Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

96 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

STUDI KRITIS KONSEP DAN APLIKASI PEMBINAAN MENTAL TNI AD

A CRITICAL STUDY OF THE CONCEPT AND APPLICATION OF MENTAL COACHING


INDONESIAN ARMY
A Ilyas1a
1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Djuanda Bogor, Jl. Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35
Ciawi Bogor 16720
a Korespondensi: Asmil Ilyas, Email: asmililyas56@gmail.com

(Diterima: 30-06-2016; Ditelaah: 30-06-2016; Disetujui: 26-08-2016)

ABSTRACT
The mental construction of Indonesian army is the activity around Indonesian army holding
the assignment and obligation to build the mental of soldiers, government employee of
soldiers, and their big family its purpose. Is to create moral comparative, solidarity and
professionalism of the Indonesian army. To develop the mental construction of Indonesian
army has attempted and made various models in developing the best system. In fact, there are
still many soldiers (Kodam Jaya) who do the activity which is unsuitable with morality,
religion, and nation. Assumption: the main factor is education and Islamic mental construction
is still less suitable with the condition and the main problem which is found in the Indonesian
army. Because, if someone understand the religion as well, so he will behave politely, far from
bad activity, leave the violence and he will not abuse the guidance what he got. The aim of this
research is to analyze the basic problem which becomes factors cause less effective of mental
construction in Indonesian army especially in the location of research. The result of the
research shows that the application of ineffective concept caused by (1) there is less attention
of Indonesian army leaders (Kodam Jaya). As it has been known that the character of
Indonesian army has high loyalty to the leaders; (2) the material that is given is not suitable
with the fact of moral case of Indonesian army especially in Kodam Jaya; (3) the instructor did
not follow the curriculum that determined and investigated that matched with the need.
Fourth. Learning system just followed the general regulation, unstructured in the short time,
place, and the attendance.
Keywords: mental construction, moral comparative, professionalism, solidarity.

ABSTRAK
Pembinaan mental TNI AD adalah kegiatan dalam lingkungan TNI AD yang mengemban tugas
dan kewajiban untuk membangun mental prajurit, PNS, TNI AD beserta keluarga besarnya.
Tujuannya supaya terwujud keunggulan moral, soliditas dan profesionalisme prajurit TNI AD.
Untuk mengembangkan pembinaan mental, TNI AD sudah berusaha dan membuat berbagai
model dalam rangka mengembangkan sistem yang lebih baik. Namun, masih banyak oknum
TNI AD (Kodam Jaya) yang melakukan tindakan yang kurang sesuai dengan moral agama dan
negara. Asumsi penyebab utamanya adalah pendidikan dan bina mental rohani Islam masih
kurang sesuai dengan keadaan dan akar permasalahan yang ada di TNI AD. Hal tersebut terjadi
karena jika seseorang memahami dengan baik dan benar mengenai Islam, maka ia akan dapat
berlaku lebih sopan, jauh dari perbuatan munkar, dan menjauhi bentuk kekerasan sampai
tindak menyalahgunakan semua amanat yang dia sandang. Tujuan penelitian ialah untuk
menganalisis masalah-masalah mendasar yang menjadi penyebab kurang efektifnya
pembinaan mental di TNI AD, khususnya Kodam Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aplikasi dari konsep yang tidak efektif disebabkan oleh (1) kurang adanya keterlibatan
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 97

langsung dari pimpinan dari Kodam Jaya, padahal TNI AD memiliki sifat loyalitas yang tinggi
terhadap pemimpin; (2) materi yang diberikan tidak didasarkan pada kenyataan kasus moral
TNI AD, khususnya Kodam Jaya; (3) pematerinya tidak mengikuti kurikulum yang sudah
ditentukan dan diteliti sesuai dengan kebutuhan; (4) sistem pelajaran hanya mengikuti aturan
umum, tidak terstruktur dalam hal waktu, tempat, dan pesertanya.
Kata kunci: keunggulan moral, pembinaan mental, profesionalisme, soliditas.

Ilyas A. 2016. Studi kritis konsep dan aplikasi pembinaan mental TNI AD. Jurnal Sosial
Humaniora 7(2): 96-110.

menyesuaikan diri dengan kebijakan


PENDAHULUAN pimpinan TNI AD menghadapi dinamika
Pembinaan mempunyai arti sebuah proses, bangsa dan negara yang terjadi (Zen 2004).
perbuatan, cara membina, pembaharuan, TNI AD dituntut pula untuk menampilkan
penyempurnaan usaha, tindakan, dan kinerja terbaik dalam mengemban fungsi
kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna bintal dan sejarah TNI, bukan malah
dan berhasil-guna untuk memperoleh hasil memperparah keadaan yang sedang terjadi.
yang lebih baik (Depdikbud 1990). Soetopo TNI juga dituntut untuk berpegang teguh
dan Soemanto (1990) menyatakan bahwa pada jati diri yang telah dimilikinya. Jati diri
pembinaan adalah menunjuk kepada suatu tersebut merupakan kode etik (pedoman
kegiatan yang mempertahankan dan hidup) atau akhlak bagi TNI (Siswosoediro
menyempurnakan sesuatu yang telah ada. 2009). Pedoman harus dijunjung tinggi dan
Mangunhardjana (1986) mengemukakan dilaksanakan bagi setiap prajurit TNI baik
bahwa pembinaan sebagai terjemahan dari dalam kegiatan pribadi maupun organisasi.
bahasa Inggris, training yang berarti latihan, Pada umumnya, masyarakat menganggap
pendidikan, dan pembinaan. bahwa TNI sebagai militer yang dilengkapi
Pembinaan mental TNI AD merupakan dengan akal dan senjata cenderung
sebuah kegiatan dalam lingkungan TNI AD bertindak represif dan opresif dalam
yang mengemban tugas dan kewajiban untuk memaksakan kehendaknya kepada golongan
membangun mental Prajurit, PNS TNI AD lain sehingga perlu dijauhkan dari
beserta keluarga besar TNI AD guna kehidupan politik (Castle 1999). Isu lain
terwujudnya keunggulan moral, soliditas, yang masih terkait TNI AD adalah watak
dan profesionalisme. Fungsi dan peran brutal dan beberapa aspek kehidupan
satuan Bintal TNI AD sebagai pelaksana militer. Banyak laporan yang
tugas, selama ini mengalami kemajuan mengungkapkan cara-cara unit-unit militer
terutama dalam meningkatkan peran “melatih” calon tentaranya dengan tujuan
Prajurit TNI AD dalam bidang menjadi peran untuk menjadikannya instrumen yang patuh.
moralitas sebagai pengatur dan petunjuk Meskipun salah satu fungsi dari
bagi masyarakat untuk menjadi baik dan penggemblengan awal ini adalah untuk
tampil sebagai panutan dan mentaati semua menjadikan mereka mampu melakukan
aturan hukum, disiplin, dan tata tertib agresi yang terkontrol dalam pertempuran,
keprajuritan baik tutur kata, sikap, dan terdapat banyak bukti akan terus
tindakan. Meski sudah banyak mengalami berlangsungnya kekerasan dari kehidupan
kemajuan, pembinaan mental dan militer pada umumnya. Organisasi militer
kesejarahan yang dilakukan TNI AD masih biasanya sangat otoriter, personil yang
belum maksimal sebagaimana yang berpangkat lebih rendah mempunyai resiko
diharapkan (Santoso 2010). mendapatkan perlakuan sewenang-wenang
Di sisi lain TNI AD, terutama di bidang oleh atau mendapat sanksi dan perwira yang
Bintal dituntut untuk bersikap kritis dan lebih tinggi pangkatnya (Shaw 2001). Pada
sisi lain, dalam beberapa kasus TNI banyak
98 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

yang melakukan pelanggaran sehingga Tempat Penelitian


menyebabkan hukuman pemecatan dan lain-
Penelitian ini dilakukan di Kodam Jaya
lain.
Jakarta. Kodam Jaya Jakarta berada di Jalan
Kenyataan adanya ketimpangan antara Mayjen Sutoyo Nomor 5, Cililitan, Jakarta
tugas TNI yang sangat mulia dengan Timur.
keberadaan oknum TNI yang melakukan
pelanggaran menjadi suatu pertanyaan yang Sumber Data Penelitian
harus dijawab. Salah satu jawabannya adalah
dari aspek agama yang mengajarkan bahwa Sumber data penelitian adalah sumber data
kedamaian, ketenangan jiwa, perbuatan yang terdiri atas kata-kata dan tindakan,
yang baik, dan meninggalkan perbuatan sumber tertulis, foto, dan data statistik
yang buruk adalah hasil yang dicapai ketika (Moleong 1997). Sumber data ini cukup
seseorang menjalankan perintah agama signifikan dijadikan rujukan dalam
dengan benar (Suriasumantri 2000). penelitian ini, terutama untuk bahan
pembahasan metode pembinaan mental
Kesadaran ini pula yang memberikan
rohani keberagamaan Islam di lingkungan
suatu kebijakan dalam instansi TNI untuk
TNI AD.
mengadakan Pembinaan Mental Rohani
Islam bagi yang beragama Islam. Secara Sumber data tersebut, dibagi menjadi dua
konseptual, Bintal TNI merupakan salah satu yaitu sumber primer dan sumber data
fungsi khusus dalam melaksanakan usaha, sekunder. Data primer didapat dari kata-kata
pekerjaan, dan kegiatan secara terencana, dan tindakan orang-orang yang diamati atau
terarah, dan berlanjut dalam rangka diwawancarai. Sumber data utama ini dicatat
memelihara dan meningkatkan mental melalui catatan tertulis atau pengambilan
prajurit dan PNS berdasarkan agama, foto. Dalam penelitian, peneliti akan menjadi
Pancasila dan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, pengamat sekaligus berperan serta pada
dan aturan lainnya yang berlaku. Untuk suatu latar penelitian tertentu. Oleh karena
mengembangkannya, TNI sudah berusaha itu, peneliti menjadi sangat beruntung
dan membuat berbagai model dalam rangka karena akan dapat memanfaatkan sebesar-
mengembangkan sistem yang lebih baik. besarnya suasana dan keadaan faktual yang
Materi yang diajarkan dalam Bintal Rohani ada.
ini berdasarkan keimanan, keislaman, dan Sumber data sekundernya adalah sumber
keihsanan, serta diberi acuan normatif yang tertulis. Sumber tertulis ini justru menjadi
sangat lengkap. sumber data sekunder yang berfungsi
sebagai penguat atas kejadian yang ada
dalam lingkup penelitian. Sumber data
MATERI DAN METODE tertulis terdiri dari sumber buku, majalah
ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi
Pendekatan Penelitian peneliti selama menjadi TNI, dan dokumen
resmi yang ada di lingkungan TNI AD.
Pendekatan penelitian menggunakan kajian Sumber buku ini misalnya buku pedoman
mengenai fenomena yang terjadi disuatu pelatihan mental, sejarah TNI, sumber latar
tempat, yaitu lingkungan TNI Angkatan teoretis mengenai pendidikan dan psikologi
Darat (Kodam Jaya) yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan pengembangan
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sumber daya manusia yang berkualitas,
lain-lain. Objek penelitian yang diteliti beriman, bertakwa, dan mempunyai
adalah perilaku secara fundamental kesalehan sosial.
berdasarkan dari hasil pengamatan peneliti
sehingga pendekatan yang digunakan Teknik Pengumpulan Data
berdasarkan penelitian kualitatif (Kirk dan
Miller 1986). Data yang dikumpulkan adalah data primer
yaitu model, bentuk, sistem, dan materi
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 99

pembinaan mental agama Islam bagi anggota Reduksi Eiditis


TNI Angkatan Darat (AD) yang
Setelah dilihat dari berbagai sudut pandang,
dilatarbelakangi oleh keberadaan sebagian
maka langkah selanjutnya adalah
oknum TNI AD masih ada yang berbuat
menentukan dari berbagai gejala yang ada
kurang baik di masyarakat.
tersebut dalam suatu rangkaian yang paling
Teknik pengumpulan data dilakukan tepat sehingga pandangan terhadap
melalui content analysis atau kajian isi kenyataan mencapai suatu esensi yang
(Berger 2000). Konten analisis tidak harus sebenarnya. Sudut pandang ini hanya
menganalisis teks tertulis, tetapi dapat pula dikhususkan berkaitan dengan indikasi yang
kenyataan yang ada di lapangan. ada dalam temuan di lapangan. Misalnya,
mengenai materi bimbingan mental dalam
Teknik Analisis Data agama Islam, hendaknya juga dilihat segi
Proses analisis data dalam penelitian ini agama Islam dengan berbagai kerangka
dimulai dengan menelaah data yang tersedia teorinya. Misalnya lagi, keterpengaruhan
yaitu proses bimbingan mental prajurit TNI materi terhadap interaksi sosial maka sudut
AD. Prosesnya adalah membaca, pengamatan pandangnya adalah psikologi dan sosiologi
berperan serta, dan mengumpulkan data. dan begitu selanjutnya.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka
langkah berikutnya ialah mengadakan Reduksi Transendental
reduksi data yang dilakukan dengan jalan Langkah ketiga dalam meneliti melalui
membuat abstraksi. Langkah selanjutnya fenomenologi adalah reduksi transendental.
adalah menyusunnya dalam satuan-satuan Artinya, semua fakta yang ada di lapangan ini
dalam bab-bab yang sesuai dengan urutan akan dapat dipahami dan dianalisis sesuai
pola berpikir dengan metode dakwah dengan kenyataan yang paling faktual, tidak
modern. berdasarkan persepsi atau keinginan
Untuk membantu, mempermudah, dan peneliti. Akan tetapi, berdasarkan kenyataan
memperdalam serta menghilangkan subjek penelitian itu sendiri (Smith 1995).
subjektivitas, maka dalam mengkajinya
perlu menggunakan pendekatan Tingkat Keterpercayaan Hasil
fenomenologi. Langkah operasional dalam Penelitian
penelitian fenomenologi ini adalah (1)
Pada penelitian kualitatif, hal yang selalu
reduksi fenomenologis, (2) reduksi eiditis,
dipertanyakan adalah tingkat kepercayaan
dan (3) reduksi transendental.
(kredibilitas) terhadap hasil penelitian.
Reduksi Fenomenologis Untuk menetapkan keabsahan data tersebut,
peneliti telah melakukan teknik
Peneliti menyaring pengalaman agar pemeriksaan yang didasarkan pada kriteria
mendapatkan fenomena yang sebenarnya. tertentu yaitu ketekunan pengamatan,
Dengan begitu, semua kejadian yang telah triangulasi, pemeriksaan sejawat, dan
terjadi di TNI Angkatan Darat tidak langsung kecukupan referensial.
dianggap sebagai kenyataan yang ada, tetapi
semua kejadian tersebut perlu dilihat secara
heuristik melalui berbagai pandangan, HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti secara psikologis, ekonomi, agama,
dan sudut pandang lainnya. Oleh karena itu, Deskripsi Kodam Jaya
semua kejadian tersebut tidak langsung
diklaim suatu kebenaran, namun kenyataan Kodam Jaya lahir dan muncul berkaitan erat
yang ada akan diteliti menurut berbagai dengan sejarahnya peperangan di Indonesia,
disiplin ilmu. tepatnya pada tanggal 24 Desember 1949 di
Jakarta. Hal itu terjadi setelah penyerahan
kekuasaan dari Pemerintah Belanda kepada
100 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

pemerintah Republik Indonesia yang diawali Buddha (Kasirohhinbud), Kepala Seksi


dengan penandatanganan dokumen- Mental ideologi Kepejuangan
dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah (Kasitalidjuang), Kepala Seksi Dokumen
Jakarta Raya dari tangan Co Batavia En Penulisan Sejarah dan Pepustakaan
Ommelanden kepada basis Co Jakarta Raya. (Kasidoklistaka), dan Kepala Seksi Museum,
Penandatanganan dokumen ini dilakukan Monumen, dan Tradisi (Kasimusmontra).
oleh Kolonel Vries selaku Basis co Batavia en Selain itu, terdapat pula unsur pelayanan
commelanden mewakili Pemerintah Belanda yaitu Kepala Tata Usaha Urusan Dalam
dan Letkol R. Paswin Nata Diningrat selaku (Katuud) dan unsur pelaksana Kepala Badan
Basis co Jakarta Raya mewakili Pemerintah Pelaksana Pembinaan Mental Juang (Kabalak
Republik Indonesia. Bintal Juang).
Penyerahan kekuasaan inilah yang Pembinaan mental di lingkungan TNI AD
dijadikan tonggak lahirnya Kodam Jaya memiliki tujuan-tujuan sebagai berikut.
(dahulu Kodam V/Jaya). Selain itu, ada 1. Pembinaan Rohani
beberapa hal penting yang menentukan Pembinaan mental TNI AD merupakan
tanggal 24 Desember 1949 sebagai hari jadi upaya ke arah peningkatan mutu prajurit
Kodam Jaya yaitu: (1) lahirnya organisasi demi terlaksananya tugas pokok TNI AD
Basis co Jakarta Raya dan dilengkapi personil yang berdaya guna dan berhasil guna, serta
pada unsur-unsur Basis Co Jakarta Raya; (2)
meliputi segala usaha, tindakan, dan
penandatanganan dokumen-dokumen kegiatan dalam membentuk dan memelihara
peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta serta meningkatkan ketahanan mental
Raya dan penyerahan badan-badan atau
prajurit terhadap berbagai tantangan dalam
instansi-instansi Militer yang berada di hubungan dengan tempat, waktu, dan
Jakarta Raya dari Baisi Co Batavia en kondisi berdasarkan Pancasila, Sumpah
Emmolanden kepada Basis Co Jakarta Raya; Prajurit, dan Sapta Marga.
(3) pada pertengahan Desember 1949 secara
berangsur-angsur mulai berdatangan ke 2. Pembinaan Mental Ideologi
Jakarta seperti Batalyon Kala Hitam dan Pembinaan mental ideologi merupakan
Batalyon siluman yang memperkuat pembinaan mental kedua yang
kedudukan Basis Co Jakarta Raya. diselenggarakan TNI AD. Pembinaan mental
ideologi mendapat prioritas dan proporsi
Pembentukan Bintal TNI AD yang sama dalam melaksanakannya, selain
pembinaan rohani dan pembinaan tradisi
Pembinaan rohani agama Islam merupakan
kepejuangan. Pembinaan mental ideologi
salah satu bagian integral di TNI AD dalam
yang terus-menerus dan berlanjut
mengembangkan mental keprajuritan TNI
diharapkan mampu menghantarkan prajurit
AD, khususnya Kodam Jaya. Oleh karena itu,
kepada kualitas hidup yang sesuai dengan
pembinaan rohani Islam menjadi salah satu
Pancasila, dan terus-menerus akan
program yang selalu mendapatkan perhatian
menebalkan jiwa kepejuangan yang tinggi,
dari berbagai pihak.
serta menyatukan konsep-konsep atau
Pimpinan tertinggi di Bintal adalah Kepala pandangan yang jelas, tepat, efektif dalam
Pembinaan Mental Kodam Jaya hidup sehari-hari dengan baik.
(Kabintaldam) sebagai eselon pimpinan.
Metode yang digunakan dalam
Untuk melaksanakan tugas dan
pembinaan mental ideologi bagi seorang
tanggungjawabnya, Kabintal dibantu Eselon
prajurit ialah melalui santiaji dan
Pembantu Pimpinan yang terdiri atas Kepala
santikarma. Secara garis besar, kegiatan
Seksi Metode dan Teknik (Kasimetnik),
santiaji antara lain meresapi isi Pancasila,
Kepala Seksi Rohani Islam (Kasirohis),
Sapta Marga, dan Sumpah Prajurit, Doktrin
Kepala Seksi Rohani Protestan
Hankamnas dan Perjuangan ABRI/TNI AD,
(Kasirohprot), Kepala Seksi Rohani Katolik
Cadek serta sejarah perjuangan TNI AD.
(Kasirohkat), Kepala Seksi Rohani Hindu dan
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 101

Adapun kegiatan santikarma secara garis semacam ‘alat kontrol’ sekaligus ‘obat’ yang
besar meliputi kegiatan-kegiatan operasi mujarab bagi prajurit di masa kini dan
bakti, kegiatan-kegiatan dalam upaya mendatang. Dengan mempelajari sejarah
meningkatkan kesejahteraan, dan sekaligus bangsa, prajurit tidak mengulang tindakan-
kedisiplinan. tindakan yang negatif dan sebagai obat
Pelaksanaan pembinaan mental ideologi mujarab prajurit yang tengah berjuang pada
senantiasa dilaksanakan secara terpadu dan zaman sekarang, dihibur, dan diteguhkan
terus-menerus, baik program perorangan keberaniannya, dengan didasarkan kepada
maupun kolektif. Hal ini perlu dilakukan agar motivasi akan meneruskan semangat dan
seorang prajurit di mana pun dan pada cita-cita para pahlawan atau pejuang yang
situasi apa pun senantiasa teguh dan kuat telah rela berkorban demi kemerdekaan
dalam kepribadiannya. bangsa.
3. Pembinaan Tradisi Kepejuangan
Metode Bintal TNI AD
Sejarah tradisi kepejuangan tidak dapat
melepaskan diri dari realita masa sekarang Proses pembinaan mental dilakukan dengan
dan perspektif masa depan. Tanpa berpijak cara memberi pengetahuan untuk
pada kenyataan hari sekarang dan tanpa menambah wawasan prajurit TNI,
memperhitungkan pada kecenderungan menumbuhkan motivasi timbulnya
yang akan terjadi di hari kemudian, maka perbuatan yang mencerminkan nilai luhur,
sejarah tradisi kepejuangan hanya akan dan menciptakan kondisi lingkungan yang
merupakan tujuan masa silam saja yang mendukung. Pada kenyataan kehidupan
bersifat statis. seorang prajurit TNI adalah prajurit yang
berdiri sendiri, pribadi dalam hubungan
Bertolak dari sejarah militer sebagai
dengan kesatuan pribadi dalam
sarana pemupukan semangat keprajuritan di
hubungannya dengan keluarga dan
atas, maka dalam rangka pembinaan
masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu,
motivasi juang prajurit TNI AD, khususnya
sasaran pembinaan mental prajurit TNI
pelestarian nilai-nilai juang 1945 dan nilai-
(Mabes TNI 1996) ditujukan pada:
nilai juang TNI 1945, sejarah militer adalah
hal yang penting. tujuan pokok 1. prajurit TNI,
pengembangan moril dan jiwa korsa 2. kesatuan TNI,
(kehendak) kesatuan berlandaskan nilai- 3. keluarga besar TNI, dan
nilai juang 1945 dan nilai-nilai juang TNI 4. lingkungan sosial tempat prajurit atau
1945 yang tinggi, yang mana setiap anggota kesatuan berada.
atas dasar kesadaran tersendiri meletakkan
Sementara itu, pembinaan mental TNI
kepentingan tugas, tanggung jawab, dan
dalam rangka membina prajurit yang
kewajibannya.
berpola pada Sapta Marga melalui tiga
Sesuai dengan pentingnya sejarah juang macam, yaitu (1) pembinaan mental rohani
yang mengandung tiga dimensi sekaligus, Islam, (2) pembinaan mental ideologi, dan
yaitu masa silam, sekarang, dan yang akan (3) pembinaan mental tradisi kepejuangan.
datang, dalam arti bahwa penyelidikan
1. Pembinaan Mental Rohani Islam
sejarah masa silam tidak dapat melepaskan
diri dari realitasnya di waktu sekarang dan Pembinaan mental rohani Islam adalah
dalam perspektif masa depan, maka sejarah pembinaan mental TNI aspek rohani.
TNI AD merupakan faktor yang penting Pembinaan mental rohani dilaksanakan
dalam pembinaan motivasi juang prajurit. melalui pembinaan kehidupan keagamaan
Lebih-lebih bila dilihat dari fungsi sejarah sesuai dengan agama yang dianut. Semakin
TNI AD secara aspiratif, yaitu sebagai sarana meningkat ketakwaannya kepada Tuhan
untuk pembinaan tradisi, semangat juang, Yang Maha Esa, maka kualitas prajurit akan
sifat kepemimpinan, dan jiwa korsa. Dengan meningkat pula sehingga moralitasnya
demikian, pembinaan tradisi kepejuangan tinggi, memiliki sikap hidup rukun baik
102 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

antarumat beragama maupun umat pembinaan, pendidikan maupun


beragama dengan pemerintah. pelaksanaan ceramah-ceramah di
2. Pembinaan Mental Ideologi lingkungan kesatuan maupun tugas.
Ideologi yang dimaksud adalah 5. Simulatif digunakan untuk menanam
keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai, dan pengertian dan penghayatan dengan cara
keyakinan yang ingin diwujudkan dalam memberi pengalaman kepada anggota
kenyataan hidup bermasyarakat, berbangsa, TNI AD dan keluarganya yang diberikan
dan bernegara. Dengan adanya pembinaan melalui tiruan keadaan kejadian sehari-
mental ideologi kesamaan, keyakinan, dan hari dalam masyarakat.
kebenaran serta kesaktian Pancasila dan 6. Sugestif digunakan untuk memberikan
UUD 45 akan terpelihara secara mantap. saran-saran dan pandangan kepada para
3. Pembinaan Mental Tradisi Kepejuangan anggota TNI AD beserta keluarganya.
Pembinaan aspek kepejuangan yang
Pemantapan Pembinaan Mental
bertujuan memupuk dan meningkatkan
profesionalisme dan kepejuangan prajurit sebagai Fungsi Komando
berdasarkan nilai-nilai luhur yang telah Pembinaan mental merupakan salah satu
disepakati oleh bangsa Indonesia. kegiatan dalam rangka fungsi perawatan
personil TNI. Perawatan personil
Strategi Pembinaan Mental merupakan salah satu peran utama dari
Strategi yang digunakan dalam bintal selama pembinaan personil TNI yang merupakan
ini adalah (1) persuasif, (2) stimulatif, (3) salah satu fungsi organik kesatuan TNI.
edukatif, (4) instruktif, (5) simulatif, dan (6) Dengan demikian, pembinaan mental
sugestif (Konfidensial Mabes TNI AD 2006). (bintal) merupakan salah satu fungsi
Strategi-strategi tersebut akan dipaparkan komando. Pembinaan mental fungsi
lebih jelas sebagai berikut. komando mengandung dua pengertian yaitu:
1. Persuasif digunakan untuk 1. dalam arti sempit, setiap komando atau
menumbuhkan kesadaran seluruh pemimpin sesuai dengan lingkup tugas,
anggota dan ikut serta aktif dalam setiap tanggung jawab dan tingkat komandonya
usaha yang dilakukan oleh kesatuan, berkewajiban dan bertanggung jawab
terutama dengan memberikan tauladan atas pembinaan mental di kesatuannya;
maupun contoh yang baik sesuai dengan 2. dalam arti luas, setiap atasan atau
nilai, norma baik agama, negara maupun golongan pangkat yang lebih tinggi atau
masyarakat. usia yang lebih tua berkewajiban atau
2. Stimulatif digunakan untuk memberi bertanggung jawab atas pembinaan
saran dan pandangan serta nasihat mental dari anggota atau bawahan atau
kepada anggota TNI beserta keluarganya golongan pangkat yang rendah atau yang
agar ikut serta secara aktif dalam setiap berusia lebih muda.
usaha pembinaan mental yang Agar tujuan pembinaan mental TNI dapat
diselenggarakan di kesatuan maupun di tercapai secara berhasil dan berdaya guna
komplek Kesatriaan TNI AD. pelaksanaannya berdasarkan asas-asas
3. Edukatif digunakan untuk mendidik sebagai berikut.
seluruh anggota TNI beserta keluarganya 1. Asas Kesatuan. Penyelenggaraan
agar ikut serta secara aktif dalam setiap pembinaan mental yang dilaksanakan
usaha pembinaan mental yang sebagai bagian dari satu kesatuan upaya
diselenggarakan di kesatuan maupun di dalam kegiatan komando.
komplek Kesatriaan TNI AD. 2. Asas Prioritas. Penyelenggaraan
4. Instruktif digunakan dalam pembinaan mental TNI harus bermanfaat
melaksanakan program-program
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 103

baik untuk kekuatan TNI maupun Pemantapan Kualitas Materi


kekuatan pertahanan keamanan negara. Pembinaan Mental
3. Asas Keterpaduan. Penyelenggaraan
pembinaan mental harus dapat Materi Pembinaan
menentukan mana yang harus dilakukan Materi pembinaan mental yang digunakan
dan diutamakan baik yang berkaitan pada hakikatnya adalah materi yang
dengan kepentingan pembinaan mental mendukung pencapaian tujuan yang telah
maupun kepentingan kesatuan yang lain. ditentukan. Pembinaan mental adalah upaya
Pada pelaksanaan pembinaan mental TNI pembinaan sikap yang sesuai dengan nilai-
fungsi komando, konsep pembinaan nilai TNI dalam UUD 45. Oleh karena itu
berdasarkan pada hal-hal yang pragmatis dasar pembinaan mental TNI adalah materi
dan efektif. Pragmatis dalam arti mendasar yang mengandung nilai-nilai tersebut
pada fakta-fakta yang sesuai dengan dengan segala bentuk perwujudan,
kenyataan yang nyata sehingga bermanfaat penjabaran, dan pengembangan materi
dan dapat segera diterapkan dalam praktik. tersebut diarahkan untuk memberikan
Efektif dalam arti dapat memberikan pemahaman pengetahuan yang kemudian
pemecahan persoalan yang dihadapi sehari- akan menimbulkan sikap dan perilaku.
hari dengan sebaik-baiknya. Pragmatis dan Struktur materi berdasarkan komponen
efektif akan memungkinkan tercapainya pembinaan mental di lingkungan TNI antara
hasil yang setinggi-tingginya dan dapat lain:
dipertanggungjawabkan penggunaannya.
1. materi pembinaan mental rohani
Penerapan Sistem Kader Pembinaan bersumber pada nilai-nilai ajaran agama,
Mental 2. materi pembinaan mental ideologi
bersumber pada nilai-nilai ideologi
Seorang kader pembinaan mental negara Indonesia, dan
melaksanakan fungsinya dengan
3. materi pembinaan mental tradisi
menggunakan peluang yang ada disela-sela
kepejuangan yang bersumber pada nilai-
tugasnya. Oleh sebab itu, setiap kader
nilai budaya dan tradisi keprajuritan
pembinaan mental mendapatkan pendidikan
bangsa Indonesia.
dan latihan khusus agar profesional dalam
tugasnya. Pengertian kader pembinaan Kurikulum Pembinaan Mental
mental (bintal) adalah staf kesatuan yang
secara khusus dididik dan dilatih sehingga Pada proses pembentukan menjadi seorang
memenuhi kualitas kader bintal. prajurit TNI, seseorang yang terpilih akan
Kader pembinaan mental adalah dididik dan dilatih fisik, intelektual, maupun
narasumber bagi komandan. Rekan-rekan mentalnya sehingga dianggap memiliki
dan anak buahnya kader pembinaan mental, kualifikasi sebagai seorang prajurit TNI.
tetapi mereka akan berfungsi sejauh Selanjutnya, setiap perkembangan karir
diperlukan. Guna memenuhi tanggung jawab seseorang menentukan kualitas mental yang
dan jabatan pokoknya. Pada dasarnya, setiap sesuai. Mengingat perkembangan tersebut
perwira adalah kader pembinaan mental dapat terjadi baik penugasan maupun
untuk mewujudkan perlu adanya upaya sebagai hasil dari suatu pendidikan, maka
khusus melalui pendidikan atau penataran kurikulum bintal dalam setiap pendidikan
pembinaan mental secara berjenjang. Oleh perlu disesuaikan dengan tingkat
karena itu, komandan bertanggung jawab perkembangan yang ingin dicapai oleh
atas keberhasilan tugas dan fungsi masing-masing pendidikan.
pembinaan mental dalam pembinaan mental Secara garis besar kurikulum pembinaan
bagi kesatuannya. mental dalam lembaga pendidikan adalah
sebagai berikut.
104 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

1. Pendidikan pembentukan (pendidikan penuh kesadaran dan keyakinan. Dengan


pertama). Tujuan pendidikan bintal pada kata lain, berarti pula dapat melaksanakan
lembaga pendidikan ini ialah untuk setiap tugas yang dibebankan dengan sebaik-
menunjang pembentukan kepribadian baiknya.
sesuai dengan peranan dan golongan Metode santiaji adalah cara-cara yang
pangkat yang bersangkutan. Bobot ditempuh untuk memberi ilmu pengetahuan
pendidikan diarahkan untuk pengenalan agar prajurit TNI memiliki ketenangan lahir
dan pemahaman tentang pokok-pokok batin. Dalam metode santiaji telah
doktrin dan nilai kepejuangan. diutamakan usaha-usaha meyakinkan
2. Pendidikan pengembangan umum dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
spesialisasi yaitu: berdialog dan berkomunikasi antara yang
a. untuk tingkat sarcab. Diklapa II dan memberi santyang menerima santiaji.
Dikbangpers. Bobot pendidikan Metode santiaji dapat dilaksanakan dengan
diarahkan untuk lebih mendalami, ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja
menghayati, pokok-pokok doktrin, kelompok, sosiodrama, dan karya wisata.
dan nilai-nilai kepejuangan serta Metode karma adalah cara-cara yang
penerapannya di tingkat kesatuan ditempuh untuk memberikan kesadaran
yang akan didudukinya atau untuk ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada
menunjang bidang spesialisasinya; lingkungan.
b. untuk tingkat sesko, baik TNI/POLRI
Analisis dan Solusi Atas Pembinaan
maupun sesko TNI dan lemhanas
bobot pendidikan diarahkan pada
Mental Rohani Islam
pengkajian pokok-pokok doktrin dan
Konsep Pembinaan Mental
nilai-nilai kepejuangan serta
perumusan konsepsi pengembangan Konsep yang selama ini dimiliki, secara
dan penerapannya di kesatuan. spesifik belum dapat dilaksanakan dengan
baik oleh Kodam Jaya. Indikasinya adalah
Pendidikan Non Formal masih banyak oknum dari TNI AD dalam hal
Kurikulum pendidikan non formal bertujuan ini Kodam Jaya yang melakukan pelanggaran
untuk meningkatkan dan memantapkan moral, etika, dan pelanggaran lainnya yang
kemampuan prajurit sesuai dengan tuntutan menyimpang dari fungsi dan tujuan bintal itu
tugasnya searah dengan tujuan searah. sendiri. Konsep yang sudah menjadi
Dengan tujuan tersebut, bobot pendidikan petunjuk pelaksanaan TNI AD juga
diarahkan untuk meningkatkan dan mengalami dilema. Salah satu penyebabnya
memantapkan penerapan bintal sesuai adalah tidak ada kesesuaian antara
bidang tugasnya. kenyataan yang dialami anggota TNI AD dan
petunjuk dari institusi tersebut.
Tata Cara Pembinaan Mental Salah satu masalah yang sering terjadi
terutama dalam bidang pembinaan mental
Santiaji atau santikarma (aji karma)
rohani Islam adalah mengenai penguatan
merupakan salah satu komponen dalam
akidah dan akhlak yang dapat
pembinaan mental TNI yang dapat dimiliki
mempengaruhi proses setiap tindakan
dengan ketenangan batin melalui pemberian
seluruh anggota TNI AD dan keluarganya.
dan pengalaman ilmu. Santiaji atau
Akan tetapi, justru yang muncul dalam hal
santikarma sebagai salah satu metode
juklak adalah masalah fikih, sedangkan
pembinaan mental TNI merupakan tata cara
masalah akidah dan akhlak hanya sedikit
yang ditempuh untuk memberikan dan
persinya. Selain itu, akidah dan akhlak hanya
mengamalkan ilmu agar prajurit TNI
diajarkan secara normatif tanpa ada
memiliki ketenangan batin sehingga mampu
perubahan yang sesuai dengan tingkat
memecahkan masalah yang dihadapi dengan
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 105

kecerdasan dan kedewasaan anggota TNI itu dakwah Binrohis TNI AD selama ini mampu
sendiri. melawan atau paling tidak mengimbangi
Oleh karena itu, TNI AD memerlukan kemajuan zaman, atau malah disebabkan
pembaharuan dalam memikirkan dan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan
mengajarkan akidah yaitu dengan cara kemajuan ini yang menyebabkan dakwah
memikirkan keagamaan yang merefleksikan Binrohis TNI AD hampir dapat disebut tidak
respons manusia terhadap wahyu Allah swt memberi makna sama sekali bagi
(Rahardjo 1983). TNI AD juga memerlukan kehidupan?” Jika demikian, tentu saja ada
akidah bukan sekedar sebagai sebuah ajaran yang bermasalah dalam teknis pelaksanaan,
abstrak tentang ketuhanan, akan tapi akidah kurikulum atau materi Binrohis TNI AD, atau
sebagai penafsiran terhadap realitas dalam para pemateri Binrohis TNI AD alpa untuk
perspektif ketuhanan dan merupakan melaksanakan tugasnya?
refleksi-refleksi empiris yakni akidah yang Pada kaitan ini, nampaknya justru teknis
diajarkan adalah refleksi praktikal dari pelaksanaan pendidikan Binrohis TNI AD
ajaran-ajaran tauhid dalam kehidupan yang bermasalah sebab ada kecenderungan
(Kuntowijoyo 1991). Akidah atau teologi dalam pelaksanaan pendidikan Binrohis TNI
seperti ini biasa dikenal dengan teologi AD masih dilakukan secara tradisional, yaitu
transformatif yang melihat Islam sebagai hanya terikat pada pemaknaan oral semata.
ideologi liberatif dan emansipatoris dalam Salah satu masalah yang ada adalah
pengertian kongkrit (Anwar 1995). Pada rendahnya aktualisasi diri Binrohis TNI AD,
akidah ini, tauhid merupakan ide sentral terutama para pemateri dakwah itu sendiri
yang mempunyai konsekuensi praksis terhadap kemajuan teknologi, materi yang
pemihakan TNI AD terhadap proses menuju kurang mempunyai kesinambungan antara
persamaan derajat di antara sesama satu tema dengan tema yang lain dan
manusia. Teologi seperti ini memberikan berkaitan dengan jumlah dan waktu serta
suatu ide bahwa pelapisan sosial, kelas-kelas model yang tidak terukur dan terstruktur
sosial, dan kesenjangan merupakan realitas dengan baik.
yang tidak tauhidi. Berdasarkan pengamatan peneliti,
Sementara itu, masalah metode sebenarnya Binrohis TNI AD telah berupaya
bimbingan mental bagi prajurit TNI, selama untuk mengembangkan pendidikan dengan
ini yang ditekankan hanya berupa mengikuti kemajuan teknologi.
penggunaan metode mau’idzah hasanah Permasalahannya adalah para pemateri yang
melalui kegiatan ceramah vokasional atau melaksanakan tugas di TNI AD belum siap
oral pada pengajian, istigasah, yasinan, untuk berhadapan dengan teknologi
tahlilan, dan peringatan hari besar Islam. tersebut. Ketika ada dakwah dalam wujud
Metode ini sudah tidak dapat dijadikan teknologi, justru yang terjadi lebih menonjol
sebagai satu-satunya metode dalam tampilan formalisnya saja dan cenderung
menyampaikan bintal di kalangan TNI AD kehilangan makna terdalam dari pendidikan
dan tidak sesuai dengan metode santiaji yang yang sesungguhnya dan masih banyak
telah dicanangkan. permasalahan lain. Oleh karena itu, untuk
Kenyataan yang di atas tentu saja telah mempermudah dalam menganalisis
memaksa Bintal TNI AD sebagai bagian permasalahan yang ada dalam konsep
pengajaran atas ajaran Islam dan pembinaan mental TNI AD ini akan dilihat
membentuk karakter muslim sejati harus dari dua sisi yang berkaitan yaitu masalah
berpikir ulang tentang masa depan hardware dan software Bintalad.
kehidupan Bintal Rohani Islam, terutama
yang berkaitan langsung dengan aspek Hardware Bintalad
dakwah yang merupakan ‘denyut nadi’ dari Hardware yang dimaksud adalah perangkat
bimbingan Rohani Islam itu sendiri. keras yaitu berupa kepemimpinan, personel
Pertanyaannya, adalah “Apakah konsep
106 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

yang mengikuti Bintal, dan media memikirkan apa yang dapat dilakukan
pelaksanaan Bintal. dengan segenap sifat yang ada pada dirinya,
Kewajiban para komandan satuan di segenap pengetahuan yang dimilikinya,
Bintal adalah memberdayakan lembaga betapa pun terbatasnya pengetahuan itu dan
Bintal yang ada di satuan dengan cara: (1) segenap ketrampilan yang dimiliki.
dalam hal personil, bagi satuan yang ada Kedua, menerima lingkungan hidupnya
Pabintalnya agar memberdayakan secara secara ikhlas. TNI yang produktif adalah TNI
optimal, sedangkan yang tidak ada agar yang tidak menyesali dirinya bahwa ia
bersandar pada Komando atas atau Satuan dilahirkan, berada di lingkungan dan di
samping atau tetangga; (2) dalam kerja sama sebuah institusi atau negara dengan
pemanfatan penceramah atau guru agama berbagai tugas yang dimiliki. Ia mampu
dari luar TNI hendaknya dilakukan secara bersifat realistik dalam menjalani hidup dan
selektif agar tidak terjadi kesalahan. tugas sebagai TNI dan tidak berusaha untuk
Selanjutnya, pada saat ini, masyarakat berbuat yang tidak baik yang melampui
dunia dalam era globalisasi dan era tugas utamanya sebagai TNI
reformasi terdapat tantangan tugas yang Ketiga, peka terhadap kebutuhan
semakin berat, cepat, dan kompleks, serta zamannya. Tanpa kepekaan terhadap
menuntut sikap transparansi, kejujuran, dan kebutuhan lingkungannya, maka TNI tidak
kemitraan yang menjunjung nilai-nilai dapat bermanfaat atas kebutuhan
hukum, hak asasi manusia, dan lingkungannya. Akibatnya, keberadaannya
demokratisasi. Tuntunan yang demikian kurang memberi manfaat bagi
menjadikan sikap dan perilaku serta lingkungannya atau malah memberi
tindakan prajurit harus disesuaikan dengan mudarat bagi masyarakat sekitarnya. Oleh
perkembangan yang sedang terjadi agar karena itu, TNI juga harus mendapatkan
berbagai citra negatif dari penampilan pelajaran akhlak dengan baik dan terpadu
prajurit pada masa lalu dapat diperbaiki sehingga kepekaan terhadap lingkungan
sehingga masyarakat tetap simpati dan menjadi kuat dan dapat memberi dampak
kemanunggalan TNI dengan rakyat tetap positif bagi lingkungan ketika ia tinggal.
lestari. Keempat, merasa mampu bekerja atau
Di era globalisasi ini, maka yang menjadi berkarya dan merasa mengenal serta
salah satu tugas Bintal Rohani Islam adalah menguasai metode-metode kerja yang
membentuk prajurit yang kreatif dan terdapat dalam berbagai bidang garapannya.
produktif yaitu menjadi tentara yang Tanpa suatu kepercayaan, orang tidak
menjadi daya manusia yang tidak sekedar mampu produktif. Namun demikian, suatu
sebagai penerima arus informas. Akan tetapi, hal yang tidak boleh dilupakan bahwa
harus memberikan bekal kepada mereka produktivitas adalah fungsi kerja dan sifat
agar dapat mengolah, menyesuaikan, dan produktif adalah manifestasi dari dorongan
mengembangkan segala hal yang diterima kerja yang ada dalam diri seseorang (Buchari
melalui arus informasi itu. 1994).
Sebagai bentuk dari hasil tentara yang
produktif, maka TNI yang mendapatkan Software Bintalad
pendidikan di Binroh secara hardware harus Software bintalad adalah dalam tataran
mempunyai beberapa hal antara lain: kesatu, konsep atau materi. Selama ini konsep bintal
menerima dirinya secara ikhlas dengan rohani Islam masih dikonsepsikan sebagai
segenap kelebihan dan kekurangannya. Dia pembahasan tentang Pendidikan Agama
tidak membuang-buang waktu untuk Islam (PAI) yang seringkali dikaitkan dan
menikmati kelebihan yang ada pada dirinya disamakan dengan Pendidikan Islam, baik
atau menyesali kekurangan. Dia tidak lebih secara etimologi maupun terminologi.
banyak menggunakan waktunya untuk Sebagian prajurit TNI AD di Kodam Jaya
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 107

memahami bahwa antara pendidikan Islam Pendekaran Mikro


dan pendidikan agama Islam memiliki arti
Model pendekatan mikro dalam reformulasi
dan makna sama. Bahkan, bagi mayoritas
penerapan kurikulum pembinaan mental
prajurit TNI AD di Kodam Jaya pendidikan
rohani Islam yaitu suatu tahapan secara
Islam lebih banyak dipahami sebagaimana
praktis dan sistematis yang memperhatikan
halnya bagian dari mata pelajaran di
situasi dan kondisi sumber daya dukung
sekolah-sekolah formal, yang secara formal
lembaga pembinaan mental. Melalui
diberikan kepada seluruh siswa dari sekolah
pendekatan mikro ini, penerapan kurikulum
tingkat dasar sampai perguruan tinggi yang
pembinaan mental Rohani Islam di
beragama Islam.
lingkungan TNI AD dapat tercapai secara
Seharusnya, konsep bimbingan Rohani terukur dan dapat berhasil secara maksimal.
Islam di Bintal TNI AD tidak saja hanya
Pendekatan mikro lebih dihadapkan pada
mengenalkan Islam sebagaimana
hal-hal yang bersifat fungsional, khususnya
Pendidikan Agama Islam (Suprayogo 2010),
pengembangan materi, peran guru, dan para
tetapi sebagai konsep Pendidikan Islam.
prajurit TNI AD dalam interaksi
Pendidikan Islam memiliki makna dan
pembelajaran. Ketiga komponen tersebut
filosofi lebih luas dibandingkan Pendidikan
merupakan suatu sistem dalam pendidikan
Agama Islam. Pendidikan Islam sebagai
yang perlu mendapatkan perhatian oleh para
sistem pendidikan Islami yang memiliki
pelaku pendidikan. Adapun langkah-langkah
komponen-komponen untuk mendukung
yang dapat ditempuh lembaga pendidikan
terwujudnya sosok muslim ideal yang
untuk menerapkan kurikulum Pendidikan
teorinya didasarkan pada Al-Qur’an dan
Agama Islam melalui model pendekatan
Hadis.
mikro ini antara lain:
Untuk mencapai hasil yang maksimal,
1. menentukan tujuan materi;
penerapan konsep kurikulum Binrohis
Bintal TNI AD dapat diterapkan melalui dua 2. mengukur kemampuan awal para
model pendekatan, yaitu pendekatan makro prajurit dan solusinya;
dan pendekatan mikro. Kedua pendekatan 3. pembentukan perfomansi (perilaku);
tersebut digunakan untuk mengefektifkan 4. menyusun evaluasi.
penerapan kurikulum Pendidikan Agama
Islam yang memiliki jangkauan visi yang luas Aplikasi Pembinaan Mental TNI AD
dan terpadu (integral) berdasarkan
Berdasarkan penelitian yang telah
kebutuhan dan orientasi pembelajaran
dilaksanakan dan pemaparan data-data yang
Pendidikan Agama Islam yang memiliki
diperoleh, maka temuan-temuan yang
nuansa futuristik dan penuh dengan harapan
diperoleh terkait dengan pelaksanaan
dari semua pihak, terutama prajurit TNI AD.
Bimbingan Mental pada Sibinrohis TNI AD
Pendekatan Makro adalah hendaknya konsep dan aplikasi
pembinaan mental rohani Islam secara
Model pendekatan makro berupaya transformarif dan metode yang bervariatif
menghadirkan proses pembelajaran tidak sekedar oral atau vokasional bagi tiap
Pendidikan Agama Islam bagi seluruh individu prajurit TNI AD.
komponen TNI-AD agar dapat memberikan Gagasan bimbingan Mental TNI AD
nuansa yang berbeda dan harapan kolektif (Binrohis) berparadigma transformatif
dari semua pihak, baik oleh kalangan militer, merupakan salah satu corak paham
birokrat, sipil atau masyarakat. Adapun keislaman bagi prajurit TNI AD yang muncul
langkah-langkah yang harus ditempuh yaitu: sebagai respons terhadap keberadaan ajaran
(1) merancang program pembelajaran yang Islam yang diajarkan seolah-olah kurang
unggul; (2) merumuskan kembali tujuan terlibat dalam menjawab berbagai masalah
kurikulum Binrohis; (3) menciptakan yang aktual. Islam yang diajarkan dalam
sumber belajar unggul. bimbingan mental TNI AD terkesan hanya
108 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

digunakan sebagai legitimasi terhadap Jamak, puasa, dan lain-lain. Sementara itu,
kesalehan individual prajurit TNI AD dan aspek lain seperti zakat, haji, nikah, jual beli,
tidak diwujudkan dalam konteks kesalehan dan lain-lain cukup menjadi kajian para
sosial prajurit TNI AD. Dalam hubungan ini, prajurit di luar Bintal. Adapun aspek yang
Islam hanya digunakan sebatas urusan harus ditekankan dalam Bintal adalah yang
hubungan seorang prajurit TNI AD dengan berkaitan dengan akidah dan akhlak dengan
Tuhan, dan tidak terlibat dalam urusan menekankan aspek kritis dan menggunakan
hubungan prajurit TNI AD dengan alam, nalar yang kuat bukan sebagai doktriner. Hal
lingkungan sosial, dan berbagai problema ini berbeda jika digunakan untuk Bintal
kehidupan yang semakin kompleks dan kepejuangan dan ideologi yang memang
penuh tantangan. harus menggunakan model doktriner.
Oleh sebab itu, pembinaan mental TNI AD
perlu menumbuhkan sikap beragama yang
kritis-transformatif menjadikan landasan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
tauhid sebagai spirit pergerakan bela negara Sebelum mengadakan penelitian lebih
dan menyuarakan perlawanan terhadap dalam, maka dilakukan penelitian secara
segala bentuk tirani dan ketidakadilan, kuantitatif mengenai pengaruh Bintal dalam
kesewenang-wenangan dan kemungkaran kehidupan mereka. Berdasarkan kuesiner
sebagai pemaknaan kreatif terhadap fungsi yang disebarkan kepada anggota TNI AD di
kehadiran manusia sebagai khalifah. Tujuan Kodam Jaya, sebanyak 300 personel, maka
liberasi (tanhauna ‘anil mungkar) adalah hasil pengumpulan datanya adalah 11730.
pembebasan dari kekejaman kemiskinan Dengan demikian, pengaruh pembinaan
struktural, eksploitasi, keangkuhan mental rohani Islam di Kodam Jaya TNI AD,
teknologi, pemerasan kelimpahan dan menurut persepsi 98 responden, yaitu
ketidakadilan distribusi. 11730/19600 X 100%= 59,8469387755102
= 60%.
Alternatif Materi Bintal Rohani
Nilai 60 % dapat diinterpretasikan dalam
Jika dilihat dari sistem yang telah digunakan nilai cukup dan nilai 11730 termasuk dalam
dalam pembinaan mental keberagamaan kategori cukup. Artinya, masih perlu banyak
yang dilaksanakan di TNI AD, maka akan perbaikan dalam bintal rohani Islam
nampak ketidaksesuaian antara materi yang sehingga mempunyai efek positif dalam
selama ini diberikan dengan kenyataan yang membinan keagaman para prajurit.
ada di lapangan. Kenyataan yang ada ialah Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang
ada beberapa anggota TNI yang berbuat telah dibatasi dan dirumuskan sebelumnya,
kurang baik dalam bermasyarakat, seperti maka dapat disimpulkan dalam beberapa hal
menjadi penadah, perampok, berbuat zina,
sebagai berikut.
dan sebagainya, yang seharusnya sudah
diantisipasi sejak awal. Antisipasi yang ada 1. Konsep pembinaan rohani agama Islam
adalah memberikan pelajaran dalam pada Bintal TNI AD, khususnya Kodam
pembinaan mental keagamaan prajurit Jaya digunakan sebagai bentuk
melalui pendidikan akidah dan akhlak secara pembinaan, kegiatan dalam bentuk
komprehensif dan koheren, bukan bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan.
menekankan pada aspek ritual fikih yang Konsep-konsep tersebut dilaksanakan
mendalam. dalam rangka membina, meningkatkan
keimanan dan ketakwaan, mempertinggi
Aspek ritual fikih memang perlu untuk budi pekerti, akhlak luhur, dan memberi
dilaksanakan secara baik, tetapi bukan pelayanan keagamaan bagi prajurit dan
segalanya dalam mengajarkan di Bintal. PNS AD beserta keluarganya di
Aspek fikih yang harus diajarkan cukup lingkungan Mabes TNI AD khususnya
mengenai hal-hal yang ditemukan ketika Kodam Jaya Jakarta. Konsep yang sudah
berada di lapangan seperti salat Khauf, salat
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 109

memuat mengenai tujuan, fungsi, yang selama ini hanya umum hendaknya
kurikulum, metode, dan sebagainya dirubah menjadi terstruktur dalam hal
belum dapat diaplikasikan dengan baik. waktu, tempat, dan pesertanya. Hal ini
Hal ini diindikasikan dengan adanya dapat meningkatkan kepemahaman bagi
tindakan amoral dari oknum TNI AD anggota TNI. Selain itu, semua anggota
Kodam Jaya. dapat mengikutinya secara kontinyu
2. Aplikasi dari konsep yang tidak dapat tanpa harus diganggu oleh kegiatan lain
efektif ini disebabkan oleh pucuk yang tidak mendesak.
pimpinan dari Kodam Jaya itu sendiri,
yaitu ketidakteladanan sebagaimana
dalam konsep santi karma TNI atau DAFTAR PUSTAKA
dalam ajaran Islam. Misalnya, Anwar MS. 1995. Pemikiran dan aksi Islam di
ketidakikutsertaan pimpinan dalam Indonesia, sebuah kajian politik tentang
Binroh. Sebagaimana yang telah cendekiawan muslim orde baru.
diketahui bersama, sifat TNI AD Paramadina, Jakarta.
khususnya Kodam Jaya loyalitas yang Berger AA. 2000. Media and communication
tinggi terhadap pemimpin. Kasus yang research methods; an introduction to
lainnya adalah ketika ada Binroh, qualitative and quantitative approaches.
pimpinan meminta salah satu peserta Sage Publications, London.
untuk mengikuti kegiatan lain yang Buchari M. 1994. Ilmu pendidikan dan
waktunya sama dengan Binroh. praktik pendidikan. IKIP Muhammadiyah
3. Materi yang diberikan sebenarnya sudah Jakarta Press, Jakarta.
mempunyai kurikulum dan isi yang Castle L. 1999. ABRI dan kekerasan. Pustaka
mapan, tetapi belum terencana sesuai Pelajar, Yogyakarta.
dengan teori pendidikan sehingga antara Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa
input, output, dan outlook tidak ada. Pada Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
sisi lain, materi yang diberikan tidak Kirk J dan ML Miller. 1986. Reliability and
didasarkan pada kenyataan kasus moral validity in qualitative research. Sage
TNI AD khususnya Kodam Jaya yang ada Publications, Beverly Hills.
di lapangan. Jadi, konsep yang sudah Konfidensial Mabes TNI AD. 2006. Buku
dibangun dan dikuatkan oleh beberapa petunjuk pelaksanaan pembinaan mental
kebijakan secara lokal dari pimpinan ideologi personel TNI AD. Pers 003.004,
belum menjawab kebutuhan TNI AD Publikasi Umum TNI AD.
khususnya Kodam Jaya di masyarakat. Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam:
4. Oleh karena itu, perlu ada solusi konsep interpretasi untuk aksi. Mizan, Bandung.
yang sudah ada. Misalnya, mengenai Mabes TNI 1996. Pusat pembinaan mental,
materi sebaiknya yang disampaikan Dharma Ksatria Sapta Marga. Suspa Bintal
adalah mengenai akidah dan akhlak yang TNI, Jakarta.
diajarkan secara kritis dengan Mangunhardjana. 1986. Pembinaan arti dan
menunjukkan beberapa indikasi, bukan metodenya. Kanisius, Yogyakarta.
dijadikan sebagai doktrin yang harus Moleong LJ. 1997. Metodologi penelitian
diikuti. Hal ini berkaitan dengan tingkat kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.
kedewasaan para anggota TNI. Bintal Rahardjo D. 1983. Umat Islam dan
rohani harus dibedakan dengan Bintal pembaruan teologi. Lappenas, Jakarta.
ideologi yang berlaku dalam TNI. Santoso I. 2010. Peningkatan kualitas mental
5. Pemateri harus mengikuti kurikulum prajurit dan keluarganya dalam
yang sudah ditentukan dan diteliti sesuai mendukung tugas pokok TNI AD. Kodam I
dengan kebutuhan. Pada sisi lain, Bukit Barisan, Medan.
pemateri harus menggunakan beberapa Shaw M. 2001. Bebas dari militer (analisis
metode yang menarik. Sistem pelajaran sosiologis atas kecenderungan
110 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD

masyarakat modern). Pustaka Pelajar, Suprayogo I. 2010. Peta pendidikan Islam di


Yogyakarta. Indonesia. Makalah sebagai bahan
Siswosoediro HS. 2009. Buku pintar calon Semiloka di Majlis Ulama Indonesia (MUI)
anggota dan anggota TNI. Visimedia, Pusat, Jakarta.
Jakarta. Suriasumantri JS. 2000. Filsafat ilmu: sebuah
Smith B (ed). 1995. The Cambridge pengantar populer. Pustaka Sinar
Companion to Husserl. Cambridge Harapan, Jakarta.
University Press, Melbourne. Zen K. 2004. Konflik dan integritas TNI AD.
Soetopo H dan W Soemanto. 1982. Institute for Policy Studies, Jakarta.
Pembinaan dan pengembangan
kurikulum. Bina Aksara, Jakarta.

You might also like