Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, INVENTORY

INTENSITY, CAPITAL INTENSITY RATIO, SALES GROWTH DAN


KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP TAX AVOIDANCE
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2014-2016)

Oleh :
Gradini Diandra Furi
Pembimbing : Hardi dan Rusli

Faculty of Economics and Bussiness Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : gradinidf@gmail.com

The Effect of Leverage, Size, Inventory Iintensity, Capital Intensity Ratio, Sales
Growth, and Independent Commissioner on Tax Avoidance.
(Studied in Manufacturing Companies That Listed in the Indonesia Stock Exchange
Periode 2014-2016)

ABSTRACT

The purpose of this research is to examine the effectof leverage, size,


inventory intensity, capital intensity ratio, sales growth, and independent
commissioner on tax avoidance. The population is all manufacturing companies
that listed in the Indonesia Stock Exchange Periode 2014-2016. The number of
samples is 23 companies that are determined by purposive sampling method. Data
analysis techniques used in this research was multiple linear regression analysis
using Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 25.0 for Windows
as data processing software program. The result of this research show leverage,
size, sales growth, and independent commissioner have an effect on tax
avoidance, while inventory intensity and capital intensity ratio does not have an
effect on tax avoidance. Based on calculation of coefficient determination (R2)
was 0.234. Leverage, size, inventory intensity, capital intensity ratio, sales
growth, and independent commissioner on tax avoidance simultaneously giving
effect was 23,4%. While the remaining 76,6% is influenced by other independent
variable that are nor observed in this research.

Keywords : Leverage, Size, Inventory Intensity, Capital Intensity Ratio, Sales


Growth, Independent Commissioner, and Tax Avoidance.

PENDAHULUAN strategis. Maka tidak heran jika


banyak perusahaan dalam maupun
Indonesia merupakan salah satu luar negeri yang berdiri dan
negara berkembang dengan jumlah mengembangkan usahanya di
total populasi sekitar 255 juta Indonesia. Kondisi seperti ini dapat
penduduk yang mempunyai menguntungkan pemerintah dalam
kekayaan alam yang berlimpah dan penerimaan Negara, khususnya
terletak pada kondisi geografis yang dalam sektor pajak. Waluyo (2011:2)

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 1


menyebutkan bahwa salah satu usaha perencanaan pajak. Tax Planning
untuk mewujudkan kemandirian adalah suatu proses mengorganisasi
suatu bangsa atau negara dalam usaha wajib pajak sedemikian rupa
pembiayaan pembangunan adalah agar utang pajaknya, baik pajak
dengan menggali sumber dana yang penghasilan maupun pajak lainnya
berasal dari dalam negeri berupa berada dalam jumlah minimal,
pajak. Peranan pajak merupakan selama tidak melanggar ketentuan
salah satu penerimaan negara yang undang-undang (Pohan 2013:6).
terbesar, sehingga pemerintah Strategi perencanaan pajak bisa
menaruh perhatian khusus pada dilakukan dengan cara yang legal
sektor pajak. Pemerintah Indonesia maupun illegal, yaitu Tax Evasion
sendiri melakukan usaha intensifikasi adalah usaha meminimalkan
dan ekstensifikasi dalam upaya untuk pembayaran pajak, namun melanggar
mengoptimalkan sektor perpajakan. hukum dan undang-undang yang
Berdasarkan hal tersebut, besar berlaku tentang perpajakan.
kecilnya penerimaan pajak dapat Dan tax avoidance adalah suatu
menentukan besarnya anggaran tindakan yang benar-benar legal
APBN. (Zain, 2008:49). Penghidaran pajak
Namun, bagi perusahaan, pajak sama sekali tidak melanggar hukum
merupakan hal yang harus dihindari dan bahkan dapat memperoleh
karena dapat mengurangi laba bersih penghematan pajak dengan cara
dari perusahaan tersebut. Perusahaan memanfaatkan kelonggaran-
membayar pajak karena sifatnya kelonggaran aturan yang mengatur
memaksa, apabila perusahaan tidak tentang pajak, sehingga perusahaan
membayarkan pajaknya maka akan dapat menghemat pengeluaran pajak.
dikenakan sanksi yang dapat Perusahaan juga harus dapat
merugikan perusahaan. Tujuan memanfaatkan celah-celah yang ada
pemerintah untuk memaksimalkan dalam peraturan perpajakan,
penerimaan dari sektor pajak tindakan ini sering juga disebut
bertentangan dengan tujuan dari tindakan agresif dalam perpajakan.
perusahaan sebagai wajib pajak, Penelitian mengenai Tax
dimana perusahaan berusaha untuk Avoidance telah banyak dilakukan
mengefisiensikan beban pajaknya oleh peneliti sebelumnya. Penelitian
sehingga memperoleh keuntungan yang dilakukan oleh Putra dan Ni
yang lebih besar dalam rangka Ketut (2016) adalah mengenai
mensejahterakan pemilik dan pengaruh komisaris independen,
melanjutkan kelangsungan hidup leverage, size, dan capital intensity
perusahaannya (Yoehana, 2013). ratio terhadap tax avoidance pada
Banyak upaya yang dapat perusahaan manufaktur yang
dilakukan perusahaan dalam terdaftar di BEI tahun 2012-2014
mengurangi beban pajaknya. menemukan bahwa komisaris
Perusahaan dapat melakukan independen dan size berpengaruh
manajemen pajak yang tujuannya terhadap tax avoidance, sedangkan
untuk menekan serendah mungkin leverage dan capital intensity ratio
kewajiban pajaknya. Manajemen tidak memiliki pengaruh terhadap tax
pajak yang dapat dilakukan avoidance.
perusahaan dengan melakukan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 2
Rumusan masalah pada Negara yang terutang oleh pribadi
penelitian ini adalah: 1)Apakah atau badan, yang bersifat memaksa
leverage berpengaruh terhadap tax berdasarkan Undang-undang dengan
avoidance? 2)Apakah ukuran tidak mendapat timbal balik secara
perusahaan berpengaruh terhadap tax langsung dan digunakan untuk
avoidance? 3)Apakah inventory keperluan Negara bagi sebesar-
intensityberpengaruh terhadap tax besarnya kemakmuran rakyat.
avoidance? 4)Apakah capital
intensity ratioberpengaruh terhadap Tax Avoidance
tax avoidance? 5)Apakah sales Pohan (2013:23) menyatakan
growth berpengaruh terhadap tax bahwa tax avoidance adalah upaya
avoidance? 6)Apakah komisaris penghindaran pajak yang dilakukan
independen berpengaruh terhadap tax secara legal dan aman bagi Wajib
avoidance? Sedangkan tujuan Pajak karena tidak bertentangan
penelitian ini antara lain: 1)Untuk dengan ketentuan perpajakan yang
menguji pengaruh leverage terhadap berlaku, dimana metode dan teknik
tax avoidance. 2)Untuk menguji yang digunakan cenderung
pengaruh ukuran perusahaan memanfaatkan kelemahan-
terhadap tax avoidance. 3)Untuk kelemahan (grey area) yang terdapat
menguji pengaruh inventory intensity dalam undang-undang dan peraturan
terhadap tax avoidance. 4)Untuk perpajakan itu sendiri untuk
menguji pengaruh capital memperkecil jumlah pajak yang
intensityratio terhadap tax terutang.
avoidance. 5)Untuk menguji
pengaruh sales growth terhadap tax Leverage
avoidance. 6)Untuk menguji Leverage adalah penggunaan
pengaruh komisaris independen aset dan sumber dana oleh
terhadap tax avoidance. perusahaan yang memiliki biaya
tetap (beban tetap) dengan maksud
TELAAH PUSTAKA agar meningkatkan keuntungan
potensial perusahaan. Menurut
Teori Agensi Sartono (2010:120) leverage
Menurut Jensen dan menunjukkan proporsi atas
Meckling, 1976 (dalam Luayyi, penggunaan utang untuk membiayai
2010) dalam teori keagenan (agency investasinya. Leverage merupakan
theory), hubungan agensi muncul sumber pendanaan perusahaan
ketika satu orang atau lebih eksternal dari hutang, hutang yang
(principal) mempekerjakan orang dimaksud di sini adalah hutang
lain (agent) untuk memberikan suatu jangka panjang. Berdasarkan pada
jasa dan kemudian mendelegasikan pengertian-pengertian diatas, maka
wewenang dalam pengambilan dapat disimpulkan bahwa yang
keputusan kepada agent tersebut. dimaksud dengan leverage adalah
Pajak suatu tingkat kemampuan perusahaan
Menurut Pasal 1 UU No. 28 dalam menggunakan aktiva atau
Tahun 2007 tentang Ketentuan dana yang mempunyai beban tetap
Umum dan Tata Cara Perpajakan, (hutang dan atau saham istimewa)
pajak adalah kontribusi wajib kepada dalam rangka mewujudkan tujuan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 3
perusahaan untuk memaksimumkan Sales Growth
kekayaan milik perusahaan Pertumbuhan penjualan
(Sunanda, 2016). didefinisikan sebagai perubahan
penjualan per tahun. Kesuma (2009)
Ukuran Perusahaan juga menyatakan bahwa
Ukuran perusahaan adalah pertumbuhan penjualan adalah
suatu skala dimana dapat kenaikan jumlah penjualan dari
diklasifikasikan besar atau kecil tahun ke tahun atau waktu ke waktu.
perusahaan menurut berbagai cara, Penjualan adalah aktivitas atau bisnis
antara lain: total aktiva, total yang menjual produk atau jasa. Jika
penjualan, log size, nilai pasar pertumbuhan penjualan tinggi, maka
saham, dan lain-lain Umumnya, akan mencerminkan pendapatan
penentuan ukuran perusahaan ini meningkat. Perusahaan yang
didasarkan kepada total aset (aktiva) penjualannya tumbuh secara cepat
perusahaan(Machfoedz, 1994 dalam akan perlu menambah aktiva
Darmadi, 2013). tetapnya, sehingga pertumbuah
perusahaan yang tinggi akan
Inventory Intensity
menyebabkan perusahaan mencari
Intensitas persediaan adalah
bagaimana kemampuan perusahaan dana yang lebih besar, Pandey, 2001
dalam mengatur dan (dalam Heryuliani, 2016).
menginvestasikan kekayaannya pada
persediaan yang direfleksikan dalam Komisaris Independen
berapa kali persediaan itu diputar Komisaris independen adalah
selama satu periode tertentu, Etty anggota dewan komisaris yang tidak
dan Rasita, 2005 (dalam Putri dan terafiliasi dengan manajemen,
Lautania, 2016). Dalam SAK ETAP anggota dewan komisaris lainnya
yang diatur oleh IAI (2009:52), dan pemegang saham pengendali,
persediaan adalah aset untuk dijual serta bebas dari hubungan bisnis atau
dalam kegiatan usaha normal, dalam hubungan lainnya yang dapat
proses produksi untuk kemudian mempengaruhi kemampuannya
dijual; atau dalam bentuk bahan atau untuk bertindak independen atau
perlengkapan untuk digunakan dalam semata-mata demi kepentingan
proses produksi atau pembelian perusahaan (Ujiyantho dan
kerja.
Bambang, 2007). Keberadaan
komisaris independen berdasarkan
Capital Intensity Ratio
Capital intensity ratio atau Peraturan Bursa Efek Indonesia
rasio intensitas modal adalah (BEI) nomor Kep 305/BEJ/07-2004
aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan harus memiliki komisaris
perusahaan yang dikaitkan dengan independen sekurang-kurangnya
investasi dalam bentuk aset tetap dan 30% (tiga puluh perseratus) dari
persediaan (Siregar dan Dini, 2016). jajaran anggota dewan komisaris
Menurut Yoehana (2013), capital yang dapat dipilih terlebih dahulu
intensity ratio menggambarkan melalui RUPS sebelum pencatatan
seberapa besar kekayaan perusahaan dan mulai efektif bertindak sebagai
yang diinvestasikan dalam bentuk komisaris independen setelah saham
aset tetap. perusahaan tercatat.
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 4
Kerangka Pemikiran dan Pengaruh Ukuran Perusahaan
Hipotesis terhadap Tax Avoidance
Siegfried, 1972 (dalam
Pengaruh Leverage terhadap Tax Richardson dan Lanis, 2007)
Avoidance menyatakan bahwa semakin besar
Penelitian yang pernah perusahaan maka akan semakin
dilakukan oleh Siregar dan Dini rendah CETR yang dimilikinya, hal
(2016) menyatakan bahwa ini dikarenakan perusahaan besar
perusahaan yang memanfaatkan lebih mampu menggunakan sumber
hutang untuk meminimalkan beban daya yang dimilikinya untuk
pajaknya bahkan cenderung agresif membuat suatu perencanaan pajak
terhadap pajak, karena perusahaan yang baik (political power
yang memiliki hutang yang tinggi theory).Semakin besar ukuran
akan mendapatkan insentif pajak perusahaan maka laba perusahaan
akan semakin besar sehingga pajak
berupa potongan atas bunga
yang dikenakan juga semakin besar.
pinjaman. Sehingga perusahaan yang
Namun, perusahaan besar juga
memiliki beban pajak yang tinggi
mempunyai transaksi yang lebih
dapat melakukan penghematan pajak kompleks, sehingga memungkinkan
dengan cara menambah hutang perusahaan tersebut memanfaatkan
perusahaan. Hutang akan celah-celah yang ada untuk
menimbulkan beban tetap yang melakukan tax avoidance dari setiap
disebut beban bunga. Beban bunga transaksi yang dilakukan.
yang bersifat deductible akan Berdasarkan uraian diatas, maka
menyebabkan laba kena pajak dapat dirumuskan hipotesis sebagai
perusahaan menjadi berkurang. berikut:
Semakin tinggi tarif bunga akan H2: Ukuran Perusahaan
semakin besar keuntungan yang berpengaruh terhadap Tax
diperoleh perusahaan dari Avoidance
penggunaan hutang tersebut. Karena,
Pengaruh Inventory Intensity
semakin besar hutang perusahaan
terhadap Tax Avoidance
maka laba yang didapatkan Herjanto (2007:248)
perusahaan menjadi kecil sehingga menjelaskan besarnya intensitas
beban pajak yang dibayarkan akan persediaan dapat menimbulkan biaya
menjadi kecil, diakibatkan oleh tambahan antara lain adanya biaya
bertambahnya unsur biaya usaha. penyimpanan dan biaya yang timbul
Maka, semakin tinggi nilai hutang akibat adanya kerusakan barang.
perusahaan maka nilai CETR akan Pengeluaran biaya tambahan dari
semakin rendah. Sehingga, hal persediaan dan diakui sebagai beban
tersebut mengindikasikan bahwa pada periode terjadinya biaya, maka
perusahaan melalukan strategi tax dapat menyebabkan penurunan laba
avoidance. Berdasarkan uraian perusahaan. Ketika perusahaan
diatas, maka dirumuskan hipotesis mengalami penurunan laba maka
sebagai berikut: akan mengakibatkan pajak yang akan
H1: Leverage berpengaruh dibayarkan (CETR) menjadi lebih
terhadap Tax Avoidance kecil. Sehingga mengindikasikan

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 5


bahwa perusahaan tersebut menurun, maka perusahaan akan
melakukan strategi tax avoidance. menemui kendala dalam
Berdasarkan uraian diatas, maka meningkatkan kapasitas operasinya.
dapat dirumuskan hipotesis sebagai Hal ini berarti perusahaan
berikut: membutuhkan dana untuk
H3 : Inventory Intensity meningkatkan kapasitas operasi
berpengaruh terhadap Tax perusahaan, semakin tinggi
Avoidance pertumbuhan penjualan maka
kapasitas operasi perusahaan akan
Pengaruh Capital Intensity Ratio semakin besar dan dapat
terhadap Tax Avoidance berpengaruh terhadap penghindaran
Seperti yang dijelaskan pajak. Jika pertumbuhan penjualan
Rodriguez dan Arias (2014), tinggi, maka laba yang didapatkan
penyusutan merupakan beban yang perusahaan juga tinggi, sehingga
diakui dalam perpajakan.Akibatnya pajak yang dibayarkan (CETR) oleh
laba yang diperoleh menjadi perusahaan juga semakin tinggi.
menurun jika beban penyusutannya H5: Sales Growth berpengaruh
besar.Intensitas aset tetap perusahaan terhadap Tax Avoidance
dapat mengurangi pajak yang akan
dibayarkan karena adanya beban Pengaruh Komisaris Independen
penyusutan. Jika jumlah aset tetap terhadap Tax Avoidance
tinggi maka beban depresiasi aset Berdasarkan penelitian yang
tetap juga tinggi. Hal ini, akan telah dilakukan oleh Afni dan
menyebabkan laba yang diperoleh Ancella (2016) menunjukkkan hasil
perusahaan akan mengecil, sehingga bahwa komisaris independen
pajak yang harus dibayar (Cash berepengaruh negatif terhadap tax
ETR) perusahaan juga ikut rendah. avoidance. Karena semakin banyak
Maka diindikasikan bahwa komisaris independen dalam suatu
perusahaan tersebut melakukan perusahaan maka semakin ketat
strategi tax avoidance. Berdasarkan pengawasan di perusahaan
uraian diatas, maka dapat tersebut.Ini berarti keberadaan
dirumuskan hipotesis sebagai komisaris independen efektif dalam
berikut: usaha mencegah tindakan tax
H4: Capital Intensity Ratio avoidance, semakin banyak
berpengaruh terhadap Tax komisaris independen dalam suatu
Avoidance perusahaan akan mencegah
perusahaan dalam melakukan
Pengaruh Sales Growth terhadap tindakan tax avoidancesehingga
Tax Avoidance pajak yang dibayarkan (CETR)
Budiman dan Setiyono menjadi tinggi, karena komisaris
(2012)menyatakan bahwa independen menjalankan fungsi
pertumbuhan penjualan yang pengawasan dapat mempengaruhi
meningkat memungkinkan pihak manajemen untuk menyusun
perusahaan akan lebih dapat laporan keuangan yang berkualitas.
meningkatkan kapasitas operasi Berdasarkan uraian diatas, maka
perusahaan, sebaliknya apabila dapat dirumuskan hipotesis sebagai
pertumbuhan penjualan semakin berikut:
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 6
H6: Komisaris Independen Semakin tinggi cash ETR
berpengaruh terhadap Tax maka diindikasikan semakin rendah
Avoidance pula tingkat penghindaran pajak
yang dilakukan oleh perusahaan,
METODOLOGI PENELITIAN begitu pun sebaliknya.

Populasi dan Sampel Variabel Independen


Populasi pada penelitian ini Adapun variabel independen
adalah seluruh perusahaan dan definisi operasional serta
manufaktur yang terdaftardi Bursa pengukuran variabel dalam
Efek Indonesia tahun 2014-2016 penelitian ini adalah:
dengan jumlah 144
perusahaan.Adapaun metode yang Leverage
digunakan dalam pemilihan sampel Leverage adalah kemampuan
adalah metode purposive sampling. perusahaan atas penggunaan utang
Sehingga jumlah sampel yang untuk membiayai investasi. Maka
digunakan dalam penelitian ini pengukuran tingkat hutang
berjumlah 23 perusahaan. perusahaan menurut Suryanto (2012)
dapat diukur dengan cara:
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa
data sekunder. Sumber data berasal Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan
laporan keuangan tahunan tahun
merupakan suatu pengklasifikasian
2014-2016 yang diunduh dariwebsite
sebuah perusahaan berdasarkan
Bursa Efek Indonesia melalui
internet (www.idx.co.id). jumlah aset yang dimiliki oleh
perusahaan (Darmadi, 2013).
Penelitian ini menggunakan proxy
Variabel Operasional dan
total aset perusahaan untuk
Pengukurannya
Variabel dependen pada menentukan ukuran perusahaan.
penelitian ini adalah Tax avoidance Untuk mengukur skala perusahaan
yang diproksikan menggunakan rasio menurut Reinaldo (2017) dapat
cash ETR(CETR). menggunakan rumus:
Menurut Dyreng et, al.
(2010) variabel ini dihitung melalui Ukuran Perusahan = Ln(Total
cash ETR (CETR) perusahaan, Aset)
karena CETR dapat menilai Inventory Intensity
pembayaran pajak dari laporan arus Intensitas persediaan
kas, sehingga kita bisa mengetahui merupakan cerminan dari seberapa
berapa jumlah kas yang besar perusahaan berinvestasi
sesungguhnya dibayarkan oleh terhadap persediaan yang ada dalam
perusahaan. Adapun rumus untuk perusahaan. Intensitas persediaan
menghitung cash ETR adalah menurut Siregar dan Dini (2016)
sebagai berikut: dapat diukur dengan cara:

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 7


Capital Intensity Ratio komisaris independen dengan jumlah
Capital intensity ratio dewan komisaris (Bakri, 2008).
menjelaskan seberapa besar Yang dirumuskan sebagai berikut:
perusahaan melakukan investasi pada

aktiva. Menurut Hanum dan

Zulaikha (2013), Capital intensity
ratio adalah aktivitas investasi yang Metode Analisis Data
dilakukan perusahaan yang dikaitkan Alat analisis yang digunakan
dengan investasi dalam bentuk aset dalam penelitian ini adalah analisis
tetap. Berdasarkan penelitian yang regresi linear berganda, yang
dilakukan Rodriguez dan Arias dinyatakan dalam persamaan berikut:
(2014) variabel ini diukur Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
menggunakan rasio antara aktiva + b5X5 + b6X6 + e
tetap dibagi total aset yang dapat Keterangan :
dirumuskan sebagai berikut: Y = Tax Avoidance
a = Konstanta
b1..b6= Koefisien regresi
Sales Growth X1 = Leverage
Pertumbuhan penjualan X2 = Ukuran Perusahaan
didefinisikan sebagai perubahan X3 = Inventory Intensity
penjualan per tahun. Semakin tinggi X4 = Capital Intensity Ratio
tingkat pertumbuhan penjualan, X5 = Sales Growth
maka perusahaan mengalami X6 = Komisaris Independen
pertumbuhan penjualan yang bagus. e = error
Suatu perusahaan yang berada dalam
industri yang mempunyai laju HASIL DAN PEMBAHASAN
pertumbuhan yang tinggi, harus
menyediakan modal yang cukup Analisis Deskrpitif
untuk membelanjai perusahaan. Analisis statistik deskriptif
Melalui penjelasan diatas dapat adalah statistik yang digunakan
disimpulkan bahwa sales growth untuk menganalisa data dengan cara
menurut Sunanda (2016) dapat mendeskripsikan data yang telah
diukur dengan cara: terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2014:206).
Komisaris Independen Data deskrpitif yang digunakan
Komisaris independen dalam penelitian ini menunjukkan
merupakan komisaris yang berasal nilai minimum, maksimum, rata-rata,
dari luar perusahaan yang tidak dan standar deviasi.
mempunyai saham dalam
perusahaan, dan tidak mempunyai Hasil Uji Asumsi Klasik
hubungan baik langsung maupun Ada empat asumsi yang
tidak langsung berkaitan dengan terpenting sebagai syarat penggunaan
kegiatan perusahaan.Variabel ini metode regresi. Asumsi tersebut
diukur dengan membagi jumlah adalah asumsi normalitas,

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 8


autokorelasi, multikolinearitas, dan tidak terdapat hubungan erat antara
heteroskedastisitas. variabel independen atau tidak
terjadi multikolineritas, mbegitupun
Hasil Uji Normalitas sebaliknya .Berikut ini adalah hasil
Uji normalitas data bertujuan uji multikolinieritas yang disajikan
untuk menguji apakah dalam model pada tabel 2:
regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi yang Tabel 2
normal atau tidak. Untuk Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
memberikan hasil uji normalitas data Model
Tolerance VIF
yang lebih meyakinkan, maka LEV .725 1.379
dilakukan uji normalitas SIZE .935 1.070
Kolmogorov-smirnov. Berikut INVINT .792 1.262
1
disajikan hasil uji normalitas data CAPINT .925 1.081
menggunakan uji Kolmogorov- SG .758 1.319
Smirnov. KOMIND .803 1.245
a. Dependent variable: CETR
Tabel 1 Sumber : Data Olahan, 2018
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Unstandardized Berdasarkan tabel 2 diatas,
Residual
N 69 dapat di lihat bahwa nilai tolerance
Mean .0000000
Normal
Parametersa,b Std. Deviation .09930106
masing-masing variabel
Most Extreme
Absolute .106 menunjukkan angka > 0.1 dan nilai
Positive .106
Differences
Negative -.079
VIF menunjukkan < 10, sehingga
Test Statistic .106 dapat disimpulkan bahwa masing-
Asymp. Sig. (2-tailed) .051c
masing variabel telah terbebas dari
Sumber : Data Olahan, 2018 multikolineritas.
Dari tabel 1 di atas, diperoleh Hasil Uji Autokorelasi
nilai signifikansi sebesar 0.051, yang Uji autokorelasi bertujuan
berarti nilai tersebut lebih besar dari untuk mengetahui ada tidaknya
0.05, sehingga dapat disimpulkan korelasi antara variabel pengganggu
bahwa data telah terdistribusi secara pada periode tertentu dengan
normal dan model regresi telah variabel pengganggu periode
memenuhi asumsi normalitas. sebelumnya. Cara mudah untuk
mendeteksi ada tidaknya
Hasil Uji Multikolinieritas autokorelasi dapat dilakukan dengan
Uji multikolinieritas uji Durbin-Watson (Ghozali,
bertujuan untuk menguji apakah di 2013:110). Jika angka Durbin
dalam model regresi ditemukan Watson (DW) diantara -2 sampai +2,
adanya korelasi antar variabel bebas berarti tidak terdapat autokorelasi.
Ghozali (2013:105). Untuk
mendekteksi ada atau tidak Tabel 3
multikolineritas dalam model regresi Hasil Uji Autokorelasi
dapat dilakukan dengan melihat nilai N Durbin Watson
tolerance dan Variance Inflaction 69 1.512
Factor (VIF). Jika nilai VIF <10 dan
Sumber : Data Olahan, 2018
Tolerance >0.10, maka disimpukan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 9
Tabel 3 diatas menunjukkan maka akan semakin tinggi tindakan
bahwa nilai Durbin Watson yang tax avoidancenya yang diindikasikan
diperoleh adalah sebesar 1.512 yang dengan pajak yang dibayarkan
berarti nilai tersebut berada dalam (CETR) semakin kecil. Hal tersebut
kisaran antara -2 sampai +2, dikarenakan perusahaan yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa memiliki hutang yang tinggi akan
model regresi ini tidak terjadi menimbulkan beban tetap yang
autokorelasi antar sesama variabel disebut beban bunga. Beban bunga
independen. yang bersifat deductible akan
menyebabkan laba kena pajak
Hasil Uji Heteroskedastisitas perusahaan mejadi berkurang,
Tujuan uji heteroskedastisitas sehingga menurunkan beban pajak
dilakukan untuk mengetahui apakah yang harus dibayar (CETR).Hasil
di dlama model regresi terjadi penelitian ini mendukung penelitian
perbedaan variance residual suatu yang telah dilakukan oleh Waluyo
periode pengamatan ke periode (2015), Siregar dan Dini (2016)
pengamatan yang lain. Cara menyatakan bahwa faktor leverage
memprediksi ada tidaknya berpengaruh terhadap tax avoidance,
heteroskedastisitas pada suatu model Namun tidak mendukung hasil
dapat dilihat dari pola gambar penelitian yang dilakukan oleh Putra
Scatterplot model tersebut. dan Ni Ketut (2016), Reinaldo
Penelitian ini sudah terbebas dari (2017), yang menyatakan bahwa
heteroskedastisitas. leverage tidak berpengaruh terhadap
tax avoidance.
Hasil Analisis Regresi
Dalam penelitian ini, Pengaruh Ukuran Perusahaan
hipotesis diuji dengan menggunakan terhadap Tax Avoidance
model regresi linier berganda untuk Berdasarkan hasil pengujian,
memperoleh gambaran menyeluruh signifikansi pengujian menunjukkan
mengenai pengaruh leverage, ukuran nilai 0.040 <0.005.Berdasarkan hasil
perusahaan, inventory tersebut maka dapat disimpulkan
intensity¸capital intensity ratio, sales bahwa hipotesis kedua diterima,
growth dan komisaris independen yang artinya ukuran perusahaan
terhadap tax avoidanceyang berpengaruh terhadap tax avoidance.
dilakukan dengan bantuan software Artinya, semakin besar ukuransuatu
SPSS versi 25. perusaahaan maka akan semakin
tinggi tindakan tax avoidancenya
Pengaruh Leverage terhadap Tax yang diindikasikan dengan pajak
Avoidance yang dibayarkan (CETR) semakin
Berdasarkan hasil pengujian, kecil, karena semakin besar ukuran
signifikansi pengujian menunjukkan suatu perusahaan, maka transaksi
nilai 0.001<0.005. berdasarkan hasil yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut dapat disimpulkan bahwa tersebut semakin kompleks, sehingga
hipotesis pertama diterima, memungkinkan perusahaan
yaituleverage berpengaruh terhadap memanfaatkan celah-celah yang ada
tax avoidance. Artinya, semakin untuk melakukan tax avoidance dari
tinggi leverage suatu perusaahaan setiap transaksi yang dilakukan. Dan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 10
perusahaan besar juga menghadapi tidak mendukung hasil penelitian
political power theory yang yang telah dilakukan oleh Surbakti
mempunyai sumber daya yang (2012) menyatakan bahwa inventory
mencukupi untuk memanfaatkan intensity memiliki pengaruh terhadap
proses politik yang menguntungkan tax avoidance.
perusahaan tersebut, sehingga pajak
yang dibayarkan (CETR) mengecil. Pengaruh Capital Intensity Ratio
Hasil penelitian ini mendukung terhadap Tax Avoidance
penelitian yang telah dilakukan oleh Berdasarkan hasil pengujian,
Putra dan Ni Ketut (2016), Wijayanti signifikansi pengujian menunjukkan
et, al. (2016), Waluyo (2015), nilai 0.943<0.005. Berdasarkan hasil
Siregar dan Dini (2016) menyatakan tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan hipotesis keempat ditolak, yaitu
berpengaruh terhadap tax avoidance. capital intensity ratio tidak
Namun, tidak mendukung hasil berpengaruh terhadap tax avoidance.
penelitian yang telah dilakukan oleh Artinya, banyak atau sedikitnya aset
Reinaldo (2017),Nurfadilah et, al. tetap yang dimiliki oleh perusahaan
(2016), Saifudin dan Derick (2016) tidak ada pengaruhnya dalam
yang menyatakan bahwa tidak ada menentukan apakah perusahaan
pengaruh ukuran perusahaan tersebut melakukan tax avoidance.
terhadap tax avoidance. Dan juga, karena diduga perusahaan
di Indonesia mempunyai aset tetap
Pengaruh Inventory Intensity yang sudah melewati batas waktu
terhadap Tax Avoidance yang telah ditentukan dalam
Berdasarkan hasil pengujian, Undang-Undang Perpajakan untuk
signifikansi pengujian menunjukkan disusutkan, sehingga secara fiskal
nilai 0.083<0.005. Berdasarkan hasil sudah tidak ada lagi beban
tersebut maka dapat disimpulkan penyusutan yang dapat mnajdi
hipotesis ketiga ditolak, yaitu pengurang penghasilan. Hasil
inventory intensity tidak penelitian ini mendukung penelitian
berpengaruhterhadap tax avoidance. yang telah dilakukan oleh Putra dan
Didalam Undang-Undang Ni Ketut (2016), Siregar dan Dini
Perpajakan, pemerintah tidak (2016) yang menyatakan bahwa
memberikan insentif pajak bagi tidak ada pengaruh capital intensity
perusahaan yang memiliki jumlah ratio terhadap tax avoidance.
persediaan yang besar, sehingga Namun, tidak mendukung hasil
banyak atau sedikitnya persediaan penelitian yang telah dilakukan oleh
yang dimiliki perusahaan tidak ada Wijayanti et, al. (2016) menyatakan
pengaruhnya dalam menentukan bahwa capital intensity ratio
apakah perusahaan tersebut berpengaruh terhadap tax avoidance.
melakukan penghindaran pajak atau
tidak. Hasil penelitian ini Pengaruh Sales Growth terhadap
mendukung penelitian yang telah Tax Avoidance
dilakukan oleh Siregar dan Dini Berdasarkan hasil pengujian,
(2016) yang menyatakan bahwa signifikansi pengujian menunjukkan
inventory intensity tidak berpengaruh nilai 0.001<0.005. Berdasarkan hasil
terhadap tax avoidance. Namun, tersebut maka dapat disimpulkan
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 11
hipotesis kelima diterimayang sehingga perusahaan tersebut tidak
artinya sales growthberpengaruh melakukan strategi penghindaran
tidak signifikan terhadap tax pajak.
avoidance.Artinya, Semakin tinggi Hasil penelitian ini
pertumbuhan suatu penjualan maka mendukung penelitian yang telah
semakin rendah tax avoidance yang dilakukan oleh Putra dan Ni Ketut
dilakukan oleh perusahaan, sehingga (2016), Afni dan Ancella (2016)
pajak yang dibayarkan (CETR) juga menyatakan komisaris independen
semakin tinggi. Karena, berpengaruh terhadap tax avoidance.
pertumbuhan penjualan yang tinggi Namun, tidak mendukung hasil
mengindikasikan laba yang tinggi penelitian yang telah dilakukan oleh
pada perusahaan sehingga mampu Okrayanti et, al. (2017), Wijayanti et,
memberi kontribusi agar manajemen al. (2016) yang menyatakan
untuk tidak melakukan penghindaran komisaris independen tidak
pajak (tax avoidance) perusahaan. berpengaruh terhadap tax avoidance.
Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang telah dilakukan Hasil Koefisien Determinasi
olehHeryuliani (2015),Yolanda et, Koefisien determinasi (R2)
al. (2016), Budiman dan Setiyono pada intinya mengukur seberapa jauh
(2012) menyimpulkan bahwa sales kemampuan model dalam
growth berpengaruh terhadap tax menerangkan variasi variabel
avoidance.Namun, tidak mendukung dependen. Apabila nilai koefisien
hasil penelitian yang telah dilakukan determinasi (adjusted R2) lebih besar
oleh Swingly dan I Made (2015) dari 0,05 atau mendekati 1 maka
yang menyimpulkan bahwa sales dapat disimpulkan bahwa variabel
growth tidak berpengaruh terhadap independen memberikan hampir
tax avoidance. semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel
Pengaruh Komisaris Independen dependen (Ghozali, 2011:97).
terhadap Tax Avoidance Berikut ini adalah hasil dari uji
Berdasarkan hasil pengujian, koefisien determinasi (R2):
signifikansi pengujian menunjukkan
nilai 0.019<0.005. Berdasarkan hasil Tabel 5
tersebut maka dapat disimpulkan Uji Koefisien Determinasi (R2)
Std.
hipotesis keenam diterima, yaitu R
Adjus
Error
Mo ted R
komisaris independen berpengaruh del
R Squa
Squar
of the
re Estima
tidak signifikan terhadap tax e
te
avoidance.Artinya, semakin banyak 1 .549a .301 .234 .10400
a. Predictors: (Constant), SG, CAPINT, SIZE,
komisaris independen dalam suatu INVINT, KOMIND, LEV
perusahaan, maka semakin rendah b. Dependent Variable: CETR
tax avoidance yang dilakukan Sumber : Data Olahan, 2018
perusahaan tersebut, sehingga pajak
yang dibayarkan (CETR) semakin Berdasarkan tabel diatas,
besar. Karena, komisaris independen diperoleh nilai koefisien determinasi
dalam perusahaan telah melakukan sebesar 23,4%yang berarti 23,4%
fungsi pengawasan yang baik variabel dependen tax avoidance
terhadap manajemen perusahaan dipengaruhi oleh variabel

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 12


independen yang meliputi leverage, hanya menggunakan satu
ukuran perusahaan, inventory pengukuran tax avoidance, yaitu
intensitity, capital intensity ratio, Cash ETR. (3) Tingkat Adjusted R
sales growth dan komisaris Square yang rendah dalam tax
independenSedangkan sisanya avoidance yang menggunakan
(100% - 23,4% = 76,6%) pengukuran CETR, yaitu sebesar
dipengaruhi oleh variabel lainnya di 23,4% dalam penelitian ini
luar model penelitian ini. Angka menunjukkan bahwa variabel lain
koefisien korelasi (R2) pada tabel 4.6 yang tidak digunakan dalam
sebesar 0,301 menunjukkan bahwa penelitian ini mempunyai pengaruh
hubungan antara variabel independen besar terhadap praktik tax avoidance
dengan variabel dependen sangat
yang dilakukan perusahaan. (4)
kuat karena memiliki nilai korelasi
Variabel yang mewakili corporate
diatas 0,05. Standar Error of the
governance hanya komisaris
Estimate (SEE) sebesar 0.10400.
Semakin kecil nilai SEE akan independen saja.
membuat model regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel Saran
dependen (Ghozali, 2013:100). Adapun saran-saran yang
diberikan penulis berdasarkan hasil
SIMPULAN, KETERBATASAN, analisis yang digunakan adalah: (1)
DAN SARAN Penelitian selanjutnya hendaknya
menambah rentang waktu penelitian
Simpulan dengan mengambil periode waktu
Berdasarkan hasil pengujian yang lebih panjang dan juga objek
statistik secara parsial, dapat diambil penelitian yang lebih luas. Dan
kesimpulan sebagai berikut, faktor mengembangkan penelitian ini
leverage, ukuran perusahaan, sales dengan menggunakan pengukuran
growth, dan komisaris independen tax avoidance yang lain, seperti
berpengaruh terhadap praktik tax Effective Tax Rate (ETR), Current
avoidance, sedangkan faktor ETR, Book Tax Difference (BTD),
inventory intensity, dan capital dan lain-lain. (2) Rendahnya tingkat
intensity ratio tidak berpengaruh Adjusted R Square yang rendah
yang dilakukan oleh perusahaan dalam praktik tax avoidance yang
yang diukur menggunakan Cash diukur menggunakan CETR yaitu
ETR (CETR) pada perusahaan sebesar 23,4% dalam penelitian ini
manufaktur yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa variabel lain
tahun 2014-2016. yang tidak digunakan dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh
Keterbatasan besar terhadap praktik tax avoidance
Beberapa keterbatasan yang yang dilakukan perusahaan.
terdapat dalam penelitian ini antara Sehingga, penelitian selanjutnya
lain: (1) Masih sedikitnya rentang sebaiknya mempertimbangkan untuk
waktu periode pengamatan dan menggunakan variabel lainnya juga
sampel perusahaan yang dijadikan diluar variabel yang digunakan
objek penelitian. (2) Penelitian ini dalam penelitian ini.

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 13


DAFTAR PUSTAKA pada Perusahaan BUMN
yang Terdaftar di BEI 2009-
Agoes, Sukrisno dan Estralita 2011. Dipenogoro Journal of
Trisnawati. 2013. Akuntansi Accounting, Volume 2,
Perpajakan. Edisi 3. Penerbit Nomor 2.
Salemba Empat. Jakarta.
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen
Afni, Zalida dan Ancella A. Operasi. Jakarta: Grasindo
Hermawan. 2016. Pengaruh
Pemegang Saham Pengendali, Heryuliani, Nurfathia. 2015.
Komite Audit, Komisaris Pengaruh Karakteristik
Independen Terhadap Tax Perusahaan dan Kepemilikan
avoidance. Politeknik Negeri Keluarga terhadap
Padang, Padang. Penghindaran Pajak. Skripsi.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Budiman, J. dan Setiyono. 2012. UIN Syarif Hidayatullah,
Pengaruh Karakteristik Jakarta.
Eksekutif terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Kurniasih, Tommy dan Sari, M. R.
Avoidance). Proceeding SNA 2013. Pengaruh Return On
15, Banjarmasin. Assets, Leverage, Corporate
Governance, Ukuran
Darmadi, Iqbal Nul Hakim. Perusahaan, dan Kompensasi
2013.Analisis Faktor Yang Rugi Fiskal pada Tax
Mempengaruhi Manajemen Avoidance. Buletin Studi
Pajak Dengan Indikator Tarif Ekonomi Vol. 18, No. 1.
Pajak Efektif Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Luayyi, Sri. 2010. Teori Keagenan
Yang Terdaftar Di Bursa Dan Manajemen Laba Dari
Efek Indonesia Pada Tahun Sudut Pandang Etika
2011-2012. Fakultas Manajer. Jurnal. Malang: FE
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.
Universitas Diponegoro,
Semarang. Pohan, Chairil Anwar, 2013.
Manajemen Perpajakan.
Dyreng, S., Hanlon, M., dan Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Maydew, E. (2010). The Utama.
Effects of Executives on
Corporate Tax Avoidance”. Putra, I Gst Ln Ngr Dwi Cahyadi
The Accounting Review. Putra dan Ni Ketut Lely
Vol. 85, No. 4. Aryani Merkusiwati. 2016.
Pengaruh Komisaris
Hanum, Hashemi Rodhian dan Independen, Leverage, Size,
Zulaikha. 2013. Pengaruh dan Capital Intensity Ratio
Karakteristik Corporate pada Tax Avoidance.E-Jurnal
Governance Terhadap Tarif Akuntansi Universitas
Pajak Efektif Studi Empiris Udayana Vol. 17 No.1.
JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 14
Putri, Citra Lestari dan Maya Suryanto, K., D. 2012. “Pengaruh
Febrianty Lautania. 2016. Likuiditas, Leverage,
Pengaruh Capital Intensity Komisaris Independen dan
Ratio, Inventory Intensity Manajemen Laba Terhadap
Ratio, Ownership Strucutre Agresivitas Pajak
Dan ProfitabilityTerhadap Perusahaan”. Skripsi
Effective Tax Rate (ETR) Dipublikasikan, Universitas
(Studi pada Perusahaan Kristen Satya Wacana.
Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun Ujiyantho, M. A. dan Bambang A.P.
2011 -2014). JIMEKA Vol. 1, 2007. Mekanisme Corporate
No. 1. Governance, Manajemen
Laba dan Kinerja Keuangan
Sartono, R. Agus. 2010. Manajemen (Studi pada Perusahaan Go
Keuangan (Teori dan Public Sektor Manufaktur)
Aplikasi). Yogyakarta: BPFE Simposium Nasional
Akuntansi 10, Makassar.
Siregar, Rifka & Dini Widyawati
(2016). Pengaruh Waluyo. 2011. Perekonomian
Karakteristik Perusahaan Indonesia. Jakarta: Salemba
Terhadap Tax Avoidance Empat.
pada Perusahaan Manufaktur
di BEI : Jurnal Ilmu dan Yoehana, Maretta. 2013. Analisis
Riset Akuntansi. Vol. 5 No.2. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap
Sugioyono. 2014. Metode Penelitian Agresivitas Pajak. Skripsi.
Bisnis. Bandung: Penerbit Universitas Diponegoro.
Alfabeta Semarang.

Sunanda, Satria (2016). Pengaruh Zain, Muhammad, 2008, Manajemen


Kualitas Audit, Ukuran Perpajakan, Penerbit Salemba
Perusahaan, Leverage, dan Empat, Jakarta
Sales Growth Terhadap
Penghindaran Pajak (Tax Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007
Avoidance) Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Pasal 11 UU. Pajak PenghasilanPasal
Bursa Efek Indonesia Periode 11 UU PPh Nomor 36 Tahun
2012-2014. Skripsi. 2008
Universitas Riau, Pekanbaru.

JOM FEB, Volume 1, Edisi 1 (Januari – Juni 2018) 15

You might also like