Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

AKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT HINDU TAMIL DALAM


UPACARA THAIPUSAM DI SINGAPURA
Yuni Dahlia Yosepha Mogot

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer
Indonesia, Jalan Dipati Ukur 102-116 Bandung 40132, Indonesia

E-Mail:
yuni.mogot@email.unikom.ac.id

Abstract

This research aims to investigating Hindu Tamil community’s communication activities on Thaipusam ceremony at
Singapore. A qualitative design with Ethnography of communication approach is used on this research. The data
collection method is observation and participation on the research subject’s daily live, in-depth interview with 29
respondents who was decided purposively, literature study, also documents and data analysis that related to research
objects. The results show that Communicative Situation on Thaipusam ceremony at Singapore take place until five
kilometers, which started from Sri Sinivasa Perumal Temple at Serangoon Road, and ended at Sri Thendayuthapani
Temple at Tank Road. Communicative Events on Thaipusam ceremony which followed by Hindu Tamil Community is the
expression of gratitude and penance. The ceremony started at 02.00 P.M. local time, and ended at 04.00 P.M. on the next
day. The Language that is used during the ceremonial ritual is the language from participant community’s origin, which
is Tamil. Communicative Action which is done on the Thaipusam ceremony expressed on both verbal and non-verbal
forms, such as utterances, pictures or photographs, praise gesture, facial expression, and clothes with orange domination.
The glory of goodness from evil is symbolized through the use of “vel” and “kavadi” which are used during the ceremony.

Keywords: Ethnography of Communication, Community, Hindu Tamil, Thaipusam Ceremony.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aktivitas Komunikasi masyarakat Hindu Tamil di dalam melaksanakan
Upacara Thaipusam di Singapura. Pendekatan Kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode Etnografi
Komunikasi. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan keikutsertaan peneliti di dalam kehidupan sehari-hari
subjek penelitian, wawancara mendalam dengan 29 informan yang ditentukan secara purposif, studi pustaka, serta telaah
dokumen dan data yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Situasi Komunikasi
Upacara Thaipusam di Singapura berlangsung sepanjang 5 kilo meter berawal dari Kuil Sri Sinivasa Perumal di
Serangoon Road, dan berakhir di Kuil Sri Thendayuthapani di Tank Road. Peristiwa Komunikasi dalam Upacara
Thaipusam diikuti umat Hindu Tamil sebagai perwujudan ungkapan syukur dan penebusan dosa. Upacara berlangsung
dimulai pada pukul 14.00 waktu setempat dan berakhir sekira pukul 16.00 keesokan harinya. Bahasa yang digunakan
sepanjang ritual upacara adalah bahasa yang sama dengan asal daerah komunitas partisipan, yaitu Bahasa Tamil. Tindak
Komunikasi yang dilakukan dalam Upacara Thaipusam disampaikan dalam bentuk verbal juga nonverbal, berupa kalimat
ujaran, gambar/foto, gerak laku puja, ekspresi wajah, dan pakaian yang didominasi warna Oranye. Simbol kemenangan
kebaikan dari yang jahat ditunjukkan melalui penggunaan “vel” dan “kavadi” yang digunakan selama upacara
berlangsung.

Kata kunci: Etnografi Komunikasi, Komunitas, Hindu Tamil, Upacara Thaipusam.

216
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

1. Pendahuluan Di antara seluruh upacara keagamaan umat


1.1. Latar Belakang Hindu yang dilakukan di Singapura, Thaipusam
memiliki keunikan yang menonjol. Upacara
Masyarakat Hindu Tamil telah hadir dan keagamaan ini biasa dilakukan saat purnama
menjadi bagian tak terpisahkan dari pada bulan ke sepuluh (“thai”) dalam
perkembangan budaya di Singapura sejak penanggalan Tamil (antara bulan Januari –
berabad lalu. Terkait dengan Singapura sebagai Februari tahun Masehi). Thaipusam merupakan
negara sekuler, negara tidak mencampuri urusan festival tahunan Hindu yang sarat dengan pesan-
spiritual atau agama warganya. Negara hanya pesan simbolis, di mana umat Hindu melakukan
mengatur agar setiap warganya dapat prosesi untuk memenuhi nazar, mencari berkah,
menyelenggarakan kegiatan spiritual masing- atau mengucap syukur dengan menyerahkan
masing tanpa diganggu atau pun mengganggu persembahan untuk dewa yang dipujanya.
orang lain. Kebijakan pemerintah ini membuat Thaipusam diselenggarakan untuk menghormati
setiap agama yang ada di Singapura bisa Dewa Subrahmanya yang lebih dikenal dengan
mengembangkan diri sejauh pengembangan nama lain Lord Murugan.
tersebut masih dalam batas-batas yang Bagi umat Hindu, Thaipusam dimaknai
disepakati bersama oleh masyarakat setempat. tidak ubahnya serupa dengan hari thanksgiving.
Ditinjau dari sudut pandang kelompok Pada hari itu umat Hindu menyampaikan syukur
etnik, setiap etnik yang ada di Singapura kepada dewa yang dipujanya dengan melakukan
berkepentingan untuk mempertahankan aksi penebusan dosa dan pensucian diri yang
eksistensi budaya mereka, terutama agama yang cenderung menyakiti diri dengan cara mencukur
mereka anut. Di mata penganutnya, agama rambut di kepala, menindik lidah, dan
memiliki hukum ritual yang bersifat sakral serta mengusung “kavadi” serta aneka bentuk dari
dipandang memiliki derajat lebih tinggi dari “kalash”, yaitu guci (pot) yang berisi susu
hukum negara yang dianggap sebagai buatan hingga ke altar pemujaan. Para pelau upacara
manusia. berjalan kaki sejauh kira-kira 5 kilo meter,
Agama Hindu merupakan agama yang berawal dari Kuil Sri Sinivasa Perumal di
bersifat politheis dan menerapkan sistem Serangoon Road, kawasan Little India (start
perbedaan derajat manusia berdasarkan kelas point) dan berakhir di Kuil Sri Thendayuthapani
(kasta). Dalam kaitannya dengan ritual agama, di (end point) di Tank Road. Sepanjang arak-
dalam agama Hindu terdapat berbagai ritual arakan, teman dan kerabat mengiringi mereka
sesuai dengan dewa yang disembah, yang dengan lantunan doa dan lagu pemujaan kepada
menyebabkan banyaknya ritual yang Dewa Subrahmanya.
diselenggarakan sepanjang tahun. Aktivitas komunikasi yang ideal
Terkait dengan agama dan kepercayaan, memerlukan keterlibatan semua pihak sebagai
komunitas etnik Hindu Tamil memiliki keunikan peserta komunikasi, sehingga pada akhirnya
yang menonjol di antara etnik lain yang ada di dapat membentuk suatu hubungan interaksi yang
Singapura, khususnya di dalam menggelar kondusif. Di dalam upacara Thaipusam terdapat
upacara keagamaan. Upacara tersebut seringkali aktivitas komunikasi yang khas di dalam
dilaksanakan dengan melibatkan banyak orang peristiwa komunikasi yang khas pula. Penelitian
dan bertempat di kuil-kuil yang berlokasi di ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
pusat-pusat keramaian, salah satunya adalah Etnografi Komunikasi, dengan pertimbangan
Upacara Thaipusam. metode ini dapat menggambarkan, menjelaskan
dan membangun hubungan dari kategori-

217
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

kategori dan data yang ditemukan di lokasi


penelitian. Sesuai dengan tujuan studi Etnografi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Komunikasi yang dapat menggambarkan, bermanfaat bagi khasanah Ilmu Komunikasi,
menganalisis dan menjelaskan perilaku khususnya mengenai Studi Etnografi
komunikasi dari suatu kelompok sosial, Komunikasi dalam suatu komunitas etnik yang
penelitian ini dilakukan pada komunitas etnik hidup bersama dan berbeda secara ritual maupun
Hindu Tamil di Singapura. budaya di antara masyarakat multikultur dalam
sebuah negara yang diatur secara ketat, baik
1.2. Rumusan Masalah dalam hukum kenegaraan maupun aturan-aturan
budaya normatif lainnya.
Secara umum penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai bagaimana 2. Kajian Pustaka dan Kerangka
“Aktivitas Komunikasi masyarakat Hindu Tamil Pemikiran
dalam ritual upacara Thaipusam di Singapura”.
Secara khusus, rumusan masalah penelitian Mulyana (2004: 34) menyatakan, teori-teori
ini meliputi: dapat menuntun peneliti untuk memahami
1) Bagaimana Situasi Komunikasi Komunitas kondisi penelitian di lapangan. Seperangkat teori
Hindu Tamil dalam Upacara Thaipusam di yang digunakan peneliti kualitatif dapat
Singapura? dijadikan arahan, acuan dan pedoman bagi
2) Bagaimana Peristiwa Komunikasi peneliti guna menangkap gejala dan fenomena
Komunitas Hindu Tamil dalam Upacara yang terjadi secara spesifik dan fokus.
Thaipusam di Singapura? Sebagaimana dikutip Rakhmat (2007: 149),
3) Bagaimana Tindak Komunikasi Komunitas Bungin mengartikan konsep sebagai generalisasi
Hindu Tamil dalam Upacara Thaipusam di dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat
Singapura? dipakai untuk menggambarkan berbagai
fenomena yang sama. Penjelasan konsep di
1.3. Maksud dan Tujuan dalam penelitian ini bertujuan meletakkan
konsep-konsep mana yang relevan dengan
Maksud penelitian ini adalah untuk konteks penelitian. Dengan demikian konsep-
mengetahui bagaimana “Aktivitas Komunikasi konsep tersebut berfungsi untuk membatasi dan
masyarakat Hindu Tamil dalam ritual Upacara memperjelas wilayah jelajah penelitian yang
Thaipusam di Singapura”. dimaksud. Ketika melaksanakan Etnografi
Adapun Tujuan penelitian ini adalah: Komunikasi dalam tempat lokal tertentu, hal
1) Untuk megetahui Situasi Komunikasi pertama yang harus dilakukan adalah membuat
Komunitas Hindu Tamil dalam Upacara definisi tentatif mengenai masyarakat tutur yang
Thaipusam di Singapura. akan diteliti (Ibrahim, 1994: 161).
2) Untuk mengetahui Peristiwa Komunikasi
Komunitas Hindu Tamil dalam Upacara 2.1 Komunitas Hindu Tamil
Thaipusam di Singapura.
3) Untuk mengetahui Tindak Komunikasi Komunitas adalah sekelompok orang yang
Komunitas Hindu Tamil dalam Upacara berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai
Thaipusam di Singapura. tujuan tertentu. Mereka berbagi makna dan sikap
melalui komunikasi. Komunitas memiliki
1.4. Kegunaan Penelitian derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila

218
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

dibandingkan dengan individu dan populasi. berkesinambungan, khususnya pada pelaksa-


Mulyana (2007: 46) menyatakan komunitas naan ritual Upacara Thaipusam.
menekankan kesamaan atau kebersamaan,
komunitas bergantung pada pengalaman dan 2.3 Budaya dan Identitas Etnik
emosi bersama, dalam kondisi tersebut
komunikasi berperan dan menjelaskan Porter dan Samovar (dalam Mulyana dan
kebersamaan tersebut. Oleh karena itu Rakhmat, 2005: 18) secara formal
komunitas juga terbagi atas bentuk-bentuk mendefinisikan budaya sebagai tatanan
komunikasi yang berkaitan dengan seni, agama, pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai,
dan juga bahasa. Masing-masing bentuk tersebut sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranan,
mengandung dan menyampaikan gagasan, sikap, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-
perspektif, pandangan yang mengakar kuat objek materi dan milik yang diperoleh
dalam sejarah komunitas tersebut. sekelompok besar orang dari generasi ke
Terkait dengan batasan mengenai generasi melalui usaha individu dan kelompok.
komunitas, di dalam penelitian ini Komunitas Sementara Identitas Etnik menurut Liliweri
Hindu Tamil ditandai oleh adanya kesamaan (2003: 72) adalah rincian karakteristik atau ciri-
dalam tradisi religi anggotanya yang bercirikan ciri (khas) sebuah kebudayaan yang dimiliki
“Hinduisme”. Sedangkan kata “Tamil” oleh sekelompok orang yang diketahui batas-
menunjukkan daerah asal anggota komunitas batasnya tatkala dibandingkan dengan
tersebut yang merupakan bagian dari Sub Enik karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang
India yang berasal dari daerah Tamil di India lain. Hal ini berarti pula bahwa bila kita ingin
Selatan. Dengan kata lain, masyarakat Hindu mengetahui dan menetapkan identitas budaya
Tamil di dalam penelitian ini diartikan sebagai seseorang, maka tidak sekedar ditentukan dari
komunitas etnik Tamil (di Singapura) yang karakteristik atau ciri-ciri fisik/biologis semata,
bercirikan Hinduisme. tetapi perlu juga mengkaji identitas kebudayaan
sekelompok orang melalui tatanan pola berpikir
2.2 Aktivitas Komunikasi (cara dan orientasi berpikir), perasaan (cara
merasa, orientasi perasaan), dan cara bertindak
Hymes, sebagaimana dikutip Kuswarno (motivasi atau orientasi tindakan) orang tersebut.
(2008: 42) menyatakan aktivitas komunikasi Lebih jauh, Hecht sebagaimana dikutip
adalah “aktivitas yang khas atau kompleks, yang Littlejohn (2009: 131) memperkenalkan
di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa khas dimensi-dimensi identitas khusus, termasuk
komunikasi yang melibatkan tindak-tindak perasaan (dimensi afektif), pemikiran (dimensi
komunikasi tertentu dan dalam konteks kognitif), tindakan (dimensi perilaku), dan
komunikasi yang tertentu pula, sehingga proses transenden (spiritual). Karena cakupannya yang
komunikasi dalam Etnografi Komunikasi, luar biasa, identitas adalah sumber bagi motivasi
adalah peristiwa-peristiwa yang khas dan dan ekspektasi dalam kehidupan serta memiliki
berulang”. kekuatan yang tetap (abadi). Kekuatan yang
Merujuk pada kutipan di atas, aktivitas tetap ini tidak berarti identitas tidak pernah
komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini berubah, melainkan senantiasa terus
adalah kegiatan sehari-hari komunitas Hindu berkembang dari waktu ke waktu.
Tamil di Singapura. Baik itu kebiasaan
masyarakat, adat istiadat atau pun tradisi yang
mereka lakukan secara berulang-ulang dan

219
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

2.4 Interaksi Simbolik dan Konstruksi Sosial interaksi tersebut, individu-individu membentuk
perilaku dengan cara saling menyesuaikan diri
Littlejohn (2009: 121) menyatakan George melalui interpretasi mereka. Sementara
Herbert Mead sebagai penggagas Interaksi Perspektif Konstruksi Sosial berusaha melihat
Simbolik. Ia mengajarkan bahwa manusia bagaimana fenomena keseharian komunitas
berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu, Hindu Tamil mengkonstruksi realitas sosial,
mereka berbagi pengertian untuk istilah-istilah dimana nilai dan norma yang berlaku dalam
dan tindakan-tindakan tertentu dan memahami kehidupan sehari-hari komunitas Hindu Tamil
kejadian-kejadian dalam cara-cara tertentu pula. dikonstruksi secara subjektif. Di dalam
Beberapa pendapat lain menyatakan bahwa penelitian ini, Etnografi Komunikasi lebih
manusia mengembangkan identitas sosial digunakan sebagai Metode Penelitian,
melalui Interaksi Simbolik. Yaitu suatu proses sedangkan teori yang digunakan sebagai
intrapersonal yang menggunakan bahasa, landasan berpikir adalah Interaksi Simbolik dan
simbol-simbol, dan sanksi-sanksi. Teori Konstruksi Sosial.
Interaksi Simbolik menjelaskan kemampuan
manusia untuk merespon simbol-simbol ketika 3. Objek dan Metode Penelitian
mereka berinteraksi sehingga dapat membentuk
konsep diri. Konsep diri ini terbentuk pada saat Objek pada penelitian ini adalah Komunitas
seseorang mendefinisikan dirinya bersama-sama Hindu Tamil yang tinggal di kawasan Little
dengan orang lain. Dengan mempelajari simbol- India, Singapura, dimana peneliti akan
simbol yang digunakan oleh suatu kelompok, melakukan pengamatan aktivitas komunikasi
seseorang dapat menginternalisasikannya pada ritual Upacara Thaipusam.
sebagai pengembangan dirinya. Penelitian ini menggunakan Metode
Perspektif Konstruksi Sosial menekankan Kualitatif, karena peneliti menganggap tema
bahwa pengertian dan pemahaman seseorang yang diangkat dalam penelitian ini lebih
muncul karena berkomunikasi dengan orang mengacu pada suatu fenomena yang tidak
lain. Berger dan Luckman (1990: 185) selamanya dapat dijelaskan secara numerik
menggambarkan proses sosial terjadi melalui kuantitatif.
tindakan dan interaksi, dimana individu-individu Littlejohn (2009: 460) menyatakan bahwa
menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan Etnografi Komunikasi adalah metode aplikasi
dialami bersama secara subjektif dan etnografi sederhana dalam pola komunikasi
berkesinambungan. Konstruksi sosial dipandang sebuah kelompok. Berdasarkan fokus penelitian
sebagai sebuah kerja kognitif individu untuk yang lebih menekankan pada aktivitas
menafsirkan dunia realitas yang ada, karena komunikasi yang terjadi pada proses komunikasi
terjadi relasi sosial antara individu dengan ritual Komunitas Hindu Tamil, maka metode
lingkungan atau orang di sekitarnya. Individu analisis yang digunakan adalah dengan
kemudian akan membangun sendiri pengetahuan pendekatan tradisi Etnografi Komunikasi.
atas realitas yang dilihatnya itu berdasarkan pada Studi Etnografi Komuniaksi merupakan
struktur pengetahuan yang telah ada salah satu dari beragam studi peneltian kualitatif,
sebelumnya. yang mengkhususkan pada penemuan berbagai
Perspektif Interaksi Simbolik berusaha pola komunikasi yang digunakan oleh manusia
menjelaskan bahwa manusia hidup dan dalam suatu masyarakat tutur.
berinteraksi dengan manusia lain di tengah- Hymes (dalam Kuswarno, 2008: 41),
tengah lingkungan simbolik. Dalam proses mengemukakan bahwa aktivitas komunikasi

220
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

yang perlu dipahami dalam usaha 4.1 Situasi Komunikasi Komunitas Hindu
mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas Tamil dalam Upacara Thaipusam di
komunikasi dalam Etnografi Komunikasi, Singapura
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Situasi komunikasi atau konteks terjadinya Situasi komunikasi dapat diartikan sebagai
komunikasi. ukuran atau ruang sekaligus penataan pada suatu
2. Peristiwa komunikasi atau keseluruhan peristiwa komunikasi. Di dalam kaitannya
perangkat komponen yang utuh dimulai dengan penelitian ini, Upacara Thaipusam
dengan tujuan umum komunikasi, topik berlangsung sepanjang kira-kira 5 kilo meter,
umum yang sama, dan melibatkan berawal dari Kuil Sri Sinivasa Perumal di
pastisipan yang secara umum menggunakan Serangoon Road, kawasan Little India (sebagai
varietas bahasa yang sama, mempertahan- start point) dan berakhir di Kuil Sri
kan tone yang sama, dan kaidah-kaidah Thendayuthapani (sebagai end point) di Tank
yang sama untuk interaksi, dalam setting Road.
yang sama. Sebuah peristiwa komunikasi Kuil (candi) merupakan tempat suci untuk
dinyatakan berakhir, ketika terjadi beribadah umat Hindu, banyak dikunjungi warga
perubahan partisipan, adanya periode India di Singapura, khususnya yang berasal dari
hening, atau perubahan posisi tubuh. daerah Tamil, India Selatan. Mereka biasa
3. Tindak komunikasi, yaitu fungsi interaksi melakukan ritual puja, archana, upacara
tunggal, seperti pernyataan, permohonan, pernikahan, dan lain sebagainya.
perintah, atau pun perilaku nonverbal. Di dalam ajaran Hinduisme, Whisnu atau
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, dengan nama lainnya “Perumal” dipercaya
Etnografi Komunikasi lebih menekankan pada sebagai dewa pemelihara dan pelindung alam
bahasa sebagai komponen utama selain budaya semesta ciptaan Brahma. Kuil Sri Sinivasa
dan pola komunikasi. Perumal merupakan salah satu kuil Hindu tertua
yang ada di Singapura. Kompleks kuil seluas
4. Hasil dan Pembahasan 200 meter persegi ini dibangun untuk
didedikasikan kepada dewa Whisnu. Pada
Aktivitas komunikasi dalam tema bagian depan gerbang masuk menuju tempat
kebudayaan tertentu menjadi fokus perhatian pemujaan terdapat gapura besar nan megah
dalam Etnografi Komunikasi. Adapun yang menjulang setinggi 20meter yang penuh dengan
dimaksud perilaku komunikasi adalah tindakan relief reinkarnasi dewa Whisnu. Di dalam kuil
atau kegiatan seseorang, kelompok, atau pun terdapat patung dewa Whisnu dan dewi
khalayak saat terlibat dalam suatu proses Lakshmi, istrinya. Bagian langit-langit kuil
komunikasi. Sesuai uraian terdahulu, dalam penuh gambar berwarna yang merupakan simbol
mendeskripsikan dan menganalisis hasil dari 9 (sembilan) planet yang ada di alam
penelitian dalam Etnografi Komunikasi terlebih semesta.
dahulu diperlukan pengamatan tentang unit-unit
aktivitas komunikasi, yaitu peristiwa komuni-
kasi, situasi komunikasi, dan tindak komunikasi
yang ditemui di lokasi penelitian.

221
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

dalam memperingati berbagai peristiwa penting


Gambar 1. Pintu Gerbang Kuil Sri Sinivasa Perumal dalam hidupnya. Pada dasarnya berbagai ritual
upacara tersebut berfungsi untuk memperlihat-
kan sistem atau tatanan kehidupan yang ada,
yaitu pengetahuan lokal (adat) etnik Hindu
Tamil yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran
agama Hindu dan budaya Tamil. Etnik Hindu
Tamil menghormati proses daur hidup manusia
dengan melakukan upacara yang terkait dengan
tingkatan-tingkatan dalam daur hidup sesuai
kepercayaannya. Baik itu peristiwa kelahiran,
kematian, pernikahan, atau pun upacara-upacara
keagamaan.
Pada peristiwa komunikasi yang terjadi
pada komunitas Hindu Tamil di Singapura, telah
berlangsung komunikasi kelompok baik itu
dalam tingkatan keluarga, atau pun kelompok
etnik yang saling berinteraksi secara tatap muka.
Komunikasi berlangsung di antara tiga orang
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019 atau lebih, di bawah arahan seorang pemimpin.
Di dalam berbagai upacara keagamaan yang
Selain didedikasikan untuk Whisnu, kuil ini dilakukan komunitas Hindu Tamil di Singapura
juga banyak ditujukan sebagai tempat pemujaan seorang brahmana (pemuka agama) menjadi
kepada Khrisna yang dianggap sebagai salah pemimpin dalam pelaksanaannya.
satu reinkarnasi dari Whisnu. Pada pelaksanaan Pada umumnya tujuan umum dalam
Upacara Thaipusam di Singapura, Kuil Sri Upacara keagamaan komunitas Hindu Tamil
Sinivasa Perumal biasanya dijadikan titik awal adalah sama, yaitu suatu ungkapan syukur dari
bagi iring-iringan para peserta festival yang akan umat (anggota komunitas) kepada para dewa.
berjalan sepanjang kira-kira 5 kilo meter menuju Walaupun dalam percakapan sehari-hari mereka
titik akhir di Kuil Sri Thendayuthapani di Tank lebih banyak menggunakan Bahasa Melayu atau
Road. Sepanjang jalan yang dilalui arak-arakan Singlish, tetapi pada saat melaksanakan ritual
pelaku ritual upacara telah dipagari sebagai keagamaannya, partisipan yang terlibat langsung
pembatas. Hal ini dilakukan pemerintah agar dalam upacara keagamaan ini semuanya
baik peserta maupun penonton tidak keluar dari menggunakan bahasa dari varietas yang sama,
batas yang ditentukan, sehingga tidak yaitu Bahasa Tamil. Di dalam cara
menyebabkan terganggunya lalu lintas umum. berkomunikasi, baik itu dengan sesama etniknya
atau pun dengan yang berbeda etnik, mereka
4.2 Peristiwa Komunikasi Komunitas Hindu tetap memegang kaidah-kaidah atau adat Tamil
Tamil dalam Upacara Thaipusam Di yang berlaku dalam pergaulan. Misalnya, bagi
Singapura yang sudah menikah, tidak boleh berbicara
(mengobrol) dengan lawan jenis, tanpa
Peristiwa komunikasi dalam keseharian didampingi pasangannya. Terkait dengan setting
komunitas etnik Hindu Tamil tampak dalam tempat, peristiwa komunikasi yang berlangsung,
serangkaian tradisi upacara tersendiri/khas di pelaksanaan berbagai ritual agama dilakukan di

222
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

tempat-tempat ibadat (kuil) secara bersama- kekuatan, serta diyakini sebagai sang penakluk
sama. Khusus pelaksanaan Upacara Thaipusam kejahatan.
diawali di Kuil Sri Sinivasa Perumal dan
berakhir di Kuil Sri Thendayuthapani. Gambar 2. Salah Seorang Pelaku Upacara Thaipusam
Dalam hal setting waktu, persiapan upacara
sudah mulai dilakukan sejak pukul 14.00 watu
setempat. Adapun ritual upacara itu sendiri
diawali pada pukul 19.00 dan berakhir sekira
pukul 16.00 keesokan harinya.
Tahapan upacara Thaipusam diawali
dengan ritual doa bersama di bagian dalam kuil
dengan membacakan mantera-mantera dipimpin
oleh pemuka agama Hindu (brahmana) yang
didatangkan langsung dari India. Selesai ritual
doa, para pelaku upacara keluar dari gerbang
utama Kuil Sri Sinivasa Perumal secara
bergiliran satu per satu menurut no urut yang
telah didapat pada saat pendaftaran, untuk
kemudian berjalan dengan mengusung “kavadi”
atau pun “kalash” berisi susu yang telah
dimanterai menuju Kuil Sri Thendayuthapani.
Sesampai di Kuil Sri Thendayuthapani, para
pelaku upacara menaruh “kalash” yang
dibawanya di depan altar pemujaan, lalu keluar Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019
kuil. Peletakkan “kalash” di altar pemujaan di Bagi komunitas Hindu Tamil, Thaipusam
Kuil Sri Thendayuthapani sebagai end point, menjadi titik klimaks dari aktivitas spiritual
sekaligus menandakan berakhirnya pula mereka yang diawali dengan puasa selama satu
peristiwa komunikasi dalam Upacara bulan penuh. Pada hari itu umat Hindu Tamil
Thaipusam. melakukan aksi penebusan dosa dan pensucian
Tradisi upacara dalam suatu agama yang diri dengan cara mencukur rambut, menindik
diwujudkan pada aktivitas manusia dalam lidah, serta menyakiti diri dengan berbagai cara.
menjalankan ritual agamanya, merupakan salah Mereka meyakini bahwa pada saat terbebas dari
satu usaha untuk berkomunikasi dengan kesenangan fisik dan kenikmatan duniawi,
Tuhannya. Di antara semua upacara Hindu yang seseorang baru dapat menerima ampunan dan
dilakukan di Singapura, Thaipusam memiliki mensucikan diri tanpa merasa sakit.
keunikan yang menonjol. Thaipusam merupakan Para pelaku upacara Thaipusam terdiri atas
upacara yang sarat dengan pesan-pesan simbolis, laki-laki dan perempuan, dari berbagai tingkat
dimana umat Hindu melakukan prosesi untuk usia. Baik remaja maupun dewasa, bahkan lanjut
memenuhi nazar, mencari berkah, dan usia. Status sosial tidak menjadi hambatan bagi
mengucap syukur dengan menyerahkan pelaku upacara, mereka berasal dari berbagai
persembahan. Thaipusam dilakukan untuk lapisan masyarakat yang ada di Singapura, baik
menghormati dewa Subrahmanya yang dikenal yang berprofesi pengusaha, pemuka masyarakat,
pula dengan nama Lord Murugan, yang atau pun masyarakat biasa. Para pelaku upacara
mencerminkan kebaikan, usia muda, dan ini berjalan sejauh 5 kilo meter dengan

223
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

mengusung “kalash” berisi susu, ada juga yang sendiri atau pun membahayakan orang lain).
mengusung “kavadi” dengan berbagai ukuran. Peristiwa inilah yang membuat situasi
Kavadi berupa tempat patung dewa (sesuai yang komunikasi pada saat upacara terkesan sakral
dipuja) ditahtakan. Biasanya dibuat dari batang (karena penuh dupa dan riuh terdengar mantera-
besi atau kayu yang dibuat menjadi berbagai mantera), juga kadang terasa sangat mencekam
bentuk hiasan. Kavadi biasa dihiasi dengan bulu (karena dilakukan sepanjang malam sampai
merak atau unggas lainnya disertai bunga dan siang keesokan harinya) dan kental dengan
dedaunan aneka warna. nuansa magis.
Sepanjang arak-arakan, teman dan para kerabat Peristiwa komunikasi seperti tradisi atau
mengiringi para pelaku upacara ini dengan pun ritual keagamaan bukan sekedar wahana
lantunan doa dan lagu pemujaan. perjumpaan bagi komuntas Hindu Tamil, lebih
Berbeda dengan saat perayaan Pongal dan dari itu merupakan realitas kolektif dimana
Deepavali yang terkesan meriah penuh sukacita, terjadi pertemuan interaktif antarindividu atau
upacara Thaipusam lebih bernuansa magis dan pun antarkeluarga komunitas Hindu Tamil yang
sakral. Dalam ritual yang dijalaninya, pelaku ada di Singapura. Pada peristiwa ini pula
upacara biasanya menyakiti diri dengan cara masing-masing individu dapat menunjukkan
melukai wajah dan badan mereka. Bermacam identitas budaya yang dibanggakannya.
jarum, tombak dan kail dikaitkan ke tubuh Pada peristiwa komunikasi dalam
mereka. Sebagian peserta ada juga yang lingkungan komunitas Hindu Tamil saat
menusuk wajahnya dengan anak panah (“vel”), melaksanakan Upacara Thaipusam, selain
yang merupakan simbol senjata yang diberikan interaksi verbal juga terdapat interaksi nonverbal
dewa Syiwa kepada anaknya (Murugan) untuk dalam penyampaian pesan-pesan komunikasi
mengalahkan yang jahat (evil). Dengan melukai yang terjadi. Sebelum dan sesudah
diri, para pelaku upacara meyakini telah diselenggarakannya Thaipusam, biasanya
melakukan pengorbanan yang melambangkan pelaku upacara dikelilingi keluarga masing-
penyesalan akan dosa yang telah diperbuatnya masing. Ada yang membantu persiapan
(sebagai simbol dari kemenangan kebaikan atas pemasangan”kavadi”, ada juga yang membantu
kejahatan). Uniknya, dalam pelaksanaan upacara memasang/melepaskan berbagai benda tajam
tersebut, para pelaku upacara tampak tidak dari tubuh si pelaku upacara. Selain itu, biasanya
merasa sakit saat tubuh mereka dilukai atau mereka membentuk lingkaran-lingkaran kecil
ditembus benda-benda tajam yang dikaitkan lalu makan bersama sambil bercengkrama
pada bagian tubuhnya. Di dalam upacara antarkeluarga.
Thaipusam, para pelaku upacara menunjukkan
kekuatan fisik (kebal) mereka yang diperoleh 4.3 Tindak Komunikasi Komunitas Hindu
melalui puasa dan meditasi. Tamil dalam Upacara Thaipusam di
Thaipusam sebagai peristiwa komunikasi, Singapura
dalam pelaksanaannya cukup mengerikan bagi
yang menyaksikan. Tidak jarang dari pelaku Menurut Troike (2003: 23), tindak
upacara mengalami trans saat mengikuti ritual komunikasi umumnya berbatasan dengan fungsi
upacara ini. Oleh sebab itu, pemerintah tunggal interaksional, seperti pernyataan
mengharuskan para pelaku upacara agar selalu referensial, permintaan, atau perintah, yang
didampingi anggota keluarga lainnya, untuk mungkin berupa tindak verbal atau pun tindak
mencegah terjadinya sesuatu hal yang nonverbal.
membahayakan (baik bagi pelaku upacara itu

224
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

Pada umumnya komunikasi yang terjadi dipercaya akan mampu membebaskan keluarga
berlangsung secara interaktif di antara para yang bersangkutan dari belenggu kesengsaraan.
pelaku komunikasi. Tindak komunikasi dalam Oleh karena itu seorang wanita dalam suatu
keseharian komunitas Hindu Tamil tampak pada keluarga hendaknya selalu dihormati oleh
percakapan berupa kalimat perintah atau nasihat lingkungan keluarganya.
oragtua kepada anaknya, bisa juga berupa Tindak komunikasi memiliki bentuk yang
kalimat pernyataan seperti aturan atau bervariasi di dalam menyatakan suatu tujuan.
pengumuman terkait peristiwa komunikasi yang Searle sebagaimana dikutip dalam Ibrahim
terjadi. (1994: 38) menyatakan seseorang bisa
Terkait dengan tindak komunikasi mengucapkan kata-kata tanpa mengatakan
komunitas Hindu Tamil sehari-hari, dalam sesuatu. Sementara Austin (dalam Ibrahim,
wawancara yang dilakukan di Kuil Sree Maha 1992: 106) mengungkapkan bahwa sebagian
Mariamman di daerah Yishun, Temple President tuturan bukanlah pernyataan tentang sesuatu,
Deputy selaku informan dalam penelitian ini tetapi merupakan tindakan (action). Terkait
memberikan contoh pepatah yang biasa dengan pernyataan tersebut, peneliti
disampaikan pada seluruh anggota keluarga, menemukan kenyataan di lapangan bahwa
sebagaimana yang tertulis di dalam kitab tindak komunikasi berupa permohonan, tidak
Manawa Dharmasastra, sebagai berikut: saja mengambil bentuk verbal, tetapi bisa juga
digambarkan melalui mimik wajah maupun
“Pitrbhir bhratrbhic gerak mata para pelaku upacara Thaipusam saat
Caitah patribhir dewaraisthata, melantunkan doa-doa dan mantera sepanjang
Pujya bhusayita wtacca jalannya upacara.
Bahu kalyanmipsubhih” Contoh tindak komunikasi lainnya dalam
“Yatra naryatsu pujyante kehidupan komunitas Hindu Tamil sehari-hari
Ramante tatra dewata, adalah pakaian/kain sari warna putih yang
Yatraitastu na pujiante digunakan para perempuan Hindu Tamil yang
Sarwastalah kriyah” sudah tidak bersuami (ditinggal mati suaminya).
Mereka juga hanya boleh memakai potte yang
Yang berarti: berwarna putih juga (sebagai tanda ia seorang
janda). Tanpa mereka mengatakannya pun,
“Wanita harus dihormati dan disayangi orang-orang akan faham bahwa mereka seorang
oleh ayahnya, kakak-kakaknya, suami dan janda yang ditinggal mati suaminya. Orang
ipar-iparnya yang menghendaki kesejah- Tamil menjunjung tinggi peran wanita, maka di
teraan sendiri” dalam budaya Tamil seorang janda haruslah
“Dimana wanita dihormati, di sanalah dihormati, dijaga dan dilindungi.
para dewa-dewa merasa senang, Salah satu contoh dari tindak komunikasi
tetapi di mana mereka tidak dihormati, yang dilakukan pemerintah terkait dengan
tidak ada upacara suci apapun yang peristiwa komunikasi, tampak pada
berpahala”. pengumuman aturan atau larangan yang
diberlakukan pada saat penyelenggaraan upacara
Demikian pentingnya kedudukan wanita Thaipusam berikut ini:
dalam kehidupan etnik Hindu Tamil, sehingga ia Mulai tahun 2011, pemerintah Singapura
diperlakukan khusus dan dimuliakan. Wanita telah memberlakukan batasan yang cukup jelas
sebagai ibu yang akan melahirkan seorang anak, dalam bentuk aturan main yang boleh dilakukan

225
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

dan mana saja yang tidak boleh dilakukan. telah menjadi bagian dari agenda wisata tahunan
Misalnya, aksi ekstrem seperti menusuk bagian Singapura ini.
tubuh dengan tombak berukuran lebih dari Berkaitan dengan bentuk-bentuk pesan
300mm dilarang digunakan untuk menusuk pipi komunikasi, Duncan sebagaimana dikutip
atau pun lidah. Rakhmat (1994: 289), menyatakan bahwa pesan
nonverbal adalah pesan yang disampaikan tanpa
Gambar 3. Salah Seorang Pelaku Upacara Thaipusam diucapkan dengan kata-kata. Enam jenis pesan
nonverbal tersebut adalah kinesik (gerak tubuh),
paralinguistik (suara), proksemik (penggunaan
ruang personal), olfaksi (penciuman),
sensitivistik kulit dan faktor artifaktual seperti
pakaian dan kosmetik.
Umat pelaku upacara menggunakan pakaian
tradisional daerah masing-masing, yang
didominasi warna oranye atau kuning. Para
petugas kuil dan pemuka agama menggunakan
pakaian khusus yang disebut “dhoti”, terbuat
dari kain panjang tanpa jahitan yang dililitkan di
pinggang, diikat pada celah paha, dan ujungnya
ditaruh di bahu.
Pesan nonverbal yang terjadi sangat
dipengaruhi situasi dan emosi individu saat
berlangsungnya proses komunikasi. Seperti
yang dilakukan para pelaku upacara, tanpa
disadari ada yang membelalakkan matanya
(melotot), menangis, mengacung-acungkan
telunjuk, bahkan tidak sedikit pelaku yang
berteriak atau meninggikan suaranya
Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019 (melengking) pada saat merapal mantera atau
doa-doanya. Pesan nonverbal lainnya yang
Sejak tahun 2011, pelaku upacara muncul sebagai bentuk tindak komunikasi
Thaipusam di Singapura hanya diperbolehkan sepanjang digelarnya tradisi upacara Thaipusam
menggunakan “vel” yang lebih kecil untuk ini misalnya gerak tubuh mengatupkan kedua
menembus wajahnya. Contoh aturan lainnya, telapak tangan di depan dada, menyembah, atau
buah-buahan yang diijinkan untuk dikaitkan memejamkan mata dan lain sebagainya.
pada bagian tubuh hanya menggunakan buah- Pesan nonverbal dalam bentuk olfaksi
buah berukuran kecil saja, misalkan jeruk nipis. tampak jelas memengaruhi peristiwa
Sedangkan mengaitkan buah kelapa atau buah- komunikasi pada saat berlangsungnya upacara
buah lain yang berukuran lebih besar (ekstrem) Thaipusam. Kepulan asap dan wewangian (bau)
pada bagian tubuh sudah tidak diijinkan lagi. dupa yang menyengat memenuhi seluruh bagian
Pemerintah menerapkan aturan-aturan tersebut, kuil sampai tercium ke luar area kuil, disertai
dengan tujuan mengurangi kesan sadis suara-suara dengungan yang ditimbulkan para
(mengerikan) dalam peristiwa komunikasi yang pelaku upacara ini lah yang menimbulkan
suasana magis dan sakral di antara pelakunya.

226
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

menggunakan gambar/foto pada


5. Kesimpulan dan Rekomendasi pengumuman saat dilaksanakannya
5.1. Kesimpulan Thaipusam, yang dimaksudkan untuk
memperjelas pesan/peraturan yang berlaku.
1) Situasi komunikasi yang terjadi dalam Demikian pula Tindak komunikasi tampak
lingkungan komunitas Hindu Tamil di pada pakaian yang digunakan para pelaku
Singapura, dibangun melalui interaksi upacara dengan dominasi warna oranye atau
verbal dan interaksi nonverbal dalam kuning. Permohonan dan pernyataan
penyampaian pesan-pesan komunikasi. terimakasih atau pun penyesalan atas dosa-
Upacara Thaipusam dilaksanakan dosa yang telah dilakukan tampak pula pada
sepanjang 5 kilo meter, berawal dari Kuil ekspresi wajah para pelaku upacara. Simbol
Sri Sinivasan Perumal di Serangoon Road, kemenangan kebaikan dari yang jahat
Kawasan Little India sebagai start point, disimbolkan pada “vel” dan “kavadi” yang
dan berakhir di Kuil Sri Thendayuthapani digunakan selama upacara berlangsung.
(end Point) di Tank Road.
2) Peristiwa komunikasi komunitas Hindu 5.2. Rekomendasi
Tamil di Singapura teridentivikasi melalui
berbagai peristiwa penting dalam daur Thaipusam yang melibatkan partisipan
kehidupan manusia, yaitu ritual kelahiran, begitu banyak dan rentan kerusuhan, dapat
kematian, pernikahan, dan berbagai upacara diatasi pemerintah dan terselenggara dengan
keagamaan, salah satu diantaranya yaitu baik di Singapura. Di sisi lain upacara ini
upacara Thaipusam. sanggup menarik ribuan wisatawan
Pelaksanaan upacara Thaipusam diikuti mancanegara untuk datang ke Singapura.
umat Hindu Tamil sebagai perwujudan Indonesia yang kaya akan adat dan budaya
ungkapan syukur dan penebusan dosa, memiliki potensi besar untuk bisa mengangkat
dengan cara berdoa, menyakiti diri dan beragam tradisi upacara keagamaan dan
membawa berbagai persembahan bagi kebudayaan yang sangat unik di masing-masing
Dewa Murugan. Berlangsungnya ritual daerah, untuk mendatangkan devisa bagi negara.
upacara dimulai pada pukul 19.00 waktu Pelaksanaan Upacara Thaipusam di
setempat dan berkahir pada sekira pukul Singapura yang berjalan dengan tertib dan aman,
16.00 keesokan harinya. Bahasa yang dapat menjadi contoh bagi pemerintah
digunakan sepanjang ritual upacara adalah Indonesia, khususnya dalam memajukan bidang
dari varietas Bahasa yang sama dengan pariwisata.
seluruh partisipannya, yaitu Bahasa Tamil.
3) Tindak komunikasi dalam keseharian Daftar Pustaka
komunitas Hindu Tamil tampak pada Buku:
percakapan berupa kalimat perintah, atau
nasihat orangtua kepada anaknya, bisa juga Berger, Peter L. dan Thomas Luckmann. 1990.
berupa kalimat pernyataan seperti aturan Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah
atau pengumuman pemerintah terkait tentang Sosiologi Pengetahua. Jakarta:
dengan peristiwa komunikasi yang terjadi. LP3ES.
Selain dalam bentuk verbal berupa kalimat
ujaran, tindak komunikasi juga disam- Ibrahim, Abdul Syukur. 1992. Kajian Tindak
paikan dalam bentuk nonverbal. Pemerintah Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

227
Jurnal Common | Volume 3 Nomor 2 | Desember 2019

Website: https://ojs.unikom.ac.id/index.php/common
DOI Jurnal: https://doi.org/10.34010/common
DOI Artikel: https://doi.org/10.34010/common.v3i2.2605

Karya Ilmiah:
-------------------------. 1994. Panduan Penelitian Yuni D. Y. Mogot. 2014. Komunikasi
Etnografi Komunikasi. Surabaya: Usaha Komunitas Hindu Tamil dalam Membangun
Nasional. Hubungan Antaretnik (Studi Etnogradi
Komunikasi Komunitas Hindu Tamil di
Kuswarno, Engkus. 2008. Metode Penelitian tengah Masyarakat Multikultur di Kawasan
Komunikasi: Etnografi Komunikasi. Little India, Singapura). Bandung:
Bandung: Widya Padjadjaran. Universitas Padjadjaran.

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya dalam


Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
LKiS.

Littlejohn, Stephen W. 2009. Theories of Human


Communications. Balmont: California
Wadsworth Publishing Company.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian


Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludin. 1994. Psikologi


Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Saville, Muriel., Troike. 2003. The Ethnography


of Communications: An Introduction (Third
Edition). London: Blackwell Publishing.

Artikel di Internet:
http:id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu

http://www.anneahira.com/filsafat-india.htm.

http://www.visitsingapore.com/id_id/festivals-
events-
singapore/culturalfestivals/thaipusam

http://www.yoursingapore.com.

http:sulut.kemenag.go.id/file/file/BimasHindu/e
ljr1342670254.pdf

228

You might also like