Professional Documents
Culture Documents
96-110 JSH 7 (1) April 2016 A Ilyas
96-110 JSH 7 (1) April 2016 A Ilyas
ABSTRACT
The mental construction of Indonesian army is the activity around Indonesian army holding
the assignment and obligation to build the mental of soldiers, government employee of
soldiers, and their big family its purpose. Is to create moral comparative, solidarity and
professionalism of the Indonesian army. To develop the mental construction of Indonesian
army has attempted and made various models in developing the best system. In fact, there are
still many soldiers (Kodam Jaya) who do the activity which is unsuitable with morality,
religion, and nation. Assumption: the main factor is education and Islamic mental construction
is still less suitable with the condition and the main problem which is found in the Indonesian
army. Because, if someone understand the religion as well, so he will behave politely, far from
bad activity, leave the violence and he will not abuse the guidance what he got. The aim of this
research is to analyze the basic problem which becomes factors cause less effective of mental
construction in Indonesian army especially in the location of research. The result of the
research shows that the application of ineffective concept caused by (1) there is less attention
of Indonesian army leaders (Kodam Jaya). As it has been known that the character of
Indonesian army has high loyalty to the leaders; (2) the material that is given is not suitable
with the fact of moral case of Indonesian army especially in Kodam Jaya; (3) the instructor did
not follow the curriculum that determined and investigated that matched with the need.
Fourth. Learning system just followed the general regulation, unstructured in the short time,
place, and the attendance.
Keywords: mental construction, moral comparative, professionalism, solidarity.
ABSTRAK
Pembinaan mental TNI AD adalah kegiatan dalam lingkungan TNI AD yang mengemban tugas
dan kewajiban untuk membangun mental prajurit, PNS, TNI AD beserta keluarga besarnya.
Tujuannya supaya terwujud keunggulan moral, soliditas dan profesionalisme prajurit TNI AD.
Untuk mengembangkan pembinaan mental, TNI AD sudah berusaha dan membuat berbagai
model dalam rangka mengembangkan sistem yang lebih baik. Namun, masih banyak oknum
TNI AD (Kodam Jaya) yang melakukan tindakan yang kurang sesuai dengan moral agama dan
negara. Asumsi penyebab utamanya adalah pendidikan dan bina mental rohani Islam masih
kurang sesuai dengan keadaan dan akar permasalahan yang ada di TNI AD. Hal tersebut terjadi
karena jika seseorang memahami dengan baik dan benar mengenai Islam, maka ia akan dapat
berlaku lebih sopan, jauh dari perbuatan munkar, dan menjauhi bentuk kekerasan sampai
tindak menyalahgunakan semua amanat yang dia sandang. Tujuan penelitian ialah untuk
menganalisis masalah-masalah mendasar yang menjadi penyebab kurang efektifnya
pembinaan mental di TNI AD, khususnya Kodam Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aplikasi dari konsep yang tidak efektif disebabkan oleh (1) kurang adanya keterlibatan
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 97
langsung dari pimpinan dari Kodam Jaya, padahal TNI AD memiliki sifat loyalitas yang tinggi
terhadap pemimpin; (2) materi yang diberikan tidak didasarkan pada kenyataan kasus moral
TNI AD, khususnya Kodam Jaya; (3) pematerinya tidak mengikuti kurikulum yang sudah
ditentukan dan diteliti sesuai dengan kebutuhan; (4) sistem pelajaran hanya mengikuti aturan
umum, tidak terstruktur dalam hal waktu, tempat, dan pesertanya.
Kata kunci: keunggulan moral, pembinaan mental, profesionalisme, soliditas.
Ilyas A. 2016. Studi kritis konsep dan aplikasi pembinaan mental TNI AD. Jurnal Sosial
Humaniora 7(2): 96-110.
Adapun kegiatan santikarma secara garis semacam ‘alat kontrol’ sekaligus ‘obat’ yang
besar meliputi kegiatan-kegiatan operasi mujarab bagi prajurit di masa kini dan
bakti, kegiatan-kegiatan dalam upaya mendatang. Dengan mempelajari sejarah
meningkatkan kesejahteraan, dan sekaligus bangsa, prajurit tidak mengulang tindakan-
kedisiplinan. tindakan yang negatif dan sebagai obat
Pelaksanaan pembinaan mental ideologi mujarab prajurit yang tengah berjuang pada
senantiasa dilaksanakan secara terpadu dan zaman sekarang, dihibur, dan diteguhkan
terus-menerus, baik program perorangan keberaniannya, dengan didasarkan kepada
maupun kolektif. Hal ini perlu dilakukan agar motivasi akan meneruskan semangat dan
seorang prajurit di mana pun dan pada cita-cita para pahlawan atau pejuang yang
situasi apa pun senantiasa teguh dan kuat telah rela berkorban demi kemerdekaan
dalam kepribadiannya. bangsa.
3. Pembinaan Tradisi Kepejuangan
Metode Bintal TNI AD
Sejarah tradisi kepejuangan tidak dapat
melepaskan diri dari realita masa sekarang Proses pembinaan mental dilakukan dengan
dan perspektif masa depan. Tanpa berpijak cara memberi pengetahuan untuk
pada kenyataan hari sekarang dan tanpa menambah wawasan prajurit TNI,
memperhitungkan pada kecenderungan menumbuhkan motivasi timbulnya
yang akan terjadi di hari kemudian, maka perbuatan yang mencerminkan nilai luhur,
sejarah tradisi kepejuangan hanya akan dan menciptakan kondisi lingkungan yang
merupakan tujuan masa silam saja yang mendukung. Pada kenyataan kehidupan
bersifat statis. seorang prajurit TNI adalah prajurit yang
berdiri sendiri, pribadi dalam hubungan
Bertolak dari sejarah militer sebagai
dengan kesatuan pribadi dalam
sarana pemupukan semangat keprajuritan di
hubungannya dengan keluarga dan
atas, maka dalam rangka pembinaan
masyarakat lingkungannya. Oleh karena itu,
motivasi juang prajurit TNI AD, khususnya
sasaran pembinaan mental prajurit TNI
pelestarian nilai-nilai juang 1945 dan nilai-
(Mabes TNI 1996) ditujukan pada:
nilai juang TNI 1945, sejarah militer adalah
hal yang penting. tujuan pokok 1. prajurit TNI,
pengembangan moril dan jiwa korsa 2. kesatuan TNI,
(kehendak) kesatuan berlandaskan nilai- 3. keluarga besar TNI, dan
nilai juang 1945 dan nilai-nilai juang TNI 4. lingkungan sosial tempat prajurit atau
1945 yang tinggi, yang mana setiap anggota kesatuan berada.
atas dasar kesadaran tersendiri meletakkan
Sementara itu, pembinaan mental TNI
kepentingan tugas, tanggung jawab, dan
dalam rangka membina prajurit yang
kewajibannya.
berpola pada Sapta Marga melalui tiga
Sesuai dengan pentingnya sejarah juang macam, yaitu (1) pembinaan mental rohani
yang mengandung tiga dimensi sekaligus, Islam, (2) pembinaan mental ideologi, dan
yaitu masa silam, sekarang, dan yang akan (3) pembinaan mental tradisi kepejuangan.
datang, dalam arti bahwa penyelidikan
1. Pembinaan Mental Rohani Islam
sejarah masa silam tidak dapat melepaskan
diri dari realitasnya di waktu sekarang dan Pembinaan mental rohani Islam adalah
dalam perspektif masa depan, maka sejarah pembinaan mental TNI aspek rohani.
TNI AD merupakan faktor yang penting Pembinaan mental rohani dilaksanakan
dalam pembinaan motivasi juang prajurit. melalui pembinaan kehidupan keagamaan
Lebih-lebih bila dilihat dari fungsi sejarah sesuai dengan agama yang dianut. Semakin
TNI AD secara aspiratif, yaitu sebagai sarana meningkat ketakwaannya kepada Tuhan
untuk pembinaan tradisi, semangat juang, Yang Maha Esa, maka kualitas prajurit akan
sifat kepemimpinan, dan jiwa korsa. Dengan meningkat pula sehingga moralitasnya
demikian, pembinaan tradisi kepejuangan tinggi, memiliki sikap hidup rukun baik
102 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD
kecerdasan dan kedewasaan anggota TNI itu dakwah Binrohis TNI AD selama ini mampu
sendiri. melawan atau paling tidak mengimbangi
Oleh karena itu, TNI AD memerlukan kemajuan zaman, atau malah disebabkan
pembaharuan dalam memikirkan dan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan
mengajarkan akidah yaitu dengan cara kemajuan ini yang menyebabkan dakwah
memikirkan keagamaan yang merefleksikan Binrohis TNI AD hampir dapat disebut tidak
respons manusia terhadap wahyu Allah swt memberi makna sama sekali bagi
(Rahardjo 1983). TNI AD juga memerlukan kehidupan?” Jika demikian, tentu saja ada
akidah bukan sekedar sebagai sebuah ajaran yang bermasalah dalam teknis pelaksanaan,
abstrak tentang ketuhanan, akan tapi akidah kurikulum atau materi Binrohis TNI AD, atau
sebagai penafsiran terhadap realitas dalam para pemateri Binrohis TNI AD alpa untuk
perspektif ketuhanan dan merupakan melaksanakan tugasnya?
refleksi-refleksi empiris yakni akidah yang Pada kaitan ini, nampaknya justru teknis
diajarkan adalah refleksi praktikal dari pelaksanaan pendidikan Binrohis TNI AD
ajaran-ajaran tauhid dalam kehidupan yang bermasalah sebab ada kecenderungan
(Kuntowijoyo 1991). Akidah atau teologi dalam pelaksanaan pendidikan Binrohis TNI
seperti ini biasa dikenal dengan teologi AD masih dilakukan secara tradisional, yaitu
transformatif yang melihat Islam sebagai hanya terikat pada pemaknaan oral semata.
ideologi liberatif dan emansipatoris dalam Salah satu masalah yang ada adalah
pengertian kongkrit (Anwar 1995). Pada rendahnya aktualisasi diri Binrohis TNI AD,
akidah ini, tauhid merupakan ide sentral terutama para pemateri dakwah itu sendiri
yang mempunyai konsekuensi praksis terhadap kemajuan teknologi, materi yang
pemihakan TNI AD terhadap proses menuju kurang mempunyai kesinambungan antara
persamaan derajat di antara sesama satu tema dengan tema yang lain dan
manusia. Teologi seperti ini memberikan berkaitan dengan jumlah dan waktu serta
suatu ide bahwa pelapisan sosial, kelas-kelas model yang tidak terukur dan terstruktur
sosial, dan kesenjangan merupakan realitas dengan baik.
yang tidak tauhidi. Berdasarkan pengamatan peneliti,
Sementara itu, masalah metode sebenarnya Binrohis TNI AD telah berupaya
bimbingan mental bagi prajurit TNI, selama untuk mengembangkan pendidikan dengan
ini yang ditekankan hanya berupa mengikuti kemajuan teknologi.
penggunaan metode mau’idzah hasanah Permasalahannya adalah para pemateri yang
melalui kegiatan ceramah vokasional atau melaksanakan tugas di TNI AD belum siap
oral pada pengajian, istigasah, yasinan, untuk berhadapan dengan teknologi
tahlilan, dan peringatan hari besar Islam. tersebut. Ketika ada dakwah dalam wujud
Metode ini sudah tidak dapat dijadikan teknologi, justru yang terjadi lebih menonjol
sebagai satu-satunya metode dalam tampilan formalisnya saja dan cenderung
menyampaikan bintal di kalangan TNI AD kehilangan makna terdalam dari pendidikan
dan tidak sesuai dengan metode santiaji yang yang sesungguhnya dan masih banyak
telah dicanangkan. permasalahan lain. Oleh karena itu, untuk
Kenyataan yang di atas tentu saja telah mempermudah dalam menganalisis
memaksa Bintal TNI AD sebagai bagian permasalahan yang ada dalam konsep
pengajaran atas ajaran Islam dan pembinaan mental TNI AD ini akan dilihat
membentuk karakter muslim sejati harus dari dua sisi yang berkaitan yaitu masalah
berpikir ulang tentang masa depan hardware dan software Bintalad.
kehidupan Bintal Rohani Islam, terutama
yang berkaitan langsung dengan aspek Hardware Bintalad
dakwah yang merupakan ‘denyut nadi’ dari Hardware yang dimaksud adalah perangkat
bimbingan Rohani Islam itu sendiri. keras yaitu berupa kepemimpinan, personel
Pertanyaannya, adalah “Apakah konsep
106 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD
yang mengikuti Bintal, dan media memikirkan apa yang dapat dilakukan
pelaksanaan Bintal. dengan segenap sifat yang ada pada dirinya,
Kewajiban para komandan satuan di segenap pengetahuan yang dimilikinya,
Bintal adalah memberdayakan lembaga betapa pun terbatasnya pengetahuan itu dan
Bintal yang ada di satuan dengan cara: (1) segenap ketrampilan yang dimiliki.
dalam hal personil, bagi satuan yang ada Kedua, menerima lingkungan hidupnya
Pabintalnya agar memberdayakan secara secara ikhlas. TNI yang produktif adalah TNI
optimal, sedangkan yang tidak ada agar yang tidak menyesali dirinya bahwa ia
bersandar pada Komando atas atau Satuan dilahirkan, berada di lingkungan dan di
samping atau tetangga; (2) dalam kerja sama sebuah institusi atau negara dengan
pemanfatan penceramah atau guru agama berbagai tugas yang dimiliki. Ia mampu
dari luar TNI hendaknya dilakukan secara bersifat realistik dalam menjalani hidup dan
selektif agar tidak terjadi kesalahan. tugas sebagai TNI dan tidak berusaha untuk
Selanjutnya, pada saat ini, masyarakat berbuat yang tidak baik yang melampui
dunia dalam era globalisasi dan era tugas utamanya sebagai TNI
reformasi terdapat tantangan tugas yang Ketiga, peka terhadap kebutuhan
semakin berat, cepat, dan kompleks, serta zamannya. Tanpa kepekaan terhadap
menuntut sikap transparansi, kejujuran, dan kebutuhan lingkungannya, maka TNI tidak
kemitraan yang menjunjung nilai-nilai dapat bermanfaat atas kebutuhan
hukum, hak asasi manusia, dan lingkungannya. Akibatnya, keberadaannya
demokratisasi. Tuntunan yang demikian kurang memberi manfaat bagi
menjadikan sikap dan perilaku serta lingkungannya atau malah memberi
tindakan prajurit harus disesuaikan dengan mudarat bagi masyarakat sekitarnya. Oleh
perkembangan yang sedang terjadi agar karena itu, TNI juga harus mendapatkan
berbagai citra negatif dari penampilan pelajaran akhlak dengan baik dan terpadu
prajurit pada masa lalu dapat diperbaiki sehingga kepekaan terhadap lingkungan
sehingga masyarakat tetap simpati dan menjadi kuat dan dapat memberi dampak
kemanunggalan TNI dengan rakyat tetap positif bagi lingkungan ketika ia tinggal.
lestari. Keempat, merasa mampu bekerja atau
Di era globalisasi ini, maka yang menjadi berkarya dan merasa mengenal serta
salah satu tugas Bintal Rohani Islam adalah menguasai metode-metode kerja yang
membentuk prajurit yang kreatif dan terdapat dalam berbagai bidang garapannya.
produktif yaitu menjadi tentara yang Tanpa suatu kepercayaan, orang tidak
menjadi daya manusia yang tidak sekedar mampu produktif. Namun demikian, suatu
sebagai penerima arus informas. Akan tetapi, hal yang tidak boleh dilupakan bahwa
harus memberikan bekal kepada mereka produktivitas adalah fungsi kerja dan sifat
agar dapat mengolah, menyesuaikan, dan produktif adalah manifestasi dari dorongan
mengembangkan segala hal yang diterima kerja yang ada dalam diri seseorang (Buchari
melalui arus informasi itu. 1994).
Sebagai bentuk dari hasil tentara yang
produktif, maka TNI yang mendapatkan Software Bintalad
pendidikan di Binroh secara hardware harus Software bintalad adalah dalam tataran
mempunyai beberapa hal antara lain: kesatu, konsep atau materi. Selama ini konsep bintal
menerima dirinya secara ikhlas dengan rohani Islam masih dikonsepsikan sebagai
segenap kelebihan dan kekurangannya. Dia pembahasan tentang Pendidikan Agama
tidak membuang-buang waktu untuk Islam (PAI) yang seringkali dikaitkan dan
menikmati kelebihan yang ada pada dirinya disamakan dengan Pendidikan Islam, baik
atau menyesali kekurangan. Dia tidak lebih secara etimologi maupun terminologi.
banyak menggunakan waktunya untuk Sebagian prajurit TNI AD di Kodam Jaya
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 107
digunakan sebagai legitimasi terhadap Jamak, puasa, dan lain-lain. Sementara itu,
kesalehan individual prajurit TNI AD dan aspek lain seperti zakat, haji, nikah, jual beli,
tidak diwujudkan dalam konteks kesalehan dan lain-lain cukup menjadi kajian para
sosial prajurit TNI AD. Dalam hubungan ini, prajurit di luar Bintal. Adapun aspek yang
Islam hanya digunakan sebatas urusan harus ditekankan dalam Bintal adalah yang
hubungan seorang prajurit TNI AD dengan berkaitan dengan akidah dan akhlak dengan
Tuhan, dan tidak terlibat dalam urusan menekankan aspek kritis dan menggunakan
hubungan prajurit TNI AD dengan alam, nalar yang kuat bukan sebagai doktriner. Hal
lingkungan sosial, dan berbagai problema ini berbeda jika digunakan untuk Bintal
kehidupan yang semakin kompleks dan kepejuangan dan ideologi yang memang
penuh tantangan. harus menggunakan model doktriner.
Oleh sebab itu, pembinaan mental TNI AD
perlu menumbuhkan sikap beragama yang
kritis-transformatif menjadikan landasan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
tauhid sebagai spirit pergerakan bela negara Sebelum mengadakan penelitian lebih
dan menyuarakan perlawanan terhadap dalam, maka dilakukan penelitian secara
segala bentuk tirani dan ketidakadilan, kuantitatif mengenai pengaruh Bintal dalam
kesewenang-wenangan dan kemungkaran kehidupan mereka. Berdasarkan kuesiner
sebagai pemaknaan kreatif terhadap fungsi yang disebarkan kepada anggota TNI AD di
kehadiran manusia sebagai khalifah. Tujuan Kodam Jaya, sebanyak 300 personel, maka
liberasi (tanhauna ‘anil mungkar) adalah hasil pengumpulan datanya adalah 11730.
pembebasan dari kekejaman kemiskinan Dengan demikian, pengaruh pembinaan
struktural, eksploitasi, keangkuhan mental rohani Islam di Kodam Jaya TNI AD,
teknologi, pemerasan kelimpahan dan menurut persepsi 98 responden, yaitu
ketidakadilan distribusi. 11730/19600 X 100%= 59,8469387755102
= 60%.
Alternatif Materi Bintal Rohani
Nilai 60 % dapat diinterpretasikan dalam
Jika dilihat dari sistem yang telah digunakan nilai cukup dan nilai 11730 termasuk dalam
dalam pembinaan mental keberagamaan kategori cukup. Artinya, masih perlu banyak
yang dilaksanakan di TNI AD, maka akan perbaikan dalam bintal rohani Islam
nampak ketidaksesuaian antara materi yang sehingga mempunyai efek positif dalam
selama ini diberikan dengan kenyataan yang membinan keagaman para prajurit.
ada di lapangan. Kenyataan yang ada ialah Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang
ada beberapa anggota TNI yang berbuat telah dibatasi dan dirumuskan sebelumnya,
kurang baik dalam bermasyarakat, seperti maka dapat disimpulkan dalam beberapa hal
menjadi penadah, perampok, berbuat zina,
sebagai berikut.
dan sebagainya, yang seharusnya sudah
diantisipasi sejak awal. Antisipasi yang ada 1. Konsep pembinaan rohani agama Islam
adalah memberikan pelajaran dalam pada Bintal TNI AD, khususnya Kodam
pembinaan mental keagamaan prajurit Jaya digunakan sebagai bentuk
melalui pendidikan akidah dan akhlak secara pembinaan, kegiatan dalam bentuk
komprehensif dan koheren, bukan bimbingan, penyuluhan, dan pelayanan.
menekankan pada aspek ritual fikih yang Konsep-konsep tersebut dilaksanakan
mendalam. dalam rangka membina, meningkatkan
keimanan dan ketakwaan, mempertinggi
Aspek ritual fikih memang perlu untuk budi pekerti, akhlak luhur, dan memberi
dilaksanakan secara baik, tetapi bukan pelayanan keagamaan bagi prajurit dan
segalanya dalam mengajarkan di Bintal. PNS AD beserta keluarganya di
Aspek fikih yang harus diajarkan cukup lingkungan Mabes TNI AD khususnya
mengenai hal-hal yang ditemukan ketika Kodam Jaya Jakarta. Konsep yang sudah
berada di lapangan seperti salat Khauf, salat
Jurnal Sosial Humaniora ISSN 2087-4928 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2016 109
memuat mengenai tujuan, fungsi, yang selama ini hanya umum hendaknya
kurikulum, metode, dan sebagainya dirubah menjadi terstruktur dalam hal
belum dapat diaplikasikan dengan baik. waktu, tempat, dan pesertanya. Hal ini
Hal ini diindikasikan dengan adanya dapat meningkatkan kepemahaman bagi
tindakan amoral dari oknum TNI AD anggota TNI. Selain itu, semua anggota
Kodam Jaya. dapat mengikutinya secara kontinyu
2. Aplikasi dari konsep yang tidak dapat tanpa harus diganggu oleh kegiatan lain
efektif ini disebabkan oleh pucuk yang tidak mendesak.
pimpinan dari Kodam Jaya itu sendiri,
yaitu ketidakteladanan sebagaimana
dalam konsep santi karma TNI atau DAFTAR PUSTAKA
dalam ajaran Islam. Misalnya, Anwar MS. 1995. Pemikiran dan aksi Islam di
ketidakikutsertaan pimpinan dalam Indonesia, sebuah kajian politik tentang
Binroh. Sebagaimana yang telah cendekiawan muslim orde baru.
diketahui bersama, sifat TNI AD Paramadina, Jakarta.
khususnya Kodam Jaya loyalitas yang Berger AA. 2000. Media and communication
tinggi terhadap pemimpin. Kasus yang research methods; an introduction to
lainnya adalah ketika ada Binroh, qualitative and quantitative approaches.
pimpinan meminta salah satu peserta Sage Publications, London.
untuk mengikuti kegiatan lain yang Buchari M. 1994. Ilmu pendidikan dan
waktunya sama dengan Binroh. praktik pendidikan. IKIP Muhammadiyah
3. Materi yang diberikan sebenarnya sudah Jakarta Press, Jakarta.
mempunyai kurikulum dan isi yang Castle L. 1999. ABRI dan kekerasan. Pustaka
mapan, tetapi belum terencana sesuai Pelajar, Yogyakarta.
dengan teori pendidikan sehingga antara Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa
input, output, dan outlook tidak ada. Pada Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.
sisi lain, materi yang diberikan tidak Kirk J dan ML Miller. 1986. Reliability and
didasarkan pada kenyataan kasus moral validity in qualitative research. Sage
TNI AD khususnya Kodam Jaya yang ada Publications, Beverly Hills.
di lapangan. Jadi, konsep yang sudah Konfidensial Mabes TNI AD. 2006. Buku
dibangun dan dikuatkan oleh beberapa petunjuk pelaksanaan pembinaan mental
kebijakan secara lokal dari pimpinan ideologi personel TNI AD. Pers 003.004,
belum menjawab kebutuhan TNI AD Publikasi Umum TNI AD.
khususnya Kodam Jaya di masyarakat. Kuntowijoyo. 1991. Paradigma Islam:
4. Oleh karena itu, perlu ada solusi konsep interpretasi untuk aksi. Mizan, Bandung.
yang sudah ada. Misalnya, mengenai Mabes TNI 1996. Pusat pembinaan mental,
materi sebaiknya yang disampaikan Dharma Ksatria Sapta Marga. Suspa Bintal
adalah mengenai akidah dan akhlak yang TNI, Jakarta.
diajarkan secara kritis dengan Mangunhardjana. 1986. Pembinaan arti dan
menunjukkan beberapa indikasi, bukan metodenya. Kanisius, Yogyakarta.
dijadikan sebagai doktrin yang harus Moleong LJ. 1997. Metodologi penelitian
diikuti. Hal ini berkaitan dengan tingkat kualitatif. Remaja Rosdakarya, Bandung.
kedewasaan para anggota TNI. Bintal Rahardjo D. 1983. Umat Islam dan
rohani harus dibedakan dengan Bintal pembaruan teologi. Lappenas, Jakarta.
ideologi yang berlaku dalam TNI. Santoso I. 2010. Peningkatan kualitas mental
5. Pemateri harus mengikuti kurikulum prajurit dan keluarganya dalam
yang sudah ditentukan dan diteliti sesuai mendukung tugas pokok TNI AD. Kodam I
dengan kebutuhan. Pada sisi lain, Bukit Barisan, Medan.
pemateri harus menggunakan beberapa Shaw M. 2001. Bebas dari militer (analisis
metode yang menarik. Sistem pelajaran sosiologis atas kecenderungan
110 Ilyas Studi kritis pembinaan mental TNI AD