Informasi SPP-IRT Depok

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 5
SERTIFIKAT PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN (SPP) Narasumber : : 1. Drg. May Haryanti : Kepala Bidang Perbekes, Pengawasan Obat dan 2, Dr, Mutmainah Indriyati (jin) : Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok 3. Ibu Ningsih : Staf Seksi Pengawasan Obat Kesehatan Kota Depok n Makanan Dinas PENDAHULUAN Untuk memperoleh Sertifikat Produksi PIRT, pemilik atau penanggung jawab PIRT harus terlebih dahulu memiliki Sertifikat PKP (Penyuluhan Keamanan Pangan) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. TANYA JAWAB SEPUTAR PKP TANYA: Apakah Sertfikat Penyuluhan Keamanan Pangan itu (PKP) itu? JAWAB:: Sertifikat PKP adalah bukti tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan kota Depok yang menunjukkan bahwa seseorang telah pernah mengikuti penyuluhan mengenai produksi pangan yang memenuhil syarat untuk diedarkan ‘TANYA: Bagaimana cara memperoleh Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP) ? JAWAB : Setiap orang yang ingin mendapatkan Sertifikat PKP baik warga Depok maupun dari uar kota Depok harus mendaftar dulu ke Seksi Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Dinas Kesehatan Kota Depok TANPA DIPUNGUT BIAY A, Seksi POM Dinkes kota Depok akan ‘mengadakan PKP 4 kali dalam setahun atau sesuai dengan anggaran yang tersedia, Dalam satu kali penyelenggaraan PKP maksimal peserta adalah 30 orang akan diselenggarakan selama 2 hari dengan narasumber berasal dari dinas kesehatan, Apabila peserta PKP lulus dengan nilai post test minimal 60, maka berhak mendapatkan sertifikat PKP TANYA: Apakah PKP hanya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan? JAWAB : PKP bisa diselenggarakan oleh Dinas terkait misalnya Dinas UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan Dinas perindustrian dan perdagangan atau bisa juga diselenggarakan oleh pihak Asosiasi Industri binaan kedua dinas tersebut ‘TANYA: Bagaiman PKP itu diselenggarakan ? JAWAB ; Penyuluhan dilakukan oleh tenaga penyuluh yang memiliki sertifikat penyuluh pangan yang dikeluarkan oleh Badan POM RI C.Q Balai Besar/Balai POM Setempat, Sebagai peserta adalah pemohon SPP-IRT baik sebagai pemilik maupun penanggung jawab PP-IRT. Materi Penyuluhan keamanan pangan terdiri dari Materi Utama dan Materi Pelengkap, Materi Utama adalah Berbagai jenis bahaya ( Biologis, Kimia dan Fisik } cara menghindari dan memusnahkannya, Higiene dan sanitasi sarana PP-IRT Peraturan Perundangan tentang keamanan pangan penggunaan BTP. Label dan Ikan Pangan, enerapan CPPB (Cara Produksi Pangan yang Baik) Teknologi pangan untuk IRTP Materi Pelengkap adalah 1. Sertfikat Halal 2. Btika Bisnis dan Pengembangan usaha PP-IRT. Pelaksanaan penyuluhan materi ini sekurang-kurangnya 2 hari @ 6 jam. KOP INSTANSI Yang bertanda tangan dibawah i Nama Jabatan Berdasarkan Surat Pernyataan Tempat Kedudukan / Domisili tanggal .. menerangkan bahwa : dengan ini Nama No. KTP Tempat / Tanggal Lahir Kewarganegaraan Alamat Merupakan Penanggung Jawab Usaha / Badan Usaha / Badan Hukum sebagaimana tersebut dibawah in ‘Nama Perusahaan NPWP Perusahaan Alamat Perusahaan Status Kepemilikan Jumlah Tenaga Kerja Nilai Modal Usaha Akta Pendirian ‘Nama Notaris Nomor & Tanggal Akta Nomor & Tanggal SK Pengesahan Akta Perubahan Nama Notaris Nomo & Tanggal Akta Nomor & Tanggal Pengesahan Status Kantor Surat Keferangan Domisili Perusahaan ini hanya merupakan Pendaftaran atau pelaporan keterangan domisili usaha (pencatatan), tidak dilakukan peninjauan lokasi, serta tidak untuk dijadikan rekomendasi terhadap penerbitan perizinan / non perijinan.Demikian Surat Keterangan Domisili Perusahaan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya keterangan ini berlaku sampai tanggal Depok, wrcceees 2016 Jabatan SERTIFIKASI PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA, (SPP-IRT) Narasumber : 1. Drg. May Haryanti : Kepala Bidang Perbekes, Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok : Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok 3. Ibu Ningsih + Staf Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok 2. Dr. Mutmainah Indriyat Sebagaimana kita ketahui Industri Rumah Tanga yang memproduksi pangan di Kota Depok ini Jumlahnya sangat besar kurang lebih 300 an dan memifiki potensi untuk berkembang yaitu melalui proses alih teknologi tradisional ke teknologi modem serta tersedianya dukungan bahan baku yang cukup banyak, Sesuai UU RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan adalah untuk tersedianya pangan yang memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi bagi kepentingan Kesehatan manusia. Mengingat hal tersebut diatas maka SP-IRT sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas industri rumah tangga pangan, ‘meletakkan industri rumah tangga pangan dalam posisi strategis dan sehat. Sebagai dasar dalam penyelenggaraan sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor :HK.00.05.5.1640, Tanggal 30 Apri 2003 tentang Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Sertifikasi Produksi Pangan industri Rumah Tangga ( SPP-IRT ). TANYA: Apakah IRTP itu? JAWAB : Industri Rumah Tangga Pangan yang selanjutnya disebut IRTP adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal. dengan peralatan pengolahan pangan yang, ‘manual hingga semi otomatis TANYA: Ijin apakah yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan mendirikan IRTP ? JAWAB: Setiap orang atau badan usaha yang akan menyelenggarakan IRTP waji memilik “Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan” dari Kepala Dinas Keschatan Kota Depok kecuali IRTP yang hasil produksinya memiliki masa kadaluarsa kurang dari | (satu) minggu dari saat produksinya, (Perda Kota Depok rnomor-05 tahun 2011 pasal 45 tentang Sertifikasi Pangan Industri Rumah Tangga ) TANYA: Apakah Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP-IRT) itu ? JAWAB : SPP-IRT merupakan jaminan tertulis yang diberikan oleh Bupati/Walikota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah memenulti persyaratan pemberian SPP-IRT dalam rangka peredaran pangan produksi IRTP. Makanan dan minuman produksi rumah tangga yang dlikemas dan diedarkan wajib memiliki SPP-IRT yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok (Perwal Kota Depok nomor 61 Tahun 2012 pasal 16 ) TANYA: Makanan apakah yang harus memiliki SPP-IRT itu? JAWAB: Semua makanan olahan dalam kemasan kecuali 1. Susu dan hasil olahannya; 2. aging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses penyimpanan dan atau penyimpanan beku; Makanan kaleng dengan pasteurisasi Makanan bayi: Minuman beralkohol: AMDK (Air Minum Dalam Kemasan): tan yang wajib memenubi persyaratan SNI: an yang ditetapkan oleh Badan POM, ‘TANYA: Bagaimana cara memperoleh Sertifikat Produksi Pangan IRT (SPP-IRT) ? JAWAB : Setiap IRTP yang lokasi usahanya berada di Kota Depok harus megurts SPP- IRT. ke Seksi POM Dinkes kota Depok untuk mendapatkan nomer ijin edar. IRTP harus mendaftar dul ke Seksi Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Dinas Kesehatan Kota Depok TANPA, DIPUNGUT BIAYA dan mendapatkan formuli pendaftaran untuk diisi dan dilengkapi persayaratannya. ‘TANYA: Apa saja syarat-syarat untuk mendapatkan SPP-IRT ? JAWAB: 1. Ada penanggung jawab yang memiliki Sertfikat Penyuluhen Keamanan Pangan 2. Hasil Rekomendasi pemeriksaan sarana produksi pangan industri rumah tangaa masuk level I (satu) dan 11 (dua) TANYA; Bagaimana tata cara memperoleh SPP-IRT itu? ? JAWAB: Tata cara untuk memperoleh SPP-IRT yang mengacu pada Peraturan Walikota Kota Depok Nomor 61 Tahun 2012 Pasa 17 sbb Mengisi formulir pendaftaran sebagai peserta penyuluhan Melampirkan foto copy KTP pemilik dan peserta PKP ‘Metampirkan rineian modal usaha -Melampirkan surat rekomendasi dari Puskesmas setempat ‘Melamprikan contoh draf label produk pangan ‘Membawa sampel produk pangan saat penyuluhan Melampirkan denah lokasi usaha Pas foto peserta penyuluhan berwarna ukuran 3-4 sebanyak I(satu)lembar dan 23 sebanyak satu) lembar 9, Melampirkan data peserta penyuluhan keamanan pangan 10. Surat pernyataan kepemilikan jika badan usaha berbentuk PT atau CV (bermaterai 6000 ) 11. Surat pemnyataan penunjukan penanggung jawab dari pemilik sarana IRTP (bermaterai 6000) 12, Stempel fcap perusahaan 13. Foto copy sertiikat produk pangan yang dikemnas kembali 14, Untuk pangan luar negeri yang akan dikemas kembaliharus sudah teregistrasi dan memiliki izin edar dari BPPOM. 15. Pencantuman halal harus melampirkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI dan surat keterangan persetujuan dari BPPOM TANYA: Berapa lama masa berlaku SPP-IRT ? JAWAB: SPP-IRT berlaku S(lima ) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan Bilamana masa berlaku SPP-IRT telah berakhir dilarang untuk diedarkan TANYA: Apakah SPP-IRT bisa dicabut ? JAWAB: SPP-IRT dapat dicabut bilamana terjadi salah satu dari hal-hal berikut ‘© Pemilik dan atau penanggung jawab [RT melakukan pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku ‘+ Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan Pangan mengandung bahan berbahaya © Sarana terbukti tidak sesuai dengan kriteri ‘TANYA: Peraturan-peraturan apakah yang mendasari tentang keamanan pangan? JAWAB, 1. Undang -Undang NO 36 Tahun 2009 Pasal 111 : Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat harus didasarkan pada standar dan/atau persyaratan Kesehatan, Makanan dan ‘minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapatkan izin edar sesuai dengan ketentuan perundang.~ undangan . Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label 2. Pasal 21 : Setiap orang dilarang mengedarkan * Pangan yang mengandung bahan beracun,berbahaya atau dapat men kesehatan atau jiwa manusia ‘¢ Pangan yang mengandung cemaran yang melampaui ambang batas maksimal * Pangan yang mengandung bahan yang dilarang digunakan dalam kegiatan ‘+ Pangan yang mengandung bahan yang kotor.busuk,tengik.terurai atau yang mengandung ‘bahan nabati atau hewani yang berpenyakit atau berasal dari bangkai ‘© Pangan yang sudah kadaliarsa Peraturan Kepala BPOM No.HK.00.06.1.52.6635 tanggal 27 Agustus 2007 tentang larangan pencantuman informasi bebas Bahan Tambahan Pangan pada label dan iklan pangan Informast bebas bahan tambahan pangan meliputi : Pemnyataan dan atau tulisan dengan menggunakan kata “bebas * “tanpa,"tidak mengandung atau kata semakna lainnya an ata membahayakan 4. PP'No 69 Tahun 1999 5. Pasal 53. : Iklan dilarang memuat pernyataan atau keterangan bahwa pangan yang bersangkutan {dapat berfungsi sebagai obat, 6. Pasal 43: Tentang Bahan Tambahan Pangan

You might also like