Professional Documents
Culture Documents
Juridic Analysis of Authority in Nurse The Provision of Red Label Drugs in The Independent Nursing Practice
Juridic Analysis of Authority in Nurse The Provision of Red Label Drugs in The Independent Nursing Practice
Juridic Analysis of Authority in Nurse The Provision of Red Label Drugs in The Independent Nursing Practice
Abstract
Article 30 paragraph (1) of Law No. 38/2014 letter j explains that nurses
are authorized to administer drug administration to clients, but the facts on the
field nurses are actually arrested by Police for providing pharmaceutical
preparations for clients. This shows that there has been an imbalance between
regulations and facts on the ground.
The problem in this study is how the nurse's authority in the service of
giving red label medicines in the practice of independent nursing and how the
legal protection of nurses in the practice of independent nursing
This research method uses a normative juridical approach, with secondary data
collection, to prove whether it is true that nurses are prohibited from giving red
label drugs. The data obtained were analyzed qualitatively.
Based on the results of the study found that nurses have the authority
to administer all drugs including red labeled drugs except drugs that contain
narcotics and psychotronics. Nurses can provide these drugs both in terms of
limitations and not. In that case, nurses obtain preventive legal protection by
carrying out their obligations as nurses and fulfilling the rights of patients and
not committing unlawful acts.
127
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
Vol. 6 No. 1 Juni 2020
dan berkelanjutan yang sangat penting memiliki peran dalam menjamin dan
artinya bagi peningkatan ketahanan dan memantau kualitas asuhan keperawatan.
daya saing bangsa, pembentukan sumber Keempat, perawat memiliki tugas sebagai
daya manusia Indonesia, dan peneliti dalam upaya untuk
pembangunan nasional. mengembangkan body of knowledge
Dari tinjauan terhadap RPJMN keperawatan.2
(Rencana Pembangunan Jangka Praktik keperawatan mandiri
Menengah) 2015-2019 tampak tidak merupakan praktik perawat perseorangan
ditemukan secara spesifik dasar atau berkelompok di tempat praktik
pembangunan kesehatan. Dalam RPJMN mandiri di luar Fasilitas Pelayanan
tersebut upaya promotif dan preventif Kesehatan. Praktik Keperawatan Mandiri
masih kurang mendapat penekanan yang diberikan dalam bentuk asuhan
saksama.1 Hal ini membuktikan bahwa keperawatan yang bertujuan untuk
masih lemahnya penguatan upaya memandirikan klien yang membutuhkan
kesehatan masyarakat sehingga hak sehat bantuan karena ketidaktahuan,
masyarakat belum mampu diberikan secara ketidakmampuan, dan ketidakmauan
maksimal. memenuhi kebutuhan dasar dan merawat
Perawat sebagai salah satu tenaga dirinya.3 Hadirnya praktik keperawatan
paramedis yang bertugas memberikan mandiri ini, diharapkan mampu mengatasi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai masalah kesehatan yang ada di
umum. Tugas utama perawat adalah masyarakat. Meskipun UU No.38/2014
memberikan pelayanan kesehatan atau tentang Keperawatan melegalkan perawat
memberikan asuhan keperawatan sesuai dalam melakukan pelayanan kesehatan
dengan keterampilan dan keahlian yang perorangan namun perawat harus tetap
dimilikinya. Perawat dalam memberikan berhati-hati dalam melakukan pelayanan
pelayanan kesehatan terdapat beberapa kesehatan karena pidana dalam praktik
peran. Pertama, perawat memiliki peran keperawatan bisa terjadi di mana saja dan
dalam mengatasi masalah yang dihadapi kapan saja apabila perawat telah lalai,
pasien. Kedua, perawat memiliki tanggung tidak mengantongi izin/ lisensi yang jelas,
jawab dalam memberikan penyuluhan
kepada pasien/klien. Ketiga, perawat 2
Hudi Purnawan, 2017, Tesis: Diskresi
Tindakan Peimpahan Wewenang Tindakan Medik
1
Hapsara HR, 2016, Penguatan Upaya dari Dokter kepada Perawat di Kotawaringin
Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Timur, Surakarta: UMS, hal. 2.
3
Masyarakat Bidang Kesehatan di Indonesia, DPP PPNI, 2017, Pedoman Praktik
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hal.2. Keperawatan Mandiri, Jakarta: DPP PPNI, hal.6.
128
Analisis Yuridis…|Aris Prio Agus Santoso
tidak memiliki kompetensi, dan melanggar apparat penegak hukum karena tidak
batas kewenanganya. mengantongi SIPP dan mengedarkan obat-
Data dari Persatuan Perawat obatan label merah tanpa izin. Dalam
Nasional Indonesia mengenai malpraktik putusannya, majelis hakim Purnomo Amin
keperawatan di Indonesia pada tahun Tjahjo, menyatakan terdakwa Harsono
2010-2015 ada sekitar 485 kasus. Dari 485 Eko Saputro telah terbukti secara sah dan
kasus malpraktik tersebut, 357 kasus meyakinkan bersalah melakukan tindak
malpraktik administratif, 82 kasus perawat pidana tanpa izin, mengedarkan sediaan
yang tidak memberikan prestasinya farmasi, dan atau alat kesehatan yang tidak
sebagaimana yang disepakati dan termasuk memiliki izin edar sebagaimana dalam
dalam malpraktik sispil, dan 46 kasus Pasal 196-198 jo UU No.36/2009. Harsono
terjadi akibat tindakan medik tanpa divonis penjara selama tiga bulan dan
persetujuan dari dokter yang dilakukan denda sejumlah satu juta rupiah dengan
dengan tidak hati-hati dan menyebabkan ketentuan apabila denda tersebut tidak
luka serta kecacatan kepada pasien atau dibayar diganti kurungan selama dua
tergolong dalam malpraktik kriminal bulan.5
dengan unsur kelalaian.4 Berdasarkan uraian di atas bahwa
Pasal 30 ayat (1) UU No. 38/2014 sangat dibutuhkan standar kewenangan
huruf j mejelaskan bahwa perawat perawat dalam pemberian obat-obatan
berwenang melakukan penatalaksanaan label merah, terutama terhadap praktik
pemberian obat kepada klien, namun fakta keperawatan mandiri sehingga diharapkan
di lapangan perawat justru ditangkap oleh dapat memberikan kepastian hukum
aparat penegak hukum karena memberikan dalam pelayanan kesehatan yang di
sediaan farmasi bagi klien. Berkaca dari lakukan perawat. Oleh karena itu, peneliti
maraknya pelanggaran hukum yang tertarik untuk meniliti dan mengambil
dilakukan oleh perawat dalam praktik judul “Analisis Yuridis Kewenangan
mandiri, sebagai salah satu contoh yang Perawat dalam Pemberian Obat-
dilakukan oleh Perawat Harsono Eko Obatan Label Merah pada Praktik
Saputro di Banyuwangi di penghujung Keperawatan Mandiri”.
akhir tahun 2017 yang tertangkap basah
4
Mike Asmaria, 2016, Tesis: Persepsi Perawat
5
Tentang Tanggung Jawab dalam Pelimpahan Destur, 2019, Perawat Praktik Tanpa SIPP
Kewenangan Dokter Kepada Perawat di Ruang Dipenjara 3 Bulan, diakses dari:
Rawat Inap Non Bedah Penyakit Dalam RSUP. https://senyumperawat.com/2019/02/perawat-
DR. M. Djamil Padang, Padang: Universitas praktik-tanpa-sipp-dipenjara-3-bulan-tahun-
Andalas, hal. 6. lalu.html (Tanggal 7 Februari 2019).
129
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
Vol. 6 No. 1 Juni 2020
130
Analisis Yuridis…|Aris Prio Agus Santoso
131
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
Vol. 6 No. 1 Juni 2020
132
Analisis Yuridis…|Aris Prio Agus Santoso
memiliki izin edar. Analoginya bahwa, “Setiap orang yang tidak memiliki
kalau obat-obatan tersebut tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk
izin edar, pasti petugas apotik tidak berani melakukan praktik kefarmasian
memperjualbelikannya, sehingga pada sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dasarnya golongan obat label merah dapat 108 dipidana dengan pidana denda
diberikan oleh siapa saja yang memiliki paling banyak Rp100.000.000,00
keahlian dan kewenangan dalam hal itu. (seratus juta rupiah)”.
namun hal itu dipersempit dengan pasal Jika dikatikan dengan Pasal 108
102 ayat (1) UU No.36/2009, bahwa Ayat (1) berbunyi bahwa:
khusus obat yang mengandung narkotika “Praktik kefarmasiaan yang meliputi
dan psikotropika hanya dapat diberikan pembuatan termasuk pengendalian
dengan resep dokter. mutu sediaan farmasi, pengamanan,
Citicoline, Captropil, dan pengadaan, penyimpanan dan
Licodipine misalnya, memang merupakan pendistribusian obat, pelayanan obat
golongan obat label merah (label K), akan atas resep dokter, pelayanan
tetapi dalam kandungan obat tersebut tidak informasi obat serta pengembangan
mengandung narkotika dan psikotropika, obat, bahan obat dan obat tradisional
sehingga tidak hanya perawat, petugas harus dilakukan oleh tenaga
farmasipun memiliki kewenangan dalam kesehatan yang mempunyai
megedarkanya karena obat-obatan tersebut keahlian dan kewenangan sesuai
dimaksudkan untuk penyakit yg dengan ketentuan peraturan
prevalinsinya tinggi di Indonesia (Pasal 2 perundang-undangan”.
Permenkes No. Artinya perawat dalam hal ini boleh
919/Menkes/Per/IX/1993). Penyakit yang melakukan pembuatan termasuk
prevalensinya tinggi yang banyak muncul pengendalian mutu sediaan farmasi,
di masyarakat antara lain, hipertensi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan
stroke, dan diabetes. Hal ini membuktikan dan pendistribusian obat, pelayanan obat
bahwa perawat boleh memberikan atas resep dokter, pelayanan informasi obat
golongan obat label merah (label K) serta pengembangan obat, bahan obat dan
kepada pasien, asalkan obat tersebut tidak obat tradisional, karena perawat termasuk
mengandung narkotika dan psikotropika. tenaga kesehatan (Pasal 11 UU
No.36/2014). Diperkuat kembali pada
Pasal 198 berbunyi bahwa: pasal 2 Ayat (2) PP No.51/2009, bahwa,
Pekerjaan Kefarmasian (pengadaan,
133
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
Vol. 6 No. 1 Juni 2020
134
Analisis Yuridis…|Aris Prio Agus Santoso
135
Yurisprudentia: Jurnal Hukum Ekonomi
Vol. 6 No. 1 Juni 2020
136
Analisis Yuridis…|Aris Prio Agus Santoso
2. Perlindungan hukum bagi perawat yaitu Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Bandung:
Citra Aditya Bakti. 2000
dengan melaksanakan kewajibannya
sebagai perawat dan memenuhi hak-hak Soedikno Mertokusumo, Mengenal Hukum
(Suatu Pengantar), Yogyakarta:
pasien serta tidak melakukan perbuatan
Liberty. 1991
melawan hukum. Hal ini merupakan
Sukendar, dan Aris Prio, Tindak Pidana
upaya perlindungan secara preventif
dalam Praktik Keperawatan Mandiri
yang bisa dilakukan oleh perawat. (Perlindungan Hukum bagi Perawat
dan Pasien), Yogyakarta: Nuha
Medika. 2019
Reference
Destur, Perawat Praktik Tanpa SIPP
Aris Prio Agus Santoso, Etika Profesi Dipenjara 3 Bulan, diakses dari:
Keperawatan dan Hukum https://senyumperawat.com/2019/02/
Kesehatan, Jakarta: Trans Info perawat-praktik-tanpa-sipp-
Media. 2019 dipenjara-3-bulan-tahun-lalu.html
(Tanggal 7 Februari 2019).
DPP PPNI, Pedoman Praktik
Keperawatan Mandiri, Jakarta: DPP Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
PPNI, 2017 Republik Indonesia, 1945.
Mike Asmaria, Tesis: Persepsi Perawat Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009
Tentang Tanggung Jawab dalam tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Pelimpahan Kewenangan Dokter Republik Indonesia, 2009
Kepada Perawat di Ruang Rawat
Inap Non Bedah Penyakit Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
RSUP. DR. M. Djamil Padang, 919/Menkes/Per/IX/1993 Tentang
Padang: Universitas Andalas.2016 Kriteria Obat yang dapat
Diserahkan Tanpa Resep. Republik
Indonesia, 1993.
137