Professional Documents
Culture Documents
Serangan Wereng Batang Coklat Pada Padi Varietas Unggul Baru Lahan Sawah Irigasi
Serangan Wereng Batang Coklat Pada Padi Varietas Unggul Baru Lahan Sawah Irigasi
1
Alamat penulis untuk korespondensi: Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jabar. Jln. Kayuambon 80, Lembang, Bandung Barat.
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 241
& Vaughan 2004). Jika satu varietas tahan petakan percobaan disesuaikan dengan
ditanam secara terus-menerus pada suatu petakan alami milik petani.
area akan menyebabkan perubahan biotipe. Pemeliharaan tanaman
Tekanan terhadap populasi wereng sangat menggunakan pendekatan Pengelolaan
tinggi sehingga cepat berubah menjadi Tanaman Terpadu (PTT) padi. Komponen
biotipe yang lebih virulen (Rahmini et al. PTT padi terdiri dari penggunaan benih
2012). bermutu atau bersertifikat, penanaman bibit
Dengan demikian penggunaan muda (umur tanaman kurang dari 20 hari
varietas tahan harus disesuaikan dengan setelah semai) dengan jumlah bibit dua
biotipe wereng yang dihadapinya dan tidak hingga tiga per lubang, dan sistem tanam
terlalu ditekankan pada satu varietas saja jajar legowo 4:1. Pupuk yang digunakan
karena dapat mengurangi keragaman genetik adalah masing-masing 500 kg pupuk
di pertanaman. Seperti varietas unggul organik Petroganik, 200 kg pupuk Urea, dan
Ciherang yang dilepas pada tahun 2000, 300 kg pupuk Phonska untuk setiap hektar.
pada awalnya dinyatakan sebagai varietas Pemeliharaan lainnya berupa pengendalian
tahan terhadap biotipe-2, tetapi agak tahan gulma dilaksanakan dengan menggunakan
terhadap biotipe-3 (Suprihatno et al. 2011), gasrok, sedangkan untuk pengendalian
namun Ciherang sudah terserang sampai organisme pengganggu tanaman
pada tingkat keparahan yang tinggi. Baehaki dilaksanakan dengan aplikasi pestisida.
(2007) melaporkan bahwa wereng biotipe-3 Data yang diamati adalah umur
dilaporkan menunjukkan tingkat keganasan tanaman mulai terkena serangan WBC
yang lebih parah, yaitu menyebabkan (HST). Saat panen dilakukan pengamatan
ketahanan varietas IR 64 dan Ciherang yang populasi WBC (ekor per rumpun), tingkat
sebelumnya dianggap tahan berubah serangan (persen), bobot 1000 butir (gram),
menjadi tidak tahan. Dengan dan produksi padi (t per ha). Data dianalisis
berkembangnya varietas unggul baru padi, dengan Anova dan dilanjutkan dengan uji
diantaranya Inpari, diharapkan mampu berganda Duncan (Gomez & Gomez 1984).
menggantikan varietas terdahulu serta
memiliki resistensi yang lebih baik terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
serangan wereng batang coklat biotipe Umur tanaman yang terserang WBC
terbaru. akan berpengaruh terhadap ketahanan
tanaman terhadap serangan hama tersebut,
METODE apabila tanaman terserang WBC pada stadia
Lokasi penelitian di Desa awal pertanaman maka serangan WBC akan
Jangkurang, Kecamatan Leles, Kabupaten menjadi lebih parah, karena WBC
Garut, Jawa Barat, ketinggian lokasi pendatang ini kemudian berkembang biak
berkisar sekitar 800 meter di atas permukaan dan selama stadia vegetatif tanaman dapat
laut, dilaksanakan pada bulan Maret sampai mencapai satu atau dua generasi tergantung
Agustus 2013. Metode yang digunakan dari saat migrasinya.
adalah rancangan acak kelompok dengan Varietas unggul lama lebih cepat
lima perlakuan varietas dan lima ulangan terkena serangan WBC, dalam hal ini
dengan petani sebagai ulangan. Varietas varietas lama terkena serangan pada hari
yang diuji adalah Inpari-4, Inpari-13, keenam, sedangkan varietas unggul baru
Mekongga, Ciherang, dan Sarinah. Luasan terkena pada hari ke-50 (Tabel-1).
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 243
Tabel 1. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap umur terkena serangan WBC (hst)
Perlakuan Umur terkena serangan (hst)
Inpari 4 (V1) 44.8 b
Inpari 13 (V2) 53.2 a
Mekongga (V3) 11.8 c
Ciherang (V4) 3.0 d
Sarinah (V5) 2.8 d
Varietas lama, yaitu Ciherang, Mekongga, mengalami dua kali puncak populasi,
dan Sarinah telah lama digunakan oleh sedangkan varietas unggul baru
petani di Garut (BPS 2013) dan telah kemungkinan hanya mengalami satu kali
menunjukkan resisten terhadap WBC, puncak populasi.
sedangkan varietas baru Inpari-4 dan 13 Baehaki & Widiarta (2008)
belum resisten terhadap WBC, karena masih menyatakan bahwa pemencaran WBC
baru dan dikembangkan setelah tahun 2008. terdiri dari tiga tipe, yaitu: 1) pemencaran
Baehaki (2012) menyatakan bahwa jarak pendek dalam pertanaman padi,
penggunaan varietas yang sama secara terus biasanya dilakukan oleh nimfa, wereng
menerus akan menimbulkan resistensi brakhiptera, dan wereng makroptera, 2)
terhadap hama tertentu, terutama terhadap pemencaran jarak pendek antarpertanaman
hama r-strategik seperti WBC. yang dilakukan oleh wereng makroptera,
Varietas unggul lama yang terserang dan 3) pemencaran jarak jauh atau emigrasi
pada enam HST (Tabel 1) diduga berasal dilakukan oleh wereng makroptera. Wereng
dari daerah lain yang bermigrasi. Migrasi makroptera biasanya migrasi saat padi mulai
WBC di daerah tropik pada umumnya ditanam. Perpindahan individu ini dipicu
disebabkan oleh habisnya sumber daya oleh perilaku WBC yang meninggalkan
makanan misalnya saat padi menjelang tanaman tua. Pemencaran maksimum terjadi
panen, sehingga berpindah ke daerah lain sebelum panen. Setelah bentuk makroptera
(Istiaji 2011). Oleh karena itu tanam menetap, WBC mulai berkembang biak satu
serempak dapat mengurangi serangan WBC. atau dua generasi pada tanaman padi stadia
Baehaki & Widiarta (2008) vegetatif. Serangga dewasa yang muncul
menyatakan bahwa apabila migrasi terjadi setelah padi berumur tujuh MST, umumnya
pada waktu dua hingga tiga MST, maka bersayap pendek (brakhiptera), bertelur di
imigran berkembang biak dua generasi. tempat tanaman awal tempat mereka
Puncak populasi nimfa generasi pertama dan hinggap atau berpindah pada tanaman yang
kedua berturut-turut muncul pada umur padi berdekatan, dan tidak bermigrasi pada jarak
lima hingga enam MST dan 10 hingga 11 yang relatif jauh. Makin tinggi kepadatan
MST. Bila migrasi terjadi setelah padi umur populasi, maka kerusakan tanaman yang
lima hingga enam MST, puncak populasi dialami makin berat.
nimfa hanya ditemukan satu kali, yaitu pada
sembilan hingga 10 MST. Dengan demikian
varietas unggul lama kemungkinan
244 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247
Tabel 2. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap populasi dan tingkat serangan WBC
Populasi Wereng Tingkat Serangan
Perlakuan
(ekor/rumpun) (%)
Inpari 4 (V1) 4.9 c 44.7 b
Inpari 13 (V2) 3.8 c 10.1 c
Mekongga (V3) 12.2 b 50.9 b
Ciherang (V4) 30.5 a 90.3 a
Sarinah (V5) 35.8 a 88.5 a
Tabel 3. Pengaruh beberapa varietas unggul terhadap bobot 1000 butir dan tingkat produksi
Populasi yang berpotensi sangat saat musim hujan. Rozakurniati (2010) dan
merusak tanaman adalah stadia nimfa. Damayanti & Utami (2014) menyatakan
Jumlah populasi makroptera meningkat saat bahwa untuk mengatasi serangan WBC
tanaman memasuki sembilan stadium dianjurkan untuk menanam varietas Inpari-
pembungaan. Generasi populasi akhir ini 13, terutama di daerah-daerah endemik
didominasi oleh betina brakhiptera, dan hama WBC, sedangkan Muhsin (2010)
jantan makroptera. Makroptera inilah yang menyarankan agar Inpari-13 ditanam di
bermigrasi mencari pertanaman padi muda. daerah endemik WBC pada saat musim
Varietas Inpari-13 memiliki kemarau.
produksi yang lebih tinggi daripada Inpari-4 Produksi padi menurun dengan
(Tabel 3), karena lebih lambat terkena semakin tingginya tingkat serangan wereng
serangan WBC (Tabel 1). Baehaki (2012) (97 persen), semakin cepat terserang wereng
menyatakan bahwa ketahanan WBC yang (94 persen), dan semakin tinggi populasi
dimiliki Inpari-13 adalah ketahanan wereng wereng (91 persen) (Tabel 2). Hal ini sejalan
cokelat biotipe-1, 2, dan 3, sedangkan dengan penelitian Fitriningtyas (2011) yang
Fitriningsih (2012) melaporkan bahwa melaporkan bahwa setiap terjadi
varietas Inpari-4 masih dikategorikan agak penambahan satu ekor wereng dari
rentan terhadap WBC biotipe-1. Dengan pelepasan satu pasang WBC, nyata
demikian Inpari-13 memiliki ketahanan menurunkan produksi padi sebesar 0,0042 g
WBC lebih baik daripada Inpari-4. Hasil per rumpun, sehingga semakin tinggi jumlah
penelitian ini sama dengan hasil penelitian populasi wereng maka semakin rendah
Sugiyono & Kasmiyati (2012) yang produksi gabah yang dihasilkan. Hal ini
menunjukkan bahwa Inpari-13 memiliki dapat dipahami karena wereng dapat
produksi lebih tinggi daripada Inpari-4 pada merusak langsung tanaman padi dengan cara
Serangan Wereng Batang Coklat (Endjang Sujitno, Meksy Dianawati, dan Taemi Fahmi) 245
mengisap cairan sel tanaman dan juga dapat ekor per rumpun pada tanaman tua. Hasil
berperan sebagai vektor virus penyebab penelitian ini menunjukkan bahwa populasi
penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa WBC pada akhir panen pada varietas unggul
(Mochida 1979). Serangan yang berat dapat baru adalah 4,4 masih berada di bawah
mengakibatkan puso (Hopperburn) dan ambang batas pengendalian, sedangkan pada
menggagalkan panen seperti yang terjadi varietas unggul lama telah melewati ambang
pada penelitian ini pada varietas Ciherang batas, yaitu 26,1. Hal ini menunjukkan
dan Sarinah. bahwa jumlah WBC varietas unggul lama
Ihsan (2012) menyatakan bahwa telah melebihi ambang batas pengendalian.
Inpari-13 susah dirontokkan. Hal ini Kondisi ini berakibat tingkat serangan
mengindikasikan bahwa batang Inpari-13 meningkat dan menurunkan bobot 1000
relatif lebih kuat. Yaherwandi et al. (2010) butir dan produksi tanaman. Bobot 1000
menyatakan bahwa ditinjau dari segi butir yang rendah menunjukkan bahwa
morfologi, varietas tahan dan agak tahan gabah yang hampa cukup banyak karena
memiliki batang yang keras dan permukaan serangan WBC.
daun yang agak kasar. Hal yang demikian
pada umumnya kurang disukai oleh WBC. KESIMPULAN
Batang yang keras dan daun yang kasar
Varietas yang paling tahan terhadap
diduga dapat menyulitkan WBC saat
serangan WBC adalah Inpari-13, selanjutnya
menusukkan alat pada mulutnya untuk
adalah Inpari-4 kemudian Mekongga,
mengisap cairan tanaman dan dapat pula
sedangkan Ciherang dan Sarinah termasuk
menyebabkan kematian pada nimfa karena
varietas yang sangat peka terhadap serangan
tidak dapat makan. Selain faktor morfologi,
WBC, hal ini ditunjukkan dengan hasil
umur tanaman yang genjah pada Inpari-13
produksi yang bervariasi mulai dari 6,06 ton
akan membantu tanaman lolos dari serangan
per ha sampai 0,90 ton per ha. Kondisi ini
WBC. Hal ini menyebabkan paparan terkena
disebabkan karena umur mulai terkena
serangan WBC menjadi lebih rendah dan
serangan WBC, populasi hama per rumpun
produksi lebih tinggi. Escape atau lolos
serta tingkat serangan WBC yang berbeda
dapat menjadi salah satu mekanisme
pada masing-masing varietas, dalam ahal ini
penghindaran serangan hama penyakit
Inpari-13 merupakan varietas yang paling
(Untung 1993).
lambat terserang WBC, yaitu mulai pada
Varietas unggul baru dan lama
umur 53,2 hst sedangkan Ciherang dan
menunjukkan perbedaan nyata baik dari sisi
Sarinah mulai diserang WBC pada umur
produksi, tingkat serangan WBC, populasi
3,0 dan 2,8 hst. Begitu pula populasi hama
WBC, dan bobot 1000 butir gabah (Tabel
per rumpun serta tingkat serangan hama
3). Varietas unggul baru yang lebih lambat
tertinggi terjadi pada varietas Ciherang dan
terkena serangan WBC, pada akhirnya saat
Sarinah yang mencapai 30,5 hingga 35,8
panen memiliki populasi dan tingkat
ekor per rumpun dengan tingkat serangan
serangan WBC lebih rendah dengan bobot
sebesar 88,5 hingga 90,3.
1000 butir dan produksi lebih tinggi
daripada varietas unggul lama. Verma et al.
DAFTAR PUSTAKA
(1979) menyatakan bahwa jumlah WBC
ambang pengendalian adalah lima ekor Alfitra R. 2011. Faktor-faktor yang
wereng per rumpun tanaman muda dan 25 memengaruhi keparahan serangan wereng
246 Agros Vol.16 No.2, Juli 2014: 240-247