Tugas Reading

Buku Kesehatan

(Coronavirus, nursing triage, Fundamentals of Applied

Pathophysiology)

Musdalifah Nola Wulandari

1830702016
ii
BACAAN 1

CORONAVIRUS OUTBREAK

Human cause SARS—or severe acute respiratory syndrome. These

three have been with us since the first coronavirus outbreak of 2002. That
was followed by the second coronavirus outbreak in 2012. And the 2019
coronavirus outbreak is the third of its kind. Simply put, all three
outbreaks are essentially caused by three different respiratory (or SARS)
coronaviruses. As tabulated above, these three coronaviruses then ought
to have been systematically named as such in a clear and logical manner
as proposed by Professor FAROOQ. But, the WHO seems to have totally
gone bananas and even failed to accomplish the simplest of all tasks it is
charged with.

The first ever coronavirus outbreak occurred in 2002 and was

fittingly named "SARS". When the next coronavirus outbreak occurred in
2012, it should have been named "SARS2"—and the 2002 SARS should
have been retrospectively called "SARS1". Now, with the latest
coronavirus outbreak, one did not need to be a rocket scientist to name it
"SARS3". Likewise, the coronaviruses causing these outbreaks ought to
have been systematically named by simply tagging the shorthand COV for
coronavirus to the tail of the disease that they cause. Thus, we have
SARS1-COV, SARS2-COV, and SARS3-COV. It is noteworthy that the
three SARS coronaviruses are distinct species in their own right although
they all belong to the betasubfamily of coronaviruses. To add salt to
wounds, the WHO has recommended that the coronavirus responsible for
COVID19 ought to be referred to as “SARS-COV2”! Unbelievable! By
its very own admission, the WHO agrees that the pathogen responsible for
COVID19 is related to SARS1-COV that first arrived on our shores back
in 2002. If so, then why not stick with the same systematic approach and
name the new coronavirus outbreak as an extension of the earlier SARS?

Why did the WHO name the ongoing outbreak as COVID19 when
it should have been called SARS3? Why coin a new term that not only

1
fails to capture the enormity of the new coronavirus outbreak but also
misleads others? Even worse, why was the 2012 coronavirus outbreak
named "MERS"shorthand for Middle Eastern Respiratory Syndrome? In
particular, the MERS nomenclature diametrically cuts through the
guidelines of the WHO itself. Why name a disease after a region or a
group of people? Does this not constitute utter bigotry and racist behavior?
To be clear, there is nothing Middle-Eastern about MERS. It is just as
capable, if not more, of causing life-threatening severe infections of the
respiratory tract as the other two coronaviruses irrespective of one's ethnic
group or geographic region. But, there is more to this story than meets the
eye. By naming the ongoing crisis as COVID19, the WHO is trying to
portray it as the first of its kind. Yet, COVID19 is the third major
coronavirus outbreak over the past two decades since the turn-of-the-
century.

The other two being the 2002 SARS, and the 2012 MERS. To say
that the WHO is trying to play down and cover up the significance of the
ongoing outbreak from the public psyche and awareness would be a huge
understatement. Indeed, the WHO has been embroiled in controversies
ever since its foundation in 1948. Adding another one to its name should
then hardly come as a surprise. By avoiding to systematically name the
ongoing coronavirus outbreak as SARS3, the WHO is trying to minimize
the backlash and keep the public in the dark. How, for example, the WHO
and its backers would defend themselves in the event that the public
became outraged upon learning that SARS3 could have altogether been
averted had lessons from SARS1 and SARS2 been learned? Indeed, a vast
majority of people perceive the new coronavirus outbreak as something
out of nowhere when that is hardly the case. That they cannot even
connect the dots—ie this is the third coronavirus outbreak since 2002 not
the first—is hardly surprising. The WHO’s preposterous nomenclature
only adds to their state of confusion. Even worse, a growing number of
people believe that the new coronavirus outbreak is a conspiracy
concocted by the ruling elites to change the world order.

The WHO’s incompetence not only added fuel to the raging fire
but the public’s misplaced perception works to its advantage as it shifts the

2
blame squarely on others rather than itself for mishandling the coronavirus
outbreak. Notably, under pressure from the Chinese regime, the WHO
failed to sound the alarm about the risks of the new coronavirus outbreak
in a timely manner. While the world was being plunged into crisis as
early as midJanuary 2020, it was not until mid-March that the WHO
finally came to its senses and declared the new coronavirus a pandemic. In
fact, while many authorities around the globe were advising against non-
essential travel as early as late-January 2020, the WHO maintained its
counter-advisory of there being no risks associated with international
travel well into March 2020. To say that WHO has the blood of thousands
on its hands would be to put it lightly. To add insult to injury, the WHO
also misled the public by erroneously naming the new coronavirus
pandemic such that it would not garner much attention and scrutiny so as
to prolong its propaganda and corruption at the expense of public money
from across the globe. Such a despicable act constitutes nothing short of a
botched-and-bungled cover-up like many before it. It is time to cut off
funding and dismantle what is a deeply dysfunctional and incompetent
organization gung-ho on misleading the public-at-large.

TERJEMAHAN

WABAH VIRUS CORONA

Penyebab SARS pada manusia — atau sindrom pernapasan akut

yang parah. Ketiganya telah bersama kita sejak wabah virus korona
pertama tahun 2002. Itu disusul wabah virus korona kedua pada tahun
2012. Dan wabah virus korona 2019 adalah yang ketiga dari jenisnya.
Sederhananya, ketiga wabah pada dasarnya disebabkan oleh tiga virus
korona pernapasan (atau SARS) yang berbeda. Seperti yang ditabulasikan
di atas, ketiga virus korona ini seharusnya diberi nama secara sistematis
sedemikian rupa dengan cara yang jelas dan logis seperti yang
dikemukakan oleh Profesor FAROOQ. Tapi, WHO tampaknya telah
benar-benar mati-matian dan bahkan gagal menyelesaikan tugas paling
sederhana yang dibebankan padanya. 

3
 Wabah virus korona pertama terjadi pada tahun 2002 dan dengan
tepat dinamai "SARS". Ketika wabah virus korona berikutnya terjadi pada
tahun 2012, seharusnya dinamai "SARS2" —dan SARS tahun 2002
seharusnya secara retrospektif disebut "SARS1". Sekarang, dengan wabah
virus korona terbaru, seseorang tidak perlu menjadi ilmuwan roket untuk
menamakannya "SARS3". Demikian pula, virus korona yang
menyebabkan wabah ini seharusnya diberi nama secara sistematis hanya
dengan menandai singkatan COV untuk virus korona di bagian ekor
penyakit yang mereka sebabkan. Jadi, kami memiliki SARS1-COV,
SARS2-COV, dan SARS3-COV. Patut dicatat bahwa ketiga virus corona
SARS adalah spesies berbeda dalam dirinya sendiri meskipun mereka
semua termasuk dalam subfamili betas dari virus corona. Untuk
menambahkan garam ke luka, WHO telah merekomendasikan bahwa virus
korona yang bertanggung jawab untuk COVID19 harus disebut sebagai
"SARS-COV2"! Luar biasa! Dengan pengakuannya sendiri, WHO setuju
bahwa patogen yang bertanggung jawab atas COVID19 terkait dengan
SARS1-COV yang pertama kali tiba di pantai kita pada tahun 2002. Jika
demikian, mengapa tidak tetap menggunakan pendekatan sistematis yang
sama dan menamai wabah virus corona baru sebagai perpanjangan dari
SARS sebelumnya? 

Mengapa WHO menyebut wabah yang sedang berlangsung

sebagai COVID19 padahal seharusnya disebut SARS3? Mengapa
menciptakan istilah baru yang tidak hanya gagal menangkap dahsyatnya
wabah virus korona baru tetapi juga menyesatkan orang lain? Lebih buruk
lagi, mengapa wabah virus korona 2012 dinamai "MERS" —singkatan
dari Middle East Respiratory Syndrome? Secara khusus, nomenklatur
MERS secara diametral memotong pedoman WHO itu sendiri. Mengapa
menamai suatu penyakit setelah suatu wilayah atau sekelompok orang?
Bukankah ini merupakan sikap fanatik dan rasis? Untuk lebih jelasnya,
tidak ada Timur Tengah tentang MERS. Itu sama mampu, jika tidak lebih,
menyebabkan infeksi parah yang mengancam jiwa pada saluran
pernapasan seperti dua virus corona lainnya terlepas dari kelompok etnis
atau wilayah geografis seseorang. Tapi, ada lebih banyak cerita ini
daripada yang terlihat. Dengan menyebut krisis yang sedang berlangsung

4
sebagai COVID19, WHO mencoba menggambarkannya sebagai yang
pertama dari jenisnya. Namun, COVID19 adalah wabah virus korona
besar ketiga selama dua dekade terakhir sejak pergantian abad. 

Dua lainnya adalah SARS 2002, dan MERS 2012. Untuk

mengatakan bahwa WHO sedang mencoba untuk mengecilkan dan
menutupi pentingnya wabah yang sedang berlangsung dari jiwa dan
kesadaran publik akan menjadi pernyataan yang sangat meremehkan.
Memang, WHO telah terlibat dalam kontroversi sejak didirikan pada tahun
1948. Menambahkan yang lain ke namanya seharusnya tidak
mengejutkan. Dengan menghindari secara sistematis menamai wabah
virus korona yang sedang berlangsung sebagai SARS3, WHO mencoba
meminimalkan reaksi negatif tersebut dan menjaga publik tetap dalam
kegelapan. Bagaimana, misalnya, WHO dan pendukungnya akan membela
diri jika publik menjadi marah setelah mengetahui bahwa SARS3 dapat
dicegah jika pelajaran dari SARS1 dan SARS2 telah dipelajari? Memang,
sebagian besar orang menganggap wabah virus korona baru sebagai
sesuatu yang entah dari mana, padahal itu bukan masalahnya. Bahwa
mereka bahkan tidak dapat menghubungkan titik-titiknya — yaitu, ini
adalah wabah virus korona ketiga sejak 2002, bukan yang pertama —
tidaklah mengejutkan. Nomenklatur WHO yang tidak masuk akal hanya
menambah kebingungan mereka. Lebih buruk lagi, semakin banyak orang
yang percaya bahwa wabah virus Corona baru adalah konspirasi yang
dibuat oleh elit penguasa untuk mengubah tatanan dunia. 

Ketidakmampuan WHO tidak hanya menambah bahan bakar ke

api yang mengamuk tetapi persepsi publik yang salah tempat bekerja
untuk keuntungannya karena itu mengalihkan kesalahan tepat pada orang
lain daripada dirinya sendiri karena salah menangani wabah virus corona.
Khususnya, di bawah tekanan dari rezim Tiongkok, WHO gagal
memberikan peringatan tentang risiko wabah virus korona baru pada
waktu yang tepat. Sementara dunia sedang jatuh ke dalam krisis pada
pertengahan Januari 2020, baru pada pertengahan Maret WHO akhirnya
sadar dan menyatakan virus corona baru sebagai pandemi. Faktanya,
sementara banyak otoritas di seluruh dunia menasihati agar tidak

5
melakukan perjalanan yang tidak penting pada akhir Januari 2020, WHO
mempertahankan kontra-nasihatnya bahwa tidak ada risiko yang terkait
dengan perjalanan internasional hingga Maret 2020. Untuk mengatakan
bahwa WHO telah darah ribuan di tangannya bisa dianggap enteng. Untuk
menambah penghinaan terhadap cedera, WHO juga menyesatkan publik
dengan secara keliru menamai pandemi virus corona baru sedemikian rupa
sehingga tidak akan menarik banyak perhatian dan pengawasan sehingga
dapat memperpanjang propaganda dan korupsinya dengan mengorbankan
uang publik dari seluruh dunia. Tindakan keji seperti itu tidak lain
merupakan penutup-nutupan yang gagal dan ceroboh seperti banyak orang
sebelumnya. Sudah waktunya untuk menghentikan pendanaan dan
membongkar apa yang merupakan organisasi yang sangat tidak berfungsi
dan tidak kompeten yang terus-menerus menyesatkan publik pada
umumnya.

QUESTIONS :

1. When did the corona virus first occur?

2. In what year did the corona virus appear for the second time?
3. In 2002 the corona virus was given the name?
4. What is the name of the corona virus outbreak in 2012?
5. 3. Who named the 2019 Coronavirus outbreak as Covid-19?
6. WHO has conveyed that the corona virus which is responsible for
COVID19 is called?
7. The corona virus attacks the human body system parts?
8. What does MERS stand for?
9. What is WHO doing to avoid systematically naming the ongoing
coronavirus outbreak SARS3?
10. Why did WHO give the name of the corona outbreak in 2019 with
Covid 19?

PERTANYAAN :

6
 1. Kapan pertama kali virus corona terjadi?
2. Pada tahun berapa virus corona muncul yang kedua kalinya?
3. Pada tahun 2002 wabah virus corona diberi nama?
4. Apakah nama wabah virus corona pada tahun 2012?
5. 3. Siapakah yang memberi nama wabah virus Corona tahun 2019
sebagai Covid-19?
6. WHO telah merekomendasikan bahwa virus korona yang
bertanggung jawab untuk COVID19 yang disebut?
7. Virus corona menyerang sistem tubuh manusia bagian?
8. Apakah kepanjangan dari MERS?
9. Apa yang dilakukan WHO untuk menghindari secara sistematis
menamai wabah virus korona yang sedang berlangsung sebagai
SARS3?
10. Mengapa WHO memberikan nama wabah corona pada tahun 2019
dwngan Covid 19?

BACAAN 2

FAST FACTS FOR THE TRIAGE NURSE

Triage is a dynamic process. The word triage is derived from the

French verb trier, which means “to sort.” A person can be triaged any-
where, at any time, with only a moment’s notice. A patient may be triaged
in the ambulance bay, hospital parking lot, or on the floor of the waiting
room. Triage is not isolated to one location but rather is a process; patients
are sorted upon arrival and re-sorted frequently throughout their stay.
Many practicing triage nurses find they infor-mally triage patients all day
long. This assessment takes place in the grocery store, health club, and
while riding the elevator at work. Con-sider the person you see in the
grocery store checkout line wearing flip flops. The pitting edema
protruding beyond the flip flop straps is hard to miss. You begin to scan

7
the person from head to toe. You focus on his or her respiratory effort and
wonder what the pulse oximetry and heart rate might reveal. This practice
of performing spontaneous assessments all day long develops as a habit
for nurses and translates to valuable skills that can be utilized in the triage
work setting. The goal of the triage nurse is to determine:

•How sick is the patient?

•How quickly does the patient need to be seen (determined by acu-ity

level)?

Many health care facilities have a designated “triage room.” This

location is merely that— a room in which to store needed supplies that
serves as a functional location for triage when the time is appropri-ate.
However, the triage room must never be misinterpreted as the only place
triage can occur. Triaging patients in the most appropriate setting and
getting each patient to the right treatment location in the time frame
necessary to promote best outcomes is a vital aspect of the triage nurse’s
role.

RECOMMENDED QUALIFICATIONS OF A TRIAGE NURSE

Before orienting to triage, the orientee and leadership or education team
should determine if recommended qualifications to work in triage have
been met. According to the Emergency Nurses Associa-tion (ENA; 2011),
time as an ED nurse is not the determining fac-tor for being qualified for
triage; rather, experience in conjunction with formalized triage training,
certifications, and specific qualities is recommended.

Qualifi cations
Recommended qualifications include (but are not limited to):
•Registered nurse
•Completion of a formalized triage training program
•Completion of a clinical orientation to triage with a dedicated
•Exceptional interpersonal, communication, and leadership skills

•Ability to multitask, collaborate, and work under stress

8
 •Solid clinical and physical assessment skills

•Strong critical thinking and interviewing skills

•Ability to educate, delegate, and demonstrate sensitivity to cultural

awareness

•For pediatric triage, an understanding of growth and development

principles

•Understanding of facility policies and procedures, departmental flow,

and treatment areas

Although ENA does not recommend a specific number of years of

experience before orienting to triage, some triage education compa-nies
and facilities suggest a minimum of one year’s experience at that specific
facility before embarking on triage orientation.

COURSES AND CERTIFICATIONS

Courses and certifications that support the nurse in preparing for the triage
role include:

•Certified emergency nurse (CEN)

•Certified pediatric emergency nurse (CPEN)

•Basic life support (BLS)

•Basic disaster life support (BDLS)

•Advanced cardiac life support (ACLS)

•Advanced disaster life support (ADLS)

•Emergency nurse pediatric course (ENPC)

•Pediatric advanced life support (PALS)

•Geriatric emergency nurse education (GENE)

9
 •Trauma nurse core course (TNCC)

•Other courses mandated by your organization or governing agencies

TERJEMAHAN:
Triase adalah proses yang dinamis. Kata triase berasal dari kata
kerja Prancis trier, yang berarti "mengurutkan". Seseorang dapat
diprioritaskan di mana saja, kapan saja, hanya dengan pemberitahuan
sesaat. Seorang pasien dapat diprioritaskan di ruang ambulans, tempat
parkir rumah sakit, atau di lantai ruang tunggu. Triase tidak diisolasi ke
satu lokasi tetapi lebih merupakan suatu proses; pasien disortir pada saat
kedatangan dan disortir ulang sesering mungkin selama mereka tinggal.
Banyak perawat triase yang berlatih menemukan bahwa mereka secara
informal melakukan triase pasien sepanjang hari. Penilaian ini dilakukan
di toko bahan makanan, klub kesehatan, dan saat naik lift di tempat kerja.
Pertimbangkan orang yang Anda lihat di antrean kasir toko bahan
makanan yang mengenakan sandal jepit. Edema pitting yang menonjol di
luar tali flip flop sulit untuk dilewatkan. Anda mulai memindai orang
tersebut dari ujung kepala hingga ujung kaki. Anda fokus pada upaya
pernapasannya dan bertanya-tanya apa yang mungkin diungkapkan oleh
oksimetri nadi dan detak jantung. Praktik melakukan asesmen spontan
sepanjang hari ini berkembang sebagai kebiasaan bagi perawat dan
diterjemahkan menjadi keterampilan berharga yang dapat digunakan
dalam pengaturan pekerjaan triase. Tujuan perawat triase adalah untuk
menentukan:
• Seberapa sakit pasien?
• Seberapa cepat pasien perlu diperiksa (ditentukan oleh tingkat akurasi)?

Banyak fasilitas perawatan kesehatan memiliki "ruang triase"

yang ditentukan. Lokasi ini hanyalah itu — sebuah ruangan tempat
menyimpan persediaan yang dibutuhkan yang berfungsi sebagai lokasi
fungsional untuk triase ketika waktunya tepat. Namun, ruang triase tidak
boleh disalahartikan karena satu-satunya tempat triase dapat terjadi.
Triaging pasien dalam pengaturan yang paling tepat dan membawa setiap

10
pasien ke lokasi perawatan yang tepat dalam kerangka waktu yang
diperlukan untuk mempromosikan hasil terbaik adalah aspek penting dari
peran perawat triase.

KUALIFIKASI YANG DIREKOMENDASIKAN DARI PERAWAT

TRIAGE
Sebelum berorientasi pada triase, orientee dan kepemimpinan
atau tim pendidikan harus menentukan apakah kualifikasi yang
direkomendasikan untuk bekerja dalam triase telah dipenuhi. Menurut
Emergency Nurses Associa-tion (ENA; 2011), waktu sebagai perawat
UGD bukanlah faktor penentu untuk memenuhi syarat untuk triase;
sebaliknya, pengalaman yang berhubungan dengan pelatihan triase formal,
sertifikasi, dan kualitas khusus direkomendasikan.

Kualifikasi
Kualifikasi yang direkomendasikan termasuk (tetapi tidak
terbatas pada):
•Mantri kesehatan
• Penyelesaian program pelatihan triase formal
• Penyempurnaan orientasi klinis ke triase dengan berdedikasi
• Keterampilan interpersonal, komunikasi, dan kepemimpinan yang luar
biasa
• Kemampuan untuk melakukan banyak tugas, berkolaborasi, dan bekerja
di bawah tekanan
• Keterampilan penilaian klinis dan fisik yang kuat
• Keterampilan berpikir kritis dan wawancara yang kuat
• Kemampuan untuk mendidik, mendelegasikan, dan menunjukkan
kepekaan terhadap kesadaran budaya
• Untuk triase pediatrik, pemahaman tentang prinsip tumbuh kembang
• Pemahaman tentang kebijakan dan prosedur fasilitas, aliran departemen,
dan area perawatan

Meskipun ENA tidak merekomendasikan jumlah tahun pengalaman

tertentu sebelum berorientasi pada triase, beberapa perusahaan dan

11
fasilitas pendidikan triase menyarankan pengalaman minimal satu tahun di
fasilitas khusus tersebut sebelum memulai orientasi triase.

KURSUS DAN SERTIFIKASI

Kursus dan sertifikasi yang mendukung perawat dalam
mempersiapkan peran triase meliputi:
• Perawat darurat bersertifikat (CEN)
• Perawat darurat pediatrik bersertifikat (CPEN)
• Bantuan hidup dasar (BLS)
• Bantuan hidup bencana dasar (BDLS)
• Dukungan kehidupan jantung lanjutan (ACLS)
• Dukungan kehidupan bencana lanjutan (ADLS)
• Kursus perawat anak darurat (ENPC)
• Bantuan hidup lanjutan bagi anak (PALS)
• Pendidikan perawat darurat geriatri (GENE)
• Kursus inti perawat trauma (TNCC)
• Kursus lain yang diamanatkan oleh organisasi atau badan pemerintahan
Anda

QUESTION:
1. What does the word triage mean, which comes from the French verb
trier?
2. What is meant by Triage?
3. Where do Triage nurses usually practice assessments?
4. The purpose of the Triage nurse doing?
5. What assessments did the triage nurse focus on?
6. What are the important aspects of the triage nurse role?
7. What is the determinant before being oriented to Triage?
8. What are the determinants of eligibility for triage according to the
Association of Emergency Nurses?
9. How much experience does the Association of Emergency Nurses
recommend before being oriented towards triage?
10. What courses and certifications support the nurse in preparing for a
triage role?

12
PERTANYAAN:
1. Apa arti kata triase yang berasal dari kata kerja Prancis trier?
2. Apakah yang dimaksud dengan Triase?
3. Dimanakah tempat biasanya para perawat Triase berlatih melakukan
penilaiaan?
4. Apa tujuan dari perawat Triase melakukan penilaian?
5. Penilaian apakah yang difokuskan oleh perawat triase?
6. Apakah aspek penting dari peran perawat triase?
7. Apakahkah yang menjadi penentu sebelum berorientasi pada Triase?
8. Apa sajakah faktor penentu untuk memenuhi syarat untuk triase
menurut Emergency Nurses Associa-tion?
9. Berapa lamakah pengalaman yang di rekomendasikan oleh
Emergency Nurses Associa-tion sebelum berorientasi pada triase?
10. Kursus dan sertifikasi apa sajakah yang mendukung perawat dalam
mempersiapkan peran triase?

BACAAN 3 :

Fundamentals of Applied Pathophysiology

Cytoplasm is a ground substance (also known as a matrix) in which

various cellular compo-nents are found. ‘Cyto’ means cell, so any word
that has ‘cyto’ in it is to do with cells. Cytoplasm, itself, is a thick,
semitransparent, elastic fl uid containing suspended particles and the
cytoskeleton. The cytoskeleton provides support and shape to the cell. In
addition, it is involved in the movement of structures in the cytoplasm
because some cells can change shape, e.g. phagocytic cells

When considering the nucleus, a simple analogy is to think of it as the

brain of the cell. Prokaryotic cells do not have a nucleus, but eukaryotic
cells do. Eukaryotic cells are found in animals and plants, whilst
prokaryotic cells are very typical of bacteria. In many ways, prokaryotic

13
cells are less complex and often smaller than eukaryotes. However, not all
human cells possess a nucleus. An example of a cell without a nucleus is
the red blood cell. Chapter 7 describes the concave shape of the mature red
blood cells. This is because the lack of a nucleus means the red blood cell
‘collapses in’ on itself. Also, just to make it more confusing, some cells
can have more than one nucleus, e.g. some muscle fi bre cells

These are the processes by which the cell reproduces itself. Most human
cells reproduce asexually by mitosis, but the spermatozoa and ova
reproduce by meiosis. Whereas the cells reproducing by mitosis fi nish up
as exact copies of the parent cells with a pair of each of the 23
chromosomes, the cells reproducing by meiosis just fi nish up with one
each of the 23 chromosomes.

In order for the body to grow, and also for the replacement of body cells
that die, cells must be able to reproduce themselves, and in order for
genetic information not to be lost, they must be able to reproduce
themselves accurately. They do this by cloning themselves. In some
organisms, this can occur by simple fi ssion, where the nucleus in a single
cell becomes elongated and then divides to form two nuclei in the same
cell, each new nucleus carrying identical genetic information. The
cytoplasm then divides in the middle between the two nuclei, and so two
identical daughter cells result, each with its own nucleus and other essen-
tial organelles

During the reproduction of humans, the egg is penetrated by a sperm,

which then releases its DNA to combine with the DNA of the egg, so that
the resulting embryo has two copies of each of the 23 chromosomes in
nucleated cells. If the sperm and eggs had two copies of each chromosome
(like other cells), the resulting fusion and developing embryo would have
four copies of each chromosome. This means that the next generation
would have four copies of each chromosome. The generation after that
would have eight copies, and so on. This is obviously not practical, so the
sperm and eggs undergo a process known as meiosis to ensure that the
resulting embryo will only carry two copies of each chromosome in each
cell with a nucleus.

14
Dasar-dasar Patofisiologi Terapan

Sitoplasma adalah substansi dasar (juga dikenal sebagai matriks) di mana

berbagai komponen seluler ditemukan. 'Cyto' berarti sel, jadi setiap kata
yang memiliki 'cyto' di dalamnya berkaitan dengan sel. Sitoplasma itu
sendiri adalah cairan elastis yang tebal, semitransparan, dan elastis yang
mengandung partikel tersuspensi dan sitoskeleton. Sitoskeleton
memberikan dukungan dan bentuk pada sel. Selain itu, terlibat dalam
pergerakan struktur di sitoplasma karena beberapa sel dapat berubah
bentuk, mis. sel fagositik

15
Ketika mempertimbangkan nukleus, analogi sederhananya adalah dengan
menganggapnya sebagai otak sel. Sel prokariotik tidak memiliki inti,
tetapi sel eukariotik memilikinya. Sel eukariotik ditemukan pada hewan
dan tumbuhan, sedangkan sel prokariotik sangat khas dari bakteri. Dalam
banyak hal, sel prokariotik kurang kompleks dan seringkali lebih kecil dari
eukariota. Namun, tidak semua sel manusia memiliki inti. Contoh sel
tanpa inti adalah sel darah merah. Bab 7 menjelaskan bentuk cekung dari
sel darah merah yang matang. Ini karena kurangnya inti berarti sel darah
merah 'runtuh' dengan sendirinya. Selain itu, untuk membuatnya lebih
membingungkan, beberapa sel dapat memiliki lebih dari satu nukleus, mis.
beberapa sel serat otot

Ini adalah proses dimana sel mereproduksi dirinya sendiri. Kebanyakan sel
manusia bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, tetapi spermatozoa
dan sel telur berkembang biak dengan meiosis. Sementara sel yang
bereproduksi dengan mitosis selesai sebagai salinan persis dari sel induk
dengan sepasang dari masing-masing 23 kromosom, sel yang bereproduksi
dengan meiosis baru saja selesai dengan masing-masing dari 23
kromosom.

Agar tubuh dapat berkembang, dan juga untuk penggantian sel tubuh yang
mati, sel harus dapat menggandakan dirinya sendiri, dan agar informasi
genetik tidak hilang, sel harus dapat menggandakan diri secara akurat.
Mereka melakukan ini dengan mengkloning diri mereka sendiri. Pada
beberapa organisme, hal ini dapat terjadi melalui fusi sederhana, di mana
inti dalam satu sel menjadi memanjang dan kemudian membelah untuk
membentuk dua inti dalam sel yang sama, setiap inti baru membawa
informasi genetik yang identik. Sitoplasma kemudian membelah di
tengah-tengah antara dua inti, dan dua sel anak yang identik dihasilkan,
masing-masing dengan nukleusnya sendiri dan organel esensial lainnya.

Selama reproduksi manusia, sel telur ditembus oleh sperma, yang

kemudian melepaskan DNA-nya untuk bergabung dengan DNA sel telur,
sehingga embrio yang dihasilkan memiliki dua salinan dari masing-masing

16
23 kromosom dalam sel berinti. Jika sperma dan sel telur memiliki dua
salinan untuk setiap kromosom (seperti sel lain), fusi yang dihasilkan dan
embrio yang sedang berkembang akan memiliki empat salinan dari setiap
kromosom. Ini berarti bahwa generasi berikutnya akan memiliki empat
salinan dari setiap kromosom. Generasi setelah itu akan memiliki delapan
eksemplar, dan seterusnya. Ini jelas tidak praktis, sehingga sperma dan sel
telur menjalani proses yang disebut meiosis untuk memastikan bahwa
embrio yang dihasilkan hanya akan membawa dua salinan dari setiap
kromosom di setiap sel dengan sebuah nukleus.

QUESTIONS :
1. What is meant by cytoplasm?
2. What is the meaning of cyto?
3. What is the name of the cell that has a nucleus?
4. Eukaryotic cells are usually found in?
5. What is an example of a cell without a nucleus?
6. Human cells produce asexually by a process called?
7. How many pairs of chromosomes are the stem cells?
8. How do cells so that the body can develop and also replace dead body
cells?
9. What is the name of cell division?
10. How many chromosomes is produced by the embryo?

PERTANYAAN :
1. Apa yang dimaksud dengan sitoplasma?
2. Apakah arti dari cyto?
3. Apakah nama sel yang memiliki inti?
4. Sel eukariotik biasanya ditemukan pada?
5. Apakah contoh dari sel tanpa inti?
6. Sel manusia berproduksii secara aseksual melalui proses yang
dinamakan?
7. Berapa pasang kromosom dari sel induk?
8. Bagaimana cara sel agar tubuh dapat berkembang dan juga mengganti
sel tubuh yang mati?

17
9. Apa nama pembelahan diri pada sel?
10. Berapakah kromosom yang dihasilkan oleh embrio?

DAFTAR PUSTAKA
Farooq, Amjad. 2020. Coronavirus. Pakistan: Farooq Academy

Sayre Lynn Visser,dkk.2015. FAST FACTS FOR THE TRIAGE

NURSE.New York:Springer publishing company

Wiley jhon,Sons.2018. Fundamentals of AppliedPathophysiology.USA:

Wiley Blackwell

18