97 200 1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

987 | J u r n a l

Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

PERLINDUNGAN HUKUM UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 BAGI


PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERHENTIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
KEWENANGAN BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
1
Oleh: Arief Rachman Hakim

ABSTRACT

Legal protection of civil servants (PNS) in a dispute over staffing has undergone a
paradigm shift with the enactment of Law No. 30 of 2014 on Government Administration
(UUAP). The paradigm change then has implications for the authority of the Civil Service
Advisory Board (BAPEK). This study aims to analyze how UUAP provide legal protection
to the Civil Servant who was dismissed not because of disciplinary punishment of civil
servants and what are the implications of the legal protection against BAPEK authority.
This research is normative legal research with qualitative analysis through
conceptual approach and legal approach to legal issue which become subject matter in
research. Conclusions are drawn deductively through a coherent and systematic
description. To support this research, the authors conducted interviews with some of the
top officials at BAPEK in Jakarta as complementary data supporting the research
analysis.
Based on the results of the study, the enactment of the UUAP which has
established the regulation of administrative efforts in Articles 75 to 78, carries the legal
consequence that the dismissed civil servant which not due to disciplinary punishment
may undertake dispute resolution through administrative measures even though the
relevant rules governing it, do not provide a dispute resolution through Administrative
effort. This then implies the widespread authority of BAPEK, which before the enactment
of UUAP is only authorized to handle administrative appeals of personnel disputes
caused by the dismissal of civil servants due to disciplinary punishment.
Keywords : administrative measures, legal protection, employment disputes,
government administration, administrative appeals.

ABSTRAK

Perlindungan hukum terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam sengketa


kepegawaian telah mengalami perubahan paradigma dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (UUAP). Perubahan
paradigma tersebut kemudian berimplikasi terhadap kewenangan Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK).
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mendeskripsikan
bentuk perlindungan hukum UUAP bagi Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan bukan
karena hukuman disiplin dan bagaimana implikasi perlindungan hukum tersebut terhadap
kewenangan BAPEK. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan analisis
kualitatif melalui pendekatan konseptual dan pendekatan perundang-undangan terhadap
isu hukum yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian.
Kesimpulan diambil secara deduktif melalui uraian yang runtut dan sistematis.
Guna mendukung penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada beberapa pejabat
teras di lingkungan BAPEK di Jakarta sebagai data pelengkap yang mendukung analisis
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, berlakunya UUAP yang telah menetapkan
pengaturan mengenai upaya administratif dalam Pasal 75 sampai dengan Pasal 78,
membawa konsekwensi hukum bahwa PNS yang diberhentikan bukan karena hukuman
disiplin dapat menempuh penyelesaian sengketa melalui upaya administratif meskipun
peraturan terkait yang mengaturnya tidak menyediakan sarana penyelesaian sengketa
melalui upaya administratif. Hal tersebut kemudian berimplikasi pada meluasnya
kewenangan BAPEK, dimana sebelum berlakunya UUAP hanya berwenang menangani

1
Badan Kepegawaian Daerah, Kabupaten Pemalang, 0284321376/081326689000
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 988

banding administratif sengketa kepegawaian yang diakibatkan adanya pemberhentian


PNS karena hukuman disiplin.
Kata kunci : upaya administratif, perlindungan hukum, sengketa kepegawaian,
administrasi pemerintahan, banding administratif.

atau perorangan. Implikasinya, apabila


A. PENDAHULUAN
terjadi sengketa antara administrasi
Pertumbuhan dan
Negara dengan rakyat
perkembangan hukum administrasi
(masyarakat/perorangan) maka sudah
negara berjalan pesat seiring
seharusnya diberikan jaminan
perkembangan tugas-tugas 2
perlindungan hukum.
pemerintahan yang tidak semata-mata
Perumusan Undang-Undang
hanya di bidang pemerintahan saja,
Nomor 30 Tahun 2014 tentang
melainkan juga tugas-tugas
Administrasi Pemerintahan (UUAP)
mewujudkan tujuan-tujuan Negara yang
yang telah diundangkan pada tanggal
diselenggarakan melalui pembangunan
17 Oktober 2014, merupakan bagian
nasional. Pembangunan nasional yang
dari upaya pembangunan hukum
bersifat multi dimensi membawa akibat
administrasi negara dan sebagai bentuk
bahwa Negara harus banyak turut
tanggung jawab negara untuk menjamin
campur tangan dalam kehidupan
penyediaan administrasi pemerintahan
masyarakatnya. Campur tangan
yang cepat, nyaman dan murah serta
tersebut dituangkan dalam ketentuan
memberikan jaminan perlindungan
peraturan perundang-undangan dan
hukum kepada setiap warga
dilaksanakan oleh administrasi Negara
masyarakat. Perwujudan jaminan
dalam menyelenggarakan pelayanan
perlindungan hukum tersebut kemudian
publik. Adakalanya, dalam
dirumuskan dalam ketentuan Pasal 75
menyelenggarakan pelayanan publik
ayat (1) UUAP yang menyatakan
administrasi Negara melakukan “freies
bahwa:
ermessen” untuk dapat bertindak atas
“Warga masyarakat yang dirugikan
inisiatif sendiri, meskipun dalam
terhadap Keputusan dan/atau Tindakan
pelaksanaannya haruslah tetap
dapat mengajukan Upaya Administratif
berpedoman pada hukum yang berlaku.
kepada Pejabat Pemeritahan atau
Hal itu berarti dalam mengemban
Atasan Pejabat yang menetapkan
tugasnya secara aktif, administrasi
dan/atau melakukan Keputusan
Negara harus dapat menjaga dan
dan/atau Tindakan”.
menjamin bahwa tindakannya tidak
Ketentuan tersebut memberikan
melanggar hak dan kewajiban asasi
arahan bagi warga masyarakat yang
manusia, juga perlu adanya
2
keseimbangan antara kepentingan Sjachran Basah, 2014. Eksistensi dan
Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di
Negara dan kepentingan masyarakat Indonesia, Cet. ke-6, Bandung: PT. Alumni, hal.
2-4.
989 | J u r n a l
Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

merasa dirugikan kepentingannya oleh berdasar Pasal 75 UUAP, penerima


suatu keputusan dan/atau tindakan keputusan terikat untuk melakukan dan
badan dan/atau pejabat pemerintahan, menyelesaikan semua upaya
dapat menempuh penyelesaian administratif yang tersedia sebelum
4
sengketa administrasi pemerintahan menuju gugatan ke pengadilan.”
melalui sarana upaya administratif Sengketa administrasi
sebelum mengajukan gugatan melalui pemerintahan dalam ranah
lembaga peradilan. kepegawaian (sengketa kepegawaian)
Sejalan dengan hal itu, ada pendapat diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
yang menyatakan, Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
“Hakikinya, setiap keputusan TUN dapat Negara (UU ASN) yang membuka
diajukan keberatan atau banding peluang terhadap penyelesaian
administrasi tanpa harus dinyatakan sengketa kepegawaian melalui sarana
secara eksplisit dalam peraturan upaya administratif dengan batasan
perundang-undangan karena sebagaimana ditetapkan dalam Pasal
kewenangan ini melekat pada pejabat 129, sebagai berikut:
yang menerbitkan keputusan. Alur pikir (1) Sengketa pegawai ASN
ini menegaskan Pasal 75 ayat (1) UUAP diselesaikan melalui upaya
terhadap berlakunya asas contrarius administratif;
3
actus , sekaligus sebagai petunjuk (2) Upaya administratif sebagaimana
umum bagi warga negara dalam dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
pelayanan publik oleh organ keberatan dan banding administratif;
pemerintah. Sebagai petunjuk umum, (3) Keberatan sebagaimana dimaksud
formulasi “dapat mengajukan upaya pada ayat (2) diajukan secara
administratif” difungsikan untuk mengisi tertulis kepada atasan pejabat yang
celah manakala peraturan perundang- berwenang menghukum dengan
undangan tidak menyediakan upaya memuat alasan keberatan dan
administratif. Oleh karena itu, saat tembusannya disampaikan kepada
peraturan perundang-undangan tidak pejabat yang berwenang
menyediakan prosedur upaya menghukum;
administratif dan penerima keputusan (4) Banding administratif sebagaimana
memanfaatkan upaya administratif dimaksud pada ayat (2) diajukan

3
kepada badan pertimbangan ASN;
Contrarius Actus dalam hukum
administrasi negara adalah asas yang
4
menyatakan badan atau pejabat tata usaha Kartono, 2016. Pengaruh Undang-
negara yang menerbitkan keputusan tata Undang Nomor 30 Tentang Administrasi
usaha negara dengan sendirinya juga Pemerintahan terhadap Sistem Peradilan
berwenang untuk membatalkannya, Tata Usaha Negara. Makalah disampaikan
selengkapnya lihat Philipus M. Hadjon dan dalam Diskusi Paralel Bidang HAN
Tatiek Sri Djatmiati dalam Argumentasi Musyawarah Daerah Asosiasi Pengajar
Hukum, Cet. Ke 7, Yogyakarta: Gadjah HTN-HAN Wilayah Jawa Tengah, Cisarua,
Mada University Press, 2016, hal. 83 Bogor, 14-16 Oktober 2016.
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 990

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kepegawaian (BAPEK) yang


upaya administratif dan badan merupakan amanat dari Undang-
pertimbangan ASN sebagaimana Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) Perubahan atas Undang-Undang Nomor
diatur dengan peraturan pemerintah. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kemudian ketentuan peralihan dalam Kepegawaian.
Pasal 139 UU ASN menetapkan bahwa, Salah satu kewenangan Badan
“Pada saat Undang-Undang ini mulai Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)
berlaku, semua peraturan perundang- sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf
undangan yang merupakan peraturan b Peraturan Pemerintah Nomor 24
pelaksanaan dari Undang-Undang Tahun 2011 tentang Badan
5
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pertimbangan Kepegawaian adalah
Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara “Memeriksa dan mengambil keputusan
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor atas banding administratif dari PNS
55, Tambahan Lembaran Negara yang dijatuhi hukuman disiplin berupa
Republik Indonesia Nomor 3041) pemberhentian dengan hormat tidak
sebagaimana telah diubah dengan atas permintaan sendiri atau
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 pemberhentian tidak dengan hormat
tentang Perubahan Atas Undang- sebagai PNS oleh Pejabat Pembina
Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Kepegawaian dan/atau Gubernur selaku
Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran wakil pemerintah.”
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Apabila dikaitkan antara bentuk
Nomor 169, Tambahan Lembaran perlindungan hukum terhadap warga
Negara Republik Indonesia Nomor masyarakat sebagaimana dirumuskan
3890) dinyatakan masih tetap berlaku dalam Pasal 75 ayat (1) UUAP tersebut
sepanjang tidak bertentangan dan dengan tugas dan fungsi BAPEK
belum diganti berdasarkan Undang- sebagaimana pasal 3 huruf b tersebut,
Undang ini.” maka yang menjadi pertanyaan
Oleh karena sampai dengan saat kemudian adalah bagaimana
disusunnya penelitian ini, Peraturan perlindungan hukum UUAP terhadap
Pemerintah sebagaimana diamanatkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
oleh Pasal 129 ayat (5) UU ASN belum diberhentikan bukan karena dijatuhi
terbentuk, maka berdasarkan ketentuan hukuman disiplin, karena mengingat
Pasal 139 UU ASN tersebut, salah satu tujuan UUAP adalah
penyelesaian sengketa kepegawaian memberikan perlindungan hukum
melalui banding administratif tetap terhadap aparatur pemerintahan?
diselenggarakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2011 5
Lihat Pasal 3 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
tentang Badan Pertimbangan
Pertimbangan Kepegawaian.
991 | J u r n a l
Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

Kemudian, bagaimana kewenangan Prinsip perlindungan hukum


BAPEK pasca berlakunya UUAP terhadap warga masyarakat terhadap
tersebut? tindakan pemerintah bertumpu dan
Berdasarkan tujuan utama yang bersumber dari konsep tentang
hendak dicapai dalam penelitian ini, pengakuan dan perlindungan terhadap
kerangka berfikir penelitian berpijak hak-hak asasi manusia, karena menurut
pada teori tentang HAM dan Negara menurut sejarahnya di Barat, lahirnya
Hukum sebagai landasan teori utama konsep-konsep tentang pengakuan dan
(grand theory), Teori Hukum perlindungan terhadap hak-hak asasi
Administrasi Negara dan Perlindungan manusia diarahkan kepada
Hukum sebagai landasan teori madya pembatasan-pembatasan dan
(middle range theory), teori Sengketa peletakkan kewajiban pada masyarakat
Kepegawaian, Upaya Administratif dan dan pemerintah. Sejalan dengan itu,
BAPEK sebagai landasan teori terapan A.J. Milne dalam tulisannya berjudul,
(applied theory) untuk menjawab “The Idea of Human Rights”
rumusan masalah. mengatakan, “A regime which protects
B. METODE PENELITIAN human rights is good, one which fails to
Penelitian ini adalah penelitian protect them or worse still doesn’t
6
hukum normatif dengan menggunakan acknowledge thier existence is bad”.
analisis secara kualitatif melalui Perlindungan hak-hak asasi
pendekatan konseptual dan perundang- manusia dalam sistem hukum the rule of
undangan terhadap isu hukum yang law mengedapankan prinsip equality
menjadi permasalahan dalam penelitian. before the law, sedangkan dalam sistem
Pengambilan kesimpulan dilakukan hukum rechtsstaat mengedapankan
secara deduktif melalui uraian yang prinsip wetmatigheid kemudian menjadi
runtut dan sistematis. Adapun data rechtsmatigheid. Konsep sistem hukum
lapangan berupa wawancara dengan the rule of law dan rechtsstaat
beberapa pejabat teras di lingkungan menempatkan pengakuan dan
Badan Pertimbangan Kepegawaian di perlindungan terhadap hak-hak asasi
Jakarta, hanya sebagai manusia sebagai titik sentral,
pelengkap/tambahan data yang berguna sedangkan untuk Negara Republik
untuk mendukung analisis dalam Indonesia yang menjadi titik sentral
penelitian ini. adalah keserasian dan keselarasan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Upaya administratif sebagai 6
Philipus M. Hadjon, 1987.
bentuk Perlindungan Hukum bagi Perlindungan Hukum bagi Rakyat di
Indonesia, Sebuah Studi tentang Prinsip-
PNS yang diberhentikan bukan Prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan
dalam Lingkungan Peradilan Umum dan
karena hukuman disiplin.
Pembentukan Peradilan Administrasi
Negara. Surabaya: Bina Ilmu, hal. 38.
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 992

hubungan antara pemerintah dan rakyat pemerintah dengan rakyat, prinsip


berdasarkan asas kerukunan. Negara utama yang perlu dikedepankan adalah
Republik Indonesia yang menghendaki prinsip penyelesaian sengketa dengan
keserasian hubungan antara pemerintah cara musyawarah melalui wadah atau
dengan rakyat dengan mengedepankan sarana upaya administratif, sedangkan
asas kerukunan dalam hubungan antara penyelesaian melalui peradilan
pemerintah dengan masyarakat administrasi dijadikan sebagai sarana
sehingga terjalin hubungan fungsional terakhir. Penyelesaian dengan sarana
yang proporsional antara kekuasaan- upaya administratif diharapkan mampu
kekuasaan negara dengan rakyat, menjaga dan memulihkan keserasian
penyelesaian sengketa secara hubungan antara pemerintah dan warga
musyawarah diutamakan, sedangkan masyarakat, sehingga kembali tercipta
7
peradilan merupakan sarana terakhir. sebuah kerukunan. Dengan demikian
Kebutuhan akan fungsi upaya administratif akan dirasakan
pengawasan terhadap penyelenggaraan sebagai sebuah kebutuhan karena
pemerintahan untuk mencegah mampu berfungsi sebagai sarana
penyalahgunaan wewenang disatu sisi, perlindungan hukum sebagaimana
8
dan perlindungan hukum terhadap peradilan administrasi.
warga masyarakat disisi lain inilah yang Berdasarkan hasil wawancara
kemudian dielaborasi oleh UUAP dengan Asisten Sekretaris Badan
melalui pelembagaan sarana upaya Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)
administratif yang dapat memberikan melalui Surung Hutapea, jabatan
jaminan kepastian dan perlindungan Kasubid Pengolahan B4 pada tanggal
hukum sekaligus, baik terhadap warga 10 Mei 2017 di kantor BAPEK di
masyarakat maupun terhadap aparatur Jakarta, disimpulkan bahwa regulasi
pemerintah sehingga terdapat dan mekanisme penyelesaian sengketa
keseimbangan dan keserasian diantara kepegawaian yang eksis sebelum
pemerintah dengan rakyatnya yang berlakunya Undang-Uundang Nomor 30
pada muaranya dapat menciptakan Tahun 2014 tentang Administrasi
kerukunan dan sinergitas diantara Pemerintahan (UUAP), belum
keduanya, sehingga terwujud tata kelola sepenuhnya memberikan perlindungan
pemerintahan yang baik (good hukum (preventif) terhadap PNS yang
governance). diberhentikan bukan karena hukuman
Berdasarkan konsep negara disiplin karena regulasi-regulasi tersebut
hukum Indonesia yang berdasarkan tidak menyediakan prosedur
Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, penyelesaian melalui upaya
maka dalam hal terjadi sengketa antara 8
SF. Marbun, 2003. Peradilan
Administrasi dan Upaya Administratif di
Indonesia, Yogyakarta: UII Press, hal. 59-
7
Ibid., hal. 84-85. 60.
993 | J u r n a l Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

administratif, sehingga membuka upaya untuk mewujudkan perlindungan


peluang munculnya konfrontasi antara hukum sekaligus kepada warga
PNS dengan Pemerintah di lembaga masyarakat dan aparatur pemerintah,
peradilan administrasi. Hal tersebut terutama terkait dengan perlindungan
menurut pendapat penulis merupakan atas hak-hak untuk didengar
bentuk pengabaian terhadap eksistensi pendapatnya (right to be heard) melalui
asas kerukunan antara warga lembaga upaya administratif,
masyarakat/rakyat termasuk didalamnya sebagaimana diatur dalam Pasal 75
PNS dengan Pemerintah yang harus ayat (1) UUAP.
mengedapankan musyawarah dalam Mendasarkan pada beberapa
penyelesaian setiap sengketa melalui hal di atas, sudah sepatutnya bahwa
lembaga upaya administratif dalam penyelesaian sengketa administrasi
bingkai negara hukum Indonesia yang pemerintahan dan/atau sengketa
berdasarkan Pancasila dan UUD NRI kepegawaian melalui upaya administratif
Tahun 1945. diberlakukan terhadap semua sengketa,
Menurut Philipus M. Hadjon, terlepas apakah penyelesaian sengketa
perlindungan hukum preventif melalui upaya administratif itu tersedia
memberikan kesempatan kepada dan diatur atau tidak dalam peraturan
masyarakat untuk mengajukan perundang-undangan yang terkait.
keberatan (inspraak) atau Norma hukum inilah yang diadopsi oleh
mengemukakan pendapatnya sebelum UUAP dalam pengaturan mengenai
suatu keputusan pemerintah mendapat upaya administratif yang merupakan
bentuk yang definitif, dalam arti memiliki perwujudan asas contrarius actus
kekuatan hukum dan dapat dimana setiap badan dan/atau pejabat
dilaksanakan, sehingga dapat pemerintahan yang menerbitkan
mencegah terjadinya sengketa. keputusan dengan sendirinya juga
Perlindungan hukum preventif sangat berwenang untuk membatalkannya.
besar artinya karena dengan adanya Undang-undang Administrasi
perlindungan hukum preventif ini pejabat Pemerintahan telah mengelaborasi asas
pemerintahan terdorong untuk bersikap contrarius actus tersebut antara lain
hati-hati dalam mengambil keputusan melalui batasan upaya administratif
9
dan/atau tindakan. sebagaimana dituangkan dalam Pasal 1
Pemberlakuan UUAP angka 16 yaitu proses penyelesaian
merupakan langkah revolusioner yang sengketa yang dilakukan dalam
ditempuh oleh negara dalam ranah lingkungan administrasi pemerintahan
Hukum Administrasi Negara sebagai sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan dan/atau tindakan yang
9 merugikan, dan Pasal 75 ayat (1) yang
Philipus M. Hadjon, Perlindungan
Hukum bagi Rakyat..., Op.Cit., hal. 2.
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 994

menyatakan bahwa warga masyarakat (UU Peratun) dengan beberapa kali


yang dirugikan terhadap keputusan perubahannya, sepanjang mengatur
dan/atau tindakan dapat mengajukan mengenai hal yang sama. Dengan
upaya administratif kepada pejabat demikian ketentuan materiil mengenai
pemerintahan atau atasan pejabat yang upaya administratif dalam UUAP harus
menetapkan dan/atau melakukan segera direspon oleh UU Peratun
keputusan dan/atau tindakan. Dengan sebagai hukum formalnya.
demikian, penyelesaian sengketa Mahkamah Agung
kepegawaian yang timbul sebagai akibat Republik Indonesia dalam merespon
adanya pemberhentian PNS bukan UUAP tersebut, telah menerbitkan
karena hukuman disiplin, yang selama beberapa peraturan diantaranya
ini tidak tersedia upaya administratif Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor
dalam penyelesaiannya, dapat 4 Tahun 2015, Peraturan Mahkamah
diselesaikan melalui prosedur upaya Agung RI Nomor 5 Tahun 2015 dan
administratif berdasarkan UUAP melalui Surat Edaran Mahkamah Agung RI
11
prosedur keberatan kepada pejabat Nomor 4 Tahun 2016 . Salah satu poin
yang menetapkan keputusan dan/atau penting dari peraturan-peraturan
tindakan, dan banding administratif tersebut yang terkait dengan upaya
kepada Badan Pertimbangan administratif adalah ketentuan bahwa
Kepegawaian (BAPEK). keputusan tata usaha negara yang
2. Kewenangan Badan sudah diperiksa dan diputus melalui
Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) upaya banding administratif menjadi
setelah berlakunya Undang-Undang kewenangan pengadilan tata usaha
Nomor 30 Tahun 2014 tentang negara. Pengaturan ini membawa
Administrasi Pemerintahan (UUAP). implikasi hukum terhadap kedudukan
Undang-Undang Nomor 30 keputusan badan/lembaga/majelis
Tahun 2014 tentang Administrasi upaya administratif (seperti BAPEK)
Pemerintahan merupakan hukum yang tidak lagi disejajarkan dengan
materiil dari sistem peradilan tata usaha putusan yudisial lembaga peradilan
10
negara , sehingga ketentuan-ketentuan administrasi tingkat pertama (PTUN).
dalam undang-undang ini dapat Hal tersebut menegaskan prinsip bahwa
dikatakan memiliki karakter lex
11
Perma Nomor 4 Tahun 2015
specialist dan lex posterior terhadap tentang Pedoman Beracara dalam Penilaian
ketentuan-ketentuan yang termuat Unsur Penyalahgunaan Wewenang; Perma
Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pedoman
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Beracara untuk Memperoleh Putusan atas
Penerimaan Permohonan Guna
tentang Peradilan Tata Usaha Negara Mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan
Badan atau Pejabat Pemerintahan; SEMA
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemberlakuan
10
Lihat penjelasan umum Undang- Rumusan Hasil Rapat Pleno Mahkamah
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Agung Tahun 2016 sebagai Pedoman
Administrasi Pemerintahan. Pelaksanaan Tugas bagi Pengadilan.
995 | J u r n a l
Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

upaya administratif adalah upaya wakil pemerintah. Dengan demikian,


sengketa-sengketa
KASASI
kepegawaian yang timbul
(MA)
sebagai akibat adanya
pemberhentian PNS
BANDING
bukan karena hukuman
(PT.TUN)
disiplin, seperti
pemberhentian PNS yang
PTUN
didasarkan pada

UPAYA
beberapa ketentuan
BANDING
ADMINISTRATIF
ADMINISTRATIF
dalam Peraturan
(KEBERATAN)
(BAPEK) Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai
Alur I Alur II
SENGKETA 12
Negeri Sipil ,hanya
KEPEGAWAIAN
dapat diselesaikan
melalui pengajuan
PEMBERHENTIAN PNS (TERSEDIA
UPAYA ADMINISTRATIF/TIDAK gugatan ke pengadilan
TERSEDIA UPAYA ADMINISTRATIF tata usaha negara
penyelesaian sengketa didalam (PTUN) karena tidak tersedia
lingkungan pemerintah sendiri penyelesaian melalui upaya
(eksekutif) dan terlepas dari kekuasaan administratif, baik melalui prosedur
lain (legislatif dan yudikatif), sehingga keberatan atau banding administratif.
putusannya bukanlah putusan pro Berlakunya Undang-Undang Nomor 30
yustisiil yang dapat disejajarkan dengan
putusan lembaga peradilan.Salah satu 12
Pasal 241 adalah pemberhentian
kewenangan BAPEK berdasarkan Pasal karena adanya perampingan organisasi atau
kebijakan pemerintah, Pasal 242 adalah
3 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor pemberhentian karena dinyatakan tidak
cakap jasmani dan/atau rohani, Pasal 247
24 Tahun 2011 tentang Badan adalah pemberhentian karena melakukan
Pertimbangan Kepegawaian adalah tindak pidana atau penyelewengan, Pasal
250 adalah pemberhentian karena
memeriksa dan mengambil keputusan penyelewengan terhadap Pancasila dan
UUD 1945, pemberhentian karena
atas banding administratif yang diajukan melakukan kejahatan jabatan,
oleh PNS yang dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian karena menjadi
anggotadan/atau pengurus partai politik,
berupa pemberhentian dengan hormat pemberhentian karena melakukan tindak
pidana secara berencana, Pasal 256 adalah
tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian karena tidak lagi menjabat
pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pejabat negara, dan Pasal 257
adalah pemberhentian karena hal lain,
sebagai PNS oleh Pejabat Pembina misalnya setelah menjalani cuti diluar
tanggungan negara atau tugas belajar tidak
Kepegawaian dan/atau Gubernur selaku melaporkan diri.
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 996

Tahun 2014 tentang Administrasi Keterangan:


Pemerintahan, telah membuka peluang 1. Alur I adalah alternatif penyelesaian
terhadap semua sengketa administrasi sengketa kepegawaian karena
pemerintahan untuk dapat diselesaikan adanya pemberhentian PNS yang
terlebih dahulu melalui upaya tidak tersedia prosedur penyelesaian
administratif, yang dapat ditempuh melalui upaya administratif.
dengan prosedur keberatan dan 2. Alur II adalah penyelesaian semua
banding administratif. Hal tersebut sengketa kepegawaian karena
diamanatkan dalam ketentuan Pasal 75 adanya pemberhentian PNS, baik
ayat (1) dan ayat (2) UUAP yang tersedia maupun tidak tersedia
menyatakan bahwa warga masyarakat prosedur penyelesaian melalui upaya
yang dirugikan terhadap keputusan administratif.
dan/atau tindakan dapat mengajukan
upaya administratif kepada pejabat D. SIMPULAN DAN SARAN
pemerintahan atau atasan pejabat yang 1. Simpulan
menetapkan dan/atau melakukan a) Perlindungan hukum
keputusan dan/atau tindakan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun
keberatan dan banding administratif. 2014 tentang Administrasi
Ketentuan ini telah memperluas Pemerintahan (UUAP) terhadap PNS
kompetensi BAPEK untuk yang diberhentikan bukan karena
menyelesaikan banding administratif hukuman disiplin, diberikan melalui
atas sengketa-sengketa kepegawaian penyediaan sarana upaya
yang diakibatkan adanya pemberhentian administratif yang terdiri dari
PNS bukan karena hukuman disiplin keberatan dan banding sebagaimana
yang sebelumnya merupakan diatur dalam Pasal 75 sampai
kewenangan langsung PTUN. dengan Pasal 78 UUAP. Prosedur
Selengkapnya mengenai alur keberatan diajukan kepada pejabat
penyelesaian sengketa kepegawaian yang menetapkan keputusan dan
karena adanya pemberhentian PNS banding diajukan kepada Badan
yang telah memperluas kewenangan Pertimbangan Kepegawaian
BAPEK dalam menangani banding (BAPEK).
administratif setelah berlakunya UUAP b) Implikasi perlindungan
dapat dilihat pada bagan dibawah ini. hukum Undang-Undang Nomor 30
Alur penyelesaian sengketa Tahun 2014 tentang Administrasi
kepegawaian karena adanya Pemerintahan bagi PNS yang
pemberhentian PNS setelah berlakunya diberhentikan bukan karena
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 hukuman disiplin, terhadap
tentang Administrasi Pemerintahan. kewenangan Badan Pertimbangan
Kepegawaian (BAPEK) adalah
997 | J u r n a l
Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

meluasnya kompetensi/kewenangan kompetensi BAPEK, harus segera


BAPEK untuk menyelesaikan direspon oleh BAPEK meskipun
banding administratif yang diajukan peraturan teknis yang terkait belum
oleh PNS yang diberhentikan bukan ditetapkan oleh pemerintah karena
karena hukuman disiplin UUAP menetapkan bahwa apabila
sebagaimana diatur dalam Peraturan dalam tenggang waktu 2 (dua) tahun
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 sejak berlakunya undang-undang ini
tentang Manajemen Pegawai Negeri peraturan pemerintah yang
Sipil. dimaksudkan dalam undang-undang
2. Saran ini belum terbit, hakim atau pejabat
a) Perlu segera pemerintahan yang berwenang dapat
dirumuskan peraturan teknis ranah menjatuhkan putusan atau sanksi
hukum kepegawaian mengenai administratif berdasarkan undang-
prosedur pengajuan upaya undang ini. Mendasarkan pada
administratif dengan hukum ketentuan tersebut, BAPEK dapat
acaranya yang benar-benar efektif menerima dan menyelesaikan
dan memiliki landasan operasional banding administratif yang diajukan
yang kuat sebagai tindak lanjut UU oleh PNS yang diberhentikan bukan
ASN yang diselaraskan dengan karena hukuman disiplin
semangat Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2014 tentang Administrasi DAFTAR PUSTAKA
Pemerintahan. Pengaturan tersebut
Philipus M. Hadjon, Tatiek Sri Djatmiati,
dituangkan dalam bentuk Peraturan 2016. “Argumentasi Hukum
(Legal Argumentation/Legal
Pemerintah sebagaimana
Reasoning), Langkah-langkah
diamanatkan Pasal 129 UU ASN dan Legal Problem Solving dan
Penyusunan Legal Opinion,
kemudian diperinci lagi melalui
Yogyakarta: Gadjah Mada
peraturan-peraturan atau prosedur University Press.
Werner Menski, 2015. Comparative Law
teknis di internal Badan
In Global Context (Terjemahan M.
Kepegawaian Negara (BKN) dan Khozim). Bandung: Penerbit Nusa
Media.
BAPEK. Dengan demikian, tercipta
Hans Kelsen, 2015. General Theory of
suatu lembaga upaya administratif Law and State (Terjemahan
Raisul Muttaqien). Bandung:
yang mampu memberikan
Penerbit Nusa Media.
perlindungan hukum secara optimal Anton F. Susanto, 2015. Penelitian
Hukum, Transformatif-
kepada aparatur pemerintah/PNS
Partisipatoris. Malang: Setara
dalam sengketa kepegawaian. Press.
Philipus M. Hadjon, 2015. “Kebutuhan
b) Implikasi perlindungan
Akan Administrasi Umum”, dalam
hukum melalui upaya administratif Muhadi (editor), Hukum
Administrasi dan Good
berdasarkan UUAP terhadap
Perlindungan Hukum Undang -undang …. | 998

Governance. Jakarta: Penerbit Pelanggaran HAM di Indonesia,


Universitas Tri Sakti. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Suparto Wijoyo, 2005. Karakteristik
2014. Penelitian Hukum Normatif. Hukum Acara Peradilan
Jakarta: PT. Raja Grafindo Administrasi (Peradilan Tata
Persada. Usaha Negara). Surabaya:
Sjachran Basah, 2014. Eksistensi dan Airlangga University Press.
Tolok Ukur Badan Peradilan RM. AB. Kusuma, 2004. Lahirnya
Admnisitrasi di Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945,
Bandung: PT. Alumni. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Sri Hartini, Setiajeng Kadarsih dan Tedi Hukum Universitas Indonesia.
Sudrajat. 2014. Hukum K.C. Wheare, 2003. Konstitusi-
Kepegawaian di Indonesia. Konstitusi Modern (Modern
Jakarta: Sinar Grafika. Constitutions), (Penerjemah:
Munir Fuady, 2014. Teori-Teori Besar Muhammad Hardani). Surabaya:
(Grand Theory) Dalam Hukum. Pustaka Eureka.
Jakarta: Kencana PrenadaMedia S.F. Marbun, 2003. Peradilan
Group. Administrasi dan Upaya
Sudikno Mertokusumo, 2014. Perbuatan Administratif di Indonesia.
Melawan Hukum Oleh Yogyakarta: Liberty.
Pemerintah. Yogyakarta: Cahaya Zairin Harahap, 2002. Hukum Acara
Atma Pustaka. Peradilan Tata Usaha Negara,
Achmad Ali dan Wiwie Heryani, 2013. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Menjelajahi Kajian Empiris RajaGrafindo Persada.
Terhadap Hukum. Jakarta: R. Wiyono, 2002. Hukum Acara
Kencana PrenadaMedia Group. Peradilan Tata Usaha Negara
Ridwan HR, 2013. Hukum Administrasi (Edisi 3). Jakarta: Sinar Grafika.
Negara. Jakarta:RajaGrafindo S.F. Marbun, 2001. Dimensi-Dimensi
Persada. Pemikiran Hukum Administrasi
Endang Widyastuti, 2012. Pedoman Negara. Yogyakarta: UII Press.
Penulisan Usul Penelitian, Tesis Indroharto, 2000. Usaha Memahami
dan Artikel Ilmiah. Purwokerto: Undang-Undang tentang
Program Pascasarjana Unsoed. Peradilan Tata Usaha Negara.
CST. Kansil dan Christine ST Kansil, Buku I. Beberapa Pengertian
2010. Perbandingan Hukum Dasar Hukum Tata Usaha Negara
Administrasi Negara. Jakarta: (Edisi Baru). Jakarta: Pustaka
Rineka Cipta. Sinar Harapan.
Ridwan, 2009. Tiga Dimensi Hukum J.J. H. Bruggink, 1999. Refleksi Tentang
Administrasi dan Peradilan Hukum (alih bahasa: Arief
Administrasi. Yogyakarta: FH UII Sidharta). Bandung: Citra Aditya
Press. Bakti.
Siti Soetami, 2009. Hukum Acara Philipus M. Hadjon, dkk. 1997.
Peradilan Tata Usaha Negara, Pengantar Hukum Administrasi
Cet. Ke-6, Bandung: Refika Indonesia. Yogyakarta: Gadjah
Aditama. Mada University Press.
Pipit Rochijat Kartawidjaja, 2006. Carol Harlow and Richard Rawlings,
Pemerintah Bukanlah Negara: 1997. Law and Administration,
Studi Komparasi Administrasi Second Edition. London:
Pemerintah RI dengan Jerman. Butterworth.
Surabaya: Henk Publishing. Nasution, Adnan Buyung, 1995. Aspirasi
Indroharto, 2005. Usaha Memahami Pemerintahan Konstitusional di
Undang-Undang tentang Indonesia: Studi Sosio Legal atas
Peradilan Tata Usaha Negara. Konstituante 1956-1959, Jakarta:
Buku II. Beracara di Pengadilan Pustaka Utama Grafiti.
Tata Usaha Negara (Edisi Baru). Azhary. 1995. Negara Hukum
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Indonesia, Analisis Yuridis
Titon Slamet Kurnia, 2005. Reparasi Normatif Tentang Unsur-
(Reparation) terhadap Korban Unsurnya. Jakarta: UI-Press.
999 | J u r n a l
Id ea Hukum
Vol. 4 No .2 Oktober 2018
Magister Hu kum Fakultas Hukum
Universit as Jenderal Soedirman

Lubis, Todung Mulya, 1993. Hak-hak Daerah Asosiasi Pengajar HTN-


Asasi Manusia dalam Masyarakat HAN Wilayah Jawa Tengah,
Dunia, Isu dan Tindakan, Jakarta: Cisarua, Bogor, 14-16 Oktober
Yayasan Obor Indonesia. 2016.
Lubis, Todung Mulya, 1993. In Search of Eko Prasojo, 2011. (Rancangan)
Human Rights: Legal-Political Undang-Undang Administrasi
Dilemmas of Indonesia’s New Pemerintahan untuk
Order 1966-1990, Jakarta: Pembangunan Hukum
Gramedia Pustaka Utama. Administrasi Negara dan
Baharudin Lopa dan Andi Hamzah, Penciptaan Good Governance.
1991. Mengenal Peradilan Tata Makalah disampaikan dalam
Usaha Negara. Jakarta: Sinar Bimbingan Teknis bagi Hakim di
Grafika. Lingkungan PTUN dengan tema
Utrecht, E, 1988. Pengantar Hukum Pembaharuan Peradilan Di
Administrasi Negara Indonesia. Lingkungan Peradilan Tata Usaha
Surabaya: Pustaka Tinta Mas. Negara Dalam Kaitannya Dengan
Philipus M. Hadjon, 1987. Perlindungan Reformasi Birokrasi
Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Pemerintahan, Jakarta, 31 Maret -
Sebuah Study tentang Prinsip- 2 April 2011.
prinsipnya, Penanganannya oleh
Pengadilan dalam Lingkungan
Peradilan Umum dan
Pembentukan Peradilan
Administrasi Negara, Surabaya:
PT. Bina Ilmu.
Rai Sri Dewi, Ida Ayu, 1999. Analisis
Efektifitas Badan Pertimbangan
Kepegawaian sebagai Lembaga
Banding Administratif dalam
Rangka Pengawasan
Administratif. Tesis. Universitas
Indonesia, Jakarta
Ichtiar Prambudi, 2016. Analisis
Peranan Badan Pertimbangan
Kepegawaian Untuk
Menyelesaikan Sengketa
Kepegawaian Akibat Terkena
Sanksi Bagi Pegawai Negeri Sipil.
Tesis. Fakultas Hukum,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. (tidak dipublikasikan).
Sayuti, 2011. Konsep Rechtsstaat
dalam Negara Hukum Indonesia,
Kajian Terhadap Pendapat
Azhary. Nalar Fiqh. 4 (2)
Sri Hartini, 2011. Upaya Keberatan
Terhadap PNS Yang Dijatuhi
Hukuman Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat. Jurnal Dinamika
Hukum, 11 (2)
Kartono, 2016. Pengaruh Undang-
Undang Nomor 30 Tentang
Administrasi Pemerintahan
terhadap Sistem Peradilan Tata
Usaha Negara. Makalah
disampaikan dalam Diskusi
Paralel Bidang HAN Musyawarah

You might also like