Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........

(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

KORELASI AJARAN
CADU SAKTI DENGAN CATUR YOGA

Oleh:
I Made Adi Brahman
Fakultas Brahma Widya IHDN Denpasar
Email : brahmanadi79@gmail.com

ABSTRACT
Religion is a belief system of mankind about the existence of God as the origin
(source) and the return of all life forms. The concept of deity (theology) in Hinduism
firmly states the existence of God in the form of Nirguna Brahman and Saguna
Brahman. The main source of divine teachings in Hinduism can be extracted from the
Vedic scriptures of the Vedas (Sruti). Besides, the teachings of divinity in Hinduism can
be extracted from libraries such as Brahma Sutra, Upanishads, Purana, Ithihasa and
manuscripts of the archipelago in the form of Lontar. Wrhaspati Tattwa is one of the
Lontar that describes the doctrine of divinity in Hinduism. In the Lontar of Wrhaspati
Tattwa, the existence of God in the form of Brahman is mentioned as Sang Hyang
Paramasiwa, while God in the form of Saguna Brahman is declared as Sang Hyang
Sadasiwa that is God who has various kinds of power called the Cadu Sakti. The Cadu
Sakti is the four omnipotence of God which consists of Wibhusakti that are God who
pervades everything, Prabusakti that is God who becomes the master of all life forms,
Jnanasakti that is God who masters all knowledge, and Kriyasakti that are master of a
masterpiece. The method of connecting to God can be pursued in four ways known as
Catur Yoga. Catur Yoga consists of Bhakti Yoga that is the way of devotion or service
and honor, the king of yoga is through the mystical path with the implementation of
Astanga Yoga, Jnana Yoga is by understanding and deepening knowledge of the reality
of the Self (Atma Jnana), and Karma Yoga is the way with the action or unconditional
and sincere work. There is a correlation between the Cadu Sakti and the Catur Yoga
with the correlation pattern as follows: Wibhusakti’s correlate with the Bhakti Yoga,
Prabhusakti correlate with Raja Yoga, Jnanasakti correlate with Jnana Yoga, and
Kriyasakti correlate with Karma Yoga. The meaning contained in the correlation is the
unity of meaning between the concepts of theology with the theological methodology.

Keywords: Correlation, Cadu Sakti, Catur Yoga

ABSTRAK
Agama merupakan sistem keyakinan umat manusia tentang adanya Tuhan sebagai
asal mula (sumber) dan kembalinya segala bentuk kehidupan. Konsep ketuhanan
(teologi) dalam agama Hindu dengan tegas menyatakan keberadaan Tuhan dalam wujud
nirguna Brahman dan saguna Brahman. Sumber utama ajaran ketuhanan dalam agama
Hindu dapat digali dari pustaka suci Veda (Sruti). Disamping itu ajaran ketuhanan dalam

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 9
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

Hindu dapat digali dari pustaka seperti Brahma Sutra, Upanisad, Purana, Ithihasa
dan naskah-naskah nusantara berupa lontar. Wrhaspati Tattwa merupakan salah satu
lontar yang menguraikan tentang ajaran ketuhanan di dalam Hinduisme. Di dalam
lontar Wrhaspati Tattwa, keberadaan Tuhan dalam wujud nirguna Brahman disebutkan
sebagai Sang Hyang Paramasiwa, sedangkan Tuhan dalam wujud saguna Brahman
dinyatakan sebagai Sang Hyang Sadasiwa yaitu Tuhan yang memiliki berbagai macam
kekuasaan yang disebut cadu sakti. Cadu sakti yaitu empat kemahakuasaan Tuhan
yang terdiri dari wibhusakti yaitu Tuhan yang meresapi segalanya, prabusakti yaitu
Tuhan yang menjadi penguasa segala bentuk kehidupan, jnanasakti yaitu Tuhan yang
menguasai segala pengetahuan, dan kriyasakti yaitu Tuhan yang maha karya. Metode
untuk menghubungkan diri dengan Tuhan secara garis besar dapat ditempuh dengan
empat macam jalan/metode yang dikenal dengan istilah catur yoga. Catur yoga terdiri
dari bhakti yoga yaitu jalan pengabdian/pelayanan serta penghormatan, raja yoga yaitu
melalui jalan mistik dengan pelaksanaan astanga yoga, jnana yoga yaitu dengan jalan
memahami dan memperdalam pengetahuan tentang realitas sang Diri (atma jnana), dan
karma yoga yaitu jalan dengan tindakan/kerja tanpa pamrih dan tulus ikhlas. Terdapat
hubungan/korelasi antara ajaran cadu sakti dengan catur yoga dengan pola korelasi
sebagai berikut: ajaran wibhusakti berkorelasi dengan bhakti yoga, ajaran prabhusakti
berkorelasi dengan raja yoga, ajaran jnanasakti berkorelasi dengan jnana yoga, dan
ajaran kriyasakti berkorelasi dengan karma yoga. Makna yang terdapat dalam korelasi
tersebut adalah adanya kesatuan makna antara konsep teologi dengan metodologi
teologi.

Kata Kunci : Korelasi, Cadu Sakti, Catur Yoga.

PENDAHULUAN
Agama merupakan ajaran yang di Konsep ketuhanan dalam agama
dalamnya menguraikan tentang keyakinan Hindu secara umum dapat dibagi menjadi
terhadap Tuhan dan usaha manusia dua yaitu Acintyarupa (impersonal)
untuk mengetahui serta menghubungkan dan Cintyarupa (personal) dan bersifat
diri dengan Tuhan. Keyakinan manusia nirguna (immanent) dan saguna
terhadap keberadaan mahluk adi kodrati (transcendent) (Titib, 2011: 42). Tuhan
(Tuhan) yang menjadi sumber dan dalam wujud nirguna adalah Tuhan yang
kembalinya seluruh tatanan kehidupan tidak dapat digambarkan dengan kata-kata,
di alam semesta ini merupakan dasar tidak bersifat, serta tidak memiliki wujud
dari agama. Pencarian manusia pada apapun. Tuhan dalam konsep nirguna
Tuhan sebagai asal mula dan kembalinya Brahman dalam Upanisad dinyatakan
seluruh ciptaan adalah tujuan dari agama. dengan istilah “netineti” atau “bukan ini,
Agama adalah sistem keyakinan yang bukan juga itu”, sedangkan dalam teks
mempercayai adanya Tuhan sebagai lontar Wrhaspati Tattwa dinyatakan dalam
sesuatu yang suci, transenden (gaib), wujud Paramasiwa. Tuhan dalam konsep
yang menjadi asal mula (sumber) dan saguna Brahman adalah Tuhan yang telah
kembalinya segala bentuk kehidupan. mengambil wujud-wujud tertentu, dan

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


10 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

memiliki sifat-sifat tertentu pula. Dalam disebut sebagai kitab yoga. Dari berbagai
RgVeda I.164.46 dinyatakan wujud Tuhan macam jenis yoga yang diuraikan dalam
dalam konsep saguna Brahman hadir Bhagawad Gita, terdapat empat jalan yang
sebagai wujud para Dewa seperti: Agni, utama yang dikenal dengan istilah catur
Yama, Matariswa. Dalam lontar Wrhaspati yoga atau catur marga yoga. Catur yoga
Tattwa, konsep Tuhan dalam wujud saguna adalah empat jalan untuk menghubungkan
Brahman dinyatakan sebagai Sadasiwa. diri dengan Tuhan sehingga mencapai
Tuhan dalam konsep Sadasiwa adalah Ia suatu penyatuan kembali antara Sang Diri
yang mempunyai empat kekuatan atau (Atman) dengan Brahman (Paramatman).
kemahakuasaan (cadu sakti). Catur yoga terdiri dari: 1) Karma yoga
Cadu sakti adalah empat kekuatan yaitu jalan untuk menghubungkan diri
atau kemahakuasaan Tuhan. Cadu dengan Tuhan melalui tindakan/kerja
sakti terdiri dari: 1) Wibhusakti yaitu tanpa pamrih dan tanpa mementingkan
kemahakuasaan Tuhan yang mampu diri sendiri, serta bekerja sebagai bentuk
meresapi segalanya. Tuhan ada di setiap persembahan kehadapan Tuhan. 2) Bhakti
ciptaanNya; bahwa segala sesuatu yang yoga yaitu jalan untuk menghubungkan
ada di alam semesta ini diresapi oleh diri dengan Tuhan melalui sujud, hormat,
Tuhan. 2) Prabusakti yaitu kemahakuasaan cinta kasih, pelayanan, dan bhakti. 3) Jnana
Tuhan yang menguasi segala-galanya. yoga yaitu jalan untuk menghubungkan
Tuhan adalah penguasa atas segalanya, diri dengan Tuhan melalui penguasaan
segala yang ada; ada di bawah kuasaNya. atau memperdalam ilmu pengetahuan.
3) Jnanasakti yaitu kemahakuasaan Tuhan Memperdalam ilmu pengetahuan tentang
yang mampu mengetahui segalanya. Tuhan ketuhanan, atau ilmu pengetahuan
adalah maha tahu, segala pengetahuan ada tentang Sang Diri (Brahmawidya atau
padaNya. Beliau adalah sumber dari segala Atma Tattwa Jnana). 4) Raja yoga yaitu
sumber pengetahuan. 4) Kriyasakti yaitu jalan untuk menghubungkan diri dengan
kemahakuasaan Tuhan yang maha kriya Tuhan melalui pelaksanaan tapa, brata,
atau Tuhan yang memiliki kekuasaan atas yoga, semadhi atau melalui pelaksanaan
segala tindakan/kerja atau perbuatan apa astanga yoga. Cadu sakti dan catur yoga
saja. Segala sesuatu di semesta ini adalah merupakan dua ajaran yang memiliki
hasil karya dari Tuhan, dan segala sesuatu benang merah atau korelasi yang erat.
yang terjadi adalah hasil karyaNya. Korelasi yang terbangun dari kedua ajaran
Hindu tidak hanya mengajarkan ini adalah korelasi antara konsep teologi
tentang konsep ketuhanan (teologi), dengan metodologi teologi.
namun juga mengajarkan tentang jalan
atau metode bagi umat manusia untuk
menghubungkan diri dengan Tuhan. PEMBAHASAN
Ajaran tentang metode atau jalan untuk Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan
menghubungkan diri antara manusia Catur Yoga
dengan Tuhan dalam Hindu dikenal Korelasi menurut Kamus Besar
dengan istilah yoga. Secara umum Bahasa Indonesia mengandung pengertian
ajaran yoga diuraikan dalam Bhagawad hubungan timbal balik atau sebab akibat.
Gita, sehingga Bhagawad Gita sendiri Berkorelasi yaitu saling berhubungan

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 11
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

secara timbal balik; ada korelasinya. Terjemahannya:


Korelatif bersifat mempunyai hubungan Yang disebut wibhusakti adalah
timbal balik (Tim, 2008: 734). Korelasi “Beliau rahasiakan segala tattwa
atau hubungan timbal balik yang diuraikan itu. Dirahasiakan artinya (tattwa
dalam tulisan ini adalah hubungan antara itu) disusupkan oleh Beliau, seperti
ajaran cadu sakti yang terkandung di minyak di dalam susu. Adanya minyak
dalam naskah lontar Wrhaspati Tattwa di dalam susu, tidak tampak, itulah
dengan catur yoga yang terkandung di yang disebut dirahasiakan. Prota
dalam pustaka Bhagawad Gita. artinya permata cemerlang, bagaikan
permata keadaanNya. Yang rahasia dan
Korelasi Ajaran Wibhusakti dengan bercahaya cemerlang itulah yang disebut
Bhakti Yoga Wibhusakti. Beliau menciptakan dunia
Wibhusakti merupakan salah satu seluruhnya” (Tim, 1994: 47).
bagian dari konsep cadu sakti (empat
kemahakuasaan Sanghyang Widhi/ Kekuatan atau kemahakuasaan untuk
Tuhan Yang Maha Esa) yang diuraikan meresapi segala-galanya, baik dari unsur
dalam naskah lontar Wrhaspati Tattwa. yang paling kasar hingga yang terhalus
Wibhusakti dijelaskan sebagai sifat dari adalah sifat dari kemahakuasaan Tuhan
kemahakuasaan Tuhan yang meresapi yang disebut wibhusakti. Tidak ada materi
segalanya; tidak ada sesuatu di dunia ini atau benda apapun di dunia ini yang
yang tidak diresapi oleh Tuhan. Tuhan ada tidak mampu diresapiNya. Keberadaan
di dalam setiap partikel atau materi, dan Tuhan adalah sesuatu yang sangat halus,
bahkan Ia ada dalam setiap atom. Dalam Beliau lebih halus dari benda yang
Wrhaspati Tattwa 14 dinyatakan sebagai paling halus (atom) karena keberadaanya
berikut. sebagai Spirit, Energi atau Jiwa Agung
yang bukan dalam bentuk materi/benda,
Nihan tang wibhusakti ngaranya sehingga apapun mampu diresapiNya.
utaproktanca gadhitah Dalam konsep teologi Hindu tidak ada
sivena paramesanam materi/benda yang tidak diisi oleh Tuhan
ukto vyapta iti proktam dalam sifatnya sebagai “Wibhu” atau yang
prokta vacca manuttavam meresapi segalnya. Seperti keberadaan air
yang mampu meresapi setiap celah atau
inutanira ikang sarwa tattwa,
pori-pori yang terhalus, demikian juga
inuta ngaranya, winyapakanira,
sifat dari kemahakuasaan Tuhan dalam
kadyangganing minak haneng susu,
wujud wibhusakti sebagai unsur yang
hanekang minak ngkaneng susu, ndatan lebih halus dari air, yang keberadaanNya
katon, ya ta sinangguh uta ngaranya, mampu meresap dengan sempurna ke
prota ngaranya, mani sutrawat, dalam setiap materi/benda apapun.
kadyangganing mani mangekadesa Tuhan meresapi segalanya karena
gatinya, ika tang utaprota, ya ta Tuhan ada di dalam dan juga di luar
wibhusakti ngaranya, sira gumawe ikang ciptaanNya. Setiap aspek kehidupan
rat kabeh. diresapai oleh Tuhan. Setiap mahluk
hidup maupun materi apapun diresapi

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


12 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

oleh keberadaanNya. Tuhan adalah untuk mengantarkan atau menghubungkan


unsur yang begitu sangat halus, sehingga antara umat manusia sebagai pemuja
keberadaanNya mampu meresapi segala dengan Tuhan sebagai sesuatu yang dipuja.
yang ada. Wibhusakti artinya Maha ada Berdasarkan dengan konsep teologi
dan meresapi segalanya. Vyapi vyapaka (wibhusakti), Tuhan telah hadir meresapi
artinya berada dimana-mana, tiada segala ciptaanNya. Dari konsep teologi
tempat yang tidak mampu dipenuhi atau wibhusakti selanjutnya berkembang
tidak diisi oleh keberadaanNya. Tuhan suatu cara atau metode pemujaan kepada
memenuhi dan meresapi segala-galanya. Tuhan dengan jalan bhakti yoga. Jalan
Vyapi vyapaka nirvikara berada dimana- bhakti adalah sebuah metode atau cara
mana tidak terpengaruh dan tidak berubah. umat manusia untuk menghubungkan
Bersifat meresapi segalanya (utaprota) diri dengan Tuhan melalui pelayanan,
ibaratkan seperti api dalam kayu, dan penghormatan, pengembangan cinta kasih,
minyak dalam kelapa. Tuhan ada dimana- dan pemujaan kepada setiap manifestasi
mana, setiap ruang, waktu, dan keadaan dari Tuhan. Bhakti adalah jalan kecintaan.
Ia selalu ada. Namun, keberadaanNya Cinta yang difokuskan kepada Tuhan
tidak mampu ditangkap atau dikenali oleh sepanjang waktu (Kamajaya, 2000: 21).
indria manusia. Demikianlah keberadaan Hal yang senada juga dinyatakan oleh
Tuhan dalam saktinya sebagai wibhusakti Sivananda (2003: 135) yang menyatakan
atau yang meresapi segalanya, bahwa “Bhakti merupakan kasih sayang
Tuhan ada secara gaib dalam setiap benda yang mendalam kepada Tuhan, yang
dan mahluk ciptaanNya. Gaib dalam merupakan jalan kepatuhan atau bhakti.
pengertian bahwa Beliau itu ada, namun Tuhan adalah perwujudan kasih sayang,
tidak dapat dikenali dan dapat ditangkap dan seseorang akan dapat mencapaiNya
dengan panca indra. Tuhan merupakan dengan mencintaiNya. Ia tidak membenci
tujuan hidup bagi orang beragama. Dalam mahluk apapun, ia merangkul semuanya
keyakinan umat Hindu yang tertuang di dalam dekapan hangat kasih sayangnya.”
dalam kitab suci dinyatakan bahwa Tuhan Bagi seorang bhakta atau mereka
adalah asal mula dan kembalinya segala yang menjalankan ajaran bhakti yoga,
kehidupan (sangkan paraning dumadi). Tuhan diyakini mampu meresapi
Keyakinan tentang Tuhan dalam segalanya, bahkan gunung, danau, laut,
Hinduisme tidak hanya berhenti dalam bulan, matahari, patung atau arca pun
tataran konsep, namun keyakinan itu disembah sebagai perwujudan bhakti
diimplementasikan/diwujudkan dalam kepadaNya. Hal ini disebabkan karena
bentuk aktivitas pemujaan-pemujaan adanya dorongan rasa bhakti untuk
terhadap manifestasiNya. Dalam menyembah atau menghormati setiap
Hinduisme dan juga agama-agama yang bagian dari unsur kehidupan yang telah
lainnya, konsep teologi tidak hanya diresapi oleh Tuhan. Seorang bhakta tidak
terhenti dalam tataran ide, namun membeda-bedakan mahluk ciptaan Tuhan.
konsep teologi tersebut selanjutnya Semua dilihat dengan pandangan yang
diimplementasikan dalam suatu aktivitas sama; sama-sama mahluk ciptaan Tuhan
keagamaan. Aktivitas keagamaan ini tidak dan sama-sama diresapi atau dihidupi
lain adalah sebuah “metodologi teologi” oleh Atman sebagai manifestasi Tuhan

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 13
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

yang bersemayam di dalam mahluk hidup. murni telah membuka mata hati dan
Dalam Bhagawad Gita V.18 menyatukan mereka dalam kesatuan yang
dinyatakan sebagai berikut. tunggal. Tidak ada perbedaan yang timbul
dari cinta kasih yang murni. Semua
vidya-vinaya-sampanne disatukan dalam semangat kebersamaan;
brahmane gavi hastini, sama-sama mahluk ciptaan Tuhan dan
suni caiva svapake ca sama-sama dihidupi oleh unsur kehidupan
panditah sama-darsinah. yang sama yaitu Atman. Jalan bhakti yoga
memberikan sebuah metode mendekatkan
Terjemahannya: diri kehadapan Tuhan melalui cinta kasih.
Orang arif bijaksana melihat semuanya Dalam Bhagawad Gita X.20
sama, baik brahmana budiman dan dinyatakan sebagai berikut.
rendah hati maupun seekor sapi, gajah
dan anjing ataupun orang hina papa, aham atma gudakesa
tanpa kasta. sarva-bhutasaya-sthitah,
aham adis ca madhyam ca
Tuhan meresapi setiap mahluk bhutanam anta eva ca
dalam perwujudannya sebagai Atman.
Bagi seorang bhakta yang arif bijaksana Terjemahannya:
yang penuh dengan rasa bhakti, melihat Aku adalah sang Diri yang ada dalam
dengan pandangan yang sama diantara hati semua mahluk, wahai Gudakesa, Aku
semua mahluk hidup. Rasa bhakti tidak adalah permulaan, pertengahan dan akhir
memandang penampakan luar dari tubuh dari mahluk semua (Pudja, 2004: 258).
(fisik) setiap mahluk, namun rasa bhakti
menembus ke lapisan yang lebih dalam Persemayaman Tuhan di dalam setiap
yaitu jiwa (Atman). Setiap mahluk mahluk dalam wujud sang Diri merupakan
dihidupi oleh satu unsur kehidupan wujud dari manifestasi Tuhan yang
yang sama yaitu Atman yang merupakan meresapi atau berada disetiap ciptaanNya.
perwujudan Tuhan di dalam tubuh setiap Tuhan hadir pada awal, pertengahan dan
mahluk hidup. Walaupun wujud luar akhir dari keberadaan mahluk hidup.
(tubuh) setiap mahluk berbagai macam Dalam hal ini tidak ada ruang, waktu
bentuknya, namun sesungguhnya tubuh- atau jaman yang tidak diresapi oleh
tubuh itu dihidupi oleh Roh yang sama/ keberadaan Tuhan. Menyadari akan
tunggal. Perbedaan hanya pada bagian kebenaran ini, bahwa Tuhan hadir di
luar, namun tidak menyentuh pada bagian dalam setiap mahluk pada setiap waktu,
yang terdalam yaitu Sang Jiwa (Atman). maka orang arif bijaksana yang penuh
Seorang bhakta yang penuh dengan rasa bhakti memuja Tuhan yang
rasa bhakti (hormat), melihat dengan berada dimana-mana dengan penuh rasa
pandangan rohani yang sama. Dengan penghormatan. Tuhan adalah benih dari
curahan dari rasa cinta kasih, mereka setiap mahluk hidup. Tidak ada sesuatu
tidak membeda-bedakan mahluk hidup yang dapat terlahirkan atau ada tanpa
yang merupakan ciptaan dari pencipta keberadaanNya. Sebagai benih awal dari
tunggal yaitu Tuhan. Cinta kasih yang keberadaan mahluk hidup, maka semua

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


14 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

mahluk tidak lain adalah perwujudan dari Berdasarkan pada uraian tersebut di
Tuhan. Semua mahluk adalah bagian dari atas, adapun hubungan yang terbangun
Tuhan itu sendiri. Dalam Bhagawad Gita antara ajaran wibhusakti dengan bhakti
X.39 dinyatakan sebagai berikut. yoga adalah hubungan antara konsep
teologi dengan metodologi teologi.
yac capi sarva-bhutanam Dalam Wrhaspati Tattwa telah dijelaskan
bijam tad aham arjuna, bahwa kemahakuasaan Tuhan dalam
na tad asti vina yat syan wujud wibhusakti tidak lain adalah sifat
maya bhutam caracaram dari kemahakuasaan Tuhan yang mampu
meresapi segalanya. Tuhan meresapi
Terjemahannya: apapun, Beliau ada dalam mahluk hidup
Itu juga, wahai Arjuna, yang merupakan maupun mahluk tak hidup. Berdasarkan
benih dari segala mahluk ini adalah Aku; pada konsep teologi ini, umat Hindu
tak ada sesuatu keberadaanpun, baik memuja Tuhan dengan jalan bhakti
yang bergerak ataupun tidak bergerak, yaitu suatu jalan yang berdasarkan pada
dapat terjadi tanpa Aku (Pudja, 2004: prinsip pelayanan, penghormatan, dan
269). pengembangan cinta kasih yang murni
yang ditujukan kehadapan berbagai
Tidak ada kata yang dapat mewakili macam manifestasi Tuhan. Karena Tuhan
keberadaan Tuhan yang tiada batasannya. meresapi segalanya, maka setiap materi
Beliau ada di dalam maupun di luar atau unsur apapun dan setiap mahluk hidup
ciptaanNya. Tuhan hadir dalam berbagai apapun tidak lain adalah manifestasi dari
macam perwujudan. Semua mahluk hidup keberadaanNya.
maupun tidak hidup adalah perwujudan Setiap manifestasi kehidupan baik
dari sifat kemahakuasaan Tuhan yang itu mahluk hidup dan mahluk tak hidup
mampu meresapi apapun. Tuhan maha adalah cerminan dari perwujudan Tuhan.
halus dan gaib sehingga Beliau mampu Tuhan ada dan meresapi di dalam dan di
meresapi apapun yang ada. Beliau mampu luar ciptaanNya. Adanya dorongan dari
menghadirkan dirinya baik dalam materi rasa bhakti, seorang bhakta menghormati
sekecil atom atau bahkan materi yang segala sesuatu atas kesadaran bahwa
paling besar. Dalam Bhagawad Gita X.40 semuanya ini adalah manifestasi dari
dinyatakan sebagai berikut. keberadaan Tuhan. Ini adalah hubungan
yang berkesesuaian antara konsep teologi
nano ‘sti mama divyanam dan metodologi teologi yang dapat digali
vibhutinam paramtapa, dari ajaran wibhusakti dengan bhakti
esa tuddesatah prokto yoga.
vibhuter vistaro maya.
Terjemahannya: Korelasi Ajaran Prabusakti dengan
Perwujudan ilahi-Ku tiada batasnya, Raja Yoga
wahai penakluk musuh (Arjuna), ini Korelasi antara ajaran prabhusakti
hanya pernyataan singkat-Ku tentang dengan raja yoga dapat diuraikan sebagai
luasnya kemuliaan-Ku (Pudja, 2004: berikut. Di dalam naskah lontar Wrhaspati
270). Tattwa 14 dinyatakan “Prabhusakti

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 15
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

ngaranya, tatan kabadha de nira ring rat yang mengajarkan tentang metode untuk
kabeh” yang terjemahannya prabhusakti menghubungkan diri dengan Tuhan.
adalah Beliau tanpa tandingannya di Disebut sebagai “raja” yoga karena metode
seluruh dunia (Tim, 1994: 47). Dalam (yoga) ini yang mampu mengantarkan
aspek teologi, Tuhan memiliki kekuasaan seorang memiliki pengalaman langsung
yang mutlak dan tiada tandingannya di tentang Tuhan; inilah yoga yang “tertinggi”
seluruh alam semesta ini. Beliau tanpa karena Tuhan dan kemahakuasaanNya
tandingan di seluruh dunia; tidak ada dalam dialami secara langsung. Misteri
satu kekuatanpun di dunia ini yang dapat tentang Tuhan yang bersifat gaib, dapat
menahanNya. Segala yang terjadi adalah dialami secara langsung melalui praktik
kehendakNya, segala sesuatu yang diluar yoga ini. Raja yoga menekankan pada
kehendakNya tidak akan mungkin pernah praktik pengendalian pikiran “citta” dari
terjadi. Tidak ada kekuatan yang lebih gelombang atau perubahan pikiran “vrtti”.
besar dari kekuatan Tuhan. Tidak ada Untuk mencapai kesadaran (pengalaman)
kekuatan lain yang mampu menahan segala ketuhanan, menurut Rsi Patanjali seorang
kehendakNya. Tuhan adalah penguasa yogi mesti melaksanakan pendisplinan
atas segala bentuk kehidupan. Sebagai diri dengan melaksanakan yoga (Raja
penguasa, Beliau memiliki otoritas yang Yoga) melalui pelaksanaan astanga
penuh atas kehidupan ini di jagat raya yoga atau delapan bagian dari yoga.
ini. Secara teologi, inilah kemahakuasaan Dalam yoga sutra Rsi Patanjali (II.29)
Tuhan dalam aspek prabhusakti. disebutkan “Yama niyamasana pranayama
Prabhusakti artinya Tuhan Maha Kuasa. pratyahara dharana dhyana samadha yo
Tuhan menguasai segala-galanya; segala ‘stw angani (Yoga Sutra, II. 29).” astanga
proses penciptaan, pemeliharaan dan yoga terdiri dari: yama, niyama, asana,
peleburan dikuasai dan dikendalikanNya. pranayama, pratyahara, dharana, dhyana
Tuhan memiliki kekuasaan yang disebut dan Samadhi.
sebagai durasravana yaitu kekuatan Yama merupakan pengendalian
untuk mendengar suara dari jauh dan dari diri tahap pertama yang terdiri dari lima
dekat. Tuhan juga memiliki kekuatan perintah antara lain: 1) Ahimsa yaitu tidak
yang disebut sebagai duradarsana yaitu membunuh atau menyakiti mahluk hidup
kemampuan atau kekuasaan untuk melihat baik dalam bentuk pikiran, perkataan,
sesuatu yang jauh dan dekat. maupun perbuatan. 2) Satya memegang
Dalam aspek Prabhusakti, teguh kebenaran baik dalam pikiran,
kemahakuasaan Tuhan dinyatakan sebagai perkataan, maupun perbuatan. 3) Asteya
yang tak tertandingi. Istilah Prabhu juga yaitu tidak menginginkan sesuatu yang
mengandung pengertian Raja. Dalam bukan menjadi miliki diri sendiri atau
tatanan sosial, raja tidak lain adalah pantang untuk melakukan pencurian. 4)
orang yang memiliki kedudukan yang Brahmacarya yaitu mengendalikan nafsu
tertinggi dalam sistem pemerintahan, dan birahi atau pantang untuk melakukan
kekuasaannya tak tertandingi. Sedangkan hubungan seksual. 5) Aparigraha yaitu
dalam ajaran catur yoga, salah satu hidup sederhana atau tidak menerima
pembagiannya adalah raja yoga. Raja pemberian yang tidak penting dari orang
yoga merupakan bagian dari catur yoga lain. Kelima ajaran pokok ini merupakan

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


16 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

dasar dari pelaksanaan yoga untuk menuju tidak terombang-ambing kesana-sini


tingkatan yang lebih tinggi. Menurut Rsi ketika bermeditasi, seorang hendaknya
Patanjali, kelima yama ini disebut sebagai memfokuskan pikirannya pada satu objek.
janji agung atau mahavrata. Objek tersebut dapat berupa simbol-simbol
Niyama merupakan pengendalian ketuhanan yang dapat membangkitkan
diri lebih lanjut. Niyama terdiri dari: rasa kesucian dan membawa pikiran
1) Sauca yaitu suci lahir dan batin. untuk menjadi tentram, tenang dan penuh
2) Santosa artinya puas dengan apa kesucian.
yang telah dimiliki. 3) Tapa artinya Dhyana merupakan arus pikiran
tahan terhadap ujian dan gangguan- yang terus-menerus merenungkan objek
gangguan. 4) Swadhyaya artinya tekun yang dimeditasikan. Aliran pikiran yang
mempelajari pengetahuan kerohanian. 5) tiada putus-putusnya pada objek yang
Iswarapranidhana yaitu tekun memuja dimeditasikan tersebut akan memberikan
Tuhan Yang Maha Esa. gambaran yang jelas tentang objek yang
Asana merupakan salah satu bagian dimeditasikan. Ketika pikiran senantiasa
dari astanga yoga yang mengajarkan dipusatkan kepada Tuhan maka pikiran
tentang sikap atau posisi tubuh yang akan tampak gambaran yang jelas tentang
teguh, kuat dan nyaman dilakukan ketika Tuhan.
melakukan meditasi. Pendisiplinan diri Samadhi merupakan bagian terakhir
ini penting bagi seorang yogi untuk dari astanga yoga. Samadhi merupakan
mendapatkan tubuh yang kuat, sehat dan titik puncak dari pelaksanaan meditasi.
terhindar dari berbagai macam penyakit. Seorang yogi yang mengalami alam
Pranayama merupakan ajaran Samadhi telah mencapai penyatuan
tentang teknik pengaturan prana atau dengan objek yang dimeditasikan. Antara
energi vital yang terdapat dalam diri si subjek dan objek yang dimeditasikan
manusia yang wujudnya berupa nafas. telah mencapi penyatuan. Ketika pikiran
Latihan pranayama ini sangat penting telah larut dalam kesadaran Atman pada
untuk dilatih oleh seorang yogi untuk saat sang yogi mencapi Samadhi, maka
mendapatkan pemurnian atau pembersihan disanalah kesadaran agung tentang Sang
badan dan juga pikiran dari kekotoran Diri yang sesungguhnya terealisasikan.
yang melekat pada dirinya. Dalam naskah lontar Wrhaspati
Pratyahara adalah bagian dari Tattwa ajaran yoga terdiri dari enam
pendisiplinan diri dalam yoga untuk bagian yang disebut sebagai sadanga yoga
mengendalikan indria. Pratyahara atau enam bagian yoga yang terdiri dari:
merupakan penarikan indria dari objek- pratyaharayoga (penarikan diri) artinya
objek yang dapat menimbulkan rangsangan penarikan indriya dari objeknya, dengan
atau goncangan pada batin. Bagi seorang upaya dan pikiran yang tenang. Semua
yogi sangat penting untuk mengendalikan indriya harus ditarik dari objeknya. Citta,
indrianya agar pikiran mudah untuk buddhi dan manah tidak dibolehkan
dikontrol dan tidak terombang-ambing bergerak ke sana ke mari. Ia harus dijaga
oleh keinginan-keinginan indria. oleh citta yang murni. Dhyanayoga
Dharana merupakan pemokusan pikiran (meditasi) adalah yoga yang terus menerus
pada satu objek meditasi. Agar pikiran memusatkan pikiran kepada suatu bentuk

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 17
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

yang tak berpasangan, tak berubah, 3. Mahima artinya seorang yogi mampu
damai dan tak bergerak. Pranayamayoga menjadikan dirinya menjadi sebesar-
(pengaturan nafas) ialah menutup semua besarnya, sama seperti kemahakuasaan
jalan keluar dan mengambil kekuatan dari Tuhan yang mampu menjadikan
udara dan mengeluarkan nafas dari batok diriNya menjadi maha besar, sebesar
kepala. Semua jalan keluar harus ditutup, alam semesta raya;
mata, hidung, mulut telinga. Nafas 4. Prapti artinya seorang yogi dengan
yang ditarik dikeluarkan melalui batok kekuataannya mampu menjadikan
kepala. Dharanayoga penjelasannya dirinya mencapai semua tempat
bahwa Omkara yang merupakan sifat dimanapun dan kapanpun, sama seperti
Siva harus ditempatkan dalam hati penuh kemahakuasaan Tuhan yang dapat
dengan tattwa. Karena Omkara dipegang mencapai semua tempat karena tidak
terus maka dinamakan “menahan” atau ada tempat yang tidak diisi oleh Tuhan;
dharana. Tarkayoga yaitu secara terus 5. Prakamya artinya seorang yogi
menerus memusatkan pikiran kepadaNya dengan kekuatannya mampu mencapai
yang wujudnya sangat halus, tetap segala keinginannya, sama seperti
dan tanang dan hening. Samadhiyoga kemahakuasaan Tuhan yang dapat
(konsentrasi) yaitu secara terus menerus mencapai segala keinginan dan tidak
merenungkanNya sebagai yang mutlak, ada sesuatu yang terjadi di alam ini
tidak dapat dijelaskan, tanpa nafsu, tanpa keinginan dari Tuhan itu sendiri;
tenang, tak berubah dan tanpa ciri.
6. Isitva artinya seorang yogi dengan
Ketika seorang yogi atau seorang
segala kekuatannya mampu menjadi
yang melaksanakan ajaran raja yoga telah
raja atau pemimpin atas segalanya,
mampu menguasai/mengontrol pikirannya
sama seperti kemahakuasaan Tuhan
dibawah kesadaran Atman, maka ia akan
mampu menjadikan diriNya menjadi
mencapai suatu kekuatan yang luar biasa.
raja-diraja yang kekuasaannya tidak
Sang yogi telah mencapai kesadaran
berbatas atas semesta raya ini;
sejati, kesadaran Atman dan menguasai
7. Vasitva artinya seorang yogi dengan
delapan macam siddhi yang di dalam
kekuatan saktinya mampu mengatasi
naskah Wrhaspati Tattwa disebut sebagai
Asta isvarya. Kedelapan jenis siddhi atau segala permasalahan duniawi yang
kekuatan batiniah yang dapat dialami oleh menghampiri dirinya, sama seperti
seorang yogi itu antara lain: kemahakuasaan Tuhan yang dapat
1. Anima artinya seorang yogi mampu mengatasi segala-galanya;
menjadikan dirinya menjadi sekecil- 8. Yatrakamavasayitva artinya
kecilnya, sama seperti kemahakuasaan seorang yogi dengan kekuatan yang
Tuhan yang mampu menjadikan diriNya dimilikinya, tidak ada orang yang
maha kecil; mampu menentangnya, sama seperti
2. Laghima artinya seorang yogi mampu kemahakuasaan Tuhan yang tidak dapat
menjadikan dirinya menjadi seringan- ditentang kehendakNya. Tuhan adalah
ringannya seperti kapas, sama seperti maha kuasa dan tidak ada kekuasaan
kemahakuasaan Tuhan yang mampu di alam semesta raya ini yang melebihi
menjadikan diriNya menjadi maha kemahakuasaan Tuhan.
ringan tanpa bobot;

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


18 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

Berdasarkan pada uraian tersebut untuk mengetahui suatu kejadian yang


di atas, sifat Tuhan yang gaib dan terjadi di tempat yang jauh dan dekat.
kemahakuasaanNya yang tak tertandingi, Disamping itu Tuhan juga mengetahui
dapat dipahami dan dialami secara segala peristiwa yang terjadi baik pada
langsung dengan mempraktikkan ajaran masa lalu (atita), sekarang (wartamana)
raja yoga. Raja yoga adalah yoga melalui dan masa depan (anagata). Tuhan
jalan mistik, misteri tentang Tuhan yang memiliki kemampuan untuk melihat yang
bersifat gaib, akan dapat dialami melalui jauh, mendengar yang jauh. Jnana Yoga
jalan ini. Korelasi ajaran prabusakti adalah jalan pengetahuan. Moksa dicapai
dengan raja yoga adalah hubungan antara melalui pengetahuan tentang Brahman.
konsep teologi dengan metodologi teologi. Penyebab ikatan dan penderitaan adalah
Tuhan dalam aspek prabusakti adalah awidya atau ketidaktahuan. Pengetahuan
Tuhan sebagai penguasa tertinggi atas tentang Brahman (Brahma Jnana)
segalanya dan bersifat gaib. Berkaitan membuka selubung ini dan membuat jiwa
dengan hal tersebut, bagi para yogi yang bersandar pada Sat-Cit-Ananda Swarupa
ingin mengetahui Tuhan secara langsung, (Sivananda, 2003: 139). Tuhan adalah
dapat menempuh jalan raja yoga yang inti sari dari ilmu pengetahuan. Tuhan
mengantarkan mereka pada pengalaman adalah ilmu pengetahuan yang tertinggi
langsung tentang Tuhan melalui yang mesti dicapai oleh seorang jnani.
penguasaan pikiran dan mengembangkan Pengetahuan yang tertinggi tersebut adalah
kesadarannya hingga bersatu dengan ilmu pengetahuan tentang kebenaran dari
kesadaran Tuhan. Sang Diri yang tidak lain adalah Tuhan itu
sendiri (Brahman Atman akyam). Ketika
Korelasi Ajaran Jnanasakti dengan seorang jnani mencapai pengetahuan
Jnana Yoga tentang kebenaran dari Sang Diri, maka
Jnanasakti artinya Tuhan Maha ia akan tahu segala-galanya; puncak dari
Tahu, memahami segala ilmu pengetahuan, pengetahuan telah diraih. Diantara ilmu
maha mengetahui segalanya. Tuhan pengetahuan, Tuhan adalah ilmu tentang
mengetahui masa lalu dan masa depan. Sang Diri, seperti yang dinyatakan dalam
Tidak ada yang tidak diketahuiNya, Bhagawad Gita X.32 sebagai berikut.
tidak ada rahasia yang tidak diketahui
oleh Tuhan oleh karena sesungguhnya sarganam adir antas ca
Tuhan maha tahu dan segala pengetahuan madhyam caivaham arjuna,
sesungguhnya bersumber padaNya. adhyatma-vidya vidyanam
Seluruh pengetahuan Veda bersumber dari vadah pravadatam aham
Tuhan, baik pengetahuan rohani (para
vidya) dan pengetahuan duniawi (apara Terjemahannya:
vidya). Tuhan adalah subjek dan sekaligus Dari segala ciptaan, wahai Arjuna,
objek ilmu pengetahuan, dengan kata lain Aku adalah permulaan, akhir dan juga
Tuhan itu sendiri sebagai sumber dan pertengahan; diantara segala ilmu
tujuan dari seluruh pengetahuan. Tuhan pengetahuan Aku ilmu tentang Sang Diri;
juga memiliki kekuasaan yang disebut dan diantara semua diskusi Aku adalah
sebagai durasarvajna yaitu kekuatan dialektika.

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 19
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

Wrhaspati Tattwa 30 menguraikan seseorang akan mencapai pembebasan dari


akibat atau buah dari seseorang yang roda samsara atau reinkarnasi. Sedangkan
memiliki pengetahuan (jnana) adalah bagi orang-orang yang tidak tahu tentang
sebagai berikut. tattwa jnana dan tidak memiliki viveka,
samya jnanadhikam atah maka ia akan tenggelam dalam kebodohan
catur sakti ca panditah dan senantiasa akan terlibat dalam siklus
moksa padam sama Madhya perbuatan baik dan buruk dari waktu ke
na bhavet visate punah waktu.
Ikang kinahanan dening samyagjnana, Secara teologi atau dalam aspek
sira ta rasika lewih, apan sira jnanasakti, Tuhan dinyatakan sebagai
umangguhaken kamoksan, tan pangjanma Yang Maha Tahu, Ia yang memahami
muwah, kinahanan dening cadusakti, segala ilmu pengetahuan, Ia yang maha
ya ta sinangguh teka ring janmawasana mengetahui segalanya, dan Ia yang menjadi
ngaranya, umulih ring siwapada, cetana sumber serta tujuan dari pengetahuan.
nira satmaka lawan bhatara. Secara metodologi (yoga), Tuhan dapat
didekatkan melalui jalan pengetahuan
Terjemahannya: (jnana) yaitu dengan memahami secara
Melalui pengetahuan yang benar benar dan seutuhnya pengetahuan
pandita memperoleh empat kekuatan. tentang hakekat; pengetahuan tentang
Ia mancapai kebebasan dan bebas Brahman “Brahma tattwa jnana.” Ketika
dari siklus lahir dan mati. Orang yang pengetahuan kebenaran ini telah dipahami
memiliki pengetahuan yang benar sangat secara utuh, maka seseorang akan memiliki
utama, karena ia mencapai moksa, tidak viveka jnana atau kemampuan untuk
lahir, dan mendapat empat kekuatan membedakan antara yang benar dan yang
(cadusakti). Ia disebut janmavasana salah, yang nyata dengan yang tidak nyata
(penjelmaan terakhir), sampai pada akhir (ilusi). Ia yang memilik viveka jnana akan
kelahiran. Ia kembali ke alam Siwa. terbebas dari kebodohan atau kegelapan
Cetana-nya Kesadarannya menyatu/ rohani. Puncak dari pengetahuan rohani
manunggal dengan Bhatara Siwa. mampu mengantarkan manusia dari
tujuan hidup yang sesungguhnya. Ia yang
Sebagai sumber dan tujuan dari mengetahui hakikat dari Brahman akan
pengetahuan, maka Tuhan dapat dipahami menjadi satu dengan Brahman (brahma-
dan diketahui melalui pengetahuan. Bagi vid brahmani sthitah).
seorang jnanin atau orang-orang yang
mempelajari dan menenggelamkan dirinya Korelasi Ajaran Kriyasakti dengan
dalam pencarian Tuhan melalui jalan Karma Yoga
memperdalam pengetahuan atau analisa Kriyasakti adalah sifat Tuhan yang
filosofis, pada puncaknya akan memiliki maha karya atau maha kerja. Tuhan adalah
viveka jnana yaitu kemampuan untuk pencipta atau peng-ada dari segala sesuatu
membedakan antara yang benar dan yang yang ada di alam semesta ini. Alam semesta
salah, baik dan yang buruk; yang nyata dan tidak lain adalah wujud nyata dari maha
ilusi. Dengan memiliki viveka jnana, maka karyaNya. Tuhan adalah sang peng-ada

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


20 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

(causa prima) dari segala sesuatu. Tercipta na me parthasti kartavyam


dan terpeliharanya seluruh tatanan semesta trisu lokesu kincana,
raya ini tidak lain disebabkan oleh hasil nanavaptam avaptavyam
kerja dari Tuhan. Demikian juga seluruh varta eva ca karmani
proses peleburan kembali seluruh ciptaan
tidak lain merupakan buah dari aktivitas Terjemahannya:
kerja Tuhan. Tuhan sebagai maha karya, Tak ada pekerjaan yang harus kukerjakan
dan tidak ada kekuatan yang mampu di ketiga dunia ini, atau yang belum Aku
menyaingi karyaNya. Seluruh tatanan capai, wahai Arjuna, tetapi aku tetap
alam semesta bergerak dan terpelihara sibuk dalam kegiatan kerja.
oleh kekuatan kerja dari Tuhan. Tuhan
dengan kemahakuasaanNya dalam aspek Dalam Bhagawad Gita III.23
kriya sakti seperti yang diuraikan dalam dinyatakan sebagai berikut.
naskah Wrhaspati Tattwa dinyatakan yadi hy aham na varteyam
sebagai Tuhan yang maha karya. Dengan jatu karmani atandritah,
kemahakuasaan Tuhan ini, pada dasarnya mama vartmanuvartante
Ia dapat berbuat apa saja; segala sesuatu manusyah partha sarvasah
dapat dikerjakanNya. Dalam aspek teologi
seperti yang diuraikan dalam Wrhaspati Terjemahannya:
Tattwa, Tuhan dinyatakan sebagai kriya Sebab kalau Aku tidak selalu bekerja
sakti atau Ia yang maha karya. tanpa henti-hentinya, orang tak akan
Karma yoga merupakan salah mengikuti jalan Ku itu dalam segala
satu bagian dari catur yoga yang bidang apapun juga.
menekankan pada jalan tindakan atau
kerja. Kerja dilakukan sebagai bentuk Dalam Bhagawad Gita III.24
tindak persembahan kepada Tuhan. Setiap dinyatakan sebagai berikut.
pekerjaan merupakan kewajiban yang utsideyur ime loka
diamanatkan oleh Tuhan dan semua hasil na kuryam karma ced aham,
kerja yang diperoleh tak lain adalah atas sankarasya ca karta syam
karuniaNya. Semua berasal dari Tuhan dan upahanyam imah prajah
dipersembahkan kembali kehadapanNya
(Kamajaya, 2000: 22). Kerja adalah Terjemahannya:
pemujaan, sehingga setiap pekerjaan Dunia ini akan hancur jika Aku tidak
dialihkan menjadi suatu pemujaan kepada bekerja, Aku akan menjadi pencipta
Tuhan. Seorang karma yogin tak terikat kekacauan ini dan memusnahkan manusia
oleh karma karena ia mempersembahkan ini semua.
buah perbuatannya kepada Tuhan
(Sivananda, 2003: 134). Berdasarkan kutipan sloka Bhagawad
Dalam Bhagawad Gita dinyatakan Gita tersebut di atas, dengan jelas dan tegas
dalam sedetik Tuhan tidak bekerja, maka Sri Krisna (Tuhan) bersabda bahwa barang
dunia ini akan hancur. sedetik pun Aku (Tuhan) tidak bekerja,
Dalam Bhagawad Gita III.22 maka dunia ini akan hancur. Perputaran
dinyatakan sebagai berikut. roda kehidupan akan menjadi kacau

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 21
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

balau, dan hal yang paling mengerikan Dalam Bhagawad Gītā V. 8


adalah terjadinya kemusnahan pada dunia dinyatakan sebagai berikut.
dan termasuk juga pada umat manusia
yang ada didalamnya. Sesungguhnya naiva kiñcit karomīti
berdasarkan pada petikan sloka di atas, yukto manyeta tattva-vit,
Tuhan sendirilah yang sejatinya bekerja. pasyañ srnvan sprsañ jighrann
Mengapa Tuhan bekerja, tak lain karena asan gacchan svapan svasan.
Beliau mencintai dunia ini dan seluruh
umat manusia yang berada di dalamnya. Terjemahannya :
Tuhan tidak bekerja untuk dirinya Ia yang mengikuti jalan karma yoga,
sendiri, bukan juga untuk mendapatkan yang mengetahui hakekat kebenaran itu,
penghormatan dari manusia, namun berpikir; “Aku sebenarnya tidak berbuat
Tuhan bekerja atas dasar cinta kasih yang apa-apa” walaupun sedang melihat,
murni kepada seluruh ciptaanNya. Tuhan mendengar, meraba, mencium, makan,
tidak terikat dengan apa yang Ia lakukan pergi, tidur, bernafas.
(kerjakan) kerena semua pekerjaan yang Lebih lanjut Bhagawad Gītā V.10
dilakukannya atas dasar cinta. Cinta dinyatakan sebagai berikut.
kasih yang membawa pembebasan karena brahmany ādhāya karmāni
sifatnya sebagai pemberi. sangam tyaktvā karoti yah,
Bukti nyata kerja yang berlandaskan lipyate na sa pāpena
cinta kasih Tuhan kepada dunia dan padma-patram ivāmbhasā
kehidupan ini adalah adanya cahaya
matahari yang menyinari dunia dan Terjemahan :
semua mahluk hidup tanpa membeda- Mereka yang mempersembahkan
bedakannya. Demikian juga keberadaan kerjanya kepada Brahman berbuat tanpa
air, api, tanah, ether dan udara sebagai motif keinginan apa-apa, tak terjamah
unsur-unsur dari panca maha bhuta oleh dosa papa laksana daun teratai oleh
yang memberikan dan memelihara setiap air.
aspek kehidupan. Untuk kehidupan inilah
mereka ada, keberadaan mereka hanya Bhagawad Gita IX.27
untuk melayani kehidupan tanpa mengenal yat karosi yad asnasi
rasa pamrih. yaj juhosi dadasi yat,
Secara prinsip, manusia hanya yat tapasyasi kaunteya
melakukan “pekerjaan” yang sebenarnya tat kurusva mad arpanam.
Tuhan telah kerjakan. Manusia tidak
lebih dari sebuah alat dari Tuhan untuk Terjemahannya :
melakukan berbagai tindakan (kerja). Apapun yang engkau kerjakan, apapun
Menyadari tentang kebenaran ini, maka yang engkau makan, yang engkau
seorang karma yogi yang bermaksud persembahkan, dan engkau amalkan.
mendekatkan diri dengan Tuhan Disiplin diri dan pertapaan apapun
mempersembahkan segala tindakannya yang engkau lakukan, laksanakan wahai
kepada Tuhan. Hanya Tuhanlah sejatinya Arjuna, hanya sebagai bentuk bhakti dan
yang bekerja melalui tubuh ini. persembahan kepada Aku.

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


22 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

Dalam perspektif yang lain, Korelasi ajaran kriya sakti dengan


Paramahansa Yogananda menyatakan karma yoga adalah hubungan antara
sebagai berikut. konsep teologi dengan metodologi teologi.
Dalam aspek teologi, Tuhan adalah kriya
“when in every action you think of sakti atau maha kriya dimana segala
Him before you act, while you are kegiatan/kerja adalah bersumber padaNya.
performing the action, and after Tidak ada pekerjaan yang tidak dapat Ia
you have finished it, He will reveal lakukan, dan semua yang ada di semesta
Himself to you. You must work, ini adalah hasil dari kriya atau kerjaNya.
but let God work through you; Ketika sedetikpun Tuhan tidak bekerja,
this is the best part of devotion. maka itu akan menjadi sumber kehancuran
If you are constantly thinking pada semesta. Sedangkan dalam aspek
that He is walking through your metodologi untuk menghubungkan diri
feet, working through your hands, dengan Tuhan sebagai Sang Maha Karya,
accomplishing through you will, seorang karma yogi mempersembahkan
you will know Him” (Yogananda, segala tindakan/kerjanya kehadapan
2000: 174). Tuhan, kerena ia menyadari sepenuhnya
bahwa segalanya tidak mungkin ada jika
Karma yoga mengajarkan manusia Tuhan sendiri tidak bekerja. Menyatukan
untuk bekerja dengan kesadaran rohani. diri dalam kegiatan kerja dibawah
Bekerja tidak hanya tentang masalah pisik bimbingan Tuhan adalah jalan untuk
berkaitan dengan apa yang dikerjakan, bersatu dengan Tuhan sebagai Sang
tapi bagaimana hendaknya melakukan Maha Karya. Inilah metodologi teologi
pekerjaan itu dengan benar. Salah satu untuk menghubungkan diri dengan Tuhan
prinsip mendasar tentang kerja dalam melalui jalan bekerja, yang selaras dengan
perspektif karma yoga adalah “bekerja sifat kemahakuasaan Tuhan sebagai Sang
bersama dengan Tuhan” atau bekerja Maha Karya. Bekerja dengan kesadaran
tidak dikendalikan oleh ego tapi bekerja Tuhan, sepenuhnya menyadari bahwa
dibawah bimbingan Tuhan. Lakukanlah sejatinya hanya Tuhan saja yang bekerja.
segala tindakan dengan senantiasa Larutkan diri dalam kerja bersama dengan
memikirkan Tuhan, baik ketika sebelum kesadaran ketuhanan.
berbuat, pada saat melakukan kegiatan,
dan setelah melaksanakan kegiatan Makna Korelasi Ajaran Cadu Sakti
tersebut. Setiap orang hendaknya bekerja, dengan Catur Yoga
tapi biarkan Tuhan bekerja melalui Makna yang dapat digali dari
badan pisik ini; inilah bagian terbaik korelasi antara ajaran cadu sakti dengan
dari bekerja dengan prinsip pengabdian catur yoga adalah sebagai berikut. Seperti
terhadap Tuhan. Jika seseorang senantiasa pembahasan sebelumnya, ajaran cadu sakti
mampu memikirkan bahwa Tuhan berjalan tidak lain adalah ajaran tentang konsep
melalui kaki, tangan, dan menyelesaikan teologi Hindu yang pada intinya membahas
sesuatu pekerjaan melalui keinginanNya, tentang sifat dari kemahakuasaan Tuhan
maka orang itu akan mengetahui Tuhan dalam wujud Sadasiwa. Berdasarkan
yang Maha Karya. pada penelusuran teks lontar Wrhaspati

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 23
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

Tattwa, sifat dari kemahakuasaan Tuhan teologi dengan metodologinya. Ajaran


dalam aspek Sadasiwa disebut cadu cadu sakti merupakan ajaran teologi
sakti. Cadu sakti terdiri dari wibhusakti, Hindu yang menguraikan tentang sifat
prabhusakti, jnanasakti, dan kriyasakti. dan bentuk kemahakuasaan Tuhan dalam
Sedangkan bagian-bagian dari ajaran aspek Sadasiwa atau Saguna Brahman.
catur yoga yang dapat digali berdasarkan Sedangkan catur yoga merupakan ajaran
pada penelusuran pustaka Bhagawad Gita metodologi teologi yang mengajarkan
adalah ajaran yang menguraikan tentang tentang jalan/metode menuju penyatuan
jalan atau metode untuk menghubungkan dengan kemahakuasaan Tuhan. Jadi
dan menyatukan diri dengan Tuhan. antara ajaran cadu sakti dengan catur
Secara epistemologi, ajaran yoga adalah yoga terkandung korelasi yang sangat erat
metodologi teologi; dalam pengertian antara konsep teologi dengan metodologi
sebuah ajaran yang menguraikan tentang teologi. Kesatuan antara konsep teologi
berbagai metode bagi umat manusia dengan metodologi teologi yang terbangun
(umat Hindu) untuk menghubungkan dan dari korelasi ajaran cadu sakti dengan
menyatukan Sang Diri yang bersemayam catur yoga merupakan makna yang
dalam diri manusia dengan Sang Diri terbentuk dari korelasi tersebut.
Universal (Tuhan/Brahman) yang berada
di mana-mana. Terdapat empat metode PENUTUP
yang utama dari beberapa metode untuk Cadu sakti merupakan ajaran teologi
menghubungkan Sang Diri dengan Tuhan. Hindu yang terkandung di dalam lontar
Keempat metode/jalan tersebut terangkum Wrhaspati Tattwa. Cadu sakti menguraikan
dalam ajaran catur yoga yang terdiri dari tentang sifat dan kemahakuasaan Tuhan
bhaki yoga, raja yoga, jnana yoga, dan dalam aspek Sadasiwa (Saguna Brahman)
karma yoga. yang terdiri dari wibhusakti, prabhusakti,
Pola korelasi yang terbangun dari jnanasakti dan kriyasakti. Catur yoga
ajaran cadu sakti dengan catur yoga dapat merupakan ajaran tentang cara/metode
dijelaskan sebagai berikut. 1) Ajaran untuk menghubungkan/menyatukan diri
wibhusakti berhubungan atau memiliki dengan Tuhan. Antara ajaran cadu sakti
korelasi yang erat dengan ajaran bhakti dengan catur yoga terjadi korelasi yang
yoga, 2) Ajaran prabhusakti berhubungan begitu erat. Pola korelasi yang terbangun
atau memiliki korelasi yang erat dengan diantara kedua ajaran tersebut adalah
ajaran raja yoga, 3) Ajaran jnanasakti 1) Korelasi antara ajaran wibhusakti
berhubungan atau memiliki korelasi dengan bhakti yoga, 2) Korelasi antara
yang erat dengan ajaran jnana yoga, ajaran prabhusakti dengan raja yoga, 3)
dan 4) ajaran kriyasakti berhubungan Korelasi antara ajaran jnanasakti dengan
atau memiliki korelasi yang erat dengan jnana yoga, dan 4) Korelasi antara ajaran
ajaran karma yoga. Pola korelasi yang kriya sakti dengan karma yoga. Makna
terbangun ini berbentuk kesatuan; dalam yang dapat digali dari korelasi kedua
pengertian kesatuan antara konsep ajaran tersebut adalah makna kesatuan
teologi dengan metodologi teologi. antara konsep teologi dengan metodologi
Tidak ada keterpisahan antara konsep teologi.

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


24 p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445
Korelasi Ajaran Cadu Sakti dengan Catur Yoga ..........(I Made Adi Brahman, hal 9 - 25)

DAFTAR PUSTAKA Suprayoga, Iman dan Tabroni, 2001.


Metodologi Penelitian Sosial Agama.
Cudamani. 1990. Pengantar Agama Hindu
Bandung: Remaja Rosdakarya.
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Suryabrata. 2002. Metodologi Penelitian.
Yayasan Dharma Sarathi Jakarta.
Yogyakarta: Universitas Gajah
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif
Mada.
bidang Filsafat. Yogyakarta:
Tim, Penyusun. 2002. Kamus Istilah
Paradigma.
Agama Hindu. Denpasar: Ttb.
Kaelan. 2009. Filsafat Bahasa Semiotika
Tim, Penyusun. 2008. Kamus Besar
dan Hermeneutika. Yogyakarta:
Bahasa Indonesia. Jakarta: PT.
Paradigma.
Gramedia Pustaka Utama.
Kamajaya, Gede. 2000. Yoga Kundalini
Titib, I Made. 2011. Teologi Dalam
(Cara untuk mencapai Siddhi dan
Susastra Hindu (Bahan Ajar).
Moksa). Surabaya: Paramita.
Denpasar: Institut Hindu Dharma
Krishna, Anand. 2015. Yoga Sutra
Negeri Denpasar.
Patanjali Bagi Orang Modern.
Jakarta: PT. Gramedia.
Muchtar, Adeng Ghazali. 2011. Antropologi
Agama Upaya Memahami
Keragaman Kepercayaan,
Keyakinan, dan Agama. Bandung:
Alfabeta.
Pudja, Gede. 2004. Bhagawad Gita.
Surabaya: Paramita.
Sandi Untara, I Made Gami. 2014.
“Kosmologi Hindu Dalam
Bhagawadgita”. Skripsi. Fakultas
Brahma Widya. IHDN Denpasar.
Sivananda, Swami. 2003. Intisari Ajaran
Hindu. Alih Bahasa oleh Yayasan
Sanatana Dharmasrama. Surabaya:
Paramita.
Soetriono, dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat
Ilmu dan Metodologi Penelitian:
Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Subagyo, Joko P. 2006. Metode Penelitian
dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suhardana. 2010. Wrhaspati Tattwa
Sebagai Filsafat Agama Hindu.
Surabaya: Paramita.
Suhardana. 2010. Catur Marga Empat
Jalan Menuju Brahman. Surabaya:
Paramita.

Vidya Samhita Jurnal Penelitian Agama, III (2) 2017


p-ISSN: 2460-3376, e-ISSN: 2460-4445 25

You might also like