Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

English:

History of Gamelan Music:


It is said that Gamelan Music came about during the process of combining local instruments
in the 3rd century owing to God-King Sang Hyand. It is also believed that history started in
Java as back as the second century BC. Moreover, Gamelan Music reached its peak in the
19th century under the Sultans of Yogyakarta and Solo. "Yogyakarta court players were
known for their bold, vigorous style while gamelan players from Solo played a more
understated, refined style." Sadly, the popularity of Gamelan Music is declining, but in
Yogyakarta and Solo, Gamelan Music is still often played especially to accompany drama,
puppet, and dance shows.

Angklung:
Angklung initially had a religious ritual function, and it was used as a medium to call the rice
goddess/prosperity known as Dewi Sri to come to the earth and give fertility to plants. Today,
it is closely associated with traditional rituals and cultural identity in Indonesia. It was listed
on the UNESCO Representative List of the Intangible Culture Heritage of Humanity.
Moreover, it is still usually played during ceremonies like rice planting, harvest and
circumcision.

Bahasa Indonesia:
Sejarah Musik Gamelan:
Konon Musik Gamelan muncul selama/saat proses penggabungan alat musik lokal pada
abad ke-3 berkat Raja Sang Hyand. Juga diyakini bahwa sejarah dimulai di Jawa sejak abad
kedua SM. Selain itu, Musik Gamelan mencapai puncaknya pada abad ke-19 di bawah
kepemimpinan Sultan Yogyakarta dan Solo. "Pemain keraton Yogyakarta dikenal karena
gayanya yang berani dan bertenaga, sedangkan pemain gamelan dari Solo memainkan
gaya yang lebih bersahaja dan halus." Sayangnya, popularitas Musik Gamelan menurun,
namun di Yogyakarta dan Solo Musik Gamelan masih sering dimainkan terutama untuk
mengiringi pertunjukan drama, wayang kulit, dan tari.

Angklung:
Angklung awalnya memiliki fungsi ritual keagamaan, dan digunakan sebagai media untuk
memanggil dewi padi / kemakmuran yang dikenal sebagai Dewi Sri untuk datang ke bumi
dan memberi kesuburan bagi tanaman. Saat ini, angklung sangat erat kaitannya dengan
ritual adat dan identitas budaya di Indonesia. Angklung terdaftar di UNESCO Representative
List of the Intangible Culture Heritage of Humanity. Selain itu, angklung masih biasanya
dimainkan selama upacara seperti menanam padi, panen dan sunat.

Sources:
http://factsanddetails.com/indonesia/Arts_Culture_Media_Sports/sub6_4c/entry-4051.html
http://www.houseofangklung.com/the-history--philosophy-of-angklung.html
Some of the list of instrument Gamelan Jawa:
- Kendang: It is played by professionals who have been into the Jawa culture. There are
two different sizes of Kendang, the small size is known as ketipung while the medium size
is known as Kendang ciblon/kebar. In addition to that, another type of Kendang is played
together with Kendang ciblon/kebar known as kendang gedhe/Kendang kali. Kendang is
played by memukul menggunakan telapak tangan, tanpa alat bantu.
- Saron: Also known as ricik, usually there are 4 salons in a Gamelan set and semuanya
memiliki jenis laras pelog dan slendro. The technique to play saron is known as
memathet(memencet) and is done by right hand hitting bilahan logam with tabuh while left
hand prevent (menahan) bilahan that is previously being hit to eliminate dengungan yang
tersisa.
- Demung: Usually there are 2 salons in a Gamelan set with skala nada yang different,
pelog dan slendro. Jika dibandingkan dengan saron, demung memiliki bilahan yang relatif
lebih tipis namun lebih lebar daripada bilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya
lebih rendah
- Rebab: Rebab is essential in mengelaborasi dan menghiasi melodi dasar and it is
played dalam waktu yang relatif bebas when playing Gamelan.
- Siter: Siter is played by dipetik. This instrument is categorized as being extinct. Siter
has 2 sides consisted of skala nada yang berbeda. Pada sisi pertama disebut pelog dan
sisi yang lain disebut slendro.
- Kemanak: There is a specific technique in playing kemanak and that is by memukul
bagian samping dan sedikit menggesekkannya and dipadukan dengan alat musik
tradisional lainnya.

Bahasa Indonesia:
Beberapa daftar alat musik Gamelan Jawa:
- Kendang: Dimainkan oleh para profesional yang telah menggeluti budaya Jawa. Ada
dua ukuran kendang yang berbeda, yang kecil disebut ketipung sedangkan yang sedang
dikenal dengan nama kendang ciblon / kebar. Selain itu, jenis kendang lainnya dimainkan
bersama dengan kendang ciblon / kebar yang dikenal dengan kendang gedhe / kendang
kali. Kendang dimainkan dengan memukul menggunakan telapak tangan, tanpa alat
bantu.
- Saron: Disebut juga ricik, biasanya dalam satu set Gamelan terdapat 4 salon dan
semuanya memiliki jenis laras pelog dan slendro. Teknik memainkan saron disebut
memathet (memencet) dan dilakukan dengan tangan kanan memukul bilahan logam
dengan tabuh sedangkan tangan kiri menahan (menahan) bilahan yang sebelumnya
dipukul untuk menghilangkan dengungan yang tersisa.
- Demung: Biasanya ada 2 salon dalam satu set gamelan dengan skala nada yang
berbeda, pelog dan slendro. Jika dibandingkan dengan saron, demung yang memiliki
bilahan yang relatif lebih tipis namun lebih lebar dari bilahan saron, sehingga nada yang
dihasilkannya lebih rendah
- Rebab: Rebab sangat penting dalam mengelaborasi dan menghiasi melodi dasar dan
dimainkan dalam waktu yang relatif bebas saat memainkan Gamelan.
- Siter: Siter dimainkan dengan dipetik. Instrumen ini dikategorikan punah. Siter memiliki
2 sisi yang terdiri dari skala nada yang berbeda. Pada sisi pertama disebut pelog dan sisi
lain disebut slendro.
- Kemanak: Ada teknik khusus dalam memainkan kemanak yaitu dengan memukul
bagian samping dan sedikit menggesekkannya dan dipadukan dengan alat musik
tradisional lainnya.
Sources: https://gasbanter.com/gambar-gamelan-jawa/

You might also like