Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 18
Seto eeti nt UNIVERSITAS GADJAH MADA JURNAL HUKUM PERDATA ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMEWT| PADA FERIANIIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYVEARS Dann SOT Caan ant anne eee epee CL OL Cea eer eee eed Peer) ene aah tren tain HAMNER Le cam aT eee UCLA ahr re enti Ha Ete UL Ran ator en tena Cem Ons en ee ed aie U LULL Uae tee eee eee Sere ‘Akbar edipamunghaedan Mustefa Henne WO Rc mene eT ee ee Poole CHUL Seo Crh nA Eaan rane Ser en PHP A CO a Ce ee LAND MANAGEMENT AND POLICY DEVELOPMENT PRojecr ee ee ara Eh oeihan NGL GLe Cen Us ce ert tenet Meee Cea Rn het aaa Sree aise Sa ee EN rth einer rine aL ee Deedee SR OE COE a ree es Pee Ls eT en CE en ed Herne ecru isn et ne ny Ht cnubaetnO UAT CIN ag TUL eTnr ner men TONY eerie aia ee eae a Hirani em CULL LULL Uc oe Gite etre ieee PISO Ly Nam eee ee Donan) Dare ty oe Cec) REDAKSL JURN AL HUKUM PERDATA PENAN Dekan Paku Dr. Paripurni UNG JAWAR Hukum UGM M.Hum, LLM. PEMBINA Hoot. Dr, Siti Isiijati Jenie, SL. CN. DEWAN PEXYUNTING Ketua Bagian Hukuin Perdata (Ninik Darmini. S.H.. M.Hum.) Dr. Ari Hernawan, §.H,, M.Hum. PENVUNTING Mustafa, 5.H., M.S. Sularto, S.HL. CN. M-Hum. Pitaya, S.H., M.Hum., Taufly £1 Rahman, S.H.. M.Hum, RA. Antari lonaks Turingsih, S.A, M.Hum, Murti Pramuwardhani Dewi, S.H., M.Hum, Susilo Andi Darma, $.H.. M.Hum. Sa'ida Rusdiana, S.H., LLM. MITRA BESTARI Prot. Dr: Moh. Isnacat S.H., MS. (Universitas Airlangga) Prot, Dr. Djuhaendah Hasan, S.H., MK. (Universitas Padjadjaran) Prof. Dr: Aloysius Uwiyono, S.H., MH. (Universitas Indonesia) Prof, Dr. Ahmadi Miru, $.11, M.H. (Universitas Hasanuddin) Dr. M. Fakih, 5.i1,, M.S. (Universitas Negeri Lampung) Or ¥, Sari Murti Widivastuti, S.H., M.Hum, (Universitas Atma Jaya Yogyakarta) STAF ADMINISTRASI Dili Trisna N. Alamat Sekretariat: Bagian Hukum Perdata, Gedung I lantai 2 FH UGM. Jalan Sovio Justisia No.1 Bulaksumur Yogyakarta 5$28 1 EDITORIAL Pembaca yang budiman, Edisi perdana “Juenal Hukum Perdata” terasa istimewa Karena diterbitkan bertepatan dengan Penyelenggaraan Kompetisi Peradilan Semu Perdata Tingkat Nasional Piala MCC Bulaksumur ‘Yang diselenggarakan di Fakultas Hukum UGM. Rasanya juga tidak berlebihen jika momentum Penting ini secara strategis tidak kami sia-siakan Gengan memilih "Perjanjian Kredit dan Porjanjian Pemborongan” sebagai tema besar delam ealst perdana jurnal ini, persis dengan isu dan kasus Yang diangkat dalam Kompettsi Peradilan Semu. Wolaupun demikian, mengingat ruh atau semengat dari munculnya ide besar penerbitan berkala Jurnsl] Hukum Perdata” int adelah Hulaam Perdatay yang ada Hukum Perburuhan juga di Galamaya, maka dalam torbitan. kal! int juga mengakomodasilan tulisan darl hasil penelitian ‘mabasiswa seputar dinamika Hukum Perburuhon delay praktek Dalam edisi verdana ini, tulisan bertajuk Eskalasi Harga pada Perjanjian Pemborongan Proyek Miloryears, Keberadaan Asas Re Bus Sic Stantibus dels Kontrak, Perjanjion Pemborongan Uckerjaan Pengadaan Paket Wirausaha, Loan Agreement Jaci World Bank kepada Femerintah RI dlslam Land Mangement and Policy Developmen Project, Jual Beli Melalui Purchase Order dan Mausula Eksonerasi pada Polis Asurans) menjaditen tema dari edisi perdara ini terasa Ree Sentuhan Hukum Perburuhan terlihat dari uillean mengenai Dampak Per eblskan Perjanjian Perdagangan Bebas Azean-China Pree Trade Agreement (AGFA) Terhedap pum, Pelaksanaan Norma Kesehatan dan Keselamescn Kerja, Perlindungan ukum bagi Fekerja pada Usaha Miro dan Usata Kecl, dan Heke Pokerja Akibat PHK yang tidak sch, Nuansa Hularm Kesehatan dapat ditemukan dalam tulisay mengenai Penerapan Infermed Consent dan Tanggung jawab Dolter kepada Pasien dalam Perjan ian Terapoutik. Variasi ini nla! sebagai sebaah bentuk ketidak-konsistenan alin tema yang sengaja pit, tetapi justru dapat member, warna dan dapat mengilustrastian signitikasi isi-isu perdsta ~ perburunan yang semakcn kompleks dan diners enyadari bahws Jurnal Huium Perdata baru dalam proses keelahiran, maka proses menyje kedewasaan dan kematangannya membutuhan dukcungan berupa kritik dan saran yang bersifat mencerahkean Semoga dengan adirnya Jurnal Hukum Perdata dapat memberikan penguatan bagi Perdata kbususnye, dan pengayean bagi publi Pembaca pada umumnya, au Hukum Dewan Penyurting JURNAL HUKUM PERDATA Jurnal Berkala Fakultas ukum UGM Volume 1, Nomor 1, November 2012-10-31 Halaman 1-142 DAFTAR IST ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS PEMBANGUNAN STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR Quriani Dewi Kusumawardani dan Siti Ismijati Jeni. AAS ASAS RE RUS SIC STANTIBUS SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM KONTRAK SAAT TERJADI PERUBAHAN KEADAAN Tofan Wigati dan Taufiq Et Rahman... 6-30 PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN PAKET WIRAUSAHA LELE ANTARA DINAS KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KULONPROGO DENGAN CV. KARYA SHINTA ABADI Keshia A. T. dan Sularto. 31-40 PELAKSANAAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT. BADAK NATURAL GAS LIQUEFACTION (PT, BADAK NGL.) DI BONTANG Dito Yan Larantino Shakarov dan Pitaya. 41-50 PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELT FURNITURE MELALUI PURCHASE ORDER ANTARA CV KARYA WAHANA SENTOSA DENGAN CV. TOBA Akbar Hadipamunglas dan Mustofa. 1-56 PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) YOGYAKARTA DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN (STUDI KASUS VERONICA LINDAYANTI MELAWAN PT BANK CENTURY TBK) Nuri Hermawati dan Ninik Darmint. 7-73 ANALISIS PERJANJIAN PEMBERIAN PINJAMAN (LOAN AGREEMENT) DARI WORLD BANK KEPADA PEMERINTAH RI DALAM LAND MANAGEMENT AND POLICY DEVELOPMENT PROJECT Galuh Indriana Rarasanti dan Sularto 4-85 TINJAUAN YURIDIS TENTANG DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS ASEAN.CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA) TERHADAP BURUH TEKSTIL DI DKt JAKARTA Tri Bagus Laksono dan Ari Hernawan. 186-92 ‘TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN INFORMED CONSENT DAN TANGGUNG JAWAB DOKTER KEPADA PASIEN DALAM PERJANJLAN TERAPEUTIK DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN Christian Sinulingga dan Antari Innaka, = 93-106 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA EKSONERAS!I PADA POLIS ASURANSI PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DARI SUDUT PANDANG HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN Dwi Permata Sari dan Niatk Darmini.. 07-121 PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA AKIBAT TIDAK SAHNYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DALAM PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Analisis Kasus Putusan PHIN0.4/G/2008/PHIYI) Isti Nurwanti dan Murti Pramuwardhani Dewi 22-138 PELAKSANAAN PERLINDUNGAN UPAH BAGI PEKERJA PADA BEBERAPA KEGIATAN USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DI DESA WISATA KASONGAN BANTUL Pradini Aluwisari dan Ari Hernawai 136-142 Fy eves eset tne oar entra PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA AKIBAT TIDAK SAHNYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK} DALAM PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Analisis Kasus Putusan PHI No.4/G/2008/PHLYK) Oleh: IstiNurwanti*# dan Murti Pramuwardhani Dewit2s Abstract The implemencetion of the decision of the Industria! Relations Court No 04/6/2008/PHILYS have not done well. Various factors are inhibiting both the employers and the workers and make aypicult to find the best solution. fa the case that the outhor researched, the deasion shall be effective only in the fulfitment of o worker's salary is not paid, bue im terms of re-employed workers are not effective in practice. Keywords : Protection Law, Termination of Employment, Industrial Relations Court A. Latar Belakang Masala Pada dasamya se pekerjaan dan penghidupan vang layak bagi Kemanusiaan, Hal ini juga telah dijamin pada Pasal 27 Ayat (2) Undang-undeng Dasar 1945, Penghormatan tethadap Hak Asasi Mam (HAM) juga telah menjadi isu penting pada 1p manusia berhak atas tataran interaasional. Selain itu,pemerintah dalam hal ini berkewaiiban untuk mensejasterakan —rakyatnya sebagai konsexuensi dari weifare state (negara kesejahteraan). ilar dar)_—_negara Progra 1 Kallas Hubs CGM 12 Dasen token erdata Fajcultas Holcurn IGM kesejahteraan terdiri dari demokresipencgaken hukum, perlindungan terhadap HAM, keadilan sosial dan anti diskriminasi harus disejalankan dalam erakkan roda pemerintahan. warga negera Indonesia hendaknya menyadari bahwa dalam pelaksanaan pembangunan nasional tenaga kerja memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam mencapai tujuan pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan untuk meringkatkan—keualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan marabat kemanusiaan:? Sepertinya upaya agar berdiri di Kaki sendiri masih isapan jempol _belaka. Masyarakat terlebih bagi yang berpendidikan dak terlalu tinggi memilih untuk mencari lawongan lapangan kerja, Menurut data yang berasal dari Badan Pusat Statistik, jumlah. pengangguran di Indonesia mencapai 8,32 juta orang yang setara dengan 7,14 persen dari jamlah penduduk Indonesia yang mencapat 237,8 juta orang, Menteri Koperasi dan UKM Sjarifudcin Hasan menyataxan bahwa jumiah wirausahawan dj Indonesia saat ini baru sebanyak 0,24% dari total populesi penduduk Indonesia, padahal untuk dapat dikatalan sebagai negara maju cliperlukan setidaknya 2% jumlah wirausaha dari seluruh jumlah penduduk.2* pekerjaan dihanding membuka Seiring _bergulimn refermasi, permasalahan industrial semakin komplek, Pengaturan perselisihan industrial yang lercantum dalam Unéangundang No. 22 Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Undang-undang No. 12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja di Perusahaan Swasta dirasakan tidak Pee. B. Slowanty Sestehacdiwieyo, 2002, Maagjeren Tenaga Kerja Indonesia, Bur ARS, jakarta, hI, ‘es tgp: dbsshiskeuangan kompas.con:/reae/ 01g TESH165, res I ant fiakeses pada vangyal 29 Maret 2011 pac ronrour omr onne ll cfektif lagioleh Karena itu digantikan dengan Undaag-undang No, 2 Tahun 2004 tentang enyelesaian —Perselisihan — Hubungan adustrial (PPHI). Pengadilan Hubungan ndustrial (PHI) adalah pengadilan yang menjadi yuridiksi Mahkamah Agung dan pengadilan dibawahaya yakni pengadilan amum, PHI lahir sebagaimana yang telah diamanatkan leh Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI menggantikan jembaga perselisihan hubungan industrial sebelumnya yakni Panitia Penyelesaian Perselisihan Perselisihan Perburuhan Daerah P4D/P). Tujvannya adalah membantu para pencari keadilan cepat, sedettiana, blaya ringan dan adi. sehingga terwujud asas Pemutusan Kubungan Kerja (PHK) adalah salah saru momo bagi pekerja. Di PHK artinya kehilangan pekerjaan juga berarti kehilangan sumber pendapatan schan'-hari, Oleh karena itu, dalam Pasal 151 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 telah mengatur dengan jelas PHK. Pengusaha tidak dapat Semena-mena memutuskan hubungan kerja dengan pekerjanya dengan alasan-alasan yang difarang dalam Pasal 153 Undang-undang No. 13 Tahun 2003, Pasal 170 juga menyatakan jika alasan dalam memutuskan hubungan kerja tersebut tidak sah maka pengusaha waiib mempekerjakan pekeria/buruh kembali dan membayer seluruh upah dan hak yang Scharusaya diterima mengonai Demi terciptanys suasana yang kondusit agar dapat melakukan peran dengan baik dan optimal maka baik pihak pengusaha manpun pekerja hendaknya menjage keharmonisan hubungan kerja. Komunikasi yeng baik tentunya alcm sangat membantu hingga tercapai tujuan yang ciharapkan. Hubungan kerja yang knurang harmonis akibat suat Kejadian yang menimbulkan konflik akan mempengaruhi kondisi seseorang dalam melakukan pekerjaanny2. Tak jarang konflik tersebut barujung pada pemutusan Hubungan Kerja (PHK). selalu PT Gaya Bella Diyantama adalah sebuah pabrik garment di Kabupaten Bantul, Pada Tahun 2007 pihak pengusaha mengeluarkan Surat Keputusan yang menyatakan bahwa salah satu pekerjanya yang berisial AR yang bertugas sebagal satpam —_perusaaan diberhentikan dari tugasnya karena bekerja sidak atk. Dalam = putusan Pengadilan Hubungan Industrial Yogyakarta (putusan PHI No. 04/G/2008/PHI ) menyatakan bahwa Surat Keputusan yang dikeluarlan oleh pengusaha PT Gaya Bella Diyantama mengenai Pemutusan Huburgan Kerja (PH) kepada pekerja tersebut tidak sah, sehingga pengusaha diwajiblean untuk mempekerjakan Kembali, Mesk) telah berlengsung hampir 3 (tiga) tahun sejak hukum tetap namun pelaksangan_putusan masih menyisakan persoalan. Penggugat hingga kini tidak dipekerjekan kembali oleh pihak pengusaha. Dilihat sepintas putusan tersebut memang berpihiak kepada pekeria Karena diperolch kembali hak untuk bekerja, hnamun tidak bisa dipungkiri bahwa suasana kebatinan antare pekerja dengan pengusaha telah berbeda dari sebelum timbul konflik Sementara itu, dalam Undang-undang No.13 ‘Tahun 2003 belum mengakomodir ketentuan yang mengatur perihal permesalahan yang timbul saat putusan Pengadilan Hubungan Industrial memutus untuk menolak alasen PHK dan menyatakan PHK yang dilakuiean pengusaha tidak sah. Permasalahan yang timbol seperti pengusaba yang tidak mau mempekerjakan Kembali sering merugikan pikak pekerja, mengingat hubungan antara mereke yang sub-ordinat. Oleh Karena icaputusan PHI yang demikian hanya bechenti i penjatuhan putusan dan tidak terealisasi dalam kenyataannya, putusanberkekuatan Menarik untuk dicermati_mengenai putusan agar dipekerjakan kembali, karena hal itu termasuk putusan yang langke teriadi terutama di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Yogyakarta Tercatat baru ada 2 (dua) putusan mengenai pernyataan bahwa PUK Ba sonnad Ort PERRET, tuner Novenie 2 yang dllekukan oleh pengusaha tidak sabsatu tiiantaranya masth belum berkekuatan usum tetap ({n kracht) kerena dalam proses kasasi Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk tmengkaj. lebih dalam mengenai pelaksanaan putusan dalam hal “mempekerjakan kembalt” akibat dltolakaya Surat Keputusan tentang PHK bagi penggugat. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalsh diatas, penulis — merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalab: 1. Faltor apa sajakah yang menghambat dan kedua belah pihak sehingga tidak melaksanakan putusan PHI No. 04/G/2008/PHLYK dalam hal mompekerjakan kemball penggugat? . Apakah putusan PHL yang menyatakan tidate sahnya PHK telah efoktif dalam melindyngi hak pekerja? maka C. Metode Penelitian Penelitin ini dilakukan melalui dua (dua) macam penelitianyakni Penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan cara mendapatkan data secara tidak langsung dari objek penelition dengan cara mempelajari, mengumpulkan dan menelaah data dan informasi_menggunalsan buku bacaan dan literature, juga peraturan yang berkaitan dengan materi penelitian penelitian lapangan dilakukan di Daerah Jstmewa Yogyakarta dilekukan di kantor Pengadilan Huloungan Industrial (PH) ‘Yogyakarta, Disnakertrans Kabupaten Bantul dan tempat tinggal para pihak yang menjadi subyek penelitian. ‘Toknik pengambilan sampel_ dalam penelitian ini menggunakan metode non: random sampling (non-probabillty Sampling), yakni tidak setiap individu mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel Karena sudah jelas individu yang diteliti dalam kasus tersebut, sedangan je" sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu cesponéen —ditentukan ini, sedangkan berdasarkan —kriteria_—tertentu yang mempunyai sangkut paut_ dengan permasalahan yang ditelit, Subyek Penelitian terdirt dari Responden dan narasumber. Responcen penclitian ini adalah pilak yang terlitat langsung dalam permesalahan yang siteliti yak’ Penggugat dalam putusan PHL No, 04/G/2008/PH! yang merupakan pekerja dari PT Gaya Bella Diantama dan pihak dari PT Gaya Bella Diantema yakni mantan staff yang menangani kasus PHK sekaligns menjadi kuasa tergugat, Nerasumber yang memberikan data penunjang dalam hal ini adalah Mediator dari Disnakertrans Kabupaten Eantul dan hakim di Pengadilan Hubungan Industrial Yogyakarta. personalia D, Hasil Penelitian dan Pembahasan 4. Tinjauan Umum Tentang PT Gaya Bella Diantama PT Gaya Rella Diantama (GABELLA) adalah salah satu penusabaan yang bergeral: dalam usaha eksport tas dan garment yang beralamat dl Jl. Ring Road Selatan Rakeman Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta, FT Gaya Belle Diantema sendiri mengalami pasang surut dalam = menjalaniroda__produksinya Perusahiaan ini sempat mengalami masa kejayean sekitar tahun 1994 hingga 1996 dengan jumlah produlsi tinggi den jumlah pekera. -yang_—banyak, Dalam pemasarannys, PT Gaya Bella Diantama mengekspor produksinya hingga ke uar rnegert seperti Cina, Amerika Serikat dan Italia, Keadaan internal perusabaan mulai surut dan bergejolak pada tahun 2009, yang mengakibatkan —_perusahaan molakukan tindakan untuk mencicil pembayaran upah karyawan babkan hhingga pengurangan tenaga Kerja. Hal ini pada akhirnya menimbulkan gejolak pada pekerje hingga sering terjadi pemogakan, rmaupun aks! jain yang dllekukan oleb para pekerja. Hingga saat ini, keadaan perusahaan mengalami masa reses yang mengakibatkan manajemen perusataan terkontrol dengan baik dan mengakibatkan ternentinya coda produksi 2. Latar Belakang Perselisihan PHK Antara Pengusaha dengan Pekeria Perselisthan Pemutusan Hubungan Xerja yang diteliti penulis bermula dari salah satu pekerja PT Gaya Bella Diantama berinisial AR yang bertugas sebagai satpam mendapat surat dari _pimpinan perusahaan yang isinya menerngkan bahwa mulai tanggel 18 Oktober 2007 Pekerja tersetut tidak dhijinkan untuk bekerja Kembali ci PT Gaya Bella Diantama, Sdr AR merupaken pekeria dengan status pekerja tetap. Dalam surat tersebut dikemukakan alasan Karena pekerja dianggap —teledor_ dalam menjalankan tugas karena tidak menegur karyawan Jain saat waktu jam ker} meskipum pekerja berusaha merjelaskan bahwa tidak ada karyawan yang tidur di mushola kecuali 2 (dua) orang sopir muatan. Selain itu, meski ada dua satpam, yakni Sdr. AR dan temannya, namun hanya dirinya yang mendapat sanksi berat sehingga dilskvkan Pemutusan Hubungan Kerja, tentu saja ia menggap dahwa tindakan tersobut sangat diskriminatif. Menurut piak perusahaan, AR telah diberi Surat Peringatan (SP) sebanyak 2 kali, hingga pada tanggal 19 Oktober 2008 pihal perusahaon telah memberikan surat peringatan ke-3, Menurut hasil wawacara yang penulis lakukan dengan mantan pegawai personalia PT Gaya Bella Diantama tersebut, sebelum —terjadi Pemutusan hubungan kerja tersebut memang ada sedikit konflik antara pekerja tersebut dengan pihak perusahaan yang mengakibatkan —_pemuvasian pekerjaan dari bagian produksi mer bagian keamanan (satpam). Menurut pihak perusahasn, surat peringetan tersebut telah memberikan legalitas untuk melalukan PHK juga telah ‘melalui prosedur karena sebelumnys telah menjadi tid: dikeluarkan Surat Peringatan sebanyak 3 (tiga) Kali, selain itu pihak perusahaan juga merasa bahwa pekerja tersebut telah melanggar perihal yong dicantumsan dalam Perjanjian Kerja sesu2i dengan Pasa] 161 UU Nomor 13 Tahun 2003 yakoi Dalam hal pekerja/buruht melakukan pelanggaran ketentwan yang diatur dalam petjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusen hubungan kerja, setelah kepada pokerja/buruh yang, bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara Dberturut-turat” Namun demikian, responéen yang penulls wawancaral tidak — bersedia mengungkap secara detail _mengenai kesalzhan yan diperbuat oleh pekerja hingga dianggap melanggar Perjanjian Kerja, namun berdasarkan surat jawaban tergugat tertanggal 8 April 2008 dicantumkan bahwa pekerja_pernah melalkan kesalahan dan melangger Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan salah satunya pada Pasal 158 butir £ yang mengandung meksud "membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukanperbuatan yang bertentengan —dengen—_peraturan perundang-undangan’, Sementara keterangan dari pekerja adalah, pihak perusahaan belum pernah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) baik yang kesatu maupun kedua, namun yang terjadi adalah surat peringaten tersebut Jangsung dinyatakan untuk yang ketiga kallnya. Kronologis pengeluaran Surat Peringatan Ke-3 tersebut pun sangat Janggel. Surat peringatan Ke- 3 tersebut dikeluarkcn setelah sdr AR yang pads saat itu menggantikan posisi Ketua serikat Pekerja (SBY) yang telsh di-PHK untuk mengurus: permasalahan peKerja lain berinisial MG yang juga merupakan ketua Serikat Pekerja sebelumnya (SBS!) EE —— Free ee ester diintimidasi oleh plhak — perusahaan Setelah pengurusan tersebut selesai, Sdr ‘AR malah mendapat surat Peringatan dart perusahaan yang menerangkan babwa sdr AR telah melakukan Kesalahan dengan mengaku-aku sebagai Ketua serikat pekerja. Dalam surat peringatan tersebut dinyatakan sebagai surat peringatan yang \ketiga kelinya padahal sebeluranya sdr AR belum pernah mendapat surat peringatan. Dengan surat Peringatan tersebut juga bersamaan dengan pemindahan tugas kerja dari pekerjaan di bidang produkst Kemudian dipindah ke bagian keamanan sebagai satpam. Permasalahan pun belum selesai sampai disitu, Sér AR mendapat panggilan deri bagian persoralia yang menyatakan bahwa melarang Sdr AR untuk berhenti sebagai ketua Serikat pekerja Karena pada dasamnya pekerja tidak boleh secara bersamaan sebagai satuan pengamanan dan sebagai kete serikat Pekerja. Konflik kemudian berlanjut sampat Sdr AR mendapat surat pemutusan Hubungan Kerja pada tanggal 18 Oktober 2007. 3. Upaya Penyelesaian Perselisihan Setelah menerima surat pemmberhentian kerja dari pimpinan perusahaan_ pada ‘tanggal 17 Oktober 2007, pada hari ite juga pekerja_—_tersebut menghadap bagian personalia perusahaan untuk menanyakan lebih lanjut isi dari surat dan alasannya. Bagian personalla menjawab bahwa surat tersebut dikeluarkan Karena alasan_ pimpin perusahean tidak suka dengan pekerja Pekerja merasa ada hal yang aneh mengenai alasan Pemutusan Hubungan Kerja tersebut karena merasa dirinya tidak melakuken kesalchan. Selaia itu, menurut pengalaian AR bahwasanya pada saat itu juga ada 2 (dua) satpam yang sedang porjaga yakni AR dan G, namun Sd, AR mendapat sangs! lebih beret. Oleh Karena itu ia merasa didiskriminetifkan dengan perlakuan dart pihak pengusaha, Tangsung, Permasalan _tersebut_ —_segera disampaikan pada forum Serikat Pokerja yang memutuskan untuk mendampingi pekerja untuk menyelesalkan perkara dan_memperjuangkan hak-hak pelieria Setelah mendapat surat Peringatan tersebut Sdr AR berusaha mengadakan ‘omunikcasi dengan pihak perusahaan, Pada akbirnya Sdr AR sepakat dengan pemutusan Hubungan Kerja dengan catatan mendapathak-haknya sesuai dengan Peraturan yang Derlaku. Pihak Perusaliaan pun tidak setuju dengan permintaan Sd AR, bahwasanya pihak perusahiaan tidak mau memberikan uang pesangon sesual dengan peraturan yang erlaku, namun hanya seleedar uang Tali Kasih saja, Upaya bipartit antara pihak pekerja dan pihak pengusaha sulit dilakukan arene setiap pekerja tersebut ingin dertemu dengan pimpiran perusahaan, pimpinan personalia mengatalan bahwa pimpinan perusahaan sedang tidak dapat Gitemut dan putusan pemberhentian kerja tersebut telah bulet. Hal ini sangat bertentangan dengan pasal 151 Undang- ‘undang No.13 tahun 2003, Penulis berpendapat bahwe apa yang telah dilakuken pihak perusahaan yang secara sepitak memutus hubungan kerja dengan pekerjateréapat—unsur esengajaan dengan tktikad kurang baik. Hal ini didasarkan pada hari dimana ekerja mendapat surat pemberhentian dari pihak perusahaan, sebelumnya pekeria tersebut menyerahkan surat permohonan Pirspinan perusahaan terkait penundaan pembayaran gaji_pekerja.— Dapat disirapulkan pula bahwe pekerja inl dapat digolongkan scbegai aktivis pergerakan buruh Karena beliau merupakan Wakil Ketua Serikat Pekerja PT Gayabella Diyantama, Selain itu, pemberhentian kerja tersebut dapat dikategorikan sebagai upaya untuk meredam akst peruadingan dengan rr ymca oc reo rine evo: ll pekerja yang menuntut hak-hek mereka yang belum terpenuhi oleh pihake Perusahaan, Hal itu juga diperkuat dengan beberapaperistiwa yang menimpa -Ketua_—serikat_—_pekerja sebelumnya yang juga __mendapat perlalian diskriminatif yang berujung pada pemutusan Hubungan Kerja. hal yang bertentangan dengan pasal 28 Undang-urdang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat buruh mengenai larangan untuk menghaleng- halangl pekerja untuk aktit di Serikat pekerja Dikarenakan upaya bipartit gagal mala permasalahan terscbut diajukan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul, —_Disnakertrans Kabupaten Bantul segera memediatori perselisihan —hubungan tersebut dengan menunjuk seorang mediator, Di tingkat mediasi, mesiigun sempat tertunda cus kali karena pihak pengusaha tidak hadir, axhiraya pada tanggal 03 Desemher 2007 tercapai peruadingan namun kedua bela pihak tidak menemukan titik kesepakatan Masing-masing berusaha mempertahankan kepentingan dengan pokok permasalalan adalah: industrial @ PHK sepihak dengan alasan melakukan pelanggeran masih dalam korum peringatan lil b. Pengusaha akan memberikan wang pesangon 5 (lima) kali upah berlaku dan dibayarkan dua kali (Solama dua balan). Pihak pengusaba yang diwakili oleh pegawai personalia berpendapat bahwa pengusaha/pimpinan perusahaan sendiri mengetabui pekerja tidak memperingatkan pada pekeria lain yang ketahuan tidur di mushola yang juga merupakan wewenang pekerja sebagai satpam untuk meneguraya, selain itu pekerja masih dalam korum mendapat peringatan Il pengusaha hanya memberikan wang pesangon sebesar 3 (tiga) kali upah= 3 (tea) x Rp $00.000,= Rp. .500.000,. Pada tingkat mediasi, pihal pengusaha akhirnya menaikkan wang pesangon dengan menawarkan dengan rincian yaitu: 5 x Rp. 500,000,- = Rp. 2.500.000; Sebelumnya, _pihale Pihak pekerja didampingi oleh Serikat Pekerja PY Gaya Bella Diyantama menolak tawaran pengusaha Karena sangat merugikan pekerja dan pekeria juga merasa tidak bersalah schingga menolak untuk membuat surat pemyataan atas kesalahan. Pekeria juga tidak menyetujui mengenai tawaran pengusaha yang hanya akan memberi sejumlah uang dengan istilah uang kasih saje, dan mengenai pemberian gaji yang akan dicicil Sdr. AR yang didampingi oleh perwakilan dari Serikat Pekerja menyerahkan penuh mengenai urasan permintaan yang ditujukan ke pibak pengusaha kepada Kuasanya tersebut Pada akhirnya, keinginan pekerja sendir) yang mulanya hanya mempermasalahkan ‘wang pesangon kemudian diubah menjad permintaan untuk dipekerjakan kembali. Penulis berpendapat bahwa apa yang dikemukakan oleh para pihake dapat digunakan sebagai acvan dalam memutuskan — kesepakatan namun kerena bukti vang diajukan untuk mendukung pendapat masing-masing tidak kuat, sehingga para pihak pun sangsi terhadap taweran-tawaran yang dikemukakan, Selain itu, tawaran dari pihak pengusaha dalam hal besaran pesangon akibat Pemutusan Hubungan Kerja tidak sesuai dengan pereturan yang beriaku, padahal vang pesangon yang berhak diterima oleh pekerja tersebut menurut Undang-undang juga sekaligus ‘menjadi anjuran mediator adalah; bersama, FE rrr nema a Pesangon 7 x Fp 500.000,- Rp. 3500.000,- b. Penghargaan 3xRp.500.00,- Rp. 1500.000,- Kesehatan dan Perumahani5% x Rp. 500.000, Rp. 750.000,- 4. Pengganti cuti tahunan 12/25 x Rp.500.000,- Rp. 240.000,- TOTAL/JUMLAH = Rp. 5.990.000,- Dilihat dari isi anjuran yang dibuat oleh mediator, penulis menyimputkan bahwa ada perbedaanmengenai keinginan pekerja dan pengusaha dengan anjuran mediator. Pekerja_ menuntut untuk dipekerjakan Kembali karena merasa tidak melakulsen kesalahan dan merasa pesangon yang diberikan pengusaha hanya merngiken diriaya namun, dari pihak mediator sesuai dengan hasil wawencara penalis dengan narasumber, mengatakan bahwa slasan untuk dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja sudah melalui prosedur sesuai dengan Pasal 161 ayat (1) dan (2) dengan alasan pengusaha telah mengeluarkan Surat Peringatan hingea ketiga kali yang, bertujuan untuk memperingatkan pekerja atas Kesalahan yang diberbuat vyeng melanggar Perjantian Kerja ‘Anjuran dari mediator tersebut juga berbeda dengan pihak pengusaha yang menawarkan besaran pesangon hanya Gengan istilah wang kasih saja. Tawaran dari pengusaha yang membayar hak-hak pekerka dengan jumlah Rp. 2.500.00,- dikoreksi mediator dengan merinci wang atas bakchak pekerja dengan jumlah sebesar Rp. 5.990.000, Dalam surat Anjuran No, 565/1846 yang cikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul pada tanggal 10 Desember 2007, selain memberikan anjuran mengenai besaran wang atas hak-hak pekerja, juga iingatkan perihal jewaban para pihak atas anjuran tersebut paling lambat 10 (Sepuluh) hari setelahditerimanya anjuran tersedut. Sehagaimana yang dijelaskan oleh medistor yang setuju dengan PHK tersebut, bahwa PHK juga merupakan hak dari pare plhak, olei arena itu mediator mengaku Kaget ketika mendengar alnwa gugatan pekerja yang memohon untuk dipekerjakan kembali cikabuikan oleh hakim. Pertimbangan hukum dan_kesimpulan dari Mediator adalah PEK hak masing- masing pihak, kedua belah pihak ada hubungen kerja, permasalahan kedua belah pihak sulit didamaiken, sehingga hubungan kerja sulit diteruskan dan pekerja sudah sewajarnya mendapatkan ynalchak sesuai dengan ketentuan pasal 161 ayat (1), ayat (2), ayat (3). Penyelesaian perselisifan hubungan industrial tersebut kemudian diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHT setelah tidak ada kesepaketan di tingkat modiasi, Sesuai_ dengan kewenangan Pengadilan Hubungan Industri pada Pasal 56 Undang-undang No. 2 Tahun 2004. Pekerja yang selama proses penyalesalan perkara selalu didampingi oleh SerlkatPekerja ‘mengejukan gugatan yang berisi: a Menyatakan menurut buku bahwa Surat Keputusan yang dikelvarkan oleh_—_tergugat (penguscha) terhadap penggugat (pekerja) tidak sat atau cacat bbukum: b, Apabila putusan Majelis Hakim menyatakan bahwa surat putusan yang dikehuarkan —_tergugat terhadap Penggugat adalah sah menurat hulum, meka penggugat ‘memohon kepada Majelis Hakim dapat menghukum tergugat untuk memberikan halchak penggugat sesiia) dengan ketentuan Undang- undang no, 13 tahun 2003 pasal 161 ayat (1)ayat (2) dan ayat (3) dengan rincian sebagai ber ikut: 1) pesangon 1% Rp. $86.000,=Rp. 4.102.000,- 2) penghargaan masa Kerja 3xRp.586.000,- —-=Rp. 1.758.000, 3) Kesehatan daan Perumahan: 15% x Rp 586.000, 879.000, 4) penggantian Cuti‘Tahunan: 12/25 x Rp 586.000, 261.280, 5) total jumlah 7.020.000,- c Menghukum — tergugat untuk: mampekerjaken kemball penggugat dalam posisinya sebagai satpam tanpa syarat apapun, 4. Menghukum — tergugat untuk membayar penuh upah yang belum direrima penggugat selama masa perselisihan —ierhitung —_sejak dikeluarkan surat Pemutusan Hubungan Kerja pada tanggal 18 Oktober 2007 € Menghukum —tergugat —atas tindakan pelarangan bersarikeat secara tidak langsung olen FT GABELLA untuk ditindale sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaky f Menghukum — tergugat —tahwa putusan ini dilakulan terlebuh dehulu meskipun ada upaya hukum lain dari termohon g Serta membayar kerugian yang diterima penggugat balk secara materiil maupun immaterial Dari hasil wawancara penulis dengen pekerja, dalam pembuatan gugatan pekerja dibantu oleh perwakilan dari Serikat Pekerja. Pekerja__sendiri mengakul babwa dirinyakurang iRUA aon erase ce mera pipmer ec a mengetahut seluk-beluk beracara dalam Pengadilan Hubungan Industrial termasuk dalam pembuatan surat gugetan. Mengenai perihal isi gugatan yang meminta untuk dipekerjakan Kembali sebagai satpam, dirinya juga sepenuhnya mengikuti saran dari wakkil pekerja tersebut. Pihak pengusaha selaku tergugat kemudian memberikan jawaban atas gugetan pekerje yang berisi tentang penolzkan terhadap dalil-dalil_vang dikemukalan tergugat mengenai éalil: delil yang dianggap kabur dan disangsixan _kebenarannya yang dikemukakan penggugat. Tergugat juga menolak untuk mempekerjakan kembalt pekerja, Mengenai pelarangan berserikat yang dikemukakan penggugat tergugat juga menyangkalnya dan tergugat Kembali menegaskan aha berdasarkan arsip/dokumen personalia, penggugat pernah metakukan Kesalalian den melanggar Peraturan perundang- undangan —Ketenagekerjaan salah satunya pada Padal 156 butir F 4, Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Majelis hakim yang terdiri dari Ketua Majelis Hakim dan dua orang halirs anggota pada tanggal 11 luni 2008 mengeluarken putusan yang berisi Dalam Provisi: a. Menolak gugatan previsi_ untuk selurubnya Dalam pokok perkara a. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian b. Menyatakan surat Keputusan yang dikeluarkan—Tergugat. tertanggal 18 Okteber 2007 tidak seh menurut hukum Freee tse man ¢, Menghukum tergugat untuk mempekerjakan kembali Penggugat dalam posisi sebagai pekerja Satpam tanpa syarat |. Menghukum = tergugat untuk membayar gaji/hak penggugat terhitung sejak tanggal 18 Oktober 2007s/d 11 Juni tahun 2008 berupa uang tunat sebesar Rp. 4.688.000, (empat juta enam ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) Membebankan biayaperkara pada Negara. Penghitungan besaran gajl yang harus dibayarkan Tergugat kepada penggugat dengan rincian sebagai beriluut: a. Gajt bulan Oktober 2007 dan Juni 2008 =Rp. 586.000, b. Gall bulan November, Desember 2007, bulan Jamuari, Februari, Maret, April, Mei tahun 2008 = 7% Rp. 586.000,- =Rp.4.102.000,- Jumiah seluruhnya= Rp-4.688.000,- Hakim dalam memutus satu perkare wajib mengadilt semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih dari yang dituntut {pasal 178 ayat 2 dan ayat 3 HIR, 189 ayat 2 dan 3 Rbg). Dalam hal ini, mengenai ugatan dari penggugat yang meminta menurut hukum babwa surat keputusan yang dikeluarkan oleh tergugat tidak sah den menuntut untuk dipekerjakan kembali dikabulkan oleh hakim, Hal tersebut juga dinyatakan oleh narasumber _ketika diwawancara dengan mendasarkan pada Pasal 151 ayat (1) Undang-undang no. 13 tahun 2003 agar mengusahakan tidak terjadi PH. Pihak penggugat yang didampingi ote kouasa huktuin dari serikat pekerja memang, dengan sengaja_—menuntut untuk dipokerjakan kembali agar pekerja tidak Kehilangan miata. pencahariannya, mengingat pekerja juga tidak mempunyai pekerjaan sampingan sehingga bekerja ‘menjadi satpam i PT Gaya Bella Diantama adalah satu-satunya sumber pendapatannys, samun demikian, dalam gugatannya juga mencastumkan jilsa mnajelis hakim menyatakan sah akan surat putusan Pemutusan Hubungan Kerja yang dikeluarkan pengusaha, maka penggugat memohon agar diberikan hak-hak yang sesuai dengan ketentuan di Undang undang Ketenagakerjzan. 5, Pelaksanaan Putusan Putusan di tingkat [ Pengaditan Hubangan Industrial belum mempunyal kekuatan hukum ‘tetap Karena Pihak pengusaha mengajuken Kasesi ei tingkat Mabkamah Agung. sesuai dengan Pasal 110 Undang-undang No, 2 tahun 2004, Dalam tingkat Kasasi pada tanggal 12 September 2008 mengeluarkan putusan dengan Nomor 558K /PDT.SUS/2008 yang menerangkan bahwa Permohonan kasasi dari pemohon kasasi :Direktur PT-—-GAYABELLA DIANTAMA tersedut tidak dapat diterima. Maka tari tanggal dikeluarkanaya putusan aasasi putusan tersebut —dinyatakan berkekuatan hukum tetap (én Kracht) Dari keterangan responden yakni mantan pegawei personalia PT GABELLA, dalam intern perusahaan sebenaraya terdapat konflik antara pengusala dengan staff personalia dibidang Tegal. Selama proses perkara berlangsung staff personalia yang menjadi Iuasa tergugat kurang komunikasi dengan Pengusaha sehingga pengusaha tidak dapat ‘mengontrol jalannya perkara yang ada ct perusahaannya, Hal terscbut dikarenakan pengusaha sering pergi ke luar kota sehingga Intensitas pertemuan dengan pegawai terbatas. Pengusaha mengaku Kaget dengan kalahnya PT Gaya Bella Diantama di Pengadilan Hubungan majelis hakim rsuunccnar ne onte fill dustrial Yogyakarte, maksud kalak disini bukan berarti PT Gaya Bella Diantama seharusnya dapat memenangkan perkara, setidak-tidaknya dapat memberisan pembelaan yang lebih dari ‘yang telah dilalsukan sebelumnya, Putusan suatu pengadilan Hubungan Industrial ini termasuk —_putusen conderrnatoir, yak’ putusan yang bersifat menghulam pibak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi. Putusan condemnacoir ini mewajibkan —tergugat_ untuk melakukam prestasi, maka hak daripada Penggugat yang telah ditetapkan tersebut dapat ilaksanakan dengan paksa (execution force), sevingga —putusan tersebut pada dasaraya telah mempunyai Keluatan eksekutorial, dalam artian bahwa putusan torsebut tidak semata- mata hanya menetapkan hak atau hukumnya saja, namun juga realises! atau pelaksaraan yang dapat dilaksanakan secara paksa oleh alatalat Negara, 2 Putusan PHI No, 04/G/2008/PHI YK yang diperkust oleh putusan dari Mahkamah ‘Agung dalam tingket kasasi tanggal 12 September 2008 Reg. No.558/K/Pat. Sus/2008 ternyata belum dilaksanalan dengan bait oleh pihak perusahaan dalam hal ini sebagai tergugat. Bahkan hingga hampir 3 (tiga) tahun sejak putusan tersebut bersifat in kracht namun tidak terlaksana dengan balk Putusan yang menghukum = pengusaha untuk mempekerjakan kemball hanyalah isapan jempol belaka, Apabila seseorang —_enggan ‘melaksanakan putusan pengadilan dengan suka rela maka ia dapat dihukum untuk membayar sejumlah wang (dwangsom), Jika sebelum putusan dijatuhkan telah dilakukan sita jaminan maka sita jaminan yang telah dinyatakan sah dan berharga Secara otcmatis menjadi sita cksekurorial ee * Sudikco Mertolusumo, 2002, Hukum Acare Perlats Indonesia Liberty, Yonyalarta, him 219, dengan cara meletang barang-barang milik orang yang dikalahkan, —schingga ‘mencukupi jumlah yang harus dibayarkan Menurut putusan hakim — sekaligus ditameah biaya sehubung dengan Pelaksanaan putusan tersebut. _jika sebelumnya belum pernah dllakukan sita jaminan, maka eksekusi dimulai dengan menyita barang-barang bergerale (sita eksekutorial) dan jilka tidak menculupi juga dilakukan dengan barang-barang yang tidak bergerak milile pihak yang dikalahkan sehingge mencukupi untuk Memenuhi pembayaran sejumlah wang yang harus dibayarkan sesuai dengan putusan hakim, Permasalanan kemudian —timbul ketika putusan PHI tersebut juga ‘mengandung putusan untuk melakukan suatu perbuatan yang konschuesinya adalah eksekusi—putusan yang, menghukurs orang untuk melakukan suatu. perbuatan seperti halnya yang dimaksud dalam Pesal 225 HIR (ps, 259 Rbg). Penulis berpendapat bahwa untuk melakukan cksekusi untuk memaksa orang melakukan suatu perbuatan dalam hal ini adalah pihak pengusaha untuk mempekerjakan kembali tentu saja sangat sulit, Suatu hubungan Kerja harus didasari dengan rasa saling~-membutuhkan schingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang subordinat meskipun pada Kenyataan tidak demikian, Hal itulah yang terjadi dalam kasus pelaksanaan — putusan —_pengadilan hubungan industrial yang dielami oleh pekerja PT Gaya Belle Diantama tersebut Hingga beberapa bulan sejak putusan tersebut berkekuatan hulaum tetap, namun hakchak pekerja tidak diberilcan oleh piltak pengusaha. cirasa tidak ada iktikad baik dari perusahaan, maka —_pekerfa mengajukan surat’ permohonzn ita cksekusi yang segera ditindaklanjuti olen FE eran nme tmestn Pengedilan Hubungan Industrial, Pekerja mengajukan permchonan sita eksekusi terhadap 8 (delapan) —mesin abit perusahaan yang jika ditafsirkan dengan uang telah mencukupi untuk membayar gajl yang belum dibayarkan selama proses penyelesaian berlangsung. Kettka dari Pihak Pengadilan hubungan industrial melayangkan surat ke PT Gaya Bella diantama, Barulan deri perusahaan merespor hai-hak pekerja, dengan memanggil pekerja untuk mengambil gaji yang balum dibayarkan dan itupun tidak Gilakukan di ruang perasahaen, naman pekerje diminta datang ke rumah salah sat pengurus perusahzan, ‘Ada alternatif lain dalam mengatas permasalahan mengenai putusan_ untuk melaleukan suatu hal, yakni pibak yang dimenangkan dapat minta kepada hakim agar kepentingannya dinilai dengan wang. Hal ini dapat dilakukan untuk pekerjean yang sifatnya dapat diukur dengan suatu parameter yang jelas, nramun sangat sulit jika putusan tersebut berisi untuk mempekerjakan Kembali bagi pekerja dengan pekerjaan dengan waktu tak tertentu (PKW), Selain itu, hal yang tidak ise dipungliri lagi bahwa —suata ubungan yang pernah mengalami konflik sebelumnya pasti akan menimbulkan suasana yang berbeda seperti rasa canggung ateupun ke:akutan-ketalaitan lainnya. Pada akhiraya putusan tersebut dak dijalanken dengan baik bingga sekarang hampir tiga tahun sejak putusan versebut in krack. Penulis menyimpulkan —bafiwa permasalahan ini lebih condong pada etidaksepakatan para pitiak dalam menentukan pesangon PHK, Masala tersebut menjadi semakin komplek karena pekerja dalam gugatannya menuntut untuk dipekerjakan kembali padahal dari awal sudah bersedia untuk di-PHK dengan syarat wang pesangon sesiai undang- undang, sehingga Ketika hakim memutus untule mengabulkan gugatan pekerja juga tepat. Menurut salah eats naresumber yang penulis wawancara, yakni hakim di Pengadilan negeri Yogyakarta, solusi dari permasalahan tersebut adalah pekerja melakukan gugotan lagi untuk menuntut penguasaha menjalankan —_putusan pengadilaa yang telah berkekuatan hukurn tetap. Narasumber juga menambahkan bahwa seharusnya permasalahan tersebut juga dilakukan dengan _pendekatan personal ke pihak perusahaan. 6 Faktor-faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Putusan PHI Meskipun putusan telah berkekuatan ukum tetap sejak dikeluarkanaya putusan kkasesi oleh Mabkamah Agung pada tanggal 12° Maret 2009, namun hingga lini peloksanaan putusan/eksekusi putusan belum ——_-maksitnal Berdasarkan pengumpulan éata di lapangan, perulis mendapatkan penjelasan dari masing- masing pihake: a Dari pekerje/penggueat Keterangan yang diperoleh dari pekerja menyatakan bahwa pekerja sebenarnya monunggu dipanggil Kembali untuk bekerja, namun harapan ita sia-sia. Pihak pengusaha yang diwakili oleh staff personalta hanya mengontak satu kali dan tidak ada kelanjutannys, b. Dari pengusaha/tergugat Sejake aval pihak pengusaha sudah menolak petmohonan dari penggugat untuk mempekerjakan Kembali Karena telah mempunyai catatan yang buruk dari pekerja hersangkatan, Hal yang —sullt dilakakan jike hubungan yeng sudah tidak harmon tersebut _tetap ee FNAL HORM PERDAA tole Homer November 2 > | dipertahankan dalam bubungan kerja, dimana suaty hubungan kerja tidak semata-mmata_mengenai _pemberian Perintah dan pemenuhan kewajiban emu juga terdapat factor-faktor lain seperti terjalinnya komunikasi yang balk antera penguscha dan pekeerja Pihak tergugat yang akhirnya dinyatakan bersalah dan kala balk dalam tngkat pertama dan kasasi mengharuskan pengusaha mempekerjakan Kembali AR Riyadi sebagai pekerja di PT Gaya Bella Diantama, Pihak perusahazn pun mengakui bahwa untuk mempekerjakan kembsli AR hanya alasan yuridis dan dillakukan dengan terpaksa, balikan menurut pengakwan dari pibak personalia, ada unsur Permasalahan ‘ersehut. kesengajaan untuk — memperlambat dalam melakukan proses pemanggilan Kembali pekerja Disamping itu, terdapat syarat yang diajukan olch pihek perasahazn delam pelaksanaan utusan tersebut vali mempekerjakan AR sebagai pekerja PT Gaya Pella diantama namun tidak lagi bekerja dibaglansatpam atau dalam kata lain dimutasi dalam bagian produks, Keadaan — perusahaan yang semakin — memburuk —akhirnya berdampak pada sistem pengeloiaan Perusahaan ai bidang personalia. PT Gaya Bolla Diantama juga menghadapi tekanan dari pekerja lain akibat_keterlambetan pembayaran Upah dan jam kerja yang tidak sesuai dengan keetentuan—_perunda undangan yang berlakn. Pt Pitta Perusahaan yang pada mulanya akan mempekeriakan kembali AR Riyadi pada akhimya semakin merunda waktu pemanggilan yang aihirnya hhingga saat ini tidak terlaksana, Keadaan PT Gaya Bella Diantama semakin lama semakin terpuruke fisusul dengan kelusrnya karyawan dengan jumlah yang besar, Bahan hingga 2 (dua) staff personalia yang Mengurus permasalahan AR riyadi mengundurkan dir dari PT Gaya Bella Diantama pemanggilan kerja juga belum dilakukan, Efektifitas Putusan PHI dalam Perlindungen Hukum Bagi Hak-Hak Pekerja Dari penelitian lapangan yang dilakuken oleh penulis, terbukti bahwa pelaksanaan putusan Pengadilan Hubungan Industrial No. 04/G/2008/PHLYK belum terlaksana dengan balk. Berbegai factor penghambat yang ada baik dari pihak pengusaha maupun pihak pekerja memang tidak mudah untuk mencarikan solusi terbaik, Menurut penulis, suatu putusan Pengadilan akan dikatakan efektif jika dapat terlaksane sesuat dengan ketentuan yang telah ada, sehingga para pihak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya, terutama bagi pihak yang dimenangken untuk mendapat hak yang sebarusnya didapatkan. Dalam kasus yong penulis teliti putusan tersebut hanya efektif dalam pemenuhaa hak gafi pekerja yang memang belum dibayarkan, namun dalam hal mempekerjakan Kembali pekerja tidak efektif dalam pelaksanaannya, Dapat dilihat pula bahwa perlindungan huxum bagi pekeria vang ditolaknya putusan PHK oleh pengusaha yang Konsekuensinya adalah ~—_pengusaha mempekerjakan Kembali sama sekali hanya menang diatas kertas. Meskipan telah salam hukum ecera telah ada mekanisme seperti dwangsom = maupun site ‘eksckutorial. Perlindungan hukam bagi pekerja yang dinyatakan PHX yang dikeluarkan Pengusaha tidak sah di Pengadilan yang juga berarti dipekerjakan kembali_ ke tempat dimana ia bekerja semula dapat | sea on ene Yo RT dikatakan luput dari perhatian kita. Dalam regulasi yang telah adapun hanya sebatas Konseknensi bagi mengheruskan untuk —mempekerjalen Kembali pekerja yang dinyatakan pengadilan PHIK sepihak tidak sah, sehingga permasalahan yang —timbul—akibat konsekuensi sepert tidal. terlaksznakannya putusan tersebut belum pengusaha yang terbahas dalam =——_-Undang-undang Ketenagakerjean. Penulis berpendapat_—_bahwa perlindungan hakchak pekerja terhadap perselisihan Pemutusan hbungan kerja lebih balk Ketika pekerja yakni AR Riyadi tidae = memohon untuk dipekerjakan Kembali, Andafkan fa tidak memohon untuk Surat Keputusan tentang Pemutusan Hubungan Kerja atau dalam istilah lain meminta pengesahan surat kepuiusan PHK tersebut dan meminta pesangon yang sesuai dengan peraturan perundang-undangen mungkin lebih melindungi hak-haknya akan mendapat wang pesangon dan kalaupun pihak pengusaha tidak melaksanakan keputusan tersebut dapat dilakukan sita eksekutorial dibanding untuk menuntut eksekusi putusan yang menghukum orang untuk melokukan suatu perbuatan seperti hhalnya yang dimaksud dalam Pasal 225 HIR (ps. 259 Rbg) menolak Pitak pekerja pun mengakui bahwa jika pada akbirnya berakhir seperti ini yalmi ia tidak dipekerjakan kembali akan lebih merugi dibacding ia pada akhirnya dinyatakan di PHK oleh pthak peruschaan dan mencapat ang pesangon. Ketika erusahaan yang akan dituntut lagi untule mempekerjakan kembali dalam Keadaan tidak stabil babkean tidak berprodukst lagi, seperti Keadaan PT Gaya Bolla Diantama pada saat ini juga cirasa percuma, sudah Kestmpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang melalsanakan putusan 04/G/2008/PHLYK — dalam hal mempekerjakan Kembali penegugat dari masing-masing pihak adalah: a. Pihak pengusaha 1) Adanya iktikad kurang baik dari pihak perusahaan Alasanpermutusan hubungan kerja tersebut —_cenderung diskriminatif dan tidak sesuai prosedur terlebih jika dikaitken dengan permasalaha keaktifan pekerja dalam serikat pekerja. Pengusaha juga dengan sengaia tidak bersedia _ memiberikan pesangon yang seharusnya ‘iterima pekerja sesual dengan undang-undang Ketenagakerjaan, Hak pekerja yang diberikan hanya sebatas gaji pekerja yang delum dibayarkan saja. 2) Keadaan perusahaan yang tidak stabil Selain sikap yang keberatan untuk mompekerjakan Kembali, juga cipengaruhi oleh keadaan perusahaan yang tidak stabil yang terjadi mulai tahun 2009 dilkarenalkan produksi yang menurun dan berbagai permasalehan pekerja lainnya yang sama- sama menuntut hak mengenai gait yang belum dibayarkan juga, meskipun kasus tersebut terjadi pada tahun 2007 dan 2008 dimana _—_—keadaan perusahaan masih relative stabil, namun dikerenakan ‘menghambat PHI No. respon yang kurang dari pihak perusahaan memperlambat dan penyelesaian paramere: nt il sehingga permasalahan Derlarutlerut maka hingga tahun 2009 belum juga iselesaikan. Bahkan pada saat ini keadaan perusahaan vakum dikarenekan pengusaha sendiri terjerat suatu kasus. d. Pihak pekerje TD Ketidaksesuaian _ixehendak antara pekerja dan — kuasa pekerja dalam hal permohonan gugetan, Pekerjasebenarnya hanya mempermasalahkan besaran pesangon agar sesuai dengan Undang-undang, namua Kuasa pekerja dari Serikat pekerja mencentumkan ‘lausula permohonan untuk dipekerjakan kembali. 2) Serkurangnya kealtifan pekerja dalam memperjuangkan haknya, Dikarenakan pay votuk —menghubungi _pihak perusahaan yang cllakukan setelah putusan berkekuatan hukum tetap tidak mendapat tanggapan yang balk dari phhak Perusahaan, maka pekerja lel memfokuskan untuk mendapat n iain sebagai surber pendapatannya, Pekerja akhirnya tidak terlalu berharap untuk dipekerjakan kembali maupun hak-nak, lainnya, 2, Putusan PHI No. 04/¢/2008/PHLYK yang mengandung —_perintah mempekerjakan Kembali tidak cfestif dalam pelaksanaannya. Hal tersebut terbukti hingga saat ini pekerja tidak dipanggll untuk dipekerjakan kembali Purusan tersebut hanya efektif dalam Perjuangan hak pekerja_untuk perolehan gaji yang belum dibayarkan yang menjadi kewajiban pengusaha kepada pekerja mendapat DAFTAR PUSTAKA Mertokusumo, Sudikno 2002, Hukum Acary Perdata Indonesia, _—_Liberty, Yogyakarta Sastrihardiwiryo, Dr. B. Siswanto, 2002, Manajernen Tenaga Kerja Indonesia, Rumi Aksars, Jakarta Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyolesaian Perselisikan Hubungan Industriel (PPD) ‘up: /bisniskeuangan,kompas.com/tead/201 102/02 iden Ju Lengangzuran8.32.Juta diakses pada ‘tanggal 29 Maret 2011

You might also like