Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

SEPA : Vol. 15 No.

1 September 2018 : 58 – 69 ISSN : 1829-9946

PERBAIKAN SKALA USAHA SAPI POTONG PADA KELOMPOK PETERNAK


MALINGPING DAN HASANAH DI KABUPATEN SUKABUMI

S. Rusdiana, L. Praharani dan D.A. Kusumaningrum


Balai Penelitian Ternak Ciawi, PO.Box. 221. Bogor-Jawa Barat
E-mail : supardirusdiana@pertanian.go.id

Abstract: The purpose of this study was to determine the improvement of beef cattle
business scale in Mmalingping and Hasanah breeders in Sukabumi Regency. The
study was conducted on a group of beef cattle farmers in Purabaya District, Sukabumi
Regency, West Java Province, in 2016. With a structured interview survey method for
a group of Malingping beef cattle breeders by purposive random sampling as many as
18 farmers, and the Hasanah breeders group of 18 farmers. Each group of breeders is
divided into 2 (two) parts, namely group I maintains beef cattle on a 2-3-scale scale
and group II maintains beef cattle on a scale of 4-6 head. The research data is then
tabulated by descriptive, quantitative and financial economic analysis of the B/C
ratio. The results of the financial economic analysis of the net profit in the breeders of
Malingping beef cattle from the maintenance of 2 mains to 3 mains of IDR
2,078,000/year to IDR 5,799,500/years, or an increase of 65.13%, B/C ratio 1.06-
1.12. The net profit in the Hasanah beef cattle breeders group from 2 parent scale
maintenance to 3 parent head scale is IDR 2,384,000/year to be IDR 5,009,250/year,
or an increase of 64.18%, B/C ratio 1.05-1.10. If the Malingping and Hasanah beef
cattle breeders maintain a scale of >3 productive female mothers, it is very
economical, effective and efficient, economically beneficial.

Keywords: analysis, scale improvement of beef cattle business

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbaikan skala usaha sapi
potong pada kelompok peternak Malingping dan Hasanah di Kabupaten Sukabumi.
Penelitian dilakukan pada kelompok peternak sapi potong di Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, pada tahun 2016. Dengan metoda survei
wawancara terstruktur terhadap kelompok peternak sapi potong Malingping secara
purposive random sampling sebanyak 18 peternak, dan kelompok peternak Hasanah
18 peternak. Setiap kelompok peternak dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu kelompok
I memelihara sapi potong dengan skala 2-3 ekor dan kelompok II memelihara sapi
potong dengan skala 4-6 ekor. Data hasil penelitian kemudian ditabulasi dengan cara
deskritif, kuantitatif dan analisis ekonomi finansial B/C ratio. Hasil analisis ekonomi
finansial keuntungan bersih pada kelompok peternak sapi potong Malingping dari
pemeliharaan skala 2 ekor induk menjadi 3 ekor induk sebesar Rp 2.078.000/tahun
menjadi sebesar Rp 5.799.500/ tahun, atau naik sebesar 65,13%, B/C ratio 1,06-1,12.
Keuntungan bersih pada kelompok peternak sapi potong Hasanah dari pemeliharaan
skala 2 ekor induk menjadi skala 3 induk ekor sebesar Rp 2.384.000/tahun menjadi
sebesar Rp5.009.250/ tahun, atau naik sebesar 64.18%, B/C raio 1,05-1,10. Bila
kelompok peternak sapi potong Malingping dan Hasanah memelihara skala >3 ekor
induk betina produktif, sangat ekonomis, efektif dan efisien, secara ekonomi dapat
menguntungkan.

Kata kunci: analisis, perbaikan skala usaha, sapi potong

58
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

PENDAHULUAN inovasi teknologi peternakan, yang sesuai


dengan kondisi dan situasi lingkungan wilayah
Kemandirian kelompok peternak Malingping pedesaan. Menurut Dwiyanto, (2008) dan
dan Hasanah sudah berpengalaman, dalam Rusdiana et al., (2016a) bahwa, untuk
pengelolaan usaha sapi potong. Pengalaman memenuhi kebutuhan pakan ternak berbagai
peternak diantarany cara memilih ternak untuk usaha telah banyak dilakukan seperti integrasi
bibit, penyediaan pakan, perkandangan, padi ternak, pemanfaatan lahan perkebunan
penyakit, pengelolaan reproduksi, pascapanen, kelapa dan perkebunan. Menurut Dewi dan
dan pemasaran hasil. Kelompok peternak sapi Mairika, (2008) bahwa, vegetasi alami hijauan
potong di Kecamatan Purabaya Kabupaten pakan ternak yang tumbuh disembarang
Sukabumi diarahkan oleh Dinas Peternakan tempat, mempunyai nilai ekonomis cukup baik.
setempat kedalam usaha yang bersipat Kebutuhan hijauan pakan ternak, perlu
komersial, atau kedalam usaha pokok. Biasnya diketahui perkembangan usaha ternak sapi
peternak dalam kepemilikan sapi potong antara potong, baik pada usaha besar maupun kecil,
2-3 ekor/peternak. Demikian terbukti dapat agar kemajuan usaha tetap berjalan. Ternak
meningkatkan kesejahteraan peternak, sapi potong yang dipelihara oleh setiap
disamping usaha tanaman pangan (Rusdiana et kelompok peternak, dan mempunyai nilai jual
al., 2010). Peternak sangat perlu dukungan yang tinggi, akan mempengaruhi nilai
dari para penyuluh dan lembaga lainnya, agar perekonomiannya meningkat. Semakin banyak
peternak dapat mengubah pola usaha ternak sapi potong yang dipelihara oleh setiap
tradisional menjadi pola komersial (Suryana, kelompok peternak, maka akan semakin
(2010). Menurut Ahmad (2004) pemeliharaan banyak pula keuntungan yang akan diterima
ternak sapi potong sangat banyak diminati oleh oleh peternak (Riszqina et al. 2011).
kelompok peternak kecil, karena ternak sapi Untuk merekomendasikan angka yang
dapat dipelihara dengan teknologi yang sebenarnya dapat dianalisis secara estimasi atau
sederhana, dan juga hasilnya dapat perkiraan keuntungan pada usaha ternak sapi
meningkatkan pendapatan petani. potong di kelompok peternak Malingping dan
Kelompok peternak sapi potong cara kelompok peternak Hasanah. Diharapkan
usaha pemeliharaannya dilakukan dengan cara kelompok peternak sapi potong dapat
intensif dan semi intensif. Dimana penyediaan memprediksi keuntungan dari hasil penjualan
pakan dilakukan oleh peternak (cut and carry), ternak sapi potong dan keuntungan yang akan
dan dengan cara digembalakan dilahan diperoleh pada akhir tahun erhitung dengan
penggembalaan. Analisis ekonomi pada usaha jelas apakah untung atau rugi dapat dihitung
ternak sapi potong secara intensif dan semi dengan secara analisis B/C ratio. Kelayakan
intensif, perlu di perhitungan ekonomi secara usaha sapi potong bisanya dioptimalkan oleh
rill, agar keuntungan dapat diketahui dengan peternak, seperti biaya tenaga kerja, biaya
benar (Rusdiana dan Soeharsono 2017b). pakan. Berdasarkan permasalah tersebut diatas,
Pentingnya memperhitungkan biaya untuk diharapkan kelompok peternak sapi potong
usaha ternak sapi potong di kelompok peternak, Malingping dan Hasanah mendapat keuntungan
agar peternak dapat memaksimalkan biaya yang optimal. Selama ini kelompok peternak
produksinya. Untuk keberhasilan dan sapi potong keuntungan yang diperoleh belum
kelancaran usaha ternak sapi potong dapat di maksimal, dan belum sesuai dengan harapan
analisis dengan secara ekonomi B/C ratio. Sapi peternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
potong yang dipelihara oleh kelompok peternak mengetahui perbaikan skala usaha sapi potong
Malingping dan Hasanah merupakan bagian pada kelompok peternak malingping dan
dari kehidupan sehari-hari. Secara sosial dan hasanah di Kabupaten Sukabumi.
budaya, meningkatkan derajat kehidupan
kelompok peternak sapi potong. Kenyataan METODE PENELITIAN
dilapangan bahwa umumnya usaha peternakan
sapi potong masih banyak diusahakan dengan Dasar Pertimbangan
cara sederhana. Dasar pertimbangnya kelompok peternak sudah
Usaha ternak sapi perah sangat perlu berpengalaman dalam mengelola usaha ternak
diupayakan usahanya melalui introduksi sapi ptong. Pemerintahan di Kecamatan

59
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Purabaya Kabupaten Sukabumi sangat pangan dalam upaya mencukupi kebutuhan


mendukung peternak dalam usaha ternak sapi pangan secara nasional dapat terpenuhi dengan
potong. Menurut Rusdiana dan Praharani baik (Muzayyanah et al., 2016). Upaya
(2015), peternak sapi potong dalam melakukan kemandirian dan kecukupan akan pangan asal
usaha secara diversifikasi dengan usaha hewani menjadi program Pemerintah yang
tanaman pangan dan usaha dagang. Kegiatan paling utama (Adawiyah et al., 2016). Saat ini
usaha yang paling banyak dipilih oleh sektor pertanian, termasuk subsektor
masyarakat pedesaan salah satunya di peternakan di perdesaan, mampu menciptakan
Kabupaten Sukabumi adalah usaha pertaian dan lapangan usaha sebear 3,23% dengan
peternakan. Usaha diversifikasi tanaman penyerapan tenaga kerja sebanyak 35,54 juta
pangan dan ternak akan mendapatkan orang (Kementerian Pertanian 2015).
keuntungan dangan waktu yang bersamaan. Usaha ternak sapi potong merupakan
Ternak sapi potong dapat distribusikan sebagai peluang usaha yang tersedia dilokasi, dan
sumber daya yang dapat diperbaharui untuk sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan
menghasilkan keuntunagn bagi peternak. selain sumber pendapatan pokok dari kegiatan
Mengingat ketersediaan lahan dan sumberdaya usaha tani lainya (Gustimulyanti et al., 2016).
manusia peternak yang relatif cukup, sehingga Modal besar dan kecil dapat dipertimbangkan
perlu diusahaan dengan baik. Pembentukan dengan kemampuan para kelompok peternak.
kelompok peternak yang berorientasi pada Input kandang ternak sapi potong dapat
agroindustri hulu dan hilir, sudah tersedia di dibangun dengan bahan yang sederhana, dan
lokasi Kabupaten Sukabumi. dapat disediakan secara lokal dan murah. Pakan
Sarana dan prasarana lingungan di ternak sapi potong juga, sebagai input utama
sekitar wilayah Kabupaten Sukabumi yang dapat disediakan setiap hari. Pakan hijaun
khususnya di Kecamatan Purabaya sudah dapat dan limbah hasil pertanian sudah tersedia dan
dimanfaatkan sebagai peluang usaha bagi dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi
peternak. Ternak sapi potongg mempunyai nilai potong.
komersial yang cukup tinggi, dan dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan Pendekatan Penelitian
finansial peternak secara mendadak (Adawiyah Koordinasi secara vertikal terus dilakukan
dan Rusdiana 2016). Usaha ternak sangatlah dengan unit kerja Dinas Pertanian dan
mengiurkan, karena ternak sapi potong Peternakan Kabupaten Sukabumi, merupakan
memiliki taksiran harga jualnya yang cukup unit pengelola teknologi inovasi pada usaha
tinggi, bila menjelang hari-hari besar tanaman pangan dan ternak sapi potong.
keagamaan. Permintaan pasar untuk kebutuhan Koordinasi tersebut dilakukan secara
daging sapi akan semakin meningkat, sesuai horisontal, dan tujuannya untuk menjembatani
dengan pertambahan jumah penduduk dan nilai koordinasi teknis dengan Dinas dan peternak.
pendapatan per kapita di masyarakat cukup Tentunya juga dilakukan pada institusi-institusi
tinggi dan beragam. Membuat banyak orang yang secara herarkhi mempunyai fungsi
ingin sekali usaha memelihara ternak sapi koordinatif dengan kelompok peternak sapi
potong, khusuny pada ternak jantan. potong. Dinas sebagai partner kerja, dan
Pertimbangan peternak untuk usaha ternak sapi merupakan sumber inspirasi dalam meramu
potong, tidak memerlukan lahan luas dan solusi secara teoritis. Kelompok peternak sapi
modal besar untuk usaha. potong mempunyai peluang pelaksanaan lebih
Meskipun usaha ternak sapi potong salah realistis dan sustainabilitas yang tinggi pada
satu yang menjadi dominan bagi semua usaha ternak sapi potong. Vertikal dan
masyarakat di Indonesia, namun usaha horisontal diharapkan dapat meningkatkan
pokoknya adalah usaha pertanian. Semakin efisiensi tenaga dan biaya pelaksanaan di
meningkat pendapatan masyarakat, akan lokasi-lokasi yang terpilih untuk menerima
pengetahuan tentang kebutuhan gizi pangan, program sapi potong di kawasan
serta perubahan selera masyarakat, cenderung pengembangannya. Pada aspek teknis usaha
mengarah pada kebutuhan protein hewani ternak sapi potong, dapat dilihat dari kriteria
(Ilham et al., 2008). Percepatan pengembangan kelayakan usahanya (Rusdiana et al., 2016a).
pertanian dan peternakan sebagai suplai bahan

60
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Ternak sapi potong yang diberikan Pendekatan Masalah


kepada kelompok peternak diharapakan dapat Di wilayah Kecamatan Purabaya Kabupaaten
menghasilkan keuntungan yang sepadan Sukabumi Propinsi Jawa Barat, pada dasarnya
dengan kemampuan peternak. Ternak sapi hampir semua peternak memelihara ternak sapi
potong yang dipelihara oleh setiap kelompok potong, tujuannya untuk mendapatkan
peternak sebagai cara usahanya agar, benar- keuntungan. Selama ini peternak belum
benar diusahakan dengan baik. Ternak sapi mendapaatkan keuntungan yang layak, ditnjau
potong selain dapat dimanfaatkan sebagai dari usahanya masih bersifat sampingan dan
penyadia daging sapi bagi masyarakat juga tambungan. Kelompok peternak sapi potong di
dapat dijual mendadak pada saat peternak Kecamatan Purabaya dalam pemeliharananya
butuh uang. Ternak sapi potong dalam hampir sama yaitu, pembesaran pedet,
pengembangannya dapat dintergrasikan dengan penggemukan, pembibitan dan mendapatkan
komoditas pertanian dan lainnya. Dirjen PKH anak sapi. Untuk meningkatkan keuntungan
(2016), untuk mencapai target populasi sapi yang layak, maka pengeluaran biaya pakan,
potong betambah, telah membuat terobosan peternak selalu memanfaattkan pakan lokal.
baru, melalui program Sapi Induk Wajib Kawasan Kecamata Purabaya lahan kosong
Bunting (Siwab). Pengembangan inovasi dapat digunakan untuk penggembalaan ternak
teknologi tersebut dapat dikembangkan di sapi potong. Namun sebagian kelompok
peternak. Inovasi secara spesifik lokasi yang peternak cara pemeliharaannya dikandangkan
mengarah pada usaha agribisnis peternakan. dan digembalakan dan ikat pindah. Hijauan
Untuk jaringan pasar hasil produksi pertanian pakan ternak sapi potong dikawasan
dan peternakan di Kabupaten Sukabumi cukup lingkungan pemukiman penduduk masih dapat
baik, karena kondisi lingkungan peternakan mendukung untuk perkembangan sapi potong.
sangat strategis dengan pasar. Dukungan lahan diantaranya adalah
Sebelum penelitian dimual digunakan lahan perkebunan kelapa, karet, pertanian,
survei lapang dengan menggunakan Focal lahan kosong tegalan yang belum tergarap oleh
Group Discussion (FGD) yang dipokuskan pemiliknya dan lahan sawah. Peternak mudah
kepada penanggung jawab program inpormasi mencari pakan, baik pada saat musim kemarau,
dan kesehatan hewan dari Dinas Peternakan musim hujan dan pada saat-saat lainnya. Selain
dan Peternakan Kabupaten Sukabumi. Diskusi dukungan lahan sebagai tempat pertumbuhan
melalui FGD dilakukan pada tingkat perencana hijauan pakan ternak juga didukung dengan
di lingkup Dinas/Instansi terkait di Kabupaten ketersediaan tenaga kerja peternak. Dewi et al.,
Sukabumi. Iklim sangat daan sikap masyarajat (2010) menyatakan bahwa, pengembangan
setemmpat sangat mendukung untuk sumber daya manusia merupakan proses untuk
perkembangan usaha ternak sapi potong. meningkatkan pengetahuan, kreativitas dan
Program Kementerian Pertanian (2018) bahwa, keterampilan peternak dalam meningkatkan
pembangunan pertanian dalam Rencana usahanya. Hal tersebut sangat penting, bagi
Strategis 2015-2019 untuk meningkatkan peternak dan kaitannya dengan penerimaan
pendapatan dan kesejahteraan peternak. aplikasi inovasi teknologi. Teknologi gunanya
Rencana kedepan usaha ternak sapi potong, untuk mendukung keberhasilan usaha ternak
dapat diperluas dalam pengembangan sapi potong, untuk mencapai keuntugan
usahanya. Pasar sayuran di Kabupaten peternak yang optimal. (Rusdiana et al., 2018).
Sukabumi buka setiap hari, dan pasar ternak Untuk dapat mengadopsi teknologi, maka
dibuka dalam 1 minggu 3 kali, senin, rabu dan peternak diperlukan pelatihan dan pengalaman
jumat. Namun pasar ternak dapat dibuka setiap beternak.
waktu, karena hampir semu masyarakat di Sebagian peternak belum pernah
Kecamatan Purabaya usahanya bertani dan mengikuti pelatihan cara usaha ternak sapi
beternak. Lokasi pasar ternak sangat strategis potong. Disamping itu pula kesempatan
dan mudah terjangku, sehingga konsumen peternak untuk mengikuti pelatihan belum ada,
ternak tidak mengalami kesulitan transaksi jual karena informasi dan tidak sempat. Kegiatan
beli ternak. usaha tani ternak, sumber daya manusia, tenaga
kerja peternak sangat dibutuhkan sehingga
dapat mengimbangi dalam melakukan

61
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

usahanya (Dinas Pertanian dan Peternakan induk. Rata-rata umur ternak antara 1-2 tahun,
Kabupaten Sukabumi 2017). Usaha pertanian dengan bobot badan ternak sapi potong sebesar
maupun ternak menjadi tulang punggung 200-220 kg/ekor pada setiap kelompok
sumber penghidupan bagi mayoritas peternak Malingping dan Hasanah.
masyarakat peternak di Kecamatan Purabaya
Kabupaten Sukabumi. Implikasinya, bahwa Analisis Data
usaha ternak sapi potong dapat meningkat Data primer diperoleh melalui hasil wawancara
pendapatan peternak, dan didukung dengan langsung dilapangan dengan responden, yang
sarana prasarana yang memadai untuk mengacu kepada kuisioner yang telah
kelancaran usaha ternak. disiapkan. Data sekunder diperoleh dari Dinas
Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Waktu dan Tempat Penelitian Sukabumi. Data dukung hasil penelitan yang
Penelitian dilakukan pada kelompok peternak telah dilaporkan dan dari informasi yang terkait
sapi potong di Kecamatan Purabaya Kabupaten sesuai dengan judul penelitian, serta dari ide-
Sukabumi, Propinsi Jawa Barat, pada tahun ide pemikiarn sendiri. Data yang dikumpulkan
2016. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan hasil penelitian survei lapang, ditabulasi dan
sesuai dengan kriteria, luas lahan pertanian dan dianalisis secara deskritif, kuantitatif dan
populasi ternak sapi potong. Lokasi penelitian analisis ekonomi B/C, (Atmakusuma et al.
adalah mewakili hamparan pertanian, lahan 2014) dan (Rusdiana et al., 2016a).
perkebunan, lahan kosong milik petani, lahan
milik perhutani, Survei lapang dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui wawancara dan pengisian kuisioner
berstruktur terhadap kelompok peternak sapi Tinjauan Umum Wilayah
potong Malingping secara purposive random Wilayah Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa
sampling sebanyak 18 peternak, dan kelompok Barat, dengan luas wilayah 4.128 km², dan
peternak Hasanah 18 peternak. Pada setiap merupakan Kabupaten terluas kedua di Pulau
kelompok peternak sapi potong dibagi menjadi Jawa. Batas wilayah Kabupaten Sukabumi
2 (dua) bagian, yaitu kelompok I peternak yang sebesar 40%, berbatasan dengan lautan sebesar
memelihara sapi potong dengan skala 2-3 ekor 60% merupakan daratan. Kabupaten Sukabumi
dan kelompok II peternak yang memelihara 4-6 memiliki areal yang relatif luas yaitu ± 419.970
ekor. Kelompok peternak sapi potong ha, tahun 2016, tata guna tanah di wilayah
Malingping dan Hasanah berdiri sejak tahun Kabupaten Sukabumi sebagi berikut:
2009. Pekarangan atau perkampungan sebesar 18.814
Pemberian pakan hijauan untuk ternak ha atau sebesar 4,48 %, sawah seluas 62.083 ha
sapi potong yang dipelihara secara intensif atau sebesar 14,78 %, tegalan 103.443 ha atau
maupun ektensif (ed libitum). Pada saat sebesar 24,63 %, perkebunan seluas 95.378 ha
peternak mengolah lahan pertanian sendiri, dan atau sebesar 22, 71%, danau atau kolam selus
pada waktu peternak mau pulang, peternak 1. 486 ha atau sebesar 0,35%, hutan seluas
biasanya mencari hijauan pakan atau rumput 135.004 ha atau sebesar 32,15%, dan
(Rusdiana dan Adawiyah 2013). Biaya penggunaan lainnya 3.762 ha atau sebesar
pengeluaran untuk pakan dapat dikurangi, 0,90% (Dinas Pertanian dan Peternakan
pakan yang diperoleh peternak disesuaikan Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat.
dengan jumlah sapi yang dipelihara. Untuk 2016)
melihat seberapa besar keuntungan yang
diperoleh di masing-masing kelompok peternak Karakteristik Kelompok Peternak Sapi
Malingping dan kelompok peternak Hasanah. Potong
Nilai keuntungan dapat diprediksi dengan Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
menilai jumlah ternak yang dipelihara dan yang karakteristik kelompok peternak ternak sapi
dijual, nilai harga jual/ekor/tahun (Rusdiana potong pada kelompok peternak Malingping
and Soeharsono 2017). Pada kelompok I skala dan Hasanah, dengan pendidikan rata-rata SD
2-3 ekor/peternak dan kelompok II skala 4-6 dan tidak tamat SD. Mengidentifikasikan
ekor/peternak menghitung proporsi nilai bibit bahwa tingkat pengetahuan peternak masih
ternak yang dipelihara dengan skala 2-3 ekor rendah, dengan demikian dibutuhkan

62
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

pendidikan non formal untuk peternak. lahan yang dimiliki oleh setiap kelompok
Gunanya untuk meningkatkan pengetahuan peternak Malingping antara 0,42+0,18-
peternak sapi potong di kelompok Malingping 0,43+0,02 dan kelomok peterak Hasanah antara
dan Hasanah, agar cara usahanya betul-betul 0,43+0,02-0,44+0,02.
sudah mengarah ke uasha komersial. Demikian Dari kedua kelompok tersebut hampir
kelompok peternak sapi potong tetap semuanya usaha memelihara ternak sapi potong
bersemangat dalam usaha ternaknya. Pekerjaan peranakan Ongole (sapi PO). Ternak sapi PO
utama dari masing-masing kelompok peternak yang dipelihara kelompok peternak rata-rata
Malingping dan Hasanah adalah usaha bertani bobot badan jantan dewasa >600 kg, betina
dan ternak. Rata-rata karakteristik dari masing- dewasa >450 kg. Rata-rata bobot badan induk
masing kelompok peternak sapi potong terlihat dan jantan dewasa sebesr 220 kg- 600 kg.
pada Tabel.1. Pemeliharaan ternak sapi potong PO, pada
Tabel.1, terlihat bahwa, umur peternak kelompok peternak adalah program dari Dinas
hampir sama, baik pada kelompok peternak Peternakan Kabupaten Sukabumi tahun 2007.
Malingping dan Hasanah. Rata-rata umur Pertama pemeliharaan dengan cara gaduhan
peternak Malingping antara 44,67+ 0,34- atau bagi hasil, saat ini sapi potong PO sudah
44,78+0,32 dan rata-rata umur kelompok milik peternak. Keunggulan ternak sapi PO
peternak Hasanah antara 44,56+ 0,28- reproduksi induknya setelah beranak cepat
44,88+0,17. Rata-rata pengalaman beternak kembali normal, dan pejantannya memiliki
kelompok Malingping antara 22.31+0,10- kualitas semen yang baik. Sodiq dan Budiono
22,31+0,10 dan Hasanah antara 22,43+0,10- (2012) menyatakan bahwa, untuk tujuan
22,31+0,03. Artinya umur peternak masih penggemukan kelompok peternak sapi potong
produktif dan ditunjang dengan pengalaman mengusahakan bangsa Peranakan Ongole dan
beternak cukup lama. Peternak masih dapat Sumba Ongole, Peranakan Simental dan
menerima sentuhan teknologi, untuk pusaha Charolois. Rusdiana et al., (2010) menyatakan
ternak sapi potong. Tenaga kerja kelompok bahwa, kemungkinnya keunggulan lain dari
peternak Malingping digunakan untuk usaha ternak sapi PO, Peranakan Simental tahan
pemeliharaan ternak sapi potong antara terhadap panas, pertumbuhan relatif cepat.
1,0+0,05-1,1+0,04 dan kelompok peternak
Hasanah antara 1,0+0,05-1,3+0,04. Rata-rata

Tabel 1. Karakteristik kelompok peternak sapi potong di Kecamatan Purabaya


Malingping (n-18) Hasanah (n-18)
Urain
I+sd II+sd I+ sd II+ sd
-Umur peternak/tahun 44,67+ 0,34 44,78+ 0,32 44,56+ 0,28 44,88+0,17
-Pengalaman beternak/tahun 22.31+0,10 22,31+0,10 22,43+0,10 22,31+0,03
-Tanggungan Keluarga/orang 3,21+0,03 3,22+0,02 3,19+0,03 3,23+0,02
- Tenaga Kerja keluarga/orang 1,0+0,05 1,1+0,04 1,0+0,05 1,3+0,04
-Luas lahan petani /ha 0,42+0,18 0,43+0,02 0,43+0,02 0,44+0,02
Sumber : Analisis data primer 2016 (diolah)

Tabel.2. Rata-Rata Kepemilikan Ternak Sapi Potong di Peternak


Kelompok peternak sapi potong Malingping
Kelompok I skala Kelompok I-II %
Uraian Kelompok II skala 4-6
2-3 ekor/rata-rata ekor/rata-rata
ekor/rata-rata (n-9)
(n-9) (n-18)
Betina dewasa 13 (1,4) 16 (1,7) 29 (3,2) 42,65
Betina muda 6 (0,6) 10 (1,1) 16 (1,7) 26,67
Betina anak 1 (0,1) 3 (0,3) 4 (0,4) 5,88
Jantan dewasa 3 (0,3) 6 (0,6) 9 (1,0) 13,23
Pejantan muda 2 (0,2) 4 (0,4) 6 (0,6) 8,82
Jantan anak 1 (0,1) 3 (0,3) 4 (0,4) 5,88
Jumlah 26 (2,89) 42 (4,67) 68 (7,55) 100
Sumber : Analisis data primer 2016 (diolah)

63
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Rataan Kepemilikan Sapi Potong di Tabel 3, terlihat bahwa, kelompok


Peternak peternak Hasanah pada kelompok I rata-rata
Kepemilikan ternak sapi potong pada umumnya betina dewasa sebanyak 1,4 ekor/peternak dan
betina induk dewasa. Jumlah kepemilikan betina muda sebanyak 0,6 ekor/peternak. Pada
ternak sapi potong pada setiap kelompok kelompok II dengan skala kepemilikan ternak
peternak sebagai penentu untuk peningkatan sapi potong betina dewasa rata-rata sebanyak
ekonomi keluarga. Peternak mengharapkan 1,9 ekor/peternak dan betina muda sebanyak
sekali, bahwa sapi potongnya mempunyai nilai 0,7 ekor/peternak. Selian itu juga di ukur
jual yang tinggi, sehingga harapan peternak parameter jumlah bibit ternak sapi potong, anak
untuk meingkatkan kesehajteraannya tercapai. sapi yang dijual, serta jumlah tenaga kerja
Rata-rata kepemiliakn ternak di masing-masing keluarga petani. Estimasinya yang lebih tinggi
kemlopok terlihat pada Tabel 1dan 2 pada kelompok II dengan skala 3 ekor. Kodisi
Tabel 2, terlihat bahwa, kelompok ini sangat baik apabila diusahakan dengan
peternak Malingping pada kelompok I rata-rata menggunakan tenaga kerja keluarga, rata-rata
kepemilikan betina dewasa sebanyak 1,4 sebanyak 1,0-1,3 orang/tahun tidak berlebih
ekor/peternak dan betina muda sebanyak 0,6 sesuai jumlah ternak yang dipelihara. Rata-rata
ekor/peternak pada rata-rata pada kelompok II induk menghasilkan anak sebanyak 0,3-06
betina dewasa rata-rata sebanyak 1,7 ekor dan ekor/induk/tahun per kelahiran anak per jumlah
betina muda rata-rata sebanyak 1,1 induk yang dipelihara, dan yang dihasilkan
ekor/peternak. Parameter yang diukur adalah melalui perkawinan alami.
nilai bibit, nilai jual bibit atau induk dan nilai Rata-rata jumlah anak yang diperoleh
jual anak. Nilai jumlah tenaga kerja keluarga hampir sama dari setiap peternak/tahun.
petani, nilai estimasinya yang lebih tinggi Struktur populasi ternak sapi potong di
adalah pemeliharaan pada kelompok II dengan kelompok peternak Hasanah, nampaknya
skala 3 ekor induk betina. Kondisi ini sangat proporsi tertinggi pada ternak sapi betina
baik sekali, dan apabila diusahakan dengan dewasa sebesar 43,28%, dan betina muda
menggunakan tenaga kerja keluarga, rata-rata sebesar 23,89%. Kelompok I dan kelompok II
sebanyak 1,0-1,1 orang/tahun tidak berlebih tujuannya hampir sama membudidayakan
sesuai jumlah ternak yang dipelihara. Rata-rata untuk memperbanyak keturunannya anak, agar
induk menghasilkan anak sebanyak 0,2-06 jumlah pemeliharaan lebih banyak dan bila
ekor/induk/tahun per kelahiran, per jumlah dilihat dari daya tampung ternak di dominasi
induk yang dipelihara. Rata-rata jumlah sapi betina dewasa, dan betina muda.
kepemilikan ternak sapi potong yang dipelihara
oleh kelompok peternak Malingpig, proporsi Kelayakan Ekonomi Pada Usaha Sapi
tertinggi betina dewasa sebesar 42,65%, dan Potong di Peternak
betina muda sebesar 26,67%. Pada kelompok I Hasil survei di lapangan menunjukkan, bahwa
dan II daya tampung ternak didominasi ternak berdasarkan jumah ternak sapi potong yang
sapi betina dewasa dan betina muda. Rata-rata terjual, pendapatan bersih akan terlihat, setelah
kepemilikan ternak sapi potong terlihat pada semua biaya yang dikeluarkan dikurangi
Tabel.3. dengan pendapatan.

Tabel.3. Rata-rata kepemilikan ternak sapi potong di lokasi peternak


Kelompok peternak sapi potong Hasanah
Kelompok I skala Kelompok I-II
Uraian Kelompok II skala 4-6
2-3 ekor/rata-rata ekor /rata-rata %
ekor/rata-rata (n-9)
(n-9) (n-18)
Betina dewas 13 (1,4) 17 (1,9) 29 (3,2) 43,28
Betina muda 6 (0,6) 7 (0,7) 16 (1,8) 23,89
Betina anak 1 (0,1) 3 (0,3) 4 (0,4) 5,97
Jantan dewasa 3 (0,3) 6 (0,6) 9 (1,0) 13,43
Pejantan muda 2 (0,2) 4 (0,4) 6 (0,6) 8,96
Jantan anak 2 (0,2) 3 (0,3) 4 (0,4) 5,97
Jumlah 27 (3,00) 40 (4,44) 67 (7,44) 100
Sumber : Analisis data primer 2016 (diolah)

64
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Pendapatan peternak atan petani akan terlihat 210 kg/ekor, harga sebesar Rp.63.500/kg, bobot
apabila dihitung semua biaya dan pendapatan hidup bibit sebesar Rp.13.335.000,-/ekor x 2
setelah panen atau menjual hasil usahanya ekor atau sebesar Rp.26.670.000,-. Pada
(Amik et al. 2006). Menurut Rusdiana dan kelompok II skala sebanyak 3 ekor betina
Adawiyah (2013) bahwa, keuntungan yang produktif dengan bobot badan awal sebanyak
diperoleh peternak akan terlihat dengan jelas, 212 kg, harga daging sebesar Rp 63.500/kg,
apabila pemeliharaan sapi potong dihitung bobot hidup sebesar Rp13.462.000/ekor x 3
berdasarkan jumlah ternak yang dipelihara dan ekor sebesar Rp40.386.000, sebagai modal
ternak yang dijual. Pengeluaran biaya untuk awal investasi usaha ternak sapi potong pada
pakan oleh peternak dimasukan kedalam tenaga kelompok peternak. Sedangkan untuk
kerja keluarga. Menurut Winarso et al. (2005); kelompok peternak sapi potong Hasanah
Rusdiana et al. (2010) dan Atmakusuma et al. sebanyak 2 ekor bibit betina induk produktif,
(2014) bahwa, dengan menggunakan metode bobot badan sebanyak 211 kg, harga bobot
analisis ekonomi, angka banding antara nilai badan hidup sebesar Rp 63.500/ kg atau sebesar
skala usaha dan biaya produksi akan terlihat Rp 13.398.500 x 2 ekor atau sebesar Rp
nilai keuntungannya. Rusdiana dan Soeharsono 26.797.000,- sebagai modal invetasti usaha
(2017) dan Rusdiana et al., (2017) menyatakan awal pada kelompok I.
bahwa, keuntungan akan dapat diketahui oleh Investasi pada kelompok II Hasanah
setiap peternak apabila usaha tersebut sudah sebanyak 3 ekor, bobot badan awal sebesar
dilakukan selama satu tahun. 212,5 kg, harga bobot badan hidup sebesar
Rp 63.500/kg atau sebesar Rp 13.493.750/
Estimasi Hasil Kelayakan Usaha Sapi ekor x 3 ekor sebesar Rp 40.481.250 sebagai
Potong di Peternak modal awal investasi. Harga jual ternak sapi
Keuntungan merupakan hasil dari perhitungan jantan anak dan betina anak, rata-rata umur
ekonomi dari kelayakan usaha ternak sapi sekitar 3-5 bulan, harga jual sebesar Rp
potong pada kelompok peternak Malingpig dan 3.000.000/ekor. Pendapatan kelompok peternak
Hasanah. Dapat disimpulkan dengan Malingping dan Hasanah, dihitung berdasarkan
memelihara ternak sapi potong 2-3 ekor, satu tahun, secara ekonomi B/C. Masing-
peternak dapat memperoleh keuntungan setiap masing skala usaha dianalisa dan diperjelas
bulan/tahun. Apabila biaya yang dikeluarkan melalui kelompok I skala 2-3 ekor dan
oleh peternak sudah pasti tidak berlebih dalam kelompok II, skala 4-6 ekor. Estimasi
pengeturan usahanya. Perhitungan tersebut keuntungan masing-masing kelompok peternak
dengan diestimasikan pada kelompok peternak skala 2-3 ekor induk betina produktif terlihat
untuk memperoleh pedet, asumsi ini jarang pada Tabel 4.
terjadi sebab biasanya 1 ekor ternak sapi betina Tabel 4, terlihat bahwa keuntungan
dewasa akan menghasilkan pedet minimal 1 bersih kelompok peternak Malingping pada
ekor per dua tahun. Pada periode berikutnya kelompok I, pemeliharaan skala 2 ekor induk
biasanya modal yang dikeluarkan oleh sebesar Rp 2.078.000/ tahun/peternak dan B/C
kelompok peternak akan semakin berkurang, ratio 1,06. Keuntungan bersih pada kelompok
karena biaya kandang tidak dikeluarkan II pemeliharaan skala 3 ekor iduk sebesar Rp
kembali. Setiap kelompok peternak 5.799.500/tahun/peternak, B/C ratio 1,12.
mengestimasi usahanya lebih mendalam, maka Pemeliharaan skala 3 ekor induk betina
akan ada sumber pendapatan lain seperti produktif sangat ekonomis, efektif dan efisien.
kotoran sapi yang dihasilkan. Analisis ekonomi usaha ternak sapi potong
Estimasi dari beberapa faktor produksi pada kelompok peternak Hasanah terlihat pada
pada usaha ternak sapi potong diantaranya: Tabel 5
bibit, kandang, pakan, tenaga kerja dan biaya, Tabel 5, terlihat bahwa keuntungan
kesehatan ternak, estimasi ini dapat dirinci bersih kelompok peterrnak sapi potong
sebagai berikut. Kelompok peternak Hasanah pada kelompok I, pemeliharaan skala
Malingping, sebanyak 2 ekor, bibit betina 2 ekor induk sebesar Rp 2.384.000/tahun/
produktif, rata-rata bobot badan awal sebanyak peternak dan B/C ratio 1,05.

65
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Tabel 4.Analisis ekonomi usaha sapi potong kelompok Malingping


Kelompok I Kelompok II
Kelmpopok peternak sapi potong Malingping
(n-9) (n-9)
-Nilai bibit betina, harga bobot badan hidup @Rp.63.500/kg 211 kg 212,5 kg
-Nilai kandang/unit 700.000 2.100.000
-Nilai jumlah tenaga keja petani /orang 1,0 1,1
-Nilai harga bibit kelompok I, 2 ekor dan II, 3 ekor 26.670.000 40.386.000
-Nilai penyusutan kandang /5 tahun 140.000 420.000
-Nilai upah tenaga kerja petani Rp.15.000/ (360 hari) 5.400.000 5.940.000
-Nilai pembelian ampas tahu 1 kg/hari @Rp.500/kg/tahun 360.000 540.000
-Nilai pembelian hijuan pakan ternak (tidak beli) ed libitum 0 0
Jumlah pengeluaran/tahun 32.570.000 47.286.000
-Nilai jual akhir bobot badan betina @Rp.66.500 256 kg 258 kg
-Nilai, jumlah kelompok I, 2 ekor dan II, 3 ekor 34.048.000 51.471.500
-Nilai jual anak rata-rata umur 3-5 bualn @ Rp.3.000.000 0,3 0,6
-penjualan anak betina dan jantan kelompok I dan II 600.000 1.800.000
Jumlah pendapatan 34.648.000 53.271.000
-Estimasi pendapatan/tahun 2.078.000 5.799.500
-Nilai B/C ratio 1,06 1,12
Sumber : Analisis data primer 2016 (diolah)

Tabel 5. Analisis ekonomi usaha sapi potong kelompok Hasanah


Kelompok Kelompok II
Kelmpopok peternak sapi potong Hasanah
I (n-9) (n-9)
-Nilai bibit betina, harga bobot badan hidup @Rp.63.500/kg 211 kg 212,5 kg
-Nilai kandang /unit 700.000 2.100.000
-Nilai jumlah tenaga keja petani /orang 1,0 1,3
-Nilai harga bibit kelompok I, 2 ekor, kelompok II, 3 ekor 26.797.000 40.481.250
-Nilai penyusutan kandang /5 tahun 140.000 420.000
-Nilai upah tenaga kerja petani Rp.15.000/ (360 hari) 5.400.000 7.020.000
-Nilai pembelian ampas tahu 1 kg/hari @Rp.500/kg/tahun 360.000 540.000
-Nilai pembelian hijuan pakan ternak ed libitum 0 0
Jumlah pengeluaran/tahun 32.697.000 48.461.250
-Nilai jual akhir bobot badan betina @Rp.66.500 257 kg 259 kg
-Nilai, jumlah kelompok I, 2 ekor dan II, 3 ekor 34.181.000 51.670.500
-Nilai jual anak rata-rata umur 3-5 bualn @ Rp.3.000.000 0,3 0,6
-penjualan anak betina dan jantan kelompok I dan II 900.000 1.800.000
Jumlah pendapatan 34.081.000 53.470.500
-Estimasi pendapatan/tahun 2.384.000 5.009.250
-Nilai B/C ratio 1,05 1,10
Sumber : Analisis data primer 2016 (diolah)

Keuntungan bersih pada kelompok II, dan Hasanah di Kecamatan Purabaya dengan
pemeliharaan skala 3 ekor induk sebesar Rp pemeliharaan skala >3 ekor induk betina
5.009.250/tahun dengan B/C ratio 1,10. Hasil produktif sangat ekonomis, efektif dan efisien,
penelitian Rusdiana et al., (2016b) usaha dan secara analisis ekonomi finansial layak.
pemeliharaan sapi potong dengan cara Peningkatan pendapatan usaha sapi potong
digembalakan dilahan perkebunan sawit dan pada kelompok peternak Malingping dan
karet peternak mendapat keuntungan sebesar Hasanah, adalah dengan penambahan jumlah
Rp 3.185.000/tahun dengan B/C 1,2. Hampir usaha yang diperlukan sumberdaya lahan dan
sesuai dengan hasil penelitian Rusdiana dan tenaga kerja peternak tidak bertambah.
Soeharsono (2017a) usaha pembesaran sapi
potong dengan cara pemberian pakan lokal
peternak mendapat keuntungan sebesar Rp
2.260.000/periode dengan B/C 1,6. Artinya
kelompok peternak sapi potong Malingping

66
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

KESIMPULAN DAN SARAN Amik.K. Dan Firmansyah.M.A. 2006. Kajian


teknologi usahatani jagung dilahan
Kesimpulan kering Kalimantan Selatan. Pusat
Kondisi lokasi penelitian di Kecamatan Penelitian dan Pengembangan Sosial
Purabaya Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Ekonomi Pertanian, Badan Litbang
Barat sangat mendukung untuk perkembangan Pertanian. Jurnal Pengkajian dan
usaha ternak sapi potong. Keuntungan bersih Pengembangan Teknologi Pertanian,
pada kelompok peternak Malingping dari skala Maret 2006, 8(1):39-54
2 ekor induk menjadi 3 ekor induk sebesar Rp
2.078.000/tahun naik menjadi sebesar Rp Atmakusuma, J, Harmini dan Ratna W. 2011.
5.799.500/tahun atau sebesar 65,13%, B/C ratio Mungkinkah swasembada daging
1,06-1,12. Keuntungan bersih pada kelompok terwujud. Jurnal Risalah Kebijakan
peternak Hasanah dari skala 2 ekor induk Pertanian dan Lingkungan, Departemen
menjadi skala 3 induk ekor sebesar Rp Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
2.384.000/tahun naik menjadi sebesar Rp Manajemen IPB Bogor 16680, Jurnal
5.009.250/tahun, atau sebesar 64.18%, B/C raio Ekonomi Pertanian, Agustus
1,05-1,10. Bila kelompok peternak sapi potong 2011,1(2):105-109
Malingping dan Hasanah memelihara skala >3
ekor induk betina produktif per peternak, Adawiyah, R. A., Rusdiana, S., dan M, Ichwan
sangat ekonomis, efektif dan efisien, secara 2016. Diversifikasi usaha pertanian
ekonomi finansial layak untuk dusahakan dalam rangka antisipasi MEA kebutuhan
kembali. pangan di Indonesia. Prosiding Seminar
Nasional membangun pertanian
moderen, Balai Besar Pengkajian dan
Saran
Kelompok peternak perlu dukungan dan dipacu Pengembangan Teknologi Pertanian,
dalam usaha ternaknya, sehingga berdampak Jambi 31 Mei 1 Juni 2016, hal.1157-
terhadap penigkatan populasi sapi potong. 1166.
Kabupaten Sukabumi secara umum dapat Adawiyah, R. A., dan Rusdiana, S. 2016.
diarahkan pada orientasi pengembangan usaha Usahatani tanaman pangan dan
ternak sapi potong melalui pembibitan, peternakan dalam analisis ekonomi di
kemudian dapat dilanjutkan kepada usaha peternak. Jurnal Riset Agribisnis dan
agribisnis. Kelompok peternak dapat diarahkan Peternakan Desember 2016,1(2):3749
kepada peningkatan kesadaran serta rasa
percaya diri, melalui peningkatan pengetahuan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
dan keterampilan usaha. Melalui implikasi dan Sukabumi Propinsi Jawa Barat. 2016.
kebijakan Pemerintah, diharapkan peternak Luas lahan wilayah Kabupaten
dapat meningkatkan pendapatan dan Sukabumi dalam angka luas pekarangan
kesejahteraan serta status sosial ekonomi perkampungan dan rumah, dalam buku
terjamin. Dengan dukungan kelembagaan Statistik Pertanian dan Peternakan tahun
kelompok peternak sapi potong yang dinamis 2016, Desember 2016, hal. 1-67.
berjalan dengan baik, diharapkan kepada
kelompok peternak sapi potong dapat Dewi.F. dan Mairika.L.2008. Pemanfaatan
mempertahankan ternaknya. limbah pertanian sebagai pakan
ruminansia pada peternakan rakyat di
DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Rengat Barat Kabupaten
Indragiri Hulu Pakan Baru Riau. Jurnal
Ahmad, S.N., D.D. Siswansyah, dan O.K.S. Peternakan, Februari 2008, 5(1):28-37.
Swastika. 2004. Kajian sistem usaha
ternak sapi potong di Kalimantan Dwiyanto, K. 2008. Pemanfaatan sumberdaya
Tengah. Jurnal Pengkajian dan lokal dan inovasi teknologi dalam
Pengembangan Teknologi Pertanian mendukung pengembangan sapi potong
7(2): 155-170. di Indonesia Jurnal Pengembangan

67
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Inovasi Pertanian Nopember 2008, I Ekonomi PSEKP, Mei 2008, Vol.


(3):173-188. 24(2):157-177.

Dewi. D., Harianto, Sjafri. M., dan Nunung. K. Muzayyanah, M.A.U., S.Nartini dan R.Widiati.
2010. Peran pengembangan sumber 2016. Analisis keputusan rumah tangga
daya manusia dalam peningkatan dalam mengkonsumsi pakan sumber
pendapatan rumah tangga petani di protein hewani asal ternak dan non
Daerah Istimewa Yogyakarta. Forum ternak: Studi Kasus di Propinsi D.I.
Pascasarjana, IPB. Juli 2010, 33(3):155- Yogyakarta. Buletin Peternakan
177. Fakultas Peternakan Universitas Gajah
Mada, Mei 2017,41(2):203-211.
[Dirjen PKH]. Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan, Kementerian Riszqina, L. Jannah, Isbandi, E.Rianto, dan S.I.
Pertanian. 2016. Pedoman pelasanaan Santoso.2011. Analisis pendapatan
Upaya Khusus Sapi Induk Wajib Bunting peternak sapi potong dan sapi bakalan
(Upsus SIWAB). Jakarta [ID] karapan di pulau sapudi Kabupaten
Kementerian Pertanian 1-56 Sumenep Jurnal Unhas, JITP Juli 2011,
1(3):78-86.
Gustimulyanti Dynasti, Sondi Kuswaryan dan
Hasni Arief. 2016. Penentuan skala Rusdiana, S., dan L, Praharani. 2015.
usahaternak domba sebagai usaha pokok Peningkatan usaha ternak ruminansia
rumah tangga perdesaan (kasus di melalui diversifikasi tanaman pangan,
wilayah kerja koperasi peternak serba analisis pendapatan peternak. Jurnal
usaha iungmukti kabupaten sukabumi), Agroekonomika Jurnal Penelitian Sosial
Jurnal Peternakan Universitas Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Vol.
Pajajaran Bandung, Bandung Juni 2016, April 2015, .4(1):80-95
1(2):1-14
Rusdiana S., B. Wibowo dan L. Praharani.
Hoddi.H.A., M.B.Rombe dan Fahrul. 2011. 2010. Penyerapan Sumberdaya manusia
Analisis pendapatan peternakan sapi dalam analisis fungsi usaha
potong di Kecamatan Tanete Rilau, penggemukan sapi potong rakyat di
Kabupaten Baru, Jurnal Agribisnis pedesaan. Prosiding Seminar Nasional
Unhas September 2011,10(3):98-109. Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2015. Peternakan, Agustus 2010, hal, 20-29.
Peraturan dan Keputusan Menteri
Pertanian Nomor 71/Kpts/OT.210/ Rusdiana, S., dan A. Bamualim. 2010. Memacu
1/2002. 2012. Tentang organisasi dan peningkatan populasi sapi potong dalam
tata kerja lingkup Kementerian upaya peningkatan produksi daging.
Pertanian, Badan Litbang Pertanian dan 2010. Seminar Nasional Balai Besar
Balai Penelitian Ternak. Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian, Tim: Syahrul.B.,
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2018. Agus.M., Argono.R.Setioko., acmat.H.,
Indonesia akan ekspor 800 ribu ternak dan Erizal.J. Bogor, 15-16 oktober 200.
domba pada tahun 2018 [Internet] Hal. 168-177.
[Didownlot tgl, 3 Maret 2018]. Tersedia
dari Rusdiana,S dan Cut.R.Adawiyah. 2013.
http://id.beritasatu.com/agribusiness/artik Permasalahan ekonomi dan sistem
el/2018-ri-akan-ekspor-800-ribu-sapi perekonomian hasil produksi pertanian di
potong//149121. Indonesia. Activita Jurnal
Pemberdayaan Mahasiswa dan
Ilham, U., Hermanto, S., dan D,S, Priyarsono. masyarakat, Agustus 2013, 3(2):263-
2008. Efektivitas kebijakan harga pangan 280.
terhadap ketahanan pangan, Jurnal Agro

68
S. Rusdiana, L. Praharani, D.A. Kusumaningrum : Perbaikan Skala Usaha Sapi Potong…

Rusdiana, S., dan C.R. Adawiyah. 2013. sharing in farmers on plantation area.
Analisis ekonomi dan prospek usaha Proceedings of the 7th AIC-ICRM health
tanaman dan ternak dilahan perkebunan and life Sciences. The Annual
kelapa. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian International Conperence 2017 Syiah
dan Agribisnis SEPA, September 2013, Kuala University, October 18-20, 2017.
10(1):118-131. Banda Aceh Indonesia, Pp. 293-299.

Rusdiana, S., U., Adiati dan R. Hutasoit. 2016a. Rusdiana, S dan Soeharsono.2017b.Program
Analisis ekonomi usaha ternak sapi Siwab untuk meningkatkan populasi
potong berbasis agroekosistem di saapi potong dan nilai ekonomi usaha
Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi dan ternak PSEKP, Forum Agro Ekonomi,
Kebijakan Pertanian. Jurnal Desember 2017, 35(2):125-137.
Agroekonomika Oktober 2016, 5(2):137-
149. Rusdiana,S, Ismail, R. Silaiman, Amiruddin, R,
Daud, Zaenuddin and M. Sabri. 2018.
Rusdiana, S., R. Hutasoit dan J. Sirait. 2016b. The effor of beef needs supplying for
Analisis ekonomi usaha sapi potong di coming years in Indonesia. Syiah Kuala
lahan perkebunan sawit dan karet. University Darusalam Banda Aceh.
Program Studi Agribisnis Fakultas Jurnal International Trop.Vet. Biomeds .
Pertanian, UNS Jurnal Sepa. Pebruari Res. Syiah Kuala University Darusalam
2016, 12(2):146-155 Banda Aceh. Mey 2018, 3(1):48-59.

Rusdiana, S and Soeharsono.2017a. Farmer Suryana.2010. Pengembangan usaha ternak


group performance bali cattle in luwu sapi potong berorientasi agribisnis
district east: the economic analysis. The dengan pola kemitraan. Jurnal Litbang
International Journal Of Trovical Pertanian, Juli 2010, 28 (1):29-39
Veterinery and Biomedical Research,
The Faculty of Veterinery Medicine Sodiq, A. dan M.Budiono.2012. Produktivitas
Syiah Kuala University, May 2017, sapi potong pada kelompok tani ternak di
2(1):18-29. pedesaan. Jurnal Agripet April 2012,
Vol 12(1):28-33
Rusdiana, S dan Soeharsono. 2017b. Analysis
of business efficiency level of beer catle Winarso, B., R. Sajuti, dan C. Muslim. 2005.
in Banggal District of Central Sulawesi. Tinjauan ekonomi ternak sapi potong di
Bulletin of Animal Science, Pebruari Jawa Timur. PSEKP, Jurnal, Forum
42(1):72-79 Penelitian Agro-Ekonomi Juli 2005,
23(1): 61-71.
Rusdiana, S., R. Hutasoit and T. R. Ferasyi.
2017. Beef cattle business by profit

69

You might also like