Pengaruh Paparan Kombinasi Kortikosteroid Budesonide Dan Formoterol Terhadap Kekerasan Permukaan Resin Komposit Tipe Bulk-Fill

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

PENGARUH PAPARAN KOMBINASI

KORTIKOSTEROID BUDESONIDE DAN FORMOTEROL


TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN RESIN
KOMPOSIT TIPE BULK-FILL
Ricardo Wibisono Saputra1), Isyana Erlita2), Yuniar Elsa Dwinuria3)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin Indonesia

ABSTRACT
Background: asthma is often found to be a disease of various ages, its prevalence was quite high in the
world, as many as 100-150 million people in the world. One of asthma medication is a combination of
corticosteroid budesonide and formoterol which is a class of long acting agonist β2 (LABA). Treatment
using corticosteroid budesonide and formoterol can cause reduce surface hardness in bulk-fill resin
composite. Objective: to determine the effect of exposure to a combination of corticosteroid budesonide
and formoterol on hardness of bulk-fill composite resins. Both of these combinations are often found in
asthma control drugs. Methods: pure experimental with pre and post test design with control group
design. The population in this study used samples in the form of bulk fill type composite resins in the form
of discs with a size of 5 mm in diameter and 4 mm thick (ISO 4049) made with molds of transparent
acrylic material of a predetermined size and have a flat surface, no porous and smooth. The sampling
technique in this study is the random sampling technique. Calculation of the number of samples using a
non-paired numerical analytic formula is not more than 2. Results: the comparative paired t test results
showed that there were significant differences between the 2 free groups on a ratio scale. One-way
ANOVA test is given a 95% confidence level. While the results of the significance of 0.034 <0.05.
Conclusions: there are differences in the surface hardness of the Bulk-Fill type composite resin based on
the treatment given.

Keywords : corticosteroid budesonide, formoterol, bulk-fill

ABSTRAK
Latar belakang : asma sering ditemukan dan menjadi penyakit yang dimiliki penderita di berbagai usia,
dengan prevelansi yang cukup tinggi di dunia, yaitu sebanyak 100-150 juta penduduk. Salah satu obat
asma adalah kombinasi kortikosteroid budesonide dan formoterol yang merupakan golongan Long Acting
agonis β2 (LABA). Pengobatan menggunakan kortikosteroid budesonide dan formoterol dapat
menyebabkan berkurangnya kekerasan pada resin komposit tipe bulk-fill. Tujuan : mengetahui pengaruh
paparan kombinasi kortikosteroid budesonide dan formoterol terhadap kekerasan resin komposit tipe
bulk-fill. Kedua kombinasi zat ini yang sering ditemukan pada obat pengontrol asma. Metode :
eksperimental murni dengan rancangan pre and post test with control group design. Populasi pada
penelitian ini menggunakan sampel berupa resin komposit tipe bulk fill yang berbentuk cakram dengan
ukuran berdiameter 5 mm dan tebal 4 mm (ISO 4049) yang dibuat dengan cetakan dari bahan akrilik
transparan dengan ukuran yang telah ditetapkan serta memiliki permukaan yang rata, tidak terdapat porus
dan halus. Teknik sampel pada penelitian ini adalah teknik random sampling. Perhitungan jumlah sampel
menggunakan rumus analitik numerik tidak berpasangan tidak lebih dari 2. Hasil : pada komparatif
paired t test didapatkan hasil ada perbedaan mean yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang
berskala rasion. Uji one-way anova didaptkan tingkat kerpercayaan 95%. Sedangkan hasil signifikasinya
sebesar 0.034 < 0.05. Kesimpulan : terdapat perbedaan kekerasan permukaan resin komposit tipe Bulk-
Fill berdasarkan perlakuan yang diberikan.

Kata kunci : kortikosteroid budesonide dan formoterol, bulk-fill, kekerasan resin

Korespondensi: Ricardo Wibisono Saputra Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat,
Jl. Veteran Sungai Bilu No. 128, Melayu, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin,
Kalimantan Selatan 70122, E-mail : ricardowibisonosaputra@gmail.com
PENDAHULUAN Asma merupakan penyakit yang
prevalensinya cukup tinggi di dunia. Menurut terjangkau. Penelitian dalam bidang kedokteran
World Health Organisation (WHO) gigi terus berkembang, ditemukan resin komposit
menyebutkan adanya peningkatan penderita tipe bulk-fill pada tahun 2010. Resin komposit
asma sebanyak 100-150 juta penduduk dunia saat tipe bulk-fill memiliki kelebihan, yaitu tingkat
ini memiliki penyakit asma dan setiap tahunnya shringkage yang rendah dan dapat di polimerisasi
di perkirakan akan terus meningkat. Menurut hingga kedalaman 4mm dengan teknik bulk.7
riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013 Sebagai bahan yang memiliki bahan dasar
menyatakan bahwa angka penderita asma di polimer, resin komposit dapat menyerap air, dan
Indonesia yang semula 3,5% mengalami dapat menyebabkan terjadinya degradasi
peningkatan menjadi 4,5%. Kalimantan Selatan kekerasan permukaan. Degradasi ini
mempunyai prevalensi sebesar 6,4% menduduki menyebabkan struktur mikro pada permukaan
peringkat ke-5 dari 33 provinsi penderita asma di resin berubah dan mengakibatkan adanya lubang
Indonesia1. kecil (porus) pada resin komposit.7,6
Terapi penderita asma dibedakan menjadi Penggunaan kombinasi kortikosteroid
dua jenis terapi, relievers dan controllers. Obat- budesonide dan formoterol secara inhalasi dalam
obatan tersebut banyak di gunakan oleh para jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi
penderita asma untuk mengontrol manisfestasi kekerasan permukaan pada resin komposit tipe
asma. Relievers adalah obat yang bekerja secara bulk-fill.6
singkat, sedangkan controllers adalah obat yang Berdasarkan uraian diatas, saat ini belum
digunakan dalam jangka waktu yang panjang. ada penelitian tentang kekerasan permukaan
Terapi pada penderita asma dapat diberikan resin komposit tipe bulk-fill apabila terpapar oleh
secara oral, inhalasi, dan parental. Terapi yang kombinasi kortikosteroid budesonide dan
sering diberikan pada penderita asma adalah formoterol. Oleh karena itu penelitian ini
terapi secara inhalasi. Hal ini dikarenakan dilakukan untuk melihat pengaruh paparan
keuntungan pemberian obat asma dengan cara kombinasi kortikosteroid budesonide dan
inhalasi adalah kerja obat bisa dioptimalkan, formoterol terhadap kekerasan resin komposit
karena langsung masuk kedalam paru-paru tipe bulk-fill.
pasien, selain itu juga memiliki efek samping METODE PENELITIAN
yang lebih kecil dibandingkan pemberian obat Metode yang digunakan pada penelitian
asma dengan cara lain. Pada terapi pasien asma ini adalah penelitian eksperimental murni (True
obat pengontrol yang sering digunakan adalah Experimental) dengan rancangan pre and post
kombinasi dari budesonide dan formoterol.1,2 test with control group design, yaitu penelitian
Kombinasi budesonide dan formoterol untuk mengetahui pengaruh pemaparan
adalah obat kortikosteroid dengan golongan kombinasi budesonide dan formoterol terhadap
Long Acting agonis β2 (LABA) yang menjadi kekerasan permukaan resin komposit tipe bulk
pilihan utama pada terapi kontrol pasien asma. fill.
Kombinasi budesonide dan formoterol lebih Populasi pada penelitian ini
direkomendasikan untuk pengontrolan asma menggunakan sampel berupa resin komposit tipe
dibandingkan dengan salmaterol dan fluticasone bulk fill yang berbentuk cakram dengan ukuran
meskipun kedua obat tersebut memiliki golongan berdiameter 5 mm dan tebal 4 mm (ISO 4049)
yang sama. Pemberian inhalasi kombinasi yang dibuat dengan cetakan dari bahan akrilik
kortikosteroid ini lebih di rekomendasikan dari transparan dengan ukuran yang telah ditetapkan
penggunaan obat oral, karena memiliki efek serta memiliki permukaan yang rata, tidak
samping sistemik yang lebih ringan dan memiliki terdapat porus dan halus3. Penelitian ini
efek reliever. Kombinasi kortikosteroid dilakukan pengambilan sampel dengan teknik
budesonide dan formoterol memiliki pH yang random sampling. Perhitungan jumlah sampel
cukup rendah, berkisar antara 3-5,5. Dosis umum menggunakan rumus analitik numerik tidak
yang digunakan pada penderita asma adalah berpasangan lebih dari 2 kelompok. Variabel
160/4,5x2µg yang merupakan jumlah rata-rata bebas dalam penelitian ini adalah resin komposit
pemakaian dosis harian penderita asma dan tipe bulk-fill yang dipaparkan kombinasi
jumlah maksimal dosis hariannya yaitu budesonide dan formoterol 160/4,5x2 µg,
160/4,5x4µg.2 160/4,5x4 µg dan resin komposit tipe bulk-fill
Resin komposit merupakan salah satu bahan yang tidak dipaparkan kombinasi budesonide dan
yang digunakan dalam kedokteran gigi modern. formoterol. Variabel terikat dalam penelitian ini
Resin komposit memiliki kelebihan adalah nilai kekerasan permukaan Resin
dibandingkan dengan bahan restorasi lainnya, komposit tipe bulk-fill.
yaitu memiliki biokompatibilitas yang tinggi, Penelitian ini direncanakan
sifat fisik yang baikm estetis, dan harga yang dilaksanakan pada bulan Januari 2020 di
laboratorium basah Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Lambung Mangkurat untuk Nilai rerata kekerasan permukaan resin
pembuatan sampel dan di laboratorium biokimia komposit sebelum di paparkan dosis
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada 160/4,5x2μg adalah sebesar (4.19 ± 3.49),
untuk perendaman dalam inkubator dan untuk setelah dilakukan pemaparan nilai rerata
pengukuran nilai perubahan warna resin kekerasan permukaan resin komposit sebesar
komposit tipe bulk-fill. Dilanjutkan pengukuran (34.91 ± 1.84). Nilai rerata sebelum pemaparan
dengan menggunakan alat Micro Vickers dengan dosis 160/4,5x4μg didapatkan hasil
Hardness Tester di laboratorium teknik sebesar (10.43 ± 2.19), sedangkan setelah di
kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada lakukan pemaparan didapatkan hasil (29.44 ±
Yogyakarta. 0.94). Nilai rerata sebelum dilakukan
Data yang diperoleh adalah data primer perendaman dengan saliva buatan, didapatkan
yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti hasil (6.63 ± 4.28), sedangkan setelah dilakukan
pada sampel penelitian melalui pengukuran perendaman dengan saliva buatan didapatkan
menggunakan alat Micro Vickers Hardness hasil (33.90 ± 4.86).
Tester dan dengan menganalisis kelompok Setelah didapatkan data kemudian
perlakuan serta kelompok kontrol. Pengukuran dilanjutkan melakukan uji normalitas
dilakukan pada sampel sebelum dan sesudah menggunakan Shapiro-Wilk. Berdasarkan Uji
direndam. Hasil yang didapat kemudian normalitas data post-test dan pre-test
dimasukkan dalam rumus yang sudah ditentukan. menggunakan uji Saphiro-Wilk, diketahui bahwa
Data dikumpulkan kemudian dicatat. nilai pre-test mendapat nilai signifikansi sebesar
Hasil data penelitian diolah melalui 0.158 dan nilai post-test mendapat nilai
proses editing, tabulasi dan pengelompokan data. signifikansi sebesar 0.212. Pada uji normalitas
Proses editing atau penyuntingan yang bertujuan tersebut diketahui nilai pre-test maupun post-test
untuk mengoreksi data, meliputi kebenaran dan dalam penelitian ini memperoleh nilai
kelengkapan data. Tabulasi dan pengelompokan signifikansi (P > 0.05), sehingga dapat diambil
data adalah memindahkan data yang terkumpul kesimpulan bahwa seluruh data dalam penelitian
ke dalam tabel dan dikelompokkan sesuai ini berdistribusi normal.
variabel penelitian. Data yang diperoleh Data pada uji normalitas dinyatakan
dianalisis secara statistik dengan melakukan uji normal karena p>0,05; setelah dilakukan uji
normalitas Shapiro-Wilk test dan uji homogenitas normalitas maka dilanjutkan dengan uji
Levene’s test. Apabila data terdistribusi normal homogenitas untuk melihat homogenitas pada
dan homogen dilakukan analisis parametrik suatu data. Berdasarkan uji homogenitas
dengan menggunakan uji hipotesis uji one way menggunakan Levene Test, diperoleh hasil nilai
ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% signifikansi sebesar 0.605 yang memiliki arti
(α=0,05) dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc P>0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Bonfferoni untuk mengetahui data yang memiliki seluruh data dalam penelitian ini homogen.
perbedaan signifikan atau bermakna. Pengolahan Kemudian setelah didapatkan hasil data yang
data diproses dengan menggunakan perangkat homogen dilanjutkan dengan uji analisis data
lunak komputer SPSS4. Paired T-Test. Apabila bila pada Paired T-Test
HASIL PENELITIAN diperoleh signifikansi < 0.05 maka dapat
Penelitian ini dilakukan untuk dikatakan terdapat perbedaan kekerasan
mengetahui pengaruh nilai kekerasan resin permukaan Resin komposit tipe bulk- fill
komposit tipe Bulk-Fill sebelum dan sesudah sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Namun
pemaparan dengan kortikosteroid budesonide apabila nilai signifikansi > 0.5 maka dapat
dan formoterol pada kelompok perlakuan dengan dikatakan tidak terdapat perbedaan kekerasan
dosis 160/4,5x2μg, 160/4,5x4μg, dan saliva permukaan Resin komposit tipe bulk-fill sebelum
buatan. dan sesudah diberi perlakuan.
Tabel 1. Rata-rata (Mean) Nilai Kekerasan Pada uji Paired T-Test kelompok
Permukaan Resin Komposit sebelum dan sesudah diberi perlakuan kombinasi
Kelompok Perlakuan Mean kortikosteroid budesonide dan formoterol dengan
dosis 160/4,5x2μg didapatkan hasil signifikansi
160/4,5x2μ Pre-test 39.11 ± 2.23 0.055 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
g Post-test 34.91 ± 1.84 tidak terdapat perbedaan signifikan pada
160/4,5x4μ Pre-test 39.87 ± 2.16 kelompok tersebut. Pada kelompok dengan dosis
g Post-test 29.44 ± 0.94 160/4,5x4μg didapatkan hasil signifikansi
saliva Pre-test 40.54 ± 2.33 sebesar 0.000 sehingga dapat diambil kesimpulan
Post-test 33.90 ± 4.86 bahwa terdapat perbedaan signifikan pada
kelompok tersebut. Pada kelompok yang hanya Penelitian ini diawali dengan
direndam dengan saliva buatan didapatkan hasil melakukan uji normalitas dengan menggunakan
signifikansi sebesar 0.026 sehingga dapat uji Shapiro-Wilk, lalu dilanjutkan dengan uji
diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan homogenitas. Data pada penelitian ini didapatkan
signifikan pada kelompok yang hanya direndam hasil normal dan homogen, dilanjutkan dengan
saliva buatan. Setelah didapatkan hasil dari uji menggunakan uji Paired Sample T-Test yang
Paired T-Test kemudian dilanjutkan dengan uji merupakan uji untuk mengetahui perbedaan nilai
One- way Anova dengan tingkat kepercayaan rerata dari 2 kelompok bebas. Hasil uji pada
95%. Paired Sample T- Test di dapatkan adanya
Uji one way anova adalah uji perbedaan kekerasan sebelum dan sesudah
parametrik tujuannya untuk menentukan adakah dilakukan pemaparan pada dosis 160/4,5x2µg,
perbedaan signifikan secara statistik antara dua dan 160/4,5x4µg. Pada kelompok yang hanya
atau lebih kelompok variabel independen pada direndam pada saliva buatan menghasilkan resin
variabel dependen yang berskala data numerik komposit dengan nilai kekerasan yang jauh lebih
(interval/rasio) dan skala ordinal. Apabila bila rendah terhadap perlakuan dengan dosis
diperoleh signifikansi < 0.05 maka dapat 160/4,5x2 µg dan 160/4,5x4 µg.
dikatakan terdapat perbedaan kekerasan Hal tersebut di sebabkan karena saliva
permukaan Resin komposit tipe bulk-fill memiliki pH yang normal sehingga tidak
berdasarkan perlakuan yang diberikan Namun menyebabkan penurunan kekerasan yang
apabila nilai signifikansi > 0.5 maka dapat signifikan daripada resin komposit. Komposisi
dikatakan tidak terdapat perbedaan kekerasan larutan saliva buatan berdasarkan metode
permukaan Resin komposit tipe bulk-fill. McDougall yaitu dengan komposisi campuran
Berdasarkan perlakuan yang diberikan. Hasil NaHCO3 (58,80 g), Na2HPO4.7H2O (48 g),
signifikansi yang didapatkan dari uji statistik KCl (3,42 g), NaCl (2,82 g), MgSO4.7H2O (0,72
One-way Anova sebesar 0.034 < 0.05 sehingga g) dan CaCl2 (0,24 g) dalam 6 liter aquades,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemudian pH saliva buatan tersebut
kekerasan permukaan resin komposit tipe Bulk- diseimbangkan hingga mencapai pH normal 6,7.
Fill berdasarkan perlakuan yang di berikan. Hasil penelitian pengaruh paparan kombinasi
Tabel 2. Tabel Uji Pos-Hoc Bonfferoni kortikosteroid budesonide dan formoterol
terhadap kekerasan permukaan resin komposit
Nilai P tipe bulk-fill ini didapatkan data bahwa
160/4,5x2 160/4,5x4 Saliva penurunan kekerasan resin komposit yang telah
μg μg dipaparkan dengan dosis 160/4,5x4 µg dan dosis
- 160/4,5x2 µg dihasilkan nilai sigifikansi sebesar
160/4,5x 0.045* 1 0.045 (p<0.05) yang menunjukkan adanya
2μg perbedaan yang signifikan dari kedua perlakuan
160/4,5x - tersebut.8
0.045* 0.118
4μg Nilai rata-rata penurunan kekerasan
Saliva - menyatakan paparan dengan dosis 160/4,5x4 µg
1 0.118 adalah sebesar 5,47 yang berarti lebih banyak
Hasil pengujian post-hoc menunjukkan penurunan kekerasan dibanding dengan dosis
perbedaan pada kelompok yang bernilai 160/4,5x2 µg. Suatu larutan yang memiliki
signifikansi < 0.05 / bertanda bintang. Pada tabel derajat keasaman yang semakin rendah maka
di atas diketahui bawha terdapat perbedaan kandungan ion H+ dalam larutan tersebut akan
kekerasan resin komposit tipe bulk-fill pada semakin banyak sehingga akan semakin
perlakuan kombinasi budesonide dan formoterol melarutkan material tumpatan.
160/4,5x2µg dan perlakuan kombinasi Penurunan kekerasan pada resin
budesonide dan formoterol 160/4,5x4µg. komposit tipe bulk-fill setelah dipaparkan
PEMBAHASAN kombinasi kortikosteroid budesonide dan
Penelitian ini membahas tentang formoterol terlihat signifikan, hal tersebut
pengaruh pemaparan kombinasi kortikosteroid dikarenakan kadar asam pada kombinasi
budesonide dan formoterol terhadap kekerasan kortikosteroid budesonide dan formoterol yang
permukaan pada resin komposit tipe bulk-fill. bernilai 3-5.5 menyebabkan degradasi pada resin
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah komposit. Hasil penelitian ini menunjukkan
dilakukan, didapatkan bahwa setelah melakukan bahwa terdapat penurunan kekerasan pada resin
pemaparan kombinasi kortikosteroid budesonide komposit tipe bulk-fill setelah dilakukan
dan formoterol terdapat penurunan nilai pemaparan kombinasi kortikosteroid budesonide
kekerasan resin komposit tipe bulk-fill. dan formotaerol.9
Hal ini terjadi karena cukup tingginya sebesar 33.9±4.86VHN. Terdapat perbedaan
kadar asam pada kombinasi kortikosteroid yang bermakna pada kekerasan permukaan resin
budesonide dan formoterol. Seringnya terpapar komposit tipe bulk-fill setelah pemaparan dengan
oleh kombinasi kortikosteroid budesonide dan dosis 160/4,5x2µg dibandingkan setelah
formoterol akan menjadikan resin komposit pemaparan dengan dosis 160/4,5x4µg. Tidak
mengalami degradasi matriks, yang terdapat perbedaan yang bermakna pada
menyebabkan menurunnya kekerasan pada kekerasan permukaan resin komposit tipe bulk-
permukaan resin komposit Penggunaan fill setelah pemaparan dengan dosis 160/4,5x2µg
kortikosteroid budesonide dan formoterol yang dan 160/4,5x4µg dibandingkan dengan hanya di
tergolong obat dengan pH rendah dapat rendam saliva buatan.
mengurangi laju aliran saliva dan dapat DAFTAR PUSTAKA
mempercepat erosi pada resin komposit, 1. Fitrina Y, Sari RP. Efektifitas Antara Teknik
ditambah enzim yang terdapat pada saliva juga Pernafasan Butekyo dengan Diafhragmatic
mendukung adanya proses degradasi matriks Breathing Exercise Terhadap Arus Puncak
pada resin komposit. Degradasi resin komposit Ekspirasi (APE) pada Pasien Asma di
tersebut terjadi karena penggunaan kortikosteroid Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh
budesonide dan formoterol yang dapat mengubah Bukittinggi Tahun 2017. Jurnal Afiyah. 2018;
pH pada saliva menjadi asam, sehingga 5(1): 81-87.
menyebabkan terputusnya gugus metrakrilat 2. Ranushar M, et al. Correlation Between
pada struktur resin komposit akibat terpapar oleh Inhaled Beta 2 Agonist and Corticosteroid
kortikosteroid budesonide dan formoterol5. with The Degree of Control and Lung
Degradasi yang terjadi pada resin Function in Asthma. Indonesia Journal Chest.
komposit menyebabkan terlepas dan hilangnya 2017; 4(4): 6-21.
struktur kimia yang disebabkan oleh proses 3. Razibi ND, Nahzi MYI, Puspitasari D.
kimia dan mekanik. Degradasi ini merubah Perbandingan Jarak Penyinaran dan
struktur mikro pada permukaan resin dan Ketebalan Bahan Terhadap Kekerasan
mengakibatkan adanya lubang kecil (porus) yang Permukaan Resin Komposit Tipe Bulk-fill.
dapat menyebabkan penyerapan air lebih cepat. Dentino Jurnal. 2017; 2(2): 211-214.
Porus terjadi akibat hilangnya partikel filler dan 4. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara
matriks pada kandungan resin komposit. Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba
Penyebab proses mekanik antara lain Medika.
dipengaruhi oleh minuman, makanan, 5. Kafalia RF, Firdausy MD, Nurhapsari A.
mikroorganisme dan saliva. Degradasi pada resin Pengaruh Jus Jeruk dan Minuman Berkarbonasi
komposit dapat terjadi adanya keretakan mikro Terhadap Kekerasan Permukaan Resin
akibat penyerapan cairan berulang yang Komposit. ODONTO Dental Journal. 2017;
menyebabkan matriks polimer mengalami 4(1): 38-39.
degradasi hidrolitik. Degradasi dalam waktu 6. Dennis, Trimurni A. Degradation of resin-
yang panjang dapat mengakibatkan penurunan dentin bonds and current methods of its
kekerasan pada permukaan bahan restorasi yaitu prevention. Indian J of Restorative Dent 2013;
resin komposit6. 2(1): 1-7.
Penelitian ini memiliki kekurangan 7. Nurhapsari A, Kusuma ARP. Penyerapan air
yaitu bersifat tidak mutlak dikarenakan kondisi dan kelarutan komposit tipe mycrohybrid,
saat penelitian dilakukan tidak sesuai dengan nanohybrid, dan packable dalam cairan asam.
kondisi rongga mulut yang sebenarnya, tetapi Odonto Dental Journal. 2018; 5(1): 67-75.
penelitian ini dilakukan dengan upaya 8. Charpenter GH, Chaudhury NM, Shirlaw P,
menyerupai kondisi rongga mulut, dilakukan Pramanik R, Proctor GB. Changes in saliva
dengan cara merendam sampel didalam saliva rheologycal properties and mucin
buatan dan melakukan inkubasi pada suhu 37oC. Glycosylation in dry mouth. Journal of denal
KESIMPULAN Research. 2015; 94(12): 1660-1667.
Terdapat nilai rerata kekerasan 9. Santos, et al. Surface degradation of resin-
permukaan resin komposit tipe bulk-fill setelah based materials by pediatric syrup containing
dilakukan pemaparan pada dosis 160/4,5x2µg Amoxicillin under erosive challenge. Pesquisa
sebesar 34.91±1.84VHN. Terdapat nilai rerata Brasileira em Odontopediatrica e Clinica
kekerasan permukaan resin komposit tipe bulk- Integrada. 2017: 17(1): 1-11.
fill setelah dilakukan pemaparan pada dosis
160/4,5x4µg sebesar 29.44±0.94VHN. Terdapat
nilai rerata kekerasan permukaan resin komposit
tipe bulk-fill setelah dilakukan perendaman

You might also like