Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO.

02 DESEMBER 2019

PENGEMBANGAN MEDIA PAPAN INTERAKSI MANUSIA PADA


PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR

Risa Yuliana1, Heri Maria Zulfiati2


SD N Gayamharjo Prambanan1, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa2
Email: Riesa011@gmail.com

Abstract: This research aims to develop a “human interaction board” teaching media for thematic
teaching in the fifth grade of State Elementary School 3 Madusari, Prambanan, Sleman. This is a
research and development study which uses Borg and Gall’s development procedures. A
development which uses these procedures involves 9 stages, namely research and data collection,
planning, initial product development, initial field try out, product revision, operational field try out,
and final product revision. The population of this research are all fifth grade students of State
Elementary School 3 Madusari, Prambanan, Sleman, there were 22 students. The research samples
include all the population. The data collection was conducted by means of questionnaires,
observations, and interviews with the class teacher and five students to determine the situation
during the teaching process. The data analysis used a descriptive quantitative technique. The
research results show that the human interaction board teaching media developed based on Borg
and Gall’s development procedures was feasible to be used. This is based on the score percentage
achieved from the validator and the students. Material validation results percentage from the
lecturer showed a score of 80% with a criterion of feasible to be used. Material validation result
percentage from the class teacher showed a score of 83.33% with a criterion of feasible to be used.
Media validation results percentage from the lecturer showed a score of 77.33% with a criterion of
feasible to be used. Media validation result percentage from the class teacher showed a score of
82.66% with a criterion of feasible to be used. Students scoring percentage achieved during a
limited test showed 93% with a criterion of feasible to be used. During a field try out showed 94%
with a criterion of feasible to be used. Operational field try out showed 94% with a criterion of
feasible to be used.
Keywords: media development, human interaction board, thematic with social science contents.

PENDAHULUAN pelajaran sehingga memberikan pengalaman


Pendidikan merupakan salah satu bermakna.
komponen penting dalam kehidupan manusia. Pembelajaran tematik merupakan salah
Salah satu jenjang pendidikan yang ada di satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu
Indonesia yaitu tingkat Sekolah Dasar. (integrated instruction) yang merupakan
Kesuksesan pendidikan di Sekolah Dasar suatu sistem pembelajaran yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu memungkinkan peserta didik, baik secara
faktor yang berperan penting yaitu peran guru individual maupun kelompok, aktif menggali
pada proses pembelajaran. Hal ini selaras dan menemukan konsep serta prinsip
dengan Undang-Undang Republik Indonesia keilmuan (Rusman, 2015:139). Model
nomor 14 tahun 2005 mengenai pentingnya pembelajaran tematik menggunakan
peranan guru. Pendidikan di Sekolah Dasar pendekatan tematik yang melibatkan beberapa
telah melaksanakan pembelajaran dengan muatan mata pelajaran untuk memberikan
kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran pengalaman bermakna kepada peserta didik
pada kurikulum ini menggunakan dan dalam pelaksanaannya bertolak dari suatu
pembelajaran tematik, yaitu pembelajaran tema yang dipilih dan dikembangkan oleh
yang pada pelaksanaannya menggabungkan guru bersama peserta didik dengan
beberapa muatan mata pelajaran. Menurut memperhatikan keterkaitannya dengan isi
Majiid (2012:80) pembelajaran tematik mata pelajaran (Rusman, 2015:140). Hal ini
adalah pembelajaran terpadu menggunakan selaras dengan pengertian pembelajaran
tema untuk mengkaitkan berberapa muatan tematik secara umum dalam Asrrohan
(2012,86) yaitu pembelajaran yang berangkat

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 365


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

dari sebuah tema, pendekatan pembelajaran Media yang dikembangkan akan


yang menghubungkan berbagai muatan, cara melibatkan peserta didik aktif dalam
pengembangan pengetahuan dengan memberi pembelajaran dan sesuai dengan tahap
stimulant, pembelajaran bermakna. Jadi perkembangannya. Variasi media menurut
pembelajaran tematik adalah pembelajaran Susanto (2013:324) media yang disesuaikan
yang mengintegrasikan beberapa muatan mata dengan kebutuhan peserta didik akan mampu
pelajaran menjadi satu tema, sehingga mengembangkan keterampilan mereka dalam
pemebelajaran ini dapan memberikan berpartisipasi aktif menggunakan media
pengalaman belajar yang bermakna bagi pembelajaran untuk mencapai hasil yang
peserta didik. Hal ini selaras dengan yang maksimal. Arsyad (1997) dalam Hamdani
dikemukakan oleh Daryanto (2014:3), (2011:260) menyatakan bahwa media
Pembelajaran tematik diartikan sebagai pendidikan adalah perantara yang
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengantarkan informasi antar sumber,
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga komponen atau sumber belajar atau wahana
dapat memberikan pengalaman bermakna fisik yang mengandung materi insruksional di
kepada peserta didik. lingkungan siswa yang dapat merangsang
Pengalaman yang bermakna bagi peserta siswa untuk belajar, semua bentuk perantara
didik dapat dibangun dari keadaan yang yang digunakan manusia untuk
merdeka lahir, batin, luhur akal budi serta menyampaikan ide kepada penerima, alat
jasmaninya untuk menjadi manusia yang bantu yang digunakan untuk memperlanacar
berguna dan bertanggung jawab. Salah komunikasi serta seperangkat alat bantu atau
satunya berasal dari mata pelajaran Ilmu pelengkap yang digunakan guru dalam
Pengetahuan Sosial (IPS) yang menjadi salah berkomunikasi dengan siswa.
satu muatan pada pembelajaran tematik. Papan Interaksi Manusia adalah salah
Pembelajaran IPS merupakan aspek penting satu media yang sesuai dengan karakteristik
yang perlu diajarkan di sekolah sehingga peserta didik pada tahap operasional konkret.
pembelajaran IPS dipelajari dari jenjang Media tersebut merupakan media sederhana
sekolah dasar, menengah, atas, hingga yang berbasis media visual. Media ini
perguruan tinggi. Pembelajaran IPS di dikembangkan dengan memperhatikan
Sekolah Dasar merupakan dasar untuk bentuk, ukuran, warna, kesederhanaan dan
melanjutkan pembelajaran di jenjang sekolah keamanan. Media Papan Interaksi Manusia
selanjutnya. Pembelajaran IPS dapat digunakan peneliti untuk mengajarkan materi
mempermudah pemahaman peserta didik interaksi manusia dengan lingkungan serta
karena berkaitan dengan peran guru. Dewasa pengaruhnya terhadap pembangunan sosial,
ini guru tidak hanya dituntut dapat budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia.
memberikan pengetahuan, akan tetapi juga Hasil wawancara pada tanggal 26
memberikan kesempatan kepada peserta didik Oktober 2018 dan observasi awal yang
menemukan sendiri pengetahuannya. Hal ini dilaksanakan pada tanggal 30 dan 31 Oktober
selaras dengan sistem pendidikan yang 2018, sampai dengan tanggal 6 dan 7
dilaksanakan menurut sistem among yang November 2018 ditemukan bahwa peserta
mempunyai dua asas yaitu kodrat alam dan didik kurang tertarik dengan pembelajaran
kemerdekaan yang berarti memberi IPS dikarenakan pada muatan IPS banyak
kebebasan kepada anak didik untuk tumbuh yang harus dibaca dan dihafalkan.
dan berkembang sesuai kodratnya, sedang Penggunaan media oleh guru belum
guru bertindak sebagai fasilitator (Ki Hajar maksimal. Media yang digunakan terbatas
Dewantara, 2013:13). Fasilitator dalam proses pada media berbahan kertas sehingga media
pembelajaran berkaitan dengan ini kurang dapat bertahan lama. Media yang
pengembangkan media ajar yang mampu digunakan belum memaksimalkan peran aktif
menciptakan pembelajaran yang dan kerjasama peserta didik dalam
menyenangkan selama proses belajar di menemukan pengetahuan yang mereka
sekolah dasar. butuhkan. Hal tersebut yang menjadi alasan
peneliti untuk mengembangkan media Papan

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 366


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

Interaksi Manusia pada pembelajaran tematik Pengembangan Media Papan interaksi


bermuatan IPS. Manusia didasarkan pada karakteristik
Pengembangan media Papan Interaksi perkembangan peserta didik kelas V SD.
Manusia diharapkan mampu menarik minat Media Papan Interaksi Manusia berfungsi
dan perhatian peserta didik dalam mengikuti mengkonkretkan materi dan media ini
pembelajaran IPS. Penggunaan media mampu dirancang untuk dapat dimainkan secara
memudahkan peserta didik memahami berkelompok sehingga diharapkan akan
interaksi manusia dengan lingkungan dan tercipta pembelajaran yang menyenangkan.
dampaknya dalam pembangunan. Hal lain Media Papan Interaksi Manusia merupakan
yang diharapkan dalam pengembangan media media sederhana yang berbasis media visual.
ini yaitu mampu memaksimalkan peran Media ini dikembangkan dengan
peserta didik dalam menemukan memperhatikan bentuk, ukuran, warna,
pengetahuannya. Hal ini dimaksudkan agar kesederhanaan dan keamaan sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan selaras diharapkan mampu meningkatkan motivasi
dengan tujuan pendidikan menurut peserta didik untuk belajar serta mampu
Tamansiswa yaitu “membangun anak didik meningkatkan hasil belajar peserta didik
menjadi manusia merdeka lahir batin, luhur Arsyad (2009:107).
akal dan budinya serta sehat jasmani untuk Media Papan Interaksi Manusia
menjadi anggota masyarakat yang berguna dikembangkan karena memiliki beberapa
dan bertanggungjawab atas kesejahteraan keunggulan daripada media lainnya, seperti:
bangsa, tanah air serta manusia pada 1. Media papan interaksi manusia
umumnya” (Ketamansiswaan, 2013:17). merupakan ide baru dalam media
Media pembelajaran mampu pembelajaran.
meningkatkan motivasi peserta didik. Selain 2. Bahan yang digunakan pada media ini
itu, merangsang peserta didik mengingat apa cukup tahan lama dan mudah diperoleh.
yang sudah dipelajari, selain memberikan 3. Guru dapat mengembangan kartu
rangsangan belajar baru. Media yang baik pertanyaan sesuai dengan materi
mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran.
memberikan tanggapan, umpan balik, dan 4. Media ini dirancang supaya peserta didik
mendorong peserta didik untuk melakukan dapat berpartisipasi aktif dalam
praktik – praktik yang benar (Hamdani, pembelajaran serta dapat bekerja dalam
2011:73). kelompok.
Pada penelitian ini, Media Papan 5. Media ini cukup mudah dibuat dan
Interaksi Manusia dikembangkan dengan biaya yang terjangkau.
berdasarkan materi Interaksi manusia dan Selain keunggulan diatas media ini juga
Lingkungan pada KD 3.2 Memahami memiliki kelemahan seperti :
interaksi manusia dengan lingkungan serta 1. Pengembangan media membutuhkan
pengaruhnya terhadap pembangunan sosial, bantuan profesional ahli untuk
budaya dan ekonomi masyarakat Indonesia mengembangkan media.
dan 4.2 Menceritakan interaksi manusia 2. Pengembangan media membutuhkan
dengan lingkungan serta pengaruhnya waktu yang lebih lama.
terhadap pembangunan sosial, budaya dan 3. Kartu pertanyaan belum mencakup semua
ekonomi masyarakat Indonesia. Menurut muatan pembelajaran.
Piaget dalam (Susanto, 2013:78) ,karakteristik
peserta didik usia SD yaitu masih berada pada METODE
tahap operasional konkret, masih senang Penelitian ini menggunakan jenis
untuk bermain dan berkelompok. Usia anak penelitian dan pengembangan (research and
usia SD berkisar antara 6-12 tahun development). Sugiyono (2016:297)
didalamnya terdapat anak kelas V . Maka berpendapat bahwa metode penelitian yang
dengan kata lain peserta didik kelas V SD digunakan untuk menghasilkan produk
juga memiliki karakteristik yang sudah tertentu, dan menguji kefektifan produk
disebutkan. tersebut. Sedangkan menurut Gay, Mills, dan

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 367


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

Arirasian (2009:18) dalam Emzir (2015:263) No Prosedur Keterangan


menyatakan bahwa pada bidang pendidikan Pengembangan
tujuan utama penelitian dan pengembangan validator.
bukan untuk merumuskan atau menguji teori, 6 Uji Coba Peneliti melaksanakan uji
tetapi untuk mengembangankan produk- Lapangan coba lapangan utama
produk yang efektif untuk digunakan di Utama dengan 10 peserta didik
kelas V SDN Madusari 3
sekolah. Prambanan Sleman. Peserta
Tabel 3.1. Prosedur pengembangan papan didik dipilih secara acak
interaksi manusia dan dilanjutkan pengisian
Borg dan Gall dalam (Emzir, 2015:271) angket respon peserta didik
No Prosedur Keterangan terhadap media papan
Pengembangan niteraksi manusia.
1 Penelitian dan Penelitian ini bertujuan 7 Revisi Produk Peneliti melakukan
pengumpulan untuk mengembangan operasional perbaikan produk
data media pembelajaran yang berdasarkan data yang
sesuai pada pembelajaran diperoleh dari uji coba
tematik bermuatan IPS. lapangan utama dan saran
Pengumpulan data yang disampaikan oleh
dilakukan dengan observasi validator.
kelas, wawancara guru 8 Uji coba Peneliti melaksanakan uji
kelas, kepala sekolah serta lapangan coba lapangan utama ada 21
beberapa peserta didik kelas operasional peserta didik dikelas V
V SDN Madusari 3 SDN Madusari 3
Prambanan Sleman. Prambanan Sleman. Peserta
2 Perencanaan Peneliti menentukan tujuan didik diajak untuk bermain
media, merancang desain sambil belajar secara
media yang akan berkelompok dengan
dikembangkan, menggunakan papan
mempersiapkan alat dan interaksi manusia. Kegiatan
bahan pembuatan media akan dilanjutkan pengisian
serta menyiapkan angket respon peserta didik
pertanyaan yang akan terhadap media papan
diujikan pada siswa. interaksi manusia.
3 Pengembangan Peneliti membuat media 9 Revisi Produk Peneliti melaksanakan
bentuk awal Papan Interaksi Manusia akhir revisi produk akhir terhadap
produk perencanaan yang sudah media dan materi pada
disusun. Peneliti melakukan papan interaksi manusia.
validasi media dan materi. Apabila revisi tahap akhir
Validator 1 oleh Dosen telah dilaksanakan maka
PGSD UST dan validator 2 papan interaksi manusia
dari Guru kelas V SDN dinyatakan layak sebagai
Madusari 3 Prambanan media pembelajaran di
Sleman. kelas V SDN Madusari 3
4 Uji coba Peneliti melaksanakan uji Prambanan Sleman pada
lapangan awal coba lapangan awal dengan pembelajaran tematik
4 peserta didik kelas V bermuatan IPS.
SDN Madusari 3 10 Desminasi dan Peneliti tidak melaksanakan
Prambanan Sleman. Peserta Implementasi tahap ini dikarenakan
didik dipilih secara random keterbatasan sumber daya
5 Revisi produk Peneliti melakukan dan kemampuan peneliti.
perbaikan produk
berdasarkan data yang Menurut Sugiyono (2016:302), validasi
diperoleh dari uji coba merupakan proses kegiatan untuk menilai
lapangan awal dan saran
apakah rancangan produk akan lebih efektif
yang disampaikan oleh
dari yang lama atau tidak. Validasi produk

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 368


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

dapat dilakukan dengan beberapa ahli atau rencana pembuatan produk dengan
tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk mempersiapkan alat dan bahan, materi serta
menilai produk baru yang diarancang rencana program pembelajaran. Tahap ketiga,
tersebut. Validasi dalam pengembangan pengembangan bentuk awal dari produk
media dibagi menjadi dua yaitu validasi ahli media papan interaksi manusia serta validasi
media dan validasi ahli materi. Langkah materi dan validasi media yang dilakukan
selanjutnya setelah validasi yaitu uji coba oleh para ahli.
produk. Produk yang akan diujicobakan pada Validator materi terdiri dari satu dosen
peserta didik kelas V. Uji coba produk akan PGSD UST dan satu guru kelas V SDN
dilakukan melalui tiga tahap yaitu uji coba Madusari 3 Prambanan Sleman. Presentase
lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan hasil validasi materi dari dosen menunjukkan
uji coba lapangan operasional. angka 80% dengan kriteria layak digunakan.
Penelitian Pengembangan media papan Presentase hasil validasi dari guru kelas
interaksi manusia dilakukan di SDN Madusari diperoleh angka 83,33% dengan kriteria layak
3 Prambanan Sleman yang beralamatkan di digunakan.Validator media terdiri dari satu
Sembir, Madurejo, Prambanan, Sleman dan dosen PGSD UST dan satu guru kelas V SDN
sekolah terakreditasi A. Sekolah memiliki 6 Madusari 3 Prambanan Sleman. Presentase
kelas. Populasi dan sampel meliputi seluruh hasil validasi materi dari dosen menunjukkan
peserta didik kelas V SDN Madusar 3 angka 77,33% dengan kriteria layak
Prambanan Sleman. Jenis data pada digunakan. Presentase hasil validasi dari guru
penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kelas diperoleh angka 82,66% dengan kriteria
kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari layak digunakan.
peniliaian angket oleh ahli media, ahli materi, Produk dari media yang dikembangkan
serta subjek penelitian. Sedangkan data selanjutnya diuji cobakan kepada peserta
kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara didik melalui tiga tahap yaitu : uji coba
serta tanggapan dari ahli media, ahli materi lapangan terabatas, uji coba lapangan utama
dan siswa. dan uji coba lapangan operasional. Pada
Teknik pengumpulan data pada penelitian setiap uji coba peserta didik memberikan
ini dengan observasi, wawancara dan Angket penilaian terhadap media yang
yang ditujukan kepada peserta didik, ahli dikembangkan. Presentase penilaian yang
media dan ahli materi. Instrumen yang diperoleh pada saat uji terbatas yaitu 93%
digunakan pada penelitian ini adalah angket dengan kategori layak digunakan. Pada saat
ahli media, angket ahli materi, dan angket uji coba lapangan utama diperolah hasil 94%
tanggapan subjek penelitian. Kisi – kisi dengan kriteria layak digunakan. Uji coba
instrumen untuk validasi media lapangan operasionalmenghasilkan nilai
dikembangkan berdasarkan prinsip media presentase 94% dengan kriteria layak
visual. digunakan. Peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa media papan interaksi manusia layak
HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan sebagi media pemebelajaran
Deskripsi Hasil Pengembangan Produk tematik bermuatan IPS di kelas V.
Pengembangan media papan interaksi
manusia ini berdasarkan pada model Borg and Pembahasan
Gall. Hal ini selaras dengan apa yang sudah Media papan interaksi manusia
dipaparkan pada bab III. Pengumpulan data dikembangkan berdasarkan temuan masalah
dilakukan di kelas V SDN Madusari 3 yang ada di kelas V SDN Madusari 3
Prambanan Sleman. Tahap pertama yang Prambanan Sleman. Peneliti akan membatasi
dilakukan peneliti yaitu observasi kelas pada masalahan pada belum maksimalnya
saat pembelajaran tematik bermuatan IPS. pengembangan media untuk pembelajaran
Selanjutnya wanwancara pada guru kelas dan tematik bermuatan IPS. Padalah media
beberapa peserta mengenai pelaksanaan merupakan salah satu unsur yang penting
pembelajaran tematik bermuatan IPS di kelas dalam pembelajaran. Media pembelajaran
V. Tahap kedua yaitu perencanaan, meliputi sangat membantu keaktifan proses

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 369


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

pembelajran dan penyampaian pesan (Azhar ahli materi. Validator materi terdiri dari dua
Arsyad, 2009:16). Media seharusnya juga ahli yaitu Dosen PGSD UST dan guru kelas V
dapat mengatifkan siswa dan menciptakan SDN Madusari 3 Prambanan Sleman.
pemebelajaran menjadi lebih Validator media juga terdiri dari dua ahli
menyenangkan.Selain masalah media yang yaitu, Dosen PGSD UST dan guru kelas V
muatan IPS dalam pembelajaran tematik tak SDN Madusari 3 Prambanan Sleman.
luput dari keluhan para peserta didik. Pada tahap validasi materi oleh dosen
Berdasarkan data wawancara peserta didik diperoleh presentase nilai sebesar 80%
diperoleh bahwa sebagian peserta didik dengan kriteria “layak digunakan”. Presentase
kurang menyukai muatan IPS. Hal ini nilai dari guru kelas sebesar 83,33% dengan
dikarenakan muatan IPS harus banyak kriteria “layak digunakan”. Sedangkan
menghafal informasi dari suatu bacaan. validasi media oleh dosen PGSD diperoleh
Peserta didik merasa jenuh jika hanya duduk presentase nilai sebesar 77,33% dengan
diam dan mendengar penjelasan guru. kriteria “layak digunakan”. Sedangkan, oleh
Peserta didik di Sekolah Dasar memiliki guru kelas V sebesar 82,66 dengan kriteria
karakteristik yaitu masih berada pada tahap “layak digunakan”.
operasional konkret, masih senang untuk Tahapan setelah media tervalidasi
bermain dan berkelompok. Usia anak usia SD adalah uji coba produk. Ujicoba produk
berkisar antara 6-12 tahun didalamnya dilakukan dalam tiga tahap yaitu, uji coba
terdapat anak kelas V. Maka dengan kata lain lapangan awal, uji coba lapangan utama dan
peserta didik kelas V SD juga memiliki uji coba operasional. Uji coba lapangan awal
karakteristik yang sudah disebutkan. terdiri dari 5 peserta didik. Berdasarkan uji ini
Pengembangan Media Papan interaksi diperoleh presentase nilai sebesar 93%
Manusia didasarkan pada karakteristik dengan kriteria layak digunakan. Uji coba
perkembangan peserta didik kelas V SD lapangan utama terdiri dari 10 peserta didik.
tersebut. Media Papan Interaksi Manusia Berdasarkan uji ini diperoleh presentase nilai
berfungsi mengkonkretkan materi dan media sebesar 94% dengan kriteria layak digunakan.
ini dirancang untuk dapat dimainkan secara Uji coba lapangan operasional terdiri dari 22
berkelompok sehingga diharapkan tercipta peserta didik. Berdasarkan uji ini diperoleh
pembelajaran yang lebih menyenangkan. presentase nilai sebesar 94% dengan kriteria
Media papan interaksi manusia layak digunakan.
dikembangkan dengan prinsip visual. Berdasarkan hasil ujicoba tidak semua
Komponen dari media ini dirancang dengan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan
warna dan bentuk yang menarik perhatian jumlah subjek yang dari pengambilan uji coba
peserta didik. Komponen dari media ini juga berbeda. Hasil yang didapatkan dari
bersifat aman untuk digunakan oleh pesrta penelitian ini adalah media “Papan Interaksi
didik di kels V SD. Pengembangan media ini Manusia” layak digunakan pada pembelajaran
menggunakan model Borg dan Gall. Pada tematik bermuatan IPS kelas V di sekolah
pengembangan model ini terdiri dari 10 tahap dasar.
pengembangan. Peneliti hanya melakukan
sampai dengan tahap ke-9 dengan alasan PENUTUP
keterbatasan peneliti.Tahap pertama adalah Bentuk pengembangan papan interaksi
tahap penelitian dan pengumpulan data. manusia pada pembelajaran tematik dikelas V
Tahap kedua adalah perencanaan, meliputi SDN Madusari 3 Prambanan Sleman
rencana pengembangan produk dan materi. menunjukkan bahwa, media papan interaksi
Tahap ketiga mulai dengan pengembangan manusia yang dikembangkan dengan model
bentuk awal produk. Pengembangan ini Borg dan Gall sudah dapat dinyatakan layak
didasarkan pada prinsip visual yaitu digunakan. Hal ini didasarkan pada presentase
kesederhanaan, keterpaduan, penekanan, nilai yang diperoleh dari validator dan peserta
keseimbangan, bentuk, garis dan warna. didik. Presentase hasil validasi materi dari
Pada tahap ini produk yang dosen menunjukkan angka 80% dengan
dikembangkan divalidasi oleh ahli media dan kriteria layak digunakan. Presentase hasil

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 370


JURNAL TAMAN CENDEKIA VOL. 03 NO. 02 DESEMBER 2019

validasi dari guru kelas diperoleh angka Arsyad, A. 2009. Media Pembelajaran.
83,33% dengan kriteria layak digunakan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Presentase hasil validasi materi dari dosen Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik
menunjukkan angka 77,33% dengan kriteria Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum
layak digunakan. Presentase hasil validasi 2013). Yogyakarta: Gava Media.
dari guru kelas diperoleh angka 82,66% Emzir. 2015. Metodelogi Penelitian
dengan kriteria layak digunakan.Presentase Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo
penilaian yang diperoleh pada saat uji terbatas Persada.
yaitu 93% dengan kategori layak digunakan. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.
Pada saat uji coba lapangan utama diperoleh Bandung: Pustaka Setia.
hasil 94% dengan kriteria layak digunakan. Majid, A. 2012. Pembelajaran Tematik
Uji coba lapangan operasional menghasilkan Terpadu. Bandung: PT. Remaja
nilai presentase 94% dengan kriteria layak Rosdakarya.
digunakan. Media papan interaksi mampu Ki Hajar Dewantara. 2013. Pemikiran
menciptakan susasana pembelajaran yang Konsepsi Keteladanan Sikap Merdeka.
menyenangkan. Para siswa dapat bermain Yogyakarta: UST Press.
sambil belajar. Media tersebut memberikan Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik
pengalaman baru kepada para siswa dan Terpadu. Jakarta: PT Rajagrafindo
mempermudah siswa mendapatkan Persada.
pengetahuan belajarnya. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
Pengembangan papan interaksi manusia Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D.
pada pembelajaran tematik kelas V SDN Bandung: CV Alfabeta.
Madusari 3 Prambanan Sleman mengandung Susanto, A. 2013. Teori Belajar Dan
implikasi bahwa pengembangan media ini Pembelajaran di Sekolah Dasar.
diharapkan mampu menambah alternatif Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
pembelajaran yang menyenangkan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
pengembangan media diharapkan menjadi 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
salah satu alternatif untuk mengaktifkan
peserta didik dalam proses pembelajaran,
pengembangan media dapat menjadi salah
satu upaya peningkatan kualitas pendidikan
di sekolah dan penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan bagi peneliti yang akan
datang.
Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh, maka saran yang diberikan peneliti
adalah bagi guru, media papan interaksi
manusia dapar digunakan pada saat
pembelajaran tematik bermuatan IPS atau
dapat dikembangkan untuk semua muatan
pembelajaran dengan pengembangan kartu
pertanyaan. Bagi siswa, Mampu
menggunakan dan memanfaatkan media
papan interkasi manusia dengan baik. Bagi
peneliti selanjutnya, Media papan interaksi
manusia dapat diteliti keefektifannya dalam
hal prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Asrrohan, A. K. 2012. Pembelajaran Tematik.
Jakarta: Rajawali Press.

p-ISSN:2579 – 5112 | e-ISSN: 2579 – 5147 371

You might also like