. Kalimat tidak dikoreksi atau diperbaiki secara tatabahasa,
untuk menangkap makna peserta.
Comparator Tidak ditemukan perbandingan dalam jurnal ini.
Outcome Deskripsi peserta tentang tekanan moral ditempatkan dalam lima tema
utama; Pengetahuan dan pengalaman, sebab, efek, mekanisme
penanganan dan keinginan untuk layanan pendukung.
1. Pengetahuan tentang dan pengalaman dari tekanan moral
Tak satu pun dari peserta pada awalnya terbiasa dengan arti kata-
kata kesusahan moral, namun ketika ditanya apakah mereka
menemukan situasi di mana mereka tahu apa yang harus dilakukan
namun gagal karena faktor-faktor yang berada di luar kendali
mereka dan bagaimana perasaan mereka setelah kegagalan
tersebut, Semua kecuali satu melaporkan mengalami tekanan
moral.
2. Penyebab tekanan moral
Pengalaman peserta dikelompokkan menjadi enam subtema yaitu;
Kekurangan staf, melanggar peraturan untuk melindungi pasien,
dipaksa untuk menerima rasa tidak hormat, kurangnya sumber
daya, perilaku rekan kerja dan kesalahan manajemen oleh atasan
dan atasan. Semua ini mengakibatkan penyediaan perawatan pasien
oleh perawat tidak mencukupi.
2.1. Kekurangan staf
Peserta menggambarkan situasi di mana mereka tahu apa yang
harus dilakukan namun gagal karena kekurangan staf.
Beberapa staf yang ada kelebihan beban dan tidak dapat
melakukan tugas sesuai dengan itu.
2.2. Melanggar peraturan untuk melindungi pasien
Sebagian besar (12 dari 20) peserta melaporkan situasi di mana
mereka gagal mengikuti peraturan rumah sakit, peraturan atau
kebijakan untuk melindungi pasien mereka dan juga
kepentingan mereka sendiri.
2.3.Dipaksa menerima rasa tidak hormat
Perawat mengungkapkan situasi di mana mereka merasa tidak
dihargai atau dipekerjakan oleh pasien, kolega dan atasan. Ada
situasi di mana dokter meneriaki perawat di hadapan staf dan
wali pasien.
2.4.Kurangnya sumber daya
Dalam beberapa kasus, layanan tepat waktu tidak dapat
diberikan kepada pasien karena kekurangan persediaan seperti
darah dan tidak tersedianya transportasi untuk mengumpulkan
darah dari bank.
18
2.5.Perilaku rekan kerja
Peserta melaporkan bahwa petugas layanan kesehatan lainnya
memberikan kontribusi terhadap tekanan moral dengan
melaporkan terlambat untuk tugas; Berteriak pada perawat di
hadapan wali dan pasien; Dan kurangnya pemahaman umum.
2.6.Salah urus oleh atasan dan atasan
Manajemen rumah sakit berkontribusi terhadap tekanan moral
perawat. Status pilih kasih adalah berkaitan dengan daftar
tugas, nominasi di bawah lokakarya, penyediaan transportasi
yang harus diperhatikan dan mendapat promosi.
3. Efek dari pengalaman tekanan moral
Mayoritas (15 dari 20) peserta melaporkan kurang tidur, sakit fisik
(dalam bentuk sakit kepala), kurang nafsu makan, kesedihan, iritasi
dan bahaya yang dihadapi keluarga kecil di atas hewan kecil.
4. Mekanisme penanganan
Ada beragam mekanisme penanggulangan seperti diskusi dengan
pihak-pihak yang terlibat; Mentransfer tugas ke orang lain;
Melaporkan masalah ini ke otoritas yang lebih tinggi; Berbagi
dengan rekan kerja; Mengabaikan situasi; Mencoba melupakannya;
Menangis dan merasa bersalah; Berdoa dan mencari pengampunan.
Pengalaman kerja bertahun-tahun memiliki pengaruh langsung
pada kemampuan peserta untuk mengembangkan mekanisme
penanganan. Perawat dengan lebih banyak pengalaman lebih tahan
terhadap tekanan moral dan menerapkan mekanisme penanganan
lebih efektif.
5. Keinginan untuk sistem pendukung
Mereka mengharapkan keperawatan profesional untuk
menawarkan dukungan dengan menerapkan panduan yang
mempromosikan keadilan pada nominasi untuk pelatihan dan
promosi. Selain itu, perawat mengharapkan agar tubuh profesional
memahami apa yang telah dilakukan perawat dan harus
menawarkan dukungan untuk memperbaiki kesejahteraan dan hak
mereka.
3.2.4. Diskusi :
3.2.4.1. Pengetahuan tentang dan pengalaman dari tekanan moral :
Dalam studi ini tekanan moral terutama disebabkan oleh masalah yang
berkaitan dengan perawatan pasien, rekan kerja dan administrasi, terutama
otoritas yang lebih tinggi. Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa bekerja
dengan sumber daya yang tidak memadai dalam hal obat-obatan, waktu, staf
dan peralatan adalah masalah utama dalam perawatan pasien dan menyebabkan
lebih banyak kesusahan di antara para peserta. Manajer Perawat dan
administrator rumah sakit berkewajiban untuk memperlakukan bawahan
mereka dengan hormat dan bermartabat agar dapat memberikan lingkungan
kerja yang sehat. Survei terhadap perawat London menemukan bahwa
penghormatan di tempat kerja, yaitu dihargai dan dihormati oleh pasien,
dokter, kolega, rumah sakit dan masyarakat, meningkatkan semangat perawat,
kepuasan kerja dan mengurangi niat perawat untuk meninggalkan profesinya.
3.2.5.2. Kekurangan :
21
Dalam penelitian ini memiliki kekurangan, yaitu perlunya studi lebih lanjut
mengenai :
1. Apa jenis tekanan moral yang dialami manajer perawat ?
2. Apa persepsi manajer perawat tentang isu-isu yang mengganggu
perawat ?
3. Sistem pendukung macam apa yang membantu organisasi profesional,
kolega, dan manajer perawat ?
3.2.6. Manfaat :
3.2.6.1. Manfaat praktis :
Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan sebagai bahan evaluasi terhadap adanya
tekanan moral di kalangan perawat.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat mengalami
tekanan moral terlepas dari jenis fasilitas, usia atau pengalaman kerja, terjadi karena
sumber daya yang tidak memadai, kebijakan yang bertentangan dan tidak
menghormati rekan sejawat, manajer, wali dan pasien. Ada sejumlah mekanisme
penanggulangan, perawat yang lebih berpengalaman lebih tahan terhadap tekanan
moral daripada yang lebih muda. Agama dan pasangan merupakan sumber dukungan
yang penting bagi perawat yang tertekan. Ada kebutuhan untuk menciptakan
kesadaran di antara semua pemangku kepentingan di kalangan keperawat untuk
mencegah dan mengendalikan tekanan moral di kalangan perawat agar dapat
meningkatkan kualitas layanan.
4.2. Saran :
Sebagai calon perawat hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi
lanjutan untuk menanggulangi masalah terkait kesulitan moral di kalangan perawat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Maluwa, V.M., Andre, J., Ndebele, P., & Chilemba, E. (2012). Moral Distress in Nursing
Practice in Malawi. Journals Nursing Ethics, Vol 19 (2) : 196-207.
Munandar, A.S. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta Pusat : UI PRESS
Robbins, S.P. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
24
LEMBAR KONSULTASI ANALISIS JURNAL
BLOK ILMU KEPERAWATAN DASAR 4
NAMA :
MUHAMMAD MARIADI FIRDAUS
201610420311010
JUDUL JURNAL :
25