Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

IDENTIFIKASI TIPE AWAN ISCCP MENGGUNAKAN


DATA MODIS TERRA/AQUA
Risyanto dan Sinta Berliana Sipayung
Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
email:risyanto@gmail.com

Abstract

International Satellite Cloud Climatology Project (ISCCP) has established criteria for
satellite-based cloud classification using two parameters, namely cloud top pressure
(CTP) and cloud optical thickness (COT). The criteria was built based on climatological
data relationship between optical parameter of satellite measurements and cloud type data
observations The purposes of this study are to identify the ISCCP cloud-type criteria using
MODIS Terra and Aqua satellites data, and to verify the results with cloud-type image of
MTSAT products. Research study area is western part of Indonesia, especially Java,
Sumatra and Kalimantan, with a data period of 13 to 19 March 2013. Cloud parameters
(CTP and COT) are products of Level-2 MOD06/MYD06 algorithm. The results of study
showed that Terra and Aqua MODIS data can be used to obtain cloud classification data
in accordance to ISCCP criteria. Based on verification, by comparing MODIS ISCCP and
MTSAT cloud-type image, the MODIS cloud-type have similar pattern to MTSAT image at
around 79,8% of similarity. There are still some differences between the two images, which
are caused by the different of cloud-type naming between MODIS and MTSAT products.
Overall, based on this study, identification of cloud-type using ISCCP criteria can be
applied in Indonesia with consideration on its advantages and disadvantages.

Keywords: ISCCP, Satellite, Cloud-type, MODIS, Terra and Aqua

Abstrak

International Satellite Cloud Climatology Project (ISCCP) telah menetapkan kriteria tipe
awan berbasis satelit yang didasarkan pada dua parameter awan, yaitu cloud top pressure
(CTP, tekanan puncak awan) dan cloud optical thickness (COT, ketebalan optik awan).
Kriteria ini dibangun berdasarkan data klimatologi hubungan antara parameter optik hasil
pengukuran satelit dengan tipe awan hasil pengamatan di permukaan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi tipe awan kriteria ISCCP menggunakan data MODIS satelit
Terra dan Aqua, serta memverifikasi hasilnya dengan data tipe awan dari produk satelit
MTSAT. Daerah kajian penelitian adalah wilayah Indonesia bagian barat, terutama Pulau
Jawa, Sumatera dan Kalimantan dengan periode data penelitian tanggal 13-19 Maret 2013.
Data parameter awan (CTP dan COT) merupakan produk algoritma MOD06/MYD06 level
dua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data MODIS Terra dan Aqua dapat
dimanfaatkan untuk memperoleh data tipe awan sesuai dengan kriteria ISCCP. Verifikasi
secara visual kemudian dilakukan dengan cara membandingkan data tipe awan MODIS
ISCCP dengan tipe awan MTSAT. Berdasarkan verifikasi, tipe awan yang dihasilkan
MODIS memiliki pola yang hampir sama dengan tipe awan MTSAT dengan persentase
kemiripan sebesar 79,8%. Masih terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, meskipun
tidak terlalu besar, yang lebih disebabkan oleh penamaan tipe awan yang berbeda antara
produk MODIS dan MTSAT. Secara keseluruhan, berdasarkan penelitian ini, identifikasi

~ 246 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

tipe awan menggunakan kriteria ISCCP dapat diterapkan di Indonesia dengan


mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya.

Kata Kunci : ISCCP, Satelit, Tipe Awan, MODIS, Terra dan Aqua

1. PENDAHULUAN
Teknologi pengamatan atmosfer melalui satelit penginderaan jauh saat ini telah
berkembang sedemikian pesat. Pemantauan atmosfer kini dapat dilakukan dengan skala
yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan, bersifat kontinyu dan seragam serta
mampu menjangkau tempat-tempat terpencil yang sulit untuk diakses jika melalui
pengukuran di permukaan. Meskipun demikian, data satelit juga memiliki beberapa
kekurangan, terutama dalam hal tingkat akurasi produk serta diperlukannya penguasaan
teknik pengolahan data yang baik untuk memperoleh parameter yang diinginkan. Beberapa
perangkat lunak (software) pengolah data satelit telah dilengkapi dengan algoritma
penurunan parameter atmosfer secara otomatis, sehingga pengolahan data lanjutannya
menjadi lebih mudah.
Salah satu informasi tentang awan yang sering diperlukan bagi penelitian atmosfer
adalah tipe (jenis) awan. Deteksi awan dan klasifikasinya berdasarkan data satelit secara
otomatis dan akurat akan bermanfaat untuk beragam aplikasi iklim, hidrologi dan atmosfer
(Liu et al., 2009). Pengamatan tipe awan melalui data satelit memiliki perbedaan prinsip
dibandingkan pengamatan dari permukaan. Satelit mengamati perilaku/kondisi puncak
awan jauh dari atas permukaan bumi, sedangkan di permukaan, pengamat mendapatkan
gambaran dasar awan yang dilakukan secara visual menggunakan mata. Resolusi sensor
satelit juga relatif lebih rendah dibandingkan mata manusia sehingga klasifikasi tipe awan
yang diamati dari permukaan bumi tidak sepenuhnya dapat dilakukan melalui data satelit.
Dengan demikian, tipe awan yang dapat diidentifikasi oleh satelit berbeda secara mendasar
dengan tipe awan yang diidentifikasi oleh pengamat di permukaan (JMA, 2002).
Berbeda dengan pengamatan dari permukaan yang mengklasifikasi tipe awan
berdasarkan bentuk dan ketinggian, klasifikasi tipe awan menggunakan satelit dapat
dilakukan dengan memanfaatkan parameter-parameter awan yang diturunkan berdasarkan
nilai spektral radians pada kanal-kanal tertentu yang diterima sensor satelit. Seperti
misalnya International Satellite Cloud Climatology Project (ISCCP) yang telah
menetapkan kriteria tipe awan berdasarkan dua parameter awan, yaitu Cloud Top Pressure
(CTP, tekanan puncak awan) dan Cloud Optical Thickness (COT, ketebalan optik awan).
Kriteria ini dibangun berdasarkan data klimatologi hubungan antara parameter optik hasil

~ 247 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

pengukuran satelit dengan tipe awan hasil pengamatan di permukaan, sehingga tipe awan
yang dihasilkan diharapkan sama dengan pengamatan dari permukaan.
Identifikasi tipe awan pada penelitian ini dilakukan menggunakan data Moderate-
resolution Imaging Spektroradiometer (MODIS) dari satelit Terra dan Aqua. Keuntungan
dari penggunaan data MODIS ini adalah telah tersedianya algoritma serta program
pengolah data sampai dengan level dua termasuk penurunan data parameter awan
(menggunakan algoritma MOD06/MYD06) seperti cloud surface temperature, cloud top
pressure, cloud phase, serta cloud optical thickness. Dengan tersedianya data-data tersebut,
identifikasi tipe awan menggunakan kriteria ISCCP dengan data MODIS akan lebih mudah
diterapkan. Meskipun demikian, evaluasi dari penerapan metode tipe awan ISCCP tersebut
belum pernah dilakukan untuk wilayah Indonesia. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi tipe awan ISCCP di Indonesia dan memverifikasi hasilnya dengan data
tipe awan dari produk satelit Multi-functional Transport Satellite (MTSAT). Wilayah yang
dijadikan kajian penelitian adalah Indonesia bagian barat, yaitu Pulau Sumatera, Jawa dan
Kalimantan. Wilayah tersebut dipilih untuk kemudahan pengolahan data MODIS dimana
ketiganya sering kali berada dalam satu scene data, yang diterima dalam satu waktu yang
sama.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Satelit Terra/Aqua diluncurkan pada tahun 2000 (Terra) dan 2002 (Aqua),
merupakan satelit meteorologi dengan orbit polar dengan resolusi spasial 250 m – 1 km.
MODIS merupakan salah satu instrumen penting yang terpasang pada satelit Terra dan
Aqua, yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman tentang dinamika global dan proses
yang terjadi di darat, laut dan atmosfer. Dengan resolusi spasial yang cukup baik
ketersediaan data MODIS cukup membawa kemajuan positif bagi penelitian dan
pengembangan bidang atmosfer dan lingkungan. Hal ini dikarenakan MODIS memiliki 36
kanal spektral yang bekerja pada kisaran gelombang visibel dan infra merah (1-19 dan 26)
dan termal pada kanal-kanal selebihnya. Instrumen MODIS menghasilkan sensitivitas
radiometrik (12 bit) untuk 36 kanal spektral dengan panjang gelombang 0,4 µm sampai
14,4 µm. Dua kanal dengan resolusi 250 m di nadir, lima kanal 500 m, dan sisanya 29
kanal beresolusi 1 km. Dengan pola sapuan ±55 derajat pada ketinggian orbit 705 km,
lebar sapuan 2330 km dan menghasilkan cakupan global setiap 1 – 2 hari (NASA, 2013a).

~ 248 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

ISCCP didirikan pada tahun 1982 sebagai bagian dari World Climate Research
Program (WCRP) yang diinisiasi oleh NASA. Proyek ini mengelola data-data atmosfer
dari satelit dan melakukan analisa mengenai distribusi global awan, propertinya, serta
variasi harian, musiman dan tahunan. Hasil kajian ISCCP bertujuan untuk memberikan
pemahaman mengenai klimatologi awan termasuk dampaknya terhadap pertukaran energi
radiatif dan perannya dalam siklus air global (NASA, 2013b). Salah satu produk yang
dihasilkan ISCCP adalah data tipe awan klimatologi yang dibangun berdasarkan parameter
CTP dan COT.

Gambar 2.1. Klasifikasi tipe awan ISCCP (Rossow dan Schiffer, 1999)

CTP merupakan tekanan dimana puncak awan berada, yaitu titik tertinggi dari
bagian awan yang dapat dilihat secara kasat mata. CTP juga dapat dijadikan sebagai
indikator tinggi puncak awan. Parameter ini ditentukan dari nilai suhu puncak awan,
dimana satelit dapat mengukurnya secara langsung, menggunakan profil atmosfer suhu
terhadap tekanan. Parameter COT merepresentasikan ketebalan optik awan pada panjang
gelombang visibel (sekitar 0.6 mikron). Nilai COT satelit didapat berdasarkan reflektifitas
matahari kanal visibel dari objek yang telah teridentifikasi sebagai awan. Penurunan nilai
COT bergantung pada asumsi ukuran dan bentuk partikel awan (NASA, 2013b).

3. DATA DAN METODE

Daerah kajian penelitian adalah wilayah Indonesia bagian barat, terutama Pulau
Jawa, Sumatera dan Kalimantan dengan periode data penelitian tanggal 13-19 Maret 2013.

~ 249 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

Data MODIS diperoleh dari situs penyedia data satelit Terra/Aqua yang dimiliki oleh
NASA (http://ladsweb.nascom.nasa.gov/data/). Data MODIS yang dipilih adalah data
produk atmosfer level dua MOD06/MYD06 (cloud product). Sebagai data pembanding,
digunakan citra tipe awan wilayah Indonesia produk satelit MTSAT yang tersedia di situs
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
(http://satelit.bmkg.go.id/satelit/OCAI).
Pengolahan data dimulai dengan melakukan ekstraksi dan eksport data
MOD06/MYD06 (parameter CTP, COT serta posisi lintang dan bujur) dalam bentuk hdf
menjadi file ascii, menggunakan program HDFView. Resolusi antara kedua parameter
awan tersebut tidak sama (CTP = 1 x 1 km; COT = 5 x 5 km), sehingga perlu dilakukan
penyamaan resolusi menjadi 5 km menggunakan program ENVI 4.5. Proses
pengklasifikasian CTP dan COT menjadi citra tipe awan dan visualisasinya dilakukan
dengan bantuan program ArcView 3.3. Kriteria ISCCP digunakan untuk membedakan tipe
awan menjadi Cumulus, Stratocumulus, Stratus (awan rendah), Altocumulus, Altostratus,
Nimbostratus (awan menengah), Cirrus, Cirrostratus, dan deep convection (awan tinggi).
Hasil identifikasi tipe awan dari citra MODIS ini kemudian diverifikasi secara visual
dengan citra tipe awan keluaran satelit MTSAT.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Contoh hasil pengolahan data parameter COT dan CTP MODIS Terra dan Aqua
yang menghasilkan tipe awan dengan kriteria ISCCP disajikan pada Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2. Pada gambar tersebut juga disertakan citra tipe awan MTSAT sebagai
pembandingnya. Berdasarkan perbandingan kedua gambar, terlihat bahwa klasifikasi tipe
awan yang dihasilkan MODIS memiliki persamaan pola dengan citra tipe awan MTSAT.
Masih terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, meskipun tidak terlalu besar, yang
lebih disebabkan oleh penamaan tipe awan yang berbeda antara produk MODIS ISCCP
dan MTSAT.

~ 250 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

Gambar 4.1. Klasifikasi tipe awan kriteria ISCCP dengan data MODIS Aqua (kiri), dan citra tipe
awan produk satelit MTSAT (kanan), data tanggal 15 maret 2013 pukul 06.30 UTC

ISCCP dengan data MODIS Aqua (kiri), dan citra tipe awan produk satelit MTSAT (kanan)

Gambar 4.2. Klasifikasi tipe awan ISCCP dengan data MODIS Terra (kiri), dan citra tipe awan
produk satelit MTSAT (kanan), data tanggal 15 maret 2013 pukul 03.30 UTC

Perbedaannya adalah pada penamaan tipe awan level menengah, yaitu Altocumulus
(Ac), Altostratus (As) dan Nimbostratus (Ns) pada MODIS, sedangkan dalam citra
MTSAT ketiganya masuk ke dalam tipe Middle Clouds (CM). Perbedaan lainnya adalah
penamaan pada level tinggi, yaitu Cirrus (Ci) dan Cirrostratus (Cs) pada MODIS,
sedangkan pada MTSAT disebut sebagai tipe High Clouds (CH). Tipe awan konvektif
tebal (deep convection) pada MODIS dalam penelitian ini diasumsikan identik dengan tipe
awan Cumulonimbus (Cb) pada citra MTSAT. Berdasarkan hasil pengolahan, tipe awan
jenis deep convection pada data MODIS lebih sering muncul dengan ukuran yang lebih

~ 251 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

luas dibandingkan tipe awan Cb pada citra MTSAT. Sebaliknya, untuk tipe awan Stratus,
hampir tidak pernah muncul pada hasil pengolahan data MODIS selama periode
pengamatan. Sehingga kriteria ISCCP khusus untuk tipe awan jenis konvektif tebal dan
Stratus masih perlu dievaluasi.
Berdasarkan hasil perhitungan, dalam skala propinsi di Sumatera, Jawa dan
Kalimantan, persentase kemiripan nama tipe awan yang dihasilkan MODIS dengan
MTSAT adalah sebesar 79,8%. Hasil ini mengindikasikan bahwa kriteria ISCCP dengan
data MODIS secara baik mampu menghasilkan klasifikasi awan untuk wilayah Indonesia
terutama di wilayah bagian barat. Meskipun demikian, evaluasi metode secara menyeluruh
serta validasi dengan data observasi permukaan yang lebih akurat masih diperlukan untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
Pada dasarnya, nilai batasan parameter COT dan CTP untuk klasifikasi tipe
awan dapat berubah sesuai kondisi atmosfer di masing-masing wilayah. Hahn et al. (2001)
telah mengevaluasi metode tipe awan yang dikembangkan ISCCP berdasarkan Rossow dan
Schiffer (1991), yaitu dengan membandingkan COT dan CTP yang diperoleh dari data
satelit dengan tipe awan hasil observasi permukaan. Hasilnya menunjukkan bahwa rata-
rata CTP hasil observasi permukaan tidak selalu sama dengan nilai yang tertera pada
klasifikasi ISCCP terutama untuk tipe awan tinggi, yaitu Cirrus, Altocumulus dan
Cumulonimbus.
Hasil dalam penelitian ini merupakan studi awal yang menyajikan penggunaan
salah satu metode klasifikasi awan yang secara praktis dan mudah dapat diterapkan untuk
wilayah Indonesia. Informasi tipe awan bagi masyarakat umum, terutama awan konvektif
tebal seperti Cumulonimbus, sangat diperlukan mengingat kaitannya yang cukup erat
dengan kejadian bencana seperti hujan ekstrim yang berpotensi banjir dan longsor, serta
kecelakaan pesawat terbang. Sayangnya, pemantauan dengan menggunakan data MODIS
memiliki keterbatasan dalam hal resolusi temporal. Untuk keperluan skala jam-jaman dan
harian, informasi atmosfer dari data satelit penginderaan jauh akan lebih tepat bila
menggunakan data satelit geostasioner seperti MTSAT.

5. KESIMPULAN

Klasifikasi tipe awan dari data satelit menggunakan kriteria ISCCP merupakan
salah satu alternatif metode yang cukup praktis dan mudah untuk digunakan. Secara umum
berdasarkan hasil penelitian, identifikasi tipe awan menggunakan kriteria ISCCP dengan

~ 252 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

data MODIS Terra dan Aqua dapat diterapkan di Indonesia dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangannya. Klasifikasi awan MODIS dengan kriteria ISCCP cenderung
menghasilkan tipe awan deep convection dengan luasan yang relatif lebih luas
dibandingkan citra MTSAT, sebaliknya tidak terlalu baik dalam menghasilkan tipe awan
Stratus. Oleh karena itu, evaluasi metode secara menyeluruh serta validasi dengan data
observasi permukaan yang lebih akurat masih diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Hahn C. J., Rossow W. B., Warren S. G., ISCCP Cloud Properties Associated with
Standard Cloud Types Identified in Individual Surface Observations, AMS Journal of
Climate Vol.14, 2001.
Japan Meteorological Agency (JMA), 2002, Analysis and Use of Meteorological Satellite
Images, First Edition, Meteorological Satellite Center, JMA 2002.
Liu Y., Xia J., Shi C.X., Hong Y., An Improved Cloud Classification Algorithm for
China‟s FY-2C Multi-channel Images Using Artificial Neural Network, Sensor, 9,
5558–5579, 2009.
NASA, Moderate-resolution Imaging Spektroradiometer (MODIS),
http://modis.gsfc.nasa.gov/about/, 2013a. [diakses pada tanggal 3 September 2013]
NASA, International Satellite Cloud Climatology Project (ISCCP),
http://isccp.giss.nasa.gov/ISCCP.html, 2013b. [diakses pada tanggal 3 September
2013].
Rossow W. B., Schiffer R. A., ISCCP Cloud Data Products, Bull. Amer. Meteor. Soc., 72,
2–20, 1991.
Rossow W. B., Schiffer R. A., Advances in Understanding Clouds from ISCCP, Bull.
Amer. Meteor. Soc., 80, 2261–2257, 1999.

~ 253 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

LAMPIRAN 1.
Hasil pengolahan klasifikasi awan data MODIS menggunakan kriteria ISCCP
dibandingkan dengan citra tipe awan MTSAT

MODIS Aqua MTSAT

~ 254 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

~ 255 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

MODIS Terra MTSAT

~ 256 ~
Seminar Sains Atmosfer 2013 Bandung, 28 Agustus 2013 ISBN : 978-979-1458-73-3

~ 257 ~

You might also like