Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

KEPADATAN POPULASI KUMBANG BEMO (Epilachna vigintioctopunctata

F.) PADA TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L. )


DI NAGARI AIE ANGEK KECAMATAN X KOTO
KABUPATEN TANAH DATAR

Husna Zakiyah, Gustina Indriati , dan Elza Safitri

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email: husnazakiyah.harahap@yahoo.com

ABSTRAK

Eggplant (Solanum melongena L.) is a seasonal to years’ plantthat included in the Solanaceae
family. Eggplant become the vegetables that are a lot of in demand because it has the benefits quite a
lot. In West Sumatra, the central of vegetables cultivationare in Nagari Aie Angek X Koto Subdistrict
of Tanah Datar District. One of the causes of the decline in the production of Eggplant because of pests
and diseases is often called PPO (Plant Pest Organisms). One pest that attacks the plant of eggplant is
Bemo’s Beetles (Epilachna vigintioctopunctata F.). These pests attack the leaves of the eggplant by
eating the lower surface of the leaves on the mesophyll tissue which can cause serious damage in the
form of scratch so that the leaves become thin and dry which will result in disruption of the process of
photosynthesis and which will result in decreased of the production. Therefore, it has done a research
about the Intensiveness Population of Bemo’s Beetle (Epilachna vigintioctopunctata F.) on Plant of
Eggplants (Solanum melongena L.) In Nagari Aie Angek X Koto Sub district of Tanah Datar District
in October 2015. This study uses Descriptive Survey method, that is direct collection of E.
vigintioctopunctata F. from Nagari Aie Angek X Koto Subdistrict of Tanah Datar District. The
sampling technique used in this research is random sampling, the sampling was conducted randomly.
Samples were taken by using hand sorting (catch by hand). The result of this research are the
population of E. vigintioctopunctata F. in eggplant plants are 529 individuals with anintensiveness of
3.67 individuals/rod. In the larval stage gained as much as 105 individuals with anintensiveness of 0.73
individuals/rod, while the imago phase obtained as many as 424 individuals with anintensiveness of
2.94 individuals/rod. Environmental factors at the time of the study that arethe average air temperature
is 27°C, the average of the humidity is 75%, and the average of wind speeds ranging between 1,2 - 1,6
m/s.

Keyword: pests, Epilachna vigintioctopunctata F.

Pendahuluan Di Sumatera Barat, pusat tanaman budidaya


Terung (Solanum melongena L.) sayur-sayuran terdapat di Nagari Aie Angek
merupakan tanaman semusim sampai tahunan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Di
yang termasuk dalam famili Solanaceae. Terung Daerah ini berbagai macam jenis sayuran
merupakan jenis tanaman yang memiliki dibudidayakan oleh petani setempat, salah
kekerabatan dengan tanaman kentang, tomat, dan satunya tanaman terung. Pada tahun 2012 rata-
paprika. Terung menjadi sayuran yang banyak rata produksi terung per hektar mencapai angka
diminati karena manfaatnya cukup banyak. 7,84 Ton/Ha, namun mengalami penurunan pada
Terung memiliki kandungan asam folat, nasunin, tahun 2013 menjadi 7,25 Ton/Ha (BPS
flavonoid, dan serat yang tinggi. (Susilo dan Kabupaten Tanah Datar, 2014).
Diennazola, 2012). Salah satu penyebab menurunnya hasil
produksi terung karena adanya serangan hama
dan penyakit atau yang sering disebut dengan Pengambilan sampel pada penelitian ini
istilah OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). dilakukan pada tanaman terung dengan luas area
Salah satu OPT yang menyerang tanaman terung 21 x 37 m, pola tanam terung berbentuk persegi
adalah Kumbang Bemo (Epilachna panjang. Terdapat 12 bedengan, setiap bedengan
vigintioctopunctata F.). Hama ini menyerang terdapat 2 baris tanaman terung. Jarak tanam
bagian daun dari tanaman terung dengan cara terung yaitu 25 x 30 cm, jarak antar bedengan 90
memakan permukaan bawah daun pada jaringan cm, jumlah tanaman terung per bedengan 120
mesofilnya yang dapat menimbulkan kerusakan batang. Total keseluruhan tanaman terung 1440
yang serius berupa luka garukan pada bagian batang, Tanaman terung yang dijadikan sebagai
daun yang lunak di antara pertulangan daun, objek pengambilan sampel adalah tanaman
sehingga daun menjadi tipis dan kering yang dengan umur 3 bulan (fase generative) sebanyak
akan mengakibatkan terganggunya proses 10% dari total jumlah tanaman terung, yaitu 144
fotosintesis yang akan berakibat pada batang.
menurunnya produksi hasil panen (Kahono,
2011). Hasil dan pembahasan
Penelitian tentang Kepadatan Epilachna Kumbang Bemo (Epilachna
vigintioctopunctata F. pada Tanaman Terung Di vigintioctopunctata F.) yang ditemukan pada
Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pauh tanaman terung (Solanum melongena L.) di
Padang oleh Nursidah (2006), didapatkan hasil Kenagarian Aie Angek Kecamatan X Koto
bahwa kepadatan populasi hama ini cukup tinggi. Kabupaten Tanah Datar, memiliki karakteristik
Mengingat besarnya pengaruh yang disebabkan Imago seperti warna tubuh orange kecoklatan,
oleh hama ini, dan berdasarkan hasil observasi bentuk tubuh bulat pipih dengan 12 bintik hitam
serta wawancara yang telah dilakukan, maka pada sayap luarnya. Panjang tubuh berkisar 5-9
penulis telah melakukan penelitian tentang mm. Larva memiliki karakteristik berwarna
“Kepadatan Populasi Kumbang Bemo kekuningan dengan rambut seperti duri berwarna
(Epilachna vigintioctopunctata F.) Pada hitam pada tubuhnya, panjang tubuh berkisar 8
Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Di mm, lebar tubuh 4 mm. individu yang didapat
Aie Angek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah terlihat pada Gambar 4.
Datar”

Bahan dan Metode


Penelitian ini menggunakan metode Survey
Deskriptif yaitu koleksi langsung E. a
vigintioctopunctata F. dari lokasi penelitian.
Teknik pengambilan sampel adalah Random
Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan
secara acak. Sampel diambil menggunakan hand
sortir (menangkap dengan tangan). Pengambilan
sampel dilakukan pada jam 08.00
Penelitian ini dilakukan pada pertanaman b
terung di Nagari Aie Angek Kecamatan X koto
Kabupaten Tanah Datar. Kecematan X Koto
berada dalam Kabupaten Tanah Datar dengan
luas wilayah 152,02 km2 terletak pada ketinggian
antara 750 s.d. 1000 m dpl. Secara astronomis
Nagari Aie Angek terletak 000 24’283 LS dan Gambar 4. (a) Imago (b) Larva Kumbang Bemo
1000 24’675’ BT dengan Ketinggian 1167 m dpl (Epilachna vigintioctopunctata F.)
dan Luas 11,19 km2. Kondisi geografis daerah yang ditemukan pada tanaman
ini berupa pegunungan dan berbukit-bukit, terung (Solanum melongena L.) di
beriklim sejuk dan curah hujan yang cukup Kenagarian Aie Angek Kecamatan
tinggi (BPS Kabupaten tanah datar, 2014). X Koto Kabupaten Tanah Datar.
Kepadatan populasi E. vigintioctopunctata kepadatan populasi 3,67 individu/batang.
F. pada tanaman terung (Solanum melongena L.) Berdasarkan hasil yang didapatkan, kepadatan
di Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto populasi E. vigintioctopunctata F. pada lokasi
Kabupaten Tanah Datar ditampilkan pada Tabel penelitian ini masih dibawah ambang batas
1 dan Lampiran 3. pengendalian. Mengacu pada hasil penelitian
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultural
Tabel 1. Kepadatan Populasi E. dalam Nursidah (2006) bila ditemukan lima ekor
vigintioctopunctata F. pada tanaman atau lebih E. vigintioctopunctata perpohon, maka
terung (Solanum melongena L.) di perlu dilakukan tindakan pengendalian hama
Kenagarian Aie Angek Kecamatan (ambang pengendalian).
X Koto Kabupaten Tanah Datar. Populasi E. vigintioctopunctata F. tertinggi
didapat pada fase Imago yaitu 424 individu
Kepadatan dengan kepadatan populasi 2,94 individu/batang.
Jumlah populasi Sedangkan jumlah pada fase Larva yaitu 105
Fase
Individu (individu/ individu dengan kepadatan populasi 0,73
tanaman) individu/batang Rendahnya kepadatan populasi
Larva 105 0,73 E. vigintioctopunctata F. pada fase larva diduga
terkait dengan ketersediaan makanan. Menurut
Imago 424 2,94 Safitri (2013) E. vigintioctopunctata F. lebih
menyukai tanaman muda sebelum berbunga (fase
Total 529 3,67 vegetative) karena tekstur daun muda lebih lunak
dapat menyediakan nutrisi yang lebih baik
sehingga sesuai bagi kebutuhannya. Hal ini dapat
Hasil pengukuran faktor lingkungan pada dilihat pada saat penelitian, larva lebih banyak
tanaman terung (Solanum melongena L.) di ditemukan pada pucuk daun atau daun yang lebih
Kenagarian Aie Angek Kecamatan X Koto muda. Sementara kondisi tanaman terung pada
Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel saat penelitian dalam masa berbuah (vase
2. generative), diduga ketersediaan makanan mulai
berkurang dan tidak cocok lagi bagi larva sebab
Tabel 2. Hasil pengukuran faktor lingkungan tekstur daun mulai mengeras sehingga populasi
pada tanaman pada tanaman terung larva cenderung mengalami penurunan dan lebih
(Solanum melongena L.) di banyak dijumpai fase Imago pada lahan
Kenagarian Aie Angek Kecamatan X penelitian.
Koto Kabupaten Tanah Datar. Siklus hidup juga mempengaruhi kepadatan
populasi E. vigintioctopunctata F. Tahapan
Parameter Waktu Koleksi perkembangan tubuh atau metamorphosis dari
kumbang ini adalah metamorphosis sempurna
08:00 Wib (holometabola) melalui beberapa tahapan yaitu
telur, empat tingkatan instar larva (ulat), pupa
Suhu udara (0C ) 27 (kepompong), dan imago (kumbang dewasa)
(Kahono, 2011). Pada penelitian yang dilakukan
Kelembaban Udara (%) 75 pada akhir bulan Oktober 2015 ini, diduga
Kecepatan Angin (m/s) 1,2-1,6 kumbang sedang dalam masa bertelur, karena
banyak sekali ditemukan kelompok-kelompok
telur pada permukaan bawah daun sehingga
Berdasarkan hasil pengambilan sampel populasi imago dan larva E. vigintioctopunctata
yang telah dilakukan pada tanaman Terung di F. rendah
Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto Mengacu pada Kalshoven (1981) umumnya
Kabupaten Tanah Datar menunjukkan bahwa kumbang meletakkan telur pada bulan
jumlah total individu E. vigintioctopunctata F. November, dan kerusakan tanaman mulai tampak
yang didapatkan yaitu 529 individu dengan
pada akhir bulan Desember hingga pertengahan tumbuhan inangnya, yang akan membunuh
Januari individu-individu muda.
Mengacu pada Suin (1992) dalam keadaan
alami perubahan populasi tidak hanya terjadi Kesimpulan
akibat kelahiran dan kematian, tetapi juga oleh Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
perpindahan anggota populasi, dimana pada tanaman terung di Nagari Aie Angek
perpindahan anggota populasi keluar habitatnya Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar
disebut emigrasi yang mengakibatkan jumlah dapat disimpulkan bahwa:
anggota populasi berkurang, ketika pilihan
makanan terbatas kumbang akan bergerak 1. Jumlah populasi E. vigintioctopunctata F.
mencari sumber makanan lain. Populasi yang pada fase larva didapatkan sebanyak 105
rendah juga dikarenakan pada lahan penelitian individu dengan kepadatan 0,73
dipasang mulsa plastik dan dilakukan individu/batang, sedangkan pada fase
pembersihan gulma secara teratur, sehingga imago didapatkan sebanyak 424 individu
gulma tidak dapat tumbuh dan mengurangi dengan kepadatan 2,94 individu/batang.
habitat sementara atau tempat persembunyian Jumlah total E. vigintioctopunctata F.
hama. adalah 529 individu dengan kepadatan
Kepadatan populasi E. vigintioctopunctata populasi 3,67 individu/batang.
F. juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan 2. Faktor lingkungan di lokasi penelitian yaitu
seperti suhu udara, kelembaban udara dan rata-rata suhu udara 270C, rata-rata
kecepatan angin. Menurut Suin (2003) kehidupan kelembaban udara 75%, dan rata-rata
suatu organisme sangat tergantung pada faktor kecepatan angin berkisar antara 1,2 – 1,6
lingkungan, maka kehadiran suatu organisme m/s.
disuatu daerah menunjukan bahwa spesies
tersebut dapat eksis di daerah tersebut. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan Tabel 2. Suhu udara pada saat
pengambilan sampel di lokasi penelitian yaitu Aprilianti, Y.N. 2013. Kapasitas Konsumsi
270C dengan kelembaban udara 75 %. Menurut Larva dan Imago Epilachna
Gosh dan Senapati (2001) dalam Aprilianti, vigintioctopunctata (Fab.) (Coleoptera :
(2013) suhu maksimum minimum dan Coccinellidae) pada Inang Terung
kelembaban relative saat populasi tertinggi (Solanum melongena) dan Tomat
berturut-turut yaitu 27,6 0C, 19,6 0C dan 75,5 %. (Lycopersicum esculentum). Skripsi.
Suhu dan kelembaban tinggi dapat Departemen Proteksi Tanaman Fakultas
memperpendek siklus dan meningkatkan Pertanian Institut Pertanian Bogor.
fekunditas, sehingga mempercepat perbanyakan Bogor
generasi hama dan menghasilkan tingkat
populasi tertinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah
Faktor lingkungan lain yang berpengaruh Datar.Kecamatan X Koto Dalam Angka
terhadap kepadatan populasi E. 2014. Catalog: 1102001.1305.010.
vigintioctopunctata F. adalah kecepatan angin.
Pada saat penelitian kecepatan angin dilokasi Kahono, S. 2011. Potensi Kumbang Lembing
berkisar antara 1,2 – 1,6 m/s. kecepatan angin Pemakan Daun Subfamili Epilachninae
cukup tinggi mengingat lokasi penilitian yang (Coleoptera: Coccinellidae). Jurnal
berada di perbukitan dan pada saat penelitian Fauna Indonesia. Vol 10(2): 39-45.
kondisi cuaca diselimuti kabut asap dampak Pusat Penelitian Biologi LIPI.
pembakaran hutan, hal ini juga diduga dapat
menurunkan populasi E. vigintioctopunctata.F. Kalshoven, L.G.E. 1981. Pests of Crops in
Mengacu pada Kahono (2011) cuaca yang Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru- Van
ekstrim yang disertai angin kencang dapat Hoeve.
menyapu bersih seluruh tingkatan umur E.
vigintioctopunctata F. yang tinggal pada Nursidah. 2006. Populasi Epilachna
vigintioctopunctata Pada Tanaman
Terung (Solanum melongena L ) Di Tanaman Fakultas Pertanian Institut
Kelurahan Cupak Tangah Kecamatan Pertanian Bogor.
Pauh Padang. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Suin, M. N. 1992. Ekologi Populasi Hewan.
Pengetahuan Alam Sekolah Tinggi Padang: Universitas Andalas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat. _________. 2003. Ekologi Populasi. Padang:
Universitas Andalas
Safitri R.M. 2013. Hama dan Penyakit Tanaman
Terung (Solanum melongena L.) di Susilo, K. R, dan Diennazola, R. 2012. 19 Bisnis
Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Tanaman Sayuran Paling Diminati
Bogor. Skripsi Departemen Proteksi Pasar. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

You might also like