Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

DISIPLIN KERJA

(STUDI KASUS GURU SMK NEGERI DI KECAMATAN CIKARANG BARAT)

Sri Sarjana

SMK Negeri 1 Cikarang Barat


email: srisarjana@gmail.com

Abstract
The objective of this research is to know the relationship between supervision and
punishment with work discipline of vocational high school teacher. The research is
conducted on state vocational high school subdistrict of West Cikarang, Bekasi District.
The research method used survey method with the correlation approach to data
collection tool using questionnaires. The respondents were state vocational high school
teachers who are in the subdistrict of West Cikarang, Bekasi district as many as 80
teacher selected by two stage random sampling technique. Instrument calibrated by
using validity and reliability test. The data processing is used regression analyze
technique and simple correlations with multiple regression and correlations. The result
of the research show : First, there is positive correlation between supervision (X 1) with
work discipline (Y) with correlation coefficient ry1 = 0,452 and similarity regression Ŷ =
42,327 + 0,609 X1. Second, there is positive correlations between punishment (X2) with
work discipline (Y) with correlation coefficient ry2 = 0.658 and similarity regression Ŷ =
27,406 + 0,748X2. Third, there is positive correlation between supervison (X1) and
punishment (X2) with work discipline (Y) with correlation coefficient r y12 = 0,449 and
similarity regression Ŷ = 0,024 + 0,413X1 + 0,648X2. Based on the result can conclude
that work discipline could be increase to strengthen supervision and punishment.
Kata kunci : discipline, supervision, punishment

Pendahuluan memiliki kecakapan personal serta mempunyai


Salah satu masalah yang dihadapi dalam disiplin kerja yang tinggi.
pengelolaan pendidikan di Indonesia adalah Disiplin sangat penting artinya bagi
rendahnya kualitas pendidikan pada semua keberlangsungan kehidupan manusia. Sehingga
jenjang pendidikan. Hal ini dipengaruhi oleh disiplin harus ditanamkan sejak dini dan
berbagai faktor antara lain kurikulum, guru, berlangsung terus menerus agar menjadi suatu
sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah, kebiasaan. Seseorang yang berhasil dalam
lingkungan sekitar, partisipasi masyarakat dan pendidikan dan pekerjaannya pada umumnya
lain-lain. Untuk mengatasi permasalahan ter- mereka mempunyai tingkat kedisiplinan yang
sebut maka perlu dilakukan kajian akademik tinggi, sebaliknya seseorang yang gagal dalam
terhadap faktor-faktor yang dapat mem- berkarya pada umumnya mempunyai tingkat
pengaruhi kualitas pendidikan. Salah satu faktor kedisiplinan yang rendah. Pada umumnya
penting yang dapat mempengaruhi kualitas kedisiplinan muncul dari kebiasaan hidup
pendidikan adalah peran guru. Peran guru sehari-hari, belajar yang teratur serta mencintai
dalam pendidikan adalah mengelola dan me- dan menghargai pekerjaannya. Disiplin me-
laksanakan proses pembelajaran dalam me- rupakan salah satu proses pendidikan dan
ngembangkan pengetahuan di dunia pendidik- pelatihan, sehingga guru berperan dalam
an. Profesionalisme guru dalam pembelajaran meningkatkan kedisiplinan yang sangat
mempunyai peran penting dalam menentukan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas
kualitas pendidikan. Guru yang profesional pembelajaran.
merupakan guru yang memiliki kecakapan Disiplin setiap guru dapat tumbuh dan
akademik sesuai bidang keahliannya dan berkembang di hati nurani setiap guru sehingga

90
Vol. XII No.1 Th. 2013

proses dan hasil pembelajaran yang dilaksana- pengetahuan.


kannya sesuai dengan harapan yang sudah Peran guru dalam kegiatan belajar
direncanakan. Disiplin guru merupakan salah mengajar berfungsi sebagai fasilitator yang
satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. belajar. Guru memiliki peran yang sangat
Disiplin kerja guru merupakan salah satu penting dalam menyiapkan sumber daya
bagian kinerja guru. Peningkatan kinerja guru manusia yang potensial. Oleh karena itu, guru
ditentukan oleh faktor internal maupun harus profesional dalam melaksanakan tugasnya
eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang senantiasa terus menerus dapat me-
yang berhubungan dengan kondisi guru itu ningkatkan kemampuan profesionalnya dalam
sendiri dan faktor eksternal merupakan faktor melaksanakan tugas. Kompetensi guru harus
yang berhubungan dengan keadaan yang berada disesuaikan dengan perkembangan ilmu
di luar diri guru. pengetahuan dan teknologi sehingga materi
Kedisiplinan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan
tugas dan fungsinya merupakan aspek yang perkembangan peserta didik yang terkini.
belum dapat diselesaikan permasalahannya Guru merupakan seorang yang bertugas
secara maksimal. Masalah ini umumnya banyak mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta
ditemukan di sekolah yang terdapat di pedesaan didik, selain mengajar ia juga memiliki tugas
atau daerah terpencil. Sering terlambat datang untuk mendidik agar peserta didik senantiasa
ke sekolah, tidak masuk kerja dan tidak me- memiliki budi pekerti yang luhur. Tugas profesi
laksanakan tanggung jawab lainnya secara guru meliputi: mendidik, mengajar dan melatih.
optimal merupakan hal-hal yang sering Mendidik berarti meneruskan nilai-nilai hidup,
dijumpai di sekolah meskipun berbagai alasan mengajar berarti meneruskan dan mengem-
dilontarkan oleh guru yang kurang disiplin bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut. Kondisi tersebut menggambarkan sedangkan melatih berarti mengembangkan
belum terbentuknya guru yang berkualitas, ketrampilan-ketrampilan terhadap peserta didik.
profesional, mempunyai sikap dan penilaian Keberhasilan penerapan kurikulum pendidikan
yang tinggi terhadap tugas dan pekerjaan, sangat bergantung pada guru, mengapa
berkepribadian mandiri serta bertanggung demikian? Dikarenakan guru merupakan ujung
jawab. Hal tersebut menunjukkan kegagalan tombak dalam proses pembelajaran sehingga
organisasi sekolah dalam mengelola manajemen guru dituntut bekerja secara profesional dan
yang baik dalam unit kerjanya. memiliki kinerja yang tinggi yang salah satu
Sekolah merupakan salah satu lembaga caranya adalah dengan meningkatkan ke-
pendidikan formal yang berperan dalam disiplinan dalam melaksanakan tugasnya
keberhasilan sistem pendidikan nasional dan sebagai guru. Disiplin kerja sering dikaitkan
berperan juga dalam mensukseskan pem- dengan sanksi dan hukuman, contohnya
bangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional terutama bagi guru yang mengajar di sekolah
yang termuat dalam Undang-Undang No. 20 swasta, terlambat masuk kerja akan dipotong
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional gaji sesuai dengan peraturan sekolah yang
yaitu “mengembangkan kemampuan dan berlaku.
membentuk watak serta peradaban bangsa yang Supervisi kepala sekolah maupun
bermartabat dalam rangka mencerdaskan pengawas sekolah dapat mempengaruhi ke-
kehidupan bangsa, untuk berkembangnya disiplinan guru khususnya dalam membuat
potensi peserta didik agar menjadi manusia- administrasi mengajar dan proses pembelajaran
manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak di kelas. Dengan dilaksanakannya supervisi
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, maka guru akan berusaha meningkatkan ke-
dan menjadi warga negara yang demokratis disiplinan dalam melaksanakan tugasnya untuk
serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan melengkapi administrasi mengajar. Tingkat
nasional tersebut menggambarkan bahwa kedisiplinan kerja guru akan meningkat apabila
peserta didik merupakan pusat perhatian dalam diikutsertakannya sistem hukuman yang ber-
proses belajar mengajar. Untuk itu seorang guru fungsi untuk mendidik guru dan bukan sekedar
seharusnya mengikuti perkembangan tentang memberikan hukuman agar guru memiliki rasa
konsep belajar mengajar sesuai dengan takut untuk melanggar peraturan yang berlaku
perkembangan zaman dan perkembangan ilmu di sekolah tersebut. Nilai kedisiplinan yang
91
dimiliki oleh guru secara langsung maupun tak adalah suatu pelatihan yang diharapkan
langsung akan dijadikan acuan dan teladan oleh menghasilkan perilaku yang diinginkan,
peserta didik dalam proses belajar mengajar di perilaku dikontrol atau pemberian hukuman
sekolah. pada suatu keadaan. Sedangkan menurut
Dari latar belakang pernyataan di atas Amstrong (2005) disiplin adalah suatu proses
maka penulis memandang perlu untuk me- yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang
lakukan penelitian hubungan antara hukuman untuk mempertahankan dan meningkatkan
dan supervisi yang merupakan salah satu faktor tujuan organisasi secara objektif melalui
yang perlu mendapat perhatian dalam rangka kepatuhannya menjalankan peraturan
meningkatkan kedisiplinan kerja guru dikarena- organisasi. Sedangkan disiplin menurut Papalia
kan disiplin kerja akan sangat menentukan (2008) adalah metode pembentukan karakter
keberhasilan pekerjaan serta pencapaian tujuan serta pengajaran kontrol diri dan perilaku yang
sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di dianggap pantas. Hal ini akan menjadi alat yang
atas maka ditetapkan identifikasi masalah baik untuk sosialisasi dengan tujuan
tentang ada atau tidaknya hubungan supervisi mengembangkan disiplin diri. Dan disiplin
dengan disiplin kerja, hubungan hukuman menurut Keith Devis (2001) adalah sebagai
dengan disiplin kerja, hubungan reward dengan pelaksana manajemen yang digunakan untuk
disiplin kerja, hubungan lingkungan kerja memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
dengan disiplin kerja, hubungsn pengawasan Torrington (2002) mendifinisikan disiplin
dengan disiplin kerja, hubungan penilaian sebagai sebuah pengaturan terhadap aktifitas
dengan disiplin kerja, hubungan motivasi kerja manusia untuk mendapatkan prestasi yang
dengan disiplin kerja, hubungan kinerja dengan dapat dikendalikan. Disiplin bergerak dari
disiplin kerja, hubungan kepemimpinan dengan pengawasan oleh pemimpin terhadap perilaku
disiplin kerja, hubungan budaya organisasi individu yang sangat tidak disiplin ke arah
dengan disiplin kerja, hubungan iklim pencapaian individu yang menghasilkan
organisasi dengan disiplin kerja. prestasi luar biasa melalui disiplin diri dalam
Dari beberapa identifikasi masalah di atas mengontrol akal dan bakat yang mereka miliki.
maka disiplin kerja guru dipengaruhi oleh Dan disiplin menurut Leonard (2008) adalah
banyak faktor. Maka penelitian ini dibatasi pada sebuah keteraturan yaitu tingkat dimana setiap
beberapa faktor permasalahan yaitu ; 1) disiplin anggota organisasi bersikap sepantasnya dan
kerja; 2) hukuman (punishment); 3) supervisi. mematuhi standar perilaku yang diharapkan.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka Definisi disiplin menurut Miller (2006)
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adalah latihan membangun kontrol diri.
sebagai berikut ; 1) Apakah terdapat hubungan Sedangkan pengertian disiplin menurut
antara hukuman (punishment) dengan disiplin Hariandja (2002) adalah penggunaan beberapa
kerja?; 2) Apakah terdapat hubungan antara bentuk hukum atau sanksi apabila karyawan
supervisi dengan disiplin kerja?; 3) Apakah menyimpang dari aturan. Oleh karena itu,
terdapat hubungan antara hukuman peningkatan disiplin menjadi bagian penting
(punishment) dan supervisi secara bersama- dalam manajemen sumber daya manusia dan
sama dengan disiplin kerja? sebagai faktor penting dalam meningkatkan
Dalam penelitian ini dapat dijadikan produktifitas sehingga dibutuhkan beberapa
landasan teoritis dalam mengembangkan pendekatan disiplin diantaranya adalah: 1)
prinsip supervisi dan hukuman dengan disiplin disiplin preventif; 2) disiplin korektif; 3)
kerja guru dan hasil penelitian ini dapat pula disiplin progresif. Disiplin sangat penting
dijadikan informasi serta masukan bagi SMK dalam usaha untuk menjamin terpeliharanya
Negeri di Kecamatan Cikarang Barat tata tertib serta kelancaran pelaksanaan tiap
Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian ini dapat tugas. Tanpa adanya disiplin yang tinggi maka
pula dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan produktifitas dan semangat kerja akan merosot.
dalam penyusunan program suatu organisasi Mentaati perintah atasan merupakan definisi
yang ada kaitannya dengan peningkatan disiplin disiplin menurut Reddy (2007). Sedangkan
kerja. disiplin menurut Webb (2007) adalah
pembelajaran dengan kedua konsekuensinya
Tinjauan Pustaka (ditentukan atau alamiah).
Definisi disiplin menurut Hess (2012) Pengertian disiplin menurut Luthan
92
Vol. XII No.1 Th. 2013

(2005) adalah pengalaman pembelajaran, bukan didasarkan pada keinsyafan dan kesadaran diri.
merupakan pengalaman murni untuk mem- Berdasarkan teori yang telah dikemuka-
buktikan kekuasaan atau kendali terhadap orang kan diatas, maka dapat disintesiskan bahwa
lain. Tujuan yang telah ditentukan dan telah di- disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan me-
sepakati oleh anggota organisasi atau kelompok ngikuti peraturan yang berlaku kaitannya
akan dapat dicapai secara efektif dan efisien, dengan pelaksanaan tugas, dengan indikator :
manakala setiap anggota dalam kelompok (1) kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku,
secara sadar mau menghormati dan me- (2) ketaatan dalam menjalankan tugas, (3)
negakkan setiap aturan dan hukum yang berlaku kesediaan dalam menjalankan aturan dan tata
dilingkungannya. Kesadaran untuk menegakkan tertib yang berlaku, dan (4) tanggung jawab
peraturan merupakan hal yang mendasar bagi dalam melaksanakan tugas.
para anggota kelompok dalam beraktifitas Supervisi menurut Cassidy (2010) adalah
sesuai dengan peran, tugas dan kewajiban individu yang memiliki wewenang untuk
masing-masing. Tanpa ketertiban dan ke- kepentingan karyawan, menyewa, menangguh-
teraturan dalam bekerja, organisasi akan kan, memberhentikan, mempromosikan, me-
menghadapi berbagai kesulitan dalam usaha nambah, menetapkan, memberi penghargaan,
mencapai tujuan yang diinginkan. atau menegakkan disiplin karyawan atau ber-
Menurut Mulianto (2006) disiplin dapat tanggung jawab mengarahkan mereka, atau
diartikan : 1) sebagai peraturan dan tata tertib untuk mendengarkan keluhan mereka, atau
kerja yang harus dipatuhi; 2) norma, etika, dan secara efektif untuk merekomendasikan bagian
kebiasaan yang berlaku umum serta tata cara tersebut, jika terkait dengan hal tersebut,
bertingkah laku dalam suasana dan dalam pelaksanaan kewenangan tersebut tidak hanya
hubungannya dengan pekerjaan. Tujuan disiplin yang bersifat rutin atau administrasi tetapi
menurut Bittel (2011) adalah mendorong para membutuhkan penggunaan penilaian
karyawan untuk mencapai standar kinerja yang independen. Sedangkan Proctor (2008) men-
telah ditetapkan serta berperilaku baik dan definisikan supervisi adalah orang yang
aman di tempat kerja. Disiplin yang dilak- bertanggung jawab memberi fasilitas sebagai
sanakan dengan benar akan dapat mengoreksi konselor dalam upaya pengawasan yang baik
maupun menghukum dan dapat membantu untuk kepentingan kebaikan pegawai.
mengembangkan pengendalian diri diantara Menurut Joseph J. Caruso (2007),
para karyawan. Karyawan yang mematuhi supervisi adalah suatu proses yang melibatkan
aturan dan standar diberi imbalan berupa banyak variabel tingkah laku manusia.
pujian, keamanan dan juga promosi. Mereka Supervisi sebagai pengelolaan keahlian ter-
yang tidak dapat mematuhi aturan atau standar hadap peningkatan kinerja dan perkembangan
kinerja dihukum sedemikian rupa sehingga secara profesional yang membedakan dengan
mereka secara jelas dapat mengetahui perilaku pelayanan sendiri dan atasannya. Sedangkan
dan kinerja yang dikehendaki. Selain itu juga fungsi supervisor menurut Sergiovanni dan
untuk menjaga setiap orang bekerja demi tujuan Starratt (2002) adalah sangat penting dalam
dan standar organisasi yang sama. memberikan kontribusi sekolah secara efektif
Mengacu pada teori-teori yang dike- dengan pembelajaran yang tepat dan benar yang
mukakan di atas, maka yang dimaksud dengan tidak dapat hanya diterapkan pada tanggung
disiplin kerja dalam penelitian ini adalah jawab supervisor secara formal.Sedangkan
kesediaan, kesadaran, ketaatan dan usaha untuk tujuan supervisor adalah membantu me-
melaksanakan peraturan yang berlaku. Ke- ningkatkan kesempatan dan kapasitas sekolah
disiplinan ditandai dengan adanya kesadaran, berupa kontribusi secara efektif untuk
keteladanan, penegakan peraturan, keadilan, kesuksesan institusi siswa.
kesejahteraan, pengawasan melekat dan sanksi Pengertian supervisor menurut Bittel
hukuman. Dari pengertian disiplin diatas maka (2011) adalah bagian penting dari tim
yang menjadi faktor-faktor disiplin adalah manajemen yang memberikan arah dan
kesadaran dan keinsyafan terhadap peraturan- kepemimpinan dalam suatu organisasi.
peraturan atau ketentuan-ketentuan di dalam Supervisor memperkuat andil mereka terhadap
organisasi. Dengan kata lain disiplin merupakan proses manajemen dengan cara mengembang-
ketaatan pada lembaga atau organisasi dengan kan keterampilan teknis, administratif dan
peraturan dan ketentuannya yang berlaku yang hubungan antar manusia. Kinerja supervisor
93
ditentukan oleh seberapa berhasil supervisor berkualitas. Sedangkan program supervisi di
mengelola sumber daya yang dimiliki dan hasil sekolah menurutSyaiful Sagala (2007) adalah
yang diperoleh dari pengelolaan sumber daya program pengembangan guru yang kegiatannya
tersebut. Supervisor menjadi aktif dalam proses dirancang dengan tema-tema yang berkisar
manajemen dengan cara menerapkan prinsip pada penyajian informasi tentang suatu jenis
dan praktek manajemen yang sudah mapan pendekatan, membantu guru memahami
dalam berbagai masalah kerja. Tujuan yang informasi, membantu guru mengaplikasikan
ditetapkan seorang supervisor akan menentukan pemahaman pengajaran, dan membantu guru
target-target yang menjadi arah dari semua memahami tingkat pengetahuan serta integrasi
rencana dan tindakan. Sasaran utama pe- nilai dan sikap. Supervisi pendidikan meliputi :
ngendalian kesupervisoran adalah keluaran, (1) menilai dan membina guru dan seluruh staf
mutu, waktu, bahan, biaya dan kinerja sekolah dalam bidang teknis edukatif dan
karyawan. administratif, (2) usaha mencari, mengembang-
Pengertian supervisi menurut Sudjana kan dan mempergunakan berbagai metode
(2011) adalah pengawasan profesional artinya belajar mengajar yang lebih baik dan sesuai
suatu pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif,
kaidah-kaidah keilmuan. Supervisi pendidikan dan psikomotor peserta didik, (3) mengusaha-
adalah bantuan profesional kesejawatan yang kan dan mengembangkan kerja sama yang baik
dilakukan melalui dialog kajian masalah antara guru, kepala sekolah, peserta didik dan
pendidikan untuk menemukan solusi dalam pegawai sekolah, (4) mengembangkan kerja
meningkatkan kemampuan professional kepala sama antara kelompok kerja guru, musyawarah
sekolah, guru dan staf sekolah lainnya guna kerja guru, musyawarah guru mata pelajaran,
mempertinggi kinerja sekolah menuju ter- kelompok kerja kepala sekolah dan
capainya mutu pendidikan. Supervision me- musyawarah kepala sekolah, dan (5) upaya
miliki esensi professional compliance yaitu mempertinggi kualitas guru dan kepala sekolah
kepatuhan profesional dalam arti ada jaminan malalui penataran, orientasi dan up grading.
bahwa seorang profesional menjalankan Sesuai dengan rumusan diatas maka
tugasnya didasarkan atas teori, konsep, prinsip, supervisi pembelajaran dapat disimpulkan
hasil validasi empirik dan kaidah-kaidah etik. sebagai berikut : a) upaya membangkitkan dan
Kegiatan supervisor dalam melaksanakan merangsang semangat guru dalam menjalankan
supervisi baik supervisi akademik, manajerial tugas dalam proses pembelajaran; b) upaya
maupun kelembagaan terdiri atas empat mengembangkan sistem pembelajaran sesuai
kegiatan pokok yaitu pemantauan, penilaian, perkembangan zaman; c) upaya pembinaan
pembinaan melalui pelatihan dan pem- dalam proses pembelajaran.
bimbingan, serta pelaporan dan tindak lanjut. Berdasarkan teori yang telah dikemuka-
Sudjana (2012) juga mengartikan supervisi kan diatas, maka dapat disintesiskan bahwa
sebagai bantuan profesional atau bantuan supervisi adalah monitoring, pembinaan oleh
keahlian dari seorang supervisor kepada se- orang yang memiliki jabatan yang lebih tinggi
seorang atau kelompok orang yang disupervisi. yang dilakukan secara terencana untuk
Ada dua jenis supervisi yang terkait dengan memperbaiki perilaku dan kebiasaan dalam
tugas pengawas sekolah sebagai supervisor melaksanakan tugas pokok dan tanggung
pendidikan antara lain : a) supervisi akademik jawabnya secara profesional dengan indikator :
adalah bantuan profesional yang diberikan a) monitoring dalam melaksanakan tugas; b)
supervisor kepada guru agar guru dapat me- pembinaan dalam menjalankan tugas; c)
ningkatkan kualitas pembelajaran, b) supervisi kesediaan dalam meningkatkan tanggung
manajerial adalah bantuan profesional dari jawabnya secara profesional.
supervisor kepada kepala sekolah dan staf Schermerhorn (2010) mendefinisikan
sekolah agar mereka dapat meningkatkan hukuman (punishment) merupakan suatu proses
kualitas administrasi dan pengelolaan sekolah. administrasi yang mempunyai konsekuensi
Tujuan supervisi pendidikan menurut negatif atau suatu penarikan terhadap konse-
Wahyudi (2009) adalah untuk meningkatkan kuensi positif yang cenderung mengurangi
kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kemungkinan pengulangan perilaku dalam
kepala sekolah, dan personel sekolah lainnya pengaturan yang sama. Sedangkan definisi
agar proses pendidikan di sekolah lebih hukuman menurut Luthan (2011) adalah segala
94
Vol. XII No.1 Th. 2013

sesuatu yang melemahkan perilaku dan hubungan antara hukuman dengan disiplin
cenderung menurunkan frekuensi perilaku kerja, dan (3) mengetahui hubungan antara
selanjutnya. Hukuman biasanya terdiri dari supervisi dan hukuman secara bersama-sama
penerapan konsekuensi yang tidak diinginkan dengan disiplin kerja.
atau konsekuensi yang berbahaya. Sedangkan Penelitian ini dilaksanakan di SMK
pengertian hukuman menurut Roder (2009) Negeri di Kecamatan Cikarang Barat Kab.
adalah penanganan perampasan kemerdekaan Bekasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 3
atau privasi barang milik orang lain atau bulan yaitu mulai Maret sampai dengan Mei
penanganan masalah karena seseorang telah 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian
bersalah dan melakukan pelanggaran pidana, ini adalah metode survey dengan teknik
biasanya tidak selalu difikirkan akibat korelasional. Metode ini dipilih untuk men-
kerusakannya. dapatkan tujuan penelitian, yaitu dengan
Hukuman menurut Ormrod (2006) adalah mengkorelasikan: (a) skor data supervisi
suatu konsekuensi yang mengurangi frekuensi dengan disiplin kerja, (b) skor data hukuman
dari dampak yang mengikutinya, yang dihukum dengan disiplin kerja, dan (c) skor data
berdasarkan akibat konsekuensi terhadap salah supervisi dan hukuman dengan disiplin kerja.
satu dari dua kelompok. Sedangkan McShane Variabel yang diteliti dalam penelitian ini
(2008) menjelaskan hukuman sebagai konse- adalah supervisi (X1) dan hukuman (X2) serta
kuensi penurunan dari frekwensi kebiasaan. variabel terikat yaitu disiplin kerja (Y). Dalam
Menurut Indriyo (2008) hukuman penelitian ini ada 3 variabel penelitian, yakni
merupakan pemberian hasil yang tidak variabel bebas yang terdiri atas supervisi dan
diinginkan (menyakitkan) untuk mengeliminir hukuman, sedangkan variabel terikat adalah
perilaku yang tidak diinginkan. Hukuman disiplin kerja.
menurut Gibson (2002) adalah peristiwa Populasi yang menjadi target dalam
penentangan atau menghilangkan peristiwa penelitian ini adalah seluruh guru di SMK
positif. Penjelasan hukuman menurut Donelly Negeri di Kecamatan Cikarang Barat
(2002) melibatkan suatu bentuk peristiwa Kabupaten Bekasi. Sedangkan populasi
menentang atau menghilangkan peristiwa terjangkaunya adalah guru-guru pada beberapa
positif yang mengikuti respon yang tidak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di
diinginkan guna menurunkan frekwensi respon Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi,
yang dimaksud. Hukuman dapat menjadi efektif sebanyak 178 orang guru yang tersebar di dua
jika manajemen memperhatikan waktu, SMK Negeri di Kecamatan Cikarang Barat
intensitas, jadwal, klarifikasi alasan dan Kabupaten Bekasi. Sampel dalam penelitian ini
impersonalitas. diambil dengan menggunakan teknik Two Stage
Berdasarkan kajian teori yang telah Random Sampling atau pengambilan sampel
dikemukakan diatas, maka dapat disintesiskan acak berlapis ganda, dengan langkah-langkah
bahwa hukuman adalah sanksi yang diberikan sebagai berikut : (1) memilih acak dua sekolah
secara tepat dan sebagai motivasi guna pada populasi terjangkau, (2) mengambil
memperbaiki diri menjadi lebih baik dalam sampel acak sebanyak 80 guru SMK Negeri
rangka meningkatkan kinerja dengan indikator: dari dua sekolah yang berada di Kecamatan
a) hukuman sebagai penguatan negatif untuk Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik; b) Instrumen yang digunakan dalam
hukuman sebagai ketaatan terhadap disiplin; c) penelitian ini adalah angket dengan berbagai
hukuman sebagai motivasi untuk menjadi yang alternatif jawaban yang terdiri dari seperangkat
lebih baik; d) hukuman sebagai teknik nilai untuk mengukur ketiga variabel penelitian.
pengendalian perilaku kearah yang lebih baik. Data yang dikumpulkan melalui pengisian
angket oleh responden diisi secara tertulis. Jenis
Metode Penelitian kuesioner adalah kuesioner berstruktur dengan
Secara umum penelitian ini bertujuan menggunakan model skalalikert untuk variabel
untuk mengetahui secara empirik faktor-faktor Supervisi (X1), Hukuman (X2), Disiplin Kerja
yang berhubungan dengan disiplin kerja, (Y). Ada tiga jenis data yang dijaring dalam
sedangkan secara khusus penelitian ini ber- penelitian ini dengan menggunakan angket
tujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara yang dikembangkan untuk masing-masing
supervisi dengan disiplin kerja, (2) mengetahui variabel. Ketiga jenis data yang dimaksud
95
adalah Supervisi, Hukuman, dan Disiplin Kerja. kepada 25 orang responden. Pada tahap uji coba
Data dijaring dengan menggunakan instrumen instrumen dilakukan pengujian validitas butir
yang berbentuk skala penilaian terhadap soal dan perhitungan koefisien reliabilitas. (1)
pernyataan dengan rentang jawaban berskala Pengujian validitas untuk mengukur validitas
lima. Instrumen yang digunakan untuk ketiga tiap butir instrumen disiplin kerja dilakukan
variabel tersebut dikembangkan melalui perhitungan dengan cara menganalisis
indikator dari masing-masing variabel. hubungan antara skor tiap-tiap butir dan skor
Instrumen diuji terlebih dahulu sebelum total. Rumus yang digunakan adalah korelasi
dipergunakan dalam penelitian. Perhitungan Product Moment Pearson. Hasil perhitungan
instrumen tersebut untuk melihat tingkat tersebut akan menghasilkan butir-butir yang
keabsahan (validity) dan kehandalan valid dan tidak valid. Dari hasil uji validitas 30
(reliability). butir instrumen disiplin kerja diperoleh 27 butir
Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dinyatakan valid dan 3 butir dinyatakan tidak
dalam penyusunan instrumen yaitu: (a) valid, yaitu butir soal nomor 26 dengan nilai
penyusunan, (b) perhitungan validitas dan koefisien korelasi sebesar 0,281 dan butir soal
reliabilitas, dan (c) perbaikan berdasarkan hasil nomor 27 dengan nilai koefisien korelasi
perhitungan validitas dan reliabilitas. Secara sebesar 0,426 serta butir soal nomor 28 dengan
berurut, penyusunan instrumen sampai nilai koefisien korelasi sebesar 0,047, (2)
mendapatkan rumusan instrumen penelitian, Perhitungan Koefisien Reliabilitas dengan
dilakukan peneliti dengan menerapkan teknik menggunakan rumus Alpha Cronbach terhadap
penyusunan instrumen. butir soal yang dinyatakan valid. Berdasarkan
Perhitungan validitas eksternal dilakukan data skor dari sejumlah 27 butir soal yang telah
melalui uji coba instrumen pada 25 orang guru dinyatakan valid, kemudian dihitung koefisien
SMK Negeri di Kecamatan Cikarang Barat reliabilitas instrumen penelitian dengan meng-
Kabupaten Bekasi. Dari hasil uji coba akan gunakan rumus Alpha Cronbach diperoleh r =
dapat diketahui butir-butir mana yang perlu 0,957. Jadi 27 butir soal instrumen disiplin
diperbaiki atau dibuang. Instrumen hasil kerja dinyatakan reliabel dan dapat diperguna-
perbaikan atau setelah dikurangi dengan butir kan untuk penelitian.
yang dibuang diujikan kembali. Karena hasil uji Instrumen supervisi diawali dengan
coba telah memperlihatkan hasil yang baik menyusun 30 butir instrumen yang dilengkapi
maka instrumen tersebut tidak diujikan dengan 5 alternatif jawaban. Setiap alternatif
kembali. jawaban yang diajukan mempunyai skor yang
Untuk mengetahui ukuran kualitas dari bervariasi antara 1 sampai dengan 5. Skor
instrumen, maka peneliti melakukan uji coba variabel diperoleh dengan menjumlahkan
instrumen. Uji coba instrumen dalam penelitian seluruh skor butir. Proses uji coba instrumen
ini hanya ditujukan untuk mengukur dua aspek dilaksanakan dengan melakukan uji coba
penting dari kualitas instrumen, yaitu: (a) kepada 25 orang responden. Dari hasil uji
perhitungan validitas, dan (b) perhitungan validitas 30 butir instrumen supervisi diperoleh
reliabilitas. Validitas butir instrumen dilakukan 24 butir dinyatakan valid dan 6 butir dinyatakan
dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan tidak valid, yaitu butir soal nomor 3 dengan
skor total butir instrumen. Formula yang nilai koefisien korelasi sebesar 0,251, butir soal
digunakan adalah korelasi Product Moment. nomor 7 dengan nilai koefisien korelasi sebesar
Sedangkan reliabilitas instrumen dihitung 0,284, butir soal nomor 13 dengan nilai
dengan menggunakan Alpha Cronbach. Alpha koefisien korelasi sebesar 0,312, butir soal
Cronbach digunakan karena data penelitian nomor 19 dengan nilai koefisien korelasi
berbentuk interval. sebesar 0,284, butir soal nomor 21 dengan nilai
Instrumen disiplin kerja diawali dengan koefisien korelasi sebesar 0,284, dan butir soal
menyusun 30 butir instrumen yang dilengkapi nomor 28 dengan nilai koefisien korelasi
dengan 5 alternatif jawaban. Setiap alternatif sebesar 0,284. Berdasarkan data skor dari
jawaban yang diajukan mempunyai skor yang sejumlah 24 butir soal yang telah dinyatakan
bervariasi antara 1 sampai dengan 5. Skor valid, kemudian dihitung koefisien reliabilitas
variabel diperoleh dengan menjumlahkan instrumen penelitian dengan menggunakan
seluruh skor butir. Proses uji coba instrumen rumus Alpha Cronbach diperoleh r = 0,951.
dilaksanakan dengan melakukan uji coba Jadi 24 butir soal instrumen supervisi
96
Vol. XII No.1 Th. 2013

dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan kerja akan berkisar 27 sampai 135. Hasil
untuk penelitian. analisis data dan perhitungan statistik me-
Instrumen hukuman diawali dengan nunjukkan skor empiris disiplin kerja bervariasi
menyusun 30 butir instrumen yang dilengkapi antara 73 sampai 126 dengan rentang skor 53,
dengan 5 alternatif jawaban. Setiap alternatif rata-rata 96,40 , median 96, simpangan baku
jawaban yang diajukan mempunyai skor yang 13,675 , dan varians 187,003. Penyebaran skor
bervariasi antara 1 sampai dengan 5. Skor memperlihatkan bahwa 10 responden atau
variabel diperoleh dengan menjumlahkan sekitar 12,5% memperoleh skor di bawah skor
seluruh skor butir. Proses uji coba instrumen kelompok rata-ratanya yaitu antara 73 sampai
dilaksanakan dengan melakukan uji coba dengan 79, terdapat 12 responden atau sekitar
kepada 25 orang responden. Dari hasil uji 15% memperoleh skor di bawah skor kelompok
validitas 30 butir instrumen hukuman diperoleh rata-ratanya yaitu antara 80 sampai dengan 86,
25 butir dinyatakan valid dan 5 butir dinyatakan terdapat 11 responden atau sekitar 13,75%
tidak valid, yaitu butir soal nomor 2 dengan memperoleh skor di bawah skor kelompok rata-
nilai koefisien korelasi sebesar 0,375 , butir ratanya yaitu antara 87 sampai dengan 93,
soal nomor 3 dengan nilai koefisien korelasi terdapat 19 responden atau sekitar 23,75% yang
sebesar 0,411 , butir soal nomor 14 dengan nilai termasuk dalam kelompok rata-rata yaitu antara
koefisien korelasi sebesar 0,411 , butir soal 94 sampai dengan 100, terdapat 9 responden
nomor 19 dengan nilai koefisien korelasi atau sekitar 11,25% memperoleh skor di atas
sebesar 0,411 , dan butir soal nomor 28 dengan skor kelompok rata-ratanya yaitu antara 101
nilai koefisien korelasi sebesar 0,411. sampai dengan 107, terdapat 10 responden atau
Berdasarkan data skor dari sejumlah 25 butir sekitar 12,5% memperoleh skor di atas skor
soal yang telah dinyatakan valid, kemudian kelompok rata-ratanya yaitu antara 108 sampai
dihitung koefisien reliabilitas instrumen dengan 114, , terdapat 7 responden atau sekitar
penelitian dengan menggunakan rumus Alpha 8,75% memperoleh skor di atas skor kelompok
Cronbach diperoleh r = 0,947. Jadi 25 butir soal rata-ratanya yaitu antara 115 sampai dengan
instrumen hukuman dinyatakan reliabel dan 121, dan terdapat 2 responden atau sekitar 2,5%
dapat dipergunakan untuk penelitian. responden memperoleh skor di atas kelompok
Data penelitian akan dianalisis dengan rata-rata yaitu antara 122 sampai dengan 128.
menggunakan metode statistik yaitu: (1) Skor Supervisi (X1) diperoleh berdasar-
statistik deskriptif digunakan untuk memberi- kan hasil pengukuran dengan menggunakan
kan gambaran secara spesifik tentang kuesioner yang terdiri dari 24 butir pertanyaan.
karakteristik masing-masing variabel penelitian Secara teoritis skor variabel supervisi akan
yaitu dengan cara menghitung skor rata-rata, berkisar 24 sampai 120. Hasil analisis data dan
median, modus, simpangan baku, dan varians perhitungan statistik menunjukkan skor empiris
serta menampilkan sebaran data dalam bentuk supervisi bervariasi antara 60 sampai 106
tabel distribusi frekuensi dan histogram, (2) dengan rentang skor 46, rata-rata 88,788 ,
statistik inferensia untuk menguji hipotesis median 89, modus 87, simpangan baku 10,16 ,
dengan menggunakan teknik analisis regresi dan varians 103,233. Penyebaran skor
dan korelasi. memperlihatkan bahwa 1 responden atau sekitar
1,25% memperoleh skor di bawah skor
Hasil Dan Pembahasan kelompok rata-ratanya yaitu antara 60 sampai
Data dalam penelitian ini adalah skor dari dengan 65, terdapat 2 responden atau sekitar
tiga variabel yang diperoleh dari hasil pengisian 2,5% memperoleh skor di bawah skor
kuesioner yang dilakukan oleh 80 orang guru kelompok rata-ratanya yaitu antara 66 sampai
SMK Negeri di Kecamatan Cikarang Barat. dengan 71, terdapat 7 responden atau sekitar
Ketiga variabel tersebut yaitu variabel Disiplin 8,75% memperoleh skor di bawah skor
Kerja sebagai variabel terikat (Y), Supervisi kelompok rata-ratanya yaitu antara 72 sampai
ditetapkan sebagai variabel bebas (X1), dengan 77, terdapat 15 responden atau sekitar
Hukuman sebagai variabel bebas (X2). 18,75% memperoleh skor di bawah skor
Skor disiplin kerja (Y) diperoleh kelompok rata-ratanya yaitu antara 78 sampai
berdasarkan hasil pengukuran dengan meng- dengan 83, terdapat 18 responden atau sekitar
gunakan kuesioner yang terdiri dari 27 butir 22,5% yang termasuk dalam kelompok rata-rata
pertanyaan. Secara teoritis skor variabel disiplin yaitu antara 84 sampai dengan 89, terdapat 14
97
responden atau sekitar 17,5% memperoleh skor Pengujian normalitas dilakukan dengan teknik
di atas skor kelompok rata-ratanya yaitu antara Uji Normalitas Liliefors yaitu dengan mem-
90 sampai dengan 95, terdapat 14 responden bandingkan antara Lhitung dan Ltabel. Dari analisis
atau sekitar 17,5% memperoleh skor di atas data penelitian memperlihatkan bahwa nilai
skor kelompok rata-ratanya yaitu antara 96 galat taksiran Y atas X1 (Y-Ŷ1) dalam uji
sampai dengan 101, dan terdapat 9 responden normalitas data mempunyai nilai Lhitung = 0,054
atau sekitar 11,25% responden memperoleh sedangkan Ltabel = 0,099 sehingga dapat
skor di atas kelompok rata-rata yaitu antara 102 disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
sampai dengan 107. Dan untuk nilai galat taksiran Y atas X2 (Y-Ŷ2)
Skor hukuman (X2) diperoleh berdasar- dalam uji normalitas data mempunyai nilai
kan hasil pengukuran dengan menggunakan Lhitung = 0,075 sedangkan Ltabel = 0,099 sehingga
kuesioner yang terdiri dari 25 butir pertanyaan. dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
Secara teoritis skor variabel disiplin kerja akan normal.
berkisar 25 sampai 125. Hasil analisis data dan Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
perhitungan statistik menunjukkan skor empiris bertujuan untuk menguji secara empiris
hukuman bervariasi antara 66 sampai 115 hubungan: (1) antara supervisi dengan disiplin
dengan rentang skor 49, rata-rata 92,118 , kerja; (2) antara hukuman dengan disiplin
median 92, modus 92, simpangan baku 12,03 , kerja; dan (3) antara supervisi dan hukuman
dan varians 144,711. Penyebaran skor secara bersama-sama dengan disiplin kerja.
memperlihatkan bahwa 5 responden atau sekitar Hubungan antara supervisi (X1) dan hukuman
6,25% memperoleh skor di bawah skor (X2) secara bersama-sama dengan disiplin kerja
kelompok rata-ratanya yaitu antara 66 sampai (Y) dinyatakan dalam bentuk regresi ganda.
dengan 72, terdapat 6 responden atau sekitar Persamaan tersebut kemudian diuji signifikan-
7,5% memperoleh skor di bawah skor sinya. Pada tahap selanjutnya dihitung koefisien
kelompok rata-ratanya yaitu antara 73 sampai korelasi ganda yang menunjukkan kekuatan
dengan 79, terdapat 14 responden atau sekitar hubungan antara supervisi (X1) dan hukuman
17,5% memperoleh skor di bawah skor (X2) secara bersama-sama dengan disiplin kerja
kelompok rata-ratanya yaitu antara 80 sampai (Y).
dengan 86, terdapat 23 responden atau sekitar Hubungan antara supervisi dan hukuman
28,75% yang termasuk dalam kelompok rata- secara bersama-sama dengan disiplin kerja
rata yaitu antara 87 sampai dengan 93, terdapat dianalisis dengan menguji rumusan hipotesis.
10 responden atau sekitar 12,5% memperoleh Berdasarkan hasil perhitungan dapat disusun
skor di atas skor kelompok rata-ratanya yaitu persamaan regresi linear ganda yang meng-
antara 94 sampai dengan 100, terdapat 14 gambarkan hubungan antara supervisi (X1) dan
responden atau sekitar 17,5% memperoleh skor hukuman (X2) secara bersama-sama dengan
di atas skor kelompok rata-ratanya yaitu antara disiplin kerja (Y) yaitu : Ŷ = 0,024 + 0,413X1
101 sampai dengan 107, terdapat 7 responden + 0,648X2. Berdasarkan hasil perhitungan
atau sekitar 8,75% memperoleh skor di atas signifikansi dan linearitas persamaan regresi
skor kelompok rata-ratanya yaitu antara 108 memperlihatkan Fhitung = 40,73 pada garis
sampai dengan 114, dan terdapat 1 responden regresi lebih besar dari Ftabel = 3,90 pada α =
atau sekitar 1,25% responden memperoleh skor 0,01. Hal ini menunjukkan persamaan regresi
di atas kelompok rata-rata yaitu antara 115 sangat signifikan. Persamaan regresi Ŷ = 0,024
sampai dengan 121. + 0,413X1 + 0,648X2 mengandung makna
Pengolahan data dalam penelitian ini bahwa peningkatan skor supervisi dan skor
dilakukan dengan menggunakan teknik analisis hukuman sebesar satu unit akan diikuti oleh
regresi dan korelasi. Teknik analisis tersebut peningkatan skor disiplin kerja sebesar 0,413
merupakan statistik parametrik yang pengguna- unit dan 0,648 unit dengan konstanta 0,024.
annya mensyaratkan data berasal dari populasi Persamaan regresi Ŷ = 0,024 + 0,413X1 +
yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, 0,648X2 dapat digunakan untuk memprediksi
sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih skor disiplin kerja jika skor supervisi dan skor
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Uji hukuman diketahui. Hasil uji signifikansi dan
persyaratan analisis menggunakan normalitas. linearitas serta contoh perhitungan dalam
Pengujian normalitas data dilakukan terhadap memprediksi skor disiplin kerja yang diper-
distribusi skor untuk setiap variabel penelitian. lihatkan diatas menunjukkan bahwa persamaan
98
Vol. XII No.1 Th. 2013

regresi Ŷ = 0,024 + 0,413X1 + 0,648X2 dapat mengakibatkan terjadinya perubahan disiplin


digunakan sebagai model persamaan yang kerja sebesar 0,609 dengan konstanta 42,327.
memperlihatkan hubungan positif antara Dari persamaan regresi Ŷ = 42,327 + 0,609 X1,
supervisi dan hukuman secara bersama-sama maka setiap kenaikan skor supervisi diikuti oleh
dengan disiplin kerja. Berdasarkan persamaan kenaikan skor disiplin kerja atau dapat di-
tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi jelaskan bahwa semakin tinggi supervisi maka
skor supervisi dan skor hukuman maka semakin semakin tinggi disiplin kerja. Hasil analisis
tinggi pula skor disiplin kerja. Dengan kata lain korelasi sederhana antara supervisi dengan
dapat pula dinyatakan bahwa peningkatan disiplin kerja diperoleh nilai koefisien korelasi
supervisi dan hukuman akan diikuti oleh rxy1sebesar 0,425. Nilai ini memberikan
peningkatan disiplin kerja. Untuk mengetahui pengertian bahwa keterkaitan antara supervisi
kekuatan hubungan antara supervisi dan dengan disiplin kerja sangat tinggi dan positif,
hukuman secara bersama-sama dengan disiplin artinya semakin baik supervisi diharapkan
kerja dihitung koefisien korelasi ganda, semakin tinggi pula tingkat disiplin kerja.
koefisien determinasi ganda dan uji Demikian pula sebaliknya, semakin buruk
signifikansi. Berdasarkan hasil perhitungan supervisi maka semakin rendah tingkat disiplin
diketahui koefisien korelasi antara supervisi dan kerja. Besarnya kontribusi variabel supervisi
hukuman secara bersama-sama dengan disiplin terhadap disiplin kerja dapat diketahui dengan
kerja sebesar 0,717. Hasil uji signifikansi jalan mengkuadratkan perolehan nilai koefisien
diperoleh Fhitung = 40,728 > Ftabel = 3,90 pada korelasi sederhananya. Hasil pengkuadratan
α = 0,01. Hal ini menunjukkan koefisien nilai koefisien korelasi sederhana adalah
korelasi sangat signifikan. Berdasarkan hasil sebesar 0,205. Secara statistik nilai ini mem-
perhitungan diperoleh koefisien determinasi berikan pengertian bahwa kurang lebih 20,5%
0,514 yang menunjukkan 51,4 % variasi variasi disiplin kerja dapat dijelaskan oleh
disiplin kerja dapat dijelaskan oleh variasi supervisi. Sedangkan sebesar 79,5%
supervisi dan variasi hukuman secara bersama- dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini
sama. memperkuat teori bahwa disiplin kerja
Berdasarkan hasil analisis data di atas, ditentukan oleh banyak faktor dan diantara
dapat dikemukakan bahwa hipotesis yang faktor tersebut adalah supervisi. Supervisi
menyatakan bahwa terdapat hubungan positif secara nyata atau sebesar 20,5% dapat
antara supervisi dan hukuman secara bersama- meningkatkan disiplin kerja. Artinya, apabila
sama dengan disiplin kerja dapat diterima. guru dilakukan penilaian terhadap supervisi
Dengan kata lain semakin kuat supervisi dan dengan disiplin kerjanya, maka lebih kurang
hukuman maka akan dapat meningkatkan 20,5% variasi pasangan skor kedua variabel
disiplin kerja. Atas dasar temuan tersebut, maka tersebut akan berdistribusi dan mengikuti pola
dapat dinyatakan bahwa peningkatan disiplin hubungan antara variabel supervisi dengan
kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan disiplin kerja sesuai persamaan regresi Ŷ=
supervisi dan pemberian hukuman. 42,327 + 0,609 X1.
Pembahasan hasil penelitian ini mengacu Pengujian hipotesis kedua menyimpul-
pada hasil pengujian tiga hipotesis penelitian, kan bahwa terdapat hubungan positif yang
yaitu : (a) hubungan antara supervisi dengan sangat signifikan antara hukuman dengan
disiplin kerja, (b) hubungan antara hukuman disiplin kerja yang ditunjukkan oleh Fhitung =
dengan disiplin kerja, dan (c) hubungan antara 59,675 > Ftabel = 6,99 pada taraf signifikan α =
supervisi dan hukuman secara bersama-sama 0,01. Pola hubungan antara kedua variabel
dengan disiplin kerja. Pengujian hipotesis tersebut dinyatakan oleh persamaan regresi Ŷ =
pertama menyimpulkan bahwa terdapat 27,406 + 0,748X2. Persamaan ini memberikan
hubungan positif yang sangat signifikan antara informasi bahwa setiap perubahan satu unit
supervisi dengan disiplin kerja yang hukuman akan dapat mengakibatkan terjadinya
ditunjukkan oleh Fhitung = 20,08 > Ftabel = 6,99 perubahan disiplin kerja sebesar 0,748 dengan
pada taraf signifikan α = 0,01. Pola hubungan konstanta 27,406. Dari persamaan regresi yang
antara kedua variabel tersebut dinyatakan oleh diperoleh Ŷ = 27,406 + 0,748X2, maka setiap
persamaan regresi Ŷ= 42,327 + 0,609 X1. kenaikan skor hukuman diikuti oleh kenaikan
Persamaan ini memberikan informasi bahwa skor disiplin kerja atau dapat dijelaskan bahwa
setiap perubahan satu unit supervisi akan dapat semakin tinggi hukuman maka semakin tinggi
99
disiplin kerja. Besarnya kontribusi variabel variasi disiplin kerja dapat dijelaskan oleh
hukuman terhadap disiplin kerja dapat diketahui supervisi dan hukuman secara bersama-sama
dengan jalan mengkuadratkan perolehan nilai dengan pola hubungan fungsionalnya seperti
koefisien korelasi sederhananya. Hasil peng- ditunjukkan oleh persamaan regresi tersebut di
kuadratan nilai koefisien korelasi sederhana atas. Hal ini memperkuat teori bahwa disiplin
adalah sebesar 0,433. Secara statistik nilai ini kerja ditentukan oleh banyak faktor dan
memberikan pengertian bahwa kurang lebih diantara faktor tersebut adalah supervisi dan
43,3% variasi disiplin kerja dapat dijelaskan hukuman. Supervisi dan hukuman secara nyata
oleh hukuman. Sedangkan sebesar 56,7% atau sebesar 94,9% dapat meningkatkan disiplin
dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Hal ini kerja. Artinya, apabila dilakukan penilaian
memperkuat teori bahwa disiplin kerja di- terhadap supervisi dan hukuman secara
tentukan oleh banyak faktor dan diantara faktor bersama-sama dengan disiplin kerjanya, maka
tersebut adalah hukuman. Hukuman secara lebih kurang 94,9% variasi pasangan skor
nyata atau sebesar 43,3% dapat meningkatkan ketiga variabel tersebut akan berdistribusi dan
disiplin kerja. Artinya, apabila dilakukan pe- mengikuti pola hubungan antara variabel
nilaian terhadap hukuman dengan disiplin supervisi dan hukuman secara bersama-sama
kerjanya, maka lebih kurang 43,3% variasi dengan disiplin kerja sesuai persamaan regresi
pasangan skor kedua variabel tersebut akan Ŷ = 0,024+ 0,413X1 + 0,648X2.
berdistribusi dan mengikuti pola hubungan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaku-
antara variabel hukuman dengan disiplin kerja kan terhadap guru SMK Negeri di Kecamatan
sesuai persamaan regresi Ŷ = 27,406 + Cikarang Barat Kabupaten Bekasi diperoleh
0,748X2. hasil sebagai berikut : 1) terdapat hubungan
Pengujian hipotesis ketiga menyimpul- positif antara supervisi dengan disiplin kerja,
kan bahwa terdapat hubungan positif yang artinya semakin kuat supervisi maka semakin
sangat signifikan antara supervisi dan hukuman tinggi disiplin kerja; 2) terdapat hubungan
secara bersama-sama dengan disiplin kerja yang positif antara hukuman dengan disiplin kerja,
ditunjukkan oleh Fhitung = 40,728 > Ftabel = 3,90 artinya makin kuat hukuman makin tinggi
pada taraf signifikan α = 0,01. Pola hubungan disiplin kerja; 3) terdapat hubungan positif
antara ketiga variabel tersebut dinyatakan oleh antara supervisi dan hukuman secara bersama-
persamaan regresi ganda Ŷ = 0,024+ 0,413X1 sama dengan disiplin kerja, artinya makin kuat
+ 0,648X2. Persamaan ini memberikan supervisi dan hukuman secara bersama-sama
informasi bahwa setiap perubahan satu unit maka makin tinggi pula disiplin kerja.
skor supervisi dan satu unit skor hukuman akan Berdasarkan temuan penelitian diatas dapat
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan dikatakan bahwa disiplin kerja guru SMK
disiplin kerja sebesar 0,413 atau 0,648 dengan Negeri di Kecamatan Cikarang Barat
konstanta 0,024. Hasil analisis korelasi ganda Kabupaten Bekasi dapat ditingkatkan dengan
antara supervisi dan hukuman secara bersama- memperkuat supervisi dan hukuman.
sama dengan kepuasan kerja guru diperoleh Upaya meningkatkan supervisi dilakukan
nilai koefisien korelasi ganda Ry12sebesar 0,717. oleh kepala sekolah diantaranya untuk me-
Nilai ini memberikan pengertian bahwa ningkatkan disiplin guru. Seorang kepala
keterkaitan antara supervisi dan hukuman sekolah pada dasarnya adalah seorang super-
secara bersama-sama dengan disiplin kerja visor sehingga kepala sekolah hendaknya
sangat tinggi dan positif. Dengan demikian memahami fungsi supervisor diantaranya
semakin tinggi supervisi dan hukuman adalah :merencana, membina, mengontrol,
diharapkan semakin tinggi pula tingkat disiplin mengendalikan dan mengevaluasi proses
kerja. Demikian pula sebaliknya, semakin pembelajaran oleh guru dengan tujuan untuk
rendah supervisi dan hukuman maka semakin meningkatkan tingkat kedisiplinan guru. Tentu-
rendah pula tingkat disiplin kerja. Besarnya nya dengan pemahaman fungsi supervisor,
kontribusi variabel supervisi dan hukuman kepala sekolah diharapkan dapat menjadi ujung
secara bersama-sama terhadap disiplin kerja tombak dalam mencapai tujuan sekolah sesuai
dapat diketahui dengan jalan mengkuadratkan yang diinginkan. Adapun langkah-langkah
perolehan nilai koefisien determinasi Ry.122 dalam meningkatkan pengetahuan supervisi
sebesar 0,514. Hasil analisis tersebut menunjuk- antara lain : a) mengikuti pendidikan pada
kan pengertian bahwa kurang lebih 51,4% jenjang yang lebih tinggi sehingga supervisor
100
Vol. XII No.1 Th. 2013

bertambah pengetahuannya; b) mengikuti terhadap peraturan. Melalui supervisi kepala


pelatihan, workshop, seminar yang berkaitan sekolah dan pemberian hukuman bagi yang
sistem manajemen sekolah; c) adanya pem- melanggar aturan diharapkan terciptanya
binaan yang rutin dan terprogram dari Kepala disiplin kerja guru yang lebih baik dengan
Dinas Pendidikan guna meningkatkan wawasan tujuan utama demi tercapainya visi dan misi
dan kompetensinya sebagai supervisor.Hasil sekolah. Sehingga guru diharapkan tetap
penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan konsisten dalam melaksanakan tugasnya
oleh Lewis G. Bender (2005) bahwa penangan- sebagai pendidik yang profesional salah satunya
an masalah oleh supervisor secara signifikan dengan meningkatkan kedisiplinan dalam
dapat mempengaruhi kemampuan kedisiplinan bekerja sehingga mampu mencerdaskan anak
karyawan. bangsa untuk meraih masa depan yang lebih
Upaya meningkatkan pemberian hukum- baik.
an merupakan suatu hal yang penting dalam
meningkatkan disiplin kerja. Dengan pemberian Daftar Rujukan
hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku Amstrong, M. 2005. A Hand Book on
di sekolah dan dilakukan dengan cara yang baik Personnel Management Practice.
dan benar diharapkan dapat meningkatkan London: Hogan Page,
disiplin kerja dalam organisasi sekolah. Brigid Proctor. 2008. Group Supervision.
Langkah-langkah untuk menerapkan sistem India : Sage.
pemberian hukuman dengan benar diantaranya
Carlene Cassidy. 2010. Supervision Setting
adalah : a) menerapkan pemberian hukuman
People Up For Success. South Western :
mulai dari jabatan tertinggi sampai terendah
Cangage Learning,
yaitu dari kepala sekolah, guru, karyawan,
maupun siswa. Artinya penerapan hukuman Dennis Roder. 2009. White – Collar Crime.
harus dilakukan dengan cara yang tepat dengan Germany : Druck und Bindung.
tujuan untuk menghasilkan perubahan yang Derek Torrington. 2002. Human Resources
lebih baik; b) memberikan pembelajaran kepada Management. England: Pearson
orang lain terutama kepada rekan kerja dalam Education Limited.
melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru Devis, Keith. 2001. Perilaku Organisasi.
dan seorang pendidik supaya dapat lebih Jakarta: Gramedia.
disiplin dalam mengajar. Pemberian hukuman Edwin C. Leonard Jr. 2008. Supervision :
kepada guru yang mengalami masalah dengan Concept and Practices of Management.
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya dengan USA: South-Western Cengage Learning.
harapan dapat terciptanya budaya disiplin kerja
di sekolah.Hasil penelitian ini selaras dengan George G. Bear. 2010. School Discipline And
pendapat George G. Bear (2010) bahwa Self-Discipline: A Practical Guide To
hukuman atau penguatan positif adalah sarana Promoting Prosocial Student Behavior.
utama disiplin di sekolah. New York: The Guilford Press.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002.
Simpulan Manajemen Sumber Daya Manusia.
Disiplin kerja diharapkan dapat dijadikan Jakarta: Grasindo.
sebagai budaya bagi guru guna meningkatkan Indriyo Gitosudarmo. 2008. Perilaku
kompetensi dan kinerja dalam lingkup Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE.
organisasi pendidikan.Peningkatan kompetensi James H. Donnely Jr. 2002. Organisasi
kepala sekolah khususnya fungsinya sebagai Perilaku, Struktur, Proses. Tangerang :
supervisor harus terus dilakukan khususnya Binarupa Aksara.
dalam membantu, memonitor, membina, dan
menilai guru dalam proses pembelajaran agar James L. Gibson. 2002. Organisasi. Bandung :
lebih efektif dan efisien sehingga disiplin guru Bina Rupa Aksara Publisher.
dalam proses pembelajaran lebih meningkat. Jeanne Ellis Ormrod. 2006. Educational
Pemberian hukuman kepada warga sekolah Psychology. NewJersey: Pearson
yang melanggar aturan sekolah juga harus Prentice Hall.
selalu ditegakkan agar tercipta suasana John R. Schermerhorn. 2010. Organizational
organisasi pendidikan yang mempunyai disiplin Behavior 11th Edition. New Jersey: John
101
Wiley & Sons Inc. Pokok, Fungsi, Peran dan Tanggung
Joseph J. Caruso. 2007. Supervision In Early Jawab Pengawas Sekolah. Bekasi:
Childhood Education: A Binamitra Publishing.
Developmental Perspective. New York : Nana Sudjana. 2011. Supervisi Pendidikan :
Teacher College Press. Konsep dan Aplikasinya Bagi
Karen M. Hess. 2012. Management and Pengawas Sekolah. Bekasi: Binamitra
Supervision in Law Enforcement. New Publishing.
York: Delmar Cengage Learning. Papalia, Diane E, Sally Wendkos Olds, Ruth
Lester R. Bittel. 2011. Handbook For Duskin Feldman. 2008. Human
Supervisors. Jakarta: PPM. Development. New York: McGraw-Hill.
Lewis G. Bender. 2005. Critical Issues in Reddy, G. Ramachandra. 2007. Reform
Police Discipline: Case Studies. Illinois: Forward. New Delhi : A.P.H Publishing
Charles Thomaas Publisher Ltd. Corporation.
Luthan, Fred. 2005. Organization Behavior: Steven L. McShane. 2008. Organizational
An Evidence-Based Approach, 12th Behavior. New York: McGraw-Hill
edition. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
Companies Inc. Syaiful Sagala. 2007. Manajemen Strategik
Luthan, Fred. 2005. Organization Behavior Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
10th edition. New York : McGraw-Hill Bandung : Alfabeta.
Companies Inc. Thomas J. Sergiovanni. Robert J. Starratt. 2002.
Miller, Brian Cole. 2006. Keeping Employees Supervision : A Redefinition. New
Accountable Result. New York: York : Mc Graw-Hill.
Amacom,. T. Webb, James. 2007. A Parent’s Guide to
Mulianto, Sindu dkk. 2006. Supervisi Gifted Children. Arizona: Great
Diperkaya Perspektif Syariah. Jakarta: Potential Press.
PT Elex Media Komputindo. Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala
Nana Sudjana. 2012. Pengawas dan Sekolah Dalam Organisasi
Kepengawasan: Memahami Tugas Pembelajar. Bandung : Alfabeta.

102

You might also like