Professional Documents
Culture Documents
Berpikir: Maya Dewi Savitri, S.Psi., Msi
Berpikir: Maya Dewi Savitri, S.Psi., Msi
Berpikir: Maya Dewi Savitri, S.Psi., Msi
1 BERPIKIR
1. Definisi Berpikir
2. Sesat Pikir
3. Kendala Berpikir
1. DEFINISI BERPIKIR
Thinking as the manipulation of mental representations
of information (Feldman, 2011).
Berpikir:
• mentransformasikan representasi informasi
tertentu ke dalam bentuk baru yang berbeda;
• memungkinkan seseorang menjawab
pertanyaan, memecahkan suatu persoalan, 7x6=?
atau meraih tujuan.
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
1. DEFINISI BERPIKIR
• Berpikir atau kognisi, mengacu • Berpikir: mengubah dan
pada semua kegiatan mental mengatur kembali informasi
yang terkait dengan berpikir, yang tersimpan dalam memory
mengetahui, mengingat, dan untuk menciptakan informasi
berkomunikasi. baru.
Sumber: Myers, D.G. (2010) Psychology. 9th ed., Michigan: Hope Sumber: Kasschau, R.D. (2003). Understanding Psychology. Ohio:
College. Glencoe/McGraw-Hill Companies.
Fungsi Dasar Pikiran
the circle of thought
Berpikir meliputi 5
fungsi dasar:
• to describe,
• to elaborate,
• to decide,
• to plan, and
• to guide action.
Sumber: Bernstein, D. & Nash, P. (2008). Essentials of Psychology. 4th ed. Boston: Houghton Mifflin Co.
Fungsi Dasar Pikiran
• Consider how the circle of thought operated in Dr.
Wallace’s case. It began when she received the
information about Laura’s symptoms that allowed her to
describe the problem.
• Next, Dr. Wallace elaborated on this information by
using her knowledge, experience, and powers of
reasoning to consider what disorders might cause such
symptoms.
• Then she made a decision to investigate a possible
cause, such as anemia.
• To pursue this decision, she formulated a plan — and
then acted on that plan.
But the circle of thought did not stop there. Information from the blood test provided new descriptive
information, which Dr. Wallace elaborated further to reach another decision, create a new plan, and
guide her next action. Each stage in the circle of thought was also influenced by her overall
intention—in this case, to find and cure her patient’s problem.
Sumber: Bernstein, D. & Nash, P. (2008). Essentials of Psychology. 4th ed. Boston: Houghton Mifflin Co.
Unit Pikiran
1. MENTAL IMAGE:
Representasi / gambaran di
akal, tetang suatu obyek atau
peristiwa.
Contoh:
Pikirkan tentang sahabatmu
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
2. CONCEPTS
Pengelompokan secara mental
atas obyek, peristiwa, atau
orang-orang yang serupa.
Konsep memungkinkan kita untuk
mengatur fenomena kompleks ke
dalam kategori kognitif yang lebih
sederhana, dan karena itu lebih mudah
digunakan.
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
2. PROTOTYPES
Prototipe adalah contoh yang paling representatif dari konsep yang
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
berkaitan dengan mental image individu atau contoh terbaik dari suatu
konsep.
yang lain
Unit-unit pikiran
Menalar
Proses dimana informasi digunakan untuk menarik kesimpulan dan
membuat keputusan.
Ketika harus mengambil keputusan, seseorang
bisa saja melakukan “jalan pintas” kognitif yg
disebut algoritme dan heuristik
Syllogistic Algorithm reasoning Heuristic reasoning
reasoning Suatu aturan, jika diterapkan Strategi berpikir yang dapat
Penalaran fornal dimana dengan tepat, menjamin solusi mengarahkan orang pada solusi
orang menarik kesimpulan untuk suatu masalah. untuk masalah atau keputusan.
dari serangkaian asumsi.
• Setiap manusia akan
mati (premis mayor)
• Sumitro Manusia
(premis minor)
• Sumitro akan mati
(kesimpulan)
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
Menalar
Algorithm Heuristic
Suatu aturan, jika diterapkan Strategi berpikir yang dapat
dengan tepat, menjamin solusi mengarah pada solusi untuk
untuk suatu masalah. masalah atau keputusan.
Sumber: Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
Berpikir Kreatif
Kreativitas: mengacu pada
kemampuan untuk memikirkan
sesuatu dan memecahkan masalah
dengan cara yang baru dan tidak
biasa.
Sumber: Hidayat, Ainur Rahman. (2018). Filsafat Sumber: Dewantara, Agustinus W. (2019). LOGIKA:
Berpikir Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Seni Berpikir Lurus. Madiun: Wina Press
Berpikir. Pamekasan: Duta Media Publishing
2. SESAT PIKIR
Sesat berpikir (Falasi)
Sumber: Hidayat, Ainur Rahman. (2018). Filsafat Berpikir Teknik-teknik Berpikir
Logis Kontra Kesesatan Berpikir. Pamekasan: Duta Media Publishing
1 2
Kesesatan formal Kesesatan material
• Kesesatan material adalah kesesatan yang
• Kesesatan formal adalah kesesatan yang
terutama menyangkut isi (materi) penalaran.
dilakukan karena bentuk (forma) penalaran
• Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor
yang tidak tepat atau tidak sahih.
bahasa (kesesatan bahasa) yang
• Kesesatan ini terjadi karena pelanggaran
menyebabkan kekeliruan dalam menarik
terhadap prinsip-prinsip logika mengenai term
kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena
dan proposisi dalam suatu argumen.
memang tidak adanya hubungan logis atau
relevansi antara premis dan kesimpulannya
(kesesatan relevansi).
Kesesatan Formal
1. Fallacy of Four Terms 5. Fallacy of Affirming the
(kekeliruan karena Consequent (kekeliruan
menggunakan empat term). karena mengakui akibat).
2. Fallacy of Undistributed 6. Fallacy of Denying Antecedent
Middle (kekeliruan karena (kekeliruan karena menolak
kedua term penengah tidak sebab).
mencakup). 7. Fallacy of Disjunction
3. Fallacy of Illicit Process (kekeliruan dalam bentuk
(kekeliruan karena proses disyungtif).
tidak benar). 8. Fallacy of Inconstistency
4. Fallacy of Two Negatife (kekeliruan karena tidak
Premises (kekeliruan karena konsisten).
menyimpulkan dari dua
premis yang negatif)
Sumber: Hidayat, Ainur Rahman. (2018). Filsafat Berpikir Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir.
Pamekasan: Duta Media Publishing
Kesesatan Material
1. Kesesatan Aksentuasi 14. Argumentum ad populum (Latin:
2. Kesesatan aksentuasi verbal populus berarti rakyat atau
3. Kesesatan aksentuasi non-verbal massa)
4. Kesesatan Ekuivokasi 15. Argumentum auctoritatis (alias:
5. Kesesatan Ekuivokasi verbal Argumentum ad Verecundiam) (Latin:
6. Kesesatan Ekuivokasi non-verbal auctoritas berarti kewibawaan)
7. Kesesatan Amfiboli 16. Appeal To Emotion
8. Kesesatan Metaforis 17. lgnoratio elenchi
9. Kesesatan Relevansi 18. Argumentum ad ignoratiam
10. Argumentum ad Hominem Tipe I 19. Petitio principii
(abusif) 20. Kesesatan non causa pro causa
11. Argumentum ad Hominem Tipe II (post hoc ergo propter hoc atau
(sirkumstansial) false cause)
12. Argumentum ad baculum 21. Kesesatan aksidensi
13. Argumentum ad misericordiam 22. Kesesatan karena komposisi dan
(Latin: misericordia artinya belas divisi
kasihan) 23. Kesesatan karena pertanyaan
yang kompleks
Untuk penjelasan detil, silahkan dibaca bukunya
Sumber: Hidayat, Ainur Rahman. (2018). Filsafat Berpikir Teknik-teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir.
Pamekasan: Duta Media Publishing
2. SESAT PIKIR
Sumber: Dewantara, Agustinus W. (2019). LOGIKA: Seni Berpikir Lurus. Madiun: Wina Press
1 2
Kesesatan formal Kesesatan relevansi
Sumber: Dewantara, Agustinus W. (2019). LOGIKA: Seni Berpikir Lurus. Madiun: Wina Press
Kesesatan Relevansi
1. Argumentum ad hominem
2. Argumentum ad auctoritatis
3. Argumentum ad baculum
4. Argumentum ad
misericordiam
5. Argumentum ad populum
6. Kesesatan non causa pro
causa
7. Kesesatan aksidensi
8. Kesesatan karena komposisi
dan divisi Kesesatan ignoratio elenchi terjadi apabila
9. Ignoratio elenchi konklusi yang diturunkan dari premis tidak
Untuk penjelasan detil, silahkan dibaca relevan dengan premis itu.
bukunya
Sumber: Dewantara, Agustinus W. (2019). LOGIKA: Seni Berpikir Lurus. Madiun: Wina Press
3. KENDALA BERPIKIR
functional fixedness
Kecenderungan untuk
memikirkan objek yang
sudah dikenal dengan
cara yang sudah dikenal.
Sumber:
Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
Kendala dalam Pemecahan Masalah
mental set
Kecenderungan pola-pola
lama dalam pemecahan Tugasnya adalah menggambar tidak lebih
masalah tetap ada. dari empat garis lurus yang melewati
kesembilan titik pada lembaran ini tanpa
mengangkat pensil dari kertas.
functional fixedness
Kecenderungan untuk
memikirkan objek yang
sudah dikenal dengan
cara yang sudah dikenal.
Sumber:
Feldman, R.S. (2011). Understanding Psychology. 10th ed. New York: McGraw-Hill
Kendala dalam Pemecahan Masalah
mental set
Kecenderungan pola-pola
Bagaimana Anda mengatur enam batang
lama dalam pemecahan korek api untuk membentuk empat
masalah tetap ada. segitiga sama sisi?
functional fixedness
Kecenderungan untuk
memikirkan objek yang
sudah dikenal dengan
cara yang sudah dikenal.
Sumber:
Myers, D.G. (2010) Psychology. 9th ed., Michigan: Hope College.
Kendala dalam Pemecahan Masalah
mental set
Kecenderungan pola-pola
lama dalam pemecahan Dengan menggunakan bahan-
masalah tetap ada. bahan ini, bagaimana Anda dapat
memasang lilin di papan
pengumuman?
functional fixedness
Kecenderungan untuk
memikirkan objek yang
sudah dikenal dengan
cara yang sudah dikenal.
Sumber:
Myers, D.G. (2010) Psychology. 9th ed., Michigan: Hope College.
How you would fasten together two strings that are hanging
from the ceiling but are out of reach of each other.
Several tools
are available
Sumber:
Bernstein, D. & Nash, P. (2008). Essentials of Psychology. 4th ed. Boston:
Houghton Mifflin Co.
This solution is not obvious because we tend to fixate on the
function of pliers as a tool rather than as a weight.
When the pliers are in a toolbox, their function as a tool
Bernstein, D. & Nash, P. (2008). Essentials of Psychology. 4th ed. Boston: Houghton Mifflin Co.
is emphasized, and functional fixedness becomes
nearly impossible to break.
People are more likely to solve this problem
if the tools are scattered around the room.
Sumber:
Terimakasih