Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

ISOLASI DAN UJI ANTIBAKTERI DARI ISOLAT BAKTERI YANG


BERASOSIASI DENGAN SPONS Callyspongia aerizusa
SERTA IDENTIFIKASI SECARA BIOKIMIA

Angelika Gratia Liempepas1), Widya Astuty Lolo1), Paulina Yamlean1)


1)Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Sponge Callyspongia aerizusa contain potential bioactive compound that can be utilized in the
health sector. Extract of sea sponge Callyspongia aerizusa, can hamper the growth of Salmonella typhi
bacteria, Streptococcus pyogenes, Shigella and Staphylococcus epidermidis. The aim of this study was to
test the antibacterial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria and identify
the type of symbionic bacteria of Callyspongia aerizusa sponge based on their physiological and
biochemical characteristics. The method of testing the antibacterial activity was agar diffusion method
(Kirby and Baurer diffusion disc). There were three bacterial isolates namely T1, T2, and T3 isolates. The
result showed that T1, T2, and T3 bacterial isolates had antibacterial activity against Escherichia coli and
Staphylococcus aureus test bacteria. Based on the biochemical test, T2 bacterial isolates were identified
as Bronchothrix bacteria and T1 and T3 bacterial identified as Desulfotomaculum.

Keywords: Callyspongia aerizusa, Antibacterial activity, symbiont bacteria, Biochemical Identification

ABSTRAK

Spons Callyspongia aerizusa memiliki kandungan senyawa bioaktif potensial yang dapat
dimanfaatkan dibidang kesehatan. Ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi, Streptococcus pyogenes, Shigella dan Staphylococcus epidermidis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari bakteri simbion spons Callyspongia
aerizusa terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcuc aureus dan mengidentifikasi jenis bakteri
simbion spons Callyspongia aerizusa berdasarkan karakteristik fisiologis dan biokimianya. Metode
pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan yaitu metode difusi agar (disc diffusion Kirby and
Baurer). Terdapat tiga isolat bakteri yaitu isolat T1, T2, dan T3. Hasil penelitian menunjukan bahwa isolat
bakteri T1, T2, dan T3 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Escherichia coli dan
Staphylococcuc aureus. Berdasarkan uji biokima, isolat bakteri T2 diduga sebagai bakteri Brochothrix dan
isolat bakteri T1 dan T3 diduga sebagai bakteri Desulfotomaculum.

Kata kunci: Callyspongia aerizusa, Aktivitas antibakteri, Bakteri simbion, Identifikasi Biokimia

380
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

PENDAHULUAN Bakteri simbion yang banyak terdapat


pada tumbuhan dilakukan untuk menambah
Spons merupakan salah satu atau memperkaya koleksi mikroba.
komponen biota penyusun terumbu karang Selanjutnya mikroba tersebut perlu
yang mempunyai potensi bioaktif yang diidentifikasi untuk mengetahui sifat
belum banyak dimanfaatkan. Hewan laut ini pertumbuhan dan jenisnya, sehingga lebih
mengandung senyawa aktif yang presentase lanjut dapat dimanfaatkan di bidang
keaktifannya lebih besar dibandingkan kesehatan (Noverita et al., 2009).
dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan Penelitian ini bertujuan untuk
oleh tumbuhan darat (Muniarsih dan Menguji aktivitas antibakteri bakteri
Rachmaniar, 1999). simbion yang diisolasi dari spons terhadap
Komunitas mikroba yang beragam bakteri Escherichia coli dan Staphylococcuc
dan berjumlah besar pada spons diduga aureus dan mengidentifikasi jenis bakteri
merupakan sumber dari berbagai senyawa simbion yang memiliki daya antibakteri
bioaktif tersebut. Isolasi bakteri yang berdasarkan karakteristik fisiologis dan
bersimbiosis dengan spons, dan karakterisasi biokimianya.
senyawa bioaktif yang dihasilkan bakteri
tersebut merupakan strategi yang dapat METODE PENELITIAN
digunakan dalam memproduksi berbagai
senyawa yang memiliki potensi terapi Waktu dan Tempat
antibakteri dalam jumlah besar (Proksch et Penelitian dilaksanakan pada bulan
al., 2003). Oktober 2018 - Maret 2019 di Laboratorium
Pengambilan senyawa bioaktif Taksonomi Jurusan Biologi dan
secara langsung dari tanamannya akan Laboratorium Mikrobiologi Farmasi
membutuhkan banyak biomassa atau bagian Program Studi Farmasi Universitas Sam
dari tanaman tersebut, maka untuk Ratulangi.
mengefisienkan cara memperoleh senyawa
bioaktif tersebut, digunakan mikroba Alat
simbion spesifik yang diperoleh dari bagian Alat-alat yang digunakan dalam
dalam tanaman yang diharapkan mampu penelitian ini yaitu masker, sarung tangan,
menghasilkan sejumlah senyawa bioaktif gunting, zipper bag, wadah, pisau,
yang dibutuhkan tanpa harus mengekstrak erlenmeyer (Iwaki ST Pyrex), timbangan
dari tanamannya (Tan dan Zou, 2001). digital (ADAM), gelas ukur (Iwaki ST
Penelitian yang dilakukan oleh Pyrex), gelas kimia (Iwaki ST Pyrex), cawan
Manggalea (2015) menyatakan jamur petri (Iwaki ST Pyrex), autoklaf (ALP),
endosimbion yang diisolasi dari spons laut pinset, lumpang dan alu, pembakar spritus,
Callyspongia sp. memiliki aktivitas pipet tetes, batang pengaduk, laminar air
menghambat pertumbuhan dari bakteri flow (Biotek), rak tabung reaksi, tabung
Pseudomonas aeruginosa dan Eschericia reaksi, lemari pendingin, incubator, rotary
coli. shaker incubator (Infors HT), cakram (paper
disc), mikropipet (Ecopipette), jarum ose,

381
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

jas lab, aluminium foil, l-glass, plastik wrap, 39°C selama 24 jam. Isolat yang telah murni
ketas label, spidol permanen, tissue, kapas, kemudian dipindahkan dan disimpan pada
jangka sorong, mikroskop cahaya, kaca media NA miring untuk dijadikan stok.
objek. Seluruh rangkaian penelitian dilakukan
secara aseptik dengan dalam laminar air
Bahan flow (LAF) untuk mencegah kontaminasi
Bahan-bahan yang digunakan yaitu dari mikroorganisme lain.
spons Callyspongia aerizusa, bakteri uji
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pengujian Aktivitas Antibakteri
aquadest, Nutrient Agar (NA), Nutrient Bakteri simbion disiapkan dengan cara
Broth (NB), Kristal violet, safranin, lugol, satu ose isolat bakteri simbion
alcohol, minyak imersi, larutan covac, diinokulasikan ke dalam 10 mL media cair
simmon’s sitrat agar (SCA), triple sugar NB dan diinkubasi selama 24 jam dalam
iron agar (TSIA), lysine iron agar (LIA), rotary shaker dengan suhu 37-39ºC. Masing-
hydrogen peroksida, NaCl 0,9%, tablet masing koloni bakteri simbion dalam media
antibiotik tetrasiklin. cair NB kemudian dipindahkan ke dalam
tabung sentrifuge dan disentrifugasi dengan
Isolasi Bakteri Simbion kecepatan 3000 rpm selama 30 menit.
Penanaman bakteri yang bersimbiosis Supernatan yang terbentuk kemudian
dengan spons dilakukan dengan metode diambil.
sebaran menurut Madigan (2012). Sebanyak Metode yang digunakan dalam
1 g sampel spons Callyspongia aerizusa penelitian ini yaitu metode difusi agar (disc
dicuci, dihancurkan kemudian digerus diffusion Kirby and Bauer) dengan
menggunakan lumpang dan alu sampai menggunakan aquades sebagai kontrol
halus. Selanjutnya, 1 g sampel yang telah negatif dan antibiotik tetrasiklin sebagai
halus dimasukkan ke dalam 9 mL NaCl kontrol positif yang dapat menghambat
sehingga diperoleh pengenceran sampel sintesis protein bakteri uji. Pada pengujian
sebesar 100. Pengenceran bertingkat aktivitas antibakteri ini, cakram (paper disc)
selanjutnya dilakukan untuk seri 10-1, 10-2 yang digunakan berukuran 6 mm dengan
dan 10-3. Masing-masing seri kemudian daya serap 50 μL tiap cakram. Sampel yang
diambil 100 µL dan disebarkan ke dalam telah ditentukan konsentrasinya ditotolkan
cawan petri steril yang berisi media NA dan pada masing-masing cakram dengan
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37- menggunakan mikropipet.
39ºC selama 1x24 jam. Koloni bakteri Ambil sebanyak 100 μL
simbion yang tumbuh diamati warna, staphylococcus aureus dan echericia coli,
bentuk, elevasi, tepian dan ukurannya. dipipet dan diletakkan pada media NA yang
Koloni- koloni bakteri dipisahkan dengan telah mengeras. Masing-masing cawan petri
jarum ose berdasarkan perbedaan diberi label dan nomor sampel yang sesuai.
karakteristik makroskopik dan Letakkan kertas cakram yang telah
mikroskopiknya pada media NA baru dalam ditotolkan sampel spons diletakkan dengan
cawan petri dan diinkubasi pada suhu 37-

382
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

pinset kedalam cawan petri lalu diinkubasi identifikasi sampel menunjukkan bahwa
selama 24 jam jenis spons yang hendak diteliti adalah spons
Callyspongia aerizusa.
Identifikasi Bakteri Secara Morfologi,
Fisiologi dan Biokimia Uji Aktivitas Antibakteri Spons
Uji morfologi dilakukan dengan Hasil uji daya antibakteri yang
pewarnaan Gram, sedangkan uji fisiologi diperoleh menunjukkan bahwa diameter
dilakukan dengan uji motilitas. Identifikasi zona hambat yang terbentuk dari ketiga
bakteri secara biokimia dilakukan dengan uji isolat bakteri simbion spons Callyspongia
H2S, uji fermentasi karbohidrat, uji sitrat, aerizusa terhadap bakteri Staphylococcus
uji lisin, uji indol dan uji katalase. aureus dan Escherichia coli dikategorikan
sedang. Hal ini menujukkan bahwa isolat
HASIL DAN PEMBAHASAN bakteri simbion spons Callyspongia aerizusa
Determinasi Sampel memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Determinasi sampel spons bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Callyspongia aerizusa bertujuan untuk Penelitian mengenai daya hambat dari
mengetahui bahwa sampel yang diambil ekstrak spons laut Callyspongia sp. sudah
tepat dan mengidentifikasi bagian demi pernah dilakukan sebelumnya pada penelitian
bagian dari sampel. Determinasi sampel Korompis (2017) namun terhadap bakteri uji
merupakan proses dalam menentukan nama yang berbeda. Hasil penelitian tersebut
/ jenis sampel secara spesifik. Determinasi menunjukkan bahwa ekstrak spons laut
dilakukan di Program Studi Biologi Fakultas Callyspongia sp. dapat menghambat
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pertumbuhan bakteri Shigella dan bakteri
Universitas Sam Ratulangi. Hasil dari Staphylococcus epidermidis.

Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter daya antibakteri dari isolat T1, T2, T3
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli

Rata-rata Diameter (mm)


T1 T2 T3 K. positif K. negatif
Staphylococcus aureus 9,00 8,00 9,00 14,00 0
Escherichia coli 9,00 8,60 9,00 18,00 0

383
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

Identifikasi Biokimia Isolat Bakteri


Uji biokimia bakteri merupakan melalui sifat-sifat fisiologinya. Hasil
suatu cara atau perlakuan yang dilakukan identifikasi biokimia dapat dilihat dalam
untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi tabel 3.
suatu biakan murni bakteri hasil isolasi

Tabel 2. Hasil identifikasi biokimia masing-masing isolat bakteri simbion spons


Callyspongia aerizusa.

Isolat Gram Bentuk Katalase Sitrat Lisin Fermentasi H2S Indol Motilitas
karbohidrat
T1 + Basil - - + - + - -
T2 + Basil + + - + - - -
T3 + Basil - - - - + - -
yaitu dengan adanya warna hitam atau
Pewarnaan Gram bertujuan untuk kehitaman pada media berarti bakteri
memperjelas sel bakteri dengan
menempelkan zat warna ke permukaan sel tersebut mampu memfermentasi asam
bakteri sehingga ditentukan pengelompokan amino. Sedangkan jika hasil negatif berarti
bakteri berdasarkan perbedaan komponen bakteri tidak mampu melakukan fermentasi
dinding sel. Bakteri gram positif adalah asam amino.
bakeri yang mempertahankan zat warna Uji indol digunakan untuk mengetahui
metal ungu sewaktu proses pewarnaan gram. apakah kuman mempunyai enzim
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau triptophanase sehingga kuman tersebut
ungu di bawah mikroskop sedangkan bakteri mampu mengoksidasi asam amino
gram negatif akan berwarna merah atau tryptophan membentuk indol. Hasil positif
merah muda. Perbedaan klasifikasi antara dapat dilihat dari terbentuknya lapisan
kedua jenis bakteri ini terutama berdasarkan berwarna merah pada saat penambahan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri. reagen Kovac’s yang artinya bakteri mampu
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang membentuk indol. Pada uji ini semua hasil
tidak mempertahankan zat metal ungu pada yang diperoleh negatif yang berarti ketiga
metode pewarnaan gram, sementara bakteri isolat bakteri tidak memiliki enzim
gram-positif akan mempertaahankan warna triptophanase sehingga tidak mampu
ungu setelah dicuci dengan alkohol. mengoksidasi asam amino tryptophan
Uji H2S dilakukan untuk mengamati (Hemraj, 2013).
kemampuan bakteri dalam mengubah asam Uji motilitas bertujuan untuk
amino alanine dan H2S dengan mengetahui gerak kuman dengan
menggunakan media Triple Sugar Iron menggunakan media Nutrient Agar. Hasil
Agar. Isolat bakteri dengan hasil positif negatif apabila terlihat adanya penyebaran
yang berwarna putih hanya pada bagian

384
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

tusukan inokulasi sedangkan hasil positif hydrogen peroksida. Isolat bakteri T2


apabila terlihat adanya penyabaran yang menunjukkan hasil yang positif. Hal ini
berwarna putih seperti akar disekitar berarti isolat bakteri T2 memiliki enzim
inokulasi. Pada uji memperlihatkan hasil katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi
negatif pada semua isolat yang berarti H2O dan O2. Menurut Lubis et al. (2014),
bahwa ketiga isolat bakteri ini tidak Hidrogen peroksida bersifat toksik terhadap
memiliki flagel (Burrows, 2004). Menurut sel karena menginaktifasikan enzim dalam
Waluyo (2009), flagella merupakan salah sel. Katalase merupakan enzim yang
satu struktur utama di luar sel bakteri yang digunakan mikroorganisme untuk
menyebabkan terjadinya pergerakan menguraikan hidrogen peroksida menjadi
(motilitas) pada sel bakteri. H2O dan O2.
Uji fermentasi karbohidrat bertujuan Uji sitrat bertujuan untuk mengetahui
untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri apakah kuman menggunakan sitrat sebagai
dalam menghidrolisis karbohidrat. Pada uji sumber karbon. Jika bakteri mampu
ini isolat T2 menunjukkan hasil yang positif menggunakan sitrat sebagai sumber
yaitu terjadi perubahan warna menjadi karbonnya maka akan menaikan pH dan
kuning tanpa adanya pembentukan gas yang mengubah warna medium biakan dari hijau
berarti isolat bakteri T2 memiliki menjadi biru (Sunarjo, 1994). Hasil positif
kemampuan dalam menghidrolisis apabila terjadi perubahan warna media dari
karbohidrat tanpa disertai pembentukan gas. hijau menjadi biru. Sedangkan hasil negative
Pada uji lisin, isolat bakteri T1 apabila tidak terjadi perubahan warna media
menunjukkan hasil yang positif. Hasil positif dari hijau menjadi biru. Isolat bakteri T2
apabila terjadi perubahan warna dari ungu menunjukkan hasil yang positif terhadap uji
menjadi kuning dan kembali menjadi ungu. ini yang berarti isolat bakteri T2
Hal ini menunjukkan isolat bakteri memiliki menggunakan sitrat sebagai satu-satunya
kemampuan dalam memecah lisin yang ada sumber karbon (Ratna, 2012).
pada media. Hasil uji H2S, uji indol, uji motilitas,
Uji katalase berguna dalam uji karbohidrat, uji lisin, uji katalase, dan uji
mengidentifikasi kelompok bakteri yang sitrat isolat bakteri, disesuaikan dengan buku
dapat menghasilkan enzim katalase. Hasil Bergey’s microbiology, maka hasilnya dapat
positif apabila terdapat gelembung – dilihat pada Tabel 3.
gelembung gas setelah ditambahkan

Tabel 3. Hasil identifikasi isolat bakteri berdasarkan identifikasi biokimia

Kode Isolat Hasil Identifikasi Bakteri


T1 Desulfotomaculum
T2 Brochothrix
T3 Desulfotomaculum

385
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

Desulfotomaculum merupakan bakteri W.B. Sauders Company,


pereduksi sulfat yang bermanfaat untuk Philadelphia.
bioremediasi. Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar Hemraj, V., 2013. A review on Commonly
menjadi bahan yang kurang beracun atau Used Biochemical Test For Bacteria.
tidak beracun (karbon dioksida dan air) atau India: Departement of Pharmacy, L
dengan kata lain mengontrol, mereduksi R Intitute of Pharmacy, Solan (H.P).
atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari Korompis., Christi, M., Edward, N. 2017.
lingkungan. Uji Daya Hambat Ekstrak Spons
Brochothrix sering dijumpai pada Laut Callyspongia aerizusa terhadap
daging yang merupakan bakteri pembusuk, Pertumbuhan Bakteri Shigella dan
bakteri ini sangat penting karena Staphylococcus epidermidis. Jurnal
menyebabkan pembusukan secara luas pada eBm. 5(2)
daging dan produknya dengan cara
memproduksi bau busuk yang membuat Lubis, L, A, M. 2002. Lele ikan berkumis
daging tidak enak (Sneath et al, 1986). paling populer. Agromedia. Jakarta.

KESIMPULAN Madigan, M., Stahl, C. 2012. Biology of


Berdasarkan hasilpenelitian yang Microorganisms. Pearson Education,
dilakukan, isolat bakteri simbion spons San Francisco.
Callyspongia aerizusa memiliki daya
Manggalea F.P., J. Posangi., M.P. Wowor.,
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
Bara R. 2015. Uji Efek Antibakteri
aureus dan Escherichia coli dengan
Jamur Endosimbion Spons Laut
golongan daya antibakteri dikategorikan
terhadap bakteri Pseudomonas
sedang dan isolat bakteri simbion spons
aeruginosa dan Escherica coli. ebm.
Callyspongia aerizusa diduga sebagai
3(1): 377.
bakteri Desulfotomaculum dan bakteri
Brochothrix yang diuji secara biokimia. Muniarsih T., Rachmaniar R. 1999. Isolasi
Substansi Bioaktif Antimikroba Dari
SARAN Spons Asal Pulau Pari Kepulauan
Perlu dilakukan penelitian lebih Seribu. Prosiding Seminar
lanjut yaitu identifikasi isolat bakteri secara Bioteknologi Kelautan Indonesia;
molekuler sehingga didapatkan hasil Jakarta.
identifikasi bakteri yang lebih akurat dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan. Noverita, D., Fitria.. E. Sinaga. 2009. Isolasi
dan Uji Aktivitas Antibakteri Jamur
DAFTAR PUSTAKA Endofit dari Daun dan Rimpang
Zingiber ottensii. Jurnal Farmasi
Burrows, W., J.M. Moulder, R.M. Lewert.
Indonesia. 4(4): 171-176.
2004. Textbook of Microbiology.

386
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019

Proksch, P., R. Ebel., R.A., Edrada., P.,


Schuup., W.H. Lin., Sudarsono. V.
Wray., K. Steube. 2003. Detection of
Pharmacologically Active Natural
Products using Ecology selected
Example from Indopacific. Marine
Invertebrates and Sponge-derived
Fungi. Pure and Appl Chem. 75(3)

Ratna, S. 2012. Mikrobiologi Dasar dalam


Praktek: Teknik dan Prosedur dasar
Laboratorium. Gramedia, Jakarta

Sneath P.H.A., Jones D. 1986. Genus


Brochothrix. In: Bergey’s Manual of
Systematic Bacteriology, Vol.2, pp.
1249-1253.

Sunarjo, 1994. Penyehatan Air dalam


Program Penyediaan dan
Pengolahan Air Bersih. Direktorat
Jenderala PPM & PLP, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.

Tan, R. X., Zou, W. X. 2001. Endophytes: A


Rich Source of Functional
Metabolites. Natural Product
Reports. 18(4): 448-459.

Waluyo, L. 2009. Teknik dan Metode Dasar


Mikrobiologi. UMM Press, Malang.

387

You might also like