Pendahuluan: Prosiding Seminar Nasional 20 Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang 25 November 2017

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KARAKTER


DALAM PEMBELAJARAN PEMROGRAMAN KOMPUTER

Asnurul Isroqmi
Dosen Universitas PGRI Palembang
e-mail: asnurul@gmail.com

Abstract - Implementation of character education in learning, especially in schools or higher


education institutions can be done by exploring the values of learning itself. Education toward the
formation of character to the learners is the responsibility of all educators. The guidance should be
done by all subject teachers and all lecturers, not only charged to teachers or lecturers of certain
subjects who do have a dominant portion in character education. One course that may be
considered to have very little portion in character education learning is a course that studies
programming languages or computer programming. However, when viewed from the objectives and
learning process, then this course has many values or learning norms that can be developed as a
character education education. This study aims to explore norms or values of characters contained
in computer programming learning that can be implemented in everyday life. Some of the character
values that can be implemented from computer programming learning include: problem-solving
skills, systematic thinking, logical thinking, meticulous detail and creativity through project-based
learning, cooperative and discussion methods.

Keywords - Character, Character Education, Character Values, Learning, Computer


Programming.
——————————  ——————————

PENDAHULUAN

P endidikan seperti yang tertuang dalam undang-


undang RI No. 20 tahun 2003, adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
yang sangat penting dalam membentuk generasi
yang berkualitas, agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan jati dirinya seperti yang seringkali
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik didengungkan oleh pemerintah akhir-akhir ini.
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk Melalui pendidikan karakter diharapkan dapat
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian mengembangkan kualitas generasi muda bangsa
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan
bangsa, dan Negara (Depdiknas, 2003:3). Seperti karakter bangsa, yang akhir-akhir ini sudah mulai
yang diungkapan oleh Kristiawan (2015) the purpose luntur dari kalangan anak bangsa. Melalui pendidikan
of education is to be a man who is faithful and karakter juga diharapkan dapat terjadi transformasi
devoted to God Almighty, noble, healthy, yang dapat menumbuhkan dan mengembangkan
knowledgeable, skilled, creative, independent, and karakter positif, serta mengubah watak yang tidak
become citizens of a democratic and accountable. baik menjadi baik
Untuk membentuk generasi muda yang tidak Penerapan pendidikan karakter dalam
hanya unggul namun juga berkarakter, maka upaya pembelajaran khususnya di sekolah atau lembaga
pendidikan tidak hanya menekankan pada ilmu dan pendidikan tinggi dapat dilakukan dengan menggali
pengetahuan saja, namun juga pada pendidikan nilai-nilai dari pembelajaran itu sendiri. Kristiawan
karakter yang dimulai dari pendidikan anak usia dini (2016) berpendapat bahwa pendidikan karakter tidak
sampai kepada perguruan tinggi. sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana
Rahardjo (2010:16) menyatakan bahwa yang salah, tetapi juga menanamkan kebiasaan
pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan (habituation) tentang hal mana yang baik. Dengan
yang holistic yang menghubungkan dimensi moral begitu, peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang
dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik mana yang baik dan salah, mampu merasakan
sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang (afektif) nilai yang baik (loving the good/moral feeling),
berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki dan perilaku yang baik (moral action), dan biasa
prinsip suatu kebenaran yang dapat melakukan (psiko-motor). Menurut Fitri (2012:156),
dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan pernyataan pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam
ini, maka pendidikan karakter merupakan sesuatu pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi
1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau berdampak pada kognitif mahasiswa, tapi juga
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu kepada karakter mahasiswa
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan Berlatar belakang inilah, maka penulis
konteks kehidupan sehari-hari. Karena itu, menganggap penting untuk mengkaji norma atau
pembelajaran nilai-nilai karakter seharusnya tidak nilai-nilai karakter yang terdapat pada pembelajaran
hanya diberikan pada arah kognitif saja, tetapi pemrograman komputer yang dapat
menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di sekolah
dan di masyarakat. PEMBAHASAN
Dengan demikian maka pendidikan ke arah 1. Karakter
terbentuknya karakter kepada para peserta didik Kamus lengkap Bahasa Indonesia, mengartikan
merupakan tanggung jawab semua pendidik. Oleh karakter sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak, budi
karena itu, pembinaannya pun harus dilakukan oleh pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain,
semua guru mata pelajaran dan semua dosen tabiat, watak (Tim Bahasa Pustaka Agung Harapan,
pengampuh mata kuliah. Tidaklah tepat pendidikan 2003:300). Dan Hidayatullah (2010:9) menjelaskan
karakter hanya dibebankan kepada guru atau dosen bahwa secara harfiah ‘karakter’ adalah kualitas atau
mata kuliah tertentu, contohnya pendidikan agama kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti
atau PKn, walaupun kedua mata pelajaran atau mata individu yang merupakan kepribadian khusus yang
kuliah ini memiliki porsi yang dominan dalam membedakan dengan individu lain. Kemudian
pendidikan karakter. Menurut Ahmad dkk (2017) Jalaludin (1997:167) berpendapat bahwa karakter
orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil terbentuk dari pengaruh luar, terbentuk dari asimilasi
dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft dan sosialisasi. Asimilasi menyangkut hubungan
skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa manusia dengan lingkungan bendawi, sedangkan
pendidikan berkarakter peserta didik sangat penting sosialisasi menyangkut hubungan antar manusia.
untuk ditingkatkan. Melihat masyarakat Indonesia Kedua unsur inilah yang membentuk karakter dan
sendiri juga lemah sekali dalam penguasaan soft skill. karakter merupakan pola seseorang berhubungan
Salah satu mata kuliah yang mungkin dianggap dengan lingkungannya.
memiliki porsi yang sangat sedikit dalam Menurut Kemendiknas, karakter adalah sebagai
pembelajaran pendidikan karakter adalah mata kuliah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau
yang mempelajari bahasa pemrograman atau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan
pemrograman komputer, bahkan jika ditinjau sekilas berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri
mungkin mata kuliah ini tidak ada porsi sama sekali dalam diri dan terejahwantahkan dalam perilaku
dalam pendidikan karakter. Mata kuliah ini yang (Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa,
umumnya diperuntukkan bagi mahasiswa bidang 2010). Sedangkan Sunarti (2005:1) berpendapat
studi Ilmu Komputer atau Teknik Informatika atau bahwa karakter merupakan istilah yang menunjuk
bidang eksak lainnya, dalam pembelajarannya lebih kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk
dominan pada penggunaan logika. Seseorang atau tingkah laku. Walaupun istilah karakter dapat
mahasiswa yang mempelajari pemrograman menunjuk kepada karakter baik atau karakter buruk,
komputer mutlak harus menguasai logika agar dapat namun dalam aplikasinya orang dikatakan
mempelajarinya dengan baik, karena logika dalam berkarakter jika mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan
ilmu komputer digunakan sebagai dasar dalam dalam perilakunya.
belajar bahasa pemrograman, struktur data, Koesoema (2007:80) menjelaskan karakter
kecerdasan buatan, teknik/sistem digital, basis data, sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap
teori komputasi, rekayasa perangkat lunak, sistem sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat
pakar, jaringan syaraf tiruan, dan lain-lainnya. khas dari diri seseorang yang bersumber dari
Namun bila ditinjau dari tujuan dan proses bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
pembelajarannya, maka mata kuliah yang misalnya keluarga pada masa kecil, juga bawaan
mempelajari bahasa pemrograman atau sejak lahir. Kemudian dalam bukunya Introduction to
pemrograman komputer memiliki banyak nilai-nilai Psychology: Exploration and Application, Dennis
atau norma pembelajaran yang dapat dikembangkan Coon mendefinisikan karakter sebagai suatu
sebagai pembelajaran pendidikan karakter, terlebih penilaian subyektif terhadap kepribadian seseorang
lagi bila dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat
Sehingga pembelajaran mata kuliah ini tidak hanya atau tidak dapat diterima oleh masyarakat. Karakter
220
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan nilai etika sehingga menjadi sesuatu yang orsinil dan
yang lebih baik di dalam masyarakat. mengakar sebagai suatu kepribadian. Dan nilai-nilai
Pernyataan-pernyataan diatas memberikan dalam pendidikan karakter yang perlu dikembangkan
pengertian bahwa karakter adalah suatu kepribadian menurut Kemendiknas (2010.c:9) memiliki 18 aspek
seseorang sebagai nilai-nilai khas baik, yang dapat yaitu; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,
dibentuk atau dipengaruhi dari lingkungan kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
sekelilingnya.
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
2. Pendidikan Karakter prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
Pengertian pendidikan karakter menurut peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Thomas Lickona terbagi atas beberapa bagian yang
tercakup di dalamnya: Character so conceived has 3. Pendidikan Karakter Usia Dewasa (Perguruan
three interrelated parts: moral knowing, moral feeling, Tinggi)
and moral behavior. Good character consists of Pendidikan karakter seharusnya disesuaikan
knowing the good, desiring the good, and doing the dengan tingkat usia perkembangan mental peserta
good, habits of the mind, habits of the heart, and didik. Miftahudin (2010) dan juga Suyanto (2010)
habits of action. All three are necessary for leading a memiliki pendapat yang sama bahwa pembentukan
moral life, all three make up moral maturity. When we dan pengembangan karakter terjadi sampai anak
think about the kind of character we want for our berusia remaja, namun setelah dewasa karakter
children, it's clear that we want them to be able to seseorang umumnya telah stabil dan menjadi
judge what is right, care deeply about what is right, kepribadian yang permanen.
and then do what they believe to be right, even in the Dari penelitian Endang Mulyatiningsih (2010)
face of pressure from without and temptation from yang berjudul “Analisis model-model pendidikan
within.(1991: 51) karakter untuk usia anak-anak, remaja dan dewasa”,
Berdasarkan pendapat Lickona di atas dapat menyatakan bahwa karakter pada orang dewasa
dijelaskan bahwa karakter terdiri atas tiga korelasi sudah terbentuk sejak anak-anak dan remaja.
antara lain moral knowing, moral feeling, dan moral Pendidikan karakter melalui model-model
behavior. Karakter itu sendiri terdiri atas; mengetahui pembelajaran belum tentu efektif dilaksanakan.
hal-hal yang baik, memiliki keinginan untuk berbuat Pendidikan karakter orang dewasa yang sesuai
baik, dan melaksanakan yang baik tadi berdasarkan adalah melalui peningkatan kesadaran untuk
atas pemikiran, dan perasaan apakah hal tersebut berperilaku positif dan evaluasi diri (self evaluation).
baik untuk dilakukan atau tidak, kemudian dikerjakan. Pendidikan karakter lebih efektif jika muncul dari
Ketiga hal tersebut dapat memberikan pengarahan kesadaran dirinya sendiri, bukan pengaruh dari orang
atau pengalaman moral hidup yang baik, dan lain. Bentuk-bentuk pendidikan karakter antara lain
memberikan kedewasaan dalam bersikap. dilakukan melalui: ceramah dan pengajian,
Menurut T Ramli 2003, pendidikan karakter pengangkatan tema pendidikan karakter dalam forum
memiliki esensi dan makna yang sama dengan seminar, diskusi, media masa, film, penulisan karya
pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya ilmiah yang bertema pendidikan karakter, belajar dari
adalah membentuk pribadi peserta didik, agar pengalaman hidup orang lain, dan sebagainya.
menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan
warga egara yang baik. 4. Pembelajaran Pemrograman Komputer
David Elkind & Freddy Sweet (2004) Pemrograman dapat diartikan sebagai proses
menyatakan bahwa pendidikan karakter merupakan menulis, menguji dan memperbaiki (debug), dan
upaya-upaya untuk membantu peserta didik memelihara kode yang membangun sebuah program
memahami, peduli, dan berperilaku sesuai nilai-nilai komputer dimana kode ini ditulis dalam berbagai
etika yang berlaku. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bahasa pemrograman. Tujuan dari pemrograman
pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang adalah untuk memuat suatu program yang dapat
dilakukan guru, yang mampu mempengaruhi karakter melakukan suatu perhitungan atau “pekerjaan” untuk
peserta didik. Guru membantu membentuk watak menyelesaikan masalah-masalah komputasi sesuai
peserta didik dengan keinginan si pembuat program.
Ketiga pernyataan para ahli diatas memberikan Dalam pembelajaran pembuatan program
kesimpulan bahwa pendidikan karakter adalah segala komputer, maka mahasiswa harus terlebih dahulu
usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi paham bahwa sebelum membangun sebuah program
karakter peserta didik agar dapat melakukan nilai- komputer, pemrogram atau pembuat program perlu
221
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

terlebih dahulu menyusun langkah-langkah Pendefinisian permasalahan merupakan tahap


penyelesaian masalah, dimana langkah-langkah awal yang sangat penting dari suatu tahapan
harus logis dan disusun secara sistematis dan logis. pemrograman dalam pemrograman. Pendefenisian
Langkah-langkah ini sering dikenal dengan istilah permasalahan akan menentukan tahapan selanjutnya
algoritma. dalam menyusun langkah-langkah penyelesaian
Algoritma tidak dapat dipisahkan dari masalah, yang seterusnya juga berdampak pada
pemrograman, sehingga banyak para ahli susunan program yang dihasilkan sebagai tujuan
mendefinisikan pengertian pemrograman dikaitkan akhir dari pemrograman itu sendiri, agar program itu
dengan algoritma. Sutejo (2000:21) menyatakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan
pemograman merupakan suatu proses guna oleh pembuat program.
mengimplementasikan algoritma dengan Dengan demikian pada tahap awal
menggunakan suatu bahasa pemrograman. Dan pemrograman, mahasiswa terlebih dahulu belajar
Niklaus Wirth (1997) menyatakan bahwa; menganalisa masalah dan mendefinisikan masalah
Program = Algoritma + Bahasa Pemrograman. secara benar.
Bahasa pemrograman dan algoritma Setelah menulis program atau membuat baris-
berhubungan sangat erat pada sebuah program baris kode maka tahap berikutnya yang perlu
Namun sebelum sampai kepada tahapan dilakukan adalah melakukan tes kebenaran program,
penyusunan atau desain algoritma, maka sudah menguji apakah program dapat berjalan sesuai
barang tentu para pembuat program terlebih dahulu dengan apa yang diinginkan. Kesalahan dalam
harus memahami tentang yang apa akan dikerjakan penulisan program sangat ditentukan dari ketelitian
oleh program, dengan kata lain mengetahui dengan pembuat program itu sendiri.
jelas permasalahan yang sedang dihadapi.
Pemahaman permasalahan merupakan suatu hal 5. Algoritma dan Pemrograman
yang sangat penting bagi pembuat program untuk Seperti yang diuraikan sebelumnya, bahwa
dapat mendefinisikan masalah dengan benar, pemrograman adalah suatu proses guna untuk
sehingga tidak menyimpang dari pokok permasalahan mengimplementasikan algoritma. Dengan demikian,
yang dihadapi. Langkah ini akan sangat menentukan maka pembuatan algoritma juga merupakan bagian
apa saja yang akan di input kedalam program, yang sangat terpenting dalam pemrograman.
perintah apa yang akan di gunakan dan bagaimana Pengertian algoritma sendiri menurut Rinaldi
bentuk outputnya. Salah asumsi tentang masalah (2007:4) adalah urutan langkah-langkah untuk
yang dihadapi, akan berakibat program yang di buat memecahkan masalah. Sedangkan algoritma
tidak sesuai dengan apa yang di kehendaki. menurut Levitin [dikutip Rinaldi, 2007:4] adalah
deretan instruksi yang jelas untuk memecahkan
Tahapan Pemrograman masalah, yaitu untuk memperoleh keluaran yang
 Mendefinisikan masalah dan menganalisanya yang mencakup: diinginkan dari suatu masukan dalam jumlah yang
tujuan pembuatan program, parameter yang digunakan, fasilitas terbatas. Urutan atau deretan langkah-langkah
yang disediakan, algoritma yang diterapkan dan Bahasa
penyelesaian seperti yang diuraikan sebelumnya,
program yang digunakan.
 Merealisasikan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
harus disusun secara sistematis dan logis. Urutan
langkah tidak dapat dibolak-balik, agar program yang
dihasilkan dapat berjalan dengan benar, karena
urutan langkah-langkah inilah yang selanjutnya
diubah kedalam bentuk baris-baris kode atau
susunan notasi bahasa pemrograman.
Algoritma dibuat untuk membantu kita dalam
mengkonversikan suatu permasalahan ke dalam
bahasa pemrograman. Ridho dkk (2013:7),
menyatakan, algoritma merupakan hasil pemikiran
konseptual, supaya dapat dilaksanakan oleh
komputer, algoritma harus diterjemahkan ke dalam
notasi bahasa pemrograman.
Menurut Ridho dkk (2013:1), pengertian
algoritma sangat lekat dengan kata logika, yaitu
Gambar 1. Skema Tahapan Pemrograman kemampuan seorang manusia untuk berfikir dengan
222
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

akal tentang suatu permasalahan menghasilkan Terdapat beberapa nilai-nilai karakter yang bisa
sebuah kebenaran, dibuktikan dan dapat diterima diambil dan dikembangkan dalam pembelajaran
akal. pemrograman komputer. Uraian-uraian sebelumnya
Logika seringkali dihubungkan dengan menjelaskan bagaimana nilai-nilai karakter itu
kecerdasan seseorang yang mampu berlogika ditunjukkan dalam proses pembelajaran mata kuliah
dengan baik, sering orang menyebutnya sebagai yang mempelajari pemrograman komputer..
pribadi yang cerdas. Logika identik dengan masuk Dari uraian-uraian diatas terdapat beberapa
akal dan penalaran. Penalaran adalah salah satu nilai-nilai karakter dari 18 aspek (menurut
bentuk pemikiran. Pemikiran adalah pengetahuan tak kemendiknas) yang dapat digali dari proses
langsung yang didasarkan pada pernyataan langsung pembelajaran pemrograman antara lain yaitu; disiplin,
pemikiran mungkin benar dan mungkin juga tak kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, dan
benar. Logika juga dapat menuntun pembuat program tanggung jawab.
untuk berkreativitas, memunculkan ide untuk dapat Berikut uraian pengembangan nilai-nilai
menyelesaikan persoalan dengan banyak cara, tidak karakter yang dapat diperoleh dari pembelajaran
hanya dengan satu cara. pemrograman komputer berdasarkan penjelasan
Tidak semua urutan langkah penyelesaian sebelumnya.
masalah yang logis dapat disebut sebagai algoritma.
Menurut Donald E. Knuth (1973), algoritma Kemampuan Mengatasi Masalah
mempunyai lima ciri penting yang meliputi: Dengan mempelajari bahasa pemrograman,
1. Finiteness (keterbatasan), algoritma harus berakhir mahasiswa dilatih untuk menyelesaikan sebuah
setelah mengerjakan sejumlah langkah proses. permasalahan secara benar, yang dimulai dengan
2. Definiteness (kepastian), setiap langkah dari suatu memahami permasalahan itu sendiri kemudian
algoritma harus didefinisikan secara tepat. membuat langkah-langkah penyelesaiannya.
3. Input (masukan), algoritma memiliki nol atau lebih Tanpa sadar hal ini akan dibawa oleh
data masukan. mahasiswa ke dalam kehidupan sehari-hari dalam
4. Output (keluaran), algoritma mempunyai satu atau menghadapi berbagai macam persoalan untuk
lebih hasil keluaran. diselesaikan, yang selalu dimulai dengan memahami
5. Efectiveness (efektivitas), algoritma yang dibuat persoalan terlebih dahulu untuk dapat didefinisikan
diharapkan efektif, setiap langkah yang dan mencari solusinya dengan berbagai alternatif
dilaksanakan dalam algoritma haruslah sederhana pemecahan masalah, dan setiap alternatif
dan dikerjakan dalam waktu yang wajar. pemecahan permasalahan dibuat langkah-langkah
Kelima ciri diatas dapat juga dikatakan sebagai pemecahannya dengan detail.
syarat atau aturan dalam penulisan algoritma.
Pembuat program sedapat mungkin mengikuti ciri Berpikir Sistematis
Selain mahasiswa dapat mempertimbangkan
atau aturan tersebut guna memperoleh algoritma
dengan tepat bagaimana cara menyelesaikan sebuah
yang baik dan benar sehingga dengan mudah dapat permasalahan, melalui pembelajaran pemrograman
dikonversi ke dalam bahasa pemrograman. juga mahasiswa dilatih agar dapat mengembangkan
Diperlukan ketelitian dan kedisiplinan seorang cara berfikir yang sistematis.
pembuat program agar dapat membuat algoritma Dalam membuat sebuah program, mahasiswa
seperti yang diharapkan diatas akan dihadapkan pada baris-baris kode sebagai
Aspek-aspek kreativitas, ketelitian dan wujud dari algoritma. Baris-baris kode atau langkah-
langkah dalam algoritma harus disusun secara
kedisiplinan dalam pemrograman seperti yang
sistematis. Penyusunan tidak dapat terbolak-balik
dijelaskan diatas, sejalan dengan apa yang baik susunannya maupun penulisannya, sehingga
dinyatakan oleh Yendri (2013:4), menulis program program yang dibangun dapat berjalan tanpa
bukan hanya merupakan suatu bentuk kreativitas permasalahan. Sistematika ini telah berlaku dari sejak
tetapi juga merupakan sebuah penerapan disiplin ilmu dulu sampai sekarang untuk berbagai jenis bahasa
secara teliti karena program merupakan implementasi pemrograman
dari suatu algoritma. Hal ini menjadikan mahasiswa sebagai pembuat
program harus mempelajari bagaimana membuat
atau menyusuan algoritma dengan benar, dan juga
6. Pemrograman dan Pendidikan Karakter belajar menuliskan kode dengan aturan dan
223
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

sistematika yang benar. Seperti yang dijelaskan baris-baris kode atau algoritma akan menjadi
sebelumnya, bahwa belajar membuat algoritma dan rutinitas.
baris-baris kode yang sistematis menjadi salah satu Namun pembiasaan dalam belajar
bagian yang harus dipelajari saat belajar pemrograman kesalahan-kesalahan tersebut
pemrograman atau belajar bahasa pemrograman. dengan sendirinya semakin lama akan semakin
Dengan demikian belajar pemrograman berkurang seiring dengan semakin meningkatnya
komputer sama halnya membiasakan mahasiswa ketelitian mahasiswa yang selalu harus memeriksa
untuk dapat berpikir sistematis, yang dapat hasil programnya.
diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari, Kebiasaan seperti ini dapat diterapkan dalam
terutama dalam menghadapi berbagai macam kehidupan sehari-hari, untuk selalu teliti dan detail
permasalahan yang sukar dan rumit. memeriksa atau mengkaji ulang lagi terhadap hal-hal
yang sudah dikerjakan.
Kemampuan Berpikir Logis
Logika juga merupakan syarat yang harus Kemampuan berkreativitas
dimiliki mahasiswa dalam belajar pemrograman. Kemampuan logika pembuat program komputer
Mahasiswa tidak dapat lepas dari logika-logika dapat menumbuhkan ide dan kreativitas pemrogram.
pemrograman selama menyusun program komputer. Seringkali pemrogram mencari solusi lain atau
Kesalahan logika berakibat kesalahan dalam hasil altenatif pemecahan masalah untuk dibandingkan,
program, sehingga program tidak berjalan sesuai agar dapat memperoleh hasil program yang lebih
dengan apa yang diinginkan, bahkan program tidak baik. Bahkan menambahkan hal-hal lainnya dalam
dapat berjalan sama sekali. pemrograman sehingga program tidak hanya dapat
Pembelajaran membuat program memaksa berjalan dengan baik tapi program dapat tampil lebih
mahasiswa melatih menggunakan logika, sehingga menarik dan familiar.
menjadikan mahasiswa terlatih menggunakan logika Pemrograman memberikan kebebasan kepada
saat menghadapi masalah agar dapat pembuatnya untuk memecahkan masalah
dipertimbangkan benar dan salahnya. pemrograman dengan berbagai kreativitas namun
Dalam menghadapi permasalahan lainnya, tetap pada aturan pemrograman dan tidak keluar dari
maka diharapkan mahasiswa juga dapat permasalahan yang harus dipecahkan.
menerapkannya untuk mengedepankan logika Bagi mahasiswa hal semacam ini akan
ketimbang hawa nafsunya. Penggunaan logika dalam menumbuhkan kreativitas mereka, dan berani
menghadapi masalah umumnya dapat menjadikan mengeluarkan ide-ide mereka, namun demikian tetap
seseorang menjadi lebih bijak, tidak brutal dan memperhatikan pada aturan-aturan yang ada.
semaunya sendiri.
7. Model Pendidikan Karakter pada Pembelajaran
Teliti Terhadap Detail Pemrograman bagi Mahasiswa.
Para pembuat program harus melakukan tes Seperti yang diuraikan sebelumnya karakter
kebenaran dari program yang telah dibuat, apakah seorang yang telah dewasa relatif telah stabil dan
dapat berjalan seperti yang diinginkan dan memeriksa permanen dibandingkan dengan anak-anak dan
ulang baris-baris kode yang telah dibuat, dan mencari remaja. Pendidikan karakter yang sesuai bagi orang
bagian kode yang menyebabkan terjadinya dewasa adalah melalui peningkatan kesadaran untuk
permasalahan. Bahkan tidak jarang pembuat program berperilaku positif dan evaluasi diri (self evaluation).
harus kembali lagi pada tahap pembuatan algoritma. Model yang tepat bagi mahasiswa dalam
Ketelitian pembuat program dalam pembuatan pembelajaran pemrograman komputer untuk
algoritma yang sesuai dengan ciri algoritma itu sendiri menggali nilai-nilai karakter, antara lain adalah
dan ketelitian pembuat program dalam penulisan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis
kode program juga sangat menentukan bagaimana proyek atau tugas, metode pembelajaran kooperatif
program itu dapat diselesaikan dengan cepat dan dan pembelajaran diskusi. Metode-metode
dapat berjalan sesuai dengan keinginan. pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada
Kesalahan dalam pembuatan baris-baris kode mahasiswa untuk menggali kemampuan dan
atau penyusunan algoritma sering dialami oleh para mengeksploitasi diri, sehingga dapat menumbuhkan
mahasiswa sebagai pemula, hal ini disebabkan kesadaran untuk berpikir positif dalam menghadapi
karena mahasiswa belum terbiasa menulis atau masalah-masalah yang ada.
membuat kode, kesalahan-kesalahan menuliskan
224
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Dosen-dosen pengampuh mata kuliah bertema Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra (Educational
pemrograman komputer dapat mengembangkan Journal), 2(2), 403-432.
pembelajaran ini sebagai pendidikan karakter, 2. Depdiknas. (2003). Undang-undang No. 20 tahun
dengan memberikan kebebasan kepada mahasiswa 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Tersedia
untuk memecahkan persoalan-persoalan komputasi pada: http://www.depdiknas.go.id
melalui metode-metode pembelajaran yang 3. Elkind, David H. dan Sweet, Freddy. (2004). How
disebutkan diatas. Saat proses pembelajaran to Do Character Education. Tersedia pada:
berlangsung maka dosen pengampuh mata kuliah ini http://www.good character.com/Article_4.html.
sudah seharusnya dapat menjelaskan dan 4. Fitri, Agus Zaenal. (2012). Pendidikan Karakter
mengaitkan bagaimana nilai-nilai karakter yang Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta:
diperoleh untuk dihubungkan dalam kehidupan Ar-Ruzz Media.
sehari-hari. 5. Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Guru Sejati:
Pengembangan Insan Berkarakter Kuat dan
KESIMPULAN Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Untuk dapat membentuk generasi muda yang 6. Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Pendidikan
tidak hanya unggul namun juga berkarakter, maka Karakter: Membangun Peradaban Bangsa.
perlu melakukan upaya pendidikan yang tidak hanya Surakarta: Yuma Pustaka.
menekankan pada ilmu dan pengetahuan saja, 7. Jalaludin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta:
namun juga pada pendidikan karakter, dimulai dari Grafindo
pendidikan anak pada usia dini sampai kepada 8. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010).
perguruan tinggi. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Pendidikan karakter harus disesuaikan dengan Bangsa – Pedoman Sekolah. Jakarta : Badan
tingkat usia perkembangan mental peserta didik. Penelitian dan Pengembangan
Mahasiswa yang tergolong pada usia dewasa, maka 9. Knuth, Donald E., (1973). The Art of Computer
pendidikan karakter yang sesuai adalah melalui Programming Volume 1. AddisonWesley
peningkatan kesadaran untuk berperilaku positif dan Company, Inc,
evaluasi diri. 10. Koesoema. Doni. (2007). Pendidikan Karakter:
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta.
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi PT Grasindo.
pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau 11. Kristiawan, M. (2015). A Model of Educational
nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu Character in High School Al-Istiqamah Simpang
dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan Empat, West Pasaman, West Sumatera. Research
konteks kehidupan sehari-hari. Journal of Education, 1(2), 15-20.
Salah satu mata kuliah yang memiliki norma 12. Kristiawan, M. (2016). Telaah Revolusi Mental dan
atau nilai-nilai karakter yang dapat digali untuk dapat Pendidikan Karakter dalam Pembentukkan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah mata Sumber Daya Manusia Indonesia Yang Pandai dan
kuliah yang mempelajari pemrograman komputer. Berakhlak Mulia. Ta'dib, 18(1), 13-25.
Terdapat beberapa nilai-nilai karakter yang bisa 13. Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character:
diambil dan dikembangkan dalam pembelajaran How Our School Can Teach Respect and
pemrograman komputer antara lain adalah; Responsibility. New York, Toronto, London,
kemampuan mengatasi masalah, berpikir sistematis, Sydney, Aucland: Bantam books.
kemampuan berpikir logis, teliti terhadap detail dan 14. Miftahudin. (2010). Implementasi pendidikan
kemampuan berkreativitas. Metode pembelajaran karakter di SMK Roudlotul Mubtadiin. Makalah
yang dapat digunakan oleh seorang dosen untuk disampaikan dalam seminar nasional: Strategi dan
menggali nilai-nilai karakter ini adalah melalui metode Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa di
diskusi, kooperatif dan metode pembelajaran berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, Balitbang
proyek atau tugas. Kemendiknas, Tanggal 28-29 Agustus 2010.
15. Mulyatiningsih, Endang. (2012). Analisis Model-
DAFTAR PUSTAKA Model Pendidikan Karakter Untuk Usia Anak-Anak,
1. Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, Remaja Dan Dewasa. Yogyakarta: UNY
S. (2017). Desain Pembelajaran SMA Plus Negeri 16. Raharjo. (2010), ”Pendidkan Karakter sebagai
2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Upaya Menciptakan Akhlak Mulia” dalam Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balitbang
225
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Kementrian Pendidikan Nasional, Vol.16 No.3 Mei


2010
17. Ramli, T. (2003). Pendidikan karakter. Bandung:
Angkasa
18. Ridho, dkk. (2013). Logika dan Algoritma. Tersedia
Pada: http://entin.lecturer.pens.ac.id/
Logika%20Algoritma/Buku%20Logika%20Algoritm
a.pdf.
19. Rinaldi, Munir. (2007). Strategi Algoritmik Algoritma
Brute-Force. Bandung: Informatika.
20. Rinaldi, Munir. (2002), Algoritma dan
Pemrograman dalam Bahasa Pascal dan C,
Bandung: Informatika
21. Sunarti, Euis. (2005). Menggali Kekuatan Cerita.
Jakarta: PT Elek Media Komputindo.
22. Sutedjo, Michael AN. (2000). Algoritma & Teknik
Pemograman. Yogyakarta: Andi
23. Suyanto. (2010). Model Pembinaan Pendidikan
Karakter Di Lingkungan Sekolah. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen Direktorat Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.
24. Tim Bahasa Pustaka Agung Harapan. (2003).
Kamus Cerdas Bahasa Indonesia Terbaru.
Surabaya: CV Pustaka Agung Harapan
25. Wirth, Niklaus. (2007). Algoritma + Struktur Data =
Program. Yogyakarta: Andi
26. Yendri, Dodon. (2013). Bahan Ajar Algoritma dan
Pemrograman I. Tersedia pada:
http://fti.unand.ac.id/images/MATERIKULIAH/DOD
ONYENDRI/3_pdfsam_Dodon__Materi_algoritma_
n_Pemrograman.pdf.

226

You might also like