Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
ABSTRACT
Sponge Callyspongia aerizusa contain potential bioactive compound that can be utilized in the
health sector. Extract of sea sponge Callyspongia aerizusa, can hamper the growth of Salmonella typhi
bacteria, Streptococcus pyogenes, Shigella and Staphylococcus epidermidis. The aim of this study was to
test the antibacterial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacteria and identify
the type of symbionic bacteria of Callyspongia aerizusa sponge based on their physiological and
biochemical characteristics. The method of testing the antibacterial activity was agar diffusion method
(Kirby and Baurer diffusion disc). There were three bacterial isolates namely T1, T2, and T3 isolates. The
result showed that T1, T2, and T3 bacterial isolates had antibacterial activity against Escherichia coli and
Staphylococcus aureus test bacteria. Based on the biochemical test, T2 bacterial isolates were identified
as Bronchothrix bacteria and T1 and T3 bacterial identified as Desulfotomaculum.
ABSTRAK
Spons Callyspongia aerizusa memiliki kandungan senyawa bioaktif potensial yang dapat
dimanfaatkan dibidang kesehatan. Ekstrak spons laut Callyspongia aerizusa dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi, Streptococcus pyogenes, Shigella dan Staphylococcus epidermidis.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dari bakteri simbion spons Callyspongia
aerizusa terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcuc aureus dan mengidentifikasi jenis bakteri
simbion spons Callyspongia aerizusa berdasarkan karakteristik fisiologis dan biokimianya. Metode
pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan yaitu metode difusi agar (disc diffusion Kirby and
Baurer). Terdapat tiga isolat bakteri yaitu isolat T1, T2, dan T3. Hasil penelitian menunjukan bahwa isolat
bakteri T1, T2, dan T3 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji Escherichia coli dan
Staphylococcuc aureus. Berdasarkan uji biokima, isolat bakteri T2 diduga sebagai bakteri Brochothrix dan
isolat bakteri T1 dan T3 diduga sebagai bakteri Desulfotomaculum.
Kata kunci: Callyspongia aerizusa, Aktivitas antibakteri, Bakteri simbion, Identifikasi Biokimia
380
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
381
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
jas lab, aluminium foil, l-glass, plastik wrap, 39°C selama 24 jam. Isolat yang telah murni
ketas label, spidol permanen, tissue, kapas, kemudian dipindahkan dan disimpan pada
jangka sorong, mikroskop cahaya, kaca media NA miring untuk dijadikan stok.
objek. Seluruh rangkaian penelitian dilakukan
secara aseptik dengan dalam laminar air
Bahan flow (LAF) untuk mencegah kontaminasi
Bahan-bahan yang digunakan yaitu dari mikroorganisme lain.
spons Callyspongia aerizusa, bakteri uji
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pengujian Aktivitas Antibakteri
aquadest, Nutrient Agar (NA), Nutrient Bakteri simbion disiapkan dengan cara
Broth (NB), Kristal violet, safranin, lugol, satu ose isolat bakteri simbion
alcohol, minyak imersi, larutan covac, diinokulasikan ke dalam 10 mL media cair
simmon’s sitrat agar (SCA), triple sugar NB dan diinkubasi selama 24 jam dalam
iron agar (TSIA), lysine iron agar (LIA), rotary shaker dengan suhu 37-39ºC. Masing-
hydrogen peroksida, NaCl 0,9%, tablet masing koloni bakteri simbion dalam media
antibiotik tetrasiklin. cair NB kemudian dipindahkan ke dalam
tabung sentrifuge dan disentrifugasi dengan
Isolasi Bakteri Simbion kecepatan 3000 rpm selama 30 menit.
Penanaman bakteri yang bersimbiosis Supernatan yang terbentuk kemudian
dengan spons dilakukan dengan metode diambil.
sebaran menurut Madigan (2012). Sebanyak Metode yang digunakan dalam
1 g sampel spons Callyspongia aerizusa penelitian ini yaitu metode difusi agar (disc
dicuci, dihancurkan kemudian digerus diffusion Kirby and Bauer) dengan
menggunakan lumpang dan alu sampai menggunakan aquades sebagai kontrol
halus. Selanjutnya, 1 g sampel yang telah negatif dan antibiotik tetrasiklin sebagai
halus dimasukkan ke dalam 9 mL NaCl kontrol positif yang dapat menghambat
sehingga diperoleh pengenceran sampel sintesis protein bakteri uji. Pada pengujian
sebesar 100. Pengenceran bertingkat aktivitas antibakteri ini, cakram (paper disc)
selanjutnya dilakukan untuk seri 10-1, 10-2 yang digunakan berukuran 6 mm dengan
dan 10-3. Masing-masing seri kemudian daya serap 50 μL tiap cakram. Sampel yang
diambil 100 µL dan disebarkan ke dalam telah ditentukan konsentrasinya ditotolkan
cawan petri steril yang berisi media NA dan pada masing-masing cakram dengan
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37- menggunakan mikropipet.
39ºC selama 1x24 jam. Koloni bakteri Ambil sebanyak 100 μL
simbion yang tumbuh diamati warna, staphylococcus aureus dan echericia coli,
bentuk, elevasi, tepian dan ukurannya. dipipet dan diletakkan pada media NA yang
Koloni- koloni bakteri dipisahkan dengan telah mengeras. Masing-masing cawan petri
jarum ose berdasarkan perbedaan diberi label dan nomor sampel yang sesuai.
karakteristik makroskopik dan Letakkan kertas cakram yang telah
mikroskopiknya pada media NA baru dalam ditotolkan sampel spons diletakkan dengan
cawan petri dan diinkubasi pada suhu 37-
382
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
pinset kedalam cawan petri lalu diinkubasi identifikasi sampel menunjukkan bahwa
selama 24 jam jenis spons yang hendak diteliti adalah spons
Callyspongia aerizusa.
Identifikasi Bakteri Secara Morfologi,
Fisiologi dan Biokimia Uji Aktivitas Antibakteri Spons
Uji morfologi dilakukan dengan Hasil uji daya antibakteri yang
pewarnaan Gram, sedangkan uji fisiologi diperoleh menunjukkan bahwa diameter
dilakukan dengan uji motilitas. Identifikasi zona hambat yang terbentuk dari ketiga
bakteri secara biokimia dilakukan dengan uji isolat bakteri simbion spons Callyspongia
H2S, uji fermentasi karbohidrat, uji sitrat, aerizusa terhadap bakteri Staphylococcus
uji lisin, uji indol dan uji katalase. aureus dan Escherichia coli dikategorikan
sedang. Hal ini menujukkan bahwa isolat
HASIL DAN PEMBAHASAN bakteri simbion spons Callyspongia aerizusa
Determinasi Sampel memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Determinasi sampel spons bakteri Gram positif dan Gram negatif.
Callyspongia aerizusa bertujuan untuk Penelitian mengenai daya hambat dari
mengetahui bahwa sampel yang diambil ekstrak spons laut Callyspongia sp. sudah
tepat dan mengidentifikasi bagian demi pernah dilakukan sebelumnya pada penelitian
bagian dari sampel. Determinasi sampel Korompis (2017) namun terhadap bakteri uji
merupakan proses dalam menentukan nama yang berbeda. Hasil penelitian tersebut
/ jenis sampel secara spesifik. Determinasi menunjukkan bahwa ekstrak spons laut
dilakukan di Program Studi Biologi Fakultas Callyspongia sp. dapat menghambat
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pertumbuhan bakteri Shigella dan bakteri
Universitas Sam Ratulangi. Hasil dari Staphylococcus epidermidis.
Tabel 1. Hasil pengukuran rata-rata diameter daya antibakteri dari isolat T1, T2, T3
terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli
383
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
Isolat Gram Bentuk Katalase Sitrat Lisin Fermentasi H2S Indol Motilitas
karbohidrat
T1 + Basil - - + - + - -
T2 + Basil + + - + - - -
T3 + Basil - - - - + - -
yaitu dengan adanya warna hitam atau
Pewarnaan Gram bertujuan untuk kehitaman pada media berarti bakteri
memperjelas sel bakteri dengan
menempelkan zat warna ke permukaan sel tersebut mampu memfermentasi asam
bakteri sehingga ditentukan pengelompokan amino. Sedangkan jika hasil negatif berarti
bakteri berdasarkan perbedaan komponen bakteri tidak mampu melakukan fermentasi
dinding sel. Bakteri gram positif adalah asam amino.
bakeri yang mempertahankan zat warna Uji indol digunakan untuk mengetahui
metal ungu sewaktu proses pewarnaan gram. apakah kuman mempunyai enzim
Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau triptophanase sehingga kuman tersebut
ungu di bawah mikroskop sedangkan bakteri mampu mengoksidasi asam amino
gram negatif akan berwarna merah atau tryptophan membentuk indol. Hasil positif
merah muda. Perbedaan klasifikasi antara dapat dilihat dari terbentuknya lapisan
kedua jenis bakteri ini terutama berdasarkan berwarna merah pada saat penambahan
pada perbedaan struktur dinding sel bakteri. reagen Kovac’s yang artinya bakteri mampu
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang membentuk indol. Pada uji ini semua hasil
tidak mempertahankan zat metal ungu pada yang diperoleh negatif yang berarti ketiga
metode pewarnaan gram, sementara bakteri isolat bakteri tidak memiliki enzim
gram-positif akan mempertaahankan warna triptophanase sehingga tidak mampu
ungu setelah dicuci dengan alkohol. mengoksidasi asam amino tryptophan
Uji H2S dilakukan untuk mengamati (Hemraj, 2013).
kemampuan bakteri dalam mengubah asam Uji motilitas bertujuan untuk
amino alanine dan H2S dengan mengetahui gerak kuman dengan
menggunakan media Triple Sugar Iron menggunakan media Nutrient Agar. Hasil
Agar. Isolat bakteri dengan hasil positif negatif apabila terlihat adanya penyebaran
yang berwarna putih hanya pada bagian
384
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
385
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
386
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 8 Nomor 2 Mei 2019
387