Seto eeti nt
UNIVERSITAS GADJAH MADA
JURNAL HUKUM PERDATA
ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMEWT| PADA FERIANIIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYVEARS Dann
SOT Caan ant
anne eee
epee CL OL Cea eer eee eed
Peer)
ene
aah tren tain HAMNER Le cam aT eee
UCLA ahr re enti
Ha Ete UL Ran ator en tena
Cem Ons
en ee ed
aie U LULL Uae tee eee eee
Sere
‘Akbar edipamunghaedan Mustefa
Henne WO Rc mene eT ee ee
Poole CHUL Seo Crh nA Eaan rane
Ser en
PHP A CO a Ce ee
LAND MANAGEMENT AND POLICY DEVELOPMENT PRojecr
ee ee ara
Eh oeihan NGL GLe Cen Us ce ert tenet
Meee Cea Rn het aaa
Sree aise
Sa ee
EN rth einer rine
aL ee Deedee
SR OE COE a ree es
Pee Ls eT en
CE en ed
Herne ecru isn et ne ny
Ht cnubaetnO UAT CIN ag TUL eTnr ner men TONY eerie aia
ee eae a
Hirani em CULL LULL Uc oe Gite etre ieee
PISO Ly Nam
eee ee
Donan)
Dare
ty
oe Cec)REDAKSL
JURN AL HUKUM PERDATA
PENAN
Dekan Paku
Dr. Paripurni
UNG JAWAR
Hukum UGM
M.Hum, LLM.
PEMBINA
Hoot. Dr, Siti Isiijati Jenie, SL. CN.
DEWAN PEXYUNTING
Ketua Bagian Hukuin Perdata
(Ninik Darmini. S.H.. M.Hum.)
Dr. Ari Hernawan, §.H,, M.Hum.
PENVUNTING
Mustafa, 5.H., M.S.
Sularto, S.HL. CN. M-Hum.
Pitaya, S.H., M.Hum.,
Taufly £1 Rahman, S.H.. M.Hum,
RA. Antari lonaks Turingsih, S.A, M.Hum,
Murti Pramuwardhani Dewi, S.H., M.Hum,
Susilo Andi Darma, $.H.. M.Hum.
Sa'ida Rusdiana, S.H., LLM.
MITRA BESTARI
Prot. Dr: Moh. Isnacat S.H., MS. (Universitas Airlangga)
Prot, Dr. Djuhaendah Hasan, S.H., MK. (Universitas Padjadjaran)
Prof. Dr: Aloysius Uwiyono, S.H., MH. (Universitas Indonesia)
Prof, Dr. Ahmadi Miru, $.11, M.H. (Universitas Hasanuddin)
Dr. M. Fakih, 5.i1,, M.S. (Universitas Negeri Lampung)
Or ¥, Sari Murti Widivastuti, S.H., M.Hum, (Universitas Atma Jaya Yogyakarta)
STAF ADMINISTRASI
Dili Trisna N.
Alamat Sekretariat:
Bagian Hukum Perdata, Gedung I lantai 2 FH UGM.
Jalan Sovio Justisia No.1 Bulaksumur Yogyakarta 5$28 1EDITORIAL
Pembaca yang budiman,
Edisi perdana “Juenal Hukum Perdata” terasa istimewa Karena diterbitkan bertepatan dengan
Penyelenggaraan Kompetisi Peradilan Semu Perdata Tingkat Nasional Piala MCC Bulaksumur
‘Yang diselenggarakan di Fakultas Hukum UGM.
Rasanya juga tidak berlebihen jika momentum Penting ini secara strategis tidak kami sia-siakan
Gengan memilih "Perjanjian Kredit dan Porjanjian Pemborongan” sebagai tema besar delam
ealst perdana jurnal ini, persis dengan isu dan kasus Yang diangkat dalam Kompettsi Peradilan
Semu.
Wolaupun demikian, mengingat ruh atau semengat dari munculnya ide besar penerbitan berkala
Jurnsl] Hukum Perdata” int adelah Hulaam Perdatay yang ada Hukum Perburuhan juga di
Galamaya, maka dalam torbitan. kal! int juga mengakomodasilan tulisan darl hasil penelitian
‘mabasiswa seputar dinamika Hukum Perburuhon delay praktek
Dalam edisi verdana ini, tulisan bertajuk Eskalasi Harga pada Perjanjian Pemborongan Proyek
Miloryears, Keberadaan Asas Re Bus Sic Stantibus dels Kontrak, Perjanjion Pemborongan
Uckerjaan Pengadaan Paket Wirausaha, Loan Agreement Jaci World Bank kepada Femerintah RI
dlslam Land Mangement and Policy Developmen Project, Jual Beli Melalui Purchase Order dan
Mausula Eksonerasi pada Polis Asurans) menjaditen tema dari edisi perdara ini terasa
Ree Sentuhan Hukum Perburuhan terlihat dari uillean mengenai Dampak Per
eblskan Perjanjian Perdagangan Bebas Azean-China Pree Trade Agreement (AGFA) Terhedap
pum, Pelaksanaan Norma Kesehatan dan Keselamescn Kerja, Perlindungan ukum bagi
Fekerja pada Usaha Miro dan Usata Kecl, dan Heke Pokerja Akibat PHK yang tidak sch, Nuansa
Hularm Kesehatan dapat ditemukan dalam tulisay mengenai Penerapan Infermed Consent dan
Tanggung jawab Dolter kepada Pasien dalam Perjan ian Terapoutik.
Variasi ini
nla! sebagai sebaah bentuk ketidak-konsistenan alin tema yang sengaja
pit, tetapi justru dapat member, warna dan dapat mengilustrastian signitikasi isi-isu
perdsta ~ perburunan yang semakcn kompleks dan diners
enyadari bahws Jurnal Huium Perdata baru dalam proses keelahiran, maka proses menyje
kedewasaan dan kematangannya membutuhan dukcungan berupa kritik dan saran yang bersifat
mencerahkean
Semoga dengan adirnya Jurnal Hukum Perdata dapat memberikan penguatan bagi
Perdata kbususnye, dan pengayean bagi publi Pembaca pada umumnya,
au Hukum
Dewan PenyurtingJURNAL HUKUM PERDATA
Jurnal Berkala Fakultas ukum UGM
Volume 1, Nomor 1, November 2012-10-31
Halaman 1-142
DAFTAR IST
ESKALASI HARGA (PRICE ADJUSTMENT) PADA PERJANJIAN PEMBORONGAN PROYEK MULTYYEARS
PEMBANGUNAN STADION UTAMA KALIMANTAN TIMUR
Quriani Dewi Kusumawardani dan Siti Ismijati Jeni. AAS
ASAS RE RUS SIC STANTIBUS SEBAGAI BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM
KONTRAK SAAT TERJADI PERUBAHAN KEADAAN
Tofan Wigati dan Taufiq Et Rahman...
6-30
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN PAKET WIRAUSAHA LELE
ANTARA DINAS KELAUTAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN KULONPROGO DENGAN
CV. KARYA SHINTA ABADI
Keshia A. T. dan Sularto. 31-40
PELAKSANAAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT. BADAK NATURAL GAS
LIQUEFACTION (PT, BADAK NGL.) DI BONTANG
Dito Yan Larantino Shakarov dan Pitaya. 41-50
PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELT FURNITURE MELALUI PURCHASE ORDER ANTARA CV
KARYA WAHANA SENTOSA DENGAN CV. TOBA
Akbar Hadipamunglas dan Mustofa.
1-56
PERAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) YOGYAKARTA DALAM
MENYELESAIKAN SENGKETA KONSUMEN (STUDI KASUS VERONICA LINDAYANTI MELAWAN PT
BANK CENTURY TBK)
Nuri Hermawati dan Ninik Darmint.
7-73
ANALISIS PERJANJIAN PEMBERIAN PINJAMAN (LOAN AGREEMENT) DARI WORLD BANK KEPADA
PEMERINTAH RI DALAM LAND MANAGEMENT AND POLICY DEVELOPMENT PROJECT
Galuh Indriana Rarasanti dan Sularto
4-85
TINJAUAN YURIDIS TENTANG DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN PERJANJIAN PERDAGANGAN
BEBAS ASEAN.CHINA FREE TRADE AGREEMENT (ACFTA) TERHADAP BURUH TEKSTIL DI DKt
JAKARTA
Tri Bagus Laksono dan Ari Hernawan. 186-92
‘TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENERAPAN INFORMED CONSENT DAN TANGGUNG JAWAB
DOKTER KEPADA PASIEN DALAM PERJANJLAN TERAPEUTIK DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN
Christian Sinulingga dan Antari Innaka, = 93-106
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KLAUSULA EKSONERAS!I PADA POLIS ASURANSI PT PRUDENTIAL
LIFE ASSURANCE DARI SUDUT PANDANG HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dwi Permata Sari dan Niatk Darmini..
07-121
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA AKIBAT TIDAK SAHNYA PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA (PHK) DALAM PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL (Analisis Kasus
Putusan PHIN0.4/G/2008/PHIYI)
Isti Nurwanti dan Murti Pramuwardhani Dewi
22-138
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN UPAH BAGI PEKERJA PADA BEBERAPA KEGIATAN USAHA MIKRO
DAN USAHA KECIL DI DESA WISATA KASONGAN BANTUL
Pradini Aluwisari dan Ari Hernawai
136-142Fy eves eset tne oar entra
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK
PEKERJA AKIBAT TIDAK SAHNYA
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK}
DALAM PUTUSAN PENGADILAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
(Analisis Kasus Putusan PHI
No.4/G/2008/PHLYK)
Oleh:
IstiNurwanti*# dan Murti Pramuwardhani
Dewit2s
Abstract
The implemencetion of the decision of the
Industria! Relations Court No
04/6/2008/PHILYS have not done well. Various
factors are inhibiting both the employers and
the workers and make aypicult to find the best
solution. fa the case that the outhor researched,
the deasion shall be effective only in the
fulfitment of o worker's salary is not paid, bue
im terms of re-employed workers are not
effective in practice.
Keywords : Protection Law, Termination of
Employment, Industrial Relations
Court
A. Latar Belakang Masala
Pada dasamya se
pekerjaan dan penghidupan vang layak bagi
Kemanusiaan, Hal ini juga telah dijamin pada
Pasal 27 Ayat (2) Undang-undeng Dasar 1945,
Penghormatan tethadap Hak Asasi Mam
(HAM) juga telah menjadi isu penting pada
1p manusia berhak atas
tataran interaasional. Selain itu,pemerintah
dalam hal ini berkewaiiban untuk
mensejasterakan —rakyatnya sebagai
konsexuensi dari weifare state (negara
kesejahteraan). ilar dar)_—_negara
Progra 1 Kallas Hubs CGM
12 Dasen token erdata Fajcultas Holcurn IGM
kesejahteraan terdiri dari
demokresipencgaken hukum, perlindungan
terhadap HAM, keadilan sosial dan anti
diskriminasi harus disejalankan dalam
erakkan roda pemerintahan.
warga negera
Indonesia hendaknya menyadari bahwa dalam
pelaksanaan pembangunan nasional tenaga
kerja memiliki peran dan kedudukan yang
sangat penting sebagai pelaku (actor) dalam
mencapai tujuan pembangunan. Oleh karena
itu, pembangunan ketenagakerjaan diarahkan
untuk meringkatkan—keualitas dan
kontribusinya dalam pembangunan serta
melindungi hak dan kepentingannya sesuai
dengan harkat dan marabat kemanusiaan:?
Sepertinya upaya agar berdiri di Kaki
sendiri masih isapan jempol _belaka.
Masyarakat terlebih bagi yang berpendidikan
dak terlalu tinggi memilih untuk mencari
lawongan
lapangan kerja, Menurut data yang berasal
dari Badan Pusat Statistik, jumlah.
pengangguran di Indonesia mencapai 8,32 juta
orang yang setara dengan 7,14 persen dari
jamlah penduduk Indonesia yang mencapat
237,8 juta orang, Menteri Koperasi dan UKM
Sjarifudcin Hasan menyataxan bahwa jumiah
wirausahawan dj Indonesia saat ini baru
sebanyak 0,24% dari total populesi penduduk
Indonesia, padahal untuk dapat dikatalan
sebagai negara maju cliperlukan setidaknya
2% jumlah wirausaha dari seluruh jumlah
penduduk.2*
pekerjaan dihanding membuka
Seiring _bergulimn refermasi,
permasalahan industrial semakin komplek,
Pengaturan perselisihan industrial yang
lercantum dalam Unéangundang No. 22
Tahun 1957 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial dan Undang-undang No.
12 Tahun 1964 tentang Pemutusan Hubungan
Kerja di Perusahaan Swasta dirasakan tidak
Pee. B. Slowanty Sestehacdiwieyo, 2002, Maagjeren
Tenaga Kerja Indonesia, Bur ARS, jakarta, hI,
‘es tgp: dbsshiskeuangan kompas.con:/reae/ 01g
TESH165, res I ant
fiakeses pada vangyal 29 Maret 2011pac ronrour omr onne ll
cfektif lagioleh Karena itu digantikan dengan
Undaag-undang No, 2 Tahun 2004 tentang
enyelesaian —Perselisihan — Hubungan
adustrial (PPHI). Pengadilan Hubungan
ndustrial (PHI) adalah pengadilan yang
menjadi yuridiksi Mahkamah Agung dan
pengadilan dibawahaya yakni pengadilan
amum, PHI lahir sebagaimana yang telah
diamanatkan leh Undang-undang No. 2
Tahun 2004 tentang PPHI menggantikan
jembaga perselisihan hubungan industrial
sebelumnya yakni Panitia Penyelesaian
Perselisihan Perselisihan Perburuhan Daerah
P4D/P). Tujvannya adalah membantu para
pencari keadilan
cepat, sedettiana, blaya ringan dan adi.
sehingga terwujud asas
Pemutusan Kubungan Kerja (PHK) adalah
salah saru momo bagi pekerja. Di PHK artinya
kehilangan pekerjaan juga berarti kehilangan
sumber pendapatan schan'-hari, Oleh karena
itu, dalam Pasal 151 Undang-undang No. 13
Tahun 2003 telah mengatur dengan jelas
PHK. Pengusaha tidak dapat
Semena-mena memutuskan hubungan kerja
dengan pekerjanya dengan alasan-alasan yang
difarang dalam Pasal 153 Undang-undang No.
13 Tahun 2003, Pasal 170 juga menyatakan
jika alasan dalam memutuskan hubungan
kerja tersebut tidak sah maka pengusaha
waiib mempekerjakan pekeria/buruh kembali
dan membayer seluruh upah dan hak yang
Scharusaya diterima
mengonai
Demi terciptanys suasana yang kondusit
agar dapat melakukan peran dengan baik dan
optimal maka baik pihak pengusaha manpun
pekerja hendaknya menjage
keharmonisan hubungan kerja. Komunikasi
yeng baik tentunya alcm sangat membantu
hingga tercapai tujuan yang ciharapkan.
Hubungan kerja yang knurang harmonis akibat
suat Kejadian yang menimbulkan konflik
akan mempengaruhi kondisi seseorang dalam
melakukan pekerjaanny2. Tak jarang konflik
tersebut barujung pada pemutusan Hubungan
Kerja (PHK).
selalu
PT Gaya Bella Diyantama adalah sebuah
pabrik garment di Kabupaten Bantul, Pada
Tahun 2007 pihak pengusaha mengeluarkan
Surat Keputusan yang menyatakan bahwa
salah satu pekerjanya yang berisial AR yang
bertugas sebagal satpam —_perusaaan
diberhentikan dari tugasnya karena bekerja
sidak atk. Dalam = putusan Pengadilan
Hubungan Industrial Yogyakarta (putusan PHI
No. 04/G/2008/PHI ) menyatakan bahwa
Surat Keputusan yang dikeluarlan oleh
pengusaha PT Gaya Bella Diyantama mengenai
Pemutusan Huburgan Kerja (PH) kepada
pekerja tersebut tidak sah, sehingga
pengusaha diwajiblean untuk mempekerjakan
Kembali, Mesk) telah berlengsung hampir 3
(tiga) tahun sejak
hukum tetap namun pelaksangan_putusan
masih menyisakan persoalan. Penggugat
hingga kini tidak dipekerjekan kembali oleh
pihak pengusaha. Dilihat sepintas putusan
tersebut memang berpihiak kepada pekeria
Karena diperolch kembali hak untuk bekerja,
hnamun tidak bisa dipungkiri bahwa suasana
kebatinan antare pekerja dengan pengusaha
telah berbeda dari sebelum timbul konflik
Sementara itu, dalam Undang-undang No.13
‘Tahun 2003 belum mengakomodir ketentuan
yang mengatur perihal permesalahan yang
timbul saat putusan Pengadilan Hubungan
Industrial memutus untuk menolak alasen
PHK dan menyatakan PHK yang dilakuiean
pengusaha tidak sah. Permasalahan yang
timbol seperti pengusaba yang tidak mau
mempekerjakan Kembali sering merugikan
pikak pekerja, mengingat hubungan antara
mereke yang sub-ordinat. Oleh Karena
icaputusan PHI yang demikian hanya bechenti
i penjatuhan putusan dan tidak terealisasi
dalam kenyataannya,
putusanberkekuatan
Menarik untuk dicermati_mengenai
putusan agar dipekerjakan kembali, karena
hal itu termasuk putusan yang langke teriadi
terutama di Pengadilan Hubungan Industrial
(PHI) Yogyakarta Tercatat baru ada 2 (dua)
putusan mengenai pernyataan bahwa PUKBa sonnad Ort PERRET, tuner Novenie 2
yang dllekukan oleh pengusaha tidak sabsatu
tiiantaranya masth belum berkekuatan usum
tetap ({n kracht) kerena dalam proses kasasi
Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk
tmengkaj. lebih dalam mengenai pelaksanaan
putusan dalam hal “mempekerjakan kembalt”
akibat dltolakaya Surat Keputusan tentang
PHK bagi penggugat.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalsh
diatas, penulis — merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalab:
1. Faltor apa sajakah yang menghambat
dan kedua belah pihak sehingga tidak
melaksanakan putusan PHI No.
04/G/2008/PHLYK dalam hal
mompekerjakan kemball penggugat?
. Apakah putusan PHL yang menyatakan
tidate sahnya PHK telah efoktif dalam
melindyngi hak pekerja?
maka
C. Metode Penelitian
Penelitin ini dilakukan melalui dua
(dua) macam penelitianyakni Penelitian
kepustakaan yang dilakukan dengan cara
mendapatkan data secara tidak langsung dari
objek penelition dengan cara mempelajari,
mengumpulkan dan menelaah data dan
informasi_menggunalsan buku bacaan dan
literature, juga peraturan yang berkaitan
dengan materi penelitian
penelitian lapangan dilakukan di Daerah
Jstmewa Yogyakarta dilekukan di kantor
Pengadilan Huloungan Industrial (PH)
‘Yogyakarta, Disnakertrans Kabupaten Bantul
dan tempat tinggal para pihak yang menjadi
subyek penelitian.
‘Toknik pengambilan sampel_ dalam
penelitian ini menggunakan metode non:
random sampling (non-probabillty Sampling),
yakni tidak setiap individu mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi
sampel Karena sudah jelas individu yang
diteliti dalam kasus tersebut, sedangan je"
sampling yang digunakan adalah purposive
sampling yaitu cesponéen —ditentukan
ini, sedangkan
berdasarkan —kriteria_—tertentu yang
mempunyai sangkut paut_ dengan
permasalahan yang ditelit, Subyek Penelitian
terdirt dari Responden dan narasumber.
Responcen penclitian ini adalah pilak yang
terlitat langsung dalam permesalahan yang
siteliti yak’ Penggugat dalam putusan PHL
No, 04/G/2008/PH! yang merupakan pekerja
dari PT Gaya Bella Diantama dan pihak dari PT
Gaya Bella Diantema yakni mantan staff
yang menangani kasus PHK
sekaligns menjadi kuasa tergugat, Nerasumber
yang memberikan data penunjang dalam hal
ini adalah Mediator dari Disnakertrans
Kabupaten Eantul dan hakim di Pengadilan
Hubungan Industrial Yogyakarta.
personalia
D, Hasil Penelitian dan Pembahasan
4. Tinjauan Umum Tentang PT Gaya
Bella Diantama
PT Gaya Rella Diantama (GABELLA)
adalah salah satu penusabaan yang
bergeral: dalam usaha eksport tas dan
garment yang beralamat dl Jl. Ring Road
Selatan Rakeman Tamantirto Kasihan
Bantul Yogyakarta, FT Gaya Belle
Diantema sendiri mengalami pasang surut
dalam = menjalaniroda__produksinya
Perusahiaan ini sempat mengalami masa
kejayean sekitar tahun 1994 hingga 1996
dengan jumlah produlsi tinggi den jumlah
pekera. -yang_—banyak, Dalam
pemasarannys, PT Gaya Bella Diantama
mengekspor produksinya hingga ke uar
rnegert seperti Cina, Amerika Serikat dan
Italia,
Keadaan internal perusabaan mulai
surut dan bergejolak pada tahun 2009,
yang mengakibatkan —_perusahaan
molakukan tindakan untuk mencicil
pembayaran upah karyawan babkan
hhingga pengurangan tenaga Kerja. Hal ini
pada akhirnya menimbulkan gejolak pada
pekerje hingga sering terjadi pemogakan,
rmaupun aks! jain yang dllekukan oleb para
pekerja. Hingga saat ini, keadaan
perusahaan mengalami masa reses yangmengakibatkan manajemen perusataan
terkontrol dengan baik dan
mengakibatkan ternentinya coda produksi
2. Latar Belakang Perselisihan PHK
Antara Pengusaha dengan Pekeria
Perselisthan Pemutusan Hubungan
Xerja yang diteliti penulis bermula dari
salah satu pekerja PT Gaya Bella Diantama
berinisial AR yang bertugas sebagai
satpam mendapat surat dari _pimpinan
perusahaan yang isinya menerngkan
bahwa mulai tanggel 18 Oktober 2007
Pekerja tersetut tidak dhijinkan untuk
bekerja Kembali ci PT Gaya Bella
Diantama, Sdr AR merupaken pekeria
dengan status pekerja tetap. Dalam surat
tersebut dikemukakan alasan Karena
pekerja dianggap —teledor_ dalam
menjalankan tugas karena tidak menegur
karyawan Jain saat waktu jam ker}
meskipum pekerja berusaha merjelaskan
bahwa tidak ada karyawan yang tidur di
mushola kecuali 2 (dua) orang sopir
muatan. Selain itu, meski ada dua satpam,
yakni Sdr. AR dan temannya, namun hanya
dirinya yang mendapat sanksi berat
sehingga dilskvkan Pemutusan Hubungan
Kerja, tentu saja ia menggap dahwa
tindakan tersobut sangat diskriminatif.
Menurut piak perusahaan, AR telah
diberi Surat Peringatan (SP) sebanyak 2
kali, hingga pada tanggal 19 Oktober 2008
pihal perusahaon telah memberikan surat
peringatan ke-3, Menurut hasil wawacara
yang penulis lakukan dengan mantan
pegawai personalia PT Gaya Bella
Diantama tersebut, sebelum —terjadi
Pemutusan hubungan kerja tersebut
memang ada sedikit konflik antara pekerja
tersebut dengan pihak perusahaan yang
mengakibatkan —_pemuvasian
pekerjaan dari bagian produksi mer
bagian keamanan (satpam).
Menurut pihak perusahasn, surat
peringetan tersebut telah memberikan
legalitas untuk melalukan PHK juga telah
‘melalui prosedur karena sebelumnys telah
menjadi tid:
dikeluarkan Surat Peringatan sebanyak 3
(tiga) Kali, selain itu pihak perusahaan
juga merasa bahwa pekerja tersebut telah
melanggar perihal yong dicantumsan
dalam Perjanjian Kerja sesu2i dengan
Pasa] 161 UU Nomor 13 Tahun 2003 yakoi
Dalam hal pekerja/buruht melakukan
pelanggaran ketentwan yang diatur dalam
petjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama, pengusaha
dapat melakukan pemutusen hubungan
kerja, setelah kepada pokerja/buruh yang,
bersangkutan diberikan surat peringatan
pertama, kedua, dan ketiga secara
Dberturut-turat”
Namun demikian, responéen yang
penulls wawancaral tidak — bersedia
mengungkap secara detail _mengenai
kesalzhan yan diperbuat oleh pekerja
hingga dianggap melanggar Perjanjian
Kerja, namun berdasarkan surat jawaban
tergugat tertanggal 8 April 2008
dicantumkan bahwa pekerja_pernah
melalkan kesalahan dan melangger
Peraturan Perundang-undangan
Ketenagakerjaan salah satunya pada Pasal
158 butir £ yang mengandung meksud
"membujuk teman sekerja atau pengusaha
untuk melakukanperbuatan yang
bertentengan —dengen—_peraturan
perundang-undangan’,
Sementara keterangan dari pekerja
adalah, pihak perusahaan belum pernah
mengeluarkan Surat Peringatan (SP) baik
yang kesatu maupun kedua, namun yang
terjadi adalah surat peringaten tersebut
Jangsung dinyatakan untuk yang ketiga
kallnya. Kronologis pengeluaran Surat
Peringatan Ke-3 tersebut pun sangat
Janggel. Surat peringatan Ke- 3 tersebut
dikeluarkcn setelah sdr AR yang pads saat
itu menggantikan posisi Ketua serikat
Pekerja (SBY) yang telsh di-PHK untuk
mengurus: permasalahan peKerja lain
berinisial MG yang juga merupakan ketua
Serikat Pekerja sebelumnya (SBS!)
EE ——Free ee ester
diintimidasi oleh plhak — perusahaan
Setelah pengurusan tersebut selesai, Sdr
‘AR malah mendapat surat Peringatan dart
perusahaan yang menerangkan babwa sdr
AR telah melakukan Kesalahan dengan
mengaku-aku sebagai Ketua serikat
pekerja. Dalam surat peringatan tersebut
dinyatakan sebagai surat peringatan yang
\ketiga kelinya padahal sebeluranya sdr AR
belum pernah mendapat surat peringatan.
Dengan surat Peringatan tersebut juga
bersamaan dengan pemindahan tugas
kerja dari pekerjaan di bidang produkst
Kemudian dipindah ke bagian keamanan
sebagai satpam. Permasalahan pun belum
selesai sampai disitu, Sér AR mendapat
panggilan deri bagian persoralia yang
menyatakan bahwa melarang Sdr AR
untuk berhenti sebagai ketua Serikat
pekerja Karena pada dasamnya pekerja
tidak boleh secara bersamaan sebagai
satuan pengamanan dan sebagai kete
serikat Pekerja. Konflik kemudian
berlanjut sampat Sdr AR mendapat surat
pemutusan Hubungan Kerja pada tanggal
18 Oktober 2007.
3. Upaya Penyelesaian Perselisihan
Setelah menerima surat pemmberhentian
kerja dari pimpinan perusahaan_ pada
‘tanggal 17 Oktober 2007, pada hari ite
juga pekerja_—_tersebut
menghadap bagian personalia perusahaan
untuk menanyakan lebih lanjut isi dari
surat dan alasannya. Bagian personalla
menjawab bahwa surat tersebut
dikeluarkan Karena alasan_ pimpin
perusahean tidak suka dengan pekerja
Pekerja merasa ada hal yang aneh
mengenai alasan Pemutusan Hubungan
Kerja tersebut karena merasa dirinya tidak
melakuken kesalchan. Selaia itu, menurut
pengalaian AR bahwasanya pada saat itu
juga ada 2 (dua) satpam yang sedang
porjaga yakni AR dan G, namun Sd, AR
mendapat sangs! lebih beret. Oleh Karena
itu ia merasa didiskriminetifkan dengan
perlakuan dart pihak pengusaha,
Tangsung,
Permasalan _tersebut_ —_segera
disampaikan pada forum Serikat Pokerja
yang memutuskan untuk mendampingi
pekerja untuk menyelesalkan perkara
dan_memperjuangkan hak-hak pelieria
Setelah mendapat surat Peringatan
tersebut Sdr AR berusaha mengadakan
‘omunikcasi dengan pihak perusahaan,
Pada akbirnya Sdr AR sepakat dengan
pemutusan Hubungan Kerja dengan
catatan mendapathak-haknya sesuai
dengan Peraturan yang Derlaku. Pihak
Perusaliaan pun tidak setuju dengan
permintaan Sd AR, bahwasanya pihak
perusahiaan tidak mau memberikan uang
pesangon sesual dengan peraturan yang
erlaku, namun hanya seleedar uang Tali
Kasih saja,
Upaya bipartit antara pihak pekerja
dan pihak pengusaha sulit dilakukan
arene setiap pekerja tersebut ingin
dertemu dengan pimpiran perusahaan,
pimpinan personalia mengatalan bahwa
pimpinan perusahaan sedang tidak dapat
Gitemut dan putusan pemberhentian
kerja tersebut telah bulet. Hal ini sangat
bertentangan dengan pasal 151 Undang-
‘undang No.13 tahun 2003,
Penulis berpendapat bahwe apa yang
telah dilakuken pihak perusahaan yang
secara sepitak memutus hubungan kerja
dengan pekerjateréapat—unsur
esengajaan dengan tktikad kurang baik.
Hal ini didasarkan pada hari dimana
ekerja mendapat surat pemberhentian
dari pihak perusahaan, sebelumnya
pekeria tersebut menyerahkan surat
permohonan
Pirspinan perusahaan terkait penundaan
pembayaran gaji_pekerja.— Dapat
disirapulkan pula bahwe pekerja inl dapat
digolongkan scbegai aktivis pergerakan
buruh Karena beliau merupakan Wakil
Ketua Serikat Pekerja PT Gayabella
Diyantama, Selain itu, pemberhentian
kerja tersebut dapat dikategorikan
sebagai upaya untuk meredam akst
peruadingan dengan
rrymca oc reo rine evo: ll
pekerja yang menuntut hak-hek mereka
yang belum terpenuhi oleh pihake
Perusahaan, Hal itu juga diperkuat
dengan beberapaperistiwa yang
menimpa -Ketua_—serikat_—_pekerja
sebelumnya yang juga __mendapat
perlalian diskriminatif yang berujung
pada pemutusan Hubungan Kerja. hal
yang bertentangan dengan pasal 28
Undang-urdang Nomor 21 tahun 2000
tentang Serikat Pekerja/serikat buruh
mengenai larangan untuk menghaleng-
halangl pekerja untuk aktit di Serikat
pekerja
Dikarenakan upaya bipartit gagal
mala permasalahan terscbut diajukan ke
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Bantul, —_Disnakertrans
Kabupaten Bantul segera memediatori
perselisihan —hubungan
tersebut dengan menunjuk seorang
mediator, Di tingkat mediasi, mesiigun
sempat tertunda cus kali karena pihak
pengusaha tidak hadir, axhiraya pada
tanggal 03 Desemher 2007 tercapai
peruadingan namun kedua bela pihak
tidak menemukan titik kesepakatan
Masing-masing berusaha
mempertahankan kepentingan dengan
pokok permasalalan adalah:
industrial
@ PHK sepihak dengan alasan
melakukan pelanggeran masih
dalam korum peringatan lil
b. Pengusaha akan memberikan wang
pesangon 5 (lima) kali upah
berlaku dan dibayarkan dua kali
(Solama dua balan).
Pihak pengusaba yang diwakili oleh
pegawai personalia berpendapat bahwa
pengusaha/pimpinan perusahaan sendiri
mengetabui pekerja tidak
memperingatkan pada pekeria lain yang
ketahuan tidur di mushola yang juga
merupakan wewenang pekerja sebagai
satpam untuk meneguraya, selain itu
pekerja masih dalam korum mendapat
peringatan Il
pengusaha hanya memberikan wang
pesangon sebesar 3 (tiga) kali upah= 3
(tea) x Rp $00.000,= Rp. .500.000,.
Pada tingkat mediasi, pihal pengusaha
akhirnya menaikkan wang pesangon
dengan menawarkan dengan rincian
yaitu: 5 x Rp. 500,000,- = Rp. 2.500.000;
Sebelumnya, _pihale
Pihak pekerja didampingi oleh
Serikat Pekerja PY Gaya Bella Diyantama
menolak tawaran pengusaha Karena
sangat merugikan pekerja dan pekeria
juga merasa tidak bersalah schingga
menolak untuk membuat surat
pemyataan atas kesalahan. Pekeria juga
tidak menyetujui mengenai tawaran
pengusaha yang hanya akan memberi
sejumlah uang dengan istilah uang kasih
saje, dan mengenai pemberian gaji yang
akan dicicil Sdr. AR yang didampingi
oleh perwakilan dari Serikat Pekerja
menyerahkan penuh mengenai urasan
permintaan yang ditujukan ke pibak
pengusaha kepada Kuasanya tersebut
Pada akhirnya, keinginan pekerja sendir)
yang mulanya hanya mempermasalahkan
‘wang pesangon kemudian diubah menjad
permintaan untuk dipekerjakan kembali.
Penulis berpendapat bahwa apa yang
dikemukakan oleh para pihake dapat
digunakan sebagai acvan dalam
memutuskan — kesepakatan
namun kerena bukti vang diajukan untuk
mendukung pendapat masing-masing
tidak kuat, sehingga para pihak pun
sangsi terhadap taweran-tawaran yang
dikemukakan, Selain itu, tawaran dari
pihak pengusaha dalam hal besaran
pesangon akibat Pemutusan Hubungan
Kerja tidak sesuai dengan pereturan yang
beriaku, padahal vang pesangon yang
berhak diterima oleh pekerja tersebut
menurut Undang-undang juga sekaligus
‘menjadi anjuran mediator adalah;
bersama,FE rrr nema
a Pesangon 7 x Fp
500.000,- Rp. 3500.000,-
b. Penghargaan 3xRp.500.00,-
Rp. 1500.000,-
Kesehatan dan Perumahani5% x Rp.
500.000, Rp. 750.000,-
4. Pengganti cuti tahunan 12/25 x
Rp.500.000,- Rp. 240.000,-
TOTAL/JUMLAH = Rp. 5.990.000,-
Dilihat dari isi anjuran yang dibuat
oleh mediator, penulis menyimputkan
bahwa ada perbedaanmengenai
keinginan pekerja dan pengusaha dengan
anjuran mediator. Pekerja_ menuntut
untuk dipekerjakan Kembali karena
merasa tidak melakulsen kesalahan dan
merasa pesangon yang diberikan
pengusaha hanya merngiken diriaya
namun, dari pihak mediator sesuai
dengan hasil wawencara penalis dengan
narasumber, mengatakan bahwa slasan
untuk dilakukan Pemutusan Hubungan
Kerja sudah melalui prosedur sesuai
dengan Pasal 161 ayat (1) dan (2) dengan
alasan pengusaha telah mengeluarkan
Surat Peringatan hingea ketiga kali yang,
bertujuan untuk memperingatkan
pekerja atas Kesalahan yang diberbuat
vyeng melanggar Perjantian Kerja
‘Anjuran dari mediator tersebut juga
berbeda dengan pihak pengusaha yang
menawarkan besaran pesangon hanya
Gengan istilah wang kasih saja. Tawaran
dari pengusaha yang membayar hak-hak
pekerka dengan jumlah Rp. 2.500.00,-
dikoreksi mediator dengan merinci wang
atas bakchak pekerja dengan jumlah
sebesar Rp. 5.990.000,
Dalam surat Anjuran No, 565/1846
yang cikeluarkan oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Bantul
pada tanggal 10 Desember 2007, selain
memberikan anjuran mengenai besaran
wang atas hak-hak pekerja, juga
iingatkan perihal jewaban para pihak
atas anjuran tersebut paling lambat 10
(Sepuluh) hari setelahditerimanya
anjuran tersedut. Sehagaimana yang
dijelaskan oleh medistor yang setuju
dengan PHK tersebut, bahwa PHK juga
merupakan hak dari pare plhak, olei
arena itu mediator mengaku Kaget
ketika mendengar alnwa gugatan pekerja
yang memohon untuk dipekerjakan
kembali cikabuikan oleh hakim.
Pertimbangan hukum dan_kesimpulan
dari Mediator adalah PEK hak masing-
masing pihak, kedua belah pihak ada
hubungen kerja, permasalahan kedua
belah pihak sulit didamaiken, sehingga
hubungan kerja sulit diteruskan dan
pekerja sudah sewajarnya mendapatkan
ynalchak sesuai dengan ketentuan pasal
161 ayat (1), ayat (2), ayat (3).
Penyelesaian perselisifan hubungan
industrial tersebut kemudian diajukan
ke Pengadilan Hubungan Industrial
(PHT setelah tidak ada kesepaketan di
tingkat modiasi, Sesuai_ dengan
kewenangan Pengadilan Hubungan
Industri pada Pasal 56 Undang-undang
No. 2 Tahun 2004. Pekerja yang selama
proses penyalesalan perkara selalu
didampingi oleh SerlkatPekerja
‘mengejukan gugatan yang berisi:
a Menyatakan menurut buku
bahwa Surat Keputusan yang
dikelvarkan oleh_—_tergugat
(penguscha) terhadap penggugat
(pekerja) tidak sat atau cacat
bbukum:
b, Apabila putusan Majelis Hakim
menyatakan bahwa surat putusan
yang dikehuarkan —_tergugat
terhadap Penggugat adalah sah
menurat hulum, meka penggugat
‘memohon kepada Majelis Hakim
dapat menghukum tergugat untuk
memberikan halchak penggugat
sesiia) dengan ketentuan Undang-
undang no, 13 tahun 2003 pasal161 ayat (1)ayat (2) dan ayat (3)
dengan rincian sebagai ber ikut:
1) pesangon 1%
Rp. $86.000,=Rp. 4.102.000,-
2) penghargaan masa Kerja
3xRp.586.000,- —-=Rp.
1.758.000,
3) Kesehatan daan Perumahan:
15% x Rp 586.000,
879.000,
4) penggantian Cuti‘Tahunan:
12/25 x Rp 586.000,
261.280,
5) total jumlah
7.020.000,-
c Menghukum — tergugat untuk:
mampekerjaken kemball
penggugat dalam posisinya
sebagai satpam tanpa syarat
apapun,
4. Menghukum — tergugat untuk
membayar penuh upah yang belum
direrima penggugat selama masa
perselisihan —ierhitung —_sejak
dikeluarkan surat Pemutusan
Hubungan Kerja pada tanggal 18
Oktober 2007
€ Menghukum —tergugat —atas
tindakan pelarangan bersarikeat
secara tidak langsung olen FT
GABELLA untuk ditindale sesuai
dengan ketentuan perundangan
yang berlaky
f Menghukum — tergugat —tahwa
putusan ini dilakulan terlebuh
dehulu meskipun ada upaya
hukum lain dari termohon
g Serta membayar kerugian yang
diterima penggugat balk secara
materiil maupun immaterial
Dari hasil wawancara penulis dengen
pekerja, dalam pembuatan gugatan
pekerja dibantu oleh perwakilan dari
Serikat Pekerja. Pekerja__sendiri
mengakul babwa dirinyakurang
iRUA aon erase ce mera pipmer ec a
mengetahut seluk-beluk beracara dalam
Pengadilan Hubungan Industrial
termasuk dalam pembuatan surat
gugetan. Mengenai perihal isi gugatan
yang meminta untuk dipekerjakan
Kembali sebagai satpam, dirinya juga
sepenuhnya mengikuti saran dari wakkil
pekerja tersebut.
Pihak pengusaha selaku tergugat
kemudian memberikan jawaban atas
gugetan pekerje yang berisi tentang
penolzkan terhadap dalil-dalil_vang
dikemukalan tergugat mengenai éalil:
delil yang dianggap kabur dan
disangsixan _kebenarannya yang
dikemukakan penggugat. Tergugat juga
menolak untuk mempekerjakan kembalt
pekerja, Mengenai pelarangan berserikat
yang dikemukakan penggugat tergugat
juga menyangkalnya dan tergugat
Kembali menegaskan aha
berdasarkan arsip/dokumen personalia,
penggugat pernah metakukan Kesalalian
den melanggar Peraturan perundang-
undangan —Ketenagekerjaan salah
satunya pada Padal 156 butir F
4, Putusan Pengadilan Hubungan
Industrial
Majelis hakim yang terdiri dari Ketua
Majelis Hakim dan dua orang halirs
anggota pada tanggal 11 luni 2008
mengeluarken putusan yang berisi
Dalam Provisi:
a. Menolak gugatan previsi_ untuk
selurubnya
Dalam pokok perkara
a. Mengabulkan gugatan penggugat
untuk sebagian
b. Menyatakan surat Keputusan
yang dikeluarkan—Tergugat.
tertanggal 18 Okteber 2007 tidak
seh menurut hukumFreee tse man
¢, Menghukum tergugat untuk
mempekerjakan kembali
Penggugat dalam posisi sebagai
pekerja Satpam tanpa syarat
|. Menghukum = tergugat untuk
membayar gaji/hak penggugat
terhitung sejak tanggal 18
Oktober 2007s/d 11 Juni tahun
2008 berupa uang tunat sebesar
Rp. 4.688.000, (empat juta enam
ratus delapan puluh delapan ribu
rupiah)
Membebankan biayaperkara
pada Negara.
Penghitungan besaran gajl yang harus
dibayarkan Tergugat kepada penggugat
dengan rincian sebagai beriluut:
a. Gajt bulan Oktober 2007 dan Juni
2008 =Rp. 586.000,
b. Gall bulan November, Desember
2007, bulan Jamuari, Februari,
Maret, April, Mei tahun 2008 = 7%
Rp. 586.000,- =Rp.4.102.000,-
Jumiah seluruhnya= Rp-4.688.000,-
Hakim dalam memutus satu perkare
wajib mengadilt semua bagian tuntutan
dan dilarang menjatuhkan putusan atas
perkara yang tidak dituntut atau
mengabulkan lebih dari yang dituntut
{pasal 178 ayat 2 dan ayat 3 HIR, 189 ayat
2 dan 3 Rbg). Dalam hal ini, mengenai
ugatan dari penggugat yang meminta
menurut hukum babwa surat keputusan
yang dikeluarkan oleh tergugat tidak sah
den menuntut untuk dipekerjakan kembali
dikabulkan oleh hakim, Hal tersebut juga
dinyatakan oleh narasumber _ketika
diwawancara dengan mendasarkan pada
Pasal 151 ayat (1) Undang-undang no. 13
tahun 2003 agar mengusahakan tidak
terjadi PH.
Pihak penggugat yang didampingi ote
kouasa huktuin dari serikat pekerja memang,
dengan sengaja_—menuntut untuk
dipokerjakan kembali agar pekerja tidak
Kehilangan miata. pencahariannya,
mengingat pekerja juga tidak mempunyai
pekerjaan sampingan sehingga bekerja
‘menjadi satpam i PT Gaya Bella Diantama
adalah satu-satunya sumber
pendapatannys, samun demikian, dalam
gugatannya juga mencastumkan jilsa
mnajelis hakim menyatakan sah akan surat
putusan Pemutusan Hubungan Kerja yang
dikeluarkan pengusaha, maka penggugat
memohon agar diberikan hak-hak yang
sesuai dengan ketentuan di Undang
undang Ketenagakerjzan.
5, Pelaksanaan Putusan
Putusan di tingkat [ Pengaditan
Hubangan Industrial belum mempunyal
kekuatan hukum ‘tetap Karena Pihak
pengusaha mengajuken Kasesi ei tingkat
Mabkamah Agung. sesuai dengan Pasal
110 Undang-undang No, 2 tahun 2004,
Dalam tingkat Kasasi pada tanggal 12
September 2008
mengeluarkan putusan dengan Nomor
558K /PDT.SUS/2008 yang menerangkan
bahwa Permohonan kasasi dari pemohon
kasasi :Direktur PT-—-GAYABELLA
DIANTAMA tersedut tidak dapat diterima.
Maka tari tanggal dikeluarkanaya putusan
aasasi putusan tersebut —dinyatakan
berkekuatan hukum tetap (én Kracht)
Dari keterangan responden yakni
mantan pegawei personalia PT GABELLA,
dalam intern perusahaan sebenaraya
terdapat konflik antara pengusala dengan
staff personalia dibidang Tegal. Selama
proses perkara berlangsung staff
personalia yang menjadi Iuasa tergugat
kurang komunikasi dengan Pengusaha
sehingga pengusaha tidak dapat
‘mengontrol jalannya perkara yang ada ct
perusahaannya, Hal terscbut dikarenakan
pengusaha sering pergi ke luar kota
sehingga Intensitas pertemuan dengan
pegawai terbatas. Pengusaha mengaku
Kaget dengan kalahnya PT Gaya Bella
Diantama di Pengadilan Hubungan
majelis hakimrsuunccnar ne onte fill
dustrial Yogyakarte, maksud kalak disini
bukan berarti PT Gaya Bella Diantama
seharusnya dapat memenangkan perkara,
setidak-tidaknya dapat
memberisan pembelaan yang lebih dari
‘yang telah dilalsukan sebelumnya,
Putusan suatu pengadilan Hubungan
Industrial ini termasuk —_putusen
conderrnatoir, yak’ putusan yang bersifat
menghulam pibak yang dikalahkan untuk
memenuhi prestasi. Putusan condemnacoir
ini mewajibkan —tergugat_ untuk
melakukam prestasi, maka hak daripada
Penggugat yang telah ditetapkan tersebut
dapat ilaksanakan dengan paksa
(execution force), sevingga —putusan
tersebut pada dasaraya telah mempunyai
Keluatan eksekutorial, dalam artian
bahwa putusan torsebut tidak semata-
mata hanya menetapkan hak atau
hukumnya saja, namun juga realises! atau
pelaksaraan yang dapat dilaksanakan
secara paksa oleh alatalat Negara, 2
Putusan PHI No, 04/G/2008/PHI YK yang
diperkust oleh putusan dari Mahkamah
‘Agung dalam tingket kasasi tanggal 12
September 2008 Reg. No.558/K/Pat.
Sus/2008 ternyata belum dilaksanalan
dengan bait oleh pihak perusahaan dalam
hal ini sebagai tergugat. Bahkan hingga
hampir 3 (tiga) tahun sejak putusan
tersebut bersifat in kracht namun tidak
terlaksana dengan balk Putusan yang
menghukum = pengusaha untuk
mempekerjakan kemball hanyalah isapan
jempol belaka,
Apabila seseorang —_enggan
‘melaksanakan putusan pengadilan dengan
suka rela maka ia dapat dihukum untuk
membayar sejumlah wang (dwangsom),
Jika sebelum putusan dijatuhkan telah
dilakukan sita jaminan maka sita jaminan
yang telah dinyatakan sah dan berharga
Secara otcmatis menjadi sita cksekurorial
ee
* Sudikco Mertolusumo, 2002, Hukum Acare Perlats
Indonesia Liberty, Yonyalarta, him 219,
dengan cara meletang barang-barang milik
orang yang dikalahkan, —schingga
‘mencukupi jumlah yang harus dibayarkan
Menurut putusan hakim — sekaligus
ditameah biaya sehubung dengan
Pelaksanaan putusan tersebut. _jika
sebelumnya belum pernah dllakukan sita
jaminan, maka eksekusi dimulai dengan
menyita barang-barang bergerale (sita
eksekutorial) dan jilka tidak menculupi
juga dilakukan dengan barang-barang
yang tidak bergerak milile pihak yang
dikalahkan sehingge mencukupi untuk
Memenuhi pembayaran sejumlah wang
yang harus dibayarkan sesuai dengan
putusan hakim,
Permasalanan kemudian —timbul
ketika putusan PHI tersebut juga
‘mengandung putusan untuk melakukan
suatu perbuatan yang konschuesinya
adalah eksekusi—putusan yang,
menghukurs orang untuk melakukan
suatu. perbuatan seperti halnya yang
dimaksud dalam Pesal 225 HIR (ps, 259
Rbg). Penulis berpendapat bahwa untuk
melakukan cksekusi untuk memaksa
orang melakukan suatu perbuatan dalam
hal ini adalah pihak pengusaha untuk
mempekerjakan kembali tentu saja sangat
sulit, Suatu hubungan Kerja harus didasari
dengan rasa saling~-membutuhkan
schingga hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang subordinat meskipun pada
Kenyataan tidak demikian,
Hal itulah yang terjadi dalam kasus
pelaksanaan — putusan —_pengadilan
hubungan industrial yang dielami oleh
pekerja PT Gaya Belle Diantama tersebut
Hingga beberapa bulan sejak putusan
tersebut berkekuatan hulaum tetap, namun
hakchak pekerja tidak diberilcan oleh piltak
pengusaha. cirasa tidak ada iktikad baik
dari perusahaan, maka —_pekerfa
mengajukan surat’ permohonzn ita
cksekusi yang segera ditindaklanjuti olenFE eran nme tmestn
Pengedilan Hubungan Industrial, Pekerja
mengajukan permchonan sita eksekusi
terhadap 8 (delapan) —mesin abit
perusahaan yang jika ditafsirkan dengan
uang telah mencukupi untuk membayar
gajl yang belum dibayarkan selama proses
penyelesaian berlangsung. Kettka dari
Pihak Pengadilan hubungan industrial
melayangkan surat ke PT Gaya Bella
diantama, Barulan deri perusahaan
merespor hai-hak pekerja, dengan
memanggil pekerja untuk mengambil gaji
yang balum dibayarkan dan itupun tidak
Gilakukan di ruang perasahaen, naman
pekerje diminta datang ke rumah salah
sat pengurus perusahzan,
‘Ada alternatif lain dalam mengatas
permasalahan mengenai putusan_ untuk
melaleukan suatu hal, yakni pibak yang
dimenangkan dapat minta kepada hakim
agar kepentingannya dinilai dengan wang.
Hal ini dapat dilakukan untuk pekerjean
yang sifatnya dapat diukur dengan suatu
parameter yang jelas, nramun sangat sulit
jika putusan tersebut berisi untuk
mempekerjakan Kembali bagi pekerja
dengan pekerjaan dengan waktu tak
tertentu (PKW), Selain itu, hal yang tidak
ise dipungliri lagi bahwa —suata
ubungan yang pernah mengalami konflik
sebelumnya pasti akan menimbulkan
suasana yang berbeda seperti rasa
canggung ateupun ke:akutan-ketalaitan
lainnya. Pada akhiraya putusan tersebut
dak dijalanken dengan baik bingga
sekarang hampir tiga tahun sejak putusan
versebut in krack.
Penulis menyimpulkan —bafiwa
permasalahan ini lebih condong pada
etidaksepakatan para pitiak dalam
menentukan pesangon PHK, Masala
tersebut menjadi semakin komplek karena
pekerja dalam gugatannya menuntut
untuk dipekerjakan kembali padahal dari
awal sudah bersedia untuk di-PHK dengan
syarat wang pesangon sesiai undang-
undang, sehingga Ketika hakim memutus
untule mengabulkan gugatan pekerja juga
tepat.
Menurut salah eats naresumber yang
penulis wawancara, yakni hakim di
Pengadilan negeri Yogyakarta, solusi dari
permasalahan tersebut adalah pekerja
melakukan gugotan lagi untuk menuntut
penguasaha menjalankan —_putusan
pengadilaa yang telah berkekuatan hukurn
tetap. Narasumber juga menambahkan
bahwa seharusnya permasalahan tersebut
juga dilakukan dengan _pendekatan
personal ke pihak perusahaan.
6 Faktor-faktor Penghambat dalam
Pelaksanaan Putusan PHI
Meskipun putusan telah berkekuatan
ukum tetap sejak dikeluarkanaya putusan
kkasesi oleh Mabkamah Agung pada tanggal
12° Maret 2009, namun hingga lini
peloksanaan putusan/eksekusi putusan
belum ——_-maksitnal Berdasarkan
pengumpulan éata di lapangan, perulis
mendapatkan penjelasan dari masing-
masing pihake:
a Dari pekerje/penggueat
Keterangan yang diperoleh dari
pekerja menyatakan bahwa pekerja
sebenarnya monunggu dipanggil
Kembali untuk bekerja, namun
harapan ita sia-sia. Pihak pengusaha
yang diwakili oleh staff personalta
hanya mengontak satu kali dan tidak
ada kelanjutannys,
b. Dari pengusaha/tergugat
Sejake aval pihak pengusaha
sudah menolak petmohonan dari
penggugat untuk mempekerjakan
Kembali Karena telah mempunyai
catatan yang buruk dari pekerja
hersangkatan, Hal yang —sullt
dilakakan jike hubungan yeng sudah
tidak harmon tersebut _tetap
eeFNAL HORM PERDAA tole Homer November 2 > |
dipertahankan dalam bubungan kerja,
dimana suaty hubungan kerja tidak
semata-mmata_mengenai _pemberian
Perintah dan pemenuhan kewajiban
emu juga terdapat factor-faktor
lain seperti terjalinnya komunikasi
yang balk antera penguscha dan
pekeerja
Pihak tergugat yang akhirnya
dinyatakan bersalah dan kala balk
dalam tngkat pertama dan kasasi
mengharuskan pengusaha
mempekerjakan Kembali AR Riyadi
sebagai pekerja di PT Gaya Bella
Diantama, Pihak perusahazn pun
mengakui bahwa untuk
mempekerjakan kembsli AR hanya
alasan yuridis dan dillakukan dengan
terpaksa, balikan menurut pengakwan
dari pibak personalia, ada unsur
Permasalahan ‘ersehut. kesengajaan
untuk — memperlambat dalam
melakukan proses pemanggilan
Kembali pekerja Disamping itu,
terdapat syarat yang diajukan olch
pihek perasahazn delam pelaksanaan
utusan tersebut vali
mempekerjakan AR sebagai pekerja
PT Gaya Pella diantama namun tidak
lagi bekerja dibaglansatpam atau
dalam kata lain dimutasi dalam
bagian produks,
Keadaan — perusahaan yang
semakin — memburuk —akhirnya
berdampak pada sistem pengeloiaan
Perusahaan ai bidang personalia. PT
Gaya Bolla Diantama juga
menghadapi tekanan dari pekerja lain
akibat_keterlambetan pembayaran
Upah dan jam kerja yang tidak sesuai
dengan keetentuan—_perunda
undangan yang berlakn. Pt Pitta
Perusahaan yang pada mulanya akan
mempekeriakan kembali AR Riyadi
pada akhimya semakin merunda
waktu pemanggilan yang aihirnya
hhingga saat ini tidak terlaksana,
Keadaan PT Gaya Bella Diantama
semakin lama semakin terpuruke
fisusul dengan kelusrnya karyawan
dengan jumlah yang besar, Bahan
hingga 2 (dua) staff personalia yang
Mengurus permasalahan AR riyadi
mengundurkan dir dari PT Gaya
Bella Diantama pemanggilan kerja
juga belum dilakukan,
Efektifitas Putusan PHI dalam
Perlindungen Hukum Bagi Hak-Hak
Pekerja
Dari penelitian lapangan yang
dilakuken oleh penulis, terbukti bahwa
pelaksanaan putusan Pengadilan Hubungan
Industrial No. 04/G/2008/PHLYK belum
terlaksana dengan balk. Berbegai factor
penghambat yang ada baik dari pihak
pengusaha maupun pihak pekerja memang
tidak mudah untuk mencarikan solusi
terbaik, Menurut penulis, suatu putusan
Pengadilan akan dikatakan efektif jika
dapat terlaksane sesuat dengan ketentuan
yang telah ada, sehingga para pihak dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya,
terutama bagi pihak yang dimenangken
untuk mendapat hak yang sebarusnya
didapatkan. Dalam kasus yong penulis teliti
putusan tersebut hanya efektif dalam
pemenuhaa hak gafi pekerja yang memang
belum dibayarkan, namun dalam hal
mempekerjakan Kembali pekerja tidak
efektif dalam pelaksanaannya,
Dapat dilihat pula bahwa perlindungan
huxum bagi pekeria vang ditolaknya
putusan PHK oleh pengusaha yang
Konsekuensinya adalah ~—_pengusaha
mempekerjakan Kembali sama sekali hanya
menang diatas kertas. Meskipan telah
salam hukum ecera telah ada mekanisme
seperti dwangsom = maupun site
‘eksckutorial.
Perlindungan hukam bagi pekerja
yang dinyatakan PHX yang dikeluarkan
Pengusaha tidak sah di Pengadilan yang
juga berarti dipekerjakan kembali_ ke
tempat dimana ia bekerja semula dapat| sea on ene Yo RT
dikatakan luput dari perhatian kita. Dalam
regulasi yang telah adapun hanya sebatas
Konseknensi bagi
mengheruskan untuk —mempekerjalen
Kembali pekerja yang dinyatakan
pengadilan PHIK sepihak tidak sah, sehingga
permasalahan yang —timbul—akibat
konsekuensi sepert tidal.
terlaksznakannya putusan tersebut belum
pengusaha yang
terbahas dalam =——_-Undang-undang
Ketenagakerjean.
Penulis berpendapat_—_bahwa
perlindungan hakchak pekerja terhadap
perselisihan Pemutusan hbungan kerja
lebih balk Ketika pekerja yakni AR Riyadi
tidae = memohon untuk dipekerjakan
Kembali, Andafkan fa tidak memohon untuk
Surat Keputusan tentang
Pemutusan Hubungan Kerja atau dalam
istilah lain meminta pengesahan surat
kepuiusan PHK tersebut dan meminta
pesangon yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangen mungkin lebih
melindungi hak-haknya akan
mendapat wang pesangon dan kalaupun
pihak pengusaha tidak melaksanakan
keputusan tersebut dapat dilakukan sita
eksekutorial dibanding untuk menuntut
eksekusi putusan yang menghukum orang
untuk melokukan suatu perbuatan seperti
hhalnya yang dimaksud dalam Pasal 225 HIR
(ps. 259 Rbg)
menolak
Pitak pekerja pun mengakui bahwa
jika pada akbirnya berakhir seperti ini
yalmi ia tidak dipekerjakan kembali akan
lebih merugi dibacding ia pada akhirnya
dinyatakan di PHK oleh pthak peruschaan
dan mencapat ang pesangon. Ketika
erusahaan yang akan dituntut lagi untule
mempekerjakan kembali dalam Keadaan
tidak stabil babkean tidak
berprodukst lagi, seperti Keadaan PT Gaya
Bolla Diantama pada saat ini juga cirasa
percuma,
sudah
Kestmpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang
melalsanakan putusan
04/G/2008/PHLYK — dalam hal
mempekerjakan Kembali penegugat
dari masing-masing pihak adalah:
a. Pihak pengusaha
1) Adanya iktikad kurang baik dari
pihak perusahaan
Alasanpermutusan hubungan
kerja tersebut —_cenderung
diskriminatif dan tidak sesuai
prosedur terlebih jika dikaitken
dengan permasalaha keaktifan
pekerja dalam serikat pekerja.
Pengusaha juga dengan sengaia
tidak bersedia _ memiberikan
pesangon yang seharusnya
‘iterima pekerja sesual dengan
undang-undang
Ketenagakerjaan, Hak pekerja
yang diberikan hanya sebatas
gaji pekerja yang delum
dibayarkan saja.
2) Keadaan perusahaan yang tidak
stabil
Selain sikap yang keberatan
untuk mompekerjakan
Kembali, juga cipengaruhi oleh
keadaan perusahaan yang
tidak stabil yang terjadi mulai
tahun 2009 dilkarenalkan
produksi yang menurun dan
berbagai permasalehan
pekerja lainnya yang sama-
sama menuntut hak mengenai
gait yang belum dibayarkan
juga, meskipun kasus tersebut
terjadi pada tahun 2007 dan
2008 dimana _—_—keadaan
perusahaan masih relative
stabil, namun dikerenakan
‘menghambat
PHI No.
respon yang kurang dari pihak
perusahaan
memperlambat
dan
penyelesaianparamere: nt il
sehingga permasalahan
Derlarutlerut maka hingga
tahun 2009 belum juga
iselesaikan. Bahkan pada saat
ini keadaan perusahaan vakum
dikarenekan pengusaha sendiri
terjerat suatu kasus.
d. Pihak pekerje
TD Ketidaksesuaian _ixehendak
antara pekerja dan — kuasa
pekerja dalam hal permohonan
gugetan, Pekerjasebenarnya
hanya mempermasalahkan
besaran pesangon agar sesuai
dengan Undang-undang, namua
Kuasa pekerja dari Serikat
pekerja mencentumkan
‘lausula permohonan untuk
dipekerjakan kembali.
2) Serkurangnya kealtifan pekerja
dalam memperjuangkan
haknya, Dikarenakan pay
votuk —menghubungi _pihak
perusahaan yang cllakukan
setelah putusan berkekuatan
hukum tetap tidak mendapat
tanggapan yang balk dari phhak
Perusahaan, maka pekerja lel
memfokuskan untuk mendapat
n iain sebagai surber
pendapatannya, Pekerja
akhirnya tidak terlalu berharap
untuk dipekerjakan kembali
maupun hak-nak,
lainnya,
2, Putusan PHI No. 04/¢/2008/PHLYK
yang mengandung —_perintah
mempekerjakan Kembali tidak cfestif
dalam pelaksanaannya. Hal tersebut
terbukti hingga saat ini pekerja tidak
dipanggll untuk dipekerjakan kembali
Purusan tersebut hanya efektif dalam
Perjuangan hak pekerja_untuk
perolehan gaji yang belum dibayarkan
yang menjadi kewajiban pengusaha
kepada pekerja
mendapat
DAFTAR PUSTAKA
Mertokusumo, Sudikno 2002, Hukum Acary
Perdata Indonesia, _—_Liberty,
Yogyakarta
Sastrihardiwiryo, Dr. B. Siswanto, 2002,
Manajernen Tenaga Kerja Indonesia,
Rumi Aksars, Jakarta
Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyolesaian Perselisikan Hubungan
Industriel (PPD)
‘up: /bisniskeuangan,kompas.com/tead/201
102/02
iden Ju
Lengangzuran8.32.Juta diakses pada
‘tanggal 29 Maret 2011