Professional Documents
Culture Documents
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok Tani Hutan Rakyat Di Desa Durjela Kecamatan Pulau-Pulau Aru Kepulauan Aru, Maluku
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok Tani Hutan Rakyat Di Desa Durjela Kecamatan Pulau-Pulau Aru Kepulauan Aru, Maluku
Oleh:
ABSTRACT
An institution has an important supporting role ini the management of forest community. In general the
institutional system for forest community adopts aself-management. It has a certain degree of influence on its
members’ compliance to its regulation. It is expented to be able to provide solution to the problems of farmers.This
study was intended to examine the institutional system of forest community. The institutional system refers to such
aspect as regulation, guides, forms of agreement, decision masking, value system, institutional capacity and
knowingthe level of successthathas beenachievedbya groupof farmersin the Durjela villagecommunity forest
management. These results indicate that institutional forest farmer groups in the Durjela village formed from
assistance programs and community desires. Institutional system Durjela Village farmer groups in the form of an
agreement that is made of non-formal, Guidelines rooted in religion and local wisdom, decision making by consensus,
the value system is characterized by the perception of the essence of life is good, working to make ends meet, oriented
to future, the success of Durjela Village farmer groups included in the rate was due to the structural aspects, aspects
of membership in the institutional and cultural aspects have not been entirely successful.
ABSTRAK
Kelembagaan memiliki peran yang penting dalam menunjang pengelolaan hutan rakyat. Pada umumnya
sistem pengelolaan hutan rakyat menganut sistem pengelolaanmandiri. Kelembagaan memeberika tingkat kepatuhan
anggota dalam menjalankan aturan. Kelembagaan diharapkan mampu menjadi pemberi solusi bagi petani. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahuisistem kelembagaan kelompok tani hutan rakyat seperti bentuk kesepakatan, aturan,
pedoman, proses pengambilan keputusan, sistem tata nilai, kapasitas kelembagaan dan Mengetahui tingkat
keberhasilan yang telah dicapai oleh kelompok tani Desa Durjela dalam pengelolaan hutan rakyat. Hasil penelitian
ini menunjukan bahwakelembagaan kelompok tani hutan di Desa Durjela dibentuk dari program bantuan dan
keinginan masyarakat. Sistem kelembagaan kelompok tani di Desa Durjela yaitu bentuk kesepakatan yang dibuat
bersifat non-formal, Pedoman bersumber pada agama dan kearifan setempat, pengambilan keputusan melalui
musyawarah, sistem tata nilai dicirikan dengan persepsi terhadap hakekat hidup adalah baik, bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup, berorientasi ke masa depan, keberhasilan kelompok tani Desa Durjela termasuk dalam tingkat
sedang karena aspek struktural, aspek keanggotaan dan aspek kultural dalam kelembagaan belum sepenuhnya
berhasil.
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan …………………………………….. 45
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 14. No. 1 Juni 2014
46 Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok ..........................
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan …………………………………….. 47
Jumlah 60 244
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 14. No. 1 Juni 2014
48 Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok ..........................
Tabel 6. Pola Seleksi Anggota Kelompok tani Desa Durjela dalam pola
Kelompok Tani Pola Seleksi seleksi anggota termasuk bersifat tidak bebas,
Anggota terbatas dan tertutup. Calon anggota harus
Durjela Km 9 Tidak bebas memiliki lahan pribadi yang diperuntukkan
Durjela Wamar Tidak bebas untuk tanaman kayu. Dalam perekrutan
Sejahtera anggota pihak yang memutuskan dari dalam
Sumber : Data Primer (2013) sendiri atau dari kelompok tani itu sendiri.
Jumlah 60 234
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan …………………………………….. 49
(satu) kali pertemuan. Hal ini sama ketika tani dari instansi terkait adalah 1 (satu) bulan
pelaksanaan penyuluhan untuk kelompok 1 (satu) kali pertemuan.
Jumlah 60 300
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 14. No. 1 Juni 2014
50 Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok ..........................
memiliki hakekat hidup yang baik. Hakekat mengikat sistem norma terbagi menjadi 4
hidup yang baik ditunjukkan dengan tingkatan dari yang paling ringan yaitu cara,
semangat dan kerja anggota dalam kebiasaan, kelakuan dan adat istiadat. norma
menjadikan usaha hutan rakyat mereka bersumber dari nilai, serta merupakan wujud
ketahap yang lebih maju. dari nilai. Dalam norma dimuat hal-hal
tentang apa saja yang diharuskan,
Hampir seluruh responden diperbolehkan, dianjurkan atau dilarang.
menyatakan berorientasi ke masa depan, Kepribadian seseorang terbentuk dari proses
dalam hal persepsi terhadap waktu. Orientasi biologis, psikologis dan sosiologis
kemasa depan ini menandakan bahwa kondisi masyarakatnya. Nilai dan norma dari
masyarakat sudah modern. Masyarakat kelembagaan yaitu nilai dan norma yang
tradisional memiliki persepsi waktu yang hidup pada satu kelembagaan tersebut.
berorientasi ke masa lalu. Sedangkan Norma dalam kelembagaan dipengaruhi oleh
masyarakat modern dicirikan dengan tatanan nilai yang ada di lingkungan
orientasi yang jauh ke masa depan. kelompok atau masyarakat.
Kelompok tani yang memiliki orientasi ke Kelembagaan kelompok tani memiliki
masa depan dicirikan dengan adanya upaya unsur-unsur pelaksanaan norma seperti
untuk mengembangkan usaha hutan rakyat. landasan norma. Kelompok tani Desa Durjela
Persepsi umum yang dipegang oleh petani berlandaskan norma yang berasal dari agama
adalah pohon sebagai investasi berharga yang dan kearifan setempat. Norma ini dianggap
suatu saat dapat dijual untuk memenuhi memiliki nilai yang baik oleh masyarakat.
kebutuhan hidup mereka. Masyarakat Desa Durjela mayoritas
beragama Kristen, sehingga hal-hal apa saja
Norma yang diharuskan, diperbolehkan, dianjurkan
atau larangan pada norma kelompok
Norma merupakan aturan sosial, mengacu pada agama dan kearifan setempat.
patokan yang pantas, atau tingkah laku rata- Dan seluruh anggota kelompok tani
rata yang dianggap wajar. Kekuatan menyetujui hal tersebut.
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan …………………………………….. 51
Jumlah 60 300
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 14. No. 1 Juni 2014
52 Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok ..........................
dan 47 tahun - 55 tahun sebanyak 8 orang tani mudah dalam memahami tugas dan
sedangkan pendidikan terakhir responden wewenang serta tanggung jawab yang jelas
yaitu SD sebanyak 13 orang, SMP sebanyak serta memudahakan koordinasi serta
19 orang dan SMA sebanyak 28 orang. informasi yang disampaikan.
Pekerjaan responden rata – rata sebagai Hampir semua anggota kelompok
petani sebanyak 56 orang dan nelayan 4 mengerti akan tujuan dibentuknya kelompok
orang. yang mana untuk memperoleh bantuan juga
Umur dan pendidikan merupakan mensejahterakan anggota kelompok serta
faktor yang ikut menentukan keberhasilan mengurangi lahan yang rusak. Menurut
KTH Desa Durjela. Menurut Lalenoh (1994) Kartono 2008, Indikator keberhasilan suatu
orang yang berada dalam umur sedang lebih kelompok adalah dengan memiliki tujuan-
banyak mendukumg kegiatan daripada tujuan dibentuknya kelompok dan
kelompok umur yang lain rata-rata umur pembagunan hutan rakyat baik itu tujuan
responden 27 tahun - 40 tahun. jangka pendek dan tujuan jangka panjang
Pendidikan reponden rata-rata adalah sehingga kelompok dapat mencerminkan
SMA dengan jumlah 28 orang menurut kemampuannya didalam mengatur kelompok
Tamarli (1994) pendidikan dapat dan mengelola hutannya.
mempengaruhi cara berpikir, cara merasa dan Hasil penelitian aspek keanggotaan
cara bertindak seseorang. Semakin tinggi menunjukan a). pola perekrutan dan pihak
tingkat pendidikan seseorang, dapat yang memutuskan seleksi anggota, dalam
diharapkan semakin baik pula cara berpikir perekrutan anggota diputuskan dari
dan cara bertindaknya. kelompok tani sendiri secara musyawarah
Selain itu, Keberhasilan kelompok tani artinya kelompok tani diberi kebebasan
Desa Durjela dapat terlihat dari aspek-aspek dalam memilih anggotanya tanpa campur
yaitu aspek struktural (struktur organisasi, tangan instansi terkait sehingga anggota yang
luas cakupan wilayah, tujuan kelompok, pola terpilih adalah anggota yang memiliki lahan
sebaran kekuasaan) aspek keanggotaan (pola pribadi. Kelompok tani yang mandiri adalah
perekrutan, pihak yang memutuskan, kelompok tani yang mampu mengambil
kesetiaan anggota, frekuensi pertemuan, keputusan sesuai dengan perkembangan dan
partisipas anggota) aspek kultural (sistem tata kebutuhan para petani dan anggotanya.
nilai, norma, kultur kelembagaan). Kemampuan mengambil keputusan dalam
Hasil penelitian aspek struktural setiap aspek kegiatan harus didukung oleh
menunjukan a). luasan wilayah hutan rakyat kemampuan para anggota kelompok tani
kelompok tani desa durjela menunjukan rata- dalam pengelolaan komponen organisasi
rata kepemilikan lahan 2,08 ha/orang dari yang ada. b). kesetiaan anggota dan
luasan 62,5 ha/kelompok. Indikatornya partisipasi anggota menunjukan bahwa
semakin luan rakyat wilayah dengan anggota kelompok tani termasuk aktif dalam
banyaknya jumlah tegakan didalam lahan mengikuti rapat dan agenda kelompok hal ini
tersebut yang dikelola dengan baik maka terlihat dari kehadiran anggota diatas 50%
pendapatan yang diperoleh petani pun besar. dari jumlah keseluruhan kelompok.
b). struktur organisasi kelompok tani hanya Indikatornya dapat tercermin dari jumlah
terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan anggota yang hadir dan besarnya partisipasi
anggota hal ini terlihat bahwa struktur anggota kelompok tani dalam
organisasi kelompok tani Desa Durjela agenda/kegiatan-kegiatan kelompok dan
merupakan struktur kelompok yang pengelolaan hutan, mampu mengatasi
sederhana.Menurut Suhardiyono (1992) persoalan dalam kelompok dan pengelolaan
indikator keberhasilan suatu kelompok yaitu lahan. c). frekuensi pertemuan menunjukan
kelengkapan struktur organisasi yang terdiri bahwa kelompok tani hanya melakukan
dari ketua, sekretaris, bendahara dan seksi- pertemuan 1 kali dalam sebulan. Menurut
seksi yang mendukung kegiatan Suhardiyono (1992), Indikator pengambilan
kelompoknya. seksi-seksi yang ada keputusan dalam KTH dilakukan secara
disesuaikan dengan tingkat dan volume kerja musyawarah dan mufakat, dilandasi
sehingga pengurus dan anggota kelompok kesadaran secara swadaya terkait dengan
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa
Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan …………………………………….. 53
Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa Volume 14. No. 1 Juni 2014
54 Kajian Kelembagaan Terhadap Keberhasilan Kelompok ..........................
Volume 14. No. 1 Juni 2014 Jurnal Nusa Sylva, Fakultas Kehutanan Universitas Nusa Bangsa