Tsunami Covid Di India

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 10
@pandemictalks Mayat bertumpuk di luar RS, Jumawa Berujung Petaka Oleh: Firdza Radiany Neser Ike @pandemictalks Hanya butuh waktu 15 hari untuk Tsunami Gelombang Kedua di India 100 fy Mar 12020" Apr 30, 2020 Jun 19, 20 2000 Jan 8, 2021 Apr 18,202 Gelombang kedua COVID-19 di India lebih tinggi dibandingkan gelombang pertama. Kasus harian lebih dari 100.000 kasus, bahkan hampir 2 kali lipat dari kasus harian di puncak gelombang pertama. Sumber : Our World in Data, The Guardian @pandemictalks a, Pemerintah India: Gagal membatasi mobilitas penduduk, Lockdown di Mumbai Pemerintah India menyalahkan kegagalan yang meluas untuk memperhatikan pembatasan pergerakan dan interaksi sosial di antara populasi 1,39 miliar orang. Kasus virus corona baru di India mencapai rekor tertinggi pada Rabu (14/4), dengan Mumbai akan menjalani lockdown pada tengah malam. Negeri Sungai Gangga melaporkan 184.372 kasus virus corona dalam 24 jam terakhir, data Kementerian Kesehatan India menunjukkan, menjadikan total infeksi menjadi 13,9 juta. Total 172.085 orang meninggal, Sumber : Reuters @pandemictalks a, India: Jumawa dan klaim telah capai Herd Immunity di Januari 2021 Januari lalu, Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan menyebut negaranya berhasil mencapai herd immunity. Akibatnya, ada beberapa perayaan dan pertemuan sosial hingga agama termasuk festival Hindu di Kumbh Mela yang melibatkan lebih dari satu juta orang berkumpul. Sebagian besar pakar meyakini munculnya gelombang kedua COVID-19 India akibat rasa puas diri usai kasus Corona mereka sempat menurun drastis. Selain itu, tsunami kasus COVID-19 juga disebut akibat varian baru Corona di India yang memiliki tingkat penularan COVID-19 sangat tinggi. Sumber : Detik @pandemictalks a, Mayat bertumpuk di luar rumah sakit Bak mimpi buruk, selama akhir pekan mayat-mayat tampak bertumpuk di luar rumah sakit pemerintah India, Raipur. Sebab, begitu banyak pasien Corona yang tak mampu bertahan dan meninggal berbarengan akibat Corona, hingga tak mungkin dikremasi secara cepat. Di Surat, negara India bagian Gujarat, krematorium dipenuhi oleh korban virus Corona sehingga banyak keluarga mulai membakar jenazah mereka di tempat terbuka. Sumber : Detik @pandemictalks a, Ritual Mandi Bareng di India Sebabkan Lebih 1.000 Orang Kena Corona Lebih dari 1.000 orang dinyatakan positif virus Corona setelah perayaan ritual mandi di sungai atau Kumbh Mela yang dilaksanakan selama _ beberapa hari. Kebanyakan peserta yang melakukan ritual ini tidak menerapkan protokol kesehatan saat mandi di Sungai Gangga, India. Dilaporkan AFP, dari sekitar 50 ribu sampel yang diambil, 1.000 dinyatakan positif. Jumlahnya terus bertambah setiap hari. Umat Hindu percaya mandi di Sungai Gangga membebaskan orang dari dosa, dan selama Kumbh Mela, itu membawa keselamatan saat hidup dan mati. Meski mengetahui tingkat infeksi COVID-19 di India masih tinggi, para pemeluk agama Hindu di Haridwar tetap ingin menjalani ritual Kumbh Mela. Sumber : Detik @pandemictalks a, Kehabisan pasokan oksigen, banyak pasien meninggal tak tertolong Sejumlah rumah — sakit kesulitan mendapat pasokan oksigen yang akhirnya membuat banyak nyawa tak terselamatkan. Kshitij Thakur, seorang politisi lokal di kotamadya Vasai-Virar di Maharashtra membuat permohonan publik yang putus asa untuk membantu mengatasi kekurangan oksigen ‘akut' di rumah sakit pemerintah setempat. Pasokan hanya dapat berjalan selama tiga jam. Ada lebih dari 7.000 kasus aktif di daerah tersebut dan lebih dari 3.000 orang membutuhkan suplai oksigen setiap hari. Sumber : Detik @pandemictalks "Kali ini kami melihat orang-orang yang lebih muda antara 20-40 tahun mengalami gejala serius dan bahkan = anak-anak ~—s sekarang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah," kata Dr Shashank Joshi anggota satgas Covid-19 Mumbai. Sumber : Detik @pandemictalks a, India: Vaksinasi masif namun protokol kesehatan warga lemah Meskipun sejauh ini lebih dari 108 juta orang telah divaksinasi, di negara berpenduduk 1,3 miliar, hal ini belum cukup untuk menghentikan gelombang kedua COVID-19. Pada hari Selasa, jenderal pengawas obat-obatan India (DCGI), Dr VG Somani, menyetujui vaksin COVID-19 Rusia, Sputnik V, untuk penggunaan darurat di India. Distribusi vaksin Corona kemungkinan akan dimulai bulan depan. India juga membuka jalan bagi vaksin Corona Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson yang disebut akan segera mendapatkan EUA di sana. Namun, pakar meyakini vaksinasi COVID-19 tanpa protokol kesehatan yang disiplin tetap tidak akan efektif. Sumber : Detik @pandemictalks a, Sikap terlena dan teledor menjalankan protokol kesehatan (prokes) itu pada akhirnya berujung petaka: tsunami kasus Covid-19 di India.

You might also like