Professional Documents
Culture Documents
Contoh - Jurnal Tesis Untuk Dipelajari
Contoh - Jurnal Tesis Untuk Dipelajari
39
Kementerian Perhubungan
E-mail: dimasbayu635@gmail.com
Abstract :
The purpose of this thesis was to examine the jurisdiction and authority Bakamla in law enforcement at
sea and assess the legal consequences of the establishment of Maritime Security Agency (Bakamla) based
on Act No. 17 of 2008 on Shipping.
This research method using normative law research, researchers collecting legal facts, then inventoried
and identified and analyzed. The approach used is statute approach, historical approach, and conceptual
approach. The use of these approaches tailored to the needs.
According to the research that: First, jurisdiction and authority Bakamla in law enforcement at sea is
based on the task Bakamla set on the provisions contained in Article Article 61 of Law Number 32 Year
2014 concerning the Marine, which reads Security Agency Seafood has the task of patrolling the security
and safety in the territorial waters of Indonesia and the Indonesian jurisdiction. It is clear Bakamla only
patrol duty. No specific tasks that can be performed by Bakamla. Bakamla can not be equated with the
Indonesian Sea and Coast Guard in mandated by the Shipping Law. The Agency is a civilian agency that
securing and enforcing the law of the sea that are non-military or Constabulary function as practiced by
Japan. Second, the legal result of the establishment of Maritime Security Agency (Bakamla) based on
Law No. 17 of 2008 is that there is overlap between the Shipping Law and the Law of Maritime even
contradictory. Bakamla formation at the Marine Act is still open space overlapping authority.
Abstrak :
Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk mengkaji mengenai yuridiksi dan kewenangan Bakamla
dalam penegakan hukum di laut dan mengkaji akibat hukum pembentukan Badan Keamanan Laut
(Bakamla) berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif, peneliti melakukan pengumpulan
fakta hukum, kemudian diinventarisir dan diidentifikasi kemudian dianalisis. Pendekatan yang digunakan
yaitu pendekatan peraturan Perundang-undangan (statutory approach), pendekatan historis (historical
approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Penggunaan pendekatan-pendekatan
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan.
Menurut hasil penelitian bahwa: Pertama, Yuridiksi dan kewenangan Bakamla dalam penegakan hukum
di laut adalah berdasarkan tugas Bakamla diatur pada ketentuan yang terdapat pada pasal Pasal 61
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, yang berbunyi Badan Keamanan Laut
mempunyai tugas melakukan patroli keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan
wilayah yurisdiksi Indonesia. Sangat jelas tugas Bakamla hanya melakukan patroli. Tidak ada tugas
spesifik yang dapat dilakukan oleh Bakamla. Bakamla tidak dapat dipersamakan dengan Indonesia Sea
and Coast Guard yang di amanatkan oleh UU Pelayaran. Badan tersebut merupakan badan sipil yang
mengamankan dan menegakkan hukum di laut yang bersifat nonmiliter atau constabulary function seperti
yang dipraktikan oleh Negara Jepang. Kedua, Akibat hukum pembentukan Badan Keamanan Laut
(Bakamla) berdasarkan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 adalah terdapat tumpang-tindih antara
UU Pelayaran dan UU Kelautan bahkan bertolak belakang. Pembentukan Bakamla di Undang-Undang
Kelautan masih membuka ruang adanya tumpang tindih wewenang.