Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Pendidikan Khusus
Jurnal Pendidikan Khusus
Oleh:
Oleh :
HIKMAH RISQI AWALIA
NIM 12010044209
2016
1
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
ABSTRACT
This research had purpose to know and describe the social interaction of mild mentally retardation children in
special school through social dissociation process which happened to FK and VL in the form of competing behavior,
contravention, and quarreling. The technique of data collection used interview, observation, and documentation. The
data was analyzed through reduction data, display data, and conclusion drawing / verification. The technique of data
validation used was triangulation.
The research result indicated that mild mentally retardation children, FK and VL, could do social interaction,
however, there were several obstacles experienced especially in social dissociation process involving competition,
contravention, and quarreling. Here, this research had appeared that Fk and VL had competing behavior. Children
always wanted to complete their task first and they always wanted to be noticed by the teacher so that it emerged the
other behaviors such as self withdrawal, disturbing friends, asking repeatedly. The hostility and doubt to other people or
the self unconfident made the children withdrew from their environment or vice versa. And very often quarreling
happened between FK and VL, especially caused by FK, always triggered the conflict. The difficulty experienced by
the teacher in doing social interaction to the mentally retardation children, FK and VL, was: the teacher had to give
simple comprehension and repeating when the children did not understand the teacher’s instruction or order, the teacher
found difficulty to inform.
Keywords: Social interaction, special education
oleh lingkungan sekitar dan dapat hidup mandiri. Siti Hajar Buduran khususnya pada proses
Dan melalui sekolah luar biasa anak dapat disosiatif serta upaya guru dalam menangani
berkumpul dengan teman lainnya dan melakukan anak tunagrahita ringan.
interaksi sosial. Di sekolah anak memasuki dunia 2. Interaksi sosial yang akan diteliti meliputi
yang berbeda. Anak dapat bersosialisasi dengan proses disosiatif pada interaksi sosial yang
teman sebaya maupun dengan teman lainnya yang dapat dilihat melalui kontak sosial dan
mana annak menjalin komunikasi dan kontak komunikasi anak.
sosial terhadap anak lain. Sekolah mempunyai 3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk FK dan
peran penting dalam proses sosial anak yang dapat VL yang sering menimbulkan pertikaian atau
berfungsi untuk mengoreksi sikap dan tingkah konflik selama berada di SLB Siti Hajar
laku amak yang kurang baik seperti seringnya Buduran dan tidak dapat digeneralisasikan.
terjadi persaingan dan pertikaian antar siswa. 4. Peneliti ini hanya di lakukan di sekolah luar
Ditegaskan lagi bahwa anak tunagrahita biasa siti hajar selama anak berada di sekolah.
disamping kecerdasannya yang jauh dibawah rata– 5. Penelitian ini hanya sebatas pengumpulan
rata anak tunagrahita juga mengalami ketidak data melalui wawancara kepada guru dan
cakapan dalam berinteraksi sosial. Anak kepala sekolah serta observasi kepada anak
tunagrahita memiliki berbagai macam masalah tunagrahita ringan.
yang dialami salah satunya adalah masalah sosial
emosi dimana anak sulit untuk berpikir abstrak,
memiliki kepribadian yang labil, mudah E. TUJUAN PENELITIAN
tersinggung, mudah marah dan sering menggangu 1. Penelitian ini bertujuan untuk
orang lain. mengembangkan pengetahuan dan
mendeskripsikan interaksi sosial anak
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah tunagrahita di sekolah luar biasa.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
diuraikan diatas fokus permasalahan pada
penelitian ini adalah masalah interaksi sosial interaksi sosial anak tunagrahita ringan di
dalam proses disosiatif anak tunagrahita ringan sekolah luar luar biasa melalui proses
ketika berada di sekolah serta hambatan yang disosiasi sosial yang terjadi pada anak FK dan
dialami guru ketika melakukan interaksi sosial VL berupa perilaku persaingan, kontravensi,
dan pertikaian atau pertentangan.
dengan anak tunagrahita ringan FK dan VL.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
hambatan yang dialami anak tunagrahita
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan fokus permasalahan yang dalam melakukan interaksi sosial ketika
ada, maka rumusan masalah dalam penelitian yang berada di sekolah luar biasa.
4. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan
akan diangkat menjadi topik bahasan adalah
1. Bagaimana Interaksi Sosial Anak Tunagrahita upaya yang dilakukan guru dalam
Ringan di Sekolah Luar Biasa Siti Hajar meningkatkan interaksi sosial anak
Buduran?. tunagrahita ketika berada di sekolah luar
2. Apa hambatan yang dihadapi guru dan kepala biasa.
sekolah ketika melakukan Interaksi sosial
dengan anak tunagrahita di Sekolah Luar F. MANFAAT PENELITIAN
Biasa Siti Hajar Buduran Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh
3. Apa upaya guru dalam menangani melalui penilitian ini. Manfaat tersebut adalah
kemampuan interaksi sosial anak tunagrahita sebagai berikut :
ringan di sekolah luar biasa Siti Hajar 1. Manfaat teoritis
Buduran?. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat
untuk pengembangan dan menambah
D. Batasan Masalah ilmu pengetahuan khususnya pada bidang
Berdasarkan perumusan masalah diatas pendidikan khusus, serta sebagai sumber
maka batasan masalah yang akan diteliti dalam referensi atau acuan penelitian lain
penelitian ini yaitu : mengenai interaksi sosial anak
1. Penelitian ini hanya berfokus pada masalah tunagrahita ketika berada di sekolah.
interaksi sosial anak tunagrahita ringan di SlB
3
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
5
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
Dalam penelitian ini jenis wawancara yang siswa berkebutuhan khusus lainya yang
digunakan adalah wawancara terstruktur. Menurut terlibat dalam kegiatan.
Sugiyono (2015:73) “ wawancara terstruktur a. Pedoman wawancara bagi guru kelas dan
digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila guru keterampilan bertujuan untuk
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan memperoleh informasi tentang proses
pasti tentang informasi yang di peroleh”. interaksi siswa tunagrahita ringan ketika
Sedangkan menurut Moleong (2014:190) “ berada di sekolah
wawancara tertstruktur adalah wawancara yang
pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan”. Oleh 2. Pedoman Observasi
karena itu sebelum melakukan wawancara peneliti Pedoman observasi membantu peniliti
akan menyiapkan instrumen berupa pertanyaan- untuk memperoleh data keseluruhan dalam
pertanyaan tertulis untuk setiap responden. Selain situasi sosial tertentu, sehingga peneliti
memabawa instrumen peneliti juga alat bantu rekam memperoleh pandangan yang menyeluruh.
guna memperlancar proses wawancara. Pedoman observasi dalam penelitian ini
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada digunakan selama proses kegiatan
guru wali kelas III, guru keterampilan, kepala sekolah penanaman sayur secara berkelompok
untuk menghasilkan data yang diperlukan tentang berlangsung dan diluar kegiatan penanaman
interaksi sosial anak di sekolah, khususnya untuk sayur.
mengetahui interaksi sosial anak tunagrahita ringan FK
dan VL melalui proses disosiasi sosial berupa perilaku 3. Alat perekam
persaingan, kontravensi, serta pertikaian atau Dalam penelitian ini digunakan alat
pertentangan yang terjadi pada saat disekolah. perekam untuk membantu peneliti merekam
jawaban dari narasumber atas jawaban dari
3. Dokumentasi wawancara yang diajukan serta untuk
“Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang merekam saat kegiatan berlangsung
sudah berlalu. Dokumentasi dapat berbentuk tulisan, sehingga peneliti dapat melihat interaksi
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang” siswa tunagrahita guna membantu observasi.
Sugiyono (2015:82). Studi dokumen merupakan Tujuan penggunaan alat perekam agar
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan peneliti lebih fokus saat melakukan
wawancara dalam penelitian kualitatif. wawancara dan observasi
Dalam penelitian ini dokumentasi yang diperlukan
adalah catatan jurnal guru tentang sosial emosi siswa
dan komunikasi siswa Tunagrahita Ringan serta foto- F. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA
foto kegiatan yang diikut anak ketika di sekolah. Pengujian keabsahan data digunakan
untuk mengetahui dan mengukur tingkat
kepercayaan atau kredibelitas dari data yang
E. INSTRUMEN PENELITIAN diperoleh melalui :
Instrumen dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri, karena dalam penelitian kualitatif 1. Ketekunan/ Pengamatan
peneliti sebagai kata kunci. Pada penelitian ini Menurut Moleong (2014:329) “ketekunan
dalam proses pengumpulan data peneliti pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
menggunakan 3 alat bantu sebagai berikut : dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat
1. Pedoman Wawancara relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
Disusun agar proses wawancara tidak dicari dan kemudian memusatkan diri pada
menyimpang dari fokus, rumusan, dan hal-hal tersebut secara rinci.
batasan masalah yang telah ditentukan
diman fokus maslaha adalah proses interaksi 2. Triangulasi Data
sosial siswa tunagrahita ringan dalam Menurut Sugiyono (2015:82) “triangulasi
kegiatan penanaman sayur secara data diartikan sebagai teknik pengumpulan
berkelompok. Pedoman wawancara dibuat data yang bersifat menggabungkan dari
untuk kepala sekolah, guru wali kelas, guru berbagai teknik pengumpulan dara dan
keterampilan sosial, siswa tunagrahita, dan sumber data yang telah ada”. Dengan teknik
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
7
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
atau konflik. Yang mana hasil dari pengamatan berfungsi untuk mengoreksi sikap dan tingkah
dilapangan di peroleh bahwa anak tunagrahita laku amak yang kurang baik seperti seringnya
ringan mengalami gangguan dalam proses tersebut terjadi persaingan dan pertikaian antar siswa.
“Proses sosial disasosiatif merupakan proses Ditegaskan lagi bahwa anak tunagrahita
perlawanan (oposisi) yang dilakukan oleh disamping kecerdasannya yang jauh dibawah
individu-individu dan kelompok-kelompok dalam rata–rata anak tunagrahita juga mengalami
proses sosial di antara mereka pada suatu ketidak cakapan dalam berinteraksi sosial.
masyarakat Persaingan. Hal ini dapat dilihat dari Anak tunagrahita memiliki berbagai macam
proses interaksi sosial yang mana hasil penelitian masalah yang dialami salah satunya adalah
yang diperoleh meliputi deskriptipsi interaksi masalah sosial emosi dimana anak sulit untuk
sosial anak tunagrahita ringan, hambatan yang berpikir abstrak, memiliki kepribadian yang
dialami oleh guru dan kepala sekolah ketika labil, mudah tersinggung, mudah marah dan
berinteraksi dengan anak tunagrahita ringan, dan sering menggangu orang lain.
upaya guru untuk meningkatkan kemampuan Hal ini sesuai dengan kenyataan yang
interaksi sosial anak tunagrahita ringan ketika berada di lapangan. Bahwa anak tunagrahita
disekolah : kesulitan dalam menjalin interaksi sosial.
1. Deskripsi tentang interaksi sosial anak Anak sering menimbulkan permasalah seperti
tungrahita ringan pertikaian atau konflik. Salah satu Sekolah
Anak tunagrahita mengalami kesulitan Luar Biasa yang menampung Anak
dalam berinteraksi sosial. Ketidak mampuan tunagrahita adalah SLB Siti Hajar . Pada
anak tunagrahita ringan dalam berinteraksi sekolah ini ada dua siswa yang berinisial FK
tidak hanya disebabkan oleh faktor intelegensi dan VL anak tunagrahita ringan yang sering
yang rendah tetapi faktor lingkungan sekitar menimbulkan konflik atau pertikaian.
juga mempengaruhi interaksi sosialnya. Dalam berinteraksi dengan guru, FK
Interaksi sosial merupakan kunci kehidupan tidak mengalami kesulitan. Artinya FK tidak
sosial, tanpa interaksi sosial, kehidupan takut untuk memulai atau mengalami
bersama tidak mungkin ada, interaksi sosial komunikasi maupun kontak sosial dengan
dapat terjadi antara orang perorang, antara guru kelas maupun guru keterampilan. Dalam
kelompok, dan anatar oranng dengan beberapa kesempatan selalu mengawali untuk
kelompok. Melalui suatu kegiatan tertentu melakukan kontak sosial seperti bersalam
interaksi sosial anak tunagrahita dapat kepada guru ketika datang ke sekolah.
terlihat.. meminta bantuan kepada guru keterampilan
Dalam penelitian ini peneliti mengamati apabiila FK kesuliatan dalam membuat
interaksi sosial yang terjadi padda siswa keterampilan tangan. Dan melakukan
tunagrahita ringan kelas 3. Yang mana anak komunikasi secara baik. Namun terkadang FK
mengalami hambatan dalam melakukan sulit untuk mengendalikan emosinya seperti
interaksi sosial dengan sebayanya. Penelitian sulit untuk menahan agar tidak menggoda
dilakukan di Slb Siti Hajar Buduran sebagai temannya atau memicu terjadinya konflik.
salah satu lembaga penyelenggaraan Menurut hasil wawancara dengan guru
pendidikan khusus sebaiknya memberikan kelas “anak berkomunikasi seperti biasa, tidak
layanan khusus agar siswa tunagrahita ringan ada masalah, anak juga mampu bercerita
dapat mengembangkan keterampilan kepada guru terutama FK. Anak juga mampu
sosialnya. Sehingga dapat diterima oleh menjalin kontak sosial kepada guru maupun
lingkungan sekitar dan dapat hidup mandiri. temannya. Biasanya ketika datang di kelas
Dan melalui sekolah luar biasa anak dapat anak selalu bersalaman begitu pula sebelum
berkumpul dengan teman lainnya dan pulang sekolah, FK lebih seing lakukan
melakukan interaksi sosial. Di sekolah anak kontak dengan temannya seperti menolong
memasuki dunia yang berbeda. Anak dapat teman berjalan, memeluk teman sedang VL
bersosialisasi dengan teman sebaya maupun lebih tidak seperti itu, VL itu keblaikannya
dengan teman lainnya yang mana annak FK mbk, dia lebih senang diam, makanya FK
menjalin komunikasi dan kontak sosial sering menggoda VL dengan mangambil
terhadap anak lain. Sekolah mempunyai peran barangnya, memberi sesuatu yang tidak
penting dalam proses sosial anak yang dapat disukai virel, atau banyak lainnya, tapi
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
inttinya anak-anak sudah mampu menjalin ringan FK dan VL. Namun ada kalanya guru
kontak sosial tapi kapsitasnya saja yang harus memahami anak dan mengulang apa
berdeda anatara anak satu dengan yang yang telah dilakukan guru.
lainnya. Saya lebih suka mengajak anak untuk Kesulitan yang dialami oleh guru adalah
bercerita tentang kegiatan yang dilakukan ketika melakukan interaksi sosial pada anak
anak. Biasanya FK sering menimbulkan tunagrahita FK dan VL, Guru harus
konflik atau memicu kemarahan teman memberikan pemahaman yang sederhana dan
lainnya.” memberikan pengulangan ketika anak tidak
Sedangkan guru keterampilan memahami perintah atau instruksi guru, guru
mengatakan ‘bisa, FK dan VL bisa mengalami kesulitan untuk memberitahu.
berkomunikasi seperti anak lain. Tapi Sikap FK yang sedang emosi membuat guru
namanya anak tunagrahita terkadang sulit kesulitan untuk mengendalikan FK. Sedang
untuk memahami instruksi, kadang saya harus VL yang lambat dan kurang memperhatikan
mengulang instruksisi yang saya berikan. membuat guru mengulangi instruksi hingga
Biasanya anak saya suruh menirukan beberapa kali.
pekerjaan yang saya lakukan, atau saya Hasil wawancara terhadap guru, Kalau
berikan contohnya dulu baru saya suruh dengan guru kelasnya FK dan Vl sangat
mengerjakan untuk membuat keterampilan, menurut tapi kalau dengan guru lain anak
tapi ya begitu saya harus terus memberikan cenderung tidak mau mendengarkan. Tidak
instruksi sampai selesai. seperti biasa, saya ada kesulitan untuk mengendalikan FK dan
memberikan pengertian atau penjelasan VL karena guru sering memberikan
kepada anak-anak, jika anak-anak terlihat memberikan hukuman maupun kehadiah jika
belum memahami saya mengulanginya lagi, anak melakukan aktivitasnya. Seperti
dan langsung memberikan contoh, anak-anak menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu. tidak
tidak sulit untuk diajak komunikasi ” ada kesulitan selama kegiatan belajar di ruang
Dan bapak kepala sekolah, “Anak-anak keterampilan ini, paling klau anak-anak nakal
klau sama saya biasa datang salim dan saya tinggal bilang sya bilangkan guru
mengucapkan salam, mereka bisa kelasnya masing-masing pasti anak-anak
berkomunikasi seperti biasa, tapi ada beberapa sudah takut dan mau mengerjakan tugas yang
anak yang malu, tapi klau FK itu anaknya saya berikan.
berani mbk, biasa saya juga mengajak mereka Pada uraian-uraian diatas dijelaskan
berbicara, biasa saya juga memberikan contoh bahwa anak tunagrahita ringan FK dan VL
membuang sampah anak-anak menirukannya, mampu melakukan interaksi sosial secara
kalau VL itu saya lihat dia sering menarik diri, wajar. Meskipun demikian, ada pula beberapa
biasa ketika teman-teman salim kepada saya hambatan yang dialami siswa tunagrahita
dia diam saja, VL itu cenderung diam dan ringan FK dan VL. Hambatan-hambatan
tidak memulai kontak sosial., tapi padda tersebut antara lain: cara melakukan
intinya anak SLB sisti hajar sudah mampu komunikasi atau berbicara terkadang anak
melakukan kontak. baiasanya saya mengajak kurang sopan, tidak mau bekerjasama dalam
mereka mengobrol atau bertanya, atau kelompoknya, selalu ingin menang sendiri,
menggoda mereka ketika sedang isttirahat, sulit untuk mengendalikan emosinya,
anak-anak ketika dipancing untuk bercerita kecenderungan untuk menarik diri, tidak
juga bisa kok mbk, apalagi FK anak itu mampu menganggapi pembicaraan, cenderung
banyak ngomong sering bercerita apa saja melakukan pendiam dan berbicara sendiri.
ketika saya tanya. Tapi berebeda dengan VL Masalah yang dihadapi guru lainnya ialah
dia lebih menarik diri.tapi kadang juga ikut ketika berkomunikasi oleh FK dan VL adalah
teman bercerita juga. Tapi lebih banyak memberikan instruksi kepada FK dan VK
diamnya.” guru harus mengulangi beberapa kali instruksi
2. Hambatan Yang Dialmi oleh guru Dan kepada FK karena FK kurang memahami apa
kepala sekolah. yang diperintahkan guru.
Guru dan kepala sekolah tidak begitu Guru kesulitan dalam mengendalikan
mengalami hambatan untuk melakukan emosi FK yang selalu inggin menang sendiri
interaksi sosial dengan anak tunagrahita dalam kelompoknya dan sering berbicara.
9
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
Guru juga selalu membimbing VL dalam 3. Upaya yang dilakukan oleh Guru untuk
menyelesaikan tugasnya karena sering kali VL Meningkatkan Interaksi Sosial Anak
tidak paham apa yang diperintahkan oleh Tunagrahita Ringan
guru. “FK dan VL bisa berkomunikasi seperti Upaya yang dilakukan guru ketika
anak lain. Tapi namanya anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam interaksi sosial
terkadang sulit untuk memahami instruksi, dengan anak tunagrahita ringan FK dan VL
kadang saya harus mengulang instruksisi yang ialah dengan cara Guru memberikan motivasi
saya berikan. Biasanya anak saya suruh kepada FK dan VL. Guru sering melakukan
menirukan pekerjaan yang saya lakukan, atau tanya jawab kepada FK dan VL bersangkutan
saya berikan contohnya dulu baru saya suruh dengan kegiatan belajar. Meberikan perintah
mengerjakan untuk membuat keterampilan, untuk dilakukan FK dan VL seperti menyapu
tapi ya begitu saya harus terus memberikan kelas meminjamkan barang kepada teman
instruksi sampai selesai. ” kelas lainnya. Guru bersikap baik kepada VL.
Memberikan instruksi secara berulang Namun sesekali bersikap tegas karena VL
kali agar Fk dan VL memahami apa yang karena VL kurang fokus dan tidak
diperintahkan oleh guru. VL selalu mencari memperhatikan instruksi yang di perintahkan
perhatian guru. Dan Fk selalu melakukan oleh guru. upaya guru untuk meningkatkan
kejahilan kepada temannya. VL sedikir lebih interaksi sosial anak juga dengan cara
lambat daripada teman-temannya. Mengalami mengajak anak untuk saling membantu dan
kesulitan ketika memulai atau menjalin mengajak untuk bercerita tentang gambar
interaksi sosial. yang telah diberikn guru. Guru memancing
Guru sering kali bersikap tegas ketika FK VL yang cenderung pendiam dan kurang aktif
melakukan kejahilan ke teman lainnya. Guru untuk bertanya jawab.
juga bersikap tegas ketika VL tidak Guru memberikan instruksi melalui lisan
memperhatikan apa yang sedang di jelaskan mau perbuatan kepada FK maupun VL, ketika
guru. Guru bersikap baik terhadap FK dan kegiatan belajar mengajar berlangsung guru
VL, namun jika FK melakukan kesalahan selalu membimbing anak dan memberikan
guru menegurnya. Jika FK melakukan motivasi. Guru menggunakan bahasa yang
kejahilan kepada teman guru keterampilan dapat dipahami oleh FK dan VL. Sehingga
mencatatnya agar dilaporkan kepada guru anak dapat memahami instruksi yang telah
kelasnya. Ketika dengan VL guru bersifat diberikan guru. Guru sering kali bersikap
sabar dan membimbing VL hingga tugas tegas ketika FK melakukan kejahilan ke teman
selesai karena VL kurang aktif dalam lainnya. Guru juga bersikap tegas ketika VL
kegiatan. tidak memperhatikan apa yang sedang di
Siswa tunagrahita ringan FK mengalami jelaskan guru. kepada FK dan VL. Guru
hambatan dalam interaksi sosial dan sering melakukan tanya jawab kepada FK dan
emosionalnya. Adanya proses disosiasi yang VL bersangkutan dengan kegiatan belajar.
terjadi seperti adanya persaingan, kontravensi, Meberikan perintah untuk dilakukan FK dan
pertikaian/ konflik yang sering dilakukan oleh VL seperti menyapu kelas meminjamkan
FK sehingga membuat guru sangat sulit untuk barang kepada teman kelas lainnya.
mengendalikan. FK selalu ingin menjadi yang Guru membagi anak kedalam beberapa
pertama dan selalu diperhatikan. Sedangkan kelompok dan membagi tugas untuk setiap
VL cenderung lebih menarik diri dari teman- kelompok untuk mengerjakan kerajinan
teman lainnya. tangan. Disini anak diajarkan untuk bekerja
Sedangkan VL lebih cenderung untuk dalam kelompok dan bergantian. Memberikan
menarik diri kurang adanya proses disosiasi motivasi kepada anak agar dapat
yang terjadi. anak lebih mengalah dan tidak menyelesaikan kerajinan secara berkelompok.
pernah menimbulkan konflik. FK selalu ingin Guru bersikap baik terhadap FK dan VL,
menjadi yang pertama dan selalu diperhatikan. namun jika FK melakukan kesalahan guru
Sedangkan VL cenderung lebih menarik diri menegurnya. Jika FK melakukan kejahilan
dari teman-teman lainnya. kepada teman guru keterampilan mencatatnya
agar dilaporkan kepada guru kelasnya. Ketika
dengan VL guru bersifat sabar dan
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
11
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
berjuang melawan seseorang atau sekelompok berada antara persaingan dan pertentangan
manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang atau pertikaian yang ditandai oleh gejala
diinginkan”. Proses disasosiaf atau oposisi adalah ketidakpastian mengenai diri seseorang atau
suatu rencana dan perasaan tidak suka yang
persaingan, kompetisi, dan konflik :
disembunyikan, kebencian, atau keragu-
a) Persaingan (Competition). raguan terhadap orang lain.”
Soerjono Soekanto (2014: 82) “persaingan Sesuai dengan definisi menurut soerjono
dapat diartikan sebagai suatu proses sosial diatas, bahwa di bawah diperoleh hasil
dimana indvidu atau kelompok – kelompok penelitian melalui observasi cacatatan
manusia bersaing mencari keuntungan melalui lapangan yaitu dimana tidak memunculkan
bidang – bidang kehidupan yang ada pada perilaku kontraversi yaitu ketidakpastian suatu
perasaan tidak suka yang disembunyikan, FK
suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
dan VLFk selalu menurut apa yang telah
umum dengan cara menarik perhatian publik diperintahkan oleh guru kelasnya, namun
atau mempertajam prasangka yang telah ada ketika dengan guru lainnya anak cenderung
tanpa mempergunakan ancaman atau tidak mau menurut dan bersikap cuek dengan
kekerasan.”. guru lain. Misalnya saja ketika FK bertengkar
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dengan teman lainnya guru lain mencoba
dalam penelitian bahwa adanya persaingan menasehati FK namun FK tidak
menghiraukannya, namun ketika wali
untuk menjadi pusat perhatian dengan cara
kelasnya yang memanggilnya dan bertanya
menarik perhatian orang lain. Disini dalam kepada FK apa yang terjadi FK menurut dan
penelitian ini sudah terlihat bahwa anak FK mau menjawab dan bercerita tentang apa yang
dan VL masing-masing memiliki sifat terjadi.
persaingan. Anak selalu ingin menyelesaikan Contohnya pada penlitian hari pertama,
tugasnya terlebbih dahulu dan anak selalu hari ini fk datang pukul 07.40 dan terlambat
masuk dalam kelas, kelas sudah dimulai dan
ingin diperhatikan oleh guru sehingga
telah selesai berdoa bersama. Fk masuk tanpa
memuncul perilaku-perilaku lain seperti mengetuk pintu namun mengucapkan salam.
menarik diri, mengganggu teman, bertanya Fk bersalaman dengan guru dan mengatakan
berulang-ulang. alasannya terlambat karena bangun kesiangan.
Hal ini selaras dengan hasil wawancara Fk terlihat dapat menjalin komunikasi dan
kepada guru. kontak sosial terlebih dahulu. Fk berdoa
P : bagaimana sikap FK ketika di kelas sendiri dan setelah itu mengeluarkan buku
pelajaran.
IN : anak cenderung selalu ingin diperhatikan
Contoh lain Guru mengajak untuk
dan sering memicu konflik, tetapi FK itu mengerjakan soal-soal menjelang ujian akhir
selalu selalesai terlebih dahulu ketika sekolah. Guru telah memberikan anak-anak
mengerjakan tugasnya. Biasanya saya selulu buku bank soal. Guru memberikan instruksi
berkata “ kalau tugasnya tidak selesai tidak untuk membuka buku padaha halaman
boleh pulang atau tidak boleh istirahat”. Dari tertentu mata pelajaran IPA. Semua anak
situ anak-anak akan bersaing untuk mulai membuka buku dan halaman yang
ditentukan guru Fk menjadi yang pertama
menyelesaikan tugasnya.
menemukan halaman. VL terlihat bingung
P : apa VL juga memunculkan sikap yang mencari halaman yang ditentukan Guru. FK
sama seperti FK? membantu VL untuk membuka halaman yang
IN : tidak, setiap anak memunculkan sikap dicari dengan menunjukan milik FK.. Guru
dan reaksi yang berbeda, kalau VL itu menginstruksikan anak-anak untuk membaca
cenderung ingin diperhatikan jadi anak ingin secara bergantian. Namun ketika temannya
membaca VL juga ikut membaca dengan
menyelesaikan tugasnya ketika guru
suara keras sehingga guru menegur VL,
membimbinganya. Selain itu VL juga sejenak VL terdiam kemudian ikut kembali.
cenderung lebih lama dalam mengerjakan Anak-anak berlomba untuk menjawab
tugas motivasi untuk menyelesaikan tugasnya pertanyaan. VL pun juga ikut menjawab
masih kurang jadi guru yang selalu pertanyaan tidak mau kalah dengan teman-
memberikan motivasi. teman lainnya. Terkadang VL juga membantu
teman sampingnya untuk membenarkan
jawabannya.
b) Kontravensi (contravention)
Menurut Soerjono (2014:87) “kontravensi
c) Pertentangan/Pertikaian (Conflict)
merupakan suatu bentuk proses sosial yang
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
13
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
memancing VL yang cenderung pendiam dan ulang hingga VL benar-benar mengerti. Guru juga
kurang aktif untuk bertanya jawab. mengawali dengan bercerita atau melakukan tanya
Guru memberikan instruksi melalui lisan jawab kepada VL dan FK agar anak dapat
mau perbuatan kepada FK maupun VL, ketika memahami instruksi yang akan diberikan oleh
kegiatan belajar mengajar berlangsung guru selalu guru.
membimbing anak dan memberikan motivasi.
Guru menggunakan bahasa yang dapat dipahami
KESIMPULAN DAN SARAN
oleh FK dan VL. Sehingga anak dapat memahami
A. Simpulan
instruksi yang telah diberikan guru. Guru sering
Berdasarkan hasil penelitian dari rumusan masalah
kali bersikap tegas ketika FK melakukan kejahilan
yang telah diteliti maka sipmulan dari penlitian ini
ke teman lainnya. Guru juga bersikap tegas ketika
bahwa anak tunagrahita ringan FK mampu
VL tidak memperhatikan apa yang sedang di
menjalin interaksi sosial secara wajar ketika di
jelaskan guru. kepada FK dan VL. Guru sering
sekolah luar biasa siti hajar buduran, hal ini berarti
melakukan tanya jawab kepada FK dan VL
bahwa anak mampu melakukan penyesuaian sosial
bersangkutan dengan kegiatan belajar. Meberikan
di sekolahnya. Sedang VL masih mengalami
perintah untuk dilakukan FK dan VL seperti
hambatan ketika melakukan interaksi sosial
menyapu kelas meminjamkan barang kepada
dengan orang disekitarnya. Maka hal ini dapat
teman kelas lainnya.
diambil kesimpulan
Guru membagi anak kedalam beberapa
Pertama anak tunagrahita ringan di SLB
kelompok dan membagi tugas untuk setiap
Siti Hajar Buduran khususnya kelas III yaitu FK
kelompok untuk mengerjakan kerajinan tangan.
mampu melakukan komunikasi dan kontak sosial
Disini anak diajarkan untuk bekerja dalam
dengan gurunya maupun dengan teman sebayanya
kelompok dan bergantian. Memberikan motivasi
tanpa adanya hambatan, namun terkadang anak
kepada anak agar dapat menyelesaikan kerajinan
masih mengalami proses disosiasi sosial seperti
secara berkelompok. Guru bersikap baik terhadap
pemicu konflik yang terjadi, emosional yang tidak
FK dan VL, namun jika FK melakukan kesalahan
terkendali, selalu ingin menjadi yang pertama, dan
guru menegurnya. Jika FK melakukan kejahilan
egosentris. Sedangkan untuk subjek VL terlihat
kepada teman guru keterampilan mencatatnya agar
mengalami hambatan ketika melakukan interaksi
dilaporkan kepada guru kelasnya. Ketika dengan
sosial terhadap orang lain. Berdasarkan penelitian
VL guru bersifat sabar dan membimbing VL
yang dilakukan VL terlihat beberapa kali kesulitan
hingga tugas selesai karena VL kurang aktif dalam
untuk mengawali komunikasi maupun kontak
kegiatan
sosial. Anak lebih cenderung untuk menarik
Guru juga selalu memberikan motivasi
dirinya.
kepada FK ketika FK datang terlambat dan tidak
Kedua, hasil proses interaksi sosial kedua
ingin mengerjakan tugas. Guru juga memberikan
anak FK dan VL dengan teman sebayanya maupun
hukuman ketika tugas FK dan VL di diselesaikan.
dengan gurunya berupa kontak sosial dan
Guru bersikap baik kepada FK dan VL, namun
komunikasi, seperti hal Fkdan VL sering bercerita
sesekali bersikap tegas kepada keduanya kerana
kepada guru tentang aktivas yang dilakukannya.
keduanya tidak menurut kepada Guru. Guru
Adanya kerjasama dengan temannya, anak jug
mengajak FK dan VL untuk melakukan senam
sering membantu teman lainnya ketika mengalami
bersama teman kelas lainnya agar FK dan VL
kesulitan. Dengan siswa ketunaan lainnyapun anak
dapat berinteraksi dengan anak kelas lainya.
terlihat dapat menjalin hubungan dengan baik
Guru bersikap baik kepada VL. Guru juga
dengan tetap bermain dengan teman lainnya.
sangat perhatian kepada FK dan VL ketika terjadi
Misalnya dengan membantu membelikan jajan
sesuatu seperti perkelahian. Guru bersikap sangat
teman lainnya, membantu berjalan anak ketunaan
sabar ketika harus menunggu VL yang lebih
lain, memsisahkan teman yang sedang berkelahi
lambat dari teman-temannya ketika menyelesaikan
dan lainnya.
tugas yang diberikan oleh guru. Guru juga sering
Ketiga anak tunagrahita ringan FK dan
melakukan tanya dengan FK dan VL untuk
VL mampun melakukan interaksi sosial dengan
memancing komunikasi FK dan VL Meberikan
anak berkebutuhan khusus lainnya. Dalam
instruksi secara lisan maupun perbuatan.
beberapa kesemptan anak melakukan kegiatan
Membimbing Fk dan VL. Khususnya pada VL
bersama-sama dengan siswa ketunaan lainnya
guru selalu memberikan instruksi secara berulang-
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran
seperrti melakukan senam sehat bersama ketika dialami siswa tunagrahita ringan FK dan VL.
sedang pelajaran olahraga, dan melakukan Hambatan-hambatan tersebut antara lain: cara
kegiatan keterampilan membaut kerajinan tangan melakukan komunikasi atau berbicara terkadang
bersama. anak kurang sopan, tidak mau bekerjasama dalam
Keempat anak tunagrahita ringan FK dan kelompoknya, selalu ingin menang sendiri, sulit
VL mampun menjalin interaksi sosial dengan guru untuk mengendalikan emosinya, kecenderungan
di sekolah. hal ini menghasilkan komunikasi yang untuk menarik diri, tidak mampu menganggapi
positif. Artinya anak tunagrahita ringan mampu pembicaraan, cenderung melakukan pendiam dan
menjalin komunikasi secara wajar dengan wali berbicara sendiri.
kelasnya. Dan bercerita, dan mampu lakukan tanya
jawab atau adanya respon ketika guru mengajak Sedangkan upaya yang dilakukan guru
berkomunikasi dengan anak tunagrahita ringan FK ketika mengalami kesulitan dalam interaksi sosial
dan VL. dengan anak tunagrahita ringan FK dan VL ialah
Sedang kesulitan yang dialami oleh guru dengan cara Guru memberikan motivasi kepada
adalah ketika melakukan interaksi sosial pada anak FK dan VL. Guru sering melakukan tanya jawab
tunagrahita FK dan VL adalah Guru harus kepada FK dan VL bersangkutan dengan kegiatan
memberikan pemahaman yang sederhana dan belajar. Meberikan perintah untuk dilakukan FK
memberikan pengulangan ketika anak tidak dan VL seperti menyapu kelas meminjamkan
memahami perintah atau instruksi guru, guru barang kepada teman kelas lainnya. Guru bersikap
mengalami kesulitan untuk memberitahu. Sikap baik kepada VL. Namun sesekali bersikap tegas
FK yang sedang emosi membuat guru kesulitan karena VL karena VL kurang fokus dan tidak
untuk mengendalikan FK. Sedang VL yang lambat memperhatikan instruksi yang di perintahkan oleh
dan kurang memperhatikan membuat guru guru. upaya guru untuk meningkatkan interaksi
mengulangi instruksi hingga beberapa kali. sosial anak juga dengan cara mengajak anak untuk
Pada uraian-uraian diatas dijelaskan saling membantu dan mengajak untuk bercerita
bahwa anak tunagrahita ringan FK dan VL mampu tentang gambar yang telah diberikn guru. Guru
melakukan interaksi sosial secara wajar. Meskipun memancing VL yang cenderung pendiam dan
demikian, ada pula beberapa hambatan yang kurang aktif untuk bertanya jawab.
15
Studi Deskriptif Kemampuan Interaksi Sosial Anak Tunagrahita Ringan Di Slb Siti Hajar Buduran