Professional Documents
Culture Documents
Yusri Kartika Sudarto Ronoatmodjo
Yusri Kartika Sudarto Ronoatmodjo
DOI: 10.22435/kespro.v10i2.2412.101-110
The Use of Hormonal Contraceptive and Obesity among Reproductive –Age Women in Indonesia:
5th IFLS Data Analysis
*Email: ucchiekaayusri@rocketmail.com
Naskah masuk 04 November 2019; review 19 November 2019; disetujui terbit 31 Desember 2019
Abstract
Background: Prevalence of obesity in adult females in Indonesia is 32,9% in 2013. Hormonal contraceptives
(pills, injections and implants) are widely used by reproductive-age women in Indonesia, and the prevalence is
45%.
Objective: The aim of this study is to identify whether reproductive-age women who use hormonal
contraceptives are at risk of developing obesity compared to WUS who do not use hormonal contraceptives.
Method: The design of this study is a cross sectional study using secondary data (5th Indonesia Family Life
Survey, and the sample is reproductive-age women (15-49 years old) consisting of 6045 respondents. The
variables of this study are obesity, hormonal contraceptive use, age, education, occupation, and duration of
contraceptive use. Data were analysed by using Cox Regression.
Result: The results of bivariate analysis showed that hormonal contaceptive use, age, education, occupation,
and duration of contraceptive use were associated with obesity among reproductive-age women and statistically
significant (P-Value <0,05). Multivariate analysis showed that hormonal contraceptive use did not increase the
risk of obesity among reproductive-age women in Indonesia (PR 0.939; CI 95% 0.869 - 1.013).
Conclusion: The use of hormonal contraception did not increase the risk of obesity among reproductive-age
women.
Key words: Hormonal Contraception; Obesity; Reproductive Age-Women
Abstrak
Latar belakang : Prevalensi obesitas pada perempuan dewasa di Indonesia sebesar 32,9 persen pada tahun
2013. Kontrasepsi hormonal (pil, suntikan dan implan) merupakan jenis kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh wanita usia subur (WUS) di Indonesia, dengan prevalensi sebesar 45%.
Tujuan : untuk mengetahui apakah wanita usia subur (WUS) yang menggunakan kontrasepsi hormonal berisiko
mengalami obesitas dibandingkan WUS yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal.
Metode : Desain penelitian ini adalah studi cross- sectional dengan menggunakan data sekunder IFLS 5 tahun
2014. Sampel adalah WUS (15-49 tahun) sebanyak 6.045 responden. Variabel dalam penilitian ini adalah
obesitas pada WUS, penggunaan kontrasepsi hormonal, umur, pendidikan, pekerjaan, serta lama penggunaan
kontrasepsi. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regression.
Hasil : Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel penggunaan kontrasepsi hormonal, umur, pendidikan
dan status pekerjaan, serta lama penggunaan kontrasepsi berhubungan dengan obesitas pada WUS (p-value
<0,05). Analisis multivariat menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak meningkatkan risiko
obesitas secara bermakna pada WUS di Indonesia (PR 0,939; CI 95% 0,869 – 1,013).
Kesimpulan: Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak meningkatkan risiko WUS untuk mengalami obesitas.
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan akumulasi lemak yang mempengaruhi nafsu makan seseorang dapat
abnormal atau berlebihan dan dapat pula menimbulkan obesitas.1
menimbulkan risiko kesehatan. Obesitas
menjadi faktor risiko utama bagi sejumlah Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila
penyakit tidak menular, seperti diabetes, akumulasi jumlah lemak di dalam tubuhnya
penyakit jantung dan kanker, serta stroke dan lebih dari 20 persen di atas jumlah normal.6
masalah psikososial. Awalnya, obesitas Obesitas, selain dianggap sebagai gangguan
dianggap masalah hanya pada negara – negara estetika oleh sebagian orang, juga merupakan
berpenghasilan tinggi. Namun, saat ini obesitas faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk
secara dramatis meningkat di negara – negara penyakit tidak menular seperti penyakit jantung,
berpenghasilan rendah dan menengah, terutama diabetes, kanker, hipertensi, dan lain
di daerah perkotaan.1, 2 sebagainya.6,7
Obesitas saat ini disebut sebagai The New Penggunaan kontrasepsi hormonal pada Wanita
World Syndrome, dimana obesitas di seluruh Usia Subur (WUS) juga dianggap sebagai
dunia meningkat hampir tiga kali lipat sejak faktor yang menyebabkan kenaikan berat badan
1975. Pada tahun 2016, lebih dari 1,9 miliar yang jika tidak dikontrol akan menyebabkan
orang dewasa, mengalami kelebihan berat obesitas. Misalnya pada penggunaan pil,
badan. Dari jumlah ini, lebih dari 650 juta orang Tukiman menyatakan bahwa kontrasepsi pil
mengalami obesitas, dimana 39 persen orang dapat meningkatkan berat badan karena
dewasa mengalami kelebihan berat badan dan kandungan dari hormon estrogen dan
13 persen mengalami obesitas. Selain itu, progesteron yang terdapat pada kontrasepsi pil,
sebagian besar penduduk dunia hidup di negara- dimana hormon estrogen menyebabkan retensi
negara dimana kelebihan berat badan dan cairan dan oedema, sedangkan progesteron
obesitas membunuh lebih banyak orang mempermudah penumpukan karbohidrat dan
daripada kekurangan berat badan.3 Obesitas gula menjadi lemak dan merangsang nafsu
pada perempuan dewasa di Indonesia makan serta menurunkan aktifitas fisik,
meningkat berdasarkan hasil riset kesehatan akibatnya pemakaian kontrasepsi pil dapat
tahun 2013. Dilaporkan pada tahun 2013, menyebabkan kenaikan berat badan pada
prevalensi obesitas perempuan dewasa 32,9 penggunanya.8
persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 Sementara itu, penggunaan kontrasepsi di
(13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 Indonesia meningkat dari 55,8 persen
(15,5%).4,5 (Riskesdas 2010) menjadi 59,7 persen
Obesitas terjadi karena jumlah kalori yang (Riskesdas 2013), untuk penggunaan
masuk ke dalam tubuh melalui makanan lebih kontrasepsi hormonal sebesar 51,9 persen, dan
banyak dibandingkan jumlah kalori yang kontrasepsi non-hormonal sebesar 7,5 persen
dibakar. Sehingga jika kondisi seperti ini terus dan menurut metodenya 10,2 persen
berlangsung selama bertahun-tahun, akan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
mengakibatkan terjadinya penumpukan jaringan (MKJP), dan 49,1 persen non-MKJP.4 Oleh
lemak yang berlebihan di dalam tubuh, karena itu, penulis ingin mengetahui apakah
sehingga terjadilah obesitas. Selain itu, keadaan WUS di Indonesia yang menggunakan
lingkungan seseorang dan faktor keturunan juga kontrassepsi hormonal berisiko mengalami
berpengaruh terhadap timbulnya obesitas. Obat- obesitas berdasarkan analisis data Indonesian
obatan dan beberapa hormon tertentu yang Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014.
______________________________
*
Corresponding author
(Email: ucchiekaayusri@rocketmail.com)
© National Institute of Health Research and Development
ISSN: 2354-8762 (electronic); ISSN: 2087-703X (print)
Jumlah Persentase
Variabel
(n) (%)
Penggunaan kontrasepsi
Ya 3.581 59,24
Tidak 2.464 40,76
Jenis Kontrasepsi
Pil 690 11,41
Suntikan 1 bulan 314 5,19
Suntikan 2 bulan 17 0,28
Suntikan 3 bulan 1.779 29,42
Kondom 89 1,47
IUD/AKDR/Spiral 256 4,23
Norplant/Implant/susuk KB 203 3,35
Sterilisasi wanita 159 2,63
Sterilisasi pria 6 0,09
Metode kalendar 45 0,74
Sanggama terputus 13 0,21
Obat tradisional 2 0,03
Lainnya 8 0,13
Obesitas
Ya 2.626 43,44
Tidak 3.419 56,56
Penggunaan Kontrasepsi hormonal
Ya 3.003 49,68
Tidak 3.042 50,32
Umur
≥ 31 tahun 3.386 56,01
< 31 tahun 2.659 43,99
Jumlah Persentase
Variabel
(n) (%)
Pendidikan
Rendah 3.407 56,36
Tinggi 2.638 43,64
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 4.434 73,35
Bekerja 1.611 26,65
Lama penggunaan kontrasepsi
> 1 tahun 4.362 72,16
≤ 1 tahun 1.683 27,84
Total 6.045 100.00
Tabel 2 menunjukkan hasil penelitian pada pendidikan tinggi (41,58%) dan dengan nilai
tahap analisis bivariat hubungan antara prevalensi rasio sebesar 1,079. Artinya
penggunaan kontrasepsi hormonal dan variabel responden dengan kategori pendidikan rendah
kovariat (umur, pendidikan, status pekerjaan, berisiko untuk mengalami obesitas sebesar
dan lama penggunaan kontrasepsi) dengan 1,079 kali dibandingkan responden dengan
obesitas, dari hasil analisis hubungan antara kategori pendidikan tinggi, dengan nilai CI 95%
penggunaan kontrasepsi hormonal dengan (1,017 – 1,144) (Tabel 2).
obesitas diketahui bahwa wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal sebesar Tabel 2 juga menunjukkan hubungan antara
42,06 persen mengalami obesitas. Artinya status pekerjaan dengan obesitas, dengan nilai
persentase kejadian obesitas pada wanita yang prevalensi rasio sebesar 0,912 dan CI 95%
menggunakan kontrasepsi hormonal lebih kecil (0,857 – 0,971). Secara statistik, status
persentasenya daripada yang tidak pekerjaan dan obesitas memiliki hubungan yang
menggunakan kontrasepsi hormonal, dengan bermakna.
nilai prevalens rasio sebesar 0,937 dan nilai CI
95% (0,886 – 0,994). Sehingga hubungan Hasil uji statistik (Tabel 2) juga menunjukkan
antara penggunaan kontrasepsi dengan obesitas adanya hubungan antara lama penggunaan
bermakna secara statistik. kontrasepsi dengan obesitas, yang menunjukkan
nilai prevalensi rasio sebesar 1,175, artinya
Tabel 2 menyajikan hasil uji chi square variabel lama penggunaan KB >1 tahun berisiko
bebas terhadap obesitas. Wanita dengan umur mengalami obesitas sebesar 1,175 kali
31 tahun ke atas (51,68%) mempunyai dibandingkan WUS dengan lama penggunaan
persentase obesitas lebih besar dibandingkan ≤1 tahun, dan nilai CI 95% (1,097 – 1,258).
dengan usia kurang dari 31 tahun (32,94%),
dengan nilai prevalensi rasio sebesar 1,569. Pada analisis multivariat, dari semua variabel
Artinya responden dengan kategori umur 31 yang potensial confounder, tidak ditemukan
tahun ke atas berisiko untuk mengalami variabel yang menjadi confounding. Model
obesitas sebesar 1,569 kali dibandingkan akhir dari analisis multivariat hubungan antara
responden dengan kategori umur kurang dari 31 penggunaan kontrasepsi hormonal dengan
tahun, pada CI 95% (1,472 – 1,671). obesitas pada WUS di Indonesia (Tabel 3)
menjelaskan bahwa penggunaan kontrasepsi
Wanita usia subur dengan pendidikan rendah hormonal bukan merupakan faktor risiko atau
dan mengalami obesitas sebesar 44,88 persen tidak berhubungan dengan obesitas pada WUS
mempunyai persentase obesitas lebih besar di Indonesia, dengan P-Value 0,105 (CI 95%
dibandingkan dengan responden dengan 0,869 – 1,013).
Tabel 2. Analisis Hubungan Variabel Independen dan Kovariat dengan Obesitas pada WUS di
Indonesia Berdasarkan Data IFLS 5 Tahun 2014
Obesitas
Variabel Total P- PR**
Ya Tidak
value (95% CI)
n % n % n %
Penggunaan Kontrasepsi Hormonal
Ya 1.263 42,06 1.740 57,94 3.003 100 0,937
0,0311*
Tidak 1.363 44,81 1.679 55,19 3.042 100 (0,886 - 0,994)
Umur
≥ 31 tahun 1.750 51,68 1.636 48,32 3.386 100 1,569
0,0001*
< 31 tahun 876 32,94 1.783 67,06 2.659 100 (1,472 – 1,671)
Pendidikan
Rendah 1.529 44,88 1.878 55,12 3.407 100 1,079
0,0104*
Tinggi 1.097 41,58 1.541 58,42 2.638 100 (1,017 - 1,144)
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 1.878 42,35 2.556 57,65 4.434 100 0,912
0,0047*
Bekerja 748 46,43 863 53,57 1.611 100 (0,857 - 0,971)
Lama Penggunaan Kontrasepsi
>1 tahun 1.977 45,32 2.385 54,68 4.362 100 1,175
0,0001* (1,097 - 1,258)
≤ 1 tahun 649 38,56 1.034 61,44 1.683 100
*P Value <0,05 ** Prevalence Ratio
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hormonal pada WUS sebesar 38,2 persen,
persentase obesitas pada WUS sebesar 43,44 dengan penggunaan susuk KB sebesar 2,38
persen. Temuan ini jauh lebih besar bila persen, suntikan 24,26 persen dan pil KB 9,42
dibandingkan dengan data WHO yang persen.10 selain itu, berdasarkan laporan Survei
menyebutkan prevalensi obesitas pada orang Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
dewasa yang berusia 18 tahun ke atas yang tahun 2017 diketahui bahwa prevalensi
mengalami obesitas sebesar 13 persen. Di penggunaan kontrasepsi hormonal pada WUS
Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riskesdas sebesar 45 persen.11 Tingginya penggunaan
tahun 2013 dilaporkan prevalensi obesitas pada kontrasepsi hormonal, khususnya suntikan
perempuan dewasa adalah sebesar 32,9 persen.4 dikarenakan kontrasepsi ini dianggap praktis,
mudah, dan murah.12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak
59,24 persen WUS di Indonesia menggunakan Dalam penelitian ini, penggunaan kontrasepsi
alat/metode kontrasepsi, kemudian sebesar hormonal tidak berpengaruh terhadap obesitas
49,68 persen menggunakan kontrasepsi pada WUS (P-Value: 0,105; 95% CI: 0,869 –
hormonal. Data hasil Riskesdas tahun 2013 1,013). Hasil penelitian ini sejalan dengan
melaporkan bahwa proporsi penggunaan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa
kontrasepsi hormonal di Indonesia sebesar 51,9 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
persen.4 Sedangkan data hasil survei RPJMN paparan Depo Progestin terhadap berat badan
tahun 2017 yang dilakukan oleh BKKBN dengan P-Value 0,479.13
menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi
Penelitian lain yang dilakukan oleh Hasan di berkorelasi dengan munculnya perubahan
Manado, diperoleh hasil analisis chi-square distribusi lemak tubuh, termasuk peningkatan
P=0,585 >α = 0,05. Hasil penelitian tersebut total massa lemak dan obesitas sentral.19
juga menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara penggunaan kontrasepsi Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa
dengan obesitas pada wanita usia subur terdapat beberapa faktor yang berpengaruh
(WUS).14 Sebuah systematic review terhadap 22 terhadap obesitas, diantaranya umur,
studi, menyatakan bahwa dari 22 studi tersebut pendidikan, pekerjaan, dan lama penggunaan
menunjukkan terbatasnya bukti yang kontrasepsi. Penelitian yang dilakukan oleh
mengatakan bahwa penggunaan pil KB Grundy menyatakan bahwa ada hubungan yang
menyebabkan obesitas. Walaupun terjadi bermakna antara umur dengan kejadian
penambahan berat badan, rata – rata hanya obesitas.20 Selain itu, meskipun ada perbedaan
bertambah kurang dari 2 kg pada 6 sampai pada dalam penetapan cut off point umur, hasil
12 bulan penggunaan pada sebagian besar peneltian lain menyebutkan bahwa proporsi
penelitian yang direview.15 status gizi obesitas pada subjek umur ≥40 tahun
lebih banyak meskipun memiliki nilai P>
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Pascoal 0,05.21
yang menyatakan bahwa wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal (suntikan Pendidikan seseorang juga berpengaruh dalam
KB, pil KB dan implant) mempunyai risiko terjadinya obesitas, menurut Contento,
kemungkinan 3 kali lebih besar untuk seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih
mengalami obesitas dibandingkan wanita yang tinggi akan lebih baik dalam menerima,
menggunakan kontrasepsi non hormonal. 16 memproses, menginterpretasikan, dan
Penelitian sebelumnya juga mengatakan bahwa menggunakan informasi, khususnya
penggunaan kontrasepsi hormonal dapat pengetahuan gizi, responden yang
meningkatkan berat badan hingga terjadinya berpendidikan lebih tinggi akan memiliki
obesitas. Kontrasepsi hormonal berhubungan pengetahuan gizi yang lebih tinggi karena
dengan perubahan dalam metabolisme beberapa memiliki pengalaman dan akses informasi yang
zat gizi yang dapat menyebabkan terjadinya lebih banyak sehingga dapat memiliki sikap dan
peningkatan berat badan. Hormon estrogen praktik gizi yang lebih baik khususnya dalam
menyebabkan retensi cairan dan oedema, hal perilaku konsumsi pangan dan aktivitas
sedangkan progesterone mempermudah fisik yang erat kaitannya dengan kegemukan. 22
penumpukan karbohidrat dan gula menjadi Hal ini didukung dengan penelitian Cohen et al.
lemak dan dapat merangsang pusat yang menunjukkan bahwa lulusan perguruan
pengendalian nafsu makan di hipotalamus tinggi berisiko lebih rendah untuk mengalami
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan obesitas dibandingkan lulusan sekolah dasar
nafsu makan.8,17 (RR=0,96).23
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Bakry Dalam penelitian ini, status pekerjaan dan
pada hewan uji mengenai efek DMPA (Depo- obesitas memiliki hubungan yang bermakna
MedroxyProgesterone Acetate) pada berat secara statistik, karena pada dasarnya, jenis
badan menyatakan bahwa salah satu pemicu pekerjaan yang dilakukan sehari – hari dapat
terjadinya peningkatan berat badan adalah mempengaruhi gaya hidup seseorang. Pekerjaan
karena menurunnya kadar hormon estrogen berpotensi menjadi faktor risiko obesitas terkait
setelah menggunakan kontrasepsi DMPA.18 faktor sosial-ekonomi lainnya dan faktor
Sehingga wanita yang menggunakan Depo perilaku seperti aktivitas fisik dan waktu
Progestin dimungkinkan mengalami penurunan sedentary. Pekerja kategori profesional lebih
kadar hormon leptin serum yang dipicu oleh cenderung mengalami obesitas dari pada
kadar estrogen yang turun. Kemudian kadar pekerja kategori buruh (OR=1,31; 95% CI=1,19
hormon leptin yang rendah akan menekan – 1,44).24 Sedangkan pada temuan lain
sinyal kenyang yang berakibat pada terjadinya menunjukkan bahwa ibu rumah tangga juga
peningkatan nafsu makan. Estrogen sebagai berisiko mengalami obesitas, hal ini
hormon seks memiliki efek pada metabolisme dikarenakan mereka lebih banyak memiliki
jaringan adiposit. Penurunan estrogen endogen waktu luang sehingga aktivitas fisiknya menjadi
berkurang.25
Obesity : Implications for Prevention. Am [cited 2018 Apr 24]. Available from:
J Clin Nutr. 1998;67(3):563S-572S. http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDet
21. Nurzakiah N, Achadi E, Sartika RAD.
ail&act=view&typ=html&buku_id=10302
Faktor Risiko Obesitas pada Orang
3&obyek_id=4
Dewasa Urban dan Rural. J Kesehat Masy
Nas [Internet]. 2010 [cited 2018 Jun 25. Apriaty L. Faktor Risiko Obesitas Ibu
4];5:29–34. Available from: Rumah Tangga di Kelurahan Bendungan
https://media.neliti.com/media/publication Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang
s/39465-ID-faktor-risiko-obesitas-pada- [Internet]. Universitas Diponegoro; 2015
orang-dewasa-urban-dan-rural.pdf [cited 2018 Apr 24]. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/47071/1/747_LI
22. Diana R, Yuliana I, Yasmin G, Hardinsyah
NDA_APRIATY.pdf
D. Faktor Risiko Kegemukan pada Wanita
dewasa Indonesia (Risk Factors of 26. Erawati D. Hubungan Lama Pemakaian
Overweight among Indonesian Women). J Kontrasepsi Suntik dengan peningkatan
Gizi dan Pangan [Internet]. 2013 [cited berat Badan pada Akseptor Suntik Depo
2018 Apr 24];8:1–8. Available from: medroksi progesteron Asetat di bidan
http://jesl.journal.ipb.ac.id/index.php/jgizi praktik Mandiri (BPM) Sugiyati kajoran
pangan/article/viewFile/7226/5647 Magelang [Internet]. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta; 2014
23. Cohen AK, Rehkopf DH, Deardorff J,
[cited 2018 Apr 4]. Available from:
Abrams B. Education and obesity at age
http://digilib.unisayogya.ac.id/1871/1/Nas
40 among American adults. Soc Sci Med
kah publikasi.pdf
[Internet]. 2013 Feb 1 [cited 2018 Apr
24];78:34–41. Available from: 27. Clark M, Dillon J, Sowers M, Nichols S.
https://www.sciencedirect.com/science/arti Weight, fat mass, and central distribution
cle/pii/S0277953612007836 of fat increase when women use depot-
medroxyprogesterone acetate for
24. Rahmida YP, Hasnbasri M. Hubungan
contraception. Int J Obes [Internet]. 2005
antara jenis pekerjaan dengan Obesitas
[cited 2018 Apr 24];29:1252–8. Available
pada Penduduk Dewasa di daerah
from:
Perkotaan di Indonesia (Analisis Data
https://www.nature.com/articles/0803023.
Indonesian Life Survey Gelombang Ke-5)
pdf
[Internet]. Universitas Gadjah Mada; 2016