Professional Documents
Culture Documents
57 108 1 SM Saluran Pemasaran
57 108 1 SM Saluran Pemasaran
Naskah Masuk: 2 April 2015 Naskah Revisi: 10 April 2015 Naskah Diterima: 22 April 2015
ABSTRACT
A good pattern marketing chain can determine the smoothness of product distribution and becomes
the determinant of continuity and development of an industry. Boiled fish industry is the second
largest fish processing industry in Pati Regency. The objective of this research is to determine the
pattern of boiled fish marketing chain in Pati regency on household, small, medium and large
industrial scales. This research used descriptive method and was held on March 2014. Location of
the research in Juwana and Dukuhseti subdistrict. Primary data was obtained through interviews
with informants, i.e. the owners of boiled fish industries on households, small, medium and large
scales. Data was analyzed descriptively. Result of the research is there are two types of boiled fish
marketing chain in Pati regency, i.e. direct marketing is called zero level channel (households and
small industry scales) and marketing through intermediaries that consist of first channel or three
level channel (household industry scale); the second channel or one level channel (scale households
and small industries); and the third channel or two levels channel (scale medium and large
industrial).
Keywords: boiled fish industry, marketing chain through intermediaries, direct marketing chain
ABSTRAK
Rantai pemasaran yang terpola dengan baik dapat menentukan kelancaran distribusi produk dan
menjadi penentu keberlangsungan hidup dan perkembangan suatu industri. Industri ikan pindang
merupakan industri pengolahan ikan kedua terbesar di Kabupaten Pati. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pola rantai pemasaran ikan pindang yang ada di Kabupaten Pati pada
skala industri rumah tangga, kecil, sedang dan besar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dan dilaksanakan bulan Maret 2014. Lokasi penelitian di Kecamatan Juwana dan Dukuhseti. Data
primer didapatkan melalui wawancara dengan informan/pengusaha ikan pindang skala rumah
tangga, kecil, sedang dan besar. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian adalah
rantai pemasaran ikan pindang di Kabupaten Pati terdapat dalam dua jenis yaitu pemasaran
secara langsung disebut saluran nol tingkat (skala industri rumah tangga dan kecil) dan pemasaran
melalui perantara terdapat dalam bentuk saluran pertama disebut saluran tiga tingkat (skala
industri rumah tangga); bentuk saluran kedua disebut saluran satu tingkat (skala industri rumah
tangga dan kecil); bentuk saluran ketiga disebut saluran dua tingkat (skala industri sedang dan
besar).
Kata kunci: industri ikan pindang, rantai pemasaran melalui perantara, rantai pemasaran
langsung
23
Rantai Pemasaran Ikan Pindang …. Herna Octivia D
24
Jurnal Litbang Vol.XI, No.1, Juni 2015: 23-30
25
Rantai Pemasaran Ikan Pindang …. Herna Octivia D
Gambar 1.
Skema Rantai Pemasaran Secara Langsung
26
Jurnal Litbang Vol.XI, No.1, Juni 2015: 23-30
Gambar 2.
Skema Rantai Pemasaran Melalui Perantara (Bentuk Saluran Pertama)
Pola rantai pemasaran seperti pada penjualan secara langsung karena akan
Gambar 2 dilakukan oleh pengusaha ikan menambah biaya operasional yaitu untuk
pindang dengan skala industri rumah transportasi menuju tempat penjualan; 2)
tangga di Desa Banyutowo Kecamatan Produsen besar dianggap memiliki
Dukuhseti. Pola yang diterapkan yaitu jaringan pemasaran yang lebih luas
produsen kecil (biasanya pengusaha ikan sehingga produsen kecil tidak khawatir
pindang skala rumah tangga) menyetor jika produknya tidak akan laku terjual.
produknya ke produsen lain yang lebih Harga jual ikan pindang di tingkat
besar (pengusaha ikan pindang skala produsen kecil ini sama dengan harga jual
kecil). Dalam hal ini, produsen yang lebih yang berlaku pada penjualan langsung
besar berperan sebagai pengepul pertama yaitu kisaran harga Rp4000 sampai
dari produsen-produsen lain. Rp5000 per besek (per besek berisi 4-5
Produk ikan pindang yang telah ekor ikan pindang). Sedangkan untuk
terkumpul di pengepul pertama kemudian harga jual yang berlaku di tingkat
diambil oleh pengepul kedua (pedagang perantara tidak diketahui secara langsung
besar). Dari pengepul kedua ini, produk
oleh produsen.
dijual ke pedagang-pedagang yang lebih
Saluran kedua yaitu produk ikan
kecil untuk selanjutnya dijual kembali
pindang diambil oleh pedagang eceran.
kepada konsumen. Kaunang dkk (2012)
menyebutkan bahwa pola pemasaran yang Kemudian dari pedagang kecil produk
terdiri dari tiga perantara disebut saluran langsung dijual ke konsumen ikan
tiga tingkat. Ketiga perantara yang pindang. Pola rantai pemasaran ini,
dimaksud dalam hal ini yaitu pengepul dilakukan oleh pengusaha ikan pindang
pertama (produsen besar), pengepul kedua dengan skala industri rumah tangga dan
(pedagang besar) dan pedagang kecil. kecil di Desa Banyutowo Kecamatan
Berdasarkan hasil wawancara Dukuhseti. Pola yang diterapkan yaitu
dengan informan yang menggunakan pola produsen menjual produk ikan
pemasaran dengan skema pada Gambar 2, pindangnya kepada pedagang eceran.
alasan yang mendasari yaitu: 1) Jumlah Selanjutnya pedagang eceran inilah yang
produksi yang relatif kecil sehingga nantinya akan menjual produk kepada
produsen enggan untuk melakukan konsumen.
27
Rantai Pemasaran Ikan Pindang …. Herna Octivia D
Gambar 3.
Skema Rantai Pemasaran Melalui Perantara (Bentuk Saluran Kedua)
Jika dilihat dari skema pada dari produsen relatif lebih murah
Gambar 3, maka terdapat satu perantara dibandingkan jika mengambil dari
yaitu pedagang kecil/pedagang eceran. pengepul atau pedagang besar. Harga jual
Dalam Kaunang dkk (2012) disebutkan yang berlaku sama untuk semua produsen
bahwa saluran pemasaran dengan atau pengusaha ikan pindang skala
menggunakan satu perantara disebut industri rumah tangga dan kecil baik yang
saluran satu tingkat, dimana perantara ini berlaku pada penjualan langsung yaitu
biasanya adalah pedagang eceran. kisaran harga Rp4.000 sampai Rp5.000
Primadistya (2004) dalam per besek (per besek berisi 4-5 ekor ikan
makalahnya menyebutkan bahwa pindang).
pedagang eceran (retailing) termasuk Saluran ketiga yaitu dari produsen,
semua aktivitas dalam menjual barang ikan pindang diambil oleh pengepul
atau jasa, langsung ke konsumen akhir (pedagang pemesan ikan pindang),
untuk kebutuhan pribadi dan non-bisnis. kemudian dari pengepul produk dijual ke
Pengecer terdiri dari pengecer toko dan pedagang yang lebih kecil untuk
non-toko. Pedagang pengecer yang selanjutnya dijual ke konsumen. Pola
dimaksud disini adalah pedagang pemasaran ini dilakukan oleh pengusaha
pengecer non-toko. ikan pindang dengan skala industri sedang
Hasil wawancara dengan responden
dan besar. Kapasitas produksi ikan
yang menggunakan skema pada Gambar
pindang untuk skala industri sedang dan
3, alasan yang mendasari yaitu produsen
langsung didatangi oleh pedagang eceran. besar berkisar antara 3.000-9.000 kg/hari
Pedagang eceran ini merupakan pedagang (Dislautkan Kab. Pati, 2014). Informan
yang memasarkan produk ikan pindang pengusaha ikan pindang skala industri
untuk pasar-pasar lokal. Alasan pedagang sedang dan besar berasal dari Desa
eceran mengambil langsung produk ikan Dukutalit dan Desa Bajomulyo
pindang dari produsen adalah harga jual Kecamatan Juwana.
Gambar 4.
Skema Rantai Pemasaran Melalui Perantara (Bentuk Saluran Ketiga)
28
Jurnal Litbang Vol.XI, No.1, Juni 2015: 23-30
penelitian Fitriana yaitu dari besek), untuk bahan baku ikan banyar
petani/produsen dijual ke tengkulak harga jual Rp30.000 sampai
kemudian ke pedagang eceran selanjutnya Rp35.000/gendel (1 gendel 12 besek),
dijual ke konsumen (Fitriana dalam untuk bahan baku ikan tongkol harga jual
Agustina, 2008). Sedangkan dalam Rp30.000 sampai Rp35.000/gendel (1
Kaunang dkk (2012), bentuk pemasaran gendel 9 besek), dan untuk bahan baku
dengan dua perantara disebut saluran dua ikan salem harga jual Rp60.000/gendel (1
tingkat. gendel 9 besek). Isi ikan pindang untuk
Hasil wawancara dengan informan berbagai jenis bahan baku adalah 2 ekor
yang menggunakan skema pada Gambar 4 per besek.
bahwa para pengusaha ikan pindang baik KESIMPULAN DAN SARAN
untuk skala industri sedang maupun besar
di Kabupaten Pati dalam melakukan Kesimpulan
proses produksi sangat tergantung dari Rantai pemasaran ikan pindang di
pesanan pengepul (dalam hal ini Kabupaten Pati terdapat dalam dua jenis
pedagang besar). Biasanya tiap pengusaha yaitu pemasaran secara langsung dan
ini sudah mempunyai pengepul pemasaran melalui perantara. Untuk
langganan. Pengepul ini berasal dari luar pemasaran secara langsung disebut juga
Kabupaten Pati seperti beberapa daerah di saluran nol tingkat (tidak melalui
Jawa Tengah (Kudus, Semarang, perantara) digunakan oleh industri ikan
Wonosobo, Magelang, Wonogiri, Solo, pindang dengan skala industri rumah
dan lain-lain), Yogyakarta dan Jawa tangga dan kecil. Untuk pemasaran
Timur, sehingga pengusaha ikan pindang melalui perantara terdapat tiga bentuk.
skala industri sedang dan besar di Bentuk saluran pertama disebut saluran
Kabupaten Pati tidak menjual produknya tiga tingkat (menggunakan tiga perantara)
di dalam daerah Kabupaten Pati. dan digunakan oleh industri ikan pindang
Pengusaha ikan pindang skala dengan skala industri rumah tangga di
industri sedang dan besar di Kabupaten Desa Banyutowo Kecamatan Dukuhseti.
Pati (produsen) ini sangat bergantung Bentuk saluran kedua disebut saluran satu
kepada pengepul. Hal ini dikarenakan tingkat (menggunakan satu perantara) dan
pengepul inilah yang menentukan jumlah digunakan oleh industri ikan pindang
produksi dari industri ikan pindang sang dengan skala industri rumah tangga dan
pengusaha. Alasan yang dikemukakan kecil. Bentuk saluran ketiga disebut
responden adalah dengan pola produksi saluran dua tingkat (menggunakan dua
menurut jumlah pesanan maka tidak perlu perantara) dan digunakan oleh industri
khawatir jika produk tidak habis terjual. ikan pindang skala industri sedang dan
Tetapi kekurangan dari pola ini adalah besar.
pengepul biasanya melakukan
pembayaran setelah produk dikirim atau Saran
setelah produk terjual dari pengepul 1. Bagi dinas terkait, khususnya
(sistem berhutang terlebih dahulu) Dislautkan Kab. Pati untuk mulai
sehingga responden banyak mengeluhkan mengalihkan program pengembangan
kesulitan mencari modal baru untuk industri perikanan ke arah industri
kembali berproduksi. Harga jual produk rumah tangga dan kecil dan
ikan pindang di tingkat produsen Disperindag Kab. Pati untuk
tergantung dari jenis bahan baku yang membantu membuka akses pemasaran
digunakan. Untuk bahan baku ikan layang lebih luas bagi industri perikanan
harga jual Rp30.000/gendel (1 gendel 12 skala industri rumah tangga dan kecil.
29
Rantai Pemasaran Ikan Pindang …. Herna Octivia D
30