Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Vol. 19 No.

3, Desember 2018: 122-130

Bentuk dan Makna Gong Timor dalam Upacara Ritual Tfua Ton di Napan
Sunarto
Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Agustinus Renaldus Afoan Elu1


Jurusan Sendratasik, Universitas Timor

ABSTRACT
The Form and Meaning of Gong Timor on the Ritual Ceremony of Tfua Ton in Napan.
This paper aims to understand the rhythmic musical form of Gong Timor in the Tfua Ton ritual based
on the rhythm elements contained in it and to understand more deeply the symbolic meaning of
Gong Timor in the Tfua Ton ritual. The research method uses descriptive qualitative research design
with phenomenology. Research data were collected using observation, interview and document study
techniques. The data analysis technique was done through the process of reduction, presentation,
and concluding. The results of this study indicate that the Gong Timor music form consists of several
elements of rhythm, namely beats, accents and rhythm patterns. The symbolic meaning contained
in the Gong Timor in the Tfua Ton ritual ceremony is as a symbol of communication, strength,
character, and identity of the people of Napan Village. The symbol is interpreted by the struggle of
the community in fighting for lives and economic needs. In the ritual, Gong Timor is interpreted as a
liaison among the community and the ancestors, and nature that inhabit the place. The Gong Timor
has a symbolic meaning that can only be understood by the local community. Gong Timor in the Tfua
Ton ritual ceremony has become an inseparable unit.
Keywords: Gong Timor; Tfua Ton; symbolic meaning

ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk memahami tentang bentuk musik ritmik Gong Timor dalam upacara
ritual Tfua Ton berdasarkan elemen-elemen irama yang terkandung didalamnya serta memahami
lebih dalam tentang makna simbolik Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton. Metode penelitian
menggunakan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian fenomenologi. Data penelitian dikumpulkan
dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Teknik analisis data dilakukan
melalui proses reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa,
bentuk musik Gong Timor terdiri dari beberapa elemen irama yaitu ketukan, aksen dan pola irama.
Makna simbolik yang terkandung pada Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton yaitu sebagai simbol
komunikasi, keperkasaan, karakter dan identitas masyarakat Desa Napan. Simbol tersebut dimaknai
dengan adanya perjuangan masyarakat dalam memperjuangkan kehidupan dan kebutuhan ekonomi
masyarakat setempat. Dalam ritual tersebut Gong Timor dimaknai sebagai penghubung antara masyarakat
dengan para leluhur dan alam yang mendiami tempat tersebut. Gong Timor tersebut mamiliki makna
simbolik yang hanya bisa dipahami oleh masyarakat setempat. Gong Timor dalam upacara ritual Tfua
Ton telah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kata kunci: Gong Timor; Tfua Ton; makna simbolik

1
Alamat korespondensi: Jurusan Sendratasik, Universitas Timor. Jln. Eltari Km. 9, Sasi, Kefamenanu, Timor
Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur 85613.

122 Naskah diterima: 1 Agustus 2018 | Revisi akhir: 15 November 2018


Vol. 19 No. 3, Desember 2018

Pendahuluan ulan fua faon-sen sene fua faon dan juga sebagai
upacara Tahun Baru bagi para petani. Tahun
Musik tradisional Gong Timor merupakan baru yang dimaksudkan disini ialah sebagai awal
salah satu alat musik ritmik yang juga berfungsi untuk memulai musim tanam. Ritus Tfua Ton ini
sebagai sarana dalam ritual adat masyarakat Desa merupakan ritus yang mengungkapkan hubungan
Napan. Secara teoritis Gong termasuk kedalam manusia dengan Wujud Tertinggi/Uis Neno.
jenis alat musik Idiophone yang sumber bunyinya Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton
berasal dari alat musik itu sendiri. Alat musik ini berfungsi sebagai salah satu sarana yang dimainkan
terdiri dari beberapa bagian yaitu Tonu Mese, yaitu pada pada saat upacara berlangsung. Menurut
satu buah Gong yang berukuran kecil, Ote, yaitu kepercayaan masyarakat Desa Napan, Gong Timor
2 buah Gong yang berukuran sedang dan Kbola, yang dimainkan saat upacara ritual adalah sebagai
yaitu 2 buah Gong yang berukuran besar dan satu sapaan dan penghormatan kepada para leluhur
buah alat musik Gendang yang biasanya di sebut yang telah meninggal. Selain itu juga, dapat
dengan sebutan Ke’e. Gong Timor ini biasanya berfungsi untuk memanggil para leluhur untuk
digunakan oleh masyarakat Napan pada saat acara hadir bersama-sama dengan mereka dalam upacara
atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ritual tersebut.
ritual adat. Salah satunya ialah ritual Tfua Ton Kehadiran musik Gong Timor dalam upacara
yang dilaksanakan oleh masyarakat Napan setiap ritual Tfua Ton merupakan fenomena budaya yang
tahunnya pada bulan November. unik dan menarik. Dikatakan menarik karena
Setiap daerah pastinya memiliki tradisi dan masyarakat setempat masih memfungsikannya
kepercayaan yang berbeda-beda. Berkembangnya hingga sekarang ini. Gong Timor sendiri dalam
suatu kesenian itu tergantung pada masyarakat pelaksanaan upacara ritual Tfua Ton selalu
pendukungnya (Tindaon, Rosmegawaty, 2018). dimainkan. Berdasarkan fenomena yang terjadi,
Hal ini juga dapat berpengaruh pada pola pikir penulis tertarik untuk membahas lebih dalam
masyarakat dalam memenuhi suatu kebutuhan mengenai alat musik Gong Timor dalam ritual
hidup. (Triyanto, 2018) menjelaskan bahwa Tfua Ton dengan beberapa alasan mendasar yaitu:
manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak 1) Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton
dapat menjalani kehidupan sosialnya tanpa memiliki bentuk dan makna yang merupakan
menyatu dalam satu kesatuan kolektif dengan lambang identitas internal dan eksternal atau
kesepakatan bersama dalam membentuk sistem yang membedakan antara masyarakat Napan
adat istiadat yang mengikat dan menjadi identitas dengan etnik lainnya; 2) selain sebagai identitas
bersama sebagai pranata untuk berinteraksi secara masyarakat, Gong Timor dalam upacara ritual Tfua
berkelanjutan dalam melangsungkan hidup dan Ton perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan;
kehidupannya. Tfua Ton merupakan salah satu 3) Gong Timor dalam upacara ritual Tfua Ton
cara mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup terkandung beberapa nilai yang universal seperti,
dan sarana masyarakat setempat, yaitu dengan kerjasama, saling menghormati, interaksi sosial dan
memohon kepada Tuhan, Leluhur dan Alam untuk sebagainya. Hal ini dapat digunakan sebagai dasar
dapat membantu mereka dalam memenuhi segala dalam merancang Gong Timor dalam upacara ritual
kebutuhan mereka. Tfua Ton di Desa Napan Kabupaten Timor Tengah
Ritus Tfua Ton adalah salah satu upacara ritual Utara dengan kajian fungsi dan makna model
masyarakat Timor Dawan terhadap Uis Neno dan pendidikan karakter; 4) Belum ada buku yang
Uis Pah sebagai penguasa langit dan bumi. Upacara mengkaji secara khusus tentang bentuk, fungsi
ritual ini dilaksanakan pada saat masyarakat Timor dan makna Gong Timor dalam upacara ritual Tfua
Dawan hendak mempersiapkan lahan pertanian Ton;dan 5) Penulis tertarik untuk mendeskripsikan
yang baru maupun syukur atas panenan yang dan menganalisis sekaligus memperkenalkan dan
baru. Ritus Tfua Ton merupakan salah satu ritus mempromosikan Gong Timor dalam upacara ritual
untuk memohon turunnya hujan, untuk memohon Tfua Ton kepada masyarakat.

123
Sunarto, dan A.R. Afoan E., Gong Timor dalam Ritual Tfua Ton

Berdasarkan latar belakang tersebut maka turunnya hujan, memohon ulan fua faun-sen sene
penulis akan membahas lebih dalam terkait bentuk fua faun dan sebagai tahun baru para petani. Selain
dan makna musik Gong Timor dalam upacara ritual itu ritual Tfua Ton juga sebagai suatu upacara
Tfua Ton di Desa Napan. Untuk menganalisis syukuran atas anugerah Tuhan lewat pen fini-aen
permasalahan tersebut penulis menggunakan fini yang telah ditanam agar nantinya memberikan
teori makna simbolik oleh Susane K. Langer. hasil yang memuaskan. pen fini-aen fini merupakan
Dalam teori tersebut dikatakan bahwa simbol bibit dari tanaman tahun yang lalu dan diadakan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu simbol upacara dengan harapan bahwa dalam satu tahun
presentasional, dan simbol diskursif (Langer, kedepan akan mendapatkan hasil panen yang lebih
1957:25). Simbol presentasional adalah simbol baik. Ritual tersebut diadakan setiap tahun sekali
yang cara penangkapannya tidak membutuhkan pada bulan November.
intelek, dengan spontan simbol itu menghadirkan Ritus Tfua Ton ini ditujukan kepada Uis Neno
apa yang dikandungnya (Sunarman, 2010:15). yang dikenal dengan Uis Neno Mnanu dan Uis Neno
Sedangkan simbol diskursif adalah simbol yang Pala. Uis Neno Mnanu adalah Tuhan langit, Dialah
cara penangkapannya menggunakan intelek, tidak yang bercahaya (apinat) yang berarti bernyala-
secara spontan, tetapi berurutan. Selain itu simbol nyala, (aklahat) yaitu Dialah yang menciptakan
juga dibedakan menurut cara pemakaiannya, yaitu: segala sesuatu. Dialah yang menaungi dan memberi
bahasa, ritus, mitos dan musik. Lebih lanjut bahwa hidup kepada manusia melalui kesuburan Uis Neno
bentuk–bentuk simbolik itu adalah bahasa, mitos, Pala. Uis Neno Mnanu sering diidentikan dengan
seni dan agama. Bentuk lambang atau simbol dapat matahari (manas) atau yang memberi hidup. Uis
berupa bahasa (cerita, perumpamaan, pantun, syair, Neno Pala adalah Tuhan Tanah, Uis Pah. Dialah Uis
peribahasa), gerak tubuh (tari), suara atau bunyi Neno kesuburan tanah. Dialah pembawa kebenaran
(lagu,musik), warna dan rupa (lukisan, hiasan, dan kedamaian (Tetus ma Nit), kesejukan dan
ukiran, bangunan). kenyamanan (Manikin ma Oetene). Singkatnya
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian dialah pembawa keselamatan dan kesejahteraan.
ini adalah kualitatif deskriptif yang secara rinci Masyarakat Desa Napan mengartikan Tfua
menggunakan desain penelitian fenomenologi. Ton sebagai upacara tahun baru yang dikhususkan
Disain penelitian ini digunakan untuk meneliti bagi para petani, yaitu sebagai awal untuk bercocok
fenomena yang terjadi yaitu tentang Gong Timor tanam. Ini dilakukan sebagai cara mereka untuk
dalam upacara ritual Tfua Ton. Fokus dari penelitian meminta berkat kepada Tuhan dan Alam untuk
ini ialah bentuk musik dan makna musik Gong dapat menurunkan hujan yang cukup sehingga
Timor dalam upacara ritual Tfua Ton di Desa dapat menghasilkan panen yang baik. Selain itu
Napan, Kabupaten Timor Tengah Utara. Data juga masyarakat menggunakan Gong Timor sebagai
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan cara untuk menghormati dan menghargai para
teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. leluhur yang telah meninggal. Selain itu juga Gong
Analisis data dengan menggunakan reduksi data, Timor dipercaya memiliki kekuatan mistis yang
penyajian data dan penarikan kesimpulan. dapat memanggil jiwa-jiwa para leluhur yang telah
meninggal.
Upacara Ritual Tfua Ton Ritual Tfua Ton dilakukan dengan beberapa
tahapan. Pertama,tahap persiapan di mana tokoh-
Ritus Tfua Ton merupakan upacara tradisi yang tokoh masyarakat mulai menyiapkan tempat dengan
telah diwariskan budaya leluhur yang diturunkan membuat tenda sebagai tempat untuk menyimpan
dari generasi ke generasi. Ritual tersebut sangat perlengkapan ritual adat. Kedua, proses pelaksanaan
penting bagi masyarakat Desa Napan khususnya ritual adat, proses pelaksanaan dilakukan selama
bagi para petani karena dapat memberi jaminan dan tiga hari yaitu pada hari pertama tua-tua adat
kepastian akan adanya musim yang baik. Tujuan melakukan ritual di rumah adat dengan tujuan
diadakannya ritual Tfua Ton ialah untuk memohon untuk mengeluarkan segala perlengkapan adat yang

124
Vol. 19 No. 3, Desember 2018

akan digunakan pada saat ritual di kampung adat. Timor yang dibunyikan.
Pada hari kedua, diawali dengan misa perayaan Gong Timor tergolong ke dalam beberapa
ekaristi dalam ajaran Katholik kemudian pada hari bagian antara lain Gong Tonu mese yang terdiri dari
ketiga, merupakan puncak dari kegiatan tersebut satu buah gong, Ote yang terdiri dari dua buah
yaitu dimulai dengan permainan alat musik Gong gong sedang dan Kbola yang terdiri dari dua buah
Timor, kemudian tua adat menyampaikan tuturan gong besar. Gong Timor merupakan alat musik
adat di atas Batu Napan dan setelah itu masyarakat yang bernada tapi tidak beraturan. Motif ritmik
mulai menyembelih hewan kurban dari masing- yang dimainkan terkadang berubah-ubah dan tidak
masing suku. Setelah dilakukan penyembelihan tetap. Seperti yang dijelaskan oleh narasumber Ibu
tua-tua adat dan atoin amaf berjalan menuju Theresia pada tanggal 23 April 2019, bahwa:
puncak Batu Napan yang merupakan akhir dari Untuk memainkan Gong Timor harus
ritual adat tersebut. Di puncak Batu Napan tersebut bisa merasakan iramanya yaitu pada gong
tua adat menyampaikan tuturan adat kepada tonu mese yang menjadi kunci utama.
Tuhan, alam, dan leluhur untuk meminta hujan Yang menjadi inti itu adalah tonu mese,
dengan menggunakan kain hitam. Kain hitam sedangkan yang lainnya hanya sebagai
tersebut dilambangkan sebagai awan. Setelah selesai pelengkap dan pengiring.
masyarakat Desa Napan mengakhirinya dengan Gong Timor memiliki ukuran diameter dan
makan dan minum bersama. ketebalan yang berbeda-beda ini berpengaruh
terhadap bunyi yang akan dihasilkan oleh alat
Bentuk Ritmik Musik Gong Timor musik tersebut. Berikut peneliti akan memaparkan
terkait ukuran dari alat musik Gong Timor.
Ritme adalah urutan rangkaian gerak yang Gong pada gambar 3 memiliki ukuran dia-
menjadi unsur dasar dalam musik, bunyi dalam meter 70 cm dan ketebalan 4 cm, dengan ukuran
musik membentuk irama dengan bermacam-
macam lamanya waktu dan panjang-pendeknya
bunyi yang dihasilkan (Jatmiko, 2015; Vuust,
dkk, 2009). Gong Timor merupakan jenis alat
musik ritmis yang tergolong dalam kelompok
idiophone yaitu alat musik yang sumber bunyi
berasal dari badan alat musik itu sendiri. Cara
memainkan alat musik ini ialah dipukul dengan
menggunakan kayu. Dalam permainan alat musik
ini dibutuhkan keterampilan khusus sehingga
dapat menghasilkan bunyi yang baik serta dapat Gambar 2. Susunan Gong Timur.
membentuk harmonisasi dari masing-masing Gong (Sumber: Sunarto, 2018)

Gambar 1. Pelaksanaan ritual Tfua Ton di atas Batu Gambar 3. Gong Tonu Mese.
Napan. (Sumber: Agustinus Renaldus Afoan Elu, 2018) (Sumber: Sunarto, 2018)

125
Sunarto, dan A.R. Afoan E., Gong Timor dalam Ritual Tfua Ton

lebar 22 cm. Sedangkan kedua gong pada gambar 4 yang bawah 70 cm. Lebar dari masing-masing
memiliki ukuran diameter yang berbeda, gong yang gong adalah bagian atas memiliki lebar 25 cm dan
berada di bagian atas memiliki ukuran diameter ketebalan 4cm dan bagian bawah memiliki lebar
76 cm sedangkan yang bagian bawah memiliki 23 cm dan ketebalan 4 cm.
ukuran 78 cm. Lebar dari masing-masing gong Gendang (Ke’e) merupakan salah satu alat
memiliki ukuran yang sama yaitu 25 cm dan musik ritmis yang dimainkan dengan cara
memiliki ketebalan 4 cm. dipukul menggunakan tangan. Alat ini dimainkan
Untuk gong pada gambar 5 keduanya memiliki bersamaan dengan Gong Timor yang berfungsi
ukuran diameter dan lebar yang berbeda. Pada sebagai penentu tempo. Ke’e ini dimainkan oleh
bagian atas memiliki diameter 74 cm sedangkan 4 orang secara bergantian. Alat musik ini terbuat
dari kulit kambing, kapok (Neke fuis), Kijabas yaitu
kayu yang berbentuk kecil yang berfungsi untuk
mengencangkan kulit, kaba yaitu sejenis tali yang
berfungsi untuk mengikat serta mengencangkan
kulit hewan tersebut sehingga menghasilkan bunyi
yang nyaring. Alat musik ini memiliki ukuran
dengan lebar 23 cm dan diameter pada bagian atas
80 cm, dan bagian bawah 70 cm dengan tinggi
45 cm.

Deskripsi Pola Ritme Gong Timor


Gambar 4. Gong Kbola.
(Sumber: Sunarto, 2018)
Arti penting dalam rhythm, yaitu penempatan
sebuah tindakan dalam durasi suatu peristiwa yang
sedang berlangsung, ritme atau tempo merupakan
unsur penting untuk mencapai suatu hasil yang
efektif (Wijayanto, dkk 2015). Ritme merupakan
perulangan bunyi-bunyian menurut pola tertentu.
Musik ritmis merupakan kelompok musik
pengiring yang berfungsi sebagai penstabil irama
(ketukan) (Ahmadi, 2012). Dengan kata lain ritme
adalah pengulangan bunyi secara berulang-ulang.
Ritme selalu berkaitan dengan gerakan badaniah,
Gambar 5. Gong Ote.
suara, bahasa, nyanyian dan gerakan nada yang
(Sumber: Peneliti, 2018) dihasilkan oleh alat musik (Prier, 2018:185). Ada
empat unsur dalam struktur irama antara lain
ketukan, aksen, pola irama, dan birama musik
(Suharjana, 2010).
Ritme yang dihasilkan oleh Gong Timor
merupakan salah satu ungkapan yang ingin
disampaikan melalui simbol yakni kepada leluhur
maupun kepada sesama mereka. Alat musik ini
dimainkan secara berulang-ulang dari awal hingga
akhir dengan tempo dan pukulan ritmik yang
berubah-ubah (tidak tetap). Berikut peneliti akan
Gambar 6. Gendang (Ke’e). memaparkan bentuk pola ritme dari Gong Timor,
(Sumber: Sunarto, 2018) sebagai berikut:

126
Vol. 19 No. 3, Desember 2018

Elemen Irama pukulan ke dua, tiga dan empat. Gong Timor


kedua Ote bentuk not yang digunakan dalam
1. Ketukan pukulan ritme tersebut ialah menggunakan
Ketukan merupakan bunyi yang mendasari bentuk not 1/8 dengan nilai ketukan 1/2 pada
pada irama. Ketukan dapat terjadi dalam pukulan pertama sampai pukulan kedelapan.
tempo yang cepat, sedang atau lambat serta Gong Timor ketiga Kbola, bentuk not yang
dalam tingkatan kecepatan yang tetap maupun digunakan dalam pukulan ritme tersebut ialah
berubah-ubah. Hal tersebut dipertegas lagi oleh menggunakan bentuk not 1/8 dengan nilai
Benward & Saker (2008:393) yang menyatakan ketukan 1/2 yaitu pada pukulan ke pertama,
bahwa tempo adalah kecepatan irama dalam kedua, ketiga, kelima, keenam dan ketujuh pada
musik, yang dapat dinyatakan secara umum tiap-tiap birama. Gendang (Ke’e), bentuk not
atau dalam ketukan permenit. Gong Timor yang digunakan dalam pukulan ritme tersebut
dalam ritual Tfua Ton dimainkan dengan Vivace ialah bentuk not 1/16 dengan nilai not 1/4 pada
yang artinya cepat dan girang dengan kecepatan tiap ketukan yaitu pada pukulan pertama hingga
160-184 mm, langkah setiap menit seperti yang pukulan ke enambelas.
telah dipaparkan sebelumnya. 2. Aksen
Pada Gong Timor pertama Tonu mese Aksen adalah suatu suara keras atau gerakan
bentuk not yang digunakan dalam pukulan keras ekstra atau nada-nada tertentu yang
ritme tersebut ialah dengan menggunakan diberikan tekanan lebih atau kurang. Tekanan
bentuk not 1/8 dengan nilai satu ketukan bukan hanya berlaku pada suatu nyanyian saja
pada pukulan ke satu, lima, enam, tujuh dan tetapi pada pukulan ritmik yang dimainkan.
delapan pada tiap-tiap birama sedangkan pada Gong Timor merupakan salah satu alat musik
bentuk not 1/16 dengan nilai ketukan 1/2 pada tradisi yang dimainkan dalam ritual adat

Notasi 1. Pola ritme Gong Timur. (Sumber: Peneliti, 2018)

127
Sunarto, dan A.R. Afoan E., Gong Timor dalam Ritual Tfua Ton

secara berulang-ulang, tetapi memiliki aksen Musik tradisional adalah salah satu cara untuk
yang berbeda pada beberapa bagian tertentu mengkomunikasikan berbagai macam kepentingan.
salah satunya ialah tonu mese, ote dan kbola Yudosaputro (Jazuli, 2014) mengemukakan bahwa
pada ketukan pertama pukulannya lebih keras kesenian berkedudukan sebagai media komunikasi
dibanding ketukan ke 2, 3, dan 4 pada setiap antara manusia dan manusia, manusia dan alam,
birama sedangkan pada alat musik Gendang manusia dan Maha Pencipta. Ini ditegaskan lagi
tidak terdapat aksen. oleh (Jazuli, 2015) yang menyampaikan bahwa
3. Pola irama kesenian mempunyai nilai penikmatan sehingga
Ritme merupakan elemen waktu dalam aktivitas seni dapat dikatakan mampu memberikan
musik yang dihasilkan dari durasi dan aksen kesenangan, kebahagiaan, santapan rasa melalui
(Hidayatullah, 2015:9). Gong Timor memiliki imajinasi setiap orang sesuai tingkat persepsinya.
satu jenis pola irama dari masing-masing gong Begitu juga dengan Eli Irawati mengatakan
seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. bahwa musik bermakna sebagai alat komunikasi
Bahwa pada Gong Tonu mese, Ote, Kbola dan horizontal dan vertikal dalam sebuah upacara ritual
Gendang memiliki pola irama pada satu birama (Eli Irawati, 2014:72). Dari penjelasan tersebut
yang dimainkan berulang-ulang hingga akhir bahwa Gong Timor dalam upacara ritual Tfua
dengan durasi waktu kurang lebih 2-3 menit. Ton memiliki nilai-nilai yang terkandung yang
dikatakan mampu memberikan kenikmatan,
Makna Gong Timor dalam Upacara Ritual kesenangan, kebahagiaan, kesedihan dan kerja
Tfua Ton sama yang baik dalam suatu kelompok tertentu.
Makna musik dapat dilihat dari bentuk
Simbol adalah objek, kejadian, bunyi bicara, musik, suara yang dihasilkan dalam hubungannya
atau bentuk-bentuk tulis yang diberi makna oleh antara satu dengan yang lain, yang berkembang
manusia. Makna simbolik merupakan tanda-tan- secara historis melalui paparan informal dan formal
da yang dapat bermanfaat dalam menyampaikan untuk musik dan kegiatannya (Green, 2015). Alat
maksud dan tujuan manusia diberbagai kehidupan musik Gong Timor berbentuk bulat atau bundar
manusia. Dalam makna tertentu, simbol seringkali yang melambangkan keabadian dan keseimbangan.
memiliki makna yang mendalam yaitu suatu kon- Pukulan dari alat musik ini merefleksikan
sep yang memiliki nilai dalam kehidupan suatu koinsidensi antara permulaan dan akhir, antara
masyarakat (Dodo, 2016). Makna dan musik seb- kelahiran dan kematian. Penjelasan tersebut
agai sumber daya emosional(Hield & Price, 2018). menunjukan bahwa Gong Timor dalam ritual
Makna dalam musik merupakan ungkapan ekspresi tersebut mengingatkan kembali akan perjuangan
emosional yang dirasakan dan dialami oleh ma- dan kerja keras dalam mempertahankan kehidupan
syarakat khususnya di Desa Napan. Makna dalam dan juga wilayah mereka dari penjajahan.
upacara adat istiadat merupakan hal yang tidak bisa Gong Timor dalam ritual Tfua Ton merupakan
dijelaskan secara ilmiah maknanya. Makna yang kegiatan rutinitas yang diadakan setiap tahun
tekandung merupakan harapan baik bagi orang sebelum musim tanam dan telah diwariskan pada
yang melaksanakan upacara adat (Rahimah dkk, generasi-generasi berikutnya. Hal ini dikarenakan
2018). Sesuatu yang memiliki makna itu adalah akan adanya nilai-nilai dan makna yang terkandung
simbol dan maknanya yang dinyatakan oleh sim- didalamnya, musik dalam ritual tidak hanya sekedar
bol tersebut harus dicari lewat interpretasi atau untuk dimainkan bahkan dapat mempengaruhi
komunikasi terhadapnya (Herawati, 2010). Makna imajinasi dan menjadi penyemangat dalam ritual.
dalam dunia seni yang disampaikan (Sedyawati, Gong Timor dalam ritual Tfua Ton memiliki
1995) adalah berkaitan dengan penilaian terhadap simbol komunikasi yaitu untuk memberitahukan
seni misalnya seni yang bisa dinikmati, menggug- adanya bahaya dan kedukaan. Setiap interaksi
gah imajinasi, dapat menyentuh rasa, dan mampu seseorang dengan orang lain tentu memerlukan
mewujudkan suatu nilai budaya. mediasi. Mediasi yang merupakan simbol-simbol,

128
Vol. 19 No. 3, Desember 2018

baik yang melekat pada diri ataupun di luar diri. Mese, Ote, Kbola dan Gendang (Ke’e). Gong Timor
Tidak semua komunikasi dapat disebut simbol memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda,
tetapi dalam situasi tertentu setiap benda atau ini berpengaruh pada bunyi yang akan dihasilkan.
alat dapat ditingkatkan sebagai sebuah simbol ( Gong Timor tergolong kedalam jenis alat musik
Rohidi, 2000). ritmis dengan elemen-elemen irama antara
Komunikasi tersebut dimaknai dengan adanya lain ialah ketukan, aksen dan pola irama yang
persatuan, kekompakan dan kerjasama antar dihasilkan. Gong Timor memiliki peran penting
masyarakat Desa Napan dan terjalin hubungan dalam upacara ritual Tfua Ton dan telah menjadi
antara manusia dan leluhur. Gong Timor dalam satu bagian di dalamnya.
ritual Tfua Ton sebagai hubungan antara masyarakat Secara simbolik Gong Timor sebagai simbol
Desa Napan, leluhur dan alam, dimana Gong keperkasaan, sifat, identitas dan menunjukan
Timor yang dibunyikan dalam ritual tersebut ialah karakter masyarakat setempat. Dari simbol-simbol
untuk memanggil dan menyapa para leluhur yang tersebut dapat dimaknai dengan ketidakputusasaan
telah meninggal untuk hadir bersama-sama dan dan tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan
berkumpul bersama dalam ritual Tfua Ton. Inilah wilayah dari penjajah serta mempertahankan hidup
yang menjadi kepercayaan masyarakat Desa Napan mereka walaupun dengan keadaan geografis yang
yang masih dipegang hingga sekarang ini. kurang mendukung dan tingkat pendidikan yang
Irama yang dihasilkan oleh Gong Timor kurang begitu tinggi. Maka dari itu masyarakat
menunjukan arti yang berbeda yaitu untuk sebagai Desa Napan melakukan salah satu ritual Tfua Ton
keperkasaan “Atoni Pah Meto” dan keberanian yaitu untuk meminta hujan dan kesuburan tanah
dalam suatu tantangan seperti dalam peperangan, kepada Tuhan, leluhur dan alam yang mendiami
masalah perampasan tanah antar suku dan negara tempat tersebut.
Timor Leste pada tahun 1975 dan tahun 1999. Hal Gong Timor dalam ritual Tfua Ton memiliki
ini ditegaskan lagi dalam (Sasi, 2016) bahwa Atoni peran penting didalamnya dan tidak dapat
Pah Meto merupakan kata majemuk yang terdiri dipisahkan. Gong Timor dan ritual Tfua Ton
dari Atoni (laki-laki dan berarti juga untuk orang merupakan satu kesatuan. Selain itu juga memiliki
atau suku bangsa) pah (tempat atau wilayah) meto kekuatan mistis yaitu untuk memanggil roh-roh
(kering atau daratan), maka dapat disimpulkan para leluhur yang telah meninggal. Gong Timor
bahwa Atoni pah meto adalah orang yang mendiami dalam ritual Tfua Ton merupakan salah satu musik
daratan sekaligus nama Penduduk Pulau Timor tradisional yang sudah diwariskan turun temurun,
yang mendiami Kabupaten Timor Tengah Utara. ini sebagai salah satu cara untuk menunjukan
Ritmik tersebut menunjukan sebuah karakter identitas dan ciri khas dari masyarakat Napan.
dan sifat yang dimiliki masyarakat Napan. Irama
tersebut juga mengartikan bahwa masyarakat Kepustakaan
Napan tidak pernah menyerah dan putus asa
dalam menghadapi suatu masalah misalnya untuk Ahmadi, W. L. (2012). Pengembangan Media
mempertahankan hidup dengan memperoleh Pembelajaran Inovatif Kooperatif Musik
makanan dan minum. Dengan keadaan iklim Ritmis Berbasis Multimedia Di Sma Negeri
dan geografis yang kurang mendukung masyarakat 3 Pati.Catharsis : Journal of Arts Education,
terus berjuang dan bekerja keras dalam mengolah 1(2), 1–5. Retrieved from http://journal.
lahan mereka untuk bercocok tanam. unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis
Dodo, S. I. dan T. R. R. (2016). Fungsi Dan Makna
Penutup Bide Dalam Kehidupan Masyarakat Dayak
Kanayatn Di Kabupaten Landak Kalimantan
Gong Timor merupakan salah satu musik Barat. Catharsis : Journal of Arts Education,
tradisional masyarakat Desa Napan yang terdiri 5(2), 123–134. Retrieved from http://journal.
dari beberapa bagian antara lain ialah Gong Tonu unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis

129
Sunarto, dan A.R. Afoan E., Gong Timor dalam Ritual Tfua Ton

Green, L. (2015). Popular Music Education Percetakan Rejeki Yogyakarta.


in and for Itself, and for “Other” Music: Rahimah, H. dan D. (2018). Kajian etnobotani
Current Research in the Classroom Popular (upacara adat suku aceh di provinsi aceh).
music education in and for itself, and for Jurnal Biotik, 6(1), 53–58.
“other” music: current research in the Rohidi, T. R. (2000). Kesenian dalam Pendekatan
classroom. International Journal Of Music Kebudayaan. Bandung: STISI Press Bandung.
Education, 24(2), 103–120. https://doi. Sasi, D. (2016). Perubahan budaya kerja pertanian
org/10.1177/0255761406065471 lahan kering. Jurnal Kajian Budaya, 6(2), 145–
Hield, F., & Price, S. (2018). “ I realised it was 164. https://doi.org/10.17510/paradigma.
the same song ”: Familiarisation , assimilation v6i2.94
and making meaning with new folk music. Sedyawati, E. (1995). “Konsep dan Implementasi
International Journal of Traditional Arts, (2), Pendidikan Seni”.Makalah disampaikan pada
1–23. Retrieved from www.tradartsjournal. Seminar Nasional IKIP Semarang.
org Suharjana, F. (2010). Aktivitas ritmik dalam
Irawati, Eli. 2014. “Makna Simbolik Pertunjukan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar.
Kelentangan dalam Upacara Belian Sentiu Pendidikan Jasmani Indonesia, 7(1), 1–16.
Suku Dayak Benuaq Desa Tanjung Isuy, Kutai Sunarman, Y. B. (2010). Bentuk Rupa Dan Makna
Barat, Kalimantan Timur.”Jurnal Kajian Seni, Simbolis Ragam Hias Dan Pura Mangkunegaran
Vol. 1 (1): 60-73. Retrieved from https://sdoi. Surakarta. Universitas Sebelas Maret.
org/10.22146/art.5876. Tindaon, Rosmegawaty, GR Lono Lastoro
Jatmiko, E. M. (2015). Struktur Bentuk Komposisi Simatupang, Victor Ganap, dan T. H. (2018).
dan Akulturasi Musik Terbang Biola Sabdo Anndung-Andung Mate di Ranto. Resital:
Rahayu Desa Pekiringan, Kecamatan Talang, Jurnal Seni Pertunjukan, 19(2), 46–53.
Kabupaten TegaL. Catharsis : Journal of Arts Triyanto. (2018). Belajar dari kearifan Lokal Seni
Education, 4(1), 8–14. Retrieved from http:// pesisiran. Semarang: Cipta Prima Nusantara.
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis Vuust, P., Ostergaard, L., Johanne, K., Bailey, C.,
Jazuli, M. (2014). Sosiologi Seni : Pengantar dan & Roepstorff, A. (2009). Predictive coding
Model Studi Seni. Yogyakarta: Graha Ilmu. of music – Brain responses to rhythmic
Jazuli, M. (2015). Pengembangan Kreativitas Seni incongruity. CORTEX, 45(1), 80–92. https://
Budaya Tradisi sebagai Materi Pendidikan Seni. doi.org/10.1016/j.cortex.2008.05.014.
Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Wijayanto, Bayu, G.R. Lono, L. S. dan V. G.
Uiversitas negeri Semarang. (2015). Strategi Musikal dalam Ritual Pujian
Langer, S. K. (1957). Problem Of Art. New York: dan Penyembahan. Jurnal Resital, 16(3), 125–
Ten Philosofical Lecture. 140. Retrieved from http://journal.isi.ac.id/
Prier, K.-E. (2018). Kamus Musik. Yogyakarta: index.php/resital/article/view/1678/450.

130

You might also like