Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah

Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

INTERNALISASI NILAI-NILAI IMAN DALAM PEMBENTUKAN


AQIDAH PESERTA DIDIK DI SMP DDI MANGKOSO
KABUPATEN BARRU

SYUKRI
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Parepare
Abdul Halik
Universitas Muhammadiyah Parepare
ABSTRACT: The purpose of writing this thesis is to know the Internalization of
Faith Values on the Day of Judgment in the Formation of Aqeedah of Students in
SMP DDI Mangkoso, Barru Regency. As a completion of this thesis, the author
uses this type of qualitative research; research on revealing problems as they are
data analysis using observations and interviews. The approach used;
psychological, sociological, and theological with qualitative methods and data
analysis are data reduction, data presentation, and drawing conclusions or
verification. The results of this study indicate, Understanding of faith in the day of
retribution and the aqeedah of students in SMP DDI Mangkoso still need
assistance to really instill confidence about the day of retribution because it can be
categorized as an abstract thing because no one has witnessed it directly how the
incident will be experienced on the day of retaliation so students must be given a
convincing understanding. The model of internalizing the values of faith on
retaliation day at SMP DDI Mangkoso in the context of forming students'
aqeedah, namely, educators always try to provide understanding and even provide
a picture that occurs in everyday life so that students do not float their
understanding of the day of retribution, so they are not mistaken about the day of
retribution. Implications of the values of faith on the Day of Judgment in the
formation of the aqidah of students in Mangkoso DDI Middle School can
understand and be convinced that the Day of Judgment really exists. All will
experience or go through the day of retribution and receive a reward according to
the deed. Thus, students become stronger in their faith and can become better
children than before.
Keywords: Internalization, Aqidah
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui Internalisasi Nilai-
Nilai Iman pada Hari Pembalasan dalam Pembentukan Aqidah Peserta Didik di
SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru. Sebagai penyempurna tesis ini, penulis
menggunakan jenis penelitian kualitatif; penelitian pada pengungkapan masalah
sebagaimana adanya analisis data dengan menggunakan pengamatan dan
wawancara. Pendekatan yang digunakan; psikologis, sosiologis, dan teologis
dengan metode kualitatif dan analisis data bersifat reduksi data, Sajian data, dan
Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan,
Pemahaman iman kepada hari pembalasan dan aqidah peserta didik di SMP DDI
Mangkoso masih sangat butuh pendampingan untuk benar-benar menanamkan
keyakinan tentang adanya hari pembalasan karena hal tersebut bisa dikategorikan

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

sebagai hal yang abstrak sebab belum ada yang pernah menyaksikan secara
langsung bagaimana kejadian yang akan dialami pada hari pembalasan tersebut
sehingga peserta didik harus diberikan pemahaman yang meyakinkan. Model
internalisasi nilai-nilai iman pada hari pembalasan di SMP DDI Mangkoso dalam
rangka pembentukan aqidah peserta didik yaitu, para pendidik senantiasa berusaha
memberikan pemahaman dan bahkan memberikan gambaran yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari agar peserta didik tidak mengambang pemahamannya
tentang hari pembalasan tersebut, sehingga mereka tidak salah persepsi akan
adanya hari pembalasan. Implikasi nilai-nilai iman pada hari pembalasan dalam
pembentukan aqidah peserta didik di SMP DDI Mangkoso dapat memahami dan
meyakinin bahwa hari pembalasan benar-benar ada. Semua akan mengalami atau
melalui hari pembalasan tersebut dan menerima balasan sesuai dengan perbuatan.
Dengan demikian, peserta didik lebih kuat lagi keimanannya dan dapat menjadi
anak yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
Kata kunci : Internalisasi, Aqidah
PENDAHULUAN sebagai salah satu butir rukun iman
bagi seorang muslim adalah sesuatu
Pendidikan Agama Islam yang sangat urgen. Tanpa iman maka
adalah usaha sadar menyiapkan keislaman seseorang tidak dikatakan
siswa dalam meyakini, memahami, sempurna. Dalam hal menjalani
menghayati dan mengamalkan kehidupan di dunia ini, iman
agama Islam melalui kegiatan diibaratkan lampu pada sebuah mobil
bimbingan pengajaran dan latihan yang sedang melaju di kegelapan
dengan memperhatikan tuntutan malam. Jika lampunya padam, maka
untuk menghormati agama lain pasti mobil tersebut berjalan oleng
dalam hubungan antar umat dan menabrak ke kiri dan ke kanan
beragama dalam masyarakat untuk karena pengemudinya tidak bisa
mewujudkan ketahanan Nasional. melihat jalan mana yang seharusnya
Pendidikan Islam adalah sendi yang dilalui agar bisa selamat sampai
kokoh bagi perdaban umat Islam, tujuan. Sebaliknya bila lampunya
tujuan utama pendidikan Islam sama tetap menyala, maka mobil tersebut
dan sejalan dengan pendidikan akan berjalan tenang dan tetap
modern saat ini, memperhatikan berada di jalur yang semestinya
segala jenis pendidikan terutama hingga tiba di tempat tujuan.
pendidikan rohani, kemerdekaan dan Olehnya itu, iman bagi seorang
budi pekerti.1 muslim adalah petunjuk yang sangat
berharga agar dia dapat menjalani
Kedudukan iman khususnya
kehidupannya dengan aman dan
iman kepada hari pembalasan
tenang menuju sesuatu yang dicita-
citakannya yakni bahagia di dunia
hingga di akhirat. Dalam al-Quran
1
Iwan Burhanudin, Internalisasi
Allah swt, berfirman dalam QS. Al-
Nilai-Nilai Agama Islam Pada Peserta Didik
Di Sekolah Menengah Pertama Islam Hadid/57:28 berbunyi:
Babakan Kecamatan Karangpucung
Kabupaten Cilacap, IAIN Purwokerto, 2016

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

proses pembelajaran agar peserta


      didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki
     kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,
      kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
      dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”3 Untuk mewujudkan bunyi
Terjemahnya: dari Undang-undang ini, khususnya
agar peserta didik memiliki kekuatan
Wahai orang-orang yang
spiritual keagamaan, maka
beriman, bertakwalah
pendidikan agama merupakan bagian
kepada Allah dan
yang sangat penting. Agama
berimanlah kepada Rasul-
memberikan motivasi hidup dalam
Nya (Muhammad), niscaya
kehidupan. Oleh karena itu agama
Allah memberikan rahmat-
perlu diketahui, dipahami, diyakini
Nya kepadamu dua bagian,
dan diamalkan oleh manusia
dan menjadikan cahaya
Indonesia agar dapat menjadi dasar
untukmu yang dengan
kepribadian sehingga dapat menjadi
cahaya itu kamu dapat
manusia Indonesia seutuhnya.
berjalan serta Dia
Agama mengatur hubungan manusia
mengampuni kamu. Dan
dengan Allah swt, manusia dengan
Allah Maha Pengampun,
manusia, hubungan manusia dengan
Maha Penyayang.2
alam dan hubungan manusia dengan
Dalil ini adalah salah satu dirinya yang dapat menjamin
dalil yang menganjurkan umat Islam keselarasan, keseimbangan dan
untuk bertakwa dan beriman kepada keserasian dalam hidup manusia,
Allah swt, dan Rasul-Nya. Karena baik sebagai pribadi maupun sebagai
hanya dengan memiliki iman anggota masyarakat.
tersebut, Rahmat Allah swt. bisa kita
Pendidikan nilai adalah upaya
peroleh berikut cahaya serta
untuk membantu peserta didik
ampunan dari Allah swt.
mengenal, memahami pentingnya
Kaitannya dengan pendidikan menginternalisasi nilai-nilai yang
di Indonesia, Undang-undang Nomor pantas dan semestinya dijadikan
20 Tahun 2003 tentang Sistem panduan bagi sikap dan perilaku
Pendidikan Nasional pasal 1 manusia baik secara perorangan
menyebutkan bahwa yang dimaksud maupun secara kelompok dalam
dengan pendidikan adalah, “usaha suatu masyarakat. Nilai mendasari
sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan 3
Republik Indonesia, “Undang-
undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional”, dalam
Kementerian Agama R.I, al Quran
2
Undang-undang R.I. Nomor 12 Tahun 2012
dan Terjemahnya (Bandung: Al Hikmah Tentang Pendidikan Tinggi, (Bandung: Citra
Dipenogro, 2008), h. 541. Umbara, 2012), h. 153.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

prinsip dan norma yang memandu sejak anak lahir sampai ia dewasa
sikap dan perilaku orang dalam atau mandiri dari orangtuanya.5
hidup. Kualitas seseorang ditentukan
oleh nilai-nilai yang senyatanya Penanaman nilai-nilai
dihayati sebagai pemandu sikap dan akidah, akhlak dan ibadah
perilakunya, baik dalam hubunganya berdasarkan ajaran agama yang
dengan diri sendiri, orang lain, alam dilakukan secara baik dari keluarga
sekitar maupun dengan Tuhan .Nilai- diyakini dapat membentengi seorang
nilai agama Islam adalah bagian anak atau remaja dan/atau seseorang
bagian dari nilai material yang yang memasuki usia dewasa dari
terwujud dalam kenyataan pengaruh buruk lingkungan sosial
pengalaman rohani dan jasmani. maupun dampak negatif dari
Nilai-nilai agama islam merupakan perkembangan zaman. Penanaman
tingkatan integritas kepribadian yang nilai-nilai akidah sejak dini,
mencapai tingkat budi (insane misalnya, akan membentuk
kamil). Nilai-nilai islam bersifat kepribadian kuat dan membekali
mutlak kebenarannya, universal dan anak menghadapi masa depan.
suci. Kebenaran dan kebaikan agama Akidah yang kuat akan memberikan
mengatasi rasio, perasaan, keinginan, fondasi kokoh kepada seseorang
nafsu-nafsu manusiawi dan mampu menjalani kehidupannya. Penanaman
melampaui subjektifitas golongan, nilai-nilai akhlak dan ibadah yang
ras, bangsa dan stratifikasi sosial.4 baik kepada anak-anak dalam
lingkungan keluarga pun dianggap
Penanaman nilai-nilai agama lebih menjamin anak-anak tersebut
di lingkungan keluarga sangat besar terhindar dari pengaruh langsung
peranannya dalam pembentukan atau tidak langsung berbagai bentuk
kepribadian bagi anak-anak, karena dekadensi moral di masyarakat,
di lingkungan keluargalah anak-anak seperti pornografi, pornoaksi,
pertama kali menerima nilai-nilai pergaulan bebas, narkotika dan obat
yang dapat mempengaruhi berbahaya (narkoba), dan kekerasan
perkembangan anak selanjutnya. sesama anak, remaja maupun orang
Agar anak-anak memiliki dewasaa.6
kepribadian yang baik dan terhindar
dari pelanggaran-pelanggaran moral, Pendidikan agama berkenaan
etika, dan hukum, maka penanaman dengan aspek-aspek sikap dan nilai
nilai-nilai agama sejak usia dini dari yang salah satu di antaranya adalah
orang tua kepada anak-anak dalam menyangkut aqidah. Mengenai
keluarga merupakan suatu aqidah dan iman, keduanya adalah
keharusan. Proses pembinaan nilai- suatu hal yang tidak bisa dipisahkan.
nilai agama dalam membentuk
kepribadian anak-anak dapat dimulai Fachruddin, “Peranan Pendidikan
5

Agama dalam Keluarga dalam Pembentukan


Kepribadian Anak-anak”, Jurnal Taklim, Vol
9 No. 1 Maret 2011.
4
Departemen Pendidikan dan 6
Nur Aniyah, “Pembentukan Karakter
Kebudayaan, Kamus Besar Nhasa Indonesia Melalui Pendidikan Agama Islam”, dalam
( Jakarta, Balai Pustaka 1989 ), h. 22. Jurnal Al-Ulum Vol. 2 Nomor 1 Juni 2013.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Sebagaimana yang kita ketahui pendidikan tersebut. Pembelajaran


bahwa iman itu kadang mengalami sebagai sebuah metode menuntut
distorsi atau erosi akibat terkikis oleh adanya perencanaan untuk
berbagai gangguan, cobaan dan memberikan perlakuan tertentu
godaan kehidupan dunia sehingga kepada peserta didik sehingga
kualitasnya bisa menurun bahkan diharapkan terjadi perubahan
sampai mencapai titik nadir dan perilaku setelah proses pembelajaran.
hampir-hampir tidak percaya lagi Menggunakan metode secara
adanya Tuhan. terencana, sistematik dan
terkontrolserta kontinyu dalam
Internalisasi adalah bentuk desain fungsional melalui
penghayatan, pendalaman, pengenalan peristiwa yang terjadi
penguasaan serta mendalam melalui dalam kehidupan melalui konsep
binaan, bimbingan dan sebagainya. yang bersifat penghayatan dan
Dengan demikian internalisasi pengamalan mutlak diperlukan.
merupakan suatu proses penanaman
sikap ke dalam diri pribadi seseorang Tujuan Pendidikan Agama
melalui binaan, bimbingan dan Islam pada umumnya adalah
sebagainya agar ego menguasai membentuk peserta didik agar
secara mendalam suatu nilai serta menjadi manusia yang bertakwa
menghayati sehingga dapat tercermin kepada Allah dan berakhlak mulia.
dalam sikap dan tingkah laku sesuai Manusia yang bertaqwa adalah
dengan standar yang diharapkan.7 manusia yang dapat menjalankan
Sedangkan internalisasi yang ajaran Islam secara Kaffah sehingga
dihubungkan agama Islam dengan tercerminlah dari dalam dirinya
dapatdiartikan sebagai proses ketinggian akhlak yang merupakan
memasukkan nilai-nilai agama Islam bekal hidup di dunia guna mencapai
secara penuh ke dalam hati, sehingga keberhasilan akhirat. Islam sebagai
ruh dan jiwa bergerak berdasarkan agama yang harus dipelajari dan
ajaran agama Islam. Internalisasi diamalkan oleh manusia yang
nilai agama Islam terjadi melalui memeluknya. Orang dikatakan
pemahaman ajaran agama islam bertaqwa kepada Allah, apabila dia
secara utuh dan diteruskandengan menjalankan ajaran Allah. Orang
kesadaran akan pentingnya agama yang hanya faham atau menguasai
Islam, serta ditemukannya posibilitas ilmu tentang agama namun belum
untuk mereasisasikannya dalam dapat menjalankan atas apa yang
kehidupan nyata. Proses mereka fahami belumlah dapat
pembelajaran merupakan fungsi yang dikatakan sebagai hamba yang
elementer dan usaha yang paling bertaqwa kepada Allah, selain
strategis guna mewujudkan tujuan menguasi ilmu agama juga harus
mampu mengamalkannya.8 Tujuan
7
Riyandi Lintang Pangesti, pendidikan Islam cenderung bersifat
Internalisasi, Belajar dan Spesialis, (
http/Ilmu sosial dasar-
lintang.blogspot.com/2012/10/Internalisasi- Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
8

belajar-dan-spesialis-html), diakses 30 Mei dalam Perspektif Islam (Bandung: PT.


2018 jam 10:27 am Remaja Rosdakarya, 2004), h. 49.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

defensif, yaitu upaya menyelamatkan mewakili proses atau tahap


kaum muslimlin dari pencemaran terjadinya internalisasi yaitu:
dan peruskan yang ditimbulkan oleh
dampak gagasan barat yang datang a) Tahap transformasi nilai
melalui berbagai disiplin ilmu, Tahap tranformasi nilai
terutama gagasan-gagasan yang merupakan komunikasi verbal
mengancam akan meledakkan tentang nilai. Pada tahap ini guru
standar-standar moralitas tradisional sekedar menginformasikan nilai-nilai
Islam. Disinilah kemudian yang baik dan yang kurang baik
pentingnya salah satu materi kepada siswa, yang semata-mata
Pendidikan Agama Islam, yaitu merupakan komunikasi verbal
Aqidah Akhlak. tentang nilai.

Masalah pokok yang akan b) Tahap transaksi nilai.


dibahas pada penelitian ini adalah Tahap transaksi nilai adalah
bagaimana implikasi nilai-nilai iman tahapan pendidikan nilai dengan
kepada hari pembalasan dalam jalan komunikasi dua arah, atau
pembentukan aqidah peserta didik di interaksi antar siswa dengan guru
SMP DDI Mangkoso?. Dengan bersifat interaksi timbal balik. Kalau
mengingat tujuannya adalah untuk pada tahap transformasi, komunikasi
mengetahui implikasi nilai-nilai iman masih dalam bentuk satu arah, yakni
kepada hari pembalasan dalam guru aktif. Tetapi dalam transaksi ini
pembentukan aqidah peserta didik di guru dan siswa sama-sama memiliki
SMP DDI Mangkoso. Adapun sifat yang aktif. Tekanan dari
kegunaan dari penelitian ini adalah: komunikasi ini masih menampilkan
Kegunanaan ilmiah, yakni sosok fisiknya daripada sosok
diharapkan dari hasil penelitian dapat mentalnya. Dalam tahapan ini guru
bermanfaat dan memberikan tidak hanya menyajikan informasi
kontribusi untuk mengembangkan tentang nilai yang baik dan buruk,
ilmu keagamaan khususnya yang tetapi juga terlibat untuk
berkaitan langsung dengan iman dan
melaksanakan dan memberikan
aqidah. Kegunaan praktis, yakni
contoh amalan yang nyata, dan siswa
hasil penelitian ini dapat menjadi
diminta memberikan respons yang
masukan yang sangat positif bagi
sama, yang menerima dan
kepala sekolah dan guru-guru SMP
mengamalkan nilai itu.
DDI Mangkoso dalam merumuskan
kegiatan pembelajaran untuk c) Tahap Transinternalisasi.
mewujudkan pemantapan iman dan Tahap Transinternalisasi nilai
aqidah peserta didik. yakni bahwa tahap ini jauh lebih
dalam dari pada sekadar transaksi.
PEMBAHASAN Dalam tahap ini penampilan guru
1. Internalisasi dihadapan siswa bukan lagi sosok
Menurut Muhaimin dalam fisiknya, melainkan sikap mentalnya
proes internalisasi yang dikaitkan (kepribadiannya). Demikian juga
dengan pembinaan peserta didik atau siswa merespons kepada guru bukan
anak asuh ada tiga tahap yang hanya melalui gerakan/penampilan

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

fisiknya saja, melainkan melalui argumentasi rasional dan


sikap mental dan kepribadiannya. selanjutnya peserta didik
Oleh karena itu, dapat dikatakan dapat memilliki komitmen
bahwa dalam transinternalisasi ini tinggi terhadap nilai tersebut.
adalah komunikasi dua kepribadian 3. Organization, peserta didik
yang masing-masing terlibat secara mulai dilatih mengatur sistem
aktif.9 kepribadiannya disesuaikan
dengan nilai yang ada.
Proses internalisasi terjadi 4. Characterization, apabila
apabila individu menerima pengaruh kepribadian sudah diatur
dan bersedia bersikap menuruti disesuaikan dengan sistem
pengaruh itu dikarenakan sikap nilai tertentu dan
tersebut sesuai dengan apa yang ia dilaksanakan berturut-turut,
percayai dan sesuai dengan sistem maka akan terbentuk
yang dianutnya. Sikap demikian kepribadian yang bersifat
itulah yang biasanya merupakan satunya hati, kata dan
sikap yang dipertahankan oleh perbuatan.
individu dan biasanya tidak mudah Teknik internalisasi sesuai
untuk berubah selama sistem nilai dengan tujuan pendidikan agama,
yang ada dalam diri inidvidu yang khususnya pendidikan yang
bersangkutan masih bertahan.10 Pada berkaitan dengan masalah aqidah,
tahap-tahap internalisasi ini ibadah, dan akhlakul karim.
diupayakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:11 Jadi intenalisasi nilai sangatlah
penting dalam pendidikan agama
1. Menyimak, yakni guru Islam karena pendidikan agama
memberi stimulus kepada Islam merupakan pendidikan nilai
peserta didik menangkap sehingga nilai-nilai tersebut dapat
stimulus yang diberikan. tertanam pada diri peserta didik,
2. Responding, peserta didik dengan pengembangan yang
mulai ditanamkan pengertian mengarah pada internalisasi nilai
dan kecintaan terhadap tata akhlak yang merupakan tahap pada
nilai tertentu, sehingga manifestasi manusia religius. Sebab
memiliki latar belakang tantangan arus globalisasi dan
teoritik tentang sistem nilai, transformasi budaya bagi peserta
mampu memberikan didik dan bagi manusia pada
umumnya yang difungsikan adalah
Dahlan, dkk, Kamus Ilmiah Populer
9 nilai kejujurannya, yang dapat
(Yogyakarta: Arkola, 2004), h. 267 terwujud dalam kehidupan sehari-
Muhaimin, Paradigma Pendidikan
10 hari sehingga dapat terpercaya dan
Agama Islam (cet. 4, Bandung: PT. Remaja mengemban amanah masyarakat
Rosdakarya, 2008), h. 301. demi kemaslahatan.
2. Nilai-Nilai
11
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan secara praktis
Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka tidak dapat dipisahkan dengan nilai-
Pelajar, 2006), h. 94. nilai terutama yang meliputi kualitas

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

kecerdasan, nilai ilmiah, nilai akhlak diucapkan dengan lisan, dan


dan nilai agama yang semuanya diamalkan dengan tindakan
tercakup di dalam tujuan yakni (perbuatan). Dengan demikian,
membina kepribadian yang ideal. pengertian Iman kepada Allah adalah
Tujuan pendidikan baik isinya membenarkan dengan hati bahwa
maupun rumusannya tidak mingkin Allah itu benar-benar ada dengan
ditetapkan tanpa pengertian dan segala sifat keagungan dan
pengetahuan yang tepat tentang nilai- kesempurnaanNya, kemudian
nilai. Bahkan seharusnya manusia pengakuan itu diikrarkan dengan
telah memegang satu keyakinan lisan, serta dibuktikan dengan amal
tentang nilai-nilai yang kita anggap perbuatan secara nyata.
sebagai suatu kebenaran. Islam
memandang adanya nilai mutlak dan Beriman kepada Allah adalah
nilai intrinsik yang berfungsi sebagai kebutuhan yang sangat mendasar
pusat dan muara semua nilai. Nilai bagi seseorang. Allah
tersebut adalah tauhid (uluhiyah dan memerintahkan agar umat manusia
rububiyah) yang merupakan tujuan beriman kepada-Nya, sebagaimana
(ghayah) semua aktivitas muslim. firman Allah dalam QS. An-
Semua nilai-nilai yang lain termasuk Nisa/4:136, yaitu:
amal shaleh dalam
Islam merupakan nilai instrumental
     
yang berfungsi sebagai alat dan
prasyarat meraih nilai tauhid. Dalam
    
praktik kehidupan justru nilai-nilai
instrumental itulah yang banyak        
dihadapi oleh manusia, seperti nilai
amanah, kejujuran, kesabaran,     
keadilan, kemanusiaan, etos kerja
dan disiplin.12 Oleh karenanya Islam     
menekankan perlunya nilai-nilai
tersebut dibangun pada diri Terjemahnya:
seseorang sebagai jalan menuju
Wahai orang-orang yang
terbentuknya pribadi yang tauhid.
beriman, tetaplah beriman
3. Iman kepada Allah dan rasul-Nya
Pengertian Iman dari bahasa dan kepada Kitab yang Allah
Arab dari kata kerja 'aamana' (‫)أمن‬ turunkan kepada rasul-Nya
yukminu' (‫ )يؤمن‬yang berarti 'percaya' serta Kitab yang Allah
atau 'membenarkan'. turunkan sebelumnya.
Sedangkan menurut istilah, barangsiapa yang kafir kepada
pengertian iman Allah, malaikat-malaikat-Nya,
adalah membenarkan dengan hati, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari Kemudian, Maka
Kusuma Indra dan Dien Amien,
12

Penganta Ilmu Pendidikan (Surabaya:


Usaha Nasional, 2003),h. 52.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Sesungguhnya orang itu Telah Kedudukan Iman lebih tinggi


sesat sejauh-jauhnya.13 dari pada Islam, Iman memiliki
cakupan yang lebih umum dari pada
Ayat di atas memberikan cakupan Islam, karena ia mencakup
penjelasan bahwa Bila kita ingkar Islam, maka seorang hamba tidaklah
kepada Allah, maka akan mengalami mencapai keImanan kecuali jika
kesesatan yang nyata. Orang yang seorang hamba telah mamapu
sesat tidak akan merasakan mewujudkan keislamannya. Iman
kebahagiaan dalam hidup. Oleh juga lebih khusus dipandang dari
karena itu, beriman kepada Allah segi pelakunya, karena pelaku
sesungguhnya adalah untuk kebaikan keimanan adalah kelompok dari
manusia. pelaku keIslaman dan tidak semua
pelaku keIslaman menjadi pelaku
Iman adalah keyakinan yang
keImanan, jelaslah setiap mukmin
menghujam dalam hati, kokoh penuh
adalah muslim dan tidak setiap
keyakinan tanpa dicampuri keraguan
muslim adalah mukmin.16
sedikitpun.14 Iman terdapat didalam
hati, oleh sebab itu seorang mukmin Adapun karakteristik iman
bukan saja bersyahadatain dan sebagai berikut:17
mengamalkan semua rukun Islam,
tapi hatinya ikut melaksanakannya. a. Mereka menjadikan Allah dan
Dengan demikian maka tingkat Rasul-Nya lebih mereka cintai
mukmin lebih tinggi dari muslim. daripada anak, isteri, harta benda
Semua peraturan ilmu dalam al- dan segalanya.
qur’an pada umumnya di turunkan b. Orang yang beriman tidak akan
atas mukmin dan bukan muslim.15 izin untuk tidak ikut berjihad.
Sedangkan keimanan dalam Islam itu Orang-orang yang beriman
sendiri adalah percaya kepada Allah, kepada Allah dan hari kemudian,
malaikat-malaikatNya, kitab- tidak akan meminta izin
kitabNya, Rosul-rosulNya, hari akhir kepadamu untuk tidak ikut
dan berIman kepada takdir baik dan berjihad dengan harta dan diri
buruk. Iman mencakup perbuatan, mereka. Dan Allah mengetahui
ucapan hati dan lisan, amal hati dan orang-orang yang bertakwa.
amal lisan serta amal anggota tubuh. c. Mereka selalu mendengar dan taat
Iman bertambah dengan ketaatan dan jika Allah dan rasul-Nya
berkurang karena kemaksiatan. memanggil mereka untuk
melaksanakan suatu perbuatan.
d. Mereka menjadikan Rasul sebagai
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an
13
hakim dalam setiap
dan Terjemahnya (Bandung: Diponegoro, persoalan/permasalahannya.
2008), h. 100.
14
Wina Sanjaya, Strategi Miswar,
16
Akhlak Tasawuf, (
Pembelajaran Berorientasi Standars Proses Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2013),
Pendidikan, (Jakarta, Kencana Prenada h. 25.
Media 2006), h.27-28.
Muhammad Alim. Pendidikan
17

Mardianto, Psikologi Pendidikan


15
Agama Islam (cet 1. Bandung PT. Remaja
(Medan, Perdana Publishing 2012), h. 177 . Rosdakarya 2006) h. 151.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

e. Mereka memiliki iman yg membenarkan konsep mereka.


mantap, tidak dicampuri dengan Orang yang demikian ini adalah
keragu-raguan sedikitpun dan kafir.
keimanannya dibuktikan dengan d. Meyakini bahawa ajaran selain
berjihad di jalan Allah dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
harta dan jiwanya. lebih sempurna, atau meyakini
f. Mereka taat kepada Allah,rasul- bahawa hukum selain dari yang
Nya, dan ulil amri serta telah dijelaskan oleh Baginda
mengembalikan seluruh persoalan lebih baik, seperti mereka yang
yang mereka perselisihkan kepada mengutamakan aturan-aturan
Al-Qur’an dan Sunnah rasulullah. thaghut (aturan–aturan manusia
g. Apabila dibacakan ayat-ayat yang melampaui batas serta
Allah kepada mereka maka menyimpang dari hukum Allah),
hatinya bergetar, imannya dan mengetepikan hukum yang
bertambah, tetap menjalankan diajarkan oleh Rasulullah saw.
shalat,berzakat. e. Membenci sesuatu yang telah
h. Cinta kepada Allah, bersikap ditetapkan oleh Rasulullah saw.
lemah lembut terhadap sesama f. Memperolok–olokkan sebahagian
muslim dan tegas kepada kaum dari ajaran yang dibawa oleh
kafir. Rasulullah saw, atau
i. Mereka tidak mempunyai pilihan memperolok–olokkan pahala
lain terhadap apa yang telah mahupun siksaan yang telah
ditetapkan oleh Allah dan rasul- ditetapkan di dalam Al-Quran
Nya, kecuali hanya taat,tunduk serta yang dinyatakan oleh
dan berserah diri kepada-Nya Rasulullah saw.
Pembatal iman g. Melakukan sihir, antaranya
atau "nawaqidhul iman" adalah termasuklah mengaplikasikan
sesuatu yang dapat menghapuskan ilmu guna-guna yang menjadikan
iman sesudah iman masuk seorang suami benci terhadap
didalamnya yakni antara lain: 18
isterinya, atau yang menjadikan
seseorang mencintai orang lain,
a. Mempersekutukan Allah SWT atau sesuatu yang dibencinya
(yakni syirik) dalam beribadah. dengan cara yang zalim.
b. Meyakini bahawa ada kekuatan h. Membantu orang–orang musyrik
lain selain kekuatan Allah swt, untuk memusuhi kaum muslimin.
berdoa kepadanya, meminta i. Meyakini bahawa sebahagian
pertolongan, bahkan bertawakkal manusia dibenarkan untuk
(berserah diri) kepada perantara meninggalkan syari’at Nabi
tersebut. Muhammad saw.
c. Tidak menganggap bahwa orang- j. Berpaling dari agama Allah swt,
orang musyrik itu kafir, atau ragu- tanpa mempelajari dan tanpa
ragu atas kekafiran mereka, atau melaksanakan ajaran-Nya.
Dalam hal-hal yang
membatalkan keislaman ini, tidak
18
Muhammad Daud Ali, Pendidikan
Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo
ada perbeaan hukum antara yang
Persada, 2008), h.346. main-main, yang sungguh-sungguh

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

(yakni yang sengaja melanggar) Kiamat dibagi menjadi dua,


ataupun yang takut, kecuali orang yaitu kiamat syugra (kecil) dan
yang dipaksa. Semua itu merupakan kiamat kubra (besar).
hal-hal yang paling berbahaya dan
paling sering terjadi. Maka setiap 1. Tanda-tanda shugra (kecil), yang
orang Islam mestilah sebagian di antaranya sudah
menghindarinya. Kita berlindung tampak dalam kehidupan
kepada Allah swt dari hal-hal yang sekarang ini: 19

mendatangkan kemurkaan-Nya dan a. Ajaran Islam kurang


kepedihan siksaan-Nya. Semoga diperhatikan dan bahkan
selawat dan salam dilimpahkan ditinggalkan oleh kaum
kepada makhluk-Nya yang terbaik, Muslim.
para keluarga dan para sahabat b. Jumlah ulama (ahli agama)
Baginda. yang sesungguhnya semakin
sedikit, sebaliknya banyak
3. Hari Pembalasan orang bodoh yang mengaku
Hari kiamat adalah hari akhir ulama dan menyesatkan umat.
kehidupan seluruh manusia c. Perzinahan dilakukan terang-
dan makhluk hidup di duniayang terangan dan sudah menjadi
harus kita percayai kebenaran adanya suatu kebiasaan di masyarakat
yang menjadi jembatan untuk luas.
menuju ke kehidupan selanjutnya di d. Begitu pula mabuk-mabukan
akhirat yang kekal dan abadi. Iman yang banyak dilakukan seolah
kepada hari kiamat adalah rukum bukan perbuatan yang
iman yangke-lima. Hari kiamat diharamkan.
diawali dengan tiupan terompet e. Jumlah wanita semakin lebih
sangkakala oleh malaikat isrofil banyak dibandingkan dengan
untuk menghancurkan bumi beserta pria, dan mereka sudah tidak
seluruh isinya. Hari kiamat tidak malu lagi berpakaian setengah
dapat diprediksi kapan akan telanjang.
datangnya karena merupakan rahasia f. Banyak wanita yang
Allah swt, yang tidak diketahui siapa berdandan/berpenampilan
pun. Namun dengan demikian seperti pria, begitu juga
kita masih bisa mengetahui sebaliknya.
kapandatangnya hari kiamat dengan g. Umat manusia berlomba
melihat tanda-tanda yang diberikan menumpuk kekayaan dengan
oleh Nabi Muhammad saw.Orang jalan yang tidak halal serta
yang beriman kepada Allah swt, dan maraknya praktek riba.
banyak berbuat kebaikan akan h. Para orangtua menjadi budak
menerima imbalansurga yang penuh dan diperlakukan sewenang-
kenikmatan, sedangkan bagi orang- wenang oleh anak-anaknya.
orang kafir dan penjahat akan
masuk neraka yang sangat pedih
untuk disiksa. 19
Abu Ahmadi, dam Noor Salimi.
Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta, PT. Bumi Aksara,2004), h. 198

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

i. Semakin banyak fitnah yang tanda-tanda besar muncul telah


menimpa umat Islam. muncul satu, maka akan diikuti
j. sering terjadi bencana alam, tanda-tanda yang lainnya, yaitu yang
pembunuhan, dan peperangan. pertama kali muncul adalah terbitnya
k. Banyaknya perceraian. matahari dari barat. Demikianlah kita
l. Bermewah-mewah dalam sebagai umat manusia hendaknya
membangun masjid sementara mempersiapkan diri sebaik mungkin
jamaahnya sedikit, serta saling dengan taat dan takwa kepada Allah
membanggakan keindahan swt, karena bagaimanapun juga
masjid. tanda-tanda kecil datangnya kiamat
2. Tanda-tanda Kubra (besar) telah banyak terjadi dan itu semua
a. Waktu berputar semakin sebagai peringatan agar manusia
cepat, sehingga setahun sadar dan bertaubat.
terasa sebulan, sebulan terasa
seminggu. Proses dan Peristiwa Hari
b. Matahari terbit di sebelah Pembalasan
barat.
1. Nafkhotan yakni peniupan 2 kali
c. Keluarnya Dajjal, yaitu sosok
sangkakala,oleh malaikat
pembohong yang menutupi
israfil.tiupan pertama, semua
kebenaran.
makhluk dimatikan oleh Allah
d. Adanya Ya’juj dan Ma’juj,
swt,dan yg kedua dihidupkan
yaitu segolongan umat
kembali Oleh Allah swt. selisih
manusia yang mempunyai
waktunya 40 puluh (entah hari
kekuatan besar dan berpikiran
,bulan atau tahun).
sesat.
2. Ba’ats hari dibangkitkannya
e. Turunnya Imam Mahdi ke
manusia dari alam kubur untuk
dunia untuk meluruskan
mempertanggungjawabkan amal
syari’at Islam dan
perbuatannya.
menghidupkan sunnah-
3. Hasyar hari dikumpulkan nya
sunnah Rasulullah saw.
manusia dipadang mahsyar untuk
f. Turunnya Nabi Isa as. dari
diadili,semua manusia pada saat
langit yang akan
itu sangat payah,karena matahari
memperjuangkan kebenaran
di dekatkan kepada manusia,dan
bersama Imam Mahdi. Dialah
manusia dibanjiri keringat,namun
yang menumpas Dajjal serta
Allah akan memberi pertolongan
mengajak umat manusia
kepada 7 golongan,yang sudah
mengesakan Allah swt dan
dijelaskan di episode sebelumnya.
menyambah-Nya.
4. Syafaat Udma pertolongan oleh
g. Hilangnya Al Quran dari
Nabi Muhammad saw,untuk
mashaf san hati umat
menyelamatkan orang yg ahli
manusia hingga hilang
surga,agar segera dimasukan ke
pedoman.
tempat penuh kelezatan,dan
Tanda-tanda kecil datangnya diringankan dosanya.
hari kiamat secara umum datang 5. Hisab perhitungan amal baik dan
lebih dahulu dari tanda-tanda besar, buruk pada saat didunia,semua
serta sebagiannya sudah terjadi. Jika

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

bibir terkunci,hanya anggota Aqidah menurut istilah


tubuh yg berasaksi. adalah perkara yang wajib
6. Mizan penimbangan amal dan dibenarkan oleh hati dan jiwa
dosa. menjadi tenteram karenanya,
7. Ita-ul kitab pemberian buku sehingga menjadi suatu kenyataan
catatan amal manusia. yang teguh dan kokoh, yang tidak
8. Haudl (telaga) setiapa nabi tercampuri oleh keraguan dan
memiliki telaga untuk memberi kebimbangan.
minum umatnya,hanya ahli surga
saja yang diizinkan Menurut Hasan al-Banna,
9. shirotol mustagim jembatan "Aqa'id bentuk jamak rai aqidah)
membentang diatas adalah beberapa perkara yang wajib
neraka,permukaan titian nya diyakini kebenarannya oleh hati,
sangat tipis dan tajam,dan lebih mendatangkan ketentraman jiwa
tipis dari rambut,untuk melewati yang tidak bercampur sedikit dengan
jembatan ini,sesuai dengan amal keraguan-raguan".21 Sedangkan
kita, ada yang melewati dengan menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy,
secepat kilat,angin,terbang,berlari. "Aqidah adalah sejumlah kebenaran
10. surga dan neraka surga penuh yang dapat diterima secara umum
dengan rahmat,sedangkan oleh manusia berdasarkan akal,
neraka penuh dengan siksa. wahyu dan fitrah. Kebenaran itu
4. Pembentukan Aqidah dipatrikan oleh manusia di dalam
Aqidah artinya ketetapan hati serta diyakini keshahihan dan
yang tidak ada keraguan pada orang keberadaannya secara pasti dan
yang mengambil keputusan. Sedang ditolak segala sesuatu yang
pengertian aqidah dalam agama bertentangan dengan kebenaran itu.22
maksudnya adalah berkaitan dengan
Jadi Akidah adalah ajaran
keyakinan bukan perbuatan. Seperti
Islam yang berkaitan dengan
aqidah dengan adanya Allah dan
keyakinan, karenanya dalam
diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak
penggunaannya, akidah sering
dari aqidah adalah aqa-id.20
disebut dengan keimanan.
Aqidah Islam itu sendiri
bersumber dari al-Qur’an dan As
Sunah, bukan dari akal atau pikiran
manusia. Akal pikiran itu hanya
digunakan untuk memahami apa
yang terkandung pada kedua sumber
aqidah tersebut yang mana wajib 21
Khalid bin Hamid al-Hazimi, Usulu
untuk diyakini dan diamalkan. at-Tarbiyah al-Islamiyah (Madinah: Daru
Alamil Kutub, 2000), h. 17.

20
Miswar, Pangulu Pulungan, Akhlak M. Quraish Shihab, Tafsir Al-
22

Tasawuf ( Bandung, Cita Pustaka Media Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.
Perintis, 2013), h. 7 457.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Menurut Hasan al-Banna Tarmidzi Jilid 2.Jakarta: Pustaka


sistematika ruang lingkup Azzam. 2006.
pembahasan aqidah adalah:23
Departemem Agama RI.
a. Ilahiyyat, yaitu membahas Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler
tentang segala sesuatu yang Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
berhubungan dengan Allah, Direktorat Jenderal Kelembagaan
seperti wujud Allah, sifat Allah, Agama Islam. 2005.
nama Allah dan lain sebagainya.
b. Nubuwat, yaitu pembahasan Departemen Agama R.I., al
tentang segala sesuatu yang Quran dan Terjemahnya Juz 1–Juz
berhubungan dengan Nabi dan 30, Jakarta: t.p, 2002.
Rasul, pembicaraan mengenai
kitab-kitab Allah yang dibawa Farid Syaikh Ahmad, “Aqidatu
para Rasul ,mu’jizat rasul dan Ahlissunnah Wal Jama’ah”
lain sebagainya. diterjemahkan oleh: Umar Mujtahid,
c. Ruhaniyat, yaitu tentang segala dengan judul : “Syarah Akidah Ahlus
sesuatu yang berhubungan dengan Sunnah Wal Jama’ah”, Solo : Fatiha
alam metafisik seperti jin, Publishing, 2016.
iblis, syaitan , roh ,malaikat dan la
in sebagainya. Fuad, Amsyari. Islam Kaffah
d. Sam'iyyat, yaitu pembahasan Tantangan Sosial dan Aplikasinya di
tentang segala sesuatu yang hanya Indonesia.Jakarta: Gema Insani.
bisa diketahui lewat sam'i, 2005.
yakni dalil Naqli berupa Al-quran
dan as-Sunnah seperti alam Muhammad Daud Ali,
barzkah, akhirat dan Azab Kubur, Pendidikan Agama Islam.
tanda-tanda kiamat, Surga- Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
Neraka dsb. 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Margono, Metode Penelitian
Al-Qur’an dan Terjemahanya. Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta,
Semarang: PT. Tanjung Mas Inti. 2000.

Abdullah, Taufik. Ensiklopedi Muhaimin. Nuansa Baru


Dunia Islam Jilid 3. Jakarta: PT. Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja
Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002. Grafindo Persada. 2006.

Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Muhaimin dkk.Srategi Belajar


Jakarta: Rineka Cipta. 1991. Mengajar. Surabaya: Citra Media,
2006.
Al Albani, Muhammad
Nasruddin. Shahih Sunan At- Muhaimin dan Abdul
Mudjib.Pemikiran Pendidikan Islam:
Kajian Filosofis dan Kerangaka
Achmadie, Idiologi Pendidikan
23
Dasar Operasionalnya, Bandung:
Islam Paradigm Humanisme Teosentris
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2005), h. 65.
Triganda Karya. 2003.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019


Syukri/Abdul Halik : Internalisasi Nilai-Nilai Iman Dalam Pembentukan Aqidah
Peserta Didik di SMP DDI Mangkoso Kabupaten Barru

Mulyana, Rohmat. Umary, Barnawie. Materi


Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Akhlak, Solo: Ramadhani. 2005.
Bandung: VC Alfabeta. 2004.

Moleong, Lexy J. Metodologi


Penelitian Kualitatif.Edisi revisi
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2010.

Mukhtar.Desain Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
Misaka Galiza. 2003.

Nata, Abuddin. Manajemen


Pendidikan: Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islamdi Indonesia.
Jakarta: Kencana.2007.

Sugiono,MetodePenelitianPen
didikan. Bandung:Alfabeta,2010.

------------. Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung: CV
Alfabeta. Bandung: Remaja
Rosdakarya.2008.

Sa’aduddin, Imam Abdul


Mukmin. Meneladani Akhlak Nabi:
MembangunKepribadian Muslim,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2006.

Sinaga, Zahruddin AR, dan


Hasanuddin.Pengantar Studi Aklak,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
2004.

Tafsir, Ahmad. Ilmu


Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
2004.

Undang-undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas).Bandung : Penerbit Citra
Umbara.2006.

ISTIQRA’ Vol 7 No 1 September. 2019

You might also like