Manuscript Glaukoma

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH EDUKASI MELALUI ABSTRACT

VIDEO TERHADAP SELF CARE


MANAGEMENT PADA PASIEN Glaucoma is a disease that the
GLAUKOMA DI KLINIK MATA RSD patient experiences for life. Patients need
MANGUSADA KABUPATEN self-care management to undergo a
BADUNG lifelong treatment process and prevent
blindness. Self-care management in
glaucoma patients can encourage patients
to take prevention and treatment that
THE EFFECT OF EDUCATION requires collaboration with health workers
TROUGH VIDEO TOWARDS SELF so that they can manage their health
CARE MANAGEMENT ON independently. This study purposed to
GLAUCOMA PATIENTS IN THE determine the effect of video education
EYE CLINIC OF RSD MANGUSADA towards self-care management on
BADUNG REGENCY glaucoma patients in the Eye Clinic of
RSD Mangusada, Badung Regency.
The method used in this study is a
pre-experimental research design with
pre-test and post-test one-group design.
Ni Luh Suandewi¹ , I Made Dwie Pradnya The samples were 44 respondents with a
Susila, S.Kep., Ns., M.Kes² , Putu Wira consecutive sampling technique. Data
Kusuma Putra, S.Kep., Ns., M.Kep³ were collected by using a self-care
management questionnaire on glaucoma
patients. Data were analyzed using the
Wilcoxon test.
¹Perawat Klinik Mata RSD Mangusada The results of the study before
Kabupaten Badung, Bali, Indonesia education through video was
²Program Studi Ners STIKES Bina Usada implemented, most of the self-care
Bali, Indonesia management were moderate as many as
³Program Studi Ners STIKES Bina Usada 50%, there was an increase after being
Bali, Indonesia implemented education through video,
most of the good self-care management
were 68.2%. Analysis of the effect of
education via video on self-care
Correspondence: management in glaucoma patients
luhsuandewi1339@gmail.com obtained p-value <0.001. There is an
effect of education via video towards self-
care management on glaucoma patients in
the Eye Clinic of RSD Mangusada,
Badung Regency. The recommendations
of this study are expected to be input for
nurses to always provide education about
self-care for glaucoma patients to prevent
blindness.

Keywords: Education, Self-Care


Management, Glaucoma
I. LATAR BELAKANG 2018 sebanyak 844 orang dengan rata-rata
Glaukoma merupakan suatu perbulan sebanyak 70 orang sedangkan
neuropati optic kronik dapat ditandai tahun 2019 jumlah penderita glaukoma
dengan pencengkungan (cupping) diskus sebanyak 915 orang dengan rata-rata
optikus dan pengecilan lapang pandang, pebulan sebanyak 76 orang dan kunjungan
biasanya disertai dengan adanya dua bulan terakhir tahun 2020 jumlah
peningkatan tekanan intraokuler (Vaughan, kunjungan penderita sebanyak 156 orang
2016). Glaukoma merupakan penyakit yang (Sistem Informasi Manajemen RSDM,
mengakibatkan kerusakan saraf optik 2019).
sehingga terjadinya gangguan pada Hasil studi pendahuluan yang
sebagian atau seluruh lapang pandang, yang dilakukan di Klinik Mata RSD Mangusada
diakibatkan oleh tingginya tekanan bola Kabupaten Badung pada tanggal 20 Maret
mata seseorang, biasanya disebabkan 2020 ditemukan dari hasil wawancara
karena adanya hambatan pengeluaran cairan terhadap 10 pasien glaukoma, didapatkan
bola mata (humor aquous) (Kemenkes RI, hasil tujuh orang mengatakan tidak
2015). Glaukoma merupakan salah satu mengetahui mengalami glaukoma dan baru
bentuk gangguan penglihatan, juga berobat pada stadium akhir sehingga tidak
penyebab kebutaan kedua setelah katarak memahami tentang perawatan secara
(WHO, 2010). Berdasarkan data World mandiri tentang glaukoma. Tiga orang
Health Organization diperkirakan sebanyak mengatakan mengetahui sedikit tentang
3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat perawatan glaukoma dirumah setelah
glaukoma sedangkan tahun 2020 melakukan pemeriksaan. Upaya selama ini
diperkirakan akan ada sekitar 80 juta orang dilakukan pada pasien glaukoma di Klinik
di dunia yang menderita glaukoma sudut Mata Rumah Sakit Mangusada Kabupaten
terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup Badung berupa memberikan pelayanan
primer dan 87% berada di Asia. Kebutaan pemeriksaan mata, memberikan pengobatan
akibat glaukoma diproyeksikan akan terjadi dan memberikan edukasi berupa
pada 8.4 juta individu di dunia (Kemenkes penggunaan obat serta jadwal kontrol
RI, 2015). kembali.
Prevalensi kebutaan di Indonesia Glaukoma merupakan penyakit yang
tahun 2017 pada usia 55-64 tahun sebesar akan dialami pasien seumur hidup dan tidak
1,1%, usia 65-74 tahun sebesar 3,5% dan dapat disembuhkan. Glaukoma dapat
usia 75 tahun ke atas sebesar 8,4% dikendalikan dengan terapi dan tujuan
(Kemenkes RI, 2017). Prevalensi utama dari terapi glaukoma adalah untuk
kunjungan glaukoma pada pasien rawat mencegah kehilangan penglihatan, cacat,
jalan di rumah sakit Indonesia tahun 2015 dan kebutaan (Robin & Grover, 2011).
sebanyak 65.774 orang, tahun 2016 Ketaatan pasien dalam pengobatan sangat
sebanyak 259.297 orang sedangkan tahun berpengaruh pada outcome terapi yang
2017 sebanyak 427,091 orang dengan kasus dijalani. Faktor-faktor yang mempengaruhi
baru glaukoma sebanyak 80.548 orang. ketaatan pasien dalam pengobatan antara
Menurut pusat data dan informasi lain perawatan diri, dukungan sosial
Kemenkes RI di Provinsi Bali jumlah keluarga, keadaan ekonomi, dan informasi
penderita glaukoma yang pernah di yang diberikan oleh petugas layanan
diagnosis glaukoma oleh tenaga kesehatan kesehatan. Secara tidak langsung, hal ini
sebanyak 0,16% (Oktariana, 2014). Data akan berpengaruh pada outcome terapi yang
jumlah kunjungan penderita glaukoma di diharapkan (Mahyani, 2013).
RSD Mangusada Kabupaten Badung tahun
Salah satu upaya untuk pencegahan lainnya, konsep cerita dikemas menjadi
kebutaan pada pasien glaukoma adalah pokok utama dalam pembelajaran dan
melalui usaha dari diri sendiri untuk materi yang panjang dan sulit disampaikan
merawat dirinya (self care management). secara lisan dapat disajikan dalam bentuk
Perawatan diri merupakan salah satu usaha film dan video yang mudah untuk
pencegahan kebutaan pada penderita dimengerti (Handayani, 2018).
glaukoma (Kemenkes RI, 2014). Penelitian tentang pengaruh edukasi
Pentingnya Self care management pada video latihan fisik terhadap pengetahuan
penderita glaukoma dapat mendorong pasien yang menjalani hemodialisis di PKU
pasien melakukan pencegahan dan Muhammadiyah Yogyakarta menunjukkan
pengobatan yang memerlukan kerja sama bahwa pemberian edukasi video dua kali
dengan petugas kesehatan sehingga mampu dalam 1 minggu efektif meningkatkan
mengelola kesehatan secara mandiri pengetahuan pasien (Nurani & Sakinah,
(Sutandi, 2012). Meningkatkan self care 2018). Penelitian Karminingtyas &
management pasien glaukoma dapat Furdiyanti (2019) juga menunjukkan ada
dilakukan dengan cara memberikan edukasi pengaruh pemberian informasi obat dengan
sehingga meningkatkan pengetahuan pasien media video terhadap tingkat kepatuhan
dan keluarga. Tingkat pengetahuan pasien minum obat pasien hipertensi di Ungaran.
terhadap penyakit glaukoma dibutuhkan Penelitian Aeni, N., & Yuhandini (2018)
untuk dapat dilakukan deteksi dini yang menunjukkan adanya pengaruh pendidikan
dapat mencegah kebutaan pada pasien kesehatan dengan media video dan metode
dengan glaukoma dan tingkat pengetahuan demontrasi terhadap pengetahuan SADARI
klien mengenai glaukoma berdampak pada pada siswa perempuan kelas XI di SMA
perilaku perawatan pasien glaukoma Negeri 1 Sumber Cirebon.
(Siswoyo, Susumaningrum, & Rahayu, Berdasarkan pemaparan di atas,
2018). dipandang perlu dilakukan penelitian lebih
Penatalaksanaan keperawatan lebih lanjut tentang intervensi keperawatan untuk
menekankan pada pendidikan kesehatan meningkatkan self care management pada
terhadap penderita glaukoma dan pasien glaukoma. Salah satu intervensi
keluarganya karena 90% dari penyakit yang diberikan secara langsung sebagai
glaukoma merupakan penyakit kronis bentuk tindakan promotif adalah supportive
dengan hasil pengobatan yang tidak dan educative nursing melalui video.
permanen. Pendidikan kesehatan yang Dengan demikian peneliti tertarik untuk
diberikan harus menekankan bahwa meneliti tentang pengaruh edukasi melalui
pengobatan bukan untuk mengembalikan video terhadap self care management pada
fungsi penglihatan, tetapi hanya pasien glaukoma di Klinik Mata RSD
mempertahankan fungsi penglihatan yang Mangusada Kabupaten Badung.
masih ada (Tamsuri, 2010). Media
pendidikan kesehatan bisa melalui media II. METODE PENELITIAN
cetak dan media elektronik salah satunya Jenis penelitian yang digunakan
dengan media video. Media video peneliti yaitu rancangan pra eksperimental
merupakan media yang mudah dipahami, dengan rancangan pre-test and post-test one
modern dan menarik, dimana media ini group design. Sampel dalam penelitian ini
mudah diterima. Media pendidikan dengan adalah 44 responden. Teknik pengambilan
video memiliki kelebihan tersendiri yaitu sampel berdasarkan consecutive sampling.
mampu untuk menampilkan gambar yang Alat pengumpulan data dengan kuesioner
bergerak, memiliki keunikan tersendiri self care management. Pada penelitian ini
yang tidak dimiliki media pembelajaran pengolahan data menggunakan program
SPSS, data self care management. sebelum Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
dan setelah diberikan dukasi melalui vodeo Berdasarkan Pekerjaan pada Pasien Glaukoma di
Klinik Mata RSD Mangusada
diuji dengan uji Wilcoxon.
III. HASIL PENELITIAN Variabel f %
1. Karakteristik Responden Pekerjaan
a. Karakteristik responden berdasarkan usia IRT 6 13.6
Tabel 1 Petani 10 22.7
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pedagang 5 11.4
Berdasarkan Usia pada Pasien Glaukoma di Klinik Sopir 3 6.8
Mata RSD Mangusada Swasta 14 31.8
Variabel f % PNS 6 13.6
Usia Total 44 100
Umur 26-35 tahun 3 6.8 Sumber: Data Primer, 2020
Umur 36-45 tahun 9 20.5
Umur 46-55 tahun 18 40.9
Umur 56-65 tahun 14 31.8
2. Self Care Management pada Pasien
Total 44 100 Glaukoma Sebelum Diberikan Edukasi
Sumber: Data Primer, 2020 melalui Video
Tabel 5
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis Distribusi Frekuensi Self care management pada
pasien glaukoma sebelum diberikan edukasi melalui
kelamin video di Klinik Mata RSD Mangusada Kabupaten
Tabel 2
Badung (n=44)
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamnin pada Pasien Glaukoma di
Klinik Mata RSD Mangusada Self Care Management f %
Baik 7 15.9
Variabel f % Sedang 22 50
Jenis Kelamin Kurang 15 34.1
Laki-laki 27 61.4 Total 44 100
Perempuan 17 38.6 Sumber: Data Primer, 2020
Total 44 100
Sumber: Data Primer, 2020 3. Self Care Management pada Pasien
Glaukoma Setelah Diberikan Edukasi
c. Karakteristik responden berdasarkan melalui Video
Tabel 6
pendidikan Distribusi Frekuensi self care management pada
Tabel 3
pasien glaukoma setelah diberikan edukasi melalui
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
video di Klinik Mata RSD Mangusada Kabupaten
Berdasarkan pendidikan pada Pasien Glaukoma di
Badung (n=44)
Klinik Mata RSD Mangusada
Self Care Management f %
Variabel f % Baik 30 68.2
Pendidikan Sedang 14 31.8
SD 19 43.2 Total 44 100
SMP 5 11.4 Sumber: Data Primer, 2020
SMA 14 31.8
PT 6 13.6
Total 44 100 4. Menganalisa pengaruh edukasi melalui
Sumber: Data Primer, 2020 video terhadap self care management
pada pasien glaukoma
d. Karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan Tabel 7
Analisis self care management pada pasien
Tabel 4
glaukoma Sebelum dan Setelah diberikan
edukasi melalui video di Klinik Mata RSD mendukung pernyataan dari Ilyas (2014)
Mangusada Kabupaten Badung bahwa glaukoma sudut tertutup dengan
hambatan pupil ditemukan bahwa pria 3
Median P-Value
(Minimum-
kali berisiko dibandingkan wanita,.
Maksimum) Rudnicka, at al (2006) juga
self care 47 (40-76) 0.000 menyimpulkan berdasarkan studi meta
management analisis diketahui bahwa laki-laki
pre test memiliki peningkatan risiko glaukoma
self care 65 (50-78)
relatif lebih tinggi dibandingkan
management
post test perempuan.
Sumber: Data Primer, 2020 Hasil dari pengamatan pada 44
orang frekuensi responden pada pasien
IV. PEMBAHASAN glaukoma berdasarkan pendidikan
1. Karakteristik Responden sebagian besar responden pendidikan SD
Hasil dari pengamatan pada 44 sebanyak 19 orang dengan persentase
orang frekuensi responden pada pasien 43,2%. Penelitian ini sejalan dengan
glaukoma berdasarkan umur sebagian penelitian Siswoyo, Susumaningrum, &
besar umur 46-55 tahun sebanyak 18 Rahayu (2018) hasil penelitian
orang dengan persentase 40,9%. menunjukkan sebagian klien dengan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian glaukoma dengan pendidikan terakhir SD
Hapsari (2017), menunjukan hasil yaitu sebanyak 17 orang (43,6)%.
penelitian menunjukkan rata-rata usia Pendidikan juga menjadi salah satu faktor
klien glaukoma di wilayah kerja yang mempengaruhi kepatuhan sesorang
Puskesmas Balung 53,82 tahun dengan dalam menjalankan proses terapi
usia minimal 12 tahun dan maksimal 72 Hasil pengamatan pada 44 orang
tahun. Hal tersebut sesuai dengan frekuensi responden pada pasien
klasifikasi glaukoma yang ada yaitu glaukoma berdasarkan pekerjaan sebagian
glaukoma primer, glaukoma sekunder dan besar responden pekerja swasta sebanyak
glaukoma kongenital (Ilyas, 2014). yang 14 orang dengan persentase 31,8%.
pada prinsipnya mulai dari bayi baru lahir Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sampai pada orang tua dapat terkena Hapsari (2017), menunjukan hasil Hasil
glaukoma. Risiko glaukoma penelitian menunjukkan sebagian besar
bertambah tinggi seiring dengan klien glaukoma bekerja wiraswasta.
bertambahnya usia, sebab kemampuan Pekerjaan akan mempengaruhi
sistem syaraf mata telah menurun pada penghasilan yang berdampak pada status
orang yang berusia lebih dari 40 atau 60 ekonomi klien. Proses perawatan
tahun. glaukoma yang dilakukan seumur hidup
Hasil dari pengamatan pada 44 akan menyebabkan pengurangan
orang frekuensi responden pada pasien pendapatan yang signifikan sehingga
glaukoma berdasarkan jenis kelamin terjadi penurunan kemampuan untuk
sebagian besar responden berjenis kelamin membayar biaya pengobatan, dan
laki-laki yaitu 27 orang dengan persentase berdampak negatif terhadap kesehatan
61,4%. Penelitian ini sejalan dengan secara keseluruhan, termasuk kontrol
penelitian Hapsari (2017), menunjukan glaukoma.
Hasil penelitian menunjukkan jenis
kelamin sebagian besar adalah jenis 2. Self Care Management pada Pasien
kelamin laki-laki dengan jumlah 67,9% Glaukoma Sebelum Diberikan Edukasi
klien. Hasil penelitian tersebut melalui Video
Hasil penelitian menunjukan yang terkait dengan kepuasan kerja, iklim
adanya tingkatan self care management kerja yang kondusif dan perencanaan
yang bervariasi, tetapi sebagian besar self jenjang karir (Paul, 2009).
care management sebelum diberikan Self care management sangat
edukasi video sedang sebanyak 22 orang dibutuhkan oleh pasien glaukoma dalam
(50%) hal ini berarti bahwa, sebelum mencegah kebutaan. Self care
diberikan edukasi video self care management yang harus dilakukan pasien
management pada pasien glaukoma tidak glaukoma yaitu prilaku taat dalam berobat
terlalu begitu baik tapi tidak begitu buruk. atau kontrol dan selalu rutin dalam
Serupa dengan penelitian Putri (2017) melakukan pengobatan mandiri. Hasil
menunjukan self care management kurang pengamatan peneliti self care management
sebanyak 60 responden (44,4%). yang dilakukan oleh pasien glaukoma
Penelitian juga dilakukan oleh Siswoyo, masih kurang bisa dilihat pada saat pasien
Susumaningrum, & Rahayu (2018), kontrol yang tidak tepat pada waktunya
menunjukan paling banyak responden dan pasien mengatakan memakai obat bila
mempunyai upaya pencegahan glaukoma mengalami keluhan saja.
cukup sebanyak 27 orang (69,2%).
Presentasi jumlah self care 3. Self Care Management pada Pasien
management sebelum diberikan edukasi Glaukoma Setelah Diberikan Edukasi
video sebagian besar sedang dapat melalui Video
dikatakan bahwa self care management Self care management pada pasien
pasien glaukoma di klinik mata RSD glaukoma sebayak 44 orang setelah
Mangusada tidak terlalu baik dan tidak diberikan edukasi melalui video sebagian
terlalu buruk. Self care management besar self care management baik sebanyak
adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang 30 orang dengan pesentase 68,2%. Hal ini
diprakarsai dan dilakukan oleh individu menunjukan self care management setelah
itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan diberikan edukasi melalui video menjadi
guna mempertahankan kehidupan, meningkat. Hanya saja masih ditemukan
kesehatan dan kesejahteraannya sesuai self care management yang sedang
keadaan, baik sehat maupun sakit disebabkan pasien glaukoma merasa putus
(Alligood, 2014). Terdapat lima asa dengan penyakitnya dan mengatakan
komponen dalam self care management melakukan pengobatan yang lama.
yaitu promosi kesehatan, perawatan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
kesehatan, pencegahan penyakit, deteksi Pratama (2016), didapatkan hasil setelah
penyakit dan penatalaksanaan penyakit diberikan pendidikan kesehatan responden
(Thomas & Mohite, 2015). tertinggi dengan kategori self care
Self care management juga management baik.
dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor Tujuan pendidikan kesehatan
individu dimana faktor individu melaui media video pada penderita
merupakan kemampuan dan keterampilan, glaukoma mencakup tujuan kognitif
latar belakang dan demografi. Faktor dimana dapat mengembangkan
psikologi merupakan persepsi, sikap, kemampuan kognitif yang menyangkut
kepribadian, belajar dan motivasi serta kemampuan mengenal hal yang baru dan
faktor organisasi merupakan dapat menunjukan cara bersikap. Tujuan
kepemimpinan, sumber daya, imbalan dan afektif dapat mempengaruhi dalam
desain pekerjaan untuk pendekatan bersikap dan emosi. Tujuan psikomotor
organisasi dapat dilakukan melalui dapat memperlihatkan contoh dalam
perencanaan pengembangan, imbalan
keterampilan yang menyangkut gerak ketika akan menggunakan obat mata.
(Arsyad, 2009) Pasien glaukoma juga diharapkan dapat
Self care management pada memelihara kesehatan fisiknya dengan
penderita glaukoma diharuskan mampu cara mempertahankan tingkat berat
mengenali eksaserbasi gejala glaukoma badan yang sesuai, menghindari emosi
yaitu nyeri pada mata dan sekitarnya berlebih, mengkonsumi sayuran hijau
(orbita, kepala, gigi, telinga), pandangan dan membatasi kafein. Pasien glaukoma
kabur, melihat halo sekitar lampu, mual, telah memelihara kesehatan fisik sesuai
muntah, berkeringat dan mata merah. yang dianjurkan namun masih ada
Penderita glaukoma harus mampu sebagian pasien yang mengkonsumsi
mengetahui dan mencegah komplikasi kafein. Sedangkan, apabila pasien
yang ditimbulkan dari glaukoma itu yaitu merasakan tanda dan gejala yang tidak
kebutaan pada penderita glaukoma, biasa pada mata seperti iritasi
kegagalan dalam pengobatan untuk berlebihan, mata berair, penglihatan
mengontrol glaukoma dan adanya ganda, pandangan kabur, rabas mata,
pengabaian untuk mempertahankan pelangi sekitar cahaya ketika malam
pengobatan dapat menyebabkan hari, dan kilatan cahaya klien diketahui
kehilangan penglihatan progresif dan segera melaporkannya pada tenaga
mengakibatkan kebutaan (Tamsuri, 2010). kesehatan.
Pemberian edukasi kepada pasien Hasil Penelitian menunjukan ada
yang memerlukan perawatan rutin dan beda yang signifikan antara data self
sakit tidak bisa sembuh sangat diperlukan. care management sebelum dan setelah
Pemberian edukasi yang membuat pasien diberikan edukasi melalui video di
akan merasa dihargai dan menumbuhkan Klinik Mata RSD Mangusada
semangat dalam melaksanakan Kabupaten Badung. Penelitian ini
pengobatan terlebih pemberian edukasi sejalan dengan peneliti Hapsari (2017)
yang dilakukan dengan media video. Hasil didapatkan hasil uji statistik yang
dari pengamatan peneliti berdasarkan digunakan adalah spearman rank
follow up yang dilakukan sebagian besar dengan tingkat kepercayaan 95% (α <
penderita glaukoma sangat senang 0,05). Hasil uji statistik spearman rank
diberikan edukasi melalui video dan menunjukkan nilai p value 0,005 yang
mengatakan menjadi lebih memahami artinya p value lebih kecil dari nilai
tentang perawatan glaukoma secara alpha (p < α) dengan α = 0,05 sehingga
mandiri. menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga
4. Analisis pengaruh edukasi melalui dengan kepatuhan dalam perawatan
video terhadap self care management pada klien glaukoma di Wilayah
pada pasien glaukoma Kerja Puskesmas Balung Kabupaten
Self care management sebelum Jember. Sejalan dengan penelitian yang
pasien glaukoma diberikan edukasi dilakukan oleh Krisna (2020)
melalui video telah dilakukan dengan menunjukan hasil penelitian ada beda
cukup, namun sebagian besar pasien yang signifikan antara Self care
kurang memperhatikan proses management sebelum diberikan dan
perawatan mata untuk menjaga mata sesudah diberikan pendidikan kesehatan
agar tetap bersih dan bebas dari iritan, melalui video pada penderita diabetes
sebab diketahui bahwa pasien jarang mellitus.
melakukan cuci tangan terlebih dahulu Media audio visual merupakan
sebelum kontak dengan mata atau media perantara atau penggunaan materi
dan penyerapannya melalui pandangan stimulus pada pendengaran dan
dan pendengaran sehingga membangun penglihatan jadi hasil yang diperoleh lebih
kondisi yang dapat memperoleh maksimal. Hasil tersebut dapat tercapai
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. karena pancaindera yang paling banyak
Media pembelajaran interaktif atau menyalurkan pengetahuan ke otak adalah
interactive video adalah suatu sistem mata (75% sampai 87%); sedangkan 13
penyampaian pengajaran yang menyajikan sampai 25% pengetahuan diperoleh
materi video rekaman dengan melalui indera lain. Menurut Smeltzer &
pengendalian komputer kepada penonton Bare (2010) manajemen keperawatan pada
yang tidak hanya mendengar dan melihat pasien glaukoma yaitu mengajarkan
video dan suara, tetapi juga memberikan pasien tentang perawatan glaukoma,
respon yang aktif, dan respon itu yang melanjutkan perawatan glaukoma di
menentukan kecepatan dan efesiensi rumah, pemeriksaan mata secara teratur,
penyajian (Arsyad, 2009). Tujuan penggunaan obat tetes mata, perawatan
pendidikan kesehatan melaui media video mata, pemeliharaan kesehatan fisik dan
pada penderita glaukoma mencakup melaporkan tanda dan gejala.
tujuan kognitif dimana dapat Penderita glaukoma yang
mengembangkan kemampuan kognitif melakukan pengobatan yang lama
yang menyangkut kemampuan mengenal memerlukan pemahaman yang baik
hal yang baru dan dapat menunjukan cara tentang penyakitnya, pengobatan dan
bersikap. Tujuan afektif dapat perawatan dirumah. Pemberian edukasi
mempengaruhi dalam bersikap dan emosi. melalui video tentang self care
Tujuan psikomotor dapat memperlihatkan management akan membantu penderita
contoh dalam keterampilan yang dalam pencegahan kebutaan dan
menyangkut gerak (Arsyad, 2009). perawatan berkelanjutan mandiri. Hasil
Menurut Habibah, Ezdha, & Fitri (2019), pengamatan peneliti melalui follow up
pemberian metode audio visual efektif sebagian besar responden mengatakan
diberikan selama tiga sesi untuk merubah lebih memahami tentang self care
self management. management penderita glaukoma dan
Setelah diberikan edukasi melalui mengatakan akan menerapkan secara taat
video pada pasien glaukoma terjadi dan patuh tentang self care management.
peningkatan self care management dimana
pasien glaukoma mengetahui menjaga V. KESIMPULAN
mata tetap bersih dengan cara pasien Ada pengaruh edukasi melalui video
mencuci tangan sebelum dan setelah terhadap self care management pada
kontak dengan mata terlebih dalam pasien glaukoma di Klinik Mata RSD
pemberian obat tetas mata dan pasien juga Mangusada Kabupaten Badung.
mengetahui efek samping dalam
mengkonsumsi kafein terhadap VI. SARAN
penyakitnya serta pasien segera 1. Bagi Layanan Dan Perawat
melaporkan kepada petugas kesehatan bila a. Bagi Layanan
mana terjadi tanda dan gejala yang tidak Pengaruh yang signifikan self care
biasa pada mata. Penelitian serupa management sebelum dan setelah
dilakukan oleh Fernalia, Busjra, & diberikan edukasi melalui video,
Jumaiyah (2019) menunjukan metode maka diharapkan layanan
edukasi audio visual dapat meningkatkan menerapkan edukasi kepada
self mangement pada pasien hipertensi penderita glaukoma.
dimana media audio visual memberikan b. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan Siswa Perempuan Kelas XI di SMA
masukan dan bahan informasi bagi Negeri 1 Sumber Cirebon. Jurnal Ilmiah
perawat untuk meningkatkan Ilmu Kesehatan, Vol. 6 no, 162–174.
pengetahuan tentang pengaruh
edukasi melalui video terhadap self Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists
care management pada pasien and their work, eighth edition. Elsevier
glaukoma, serta sebagai masukan Mosby.
dalam pemilihan intervensi
keperawatan. Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran.
2. Bagi Pendidikan dan Perkembangan Jakarta: Raja grafindo Perkasa.
Ilmu Keperawatan
a. Pendidikan Baughman, D. C., & Hackley, J. C. (2002).
Sebagai literature pendidikan Keperawatan Medikal Bedah : Buku
mahasiswa STIKES Bina Usada Saku Dari Brunner & Suddarth.
Bali mengetahui pengaruh edukasi Jakarta:EGC.
melalui video terhadap self care
management pada pasien glaukoma. Bonnecwe, E. T. (2012). Self care and
b. Perkembangan Ilmu Pendidikan patients with hypertension at primary
Dengan adanya penelitian ini health care clinics. Doctoral
diharapkan bagi ilmu keperawatan Dissertation, North-West University.
dapat dijadikan bahan untuk
mengembangan ilmu keperawatan Burnard Philip & Morrison Paul. (2009).
serta menjadi refrensi dalam Caring & Communicating. (Widyawati,
pendidikan selanjutnya. Ed.) (2nd ed.). Jakarta: EGC.
3. Bagi Masyarakat
Adanya pengaruh edukasi Chaidir, Q., Rahmi, F. L., & Nugroho, T.
melalui video terhadap self care (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan
management pada pasien glaukoma, Penderita Glaukoma Dengan Ketaatan
diharapkan penderita glaukoma Menggunakan Obat. Jurnal Kedokteran
menerapkan self care management Diponegoro, 5(4), 1517–1525.
secara tetap dan benar sesuai dengan
edukasi yang diberikan. Habibah, U., Ezdha, A. U. A., & Fitri, D. E.
(2019). Pengaruh Diabetes Self
Management Education (Dsme) Dengan
DAFTAR PUSTAKA Metode Audiovisual Terhadap Self Care
Behavior Pasien Diabetes Melitus.
Adisthanaya, S. (2016). Gambaran Healthcare: Jurnal Kesehatan, 8(2), 1–
Karakteristik Sifilis Di Poliklinik Kulit 6.
Dan Kelamin Sub Divisi Infeksi
Menular Seksual Rsup Sanglah Hapsari, D. M. (2017). hubungan dukungan
Denpasar/Fk Unud Periode Januari keluarga dengan kepatuhan dalam
2011-Desember 2013. E-Jurnal Medika perawatan pada klien glukoma di
Udayana, 5(9), 2010–2013. Wilayah Kerja Puskesmas Balung
Kabupaten Jember. Digital Repository
Aeni, N., & Yuhandini, D. S. (2018). Universitas Jember.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan
Media Video Dan Metode Demonstrasi Hidayat, A. A. A. (2014). Metode Penelitian
Terhadap Pengetahuan SADARI Pada Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Oktariana, V. D. (2014). Situasi dan Analisis
Ilyas. (2014). Ilmu Penyakit Mata untuk Glaukoma. Kementerian Kesehatan RI
Dokter Mata/Umum dan Mahasiswa Pusat Data Dan Informasi.
Kedokteran. (5th ed.). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI. PERKENI. (2011). Konsensus DM Tipe 2
Kemenkes RI. (2014). Indonesian Health Indonesia Tahun 2011. PERKENI.
Statistics 2014. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Vol. 51). Permadi Aziz Pratama. (2016). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan Terhadap
Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan RI Pengetahuan Dan Sikap Pasien Tentang
2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun Pengelolaan Diet Diabetes Mellitus Di
2015. Puskesmas Boyolali I. E-Jurnal Pustaka
Kesehatan
Kemenkes RI. (2017). Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia. Survei Demografi Piferi, R. L. & Lawler, K. A. (2014). Social
dan Kesehatan Indonesia 2017. support and ambulatory blood pressure:
An examination of both receiving and
Mahyani, F. (2013). Hubungan Dukungan giving. International Journal of
Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Psychophysiology, 62(2), 328–336.
Kunjungan Ulang Pasien Glaukoma di
Poli Mata RSUD dr. Moch. Ansari Purnamaningrum, A. (2010). Faktor-Faktor
Saleh Banjarmasin. E-Journal. Yang Berhubungan Dengan Prilaku
Masyarakat Untuk Mendapatkan
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Pelayanan Kesehatan Mata. Universitas
Definisi & Klasifikasi 2015-2017 (10th Diponegoro Semarang, 1–17.
ed.). Jakarta: EGC.
Pusat Teknologi dan Komunikasi. (2017).
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Koneksi Internet melalui Ponsel.
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Koneksi Internet Melalui Ponsel.
Rineka Cipta
Putri, L. R. (2017). Gambaran Self Care
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penderita Diabetes Melitus (DM) di
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Wilayah Kerja Puskesmas Srondol
Cipta. Semarang. Skripsi.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Rahmawati Dian Nurani, Isnina Noor
Aplikasi asuhan keperawatan Sakinah, A. R. (2018). Pengaruh
berdasarkan diagnosa medis & Edukasi Video Latihan Fisik Terhadap
NANDA. Jogjakarta: MediAction Pengetahuan Pasien Yang Menjalani
Hemodialisis Di RS PKU
Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan Muhammadiyah Yogyakarta. Media
aplikasi dalam praktik keperawatan Ilmu Kesehatan, Vol. 7.
profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Riegel, B., Jaarsma, T., Strömberg, A.
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian (2012). A Middle - Range Theory of
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Self Care of Chronic Illness. Advances
Jakarta: Salemba Medika. in Nursing Science, 35(3), 94–204.
Penyakit Glaukoma pada Klien Berisiko
Robin, A., & Grover, D. (2011). Compliance di Wilayah Kerja Puskesmas Jenggawah
and adherence in glaucoma Kabupaten Jember. E-Jurnal Pustaka
management. Indian: J Ophthalmol. Kesehatan, 6(2), 285–291.

Rudnicka, A. R., Mt.-Isa, S., Owen, C. G., Smeltzer, S. C., Hinkle, J. L. , Cheever, K.
Cook, D. G., & Ashby, D. (2006). H., & Bare, B. G. (2010). Brunner &
Variations in primary open-angle Suddarth’s textbook of medical-surgical
glaucoma prevalence by age, gender, nursing (12th ed.). Jakarta:EGC
and race: A Bayesian meta-analysis.
Investigative Ophthalmology and Visual Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian
Science. Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Saragih, F. (2011). Pengaruh Penyuluhan Susilaningsih, T. (2017). Pengaruh


Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Tentang Makanan Sehat Dan Gizi Video Terhadap Tingkat Kepatuhan
Seimbang di Desa Merek Raya Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus
Kecamatan Raya …. Igarss 2014. Di Puskesmas. Ilmu Kesehatan, 1–12.

Saryono, A. (2010). Metodologi Penelitian Sutandi, A. (2012). Self Management


Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Education (DSME) Sebagai Metode
Yogyakarta: Nuha Medika. Alternatif Dalam Perawatan Mandiri
Pasien Diabetes Melitus Di Dalam
Sikni Retno Karminingtyas, Nova Hasani Keluarga. Kesehatan, 29(323), 54–59.
Furdiyanti, D. O. (2019). Pengaruh Swarjana, I Ketut. (2016). Statistik
Pemberian Informasi Obat Dengan Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi
Media Video Terhadap Kepatuhan Offset.
Minum Obat Pasien Hipertensi Di
Ungaran. Indonesian Journal of Tamsuri, A. (2010). Gangguan Mata &
Pharmacy and Natural Product, 02, Pengelihatan : Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
Siska Handayani. (2018). Penerapan Media
Video Pembelajaran Pada Kompetensi Thomas, S & Mohite, V. (2015).
Dasar Membuat Pola Dasar Rok Secara Effectiveness of Self Instructional
Konstruksi Di Kelas X Tata Busana 3 Module on the Knowledge Regarding
SMK Negeri 6 Surabaya. E-Journal, 07, Diabetic Diet among Diabetic Patients.
18–21. International Journal of Science and
Research (IJSR).
Sistem Informasi Manajemen BRSU. (2019).
Profil BRSU Kabupaten Tabanan. Vaughan, A. (2016). Vaughan & Asbury
Oftalmologi Umum. Jakarta: EGC
Sistem Informasi Manajemen RSDM.
(2019). Profil RSD Mangusada WHO. (2010). Global Data on Visual
Kabupaten Badung. Impairment. Global Data on Visual
Impairment 2010.
Siswoyo, Susumaningrum, L. A., & Rahayu,
S. (2018). Hubungan Tingkat
Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan

You might also like